1 Pernapasan
Selama dalam kandungan, janin mendapatkan oksigen dari pertukaran gas melalui plasenta. Setelah pelepasan plasenta
yang tiba-tiba pada saat kelahiran, adaptasi yang sangat cepat terjadi untuk memastikan kelangsungan hidup. Bayi harus
bernapas dengan mennggunakan paru-paru.
Organ yang bertanggung jawab untuk oksigenasi janin sebelum bayi lahir adalah plasenta janin mengembangkan otot-
ototyang diperlukan untuk bernafas dan menunjukkan gerakan bernafas sepanjang TM II dan TM III cairan yang mengisi
mulut dan trachea keluar sebagian dan udara mulai mengisi saluran trachea. Pernafasan pertama pada bayi baru lahir
normal terjadi dalam waktu 30 Menit pertama sesudah bayi lahir. Usaha bayi pertama kali untuk mempertahankan
tekanan alveoli, selain adanya surfaktan yang dengan menarik nafas dan mengeluarkan nafas dengan merintih sehingga
udara tertahan di dalam. Respirasi pada neonatus biasanya pernafasan dengan diafragmatik dan abdominal, sedangkan
frekuensi dan dalamnya belum teratur.Apabila surfaktan berkurang maka alveoli akan kolaps dan paru-paru kaku
sehingga terjadi atelektasis. Dalamkeadaan anoksia neonatus masih dapat mempertahankan hidupnya karena adanya
kelanjutan metabolisme anaerob.
Pernapasan pertama pada bayi normal terjadi dalam waktu 10 detik pertama sesudah lahir. Rangsangan gerakan
pernapasan pertama terjadi karena beberapa faktor, yaitu :
a. Stimulasi mekanik, yaitu karena tekanan mekanik dari toraks pada saat melewati jalan lahir. Tekanan ini
menyebabkan cairan di dalam paru-paru ( pada bayi normal jumlahnya 80-100 ml) berkurang sebanyak 1/3-nya dan
cairan tersebut diganti dengan udara.
b. Stimulasi kimiawi, yaitu penurunan PaO 2 ( dari 80 ke 15 mmHg) dan kenaikana PaCO 2 ( dari 40 ke 70 mmHg),
serta penurunan pH merangsang kemoreseptor yang terletak di sinus karotikus.
c. Stimulasi sensorik, yaitu adanya rangsangan suhu dingin mendadak pada bayi saat meninggalkan suasana hangat
di uterus dan memasuki udara luar yang relatif lebih dingin. Perubahan suhu yang mendadak ini merangsang implus
sensorik di kulit yang kemudian disalurkan ke pusat respirasi.
d. Refleksi deflasi hering breur
Upaya pernapasan pertama seorang bayi berfungsi untuk :
1. Mengeluarkan cairan dalam paru-paru
2. Mengembangkan alveolus paru-paru untuk pertama kali.
Sebelum lahir paru-paru janin penuuh dengan cairan yang diekskresikan oleh paru-paru itu sendiri. Ketika dilahirkan,
cairan ini meninggalkan paru-paru baik karena dipompa menuju jalan napas dan keluar dari mulut dan hidung, maupun
karena bergerak melintas dinding alveolar menuju pembuluh limfe paru dan menuju duktus torasikus.
Pernapasan pada bayi baru lahir biasanya adalah pernapasan diafragmatik dan abdominal. Sementara itu, frekuensi dan
dalamnya pernapasan belum teratur, umumnya antara 30-60kali/menit dengan periode singkat apnea (kurang dari 15
detik). Apnea ini paling sering terjadi ketika tidur dan durasinya berkurang seiring bertambahnya usia. Periode apnea
yang lebih dari 20 detik perlu diwaspadai.
Proses Pernafasan Pertama
Nafas aktif pertama merangkai peristiwa-peristiwa tanpa gangguan yang membantu sirkulasi perubahan janin menjadi
sirkulasi dewasa, mengosongkan paru dan caira menetapkan volume paru neonatus dan karakteristik fungsi paru pada
bayi baru lahir, dan mengurangi tekanan arteri pulmonalis. Ketika kepala dilahirkan, lendir keluar dari hidung dan mulut,
banyak bayi baru lahir mega-megap dan bahkan menangis saat itu, oleh karena itu pengisapan mulut dan hidung dengan
sebuah suction dari karet tidak diperlukan. Alat penghisap baru digunakan apabila usaha nafas bayi baru lahir ber kurang
atau ketika mekonium perlu dibersihkan dari jalan nafas. Stimulasi fisik yang perlu dilakukan untuk membantu proses
pernafasan awal adalah dengan melakukan rangsangan taktil, seperti mengusap punggung bayi, mengeringkan badan bayi
dan menjentikkan dengan lembut telapak kaki bayi. Jangan lakukan stimulasi fisik yang berlebihan pada bayi baru lahir.
Masa yang paling kritis neonatus adalah ketika harus mengatasi resistensi paru pada saat pernapasan janin atau bayi
pertama. Pada saat persalinan kepala bayi menyebabkan badan khususnya toraks berada di jalan lahir sehingga terjadi
kompresi dan cairan yang terdapat dalam percabangan trakheobronkial keluar sebanyak 10-28 cc. Setelah torak lahir
terjadi mekanisme balik yang menyebabkan terjadinya beberapa hal sebagai berikut yaitu: · Inspirasi pasif paru karena
bebasnya toraks dari jalan lahir · Perluasan permukaan paru yang mengakibatkan perubahan penting: pembuluh darah
kapiler paru makin terbuka untuk persiapan pertukaran oksigen dan karbondioksida, surfaktan menyebar sehingga
memudahkan untuk menggelembungnya alveoli, resistensi pembuluh darah paru makin menurun sehingga dapat
meningkatkan aliran darah menuju paru, pelebaran toraks secara pasif yang cukup tinggi untuk menggelembungkan
seluruh alveoli yang memerlukan tekanan sekitar 25 mm air. · Saat toraks bebas dan terjadi inspirasi pasif selanjutnya
terjadi dengan ekspirasi yang berlangsung lebih panjang untuk meningkatkan pengeluaran lendir.
Diketahui pula bahwa intrauteri, alveoli terbuka dan diisi oleh cairan yang akan dikeluarkan saat toraks masuk jalan lahir.
Sekalipun ekspirasi lebih panjang dari inspirasi, tidak selurh cairan dapat keluar dari dalam paru. Cairan lendir dikeluarka
dengan mekanisme berikut yaitu perasan dinding toraks, sekresi menurun, dan resorbsi oleh jaringan paru melalui
pembuluh limfe (Manuaba, 2007)
1.1.2 Kardiovaskuler
Sistem Kardiovaskuler
Sistem kardiovaskuler ialah sistem organ pertama yang berfungsi dalam perkembangan manusia.Pembentukan pembuluh
darah dan sel darah dimulai pada minggu ketiga dan bertujuan menyuplai oksigen dan nutrien dari ibu kepada
embrio.Pada akhir minggu ketiga, tabung jantung mulai berdenyut.Selama minggu keempat dan kelima, jantung
berkembang menjadi organ empat serambi. Dan pada tahap akhir masa embrio, perkembangan jantung lengkap. 1
Sirkulasi Darah Janin
Sirkulasi darah janin selama dalam kandungan tidak sama dengan sirkulasi darah setelah lahir atau pada orang
dewasa, karena paru janin belum berkembang sehingga oksigen diambil melalui perantaraan plasenta. Plasenta
merupakan jaringan dinding rahim dengan jonjot-jonjot yang mengandung banyak pembuluh darah, merupakan tempat
pertukaran zat dimana zat yang diperlukan diambil dari darah ibu dan yang tidak berguna dikeluarkan.Plasenta terbentuk
pada minggu ke 8 kehamilan dan merupakan bagian konsepsi yang menempel pada endometrium uterus serta terikat kuat
sampai bayi lahir. Fungsi plasenta antara lain: menyediakan makanan untuk janin yang diambil dari darah ibu, bekerja
sebagai paru janin dengan menyediakan oksigen darah janin, menyingkirkan sisa pembakaran dari janin serta sebagai
penghalang mikroorganisme penyebab penyakit yang akan masuk ke dalam tubuh janin. 2,6
Sistem sirkulasi darah janin meliputi vena umbilikalis, duktus venosus arantii, foramen ovale, duktus arteriosus botalli,
dan arteri umbilikalis.Vena umbilikalis yaitu pembuluh darah yang membawa darah dari plasenta ke peredaran darah
janin, darah yang dibawanya banyak mengandung nutrisi dan oksigen.Duktus venosus arantii, pembuluh darah yang
menghubungkan vena umbilikalis dengan vena cava inferior. Foramen ovale yaitu suatu lubang antara atrium kanan dan
kiri, lubang ini akan tertutup setelah janin lahir. Duktus arteriosus botalli yaitu pembuluh darah yang menghubungkan
arteri pulmonalis dengan aorta.Sedangkan arteri umbilikalis yaitu pembuluh darah yang membawa darah janin ke
plasenta. Kedua arteri dan vena umbilikalis terbungkus dalam suatu saluran yang disebut duktus umbilikalis (tali pusat). 6
Perjalanan sirkulasi janin bersifat pararel yang artinya sirkulasi paru dan sirkulasi sistemik berjalan sendiri-sendiri dan
antara keduanya dihubungkan oleh pirau intrakardiak dan ekstrakardiak.Untuk memenuhi kebutuhan respirasi, nutrisi,
dan ekskresi, janin memerlukan sirkulasi yang berbeda dengan sirkulasi ekstrauterin. Kondisi ini berbeda dengan sirkulasi
bayi, dimana sirkulasi paru dan sirkulasi sistemik berjalan secara seri. 5,6
Pada janin sirkulasi darah dengan oksigen relatif yang cukup (pO2=30 mmHg) mengalir dari plasenta melalui vena
umbilikalis (Gambar 2). Separuh jumlah darah ini mengalir ke hati, dan melalui vena hepatika ke vena cava inferior,
sedangkan sisanya melalui ductus venosus langsung (memintas hati) ke vena cava inferior, yang juga menerima darah
dari tubuh bagian bawah. Sebagian besar darah dari vena cava inferior mengalir ke dalam atrium kiri melalui formen
ovale, selanjutnya ke ventrikel kiri yang kemudian dipompa memasuki aorta asendens dan sirkulasi koroner. Dengan
demikian sirkulasi otak dan sirkulasi koroner mendapat darah dengan pO2 yang cukup. 6
Sebagian kecil darah dari vena cava inferior memasuki ventrikel kanan melalui katup trikuspid. Darah yang kembali dari
leher dan kepala janin mengandung O2 sangat rendah (pO2 = 10 mmHg) memasuki atrium kanan melalui vena cava
superior, dan bergabung dengan darah dari sinus koronarius menuju ventrikel kanan, selanjutnya ke arteri pulmonalis.
Pada janin hanya 15% darah dari ventrikel kanan yang memasuki paru, selebihnya melewati duktus arteriosus menuju
aorta desendens, bercampur dengan darah dari aorta asendens. Darah dengan kandungan oksigen yang rendah ini akan
mengalir ke organ-organ tubuh sesuai dengan tahanan vaskuler masing-masing, dan juga ke plasenta melalui arteri
umbilikalis yang keluar dari arteri iliaka interna. 6
Dari gambaran sirkulasi tersebut, aorta asendens menerima darah yang jauh lebih sedikit daripada aorta desendens yang
selain menerima darah dari aorta asendens juga dari duktus arteriosus.Kondisi ini membuat istmus aorta janin sempit dan
melebar setelah lahir ketika duktus menutup. Diameter duktus arteriosus pada janin sama dengan diameter aorta dan
tekanan arteri pulmonalis juga sama dengan tekanan aorta. Tahanan vaskuler pulmoner masih tinggi oleh karena
konstruksi otot arteri pulmonalis.Dimensi aorta dan arteri pulmonalis dipengaruhi oleh aliran darah ke kedua pembuluh
ini. Pada kelainan dengan hambatan aliran ke arteri pulmonalis, seluruh curah jantung akan menuju aorta asendens hingga
penyempitan istmus tidak terjadi. Sebaliknya, apabila aliran ke aorta asendens terhambat, misalnya pada stenosis aorta,
maka arteri pulmonalis berdilatasi dan terjadi hipoplasia aorta asendens serta istmus aorta. 6,7
Perubahan dan Adaptasi Sistem Kardiovaskuler Bayi Baru Lahir
Perubahan yang paling penting dalam sirkulasi setelah bayi lahir adalah karena penghentian mendadak aliran
darah dari plasenta dan dimulainya pernapasan melalui paru, sehingga pengambilan oksigen terjadi di sistem pembuluh
darah paru. Perubahan yang terjadi adalah: penurunan tahanan vaskuler pulmonal, peningkatan tahanan vaskuler sistemik,
penutupan foramen ovale, penutupan duktus arteriosus, duktus venosus, vena umbilikalis dan arteri umbilikalis. 6,7
1. Penurunan tahanan vaskuler paru dan peningkatan tahanan sistemik
Penurunan tahanan vaskuler paru terjadi akibat ekspansi mekanik paru, peningkatan saturasi oksigen arteri pulmonalis
dan PO2 alveolar ketika bayi menangis untuk pertama kalinya.Penurunan tahanan arteri pulmonalis, menyebabkan aliran
darah pulmonal meningkat sehingga paru dapat berkembang.Penurunan tahanan arteri pulmonalis dipengaruhi oleh
perubahan pada dinding arteriol paru. Lapisan medial arteri pulmonalis perifer berangsur-angsur menipis, dan pada usia
10-14 hari tahanan arteri pulmonalis sudah seperti kondisi orang dewasa. Sedangkan tekanan darah sistemik tidak segera
meningkat dengan pernapasan pertama, biasanya terjadi secara berangsur-angsur, bahkan mungkin tekanan darah turun
lebih dulu dalam 24 jam pertama.5,6
2. Penutupan foramen ovale
Setelah plasenta terlepas dari sirkulasi, aliran darah melalui vena cava inferior yang menuju ke kedua atrium
menurun.Ketika pernapasan dimulai, aliran darah ke atrium kiri yang melalui jaringan pulmonal meningkat.Perubahan
pola aliran yang menuju ke jantung ini mengubah hubungan antara tekanan atrium kiri dan kanan.Tekanan atrium kiri,
yang pada janin dalam kandungan lebih rendah daripada atrium kanan, kini menjadi lebih tinggi, sehingga menyebabkan
katup foramen ovale menutup. Walaupun penutupan fungsional foramen ovale terjadi pada kebanyakan bayi, penutupan
secara anatomis tidak selalu sempurna, dan foramen tersebut dapat tetap ada untuk beberapa tahun, kadang-kadang
sampai dewasa.6
3. Penutupan Duktus Arteriosus
Duktus arteriosus menutup secara fungsional pada 10-15 jam setelah lahir. Penutupan permanen terjadi pada usia 2-3
minggu. Duktus arteriosus janin mengandung otot polos medialis yang dipertahankan dalam keadaan relaksasi oleh kerja
prostaglandin E2 sirkulasi.Setelah persalinan, plasenta yang merupakan sumber PGE2 diangkat dan terjadi peningkatan
aliran darah pulmonal yang meningkatkan metabolisme seluruh PGE sirkulasi.Sebagai akibatnya, konsentrasi PGE2
dalam serum menurun dan tidak ada yang menghalangi konstriksi duktus arteriosus.Di samping itu, peningkatan tekanan
oksigen arteri (PaO2) dan peningkatan substansi vasoaktif seperti bradikinin, katekolamin dan histamin juga
menyebabkan konstriksi dari otot polos dari dinding pembuluh darah duktus arteriosus.Oksigen yang mencapai paru pada
waktu pernapasan pertama merangsang pelepasan bradikinin.Bradikinin mempunyai efek kontraktil terhadap otot polos.
Aksi ini tergantung dari kadar oksigen yang tinggi dalam darah arteri setelah terjadinya pernafasan pertama. Ketika PO2
dalam darah diatas 50 mmHg, dinding duktus arteriosus akan mengalami konstriksi. Pada keadaan hipoksia seperti
sindrom gangguan pernafasan dan prematuritas, duktus arteriosus dapat tetap terbuka atau disebut Duktus Arteriosus
Persisten.5,6
4. Penutupan duktus venosus, vena dan arteri umbilikalis.
Terputusnya hubungan peredaran darah ibu dan janin akibat dipotong dan diikatnya tali pusat, arteri umbilikalis dan
duktus venosus akan mengalami obliterasi, dengan demikian kebutuhan oksigen dan nutrisi tidak tergantung lagi dari ibu.
Melainkan oksigen akan dipenuhi oleh udara yang dihisap paru, dan nutrisi akan diperoleh dari makanan yang dicerna
oleh sistem pencernaan bayi itu sendiri.6
Perbedaan Sistem Kardiovaskuler Janin Dengan Bayi Baru Lahir
Selama dalam uterus, janin mendapat oksigen dari pertukaran gas melalui plasenta kemudian setelah lahir melalui
paru.Janin cukup bulan mengalami penurunan cairan paru pada hari-hari sebelum persalinan.Janin dalam rahim
sebenarnya sudah mampu bernapas dalam rahim.Namun air ketuban tidak masuk ke dalam alveoli paru. Pusat pernapasan
ini dipengaruhi oleh kadar O2 dan CO2 di dalam tubuh janin. 3
Paru janin mulai berkembang pada saat berusia sekitar enam minggu di perut ibu dan akan ketika berusia sekitar delapan
bulan. Selama bulan-bulan terakhir kehamilan, tubuh menghasilkan sejenis zat minyak yang akan melindungi paru janin
agar tak terisi cairan. Paru manusia tercipta khusus untuk menampung udara, tidak yang lain. 3,4 Meskipun paru bayi baru
berfungsi sesaat setelah lahir, paru sudah mulai menunjukkan aktivitasnya sejak masih dalam uterus. Tali pusar yang
menempel pada ibu terdiri atas dua pembuluh nadi dan sebuah pembuluh vena: vena mengangkut oksigen dan nutrisi
yang dibutuhkan untuk perkembangan janin sedangkan nadi mengangkut karbondioksida dan sisa-sisa nutrisi yang harus
dibuang kembali kepada ibu. Pertukaran antara oksigen dengan karbondioksida inilah yang disebut bernapas. 3,6
Ketika tali pusar dipotong saat kelahiran, bayi yang baru lahir harus belajar untuk hidup tanpa bantuan ibunya.Hanya
dalam beberapa detik paru mulai terbuka, darah mulai mengalir, dan paru bayi mulai berfungsi sebagaimana mestinya.
Sirkulasi darah janin dalam rahim tidak sama dengan sirkulasi darah pada bayi dan anak. Dalam rahim, paru tidak
berfungsi sebagai alat pernapasan, pertukaran gas dilakukan oleh plasenta. Pembentukan pembuluh darah dan sel darah
dimulai minggu ke tiga dan bertujuan memenuhi kebutuhan embrio dengan oksigen dan nutrisi dari ibu. 4,5,6
1. Terdapat perbedaan antara sirkulasi janin dan setelah lahir, sebagai berikut: 6,7 Pada janin terdapat pirau
intrakardiak (foramen ovale) dan pirau ekstrakardiak (duktus arteriosus Botalli, duktus venosus Arantii) yang efektif.
Arah pirau adalah dari atrium kanan ke atrium kiri melalui foramen ovale, dan dari arteri pulmonalis menuju ke aorta
melalui duktus arteriosus. Pada sirkulasi setelah lahir pirau intrakardiak maupun intrakardiak ini tidak ada.
2. Pada janin, ventrikel kiri dan kanan bekerja serentak, sedangkan pada keadaan setelah lahir ventrikel kiri
berkontraksi sedikit lebih awal dari ventrikel kanan.
3. Pada janin ventrikel kanan memompa darah ke sistemik yang tahanannya tinggi, sedangkan ventrikel kiri
melawan tahanan yang rendah yaitu plasenta. Pada keadaan setelah lahir, ventrikel kanan akan memompa darah ke paru
yang tahannnya jauh lebih rendah daripada tahanan sistemik yang dibawa oleh ventrikel kiri.
4. Pada janin darah yang dipompa oleh ventrikel kanan sebagian besar menuju aorta melalui duktus arteriosus, dan
hanya sebagian kecil yang menuju ke paru. Pada keadaan setelah lahir darah dari ventrikel kanan seluruhnya ke paru.
5. Pada saat janin, paru memperoleh oksigen dari darah yang mengambilnya dari plasenta, setelah janin lahir paru
memberi oksigen pada darah.
6. Pada janin, plasenta merupakan tempat terutama untuk pertukaran gas, makanan, dan ekskresi. Pada keadaan
setelah lahir organ-organ lain mengambil alih berbagai fungsi tersebut.
7. Pada janin, adanya plasenta menjamin adanya pertukaran gas bertahanan rendah. Sedangkan pada keadaan setelah
lahir hal ini tidak ada.
i. Thermoregulasi
Pengertian Thermoregulasi
Termoregulasi adalah kemampuan atau adaptasi tubuh bayi baru lahir untuk menjaga keseimbangan antara pembentukan
panas dan kehilangan panas agar dapat mempertahankan suhu tubuhnya di dalam batas normal.
Faktor-faktor yang berhubungan dengan Thermoregulasi
a) Berhubungan dengan fluktuasi suhu lingkungan
b) Berhubungan dengan benda-benda yang basah dan dingin (pakaian, tempat tidur)
c) Berhubungan dengan permukaan tubuh yang basah
d) Berhubungan dengan pakaian yang tidak sesuai dengan cuaca
Mekanisme Hilangnya panas
Cara Hilangnya panas pada bayi baru lahir :
a) Radiasi
Radiasi yaitu transfer panas dari bayi kepermukaan yang lebih dingin dan obyek yang tidak berhubungan langsung
dengan bayi.Hal tersebut dapat diartikan panas tubuh bayi memancar ke lingkungan sekitar bayi yang lebih dingin.
Contoh : a) Udara dingin pada dinding luar dan jendela
b) Penyekat tempat tidur bayi yang dingin
b) Evaporasi
Evaporasi yaitu hilangnya panas ketika air dari kulit bayi menguap.Kondisi tersebut disebabkan karena adanya cairan
ketuban yang membasahi kulit bayi menguap.
Contoh : a) Bayi lahir tidak langsung dikeringkan dari cairan ketuban
b) Selimut atau popok basah bersentuhan dengan kulit bayi
c) Konduksi
Konduksi yaitu transfer panas yang terjadi ketika bayi kontak langsung dengan permukaan obyek yang lebih dingin.
Pernyataan tersebut dapat dijelaskan bahwa pindahnya panas tubuh bayi karena kulit bayi langsung kontak dengan
permukaan yang lebih dingin.
Contoh: a) Tangan perawat yang dingin
b) Tempat tidur,selimut,stetoskop yang dingin
d) Konveksi
Konveksi yaitu hilangnya panas pada bayi yang terjadi karena aliran udara yang dingin menyentuk kulit bayi. Hal tersebut
terjadi karena aliran udara sekeliling bayi yang dingin.
Contoh: a) Bayi diletakkan didekat pintu atau jendela yang terbuka
b) Aliran udara dari pipa AC
Pengaturan Temperatur pada neonatus
Temperatur lingkungan yang direkomendasikan untuk neonatus adalah 27’ C. Paparan dibawah suhu ini akan
mengandung resiko diantaranya cadangan energi protein akan berkurang, adanya pengeluaran katekolamin yang dapat
menyebabkan terjadinya kenaikan tahanan vaskuler paru dan perifer,lebih jauh lagi dapat meyebabkan lethargi,shunting
kanan ke kiri,hipoksia dan asidosis metabolic.
Untuk mencegah hipotermia bisa ditempuh dengan memantau suhu tubuh,mengusahakan suhu kamar optimal atau
pemakaian selimut hangat dan incubator.
Mekanisme pengaturan temperatur tubuh pada bayi baru lahir belum berfungsi sempurna, untuk itu diperlukan
pencegahan kehilangan panas pada tubuh bayi karena bayi dapat mengalami hipotermi. Bayi dengan hipotermia sangat
beresiko tinggi mengalam kesakitan berat bahkan kematian. Hipotermia mudah terjadi pada bayi yang tubuhnya dalam
keadaan basah atau tidak segera dikeringkan dan diselimuti walaupun didalam ruuangan yang relative hangat. Cegah
kehilangan panas pada bayi dengan upaya antara lain :
a) Segera setelah lahir, keringkan permukaan tubuh sebagai upaya untuk mencegah kehilangan panas akibat evaporasi
cairan ketuban pada permukaan tubuh bayi.Hal ini juga merupakan rangsangan taktil untuk membantu bayi memulai
pernafasan
b) Selimuti bayi dengan seimut atau kain bersih,kering dan hangat.
c) Segera setelah tubuh bayi dikeringkan dan tali pusat dipotong, ganti handuk dan kain yang telah dipakai kemudian
selimuti bayi dengan selimut dan kain hangat,kering dan bersih. Kain basah yang diletakkan dekat tubuh bayi akan
menyebabkan bayi tersebut mengalami kehilangan panas tubuh.Jika selimut bayi harus dibuka untuk melakukan suatu
prosedur,segera selimuti kembali dengan handuk atau selimut kering,segera setelah prosedur tersebut selesai.
d) Tutupi kepala bayi
Pastikan bagian kepala ditutupi atau diselimuti setiap saat.Bagian kepala bayi memiliki luas permukaan yang relative luas
dan bayi akan dengan cepat kehilangan panas jika bagian tersebut tidak ditutup.
e) Anjurkan ibu untuk memeluk dan memberi ASI
Pelukan ibu pada tubuh bayi dapat menjaga kehangatan tubuh dan mencegah kehilangan panas. Anjurkan ibu untuk
menusukan bayinya segera setelah lahir. Sebaiknya pemberian ASI harus dimulai dalam waktu satu jam pertama
kelahiran.
f) Jangan segera menimbang atau memandikan bayi baru lahir
Karena bayi baru lahir cepat dan mudah kehilangan panas tubuhnya (terutama jika tidak berpakaian) , sebelum melakukan
penimbangan, terlebih dulu selimuti bayi dengan kain atau selimut bersih dan kering. Berat badan bayi dapat dinilai dari
selisih berat bayi pada saat berpakaian/diselimuti dikurangi dengan berat badan/selimut. Bayi sebaiknya dimandikan
(sedikitnya) enam jam setelah lahir. Memandikan bayi dalam beberapa jam pertama setelah lahir dapat menyebabkan
hipotermia yang sangat membahayakan bayi baru lahir.
g) Tempatkan bayi dilingkungan hangat
Idealnya bayi baru lahir ditempatkan ditempat tidur yang sama dengan ibunya. Menempatkan bayi bersama ibunya adalah
cara yang paling mudah untuk menjaga agar bayi tetap hangat, mendorong ibu segera menyusukan bayinya dan mencegah
paparan infeksi pada bayi.
h) Rangsangan taktil
Upaya ini merupakan cara untuk mengaktifkan berbagi refleks protektif pada tubuh bayi baru lahir. Mengeringkan tubuh
bayi juga merupakan tindakan stimulasi. Untuk bayi yang sehat hal ini biasanya cukup untuk merangsang terjadinya
pernafasan spontan. Jika bayi tidak memberikan respon terhadap pengeringan dan rangsangan taktil, kemudain
menunjukkan tanda-tanda kegawatdaruratan. Segera lakukan tindakan untuk membantu pernafasan
Hipotermi
Pengertian Hipotermi
Merupakan kondisi saat temperatur tubuh menurun drastis dibawah suhu normal yang dibutuhkan oleh metabolisme dan
fungsi tubuh, yaitu dibawah 35°c.
Gejala hipotermia
a)Sejalan dengan menurunnya suhu tubuh, bayi menjadi kurang aktif, letargis,
hipotonus, tidak kuat menghisap ASI dan menangis lemah
b) Pernapasan megap-megap dan lambat, denyut jantung menurun.
c)Timbul sklerema : kulit mengeras berwarna kemerahan terutama dibagian
punggung, tungkaidan lengan.
d) Muka bayi berwarna merah terang.
Menangani Hipotermi
a)Bayi yang mengalami hipotermi biasanya mudah sekali meninggal. Tindakan
yang harusdilakukan adalah segera menghangatkan bayi di dalam inkubator atau melalui penyinaran lampu
b)Cara lain yang sangat sederhana dan mudah dikerjakan setiap orang ialah metode dekap, yaitubayi diletakkan telungkup dalam dekapan
ibunya dan keduanya diselimuti agar bayi senantiasa hangat
c)Bila tubuh bayi masih dingin, gunakan selimut atau kain hangat yang diseterika
terlebihdahulu yang digunakan untuk menutupi tubuh bayi dan ibu. Lakukan berulangkali sampai tubuhbayi hangat. Tidak boleh memaka
i buli-buli panas, bahaya luka bakar
d)Biasanya bayi hipotermi menderita hipoglikemia sehingga bayi harus diberi ASI
sedikit sedikit dan sesering mungkin. Bila bayi tidak dapat menghisap beri infus
glukosa 10% sebanyak 60-80 ml/kg per hari.
Cara mencegah terjadinya hipotermi
a) Menyiapkan tempat melahirkan yang hangat, kering dan bersih.
b) Mengeringkan tubuh bayi yang baru lahir.
c) Menjaga bayi hangat dengan cara mendekap bayi di dada ibu.
d) Memberi ASI sedini mungkin.
e) Mempertahankan bayi tetap hangat selama dalam perjalanan pada waktu rujukan.
f) Melatih semua orang yang terlibat dalam pertolongan persalinan. Menunda memandikan bayi lahir sampai suhu tubuh
normal
1.1.3 Ekskresi
Ginjal sangat penting dalam kehidupan janin, kapasitasnya kecil hingga setelah lahir. Urine bayi encer, berwarna
kekuning-kuningan dan tidak berbau. Warna coklat dapat disebabkan oleh lendir bebas membrane mukosa dan udara
asam akan hilang setelah bayi banyak minum. Garam asam urat dapat menimbulkan warna merah jambu pada urine,
namun hal ini tidak penting. Tingkat filtrasi glomerolus rendah dan kemampuan reabsorbsi tubular terbatas. Bayi tidak
mampu mengencerkan urine dengan baik saat mendapat asupan cairan, juga tidak dapat mengantisipasi tingkat larutan
yang tinggi rendah dalam darah. Pada tubuh bayi baru lahir terdapat relatif banyak air. Kadar natrium relative lebih besar
daripada kalium karena ruangan ekstraseluler yang luas. Ginjal telah berfungsi, tetapi belum sempurna karena jumlah
neufron masih belum sebanyak orang dewasa. Laju filtrasi glomerulus pada BBL hanyalah 30-50% dari laju filtrasi
glomerulus pada orang dewasa. Akibatnya kemampuan mengeluarkan produk limbah dari dalam darah masih kurang.
Urine dibuang dengan cara mengosongkan kandung kemih secara reflek. Urine pertama dibuang saat lahir dan dalam 24
jam , dan akan semakin sering dengan banyak cairan. pada bulan keempat kehidupan janin, ginjal terbentuk. Didalam
rahim, urin sudah terbentuk dan di ekskresi ke dalam cairan amnion. Beban kerja ginjal dimulai saat bayi lahir sehingga
masukkan cairan meningkat, mungkin urin akan tampak keruh termasuk berwarna merah muda. hal ini disebabakan oleh
kadar urin yang tidak banyak berarti. Biasanya sejumlah kecil urin terdapat dalam kandungan kemih bayi saat lahir, tetapi
bayi baru lahir mungkin tidak mengeluarkan urin selama 12-24 jam. Berkemih sering terjadi setelah periode ini.
Berkemih 6-10 kali dengan warna urin pucat menunjukkan masukkan cairan yang cukup.
Umumnya, bayi cukup bulan mengeluarka urin 15-60 ml/kg perhari. Jumlah urin sekitar 20-30 ml/jam. Frekuensi buang
air kecil (BAK) pada bayi baru lahir berbeda-beda tergantung pada asupan cairan. Umumnya BBL akan BAK sekali
dalam 24 jam pertama, dua kali dalam 24 jam kedua, dan tiga kali dalam 24 jam ketiga. Bayi yang diberi susu formula
mungkin BAK lebih sering tetapi jumlah urine pada bayi yang diberi ASI meningkat setelah 3-4 hari ketika ASI ibu telah
muncul menggantikan kolostrum. Setelah hari keempat, BBL seharusnya sudah BAK setidaknya 6-8 kali setiap 24 jam.
Penting untuk mencatat saat BAK pertama kali. Jika terjadi anuria, hal ini harus diperhatikan karena mungkin
menandakan anomaly kongenital dari sistem perkemihan. Intake cairan sangat memengaruhi adaptasi fisiologis bayi pada
sistem ginjal. Oleh karena itu, pemeberian ASI sesering mungkin dapat membantu proses tersebut. Bidan dapat
menganjurkan dan memeberikan konseling kepada klien untuk memberikan ASI sesering mungkin pada bayi untuk
membantu adaptasi fisiologis bayi baru lahir pada lingkungan barunya.
Berat badan bayi biasanya turun 5-15% pada hari ke empat sampai kelima. Hal ini salah satu peningkatan buang air besar,
pemasukan kurang dan metabolisme meningkat. Setelah hari kelima berat badan bayi biasanya meningkat kembali.
Mengenai keseimbangan cairan dan elektrolit, terjadi pada volume total pada tubuh,volume cairan ekstra sel pada masa
transisi janin ke fase pasca lahir. Pada masa janin, cairan ekstraseluler lebih banyak daripada cairan intraseluler. Namun,
hal ini segera berganti pada pasca natal. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh karena pertumbuhan yang membutuhkan
cairan ekstraseluler
1.1.4 Pencernaan
A. Pengertian Sistem pencernaan neonatus
Saluran pencernaan makanan merupakan saluran yang menerima makanan dari luar dan mempersiapkannya untuk diserap
oleh tubuh dengan jalan proses pencernaan (pengunyahan,penelanan, dan pencampuran) dengan enzim dan zat cair yang
terbentang dari mulai mulut (oris) sampai anus. Bayi Baru Lahir (BBL, newborns) harus memulai untuk memasukkan,
mencerna dan mengabsrobsi makanan setelah lahir, sebagaimana plasenta telah melakukan fungsi ini (Gorrie, et al.,
1998).
B. Faktor Yang Berperan dalam Sistem Pencernaan Neonatus
a. Organ Pencernaan
Susunan saluran pencernaan terdiri dari :
- Oris (mulut)
- Faring
- Esofagus (kerongkongan)
- Usus halus
- Usus besar
- Rektum
- Anus
3. Hati janin sebagai produksi hemoglobin setelah lahir mulai menyimpan besi
4. Fungsi Hepar: penyimpanan zat besi, metabolisme KH, konjugasi bilirubin, dan koagulasi
5. Hepar belum matur untuk membentuk glukosa sehingga BBL mudah terkena hipoglikemi
6. Neonatus telah memiliki kapasitas fungsional untuk mengubah bilirubin, namun sebagian besar BBL ada yang
mengalami hiperbilirubinemia fisiologis
KELAINAN YANG BERHUBUNGAN DENGAN HEPATIKA
Ikterik / Ikterus
A. Definisi
Ikterus adalah salah satu keadaan yang menyerupai penyakit hati yang terdapat pada bayi baru lahir akibat terjadinya
hiperbilirubinemia. Icterus merupakan salah satu kegawatan yang sering terjadi pada bayi baru lahir, sebanyak 60% pada
bayi cukup bulan dan 80% pada bayi berat badan lahir rendah.
B. Pembagian
1. Fisiologis
Icterus fisiologis adalah icterus normal yang dialami oleh bayi baru lahir, tidak mempunyai dasar patologis sehingga tidak
berpotensi menjadi kern icterus. Icterus fisiologis memiliki tanda-tanda sebagai berikut:
a. Timbul pada hari ke 2 dan ke 3 setelah bayi lahir
b. Kadar bilirubin indirect tidak lebih dari 10mg/dL pada neonates cukup bulan dan 12,5 mg/dL pada neonates
kurang bulan.
c. Kecepatan peningkatan kadar bilirubin tidak lebih dari 5mg/dL per harinya
d. Kadar bilirubin direct tidak lebih dari 1mg/dL
e. Icterus menghilang pada 10 hari pertama.
f. Tidak terbukti mempunyai hubungan dengan keadaan patologis
2. Patologis
Icterus patologis adalah icterus yang mempunyai dasar patologis dengan kadar bilirubin mencapai suatu nilai yang
disebut hiperbilirubinemia. Icterus patologis mempunyai tanda dan gejala sebagai berikut :
a. Icterus terjadi pada 24 jam pertama.
b. Kadar bilirubin melebihi 10mg/dL pada neonates cukup bulan dan 12,5 mg/dL pada neonates kurang bulan
c. Peningkatan bilirubin melebihi 5mg/dL per harinya
d. Icterus menetap sesudah 2 minggu pertama
e. Kadar bilirubin direct melebihi 1mg/dL
f. Mempunyai hubungan dengan proses hemolitik
3. Neonatorum
Disklorisasi pada kulit atau organ lain karena penumpukan bilirubin.
4. Kernicterus
Sindroma neurologic yang timbul sebagai akibat penimbunan bilirubin terkonjugasi dalam sel-sel otak.
C. Diagnosis
Icterus timbul dalam 24 jam pertama kehidupan; bilirubin serum meningkat dengan kecepatan lebih besar dari
5mg/dL/24jam; kadar bilirubin serum lebih besar dari 12mg/dL pada bayi aterm dan lebih besar dari 14mg/dL pada bayi
preterm; icterus persisten sampai melewati minggu pertama kehidupan, atau; bilirubin direk lebih besar dari 1mg/dL.
Kemungkinan patologis perlu dicari penyebabnya, untuk membedakan diagnosis icterus tergantung dari timbulnya kapan.
a. Icterus yang timbul pada 24 jam pertama
Penyebabnya terjadi pada 24 jam pertama menurut besarnya kemungkinan dapat disusun sebagai berikut: inkompabilitas
darah Rh, ABO atau golongan lain; infeksi intrauterine (oleh virus, toksoplasma, lues, dan kadang-kadang bakteri);
kadang-kadang oleh defisiensi G-6-PD. Pemeriksaan yang perlu dilaukan: kadar bilirubin serum berkala; darah tepi
lengkap; golongan darah ibu dan bayi; uji coombs; pemeriksaan penyaring defisiensi enzim G-6-PD, biakan darah atau
biopsi hepar bila perlu.
b. Icterus yang timbul pada 24-72 jam sesudah lahir
Icterus yang timbul biasaya icterus fisiologis; masih ada kemungkinan inkompabilitas darah ABO atau Rh atau golongan
lain. Hal ini dapat diduga kalau kadar peningkatan bilirubin cepat, misalnya melebihi 5mg%/24 jam; defisiensi enzim G-
6-PD juga mungkin polisitemia; hemolisis perdarahan tertutup (perdarahan subaponeurosis, perdarahan hepar subkapsuler
dan lain-lain); hipoksia, sferositosis, eliptositosis, dan lain-lain; dehidrasi asidosis, defisiensi enzim eritrosit lainnya.
Pemeriksaan yang perlu dilakukan: bila keadaan bayi baik dan peningkatan icterus tidak cepat, dapat dilakukan
pemeriksaan daerah tepi, pemeriksaan kadar bilirubin berkala, pemeriksaan penyaring enzim G-6-PD dan pemeriksaan
lainnya bila perlu.
c. Icterus yang Timbul Setelah 72 Jam Pertama sampai Akhir Minggu Pertama
Icterus ini timbul biasanya karena ada infeksi (sepsis); Dehidrasi asidosis: Defisiensi enzim G-6-PD, Pengaruh Obat,
Sindrom Criggler-Najjar, Sindrom Gilbert.
d. Icterus yang Timbul pada Akhir Minggu Pertama dan Selanjutnya
Icterus ini timbul karena obstruksi, hipotiroidisme, “breast milk jaundice”, infeksi, Neonatal hepatitis, Galaktosemia,
lain-lain.
Pemeriksaan yang perlu dilakukan: pemeriksaan bilirubin (direk dan indirek) berkala, Pemeriksaan darah tepi,
Pemeriksaan Penyaring G-6-PD, Biakan Darah, biopsy hepar bila ada indikasi, pemeriksaan lainnya yang berkaitan
dengan kemungkinan penyebab, dapat diambil kesimpulan bahwa icterus baru dapat dikatakan fisiologis sesudah
observasi dan pemeriksaan selanjutnya tidak menunjukkan dasar patologis dan tidak mempunyai potensi berkembang
menjadi “kernicterus”.
D. Etiologi
Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan terjadinya icterus, yaitu sebagai berikut:
1. Prahepatik (icterus hemolitik)
Icterus ini disebabkan karena produksi bilirubin yang meningkat pada proses hemolysis sel darah merah (icterus
hemolitik). Peningkatan bilirubin dapat disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya adalah infeksi, kelainan sel darah
merah dan toksin dari luar tubuh, serta dari tubuh itu sendiri.
2. Pascahepatik (obstruktif)
Adanya obstruksi pada saluran empedu yang mengakibatkan bilirubin konjugasi akan kembali lagi ke dalam sel hati dan
masuk ke dalam aliran darah, kemudian sebagian kasuk ke dalam ginjal dan diekskresikan dalam urine. Sementara itu,
sebagian lagi tertimbun dalam tubuh sehingga kulit dan sclera berwarna kuning kehijauan serta gatal. Sebagai akibat dari
obstruksi saluran empedu menyebabkan ekskresi bilirubin ke dalam saluran pencernaan berkurang, sehingga feses akan
berwarna putih keabu-abuan, liat, dan seperti dempul.
3. Hepatoseluler (icterus hepatic)Z
Konjugasi bilirubin terjadi pada sel hati, apabila sel hati mengalami kerusakan maka secara otomatis akan mengganggu
proses konjugasi bilirubin sehingga bilirubin direct meningkat dalam aliran darah. Bilirubin direct mudah diekskresikan
oleh ginjal karena sifatnya mudah larut dalam air, namun sebagian masih tertimbun dalam aliran darah.
E. Pencegahan
Kejadian icterus pada bayi baru lahir, dapat dicegah dan dihentikan peningkatannya dengan pengawasan antenatal yang
baik. Menghindari obat yang dapat meningkatkan icterus pada bayi pada masa kehamilan dan kelahiran, misalnya
sulfafurazole, novobiosin, oksitosin, dan lain-lain. Pencegahan dan mengobati hipoksia pada janin dan neonates,
penggunaan fenobarbital pada ibu 1-2 hari sebelum partus, iluminasi yang baik pada bangsal bayi baru lahir, pemberian
ASI secara dini, pencegahaan infeksi
F. Gambaran Klinis
Gambaran klinis yang paling nyata terlihat ada pada perubahan warna kulit dan sclera yang menjadi kuning.
G. Penatalaksanaan
1. Icterus Fisiologis
a. Lakukan perawatan seperti bayi baru lahir lainnya
b. Lakukan perawatan bayi sehari-hari seperti :
Memandikan;
Melakukan perawatan tali pusat;
Membersihkan jalan napas;
Perubahan pada suatu zat tubuh yang normal.Misalnya virus, obat-obatan, cahaya matahari atau penyinaran bisa merubah
struktur suatu protein sehingga sistem kekebalan mengenalinya sebagai benda asing.Sistem kekebalan memberikan
respon terhadap zat asing yang menyerupai zat tubuh alami dan menyerangnya sebagai benda asing.
Kekebalan yang didapat akan muncul kemudian. BBL dengan kekebalan pasif mengandung banyak virus dalam tubuh
ibunya. Reaksi antibodi keseluruhan terhadap antigen asing masih belum dapat dilakukan sampai awal kehidupa anak.
Salah satu tugas utama selama masa bayi adalah pembentukan sistem kekebalan tubuh.Defisiensi kekebalan alami bayi
menyebabkan bayi rentan sekali terjadi infeksi dan reaksi bayi terhadap infeksi masih lemah. Oleh karena itu, pencegahan
terhadap mikroba (seperti pada praktek persalinan yang aman dan menyusui ASI dini terutama kolostrum) dan deteksi
dini serta pengobatan dini infeksi menjadi sangat penting.Limfosit ibarat prajurit, yang dihasilkan oleh sumsum tulang
disebut limfosit B, sedangkan yang diproduksi dikelenjar timus disebut limfosit T. Limfosit B akan memproduksi
semacam senjata yang disebut antibodi.Sistem kekebalan tubuh sangat mendasar peranannya bagi kesehatan, tentunya
harus disertai dengan pola makan sehat dan terhindar dari masuknya senyawa beracun ke dalam tubuh. Sekali senyawa
beracun hadir dalam tubuh, maka harus segeradikeluarkan.Kondisi sistem kekebalan tubuh menentukan kualitas
hidup.Dalam tubuh yang sehat terdapat sistem kekebalan tubuh yang kuat sehingga daya tahan tubuh terhadap penyakit
juga prima. Pada bayi yang baru lahir, pembentukan sistem kekebalan tubuhnya belum sempurna dan memerlukan ASI
yang membawa sistem kekebalan tubuh sang ibu untuk membantu daya tahan tubuh bayi. Semakin dewasa, sistem
kekebalan tubuh terbentuk sempurna.Namun, pada orang lanjut sistem kekebalan tubuhnya secara alami menurun.Itulah
sebabnya timbul penyakitdegeneratif atau penyakit penuaan.Tiap kali ada benda asing yang masuk ke dalam tubuh
diperlukan 10-14 hari untuk membentuk antibodi.Jadi, antibodi merupakan respons terhadap gangguan dari luar, senjata
yang dibentuk oleh sekelompok prajurit limfosit B dalam sistem kekebalan.Antibodi tersusun dari protein, disebut juga
sebagai immunoglobulin, disingkat Ig, suatu serum protein globulin. Antibodi akan menghancurkan musuh-musuh
penyerbu atau disebut juga antigen, seperti bakteri dan virus penyebab penyakit, dengan cara mengikatkan diri pada
antigen dan menandai molekul-molekul asing tempat mereka mengikatkan diri. Selanjutnya sel pasukan dapat
membedakan dan melumpuhkannya.Ada lima jenis immunoglobulin, yaitu IgG, IgM, IgA, IgE, dan IgD. IgG adalah
antibodi yang paling banyak terdapat dalam darah, yaitu 80 persen. Antibodi IgG adalah satu-satunya antibodi yang dapat
masuk ke dalam plasenta ibu hamil karena kemampuan dan ukurannya yang kecil sehingga IgG seorang ibu akan
membantu melindungi janinnya dari kemungkinan infeksi. Selanjutnya, bayi yang baru lahir dari rahim yang steril tidak
mempunyai pengalaman melawan penyakit.Untunglah, immunoglobulin dalam ASI yang pertama kali, atau dikenal
sebagai kolostrum, memberikan bantuan perlindungan terhadap infeksi, sementara bayi memperkuat sistem kekebalannya
hari demi hari.
Sistem imunitas khusus yang sehat juga dapat mengatur proses penyembuhan tubuh dan mencegah berbagai penyakit,
termasuk infeksi.Bila penyakit tidak sembuh juga setelah dilawan oleh dua sistem kekebalan tubuh tersebut, baru
diperlukan obat atau tindakan medis untuk menyembuhkan bayi Anda.
1. Fungsi Asi Dalam Melindungi Bayi
Yang terjadi adalah, ASI menjadi tempat perkembangan yang ideal bagi bakteri ’baik’ di dalam saluran cerna.ASI
mengandung oligosakarida yang tidak tercerna oleh enzim, sehingga tetap ada sebagai prebiotik di dalam usus.
Selanjutnya, prebiotik ini di dalam usus dimetabolisme oleh bakteri ‘baik’ (Bifidobacteria dan Lactobacilli) yang
mendominasi saluran cerna pada bayi yangdiberiASI.Bakteri ‘baik’ ini memberi efek menguntungkan terhadap kesehatan
karena mendukung fungsi optimal saluran cerna, menurunkan koloni bakteri jahat, dan memperkuat daya tahan tubuh.
2. Mendukung lapisan saluran cerna (gut barrier)
Fungsi ini sangat penting karena pada bayi mekanisme pertahanan saluran cerna terhadap patogen masih belum
berkembang dengan baik, sehingga dapat menimbulkan penyakit serius pada bayi. Lapisan mukosa menjaga agar bakteri
‘jahat’ tidak dapat masuk ke aliran darah dantubuh. Lapisan ini juga dapat menahan alergen untuk masuk ke dalam darah
sehingga mencegah terjadinya alergi.Bakteri ‘baik’ seperti Bifidobacteria, membantu menjaga saluran cerna dengan
memproduksi asam lemak rantai pendek (SCFA). SCFA adalah sumber energi untuk sel salurancerna, sehingga sel dapat
memproduksi mucus yang lebih kental.Menurunkan koloni bakteri jahat.Bakteri ‘baik’ memproduksi asam (asetat dan
laktat) sehingga menurunkan pH saluran cerna. Suasana asam membuat lingkungan usus menajdi anti bakteri dan
menekan pertumbuhan bakteri ‘jahat’. Bakteri ‘baik’ juga dapat menekan pertumbuhan bakteri jahat dengan berkompetisi
dalam mendapatkan nutrisi di dalam saluran cerna.Mendukung daya tahan tubuh Bakteri ‘baik’ mendukung
perkembangan GALT (gut associated lymphoid tissue) yang mencakup 2/3 bagian sistem daya tahan tubuh. Bakteri ‘baik’
memengaruhi jumlah dan distribusi sel GALT sehingga berperan penting dalam pematangan dan pengaturan sistem daya
tahan tubuh.
Perbedaan Prebiotik dan Probiotik.
Pada pembahasan di atas, kita mengenal istilah prebiotik, namun mungkin Anda juga pernah mendengar istilah probiotik.
Agar tidak keliru, inilah perbedaan antara keduanya:
Prebiotik:
a. Adalah sumber energi alami untuk bakteri sehat yang ada di usus.
b. Secara alami terdapat di ASI.
c. Setelah dikonsumsi, flora usus mengandung lebih banyak bakteri sehat dibandingkan pemberian probiotik.
d. Berpengaruh positif pada keseluruhan flora usus.
Probiotik:
a. Adalah strain tertentu dari bakteri sehat yang hidup atau dorman.
b. Secara alami tidak terdapat pada ASI.
c. Setelah dikonsumsi, flora usus mengandung lebih sedikit bakteri sehat dibandingkan pemberian prebiotik.
d. Tidak berpengaruh pada keseluruhan flora usus
3. Bekerjanya Sistem Kekebalan Tubuh
Sayangnya, dengan beragamnya suplemen kesehatan yang tresedia di pasaran, banyak orang
hanya melakukan upaya setengah hati dalam memelihara daya tahan tubuh. Padahal, memelihara imunitas atau sistem
kekebalan tubuh cukup dengan dengan menjalani hidup sehat, yang berarti mengelola pola makan, olahraga rutin, serta
istirahat yang cukup.Sejak masih menjadi janin di kandungan ibu, tubuh seseorang sudah dipersiapkan untuk menghadapi
dunia luar yang penuh dengan kuman penyakit, berupa bakteri, virus, hingga jamur. Hanya saja, kekebalan
tubuhseseorang saat lahir masih terhitung lemah.Untuk itu, bayi memerlukan perlindungan tambahan melalui imunisasi
secara rutin. Secara perlahan-lahan, kekebalan pada tubuh bayi akan meningkat. Sehingga, ketika usia siap memasuki usia
sekolah, tubuhnya sudah siap untuk menangkal berbagai kuman penyakit dari luar.
4. Dua tipe imunitas
Daya tahan tubuh memiliki 2 tipe imunitas, yaitu humoral dan selular.Imunitas humoral melakukan tugasnya pada cairan
tubuh, seperti darah, ASI, serta air liur yang dihasilkan oleh sel B, yang dikenal dengan istilah antibodi atau
imunoglobulin (lg).Imunoglobulin jenis G memiliki ukuran yang sangat kecil, sehingga bisa diperoleh bayi melalui
plasenta ibunya di dalam kandungan.Sedangkan imunitas selular beraksi pada darah, antara lain untuk mencegah aktifnya
sel-sel kanker pada tubuh. Imun selular terbentuk berupa sel darah khusus, yang disebut limfosit T. Sistem imunitas
selular yang sehat dapat mengatur proses penyembuhan tubuh dan mencegah berbagai penyakit, termasuk infeksi.Namun,
sekali lagi, kekebalan tubuh sangat dipengaruhi oleh pola makan. Kebiasaan makan yang sehat, misalnya banyak
mengonsumsi makanan yang mengandung serat, provitamin A (terdapat pada buah dan sayur berwarna kemerahan),
berkadar lemak rendah, serta waktu tidur yang cukup, terbukti dapat meningkatkan kekebalan tubuh.Selain itu, pola hidup
tenang serta cara berpikir optimistis juga berpengaruh. Pasalnya, depresi kronis dapat berdampakmenurunkan kekebalan
tubuh sehingga penderita berisiko terkena penyakit infeksi.Bahkan, pada binatang percobaan, depresi kronis dalam jangka
panjang dapat meningkatkan risiko kanker.Faktor stres juga tak kalah memengaruhi kualitas imunitas.Pasalnya, stres
memicu hormon kortisol, yang dihasilkan oleh kelenjar adrenalin.Hormon inilah yang mengakibatkan menurunnya
imunitas.
1.1.7 Integumen
A. Sistem Integumen
asam (asetat dan laktat) sehingga menurunkan pH saluran cerna. Suasana asam membuat lingkungan
Seluruh tubuh manusia bagian luar terbungkus oleh suatu sistem yangdisebut sebagai sistem integumen. Sistem
integumen adalah sistem organ yang paling luas. Sistem ini terdiri atas kulit dan aksesorisnya, termasuk kuku, rambut dan
kelenjar (keringat dan sebaseous).
Mengenai anatomi sistem yang menutupi kulit terdiri dari lapisan jaringan epitel (epidermis) yang didukung oleh lapisan
jaringan ikat (dermis) dan lapisan subkutan yang mendasari (hipodermis atau subcutis). Selain kulit, adapula rambut dan
kuku yang termasuk ke dalam sistem integumen. Rambut adalah organ seperti benang yang tumbuh di kulit. Rambut
muncul dari epidermis (kulit luar), walaupun berasal dari folikel rambut yang berada jauh di bawah dermis.
B. Komponen dan Fungsi Sistem Integumen
1. Kulit, adapun fungsi dari kulit adalah sebegai berikut :
a. Sebagai pelindung
1) Kulit relatif tak tertembus air dalam arti bahwa ia menghindarkan hilangnya cairan dari jaringan dan
menghindarkan air masuk sehingga tidak terjadi penarikan dan kehilangan cairan.
2) Kulit melindungi struktur internal dari trauma dan invasi oleh mikroorganisme yang bahaya tetapi
mikroorganisme dapat masuk melalui kulit yang terpotong atau abrasi (lecet).
3) Perlindungan diberikan oleh keasaman dari kerigat dan terdapatnya asam lemak pada sebum sehingga dapat
menghambat pertumbuhan mikroorganisme dan aksinya yang membahayakan.
4) Pigmen melanin dikulit dapat melindungi dari sinar ultraviolet sinar matahari.
b. Sebagai peraba atau alat komunikasi
1) Rasa sentuhan disebabkan rangsangan pada ujung syaraf, di kulit berbeda menurut ujung syaraf yang dirangsang
(panas, dingin, dll).
2) Rasa sakit disebabkan karena tekanan yang dalam dan rasa yang berat dari suatu benda, misalnya mengenai otot
dan tulang atau sendi.
3) Kulit mempunyai banyak ujung syaraf peraba yang menerima rangsangan dari luar diteruskan ke pusat syaraf
otak.
4) Kulit merupakan media ekspresi wajah dan refleks vaskuler yang penting dalam komunikasi.
c. Sebagai alat pengatur panas
Panas dapat dilepaskan oleh kulit dengan berbagai cara, yaitu :
1) Penguapan, jumlah keringan yang dibuat tergantung dari banyaknya darah yang mengalir melalui pembuluh
dalam kulit.
2) Pemancaran, dengan melepaskan panas pada udara sekitarnya.
3) Konduksi, yaitu panas dialihkan ke benda yang disentuh seperti pakaian.
4) Konveksi, yaitu mengalirnya udara panas yang menyebabkan pengurangan panas pada tubuh.
d. Sebagai ekskresi
Kulit mengekskresikan diantaranya zat berlemak, air dan ion-ion seperti natrium.
2. Kuku
Pada kuku tumbuh dari sel mirip gel lembut yang mati, mengeras dan kemudian terbentuk saat mulai tumbuh dari ujung
jari. Kulit ari pada pangkal kuku berfungsi melindungi dari kotoran. Fungsi utama kuku adalah melindungi ujung jari
yang lembut dan penuh urat syaraf, serta mempertinggi daya sentuh. Secara kimia, kuku sama dengan rambut yang antara
lain terbentuk dari keratin protein yang kaya akan sulfur.
3. Rambut
Selain kulit dan kuku adapula rambut yang termasuk ke dalam sistem integumen. Rambut adalah organ seperti benang
yang tumbuh di kulit. Rambut muncul dari epidermis (kulit luar), walaupun berasal dari folikel rambut yang berada jauh
di bawah dermis. Fungsi rambut diantaranya menahan dari keringat dan supaya sinar ultraviolet matahari tidak langsung
mengenai kulit, melindungi dari debu, mencegah masuknya air ke dalam pori-pori.
C. Struktur kulit.
H. Menu MPASI
1. Variasi olahan buah usia 6 bulan
a. Pisang Lumat Halus
Bahan : 1 buah pisang masak
Cara membuatnya :
1) Pisang dicuci bersih.
2) Kupas memanjang sebagian permukaan pisang.
3) Keriklah pisang dengan menggunakan sendok kecil yang bersih.
4) Kerikan pisang ditaruh dalam cangkir atau mangkuk kecil. Agar pisang tidak berubah warna, berilah sedikit
perasan jeruk nipis.
5) Dapat juga kerikan pisang diberikan langsung kepada bayi.
b. Pepaya lumat
Bahan : 1 potong pepaya
Cara membuatnya :
1) Kupas pepaya matang, buang bijinya dan cuci bersih dengan air matang.
2) Saring dengan menggunakan saringan kawat yang halus.
3) Taruh dicangkir atau mangkok kecil dan berikan kepada bayi dengan sendok kecil.
4) Dapat juga pepaya dikerik seperti pada pisang lumat.
c. Air jeruk Manis
Bahan : 1 buah jeruk yang manis
Cara membuatnya:
1) Cuci jeruk sampai bersih.
2) Jeruk dibelah dua peras airnya.
3) Taruh dalam cangkir atau mangkok kecil kemudian diberikan kepada bayi dengan menggunakan sendok kecil.
d. Tomat Saring
Bahan : 1 buah tomat masak dan 1 sendok the gula pasir diseduh.
Cara membuatnya:
1) Tomat dicuci bersih dan direbus dalam air mendidih.
2) Setelah kulitnya pecah dan lemas diangkat dari panic.
3) Tomat disaring dengan menggunakan saringan kawat halus.
4) Tambahkan gula pasir secukupnya kedalamnya dan diaduk rata.
5) Taruh dalam cangkir dengan menggunakan sendok kecil.
e. Pisang dengan jeruk (1 porsi)
Bahan : 1 buah (100 gr) pisang ambon dan 50 cc air jeruk yang manis (jeruk baby/pontianak/medan).
Cara membuat :
1) Kerok pisang dengan sendok untuk menjadi 50 gr (5 sdm). Kemudian tempatkan dalam wadah.
2) Campur pisang yang sudah dikerok dengan air jeruk, aduk rata, dan segera berikan pada bayi.
f. Melon dengan jeruk (1 porsi)
Bahan : 100 gr melon yg matang dan manis potong-potong dan 1 sdm air jeruk yang manis (jeruk
baby/pontianak/medan).
Cara membuat :
1) Haluskan melon dengan blender/saringan kawat dan tuangkan dalam wadah.
2) Tambahkan air jeruk, aduk rata. Segera berikan pada bayi.
g. Pepaya dengan jeruk (1 porsi)
Bahan : 100 gr pepaya yang matang dan manis di potong-potong dan 1 sdm air jeruk yang manis (jeruk
baby/pontianak/medan).
Cara membuat :
1) Haluskan pepaya dengan blender/saringan kawat, lalutuangkan dalam wadah.
2) Tambahkan air jeruk, aduk rata dansegera berikan pada bayi.
h. Pepaya dengan Tomat ( 1 porsi)
Bahan : 50 gr tomat yg matang 100 gr pepaya yang matang dan manis di potong-potong.
Cara membuat :
1) Seduh tomat dengan air panas, kupas kulitnya.
2) Belah tomat, buang bijinya, potong-potong dagng tomat.
3) Haluskan tomat dengan pepaya dengan blender/saringan kawat dantuangkan dalam wadah.
i. Pepaya dengan pisang (1 porsi)
Bahan : 50 gr pepaya yg matang dan manis di potong-potong, 51 gr pisang raja yang tua dan manis di potong-potong.
Cara membuat :
1) Haluskan pepaya dan pisang dengan blender/saringan kawat, angkat, tuang dalam wadah.
2) Segera berikan pada bayi.
j. Alpukat dengan jeruk (1 porsi)
Bahan : 100 gr daging buah alpukat, 50 cc air jeruk yang manis (jeruk baby/pontianak/medan).
Cara membuat :
1) Haluskan alpukat dengan blender/saringan kawat, angkat. Tuang dalam wadah.
2) Tambahkan air jeruk, aduk rata. Segera berikan pada bayi.
2. Variasi bubur susu usia 6 bulan
a. Bubur Susu
Bahan : 2 sendok makan tepung beras (20 gr), ASI atau 2 sendok makan penuh susu formula.
Cara membuatnya: masak tepung beras dengan sedikit air letakkan diatas api kecil, biarkan hingga masak sambil diaduk
setelah agak dingin, campurkan dengan ASI secukupnya.
b. Bubur Susu Tepung Beras
Bahan : 20 gr tepung beras, 250 Cc susu,dan 5 sdm air jeruk yang manis (jeruk baby/jeruk pacitan).
Cara Membuat :
1) Cairkan tepung beras dengan 50cc susu, aduk rata.
2) Rebus sisa susu hingga mendidih, masukan cairan tepung beras, aduk hingga mengental, angkat.
3) Tuang dalam wadah, tunggu hingga dingin, siram atasnya dengan air jeruk. Siap diberikan pada bayi.
c. Bubur Sumsum
Bahan : 20 gr tepung beras, 250 Cc susu, 25 gr gula merah (sebaiknya jangan diberikan sampai usia 1 thn).
Cara membuat :
1) Cairkan tepung beras dengan 50cc susu, aduk rata.
2) Rebus sisa susu sampai mendidih, masukan cairan tepung beras, aduk hingga mengental, angkat.
3) Rebus gula merah dengan 50cc air, lalu saring. Siram keatas bubur sumsum yang sudah dingin
2.3 Bahan Makanan Untuk Membuat MP-ASI untuk bayi usia 10-12 bulan
A. Serealia (biji-bijian) dan Olahannya
1. Beras (putih/merah/hitam)
2. Jagung (putih/kuning/jagung manis)
3. Havermut/oats
4. Bihun
5. Pasta
6. Biscuit
7. Roti tawar
B. Umbi-Umbian
1. Singkong
2. Kentang
3. Bengkuang
C. kacang-kacangan dan Olahannya
1. Kacang merah
2. Kacang kedelai
3. Kacang hijau
4. Kacang tolo
5. Kacang polong
6. Tempe
7. Tahu
8. Tofu
D. Ikan, Daging, Telur dan Produk Susu
1. Daging ayam
2. Hati ayam
3. Kuning telur
4. Keju
E. Sayur-sayuran
1. Wortel
2. Brokoli
3. Bit
4. Labu kuning
5. Labu siam
6. Bayam
Cara membuat:
1. Rebus beras, air, dan tempe sampai menjadi bubur.
2. Masukkan bayam, tomat dan teri bubuk hingga matang.
3. Masukkan mentega sambil diaduk.
4. Setelah dingin, haluskan dengan blender.
Cara Membuat:
1. Panaskan dandang dan kukus apel selama 10-12 menit, kemudian angkat.
2. Kupas kulit apel, masukkan dalam blender dan haluskan hingga jadi pure.
3. Campur roti dengan susu formula, aduk sampai roti lunak.
4. Tuang campuran roti dan susu formula ke dalam mangkuk dan sajikan dengan pure apel.
Catatan :
Gunakan susu formula bubuk sesuai dengan yang biasa diberikan pada bayi.
Susu formula dimasukkan sebanyak 2 sendok takar dan di campur dengan 50 ml air.
Resep ini untuk 1 porsi, mengandung 309 kalori.
Bahan :
1. 600 ml air,
2. sendok makan beras,
3. 25 gr hati ayam, iris kecil.
4. 25 gr tempe,
5. 50 gr labu kuning parut,
6. 1 iris tomat matang,
7. 1 sendok teh minyak.
Cara Membuat:
1. Masak air bersama beras, hati ayam, serta tempe.
2. Aduk perlahan hingga mengental.
3. Masukkan labu kuning, tomat, dan masak sambil aduk hingga matang.
4. Tambahkan minyak, aduk hingga tercampur rata. Angkat dan biarkan hingga dingin.
5. Saring atau masukkan ke dalam blender lalu haluskan.
6. Tuang dalam mangkuk dan sajikan segera.
Catatan:
1. Pilih hati ayam yang masih utuh, tidak hancur, terutama empedunya karena apabila empedu pecah akan terasa
pahit.
2. Resep ini bisa untuk 2 porsi (1 porsi = 209 kalori)
1. Menu Seimbang untuk balita dan pengelolaan gizi balita
Masa balita adalah periode perkembangan fisik dan mental yang pesat.Pada masa ini otak balita, telah siap menghadapi
berbagai stimuli seperti belajar berjalan dan berbicara lebih lancer.Balita lebih membutuhkan lebih banyak lemak dan
lebih sedikit serat. Menu seimbang untuk balita yaitu :
a. Gula dan Garam
Konsumsi garam untuk balita tidak lebih dari 1/6 jumlah maksimum orang dewasa sehari atau kurang dari 1
gram.Cermati makanan balita ibu karena makanan orang dewasa belum tentu cocok untuknya.Kadang makanan yang
diberikan terlalu banyak garam atau gula, atau bahkan mengandung bahan pengawet atau perwarna buatan.
b. Porsi Makan
Porsi makan anak juga berbeda dengan orang dewasa.Mereka membutuhkan makanan sumber energy yang lengkap gizi
dalam jumlah lebih kecil namun sering.
c. Kebutuhan Energi dan Nutrisi
Seperti karbohidrat, protein, lemak serta vitamin, mineral dan serat wajib di konsumsi anak setia hari.Lakukan pengaturan
agar sumber gizi tersebut ada dalam menu sehari.
d. Susu Pertumbuhan
Sebagai salah satu sumber kalsium, juga penting dikonsumsi balita.Sedikitnya butuh 350 ml/12 oz per hari. Susu
pertumbuhan merupakan susu lengkap gizi yang mampu memenuhi kebutuhan nutrisi anak usia 12 bulan ke atas.
Menu seimbang yaitu gizi yang harus terpenuhi untuk menjaga keseimbangan gizi tubuh yaitu :
a) Karbohidrat seperti nasi, roti, sereal, kentang, atau mie. Selain sebagai menu utama, karbohidrat bisa diolah
sebagai makanan selingan atau bekal sekolah seperti puding roti atau donat kentang yang lezat.
b) Buah dan sayur seperti pisang, papaya, jeruk, tomat, dan wortel. Jenis sayuran beragam mengandung zat gizi
berbeda. Berikan setiap hari baik dalam bentuk segar atau diolah menjadi jus.
c) Susu dan produk olahan susu. Pastikan balita ibu mendapatkan asupan kalsium yang cukup dari konsumsi
susunya.
d) Protein seperti ikan, susu, daging, telur, kacang-kacangan. Tunda pemberiannya bila timbul alergi atau ganti
dengan sumber protein lain. Untuk vegetarian, gabungkan konsumsi susu dengan minuman berkadar vitamin C tinggi
untuk membantu penyerapan zat besi.
e) Lemak dan gula sepertyi yang terdapat pada minyak, santan, dan mentega, roti, dan kue juga mengandung omega
3 dan 6 yang penting untuk perkembangan otak. Pastikan balita ibu mendapatkan kadar lemak essensial dan gula yang
cukup bagi pertumbuhannya. Namun perlu diperhatikan bahwa lemak bdan gula tidak digunakan sebagaia pengganti jenis
makanan lainnya (seperti karbohidrat).
2. Zat gizi yang diperlukan oleh anak
Untuk pertumbuhan dan perkembangan, manusia memerlukan enam zat gizi utama, yaitu karbohidrat, protein, lemak,
vitamin, mineral dan air.Zat gizi tersebut dapat kita peroleh dari makanan yang kita konsumsi sehari-hari. Maklkanan
yang dimakan anak harus :
a) Beragam jenisnya
b) Jumlah atau porsinya cukup
c) Hiegenis dan aman
d) Makan dilakukan secara teratur
e) Makan dilakukan dengan cara yang baik
Keenam gizi utama digunakan oleh tubuh anak untuk :
a. Menghasilkan tenaga yang digunakan oleh anak untuk melakukan berbagai kegiatan. Zat makanan utama sebagai
sumber tenaga adalah karbohidrat dan lemak.
b. Membangun jaringan tubuh dan mengganti jaringan tubuh yang rusak (zat pembangun), yaitu protein.
c. Mengatur kegiatan-kegiatan yang berada dalam tubuh (zat pengatur), seperti vitamin, mineral, dan air.
Waktu Ukuran rumah tangga (URT)
Nama pangan
3. makan senin
Makanan yang harus dihindari Selasa rabu kamis Jumat sabtu Minggu
Nasi ½ prg 1/3 prg ¼ prg ½ prg ½ prg
Nasi goreng 1 pk
Bubur ayam 1 mgk
Tempe 1 ptg 3 ½ ptg
Kerupuk ½ bh 1 ½ bh
Pagi ASI
Telur ayam, dadar 1 bh 1 bh 1 bh 1 bh
Daun katuk 1 mgk
Tempe goreng 1 mgk 1 mgk
Sayur asem 1 ¼ mgk
Sop ½ mgk
Agar-agar ½ ptg ½ ptg 1 ptg 1 ptg
Papaya 1 ptg ½ ptg
Jeruk 1 buah
Selingan
Jambu biji 1 buah
Roti ¼ bk
Semangka 1 ptg
Nasi ½ prg 1/3 prg ¼ prg ½ prg ¼ prg 1/5 prg ½ prg
Ayam ¼ ptg
Kerupuk ½ bh 1 bh
ASI
Tempe goreng 1 bh 1 bh
Sawi ¼ mgk
Bandeng 1/3
Siang ekor
Sayur asem ¼ mgk
Sayur lodeh 1/8 mgk
Teri 1 sdm 1 sdm
Kentang
Tauge 1 mgk
Kembung 1/3 ekor
Bakwan 1 bh
Agar-agar ½ ptg ½ ptg
Burjo 1 mgk 1 mgk
Roti ¼ bk
Jeruk 1 gls
Pisang goreng 1 bh
Selingan Jus tomat 1 gls
Rujak 1 ps
Kolak 1 mgk
Pastel 1 bh
Jambu biji 1 bh
Buras 1 bh
Nasi ½ prg 1/3 prg ¼ prg ½ prg ¼ prg 1/5 prg ½ prg
Ayam ¼ ptg
Sayur bayam ¼ mgk
ASI
Rebon sangria 1 sdm 3 sdm
Sawi ¼ mgk
Kerupuk 1 bh
Malam
Sarden 1 ptg
Labu siam 1/3 mgk
Mujair ½ ekor
Sayur lodeh 1/8 mgk
Tongkol 1 ptg
Buncis 1 mgk
Teri 1 sdm
Gula pasir 1 sdm 1 sdm 1 sdm 1 sdm 1 sdm 1 sdm 1 sdm
Lainnya Minyak 1 sdm 1 sdm 1 sdm 1 sdm 1 sdm 1 sdm
Kecap 1 sdm
Total biaya (Rp) 3369 2881 4541 3595 4454 5463 43856
Beberapa makanan yang harus dihindari, diantaranya :
a. Makanan yang terlalu berminyak, junk food, dan makanan berpengawet.
b. Penggunaan garam dalam jumlah banyak.
c. Aneka jajanan di pinggir jalan yang belum terjamin gizi dan kebersihannya.
d. Telur dan kerang, ibu harus jeli saat memilihnya yang segar dan pengolahannya agar tidak menimbulkan alergi
dan keracunan.
4. Contoh Menu Baduta Usia 1-2 Tahun
Menu baduta
Menu baduta dibuat berdasarkan kebutuhan gizi, kebiasaan pangan, dan pendapatan rumah tangga miskin dengan
menggunakan goal programming.Hasil yang didapat adalah harga menu yang sangat murah, tetapi sesuai dengan
kebiasaan pangan dengan kebiasaan pangan dan kebutuhan gizi. Berikut ini contoh menu seminggu untuk baduta yang
juga bisa diberikan juga kepada anak batita karena memiliki kebutuhan gizi yang sama.
Menu pangan harian anak umur 1-2 tahun
Memberikan mkanan sesuai dengan menu anak umur 1-2 tahun ini dijamin dapat memenuhi kebutuhan anak sebab telah
memenuhi angka kecukupan gizi, energi, protein, vitamin a, vitamin c, zat besi, kalsium, dan pospor. Adapun asi tetap
diberikan sesuai dengan keinginan anak, sebab ASI masih merupakan makanan yang penting untuk anak baduta.
Walaupun demikian, ASI tidak cukup lagi untuk kebutuhan baduta sehingga perulu makanan pandamping ASI. Ibu yang
belum tahu secara kuantitas kebutuhan baduta sehingga pada usia ini sering mengalami kekurangan gizi. Contoh untuk
seminggu bagi baduta ini dapat dijadikan sebgai pedoman ibu dalam penyusunan menu baduta.
2.1 Kebutuhan Kalori Pada Anak
Rata-rata kebutuhan kalori anak 1-3 tahun adalah sekitar 1.125 kalori per hari. Jadi, dalam satu hari, Anda dapat membagi
kebutuhan makan tersebut dengan porsi yang sesuai, seperti:
1) Makanan pokok
Berikan anak nasi, roti, bihun, kentang, atau mi dengan porsi sekitar 150 gram.Porsi ini setara dengan 2 porsi nasi orang
dewasa atau sekitar 2 centong nasi.
2) Lauk hewani
Lauk hewani seperti daging sapi, daging ayam, telur, atau ikan. Dalam satu hari, Anda bisa memberikannya satu porsi
lauk untuk satu kali waktu makan. Misalnya di pagi hari Anda memberikannya sebutir telur ayam, di siang hari daging
sapi sebanyak 35 gram atau sepotong sedang, dan di sore hari sepotong sedang daging ayam yang setara dengan 40 gram.
3) Lauk nabati
Lauk nabati seperti tempe, tahu, kacang kedelai, atau kacang merah. Anda dapat memberikan lauk nabati satu porsi untuk
satu kali makan.Satu porsi setara dengan 1 potong tahu ukuran besar.
Pagi : Pukul 06.00 berikan susu dan bubur ayam lengkap, dan dilanjutkan satu puding buah pukul 10.00.
Siang : Pukul 12.00 berikan nasi, semur ayam, perkedel tahu, sayur kari, semangka
Sore : Pukul 16.00 berikan kroket kentang dan susu
Malam : Pukul 18.00 berikan nasi, sop bola daging dan wortel, tempe bacem, dan jeruk manis. Kemudian dilanjutkan
minum susu pukul 21.00.
Jam 07.00 : Makan Pagi : Nasi goreng dan omelet telur
Jam 10.00 : Snack pagi : susu 1 gelas
Jam 12.00: makan siang : Nasi+sup sayuran+ayam kecap
Jam 15.00: snack sore: buah potong dan puding Jam 18.00: makan malam: nasi soto daging
Jam 20.00 : Snack malam: susu 1 gelas
Berikut adalah contoh menu makan dalam satu hari untuk anak usia 4-5 tahun :