1.3 Tujuan
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang ada, maka penyusunan
makalah ini bertujuan untuk:
1. Mengetahui morfologi dan anatomi zygomicota
2. Mengetahui metabolisme dari zygomicota
3. Mengetahui pertumbuhan zygomicota
4. Mengetahui reproduksi zygomicota
5. Mengetahui sistematika zygomicota
6. Mengetahui peranan zygomicota dalam fermentasi dan lingkungan
BAB 2 PEMBAHASAN
Gambar
2.3
Proses
Metaboli
sme pada
Zygomy
cota
(Sumber:
Wahyuni
,
2010:78)
2.3 P
ertumbu
han
Zygomy
cota
D
alam
mikrobio
logi
definisi
pertumb
uhan
adalah pertambahan volume sel, karena adanya pertambahan protoplasma dan senyawa
asam nukleat yang melibatkan sintesis DNA, dan pembelahan mitosis. Bila suatu konidia
atau spora fungi ditanam diatas agar cawan petri, setelah beberapa hari baru terlihat
sesuatu pada permukaan agar yang dapat berupa tetesan kental apabila sesuatu tersebut
adalah khamir atau berupa benang-benang bila bentuk tersebut adalah suatu kapang
(Wahyuni, 2010:79).
Zycomycota termasuk dalam jamur berbentuk kapang. Tipe pertumbuhan pada
Zygomycota adalah tipe apical. Pada tipe apical ini terkonsentrasi pada ujung hifa.
Dinding sel dan plasma membrane pada ujung hifa akan mengalami pemanjangan secara
kontinu. Dari suatu konidia akan tumbuh suatu tabung yang semakin lama akan semakin
panjang mirip seuntai benang dan pada suatu waktu benang tersebut mulai bercabang.
Cabang yang timbul selalu tumbuh menjauhi hifa pertama. Miselium yang terbentuk akan
makin banyak dan membentuk suatu koloni (Wahyuni, 2010:79).
Jamur umumnya mengalami empat fase pertumbuhan, yakni:
1. Fase Lag, pada fase ini adalah fase adaptasi jamur.
2. Fase Exponential, pada fase ini adalah fase pertumbuhan jamur
3. Fase Stationary, pada fase ini adalah fase dimana pertumbuhan dan kematian jamur
seimbang
4. Fase Death, pada fase ini adalah fase kematian pada jamur
Stationary Phase
Exponential Death
Phase Phase
Lag Phase
b. Ordo Peronosporales
Spesiae Pythium
Gambar 2. Absidia
b. Ordo Glomales
Hfa Ordo Glomales membentuk kumpulan menyusup diantara sel-sel akar untuk
membentuk struktur hifa yang membengkak pada penghujungnya.
3.1 Kesimpulan
1 Ciri khas fungi Zygomycota adalah menghasilkan zigospora berdinding tebal pada
reproduksi aseksual menghasilkan sporangium yang umumnya besar berbentuk bulat
yang dibentuk pada hifa fertil khusus yang disebut sporangiofor.
2 Metabolisme pada jamur ada 2 jalur, yakni jalur EM (Embden-Meyerhof) dan jalur PP
(Pentosa-Phosphat) yang keduanya mempunyai produk hasil akhir yang sama yaitu
gliseraldehid – 3 – fosfat, tetapi kedua jalur ini digunakan dalam keperluan yang berbeda.
Metabolisme pada zygosaccharomyces sp. terjadi Fermetasi sukrosa oleh khamir
memerlukan kerja enzim invertase (disebut juga sakarase, sukrase, α-D-
fruktofuransidase) untuk menghidrolisis sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa,
selanjutnya hasil hidrolisis tersebut akan di fermentasi menjadi etanol. Ketika maltosa
telah dihidrolisis menjadi glukosa, maka proses fermentasi dapat berlangsung.
3 Pertumbuhan dari Zygomycota adalah dari suatu konidia akan tumbuh suatu tabung yang
semakin lama akan semakin panjang mirip seuntai benang dan pada suatu waktu benang
tersebut mulai bercabang.
4 Reproduki Zygomycota adalah secara seksual dan aseksual. Reproduksi seksual atau
generatif Zygomycota dilakukan dengan cara konjugasi dan reproduksi aseksual atau
vegetatif Zygomycota dilakukan dengan cara fragmentasi hifa dan pembentukan spora
aseksual (sporangiospora).
5 Sitematika Zygomycota terdiri dari 2 kelas, yakni kelas Oomycetes dan kelas
Zygomycetes.
6 Peranan jamur zygomycota yakni, bersimbiosis mutualisme dengan akar tanaman,
sebagai bahan pembuatan tempe, sebagai bahan pembuatan tape, mematangkan buah,
menghasilkan asam laktat, sebagai pengurai kotoran ternak, berasosiasi dengan akar
tumbuhan dan hewan
DAFTAR PUSTAKA
Campbell, Reece, Urry, Cain, Wasserman, Minorsky, Jackson. Biologi Edisi Kedelapan Jilid
2. Translated by Damaring Tyas Wulandari. 2012. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Dwidjoseputro. 1994. Dasar-dasar Mikrobiologi. Jakarta: Djambatan.
Pelczar,M.J dan E.C.S Chan. 1986. Dasar-dasar Mikrobiologi. Jakarta: Universitas Indonesia
Press.
Wahyuni, Dwi. 2010. Mikologi Dasar. Jember: Jember University Press.
Waluyo, Lud. 2007. Mikrobiologi Umum. Malang: Universitas Muhammadiyah Malang.