BAB I
PENDAHULUAN
1.2 TUJUAN
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. PENGERTIAN
Bayi adalah individu baru yang lahir di dunia. Dalam keadaannya yang
terbatas, maka individu baru ini sangatlah membutuhkan perawatan dari orang
lain. Adaptasi adalah penyesuaian diri seseorang terhadap lingkungan baru.
Banyak perubahan yang akan dialami oleh bayi yang semula berada
dalam lingkungan interna (dalam kandungan Ibu) yang hangat dan segala
kebutuhannya terpenuhi (O2 dan nutrisi) ke lingkungan eksterna (diluar
kandungan ibu) yang dingin dan segala kebutuhannya memerlukan bantuan
orang lain untuk memenuhinya.
Adapatasi bayi baru lahir (BBL) merupakan penyesuaian diri individu
(BBL) dari keadaan yang sangat tergantung menjadi mandiri secara fisiologis.
Periode adaptasi ini disebut sebagai periode transisi, yaitu dari kehidupan
di dalam rahim ke kehidupan di luar rahim. Periode ini berlagsung sampai 1
bulan atau lebih. Transisi yang paling nyata dan cepat terjadi adalah pada sistem
pernafasan dan sirkulasi, sistem termoregulasi, dan dalam kemampuan
mengambil serta menggunakan glukosa.
a. Evaporasi, kehilangan panas akibat bayi tidak segera dikeringkan. Akibatnya
cairan ketuban pada permukaan tubuh menguap
b. Konduksi, kehilangan panas akibat kontak langsung antara tubuh bayi dengan
permukaan yang dingin
c. Konveksi, kehilangan panas akibat bayi terpapar dengan udara sekitar yang
lebih dingin
d. Radiasi, kehilangan panas akibat bayi ditempatkan di dekat benda yang
temperaturnya lebih rendah dari temperatur tubuh bayi.
4.Metabolisme glukosa
Untuk memfungsikan otak memerlukan glukosa dalam jumlah tertentu. Dengan
tindakan penjepitan tali pusat dengan klem pada saat lahir seorang bayi harus
mulai mempertahankan kadar glukosa darahnya sendiri. Pada setiap bayi baru
lahir, glukosa darah akan turun dalam waktu cepat (1 sampai 2 jam) yang
sebagian digunakan untuk menghasilkan panas dan mencegah hipotermia.
Koreksi penurunan kadar gula darah dapat dilakukan dengan 3 cara :
melalui penggunaan ASI
melaui penggunaan cadangan glikogen
melalui pembuatan glukosa dari sumber lain terutama lemak.
BBL yang tidak mampu mencerna makanan dengan jumlah yang cukup, akan
membuat glukosa dari glikogen (glikogenisasi). Hal ini hanya terjadi jika bayi
mempunyai persediaan glikogen yang cukup. Bayi yang sehat akan menyimpan
glukosa dalam bentuk glikogen terutama di hati, selama bulan-bulan terakhir
dalam rahim. Bayi yang mengalami hipotermia, pada saat lahir yang
mengakibatkan hipoksia akan menggunakan cadangan glikogen dalam jam-jam
pertama kelahiran. Keseimbangan glukosa tidak sepenuhnya tercapai dalam 3-4
jam pertama kelahiran pada bayi cukup bulan. Jika semua persediaan glikogen
digunakan pada jam pertama, maka otak dalam keadaan berisiko. Bayi yang
lahir kurang bulan (prematur), lewat bulan (post matur), bayi yang mengalami
hambatan pertumbuhan dalam rahim dan stres janin merpakan risiko utama,
karena simpanan energi berkurang (digunakan sebelum lahir).
5.Perubahan sistem gastrointestinal
Reflek gumoh dan reflek batuk yang matang sudah terbentuk baik pada saat
lahir. Kemampuan bayi baru lahir cukup bulan untuk menelan dan mencerna
makanan (selain susu) masih terbatas. Hubungan antara esofagus bawah dan
lambung masih belum sempurna yang mengakibatkan “gumoh” pada bayi baru
lahir dan neonatus, kapasitas lambung masih terbatas kurang dari 30 cc untuk
bayi baru lahir cukup bulan. Kapasitas lambung ini akan bertambah secara
lambat bersamaan dengan tumbuhnya bayi baru lahir.
Kekebalan alami juga disediakan pada tingkat sel yaitu oleh sel darah yang
membantu BBL membunuh mikroorganisme asing. Tetapi pada BBL se-sel
darah ini masih belum matang, artinya BBL tersebut belum mampu
melokalisasi dan memerangi infeksi secara efisien.
Kekebalan yang didapat akan muncul kemudian. BBL dengan kekebalan pasif
mengandung banyak virus dalam tubuh ibunya. Reaksi antibodi keseluruhan
terhadap antigen asing masih belum dapat dilakukan sampai awal kehidupa
anak. Salah satu tugas utama selama masa bayi dan balita adalah pembentukan
sistem kekebalan tubuh.
Defisiensi kekebalan alami bayi menyebabkan bayi rentan sekali terjadi infeksi
dan reaksi bayi terhadap infeksi masih lemah. Oleh karena itu, pencegahan
terhadap mikroba (seperti pada praktek persalinan yang aman dan menyusui
ASI dini terutama kolostrum) dan deteksi dini serta pengobatan dini infeksi
menjadi sangat penting.
7.Perubahan fungsi ginjal
Yaitu Tubuh bayi relatif banyak air dan kadar Na lebih besar dari K. ini
menandakan bahwa ruangan ekstra selluler luas. Fungsi ginjal belum sempurna
karena :
1) Jumlah nefron belum sebanyak orang dewasa.
2) Ada ketidakseimbangan antara luas permukaan glomerulus dan volume tubulus
proximal.
3) Renal blood flou relatif kurang bila disbanding orang dewasa
2.3. Ikterus Fisiologi
Ikterus Fisiologi adalah ikterus yang timbul pada hari kedua dan hari ketiga
yang mempunyai dasar patologik, kadarnya tidak melewati kadar yang
membahayakan, atau mempunyai potensi menjadi kern-ikterus dan tidak
menyebabkan suatu morbiditas pada bayi. Ikterus ini biasanya menghilang pada
akhir minggu pertama atau selambat-lambatnya 10 hari pertama.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Adapatasi bayi baru lahir (BBL) adalah penyesuaian diri individu (BBL)
dari keadaan yang sangat tergantung menjadi mandiri secara fisiologis.
Banyak perubahan yang akan dialami oleh bayi yang semula berada
dalam lingkungan interna (dalam kandungan Ibu) yang hangat dan segala
kebutuhannya terpenuhi (O2 dan nutrisi) ke lingkungan eksterna (diluar
kandungan ibu) yang dingin dan segala kebutuhannya memerlukan bantuan
orang lain untuk memenuhinya. Perubahan fisiologis yang terjadi pada bayi
baru lahir meliputi : Perubahan sistim pernapasan / respirasi, Perubahan pada
sistem peredaran darah, Pengaturan Suhu, Metabolisme Glukosa, Perubahan
sistem gastrointestinal dan Sistem kekebalan tubuh/ imun