Anda di halaman 1dari 9

1.

Menjelaskan proses pembentukan saluran pernafasan (dari trachea sampai dengan


alveolus) pada embrio manusia

SISTEM PERNAPASAN

System pernapasan adalah pertumbuhan keluar dari dinding ventral usus depan, dan
epitel laring, trakea, bronkus, dan alveolus berasal dari endoderm. Komponen-komponen
jaringan kartilago, otot, dan ikat berasal dari mesoderm.

Pembentukan tunas paru

Saat mudigah berusia sekitar 4 minggu, terbentuk diverticulum respiratorium (lung bud,
tunas/bakal paru) sebagai suatu benjolan dari dinding ventral usus depan (lihat Gambar 13.1A).
lokasi tunas disepanjang tabung usus (gut tube) ditentukan oleh factor transkripsi TBX4 yang
diekspresikan di endoderm tabung usus di tempat diverticulum respiratorium. TBX4
menginduksi pembentukan tunas serta pertumbuhan dan diferensiasi paru lebih lanjut. Karena
itu, epitel lapisan dalam laring, trakea, dan bronkus, serta paru seluruhnya berasal dari endoderm.
Komponen tulang rawan, otot dan jaringan ikat trakea dan paru berasal dari mesoderm splanknik
yang mengelilingi usus depan.

Pada awalnya tunas paru mempunyai hubungan terbuka dengan usus depan (13.1B).
namun ketika diverticulum membesar kearah kaudal, terbentuk dua hubungan longitudinal,
tracheoesophageal ridge yang memisahkannya dari usus depan (lihat gambar 13.2A). Selanjutnya
saat kedua hubungan tersebut menyatu untuk membentuk septum trakeoesofageale, usus depan
dibagi menjadi bagian dorsal, esophagus, dan bagian ventral, trakea dan tunas paru (gambar
13.2B,C). Primordium respiratorik mempertahankan hubungan terbukanya dengan faring melalui
aditus laringis (gambar 13.2D).
Laring

Lapisan dalam laring berasal dari endoderm, tetapi tulang rawan dan otot berasal dari
mesenkim lengkung faring ke-4 dan ke-6. Sebagai akibatdari proliferasi mesenkim yang
berlangsung cepat, aditus laringis berubah bentuknya dari sebuah celah sagital menjadi lobang
berbentuk T (Gambar 13.3A). selanjutnya, ketika mesenkim kedua lengkung faring tersebut
berubah menjadi kartilago tiroidea, krikoidea, serta aritenoidea, bentuk dewasa aditus laringis
yang khas sudah dapat dikenali (Gambar 13.3B)

Figure 13.3Laryngeal orifice and surrounding swellings at successive stages of development. A. 6 weeks. B. 12 weeks.

Kira-kira pada saat terbentuknya tulang rawan tersebut, epitel laring juga berproliferasi
dengan cepat, sehingga untuk sementara menutup lumen. Selanjutnya, ketika terjadi vakuolisasi
dan rekanalisasi, terbentuklah sepasang resesus lateral yaitu ventrikel laringealis. Resesus
tersebut dibatasi oleh lipatan-lipatan jaringanyang tidak menghilang melainkan berdeferensiasi
menjadi pita suara palsu dan sejati.

Karena susunan otot laring berasal dari mesenkim lengkung faring ke-4 dan ke-6, ke
semua otot laring dipersarafi oleh cabang-cabang saraf otak ke-10, yaitu nervus vagus. Nervus
laringeus superior mempersarafi derivat lengkung faring ke-4, dan nervus rekurens
mempersarafi derivat lengkung faring ke-6.

Trakea, bronki, dan paru-paru

Selama pemisahannya dengan usus depan, tunas paru membentuk trakea dan dua
kantong kelar disebelah lateral yaitu tunas bronkialis (gambar 13.2, B dan C). Pada awal minggu
ke-5, kemudian membentuk tiga cabang sekunder , dan yang sebelah kiri membentuk dua
cabang sekunder (Gambar13.5A), sehingga akan membentuk tiga lobus di sisi kanan dan du
lobus di sisi kiri (gambar13.5, B dan C)

Figure 13.5 Stages in development of the trachea and lungs. A. 5 weeks. B. 6 weeks. C. 8 weeks.

Dengan pertumbuhan selanjutnya ke arah kaudal dan lateral, tunas paru-paru menembus
ke dalam rongga selom (Gambar 13.6) ruang ini agak sempit dan dikenal sebagai kanalis
perikardioperitonealis. Saluran ini ditemukan di sisi kanan dan kiri usus depan (Gambar 11-4 A
dan 13.5), dan berangsur angsurdipenuhi oleh tunas paru yang terus berkembang. Akhirnya,
kanalis perikardioperitonealis terpisah dari rongga peritoneum dan rongga prikardium masing-
masingoleh lipatan pleuroperitoneal dan lipatan pleuroperikardial, yang masih tersisa adalah
rongga pleura primitif (lihat Gambar 11-5). Mesoderm, yang meliputi sisi luar paru, berkembang
menjadi pleura viseralis. Lapisan mesoderm somatik, yang melapisi dinding tubuh dari sebelah
dalam, menjadi pleura parietalis ( Gambar 13.6A). Ruang di antara di antar pleura parietalis dan
viseralis adalah rongga pleura (Gambar 13.7)
Figure 13.7 Once the pericardioperitoneal canals separate from the pericardial and peritoneal cavities, respectively, the
lungs expand in the pleural cavities. Note the visceral and parietal pleura and definitive pleural cavity. The visceral pleura
extends between the lobes of the lungs.

Pada perkembangan selanjutya, bronkus sekunder terus-menerus bercabang secara


diotomi, dengsn membentuk 10 bronkus tersier (segmental) di paru kanan dan 8 di paru kiri,
sehingga menciptakan segmen-segmen bronkopulmoner paru dewasa. Pada akhir bulan ke-6,
telah terbentuk kurang lebih 17 generasi anak cabang. Akan tetapi, sebelum percabangan
bronkus tersebut mencapai bentuk akhirnya akan terbentuk 6 anak cabang tambahan pada
kehidupan pascalahir. Sementara semua anak cabang baru ini terbentuk cabang-cabang bronkus
berkembang , paru-paru bergeser kedudukannya lebih ke kaudal, sehingga pada saat lahiir ,
biforkasio traka terletak berhadapan dengan vertebra torakalis ke-4

Pematangan paru

Sampai bulan ketujuh prenatal, bronkiolus terus bercabang-cabang menjadi saluran yang
semakin banyak dan semakin kecil (periode kanalikular) (lihat gambar 13.8A), dan jumlah
pembuluh darah terus meningkat. Pernapasan sudah dapat berlangsung ketika sebagian dari sel
bronkiolus respiratorius yang berbentuk kuboid berubah menjadi sel gepeng tipis (gambar
13.8B). sel-sel ini menempel erat dengan sejumlah besar kapiler darah dan limfe, dan ruang
disekitarnya sekarang dikenal sebagai sakus terminalis atau alveolus primitive. Selama bulan
ketujuh, jumlah kapiler sudah memadai untuk menjamin pertukaran gas yang adekuat, dan bayi
premature sudah dapat bertahan hidup. Selama 2 bulan terakhir kehidupan prenatal dan selama
beberapa tahun selanjutnya, jumlah sakus terminalis terus meningkat. Selain itu, sel-sel yang
melapisi sakus yang dikenal sebagai sel epitel alveolus tipe I, menjadi lebih tipis sehingga
kapiler disekitarnya menonjol ke dalam sakulus alveolaris (lihat gambar 13.9). Hubungan erat
antara sel epitel dan endotel ini membentuk sawar darah-udara. Alveolus matur belum ada
sebelum lahir. Selain sel endotel dan sel epitel gepeng alveolus, pada akhir bulan keenam
terbentuk jenis sel lain. Sel ini, sel epitel alveolus tipe II menghasilkan surfaktan, suatu cairan
kaya-fosfolipid yang dapat menurunkan tegangan permukaan di pertemuan udara-alveolus.
Figure 13.9 Lung tissue in a newborn. Note the thin
squamous epithelial cells (also known as alveolar epithelial
cells, type I) and surrounding capillaries protruding
into mature alveoli.

Sebelum lahir, paru dipenuhi oleh cairan yang banyak mengandung klorida, sedikit
protein, sebagian mucus dari kelenjar bronkus, dan surfaktan dari sel epitel alveolus (tipe II).
Jumlah surfaktan dalam cairan meningkat, terutama selama 2 minggu terakhir sebelum lahir.

Gerakan bernapas janin dimulai sebelum lahir dan menyebabkan aspirasi cairan amnion.
Gerakan ini penting untuk merangsang perkembangan paru dan mengondisikan otot pernapasan.
Ketika pernapasan mulai saat lahir, sebagian besar cairan paru cepat diserap oleh kapiler darah
dan limfe, dan sejumlah kecil mungkin dikeluarkan melalui trakea dan bronkus selama proses
kelahiran. Ketika cairan diserap dari sakulus alveolaris, surfaktan tetap mengendap sebagai
lapisan fosfolipid tipis di membrane sel alveolus. Saat udara masuk ke alveolus ketika bayi
pertama kali bernapas, lapisan surfaktan mencegah terbentukya pertemuan udara-air (darah)
yang memiliki tegangan permukaan tinggi. Tanpa lapisan surfaktan yang mengandung lemak in,
alveolus akan kolaps sewaktu ekspirasi (atelectasis).

Gerakan bernapas setelah lahir membawa udara masuk ke dalam paru yang
mengembangkan dan mengisi rongga pleura. Meskipun ukuran alveolus agak bertambah,
pertumbuhan paru setelah lahir terutama disebabkan oleh meningkatnya jumlah bronkiolus
respiratorius dan alveolus. Diperkirakan bahwa saat lahir terdapat hanya seperenam dari jumlah
alveolus dewasa. Alveolus sisanya terbentuk selama 10 tahun pertama kehidupan pascanatal
melalui pembentukan alveolus primitive baru yang berlangsung terus menerus.

2. Menjelaskan mengapa bayi yang lahir prematur seringkali mengalami gangguan nafas
jika tidak ditangani dengan baik

Gangguan Pernapasan pada Bayi Prematur

Masalah pernafasan umum ditemukan pada bayi yang terlahir prematur karena paru-paru
mereka tidak memiliki cukup waktu untuk berkembang secara sempurna di dalam rahim. Karena
alasan ini, banyak ibu diberi steroid jika mereka menjalani kelahiran yang belum pada waktunya
untuk membantu melindungi paru-paru bayi.

Setelah dilahirkan, bayi prematur memperoleh perawatan lain yang dinamakan surfactant
yang merupakan substansi yang memang dihasilkan oleh paru-paru serta dapat memudahkan
proses pernafasan. Bayi terlahir prematur tidak selalu terlahir dengan cukup surfactant. Oleh
karena itu, surfactant dimasukkan secara perlahan melalui trakea dan menuju paru-paru.

Pada dasarnya, terdapat paling tidak 3 masalah paru-paru yang memang biasa ditemukan
pada bayi terlahir prematur. Pertama adalah Respiratory distress syndrome (RDS) atau Sindrom
gawat nafas pada neonatus. RDS merupakan kondisi yang sangat mengkawatirkan di mana paru-
paru bayi tidak dapat menyerap cukup oksigen. Surfactant dapat membantu mencegah terjadinya
RDS pada kebanyakan kasus tetapi bayi yang memang terlahir dengan RDS sepertinya akan
memerlukan mesin untuk membantu pernafasan mereka untuk sementara waktu.

Masalah paru-paru pada bayi prematur adalah Apnoea of prematurity yang terjadi ketika
pernafasan bayi sama sekali tidak teratur. Apnoea dapat terdeteksi oleh monitor dan dapat
disembuhkan dengan obat-obatan seperti kafein atau dengan bantuan mesin pernafasan
sementara.

Yang terakhir adalah Chronic lung disease (CLD) yang terjadi ketika bayi terlahir sangat
awal atau ketika paru-paru mereka menjadi kaku karena ventilator. Bayi dengan kondisi ini akan
memerlukan oksigen bahkan ketika mereka sudah di rumah dan harus dihindarkan dari infeksi
paru-paru.
3. Kelainan Bawaan pada Saluran Pernafasan

Stenosis Katup Pulmoner

Stenosis katup pulmoner adalah suatu penyempitan atau penyumbatan pada katup
pulmoner. Katup pulmoner adalah katup pada ventrikel kanan jantung, yang akan membuka
untuk mengalirkan darah ke paru-paru.

PENYEBAB

Stenos pulmoner seringkali disebabkan oleh adanya gangguan pembentukan selama


perkembangan janin yang penyebabnya tidak diketahui. Penyempitan bisa terjadi pada katup
pulmoner maupun di bawah katup pulmoner (pada arteri pulmonalis). Kelainan ini bisa berdiri
sendiri atau bersamaan dengan kelainan jantung lainnya, sifatnya bisa ringan maupun berat.
Ditemukan pada 1 diantara 8000 bayi.

GEJALA

Jika terjadi penyumbatan yang lebih berat, maka darah yang mengalir ke paru-paru sangat
sedikit. Tekanan di ventrikel dan atrium kanan meningkat, sehingga mendorong darah yang
kekurangan oksigen (yang berwarna biru) menembus ke dinding diantara atrium kiri dan kanan,
lalu masuk ke dalam ventrikel kiri dan dipompa ke dalam aorta untuk dialirkan ke seluruh tubuh.
Akibatnya bayi tampak biru (keadaan ini disebut sianosis). Selain itu juga berat badan tidak
bertambah dan anak gagal berkembang.

DIAGNOSA

Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik. Pada pemeriksaan
dengan stetoskop akan terdengar murmur (bunyi jantung abnormal yang terjadi karena darah
menyembur melewati saluran yang sempit). Pemeriksaan yang biasa dilakukan: yaitu dengan
rontgen dada, EKG, Ekokardiogram, Kateterisasi jantung, dan USG Doppler.

PENGOBATAN

Jika penyakitnya sedang sampai berat, katup bisa dibuka dengan cara memasukkan
sebuah selang plastik yang pada ujungnya terpasang balon melalui sebuah vena (pembuluh balik)
di tungkai. Jika terjadi sianosis, maka sebelum dilakukan pembedahan diberikan obat
prostaglandin (misalnya alprostadil) agar duktus arteriosus tetap terbuka. Pembedahan yang
dilakukan bisa berupa membuat hubungan antara aorta dan arteri pulmonalis atau membuka
katup pulmoner maupun keduanya. Pembedahan ini memungkinkan darah untuk tidak melewati
katup yang menyempit dan mengalir ke dalam paru-paru agar kaya akan oksigen. Pembedahan
biasanya dilakukan pada usia pra-sekolah. Jika terdapat kelainan bentuk katup, maka dilakukan
pembedahan untuk kembali membentuk katup pulmoner.

Fibrosis Kistik

Fibrosis kistik adalah suatu penyakit keturunan yang menyebabkan kelenjar tertentu
mengahasilkan sekret abnormal, sehingga timbul beberapa gejala yang terpenting adalah yang
mempengaruhi saluran pencernaan dan paru-paru. Penyakit ini disebabkan oleh kedua gen-gen
abnormal yang menyebabkan terjadinya gangguan dalam pemindahan klorida dan natrium,
sehingga terjadi dehidrasi dan pengentalan sekresi. Kelenjar penghasil lendir di dalam saluran
udara paru-paru menghasilkan lendir yang kental sehingga mudah terjadi infeksi paru-paru
menahun.

GEJALA

Pada saat lahir, fungsi paru-paru penderita masih normal, gangguan pernafasan baru
terjadi beberapa waktu kemudian. Lendir yang kental pada akhirnya menyumbat saluran udara
kecil, yang kemudian mengalami peradangan. Lama-lama dinding bronkial mengalami
penebalan, sehingga saluran udara terisi dengan lendir yang terinfeksi dan daerah paru-paru
mengkerut (keadaan ini disebut atelektasis) disertai pembesaran kelenjar getah bening.
PENGOBATAN

Pengobatan terhadap kelainan paru-paru dipusatkan untuk mencegah penyumbatan


saluran udara dan mengendalikan infeksi. Penderita harus menjalani imunisasi lengkap dan
vaksin influenza, karena infeksi virus dapat memperberat kerusakan paru-paru. Seringkali
diberikan obat yang membantu mencegah penyempitan saluran udara (bronkodilator). Oksigen
diberikan kepada penderita yang kadar oksigennya rendah dan memiliki kelainan paru-paru yang
berat. Obat semprot yang membantu mengencerkan lendir (mukolitik, contohnya rekombinan
DNase manusia), banyak digunakan karena penderita menjadi lebih mudah mengeluarkan
dahaknya dan bisa membantu memperbaiki fungsi paru-paru. Obat ini jug mengurangi
kemungkinan terjadinya infeksi paru-paru yang serius.

Anda mungkin juga menyukai