Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Bayi baru lahir atau neonatus adalah manusia yang memiliki rentang umur 0 28 hari.
Bayi yang baru keluar dari Rahim seorang ibu, memiliki resiko yang tinggi terhadap paparan
lingkungan yang baru di rasakannya. Fungsi fisiologis dari bayi perlu waktu untuk dapat
beradaptasi dengan lingkungan baru tersebut. Banyak kasus kematian bayi terjadi pada umur
ini karena kegagalan dari bayi untuk beradaptasi dengan lingkungan.
Adaptasi lingkungan bayi dipengaruhi oleh banyak faktor. Kesehatan ibu, perawatan saat
ibu hamil, perawatan saat bayi baru lahir mempengaruhi keadaan selanjutnya dari bayi.
Untuk itu, seorang perawat hendaknya dapat mengerti tentang bayi baru lahir. Sehingga
dapat merawat bayi dengan baik dan menurunkan angka kematian dan kecacatan pada bayi.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1.2.1 Apa definisi dari bayi baru lahir (BBL)?
1.2.2 Apa etiologi dari BBL?
1.2.3 Apa tanda dan gejala BBL?
1.2.4 Bagaimana patofisiologi dari BBL
1.2.5 Apa pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan pada BBL?
1.2.6 Bagaimana penatalaksanaan medis dari BBL?
1.2.7 Bagaimana asuhan keperawatan dari BBL?
1.3 TUJUAN
1.3.1 Mengetahui definisi dari BBL
1.3.2 Mengetahui etiologi dari BBL
1.3.3 Mengetahui tanda dan gejala dari BBL
1.3.4 Memahami patofisiologi dari BBL
1.3.5 Mengetahui pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan
1

1.3.6 Mengetahui penatalaksanaan medis dari BBL


1.3.7 Memahami asuhan keperawatan dari BBL

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi
Bayi baru lahir adalah bayi yang pada usia kehamilan 37-42 minggu dan berat badan
2.500-4.000 gram (Vivian, N. L. D, 2010).
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dengan umur kehamilan 37 minggu sampai
42 minggu dan berat lahir 2500 gram sampai 4000 gram (Depkes RI, 2005).
Neonatus (bayi baru lahir) adalah bayi yang baru lahir sampai usia 4 minggu lahir
biasanya dengan usia gestasi 38-42 minggu (Wong, D,L, 2003).
Jadi asuhan keperawatan pada bayi baru lahir adalah asuhan keperawatan yang diberikan
pada bayi yang baru mengalami proses kelahiran dan harus menyesuaikan diri dari kehidupan
intra uteri kekehidupan ekstra uteri hingga mencapai usia 37-42 minggu dan dengan berat
2.500-4.000 gram.
2.2 Etiologi
1. His(Kontraksi otot rahim)
2. Kontraksi otot dinding perut
3. Kontraksi diafragma pelvis atau kekuatan mengejan.
4. Ketegangan dan kontraksi ligamentum retundum.
2.3 Tanda dan Gejala
1. Lahir aterm antara 37-42 minggu
2. Berat badan 2500 4000 gram
3. Panjang lahir 48 52 cm
4. Lingkar dada 30 38 cm
5. Lingkar kepala 33 35 cm
6. Lingkar lengan 11-12
7. Frekuensi denyut jantung 120-160x/menit
8. Kulit kemerah- merahan dan licin karena jaringan subkutan yang cukup.
9. Rambut lanugo tidak terlihat dan rambut kepala biasanya telah sempurna
10. Kuku agak panjang dan lemas
11. Nilai APGAR >7
12. Gerakan aktif
13. Bayi lahir langsung menangis kuat
3

14. Genetalia :
a. Pada laki-laki kematangan ditandai dengan testis yang berada pada skrotum dan
penis yang berlubang.
b. Pada perempuan kematangan ditandai dengan vagina dan uterus yang berlubang
,serta labia mayora menutupi labia minora.
15. Refleks rooting ( mencari putting susu dengan rangsangan taktil pada pipi dan daerah
mulut)sudah terbentuk dengan baik.
16. Refleks sucking sudah terbentuk dengan baik.
17. Refleks grasping sudah baik
18. Refleks morro
19. Eliminasi baik, urine dan mekonium keluar dalam 24 jam pertama
2.4 Patofisiologi
A. Perubahan Fisiologis BBL
1 Sistem respirasi
Selama dalam uterus, janin mendapatkan oksigen dari pertukaran oksigen melalui
plasenta. Setelah bayi lahir, pertukaran oksigen harus terjadi melalui paru.
a Perkembangan paru
Paru berasal dari titik tumbuh yang muncul dari faring yang bercabang dan kemudian
bercabang kembali membentuk struktur percabangan bronkus. Paru yang tidak
matang akan mengurangi kelangsungan hidup BBL sebelum usia 24 minggu. Hal ini
disebabkan keterbatasan permukaan alveolus, ketidakmatangan sistem kapiler paru,
b

dan tidak tercukupinya jumlah surfaktan.


Awal adanya nafas
Faktor faktor yang berperan pada rangsangan nafas pertama bayi adalah :
a) Hipoksia pada akhir persalinan dan rangsangan fisik lingkungan luar
rahim yang merangsang pusat pernafasan otak.
b) Tekanan terhadap rongga dada, yang terjadi karena kompresi paru selama
persalinan, yang merangsang masuknya udara ke dalam paru secara
mekanis. Interaksi antara sistem pernafasan, kardiovaskuler dan susunan
saraf pusat menimbulkan pernafasan yang teratur dan berkrsinambungan
serta denyut yang diperlukan untuk kehidupan.
c) Penimbunan karbondioksida
Setelah bayi lahir, kadar karbondioksida meningkat dalam darah dan
akan merangsang pernafasan. Berkurangnya oksigen akan mengurangi

gerakan pernafasan janin, tetapi sebaliknya peningkatan karbondioksida


akan menambah frekuensi dan tingkat gerakan pernafasan janin.
d) Perubahan suhu Keadaan dingin akan merangsang pernafasan.
c

Surfaktan dan upaya pernapasan


Upaya pernafasan pertama seorang bayi berfungsi untuk mengeluarkan cairan
dalam paru dan mengembalikan jaringan alveolus paru paru untuk pertama kali.
Agar alveolus dapat berfungsi, harus terdapat surfaktan (lemak
lesitin/sfingomielin) yang cukup dan aliran darah ke paru. Produksi surfaktan
dimulai pada 20 minggu kehamilan, dan jumlahnya meningkat sampai paru matang
(sekitar 30-34 minggu kehamilan). Fungsi surfaktan adalah untuk mengurangi
tekanan permukaan paru dan membantu untuk menstabilkan dinding alveolus
sehingga tidak kolaps pada akhir pernafasan.
Tidak adanya surfaktan menyebabkan alveolus kolaps setiap saat akhir
pernafasan yang menyebabkan sulit bernafas. Peningkatan kebutuhan ini
memerlukan penggunaan lebih banyak oksigen dan glukosa. Berbagai peningkatan
ini menyebabkan stress pada bayi yang sebelumnya sudah terganggu.
Bayi cukup bulan mempunyai cairan di parunya. Pada saat bayi melewati jalan lahir

selama persalinan, sekitar sepertiga cairan ini diperas keluar dari paru paru. Seorang
bayi yang dilahirkan secara sectio sesaria kehilangan keuntungan dari kompresi rongga
dada dan dapat menderita paru paru basah dalam jangka waktu lebih lama. Dengan
beberapa kali tarikan nafas yang pertama udara memenuhi ruangan trakea dan bronkus
BBL. Sisa cairan di paru paru dikeluarkan dari paru paru dan diserap oleh pembuluh
limfe dan darah.
Selama 1 jam pertama kehidupannya, system limfe melanjutkan pengeluaran cairan
dari paru. Proses ini juga merupakan akibat perbedaan tekanan alveoli ke jaringan
interstisiil ke kapiler. Penurunan tahanan vaskuler memungkinkan aliran cairan paru
tersebut. Pernafasan abnormal dan kegagalan pengembangan paru yang maksimal
memperlambat perpindahan cairan paru dan interstisiil ke sirkulasi. Retensi cairan
mengganggu kemampuam bayi untuk mempertahankan oksigenasi yang adekuat.
Lingkar dada 30-33 cm saat lahir, sehingga fungsi respirasi bayi lebih banyak
2

menggunakan kontraksi diafragma ari pada costae.


Sistem Sirkulasi

Sistem sirkulasi mengalami perubahan pada saat bayi dilahirkan. Terdapat dua
perubahan yang harus terjadi untuk mendapatkan sistem sirkulasi yang baik, yaitu
menutupnya foramen ovale pada atrium dan ductus arteriosus antara paru dan aorta.
Perubahan sirkulasi ini terjadi akibat perubahan tekanan pada seluruh sistem vaskular.
Oksigen menyebabkan sistem vaskular mengubah tekanan dengan cara mengurangi atau
meningkatkan resistensinya, sehingga mengubah aliran darah.
Terdapat dua peristiwa yang dapat merubah tekanan dalam sistem pembuluh darah,
yaitu:
a) Pada saat tali pusat dipotong resistensi pembuluh sistemik meningkat dan
tekanan

atrium

kanan

menurun,

tekanan

atrium

menurun

kerena

berkurangnya aliran darah ke atrium kanan tersebut. Hal ini menyebabkan


penurunan volume dan tekanan atrium kanan. Kedua kejadian ini membantu
darah dengan sedikit kandungan oksigen mengalir ke paru untuk menjalani
proses oksigenisasi ulang.
b) Pernafasan pertama menurunkan resistensi pada pembuluh darah paru dan
meningkatkan tekanan pada atrium kanan. Oksigen pada pernafasan pertama
ini menimbulkan relaksasi dan terbukanya sistem pembuluh darah paru.
Peningkatan sirkulasi ke paru mengakibatkan peningkatan volume darah dan
tekanan pada atrium kanan dengan peningkatan tekanan atrium kanan ini dan
penurunan pada atrium kiri, foramen ovale secara fungsional akan menutup.
Frekuensi nadi BBL 120-160x/menit, kadang mengalami murmur yang akan
hilang pada usia 6 bulan. Tekanan darah bayi bervariasi 78/42 mmHg. Menangis
menyebabkan peningkatan tekanan sistolik. Volume darah 80-110 cc/kg/BB, menjadi
2x lipat pada akhir tahun pertama.
Perubahan yang terjadi pada sistem peredaran darah (sistem sirkulasi) antara lain:
Struktur
Vena umbilicus

Sebelum Lahir
Membawa darah dari arteri

ke hati dan jantung


Arteri umbilikalis Membawa darah arteri

Setelah Lahir
Menutup, menjadi
ligamentum teres hepatis
Menutup, menjadi

venosa ke placenta

ligamentum vesikale pada

Duktus venosus

Pirau darah a. ke v. kava

dinding abdominal anterior


Menutup, menjadi

Duktus arteriosus

inferior
Pirau darah a.dan sebagian

ligamentum venosum
Menutup, menjadi lig.
6

darah v. dari a. pulmonalis

Arteriosum

Foramen ovale

ke aorta
Menghubungkan atrium

Biasanya menutup

Paru

kanan dan kiri


Tidak ada udara, sedikit

Berisi udara dengan suplai

Arteri pulmonalis

darah, berisi cairan


Membawa sedikit darah ke

darah yang baik


Membawa banyak darah ke

Aorta

paru
paru
Menerima darah dari kedua Menerima darah hanya dari

Vena cava

ventrikel
ventrikel kiri
Membawa darah dari tubuh Membawa darah hanya ke

inferior

dan darah arteri ke plasenta atrium kanan

Termoregulasi
Pengendalian panas adalah cara kedua untuk menstabilkan fungsi pernafasan dan
sirkulasi bayi. Termoregulasi adalah upaya mempertahankan keseimbangan antara
produksi dan pengeluaran panas. Bayi bersifat homeothermic yang artinya berusaha
menstabilkan suhu badan internal dalam rentang yang pendek. Hipotermi dan kehilangan
panas yang berlebihan merupakan kejadian yang membahayakan.
Termogenesis pada bayi dipenuhi oleh brown fat dan meningkatkan aktivitas
metabolisme otak, jantung dan liver. Brown fat terletak diantara kedua scapula dan axial,
serta di dalam pintu masuk dada, sekitar ginjal dan vertebra. Lemak tersebut banyak
mengandung pembuluh darah dan saraf daripada lemak biasa. Panas diproduksi dengan
metabolisme dalam lemak tersebut. Lemak tersebut ada sampai beberapa minggu setelah
kelahiran dan berkurang dengan suhu dingin. Semakin matur janin semakin banyak
brown fat.
Mekanisme kehilangan panas pada bayi meliputi :
1

Konveksi
Bayi mengalami kehilangan panas karena panas mengalir dari permukaan tubuh ke
suhu udara yang lebih dingin di sekitarnya

Radiasi
Bayi mengalami kehilangan panas dari permukaan tubuh ke permukaan benda padat
yang dekat dengan bayi tetapi tidak dengan kontak langsung.

Evaporasi
7

Bayi mengalami kehilangan panas saat kulitnya basah. Kehilangan panas terjadi oleh
karena penguapan kulit tersebut.
4

Konduksi
Bayi kehilangan panas dari permukaan tubuhnya ke permukaan benda padat yang
menempel ditubuhnya.

Mekanisme tubuh bayi saat mengalami kedinginan yaitu :


Cold stress

Meningkatkan frekuensi nafas karena kebutuhan oksigen meningkat akibat


konsumsi oksigen pada waktu dingin. Konsumsi oksigen dan energi yang
sebelumnya dipakai untuk mempertahankan fungsi otak, jantung dan pertumbuhan
dipakai untuk termoregulasi untuk mempertahankan hidup

Vasokonstriksi perifer

Vasokonstriksi pulmoner

8
Glikolisis
Asidosis
Hyperbilirubinemia
Penurunan
anaerob
metabolik
oksigendari
pada
jaringan
pH
darahalbumin
menurun
Memisahkan
bilirubin
ikatan
dengan
Membuka
right to left sunt

Penurunan
Asidosis
uptake
RDS
respiratorik
oksigen

Sistem Hematologi
Saat bayi lahir, nilai rata-rata hemoglobin, SDM, dan hematokrit lebih tinggi dari
dewasa. Hemoglobin BBL berkisar antara 14,5 sampai 22,5 gram/dl. Hematokrit
bervariasi dari 44% sampai 72% dan hitung SDM berkisar antara 5 sampai 7,5 juta/mm 3.
WBC 18.000/mm. Hb turun 11-17 gr/dl dan RBC turun menjadi 4,2-5,3 pada akhir bulan
pertama.

Sistem Renal
Pada kehamilan cukup bulan, ginjal menempati sebagian besar dinding abdomen
posterior. Kandung kemih berada di dekat dinding abdomen anterior. Pada bayi baru
lahir, hampir semua massa yang teraba di abdomen berasal dari ginjal. Fungsi renal
seperti orang dewasa baru dapat dipenuhi saat bayi berusia 2 bulan. Bayi baru lahir
memiliki rentang keseimbangan kimia dan rentang keamanan yang kecil. Infeksi, diare,
atau pola makan yang tidak teratur secara cepat dapat menimbulkan asidosis dan
ketidakseimbangan cairan, seperti dehidrasi atau edema. Ketidakseimbangan ginjal juga
membatasi kemampuan bayi baru lahir untuk mengekskresi obat. Saat lahir biasanya
bayi akan BAK sedikit dan kemudian tidak BAK selama 12-2 jam, kemudian akan BAK
6-10x/hari. Urine berwarna kuning jernih, berjumlah 15-60 cc/kgBB/hari. Kadang-

kadang ada noda sedikit merah karena kristal urat.


Sistem Gastrointestinal
9

Bayi baru lahir cukup bulan (aterm) sudah mampu menelan, mencerna,
memetabolisme, dan mengabsorbsi protein dan karbohidarat sederhana serta mengemulsi
lemak. Mukosa mulut basah, berwarna merah muda, pipi penuh karena perkembangan
bantalan menghisap yang baik. Bayi tidak dapat memindahkan makanan dari bibir ke
farink, oleh karena itu puting susu harus diletakkan tepat diatas lidah dekat dengan
farink. Aktivitas peristaltic esofhagus belum terorganisasi, kemudian polanya akan
menjadi teratur sehingga bisa mulai menelan dengan baik. Tidak ada bakteri pada GIT
pada saat lahir, bakteri akan masuk setelah lahir melalui orifisium ovale anal dan udara.
Kapasitas lambung bayi 30-90 cc tergantung besarnya bayi. Keasaman lambung lebih
rendah dalam beberapa minggu sampai usia 2-3 bulan.
Saat lahir perut bawah dipenuhi oleh mekonium yang dibentuk setelah janin di
dalam uterus. Mekonium dibentuk dari cairan amnion, zat-zat yang didalamnya (sel-sel
epidermis, lanugo yang ditelan bayi), sekresi saluran cerna dan pecahan sel dari mukosa.
Warna hijau kehitaman dan lengket, warna tersebut adalah akibat pigmen empedu.
Keluaran mekonium yang pertama adalah steril. Mekonium akan berganti dengan feses
dalam 12-24 jam. Distensi otot abdomen mempengaruhi relaksasi dan kontraksi otot
kolon sehingga sering bayi segera BAB setelah makan.
7

Sistem Hepatika
Hati dan kandung empedu dibentuk pada minggu keempat kehamilan. Pada bayi
baru lahir, hati dapat dipalpasi sekitar 1 cm di bawah batas kanan costae karena hati
berukuran besar dan menempati sekitar 40% rongga abdomen. Hati bertanggung jawab
terhadap metabolisme billirubin. 50% bayi aterm mengalami hyperbillirubinemia
fisiologis. Ikterik neonates terjadi akibat produksi bilirubin dengan kecepatan yang lebih
besar dari dewasa dan terdapat cukup banyak reabsorbsi bilirubin pada usus halus
neonates.
Kriteria ikterik fisiologis atara lain:
a

Bayi tampak normal

Pada bayi aterm, jaundice muncul setelah 24 jam lalu hilang hari ke-7

Pada bayi preterm, jaundice muncul setelah 48 jam lalu hilang pada hari ke-9/10

Jumlah bilirubin indirect < 12mg/100ml

Jumlah bilirubin direct <1-1,5 mg/ml

Peningkatan bilirubin tidak melebihi 5 mg/100ml perhari


10

Sistem Integument
Vernix caseosa, suatu lapisan putih seperti keju, menutupi kulit bayi saat lahir,
fungsinya masih belum jelas. Dalam 24 jam vernix caseosa akan diabsorbsi kulit dan
hilang seluruhnya, jadi tidak perlu dibersihkan. Kulit bayi sangat sensitive dan mudah
rusak, warnanya agak merah beberapa jam setelah lahir. Pada wajah, bahu dan punggung
ditumbuhi rambut lanugo. Bayi baru lahir tampak montok, lemak subkutan terakumulasi
sejak trimester III.
Sistem Imunologi
Sel-sel yang menyuplai imunitas bayi berkembang pada awal kehidupan janin,

tetapi sel-sel ini tidak aktif selama beberapa bulan. Selama tiga bulan pertama
kehidupan, bayi dilindungi oleh imunitas pasif yang diperoleh dari ibu. Barier alami,
seperti asam lambung atau produksi pepsin dan tripsin, yang tetap mempertahankan
kestterilan usus halus, belum berkembang dengan baik sampai tiga atau empat minggu.
IgA tidak terdapat pada saluran pernapasan, traktus urinarius, dan GIT. IgA aka nada
pada GIT jika bayi mendapatkan ASI. Bayi baru mensintesis IgG dan mencapai 40%
kadar IgG orang dewasa pada usia 9 bulan. IgA, IgD, dan IgE diproduksi secara bertahap
dan tidak mencapai kadar optimal pada masa kanak-kanak dini. Bayi yang mendapatkan
ASI mendapat imunitas pasif dari kolostrum dan ASI.
10 Sistem musculoskeletal
Pertumbuhan tulang terjadi chepalocaudal. Kepala mempunyai panjang dari
panjang badan bayi, dengan lengan lebih panjang sedikit dari kaki. Ukuran dan bentuk
kepala dapat sedikit berubah akibat penyesuaian dengan jalan lahir. Ubun-ubun
(fontanel) anterior teraba lunak akan menutup pada bulan ke 12-18. Lingkar kepala
bervariasi 33-37 cm. vertebra harus dicek adanya dimple (bengkok), mungkin
berhubungan dengan spina bifida.
11 Sistem Reproduksi
Wanita
-

Ovarium sudah berisi ribuan sel-sel primitive (folikel primordial).

Peningkatan estrogen selama kehamilan didikuti dengan penurunan yang


tiba-tiba saat kelahiran menyebabkan terjadinya pengeluaran darah atau mucus dari
vagina disebut pseudomenstruasi.

Genetalia eksterna edema dan hiperpigmentasi.

Labia mayor dan minor sudah menutupi vestibulum.


11

Vernix caseosa terdapat dikedua labia.


Pria

Testis sudah turun kedalam scrotum pada 90 % bayi.

Spermatogenesis belum terjadi, baru terjadi saat pubertas.

Preputium bisa berisi smegma yaitu suatu substansi putih seperti keju

Genetalia eksterna membengkak dan hiperpigmentasi sebagai efek dari


hormone ibu

Sering terjadi hidroceles yaitu akumulasi cairan disekitar testis, bisa


sembuh sendiri.

B. Reflex pada Bayi Baru Lahir


1 Reflek Moro
Reflek ini terjadi karena adanya reaksi miring terhadap rangsangan mendadak.
Refleksnya simetris dan terjadi pada 8 minggu pertama setelah lahir. Tidak adanya refleks
2

moro menandakan terjadinya kerusakan atau ketidakmatangan otak.


Refleks Rooting / Refleks Dasar
Dalam memberikan reaksi terhadap belaian di pipi atau sisi mulut, bayi akan menoleh ke

arah sumber rangsangan dan membuka mulutn siap untuk menghisap.


Refleks Menyedot dan Menelan / Refleks Sucking
Berkembang dengan baik pada bayi normal dan dikoordinasikan dengan pernafasan. Ini

4
5

penting untuk pemberian makan yang aman dan gizi yang memadai.
Refleks Mengedip dan Refleks Mata
Melindungi mata dari trauma.
Refleks Graphs / Plantar
Genggaman tangan diperoleh dengan menempatkan jari atau pensil di dalam telapak
tangan bayi yang akan menggenggam dengan erat. Reaksi yang sama dapat ditunjukkan

dengan membelai bagian bawah tumit (genggam telapak kaki).


Refleks Walking / Berjalan dan Melangkah
Jika disangga secara tegak dengan kaki menyentuh permukaan yang rata, bayi akan
terangsang untuk berjalan.
Refleks Tonik Neck
12

Pada posisi terlentang lengan disamping tubuh tempat kepala menoleh kearah itu terulur
8

sedangkan lengan sebelah terkulai.


Refleks Tarik
Jika didudukkan tegak, kepala bayi pada awalnya akan terkulai ke belakang lalu bergerak
ke kanan sesaat sebelum akhirnya tertunduk ke arah depan

2.5 Pemeriksaan Diagnostik


1. pH tali pusat, tingkat 7,20 sampai 7,24 menunjukkan status praasidosis, tingkat rendah
menunjukkan gangguan asfiksia bermakna.
2. Hemoglobin mencapai 15 sampai 20 g. hematokrit berkisar antara 43% sampai 61%.
3. Tes Coombs langsung pada daerah tali pusat menentukan adanya kompleks antigenantibodi pada membran sel darah merah yang menunjukkan kondisi hemolitik.
4. Bilirubin Total sebanyak 6 mg/dl pada hari pertama kehidupan, 8 mg/dl 1 sampai 2 hari
dan 12 mg/dl pada 3 sampai 5 hari.
2.6 Penatalaksanaan Medis
Menurut Prawirohardjo, (2005) tujuan utama perawatan bayi segera sesudah lahir,
adalah:
1 Membersihkan jalan nafas
Bayi normal akan menangis spontan segera setelah lahir, apabila bayi tidak langsung
menangis, penolong segera membersihkan jalan nafas dengan cara sebagai berikut :
a Letakkan bayi pada posisi terlentang di tempat yang keras dan hangat.
b Posisi kepala diatur lurus sedikit tengadah ke belakang
c Bersihkan hidung, rongga mulut dan tenggorokan bayi dengan jari tangan yang
dibungkus kassa steril.
d Tepuk kedua telapak kaki bayi sebanyak 2-3 kali atau gosok kulit bayi dengan kain.
2 Memotong dan Merawat Tali Pusat
Tali pusat dipotong sebelum atau sesudah plasenta lahir tidak begitu menentukan
dan tidak akan mempengaruhi bayi, kecuali pada bayi kurang bulan. Tali pusat dipotong
5 cm dari dinding perut bayi dengan gunting steril dan diikat dengan pengikat steril.
Apabila masih terjadi perdarahan dapat dibuat ikatan baru. Luka tali pusat dibersihkan
dan dirawat dengan alkohol 70% atau povidon iodin 10% serta dibalut kasa steril.
Pembalut tersebut diganti setiap hari dan atau setiap tali basah / kotor. Sebelum
memotong tali pusat, pastikan bahwa tali pusat telah diklem dengan baik, untuk
3

mencegah terjadinya perdarahan.


Mempertahankan Suhu Tubuh Bayi

13

Pada waktu baru lahir, bayi belum mampu mengatur tetap suhu badannya dan
membutuhkan pengaturan dari luar untuk membuatnya tetap hangat. Bayi baru lahir
4

harus dibungkus hangat.


Memberi Vitamin K
Untuk mencegah terjadinya perdarahan, semua bayi baru lahir normal dan cukup
bulan perlu diberi vitamin K peroral 1 mg/hari selama 3 hari, sedangkan bayi resiko

tinggi diberi vitamin K parenteral dengan dosis 0,5 1 mg I.M


Memberi Obat Tetes / Salep Mata
Di beberapa negara perawatan mata bayi baru lahir secara hukum diharuskan untuk
mencegah terjadinya oplitalmic neonatorum. Di daerah dimana prevalensi gonorhoe
tinggi, setiap bayi baru lahir perlu diberi salep mata sesudah 5 jam bayi lahir. Pemberian
obat mata eritromisin 0,5% atau tetrasiklin 1% dianjurkan untuk pencegahan penyakit

mata karena klamidia (penyakit menular seksual).


Identifikasi Bayi
a Peralatan identifikasi bayi baru lahir harus selalu tersedia di tempat penerimaan
b

pasien, di kamar bersalin dan di ruang rawat bayi.


Alat yang digunakan hendaknya kebal air, dengan tepi yang halus tidak mudah

melukai, tidak mudah sobek dan tidak mudah lepas.


Pada alat/gelang identifikasi harus tercantum : nama (bayi, nyonya) tanggal lahir,

nomor bayi, jenis kelamin, unit, nama lengkap ibu.


Di setiap tempat tidur harus diberi tanda dengan mencantumkan nama, tanggal lahir,

nomor identifikasi.
Pemantauan Bayi Baru Lahir
Tujuan pemantauan bayi baru lahir adalah untuk mengetahui aktivitas bayi normal
atau tidak dan identifikasi masalah kesehatan bayi baru lahir yang memerlukan perhatian
keluarga dan penolong persalinan serta tindak lanjut petugas kesehatan. Pemantauan 2

jam pertama sesudah lahir meliputi :


a Kemampuan menghisap kuat atau lemah
b Bayi tampak aktif atau lunglai
c Bayi kemerahan atau biru
A Pemeriksaan Bayi Baru Lahir
Pemeriksaan BBL bertujuan untuk mengetahui sedini mungkin kelainan pada bayi.
Resiko terbesar kematian BBL terjadi pada 24 jam pertama kehidupan, sehingga jika bayi
lahir di fasilitas kesehatan sangat dianjurkan untuk tetap tinggal di fasilitas kesehatan selama
24 jam pertama.
Waktu pemeriksaan bayi baru lahir yaitu:
a. Baru lahir sebelum usia 6 jam
14

b. Usia 6-48 jam


c. Usia 3-7 hari
d. Minggu ke-2 pasca lahir
Langkah-langkah pemeriksaan:
a. Pemeriksaan dilakukan dalam keadaan bayi tenang (tidak menangis)
b. Pemeriksaan tidak harus berurutan, dahulukan menilai pernafasan dan tarikan
dinding dada bawah, denyut jantung serta perut
c. Selalu mencuci tangan pakai sabun dengan air mengalir sebelum dan sesudah
memegang bayi
Pemeriksaan Fisik yang Dilakukan
Lihat postur, tonus dan aktivitas
Lihat kulit

Keadaan Normal
Posisi tungkai dengan lengan fleksi
Bayi sehat dan bergerak aktif
Wajah, bibir dan selaput lender, dada
harus berwarna merah muda, tanpa

adanya kemerahan atau bisul


Hitung pernapasan dan lihat tarikan Frekuensi normal 40-60x/menit
dinding dada bawah ketika bayi sedang Tidak ada tarikan dinding dada bawah
yang dalam
tidak menangis
Hitung
denyut
jantung
dengan Frekuensi denyut jantung normal 120meletakkan stetoskop

di dada kiri

160x/menit

setinggi apeks kordis


Lakukan pengukuran suhu ketiak dengan Suhu normal adalah 36,5-37,5C
thermometer
Lihat dan raba bagian kepala

Bentuk kepala terkadang asimetris karena


penyesuaian pada saat proses persalinan,
umumnya hilang dalam 48 jam
Ubun-ubun besar rata atau

tidak

menonjol, dapat sedikit menonjol saat


Lihat mata
Lihat bagian dalam mulut

bayi menangis
Tidak ada kotoran/secret
Bibir, gusi, langit-langit utuh dan tidak

ada bagian terbelah


Masukkan satu jari yang menggunakan Nilai kekuatan isap bayi. Bayi akan
sarung tangan ke dalam mulut, raba mengisap kuat jari pemeriksa
langit-langit
15

Perut bayi datar, teraba lemas


Tidak ada perdarahan, pembengkakan,

Lihat dan raba perut


Lihat tali pusat

nanah, bau yang tidak enak pada tali


Lihat

punggung

dan

raba

pusat, atau kemerahan sekitar tali pusat


tulang Kulit terlihat utuh, tidak terdapat lubang

belakang
dan benjolan pada tulang belakang
Pemeriksaan ekstremitas atas dan bawah Tidak terdapat sindaktili, polidaktili,
siemenline, dan kelainan kaki (pes
equino varus da vagus)
Lihat lubang anus

Hindari memasukkan alat atau jari Terlihat lubang anus dan periksa apakah
dalam memeriksa anus
mekonium sudah keluar
Tanyakan pada ibu apakah bayi sudah Biasanya mekonium keluar dalam 24 jam
BAB
Lihat dan raba alat kelamin luar

setelah lahir
Bayi perempuan kadang terlihat cairan

Tanyakan kepada ibu apakah bayi sudah vagina berwarna putih atau kemerahan
Bayi laki-laki terdapat lubang uretra pada
BAK
ujung penis. Teraba testis di skrotum
Pastikan bayi sudah BAK dalam 24 jam
setelah lahir
Yakinkan tidak ada kelainan alat kelamin,
missal.hipospadia, rudimenter, kelamin
ganda
Berat lahir 2,5-4 kg
Timbang bayi dengan menggunakan Dalam minggu pertama, BB mungkin
selimut, hasil peimbangan dikurangi turun dahulu (tidak melebihi 10% dalam
waktu 3-7 hari) baru kemudian naik
berat selimut
Timbang bayi

kembali
Mengukur panjang dan lingkar kepala Panjang lahir normal 48-52 cm
Lingkar kepala normal 33-37 cm
bayi
B Penilaian Bayi Baru Lahir Normal
APGAR SCORE
APGAR
Appearance/ warna kulit

0
Biru/pucat

1
Badan merah,

2
Seluruh tuubuh
16

Pulse/denyut jantung

seluruh tubuh
Tidak terdengar

ekstremitas biru
<100x/menit

Grimace/reflek iritability

Tidak ada respon

Gerakan sedikit

Activity/tonus otot

Lemah

Respiration

Tidak ada

Fleksi pada
ekstremitas
Menangis
lemah/merintih

merah
>100x/menit
Gerakan
kuat/melawan
Gerakan aktif
Menangis kuat

Interpretasi skor:
03
: asfiksia berat
46
: asfiksia sedang
7 10
: asfiksia ringan
PENILAIAN UNTUK TANDA-TANDA KEGAWATAN
1

Bayi baru lahir dinyatakan sakit apabila mempunyai salah satu atau beberapa tanda
tanda berikut :

Sesak nafas.

Frekuensi pernafasan 60 X/mnt.

Gerak retraksi dada.

Malas minum.

Panas atau suhu badan bayi rendah.

Bayi kurang aktif.

Berat lahir rendah ( 1500 2500 gram ).


2

Tanda tanda bayi sakit berat.


Apabila terdapat salah satu atau lebih tanda tanda berikut ini :
1

Sulit minum.

Sianosis sentral ( lidah biru ).

Perut kembung.

Periode apneu.

Kejang / periode kejang kejang kecil.

Merintih.

Perdarahan.

Sangat kuning.

Berat badan lahir < 1500 gram.


17

BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI BARU LAHIR (BBL)

1. Pengkajian
a. Identitas (Nama, Alamat, Agama, Status, Umur, Pendidikan, Pekerjaan )
b. Pengkajian terhadap faktor resiko
1) Maternal : Usia, riwayat kesehatan yang lalu, perkembangan social dan riwayat
pekerjaan.
2) Obsetrik : Parity, periode, kondisi kehamilan terakhir
3) Perinatal : Antenatal, informasi prenatal maternal health (DM,jantung)
4) Intra Partum event :
a) Usia gestasi : Lebih dari 34 minggu sampai dengan 42 minggu.
b) Lama dan karakteristik persalinan : Persalinan lama pada kala I dan II KPD
24 jam.
c) Kondisi ibu : Hipo/Hiper tensi progsif perdarahan, infeksi.
d) Keadaan yang mengidentifikasi fetal disstres HR lebih dari 120 x sampai
dengan 140 x / menit.
e) Penggunaan analgesic
f) Metode meahirkan : Sectio Caesaria, Forsep, Vakum
c. Pengkajian Fisik
1) Eksternal : Perhatikan warna, bercak warna , kuku, lipatan pada telapak kaki,
periksa potensi hidung dengan menutup sebelah lubang hidung sambil
mengobservasi pernafasan dan perubahan kulit.
2) Dada

18

Palpasi untuk mencari detak jantung yang terkencang, auskultasi untuk


menghitung denyut jantung, perhatikan bunyi nafas pada setiap dada.
a) Abdomen : Verifikasi adanya abdomen yang berbentuk seperti kubam atau
tidak ada anomaly, perhatikan jumlah pembuluh darah pada tali pusat.
b) Neurologis : Periksa tonus otot dan reaksi reflex.
d. Pemeriksaan Penunjang
e. Nilai APGAR
f. Pengkajian
1) Aktivitas/Istirahat
Status sadar mungkin 2-3 jam beberapa hari pertama, bayi tampak
semi koma saat tidur ; meringis atau tersenyum adalah bukti tidur dengan
gerakan mata cepat, tidur sehari rata-rata 20 jam.
2) Pernapasan dan Peredaran Darah
Bayi normal mulai bernapas 30 detik sesudah lahir, untuk menilai
status kesehatan bayi dalam kaitannya dengan pernapasan dan peredaran
darah dapat digunakan metode APGAR Score. Namun secara praktis dapat
dilihat dari frekuensi denyut jantung dan pernapasan serta wajah, ekstremitas
dan seluruh tubuh, frekwensi denyut jantung bayi normal berkisar antara 120140 kali/menit (12 jam pertama setelah kelahiran), dapat berfluktuasi dari 70100 kali/menit (tidur) sampai 180 kali/menit (menangis).
Pernapasan bayi normal berkisar antara 30-60 kali/menit warna
ekstremitas, wajah dan seluruh tubuh bayi adalah kemerahan.Tekanan darah
sistolik bayi baru lahir 78 dan tekanan diastolik rata-rata 42, tekanan darah
berbeda dari hari ke hari selama bulan pertama kelahiran. Tekanan darah
sistolik bayi sering menurun (sekitar 15 mmHg) selama satu jam pertama
setelah lahir. Menangis dan bergerak biasanya menyebabkan peningkatan
tekanan darah sistolik.
3) Suhu Tubuh
Suhu inti tubuh bayi biasanya berkisar antara 36,50C-370C.Pengukuran
suhu tubuh dapat dilakukan pada aksila atau pada rektal.
4) Kulit

19

Kulit neonatus yang cukup bulan biasanya halus, lembut dan padat
dengan sedikit pengelupasan, terutama pada telapak tangan, kaki dan
selangkangan.Kulit biasanya dilapisi dengan zat lemak berwarna putih
kekuningan terutama di daerah lipatan dan bahu yang disebut verniks
kaseosa.
5) Keadaan dan Kelengkapan Ekstremitas
Dilihat apakah ada cacat bawaan berupa kelainan bentuk, kelainan
jumlah atau tidak sama sekali pada semua anggota tubuh dari ujung rambut
sampai ujung kaki juga lubang anus (rektal) dan jenis kelamin.
6) Tali Pusat
Pada tali pusat terdapat dua arteri dan satu vena umbilikalis.Keadaan
tali pusat harus kering, tidak ada perdarahan, tidak ada kemerahan di
sekitarnya.
7) Refleks
Beberapa refleks yang terdapat pada bayi :
a) Refleks moro (refleks terkejut). Bila diberi rangsangan yang mengagetkan
akan terjadi refleks lengan dan tangan terbuka.
b) Refleks menggenggam (palmer graps). Bila telapak tangan dirangsang
akan memberi reaksi seperti menggenggam. Plantar graps, bila telapak
kaki dirangsang akan memberi reaksi.
c) Refleks berjalan (stepping). Bila kakinya ditekankan pada bidang datang
atau diangkat akan bergerak seperti berjalan.
d) Refleks mencari (rooting). Bila pipi bayi disentuh akan menoleh kepalanya
ke sisi yang disentuh itu mencari puting susu.
e) Refleks menghisap (sucking). Bila memasukan sesuatu ke dalam mulut
bayi akan membuat gerakan menghisap.
8) Berat Badan
Pada

hari

kedua

dan

ketiga

bayi

mengalami

berat

badan

fisiologis.Namun harus waspada jangan sampai melampaui 10% dari berat


badan lahir.Berat badan lahir normal adalah 2500 sampai 4000 gram.
9) Mekonium
20

Mekonium adalah feces bayi yang berupa pasta kental berwarna gelap
hitam kehijauan dan lengket. Mekonium akan mulai keluar dalam 24 jam
pertama.
10) Antropometri
Dilakukan pengukuran lingkar kepala, lingkar dada, lingkar lengan
atas dan panjang badan dengan menggunakan pita pengukur. Lingkar kepala
fronto-occipitalis 34cm, suboksipito-bregmantika 32cm, mento occipitalis
35cm. Lingkar dada normal 32-34 cm. Lingkar lengan atas normal 10-11 cm.
Panjang badan normal 48-50 cm.
11) Seksualitas
Genetalia wanita ; Labia vagina agak kemerahan atau edema, tanda
vagina/himen dapat terlihat, rabas mukosa putih (smegma) atau rabas
berdarah sedikit mungkin ada. Genetalia pria ; Testis turun, skrotum tertutup
dengan rugae, fimosis biasa terjadi.
2. Diagnosa Keperawatan
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.

Ketidakefektifan pola nafas


Ketidakefektifan bersihan jalan nafas
Hipertermia
Hipotermia
Resiko infeksi
Resiko Cedera
Resiko nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

3. Perencanaan
Data Terlampir
4. Implementasi
Implementasi tindakan pemberian asuhan keperawatan pada bayi baru lahir disesuaikan
dengan perencanaan yang telah dibuat.
5. Evaluasi
Evaluasi dilakukan dengan metode SOAP

21

BAB IV
PENUTUP
4.1 Simpulan
Bayi baru lahir adalah bayi yang pada usia kehamilan 37-42 minggu dan berat badan
2.500-4.000 gram (Vivian, N. L. D, 2010).
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dengan umur kehamilan 37 minggu sampai
42 minggu dan berat lahir 2500 gram sampai 4000 gram (Depkes RI, 2005).
Neonatus (bayi baru lahir) adalah bayi yang baru lahir sampai usia 4 minggu lahir
biasanya dengan usia gestasi 38-42 minggu (Wong, D,L, 2003).
Jadi asuhan keperawatan pada bayi baru lahir adalah asuhan keperawatan yang diberikan
pada bayi yang baru mengalami proses kelahiran dan harus menyesuaikan diri dari kehidupan
intra uteri kekehidupan ekstra uteri hingga mencapai usia 37-42 minggu dan dengan berat
2.500-4.000 gram.
4.2 Saran
Diharapkan perawat dalam memberikan asuhan keperawatan bayi baru lahir(BBL) sesuai
dengan standar APN bayi baru lahir, selain itu diperlukan kemampuan orang tua dalam
memberikan asuhan yang tepat untuk bayinya.

DAFTAR PUSTAKA
Bobak, Lowdermilk, Jansen. 2005. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Edisi 4. Jakarta : EGC.
MNH, JNPK-KR dan DepKes. 2003. Buku Acuan Persalinan Normal. Jakarta : DepKes
NANDA. 2012. Diagnosa Keperawatan Definisi dan Klasifikasi. Jakarta : EGC
Prawirohardjo, Sarwono. 2005. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal.Jakarta : Yayasan Bina Pustaka
22

RI DepKes. 2005. Pelayanan Kesehatan Neonatal Esensial. Jakarta : DepKes.


Saifuddin, abdul bari. 2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal Dan
Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

23

Anda mungkin juga menyukai