Anda di halaman 1dari 11

Adaptasi fisiologis BBL terhadap kehidupan di luar uterus

Bayi baru lahir harus beradaptasi dari yang bergantungan terhadap ibunya
kemudian menyesuaikan dengan dunia luar, bayi harus mendapatkan oksigen dari
bernafas sendiri, mendpaatkan nutrisi peroral untuk mempertahankan kadar gula,
mengatur suhu tubuh, melawan setiap penyakit atau infeksi, dimana fungsi ini sebelum
dilakukan oleh plasenta.
A. Perubahan sistem pernafasan

Perkembangan paru-paru : paru-paru berasal dari titik yang muncul dari


pharynx kemudian bentuk bronkus sampai umur 8 tahun, sampai jumlah bronchiolus
untuk alveolus berkembang, awal adanya nafas karena terjadi hypoksia pada akhir
persalinan dan rangsangan fisik lingkungan luar rahim yang merangsang pusat pernafasan
di otak, tekanan rongga dada menimbulkan kompresi paru-paru selama persalinan
menyebabkan udara masuk paru-paru secara mekanis.
Awal adanya nafas, dua faktor yang berperan pada rangsangan napfas pertama
bayi adalah sebagai berikut :
1. Hipoksia pada akhir persalinan dan rangsangan fisik lingkungan luar rahim
yang merangsang pusat pernafasan di otak.
2. Tekanana terhadap orongga dada yang terjadi karena kompresi paru-paru
selama persalinan, yang merangsang masuknya udara ke dalam paru-paru
secara mekanis.
Selama dalam rahim ibu janin mendapat O2 dari pertukaran gas mill plasenta.
Setelah bayi lahir pertukaran gas melalui paru-paru bayi. Rangsangan gas melalui paru-
paru untuk gerakan pernafasan pertama.
a. Tekanan mekanik dari toraks pada saat melewati janin lahir.
b. Menurun kadar pH O2 dan meningkat kadar pH CO2 merangsang
kemoreseptor karohd.
c. Rangsangan dingin di daerah muka dapat merangsang permukaan gerakan
pernafasan.
d. Pernafasan pertama pada BBL normal dalam waktu 30 detik setelah
persalinan. Dimana tekanan rongga dada bayi pada melalui jalan lahir
mengakibatkab cairan paru-paru kehilangan 1/3 dari jumlah cairan tersebut.
Sehingga cairan yang hilang tersebut diganti dengan udara. Paru-paru
mengembang menyebabkan rongga dada troboli pada bentuk semula, jumlah
cairan paru-paru pada bayi normal 80 museum lampung -100 museum
lampung.

B. Dari cairan menuju udara


Bayi cukup bulan, mempunyai cairan didalam paru-paru dimana selama lahir 1/3
cairan ini diperas dari paru-paru, jika proses persalinan melalui section cesaria maka
kehilangan keuntungan komresi dada ini tidak terjadi maka dapat mengakibatkan paru-
paru basah.
Beberapa tarikan nafas pertama menyebabkan udara memenuhi ruangan trakhea
untuk bronkus bayi baru lahir, paru-paru akan berkembang terisi udara sesuai dengan
perjalanan waktu.

C. Perubahan sistem peredaran darah


Setelah bayi lahir, darah bayi baru lahir harus melewati paru-paru untuk
mengambil oksigen dan mengadakan sirkulasi tubuh menghantar oksigen kejaringan
sehingga harus terjadi dua hal : penutupan voramen ovale dan penutupan duktus antara
arteoriosus antara arteri paru-paru serta aorta.
Dua peristiwa yang mengubah tekanan dalam sistem pembuluh darah adalah
sebagai berikut :
1. Pada saat tali pusat dipotong, resistensi pembuluh sistemik meningkat dan
tekanan atrium kanan menurun. Tekanan atrium kanan menurun karena
berkurangnya aliran darah ke atrium kanan tersebut. Hal ini menyebabkan
penurunana volume dan tekanan atrium kenan itu sendiri. Kedua kejadian ini
membantu darah dengan kandungan oksigen sedikit menglir ke paru-paru
untuk menjalani proses oksigenasi ulang.
2. Pernafasan pertama menurunkan resistensi pembuluh darah paru-paru dan
meningkatkan tekanan atrium kanan. Oksigen pada pernafasan pertama ini
menimbulkan relaksasi dan terbukanya sistem pembuluh darah paru-paru
(menurunkan resistensi pembuluh darah paru-paru). Peningkatan sirkulasi ke
paru-paru mengakibatkan peningkatanan volume darah dan tekanan pada
atrium kanan. Dengan peningkatan tekanan atrium kanan ini dan penurunana
tekanan pada atrium kiri, foreman ovale secara fungsional akan menutup.

D. Perubahan sistem gastrointestinal


Sebelum janin cukup bulan akan menghisap dan menelan repleks gumog dan
replek batuk yang matang sudah terbentuk dengan baik pada saat lahir, kemampuan ini
masih cukup selain mencerna ASI, hubungan antara asophagus bawah dan lambung
masih belum sempurna maka akan menyebakan gumoh pada bayi baru lahir, kapasitas
lambung sangat terbatas kurang dari 30 cc, dan akan bertambah lambat sesuai
pertumbuhannya.

E. Perubahan sistem kekebalan tubuh

Sistem imun bayi masih belum matang sehingga rentan terhadap berbagai infeksi
dan alergi jika sistem imun matang akan memberikan kekebalan alami atau didapat,
berikut contoh kekebalan alami :
1. perlindungan oleh kulit membran mukosa.
2. fungsi saringan-saringan saluran nafas.
3. pembentukan koloni mikroba oleh kulit halus dan anus.
4. perlindungan kimia oleh lingkungan asaam lambung.

F. Mekanisme kehilangan panas tubuh


Tubuh bayi baru lahir belum mampu untuk melakukan regulasi temperatur tubuh
sehingga apabila penangan pencegahan kehilangan panas tubuh dan lingkungan sekitar
tidak disiapkan dengan baik, bayi tersebut dapat mengalami hipotermi yang dapat
mengakibatkan bayi menjadi sakit atau mengalami gangguan fatal.
 Evaporasi ( penguapan cairan pada permukaan tubuh bayi )
 Konduksi ( tubuh bayi bersentuhan dengan permukaan yang temperaturnya
lebih rendah )
 Konveksi ( tubuh bayi terpapar udara atau lingkungan bertemperatur dingin )
 Radiasi ( pelepasan panas akibat adanya benda yang lebih dingin di dekat
tubuh bayi )

G. Perubahan sistem ginjal

pada bulan keempat kehidupana janin, ginjal terbentuk. Didalam rahim, urin
sudah terbentuk dan di ekskresi ke dalam cairan amnion. Beban kerja ginjal dimulai saat
bayi lahir sehingga masukkan cairan meningkat, mungkin urin akan tampak keruh
termasuk berwarna merah muda. Hal ini disebabakan oleh kadar urin yang tidak banyak
berarti. Biasanya sejumlah kecil urin terdapat dalam kandungan kemih bayi saat lahir,
tetapi bayi baru lahir mungkin tidak mengeluarkan urin selama 12-24 jam. Berkemih
sring terjadi setelah periode ini. Berkemih 6-10 kali dengan warna urin pucat
menunjukkan masukkan cairan yang cukup. Umumnya, bayi cukup bulan mengeluarka
urin 15-60 ml/kg perhari.
Intake cairan sangat memengaruhi adaptasi fisiologis bayi pada sistem ginjal.
Oleh karena itu, pemeberian ASI sesering mungkin dapat membantu proses tersebut.
Bidan dapat menganjurkan dan memebrikan konseling kepada klien untuk memberikan
ASI sesering mungkin pada bayi untuk membantu adaptasi fisiologi bayi baru lahir pada
lingkungan barunya.

H. Perubahan sistem reproduksi


anak laki-laki tidak menghasilkan sperma sampai pubertas, teteapi anak
perempuan mempunyai ovum atau sel telur dalam indung telurnya. Kedua jenis kelamin
mungkin memperlihatkan pembesaran payudara, terkadang disertai sekresi cairan pada
puting pada hari 4-5 karna adanya gejala berhentinya sirkulasi hormon ibu.
Pada anak perempuan,peningkatan kadar estrogen selama masa hamil yang diikuti
dengan penurunan setelah bayi lahir mengakibatkan pengeluaran suatu cairan mukoid
atau terkadang pengeluaran bercak darah melalui vagina. Pada bayi baru lahir cukup
bulan, labia mayora dan minora menutupi vestibulum.

I. Perubahan sistem muskuloskeletal


otot sudah dalam keadaan lengkap pada saat lahir, tetapi tumbuh melalui proses
hipertrofi. Tumpang tindih atau moulagu dapat terjadi pada waktu lahir karena tulang
pembungkus tengkorak belum seluruhnya mengalami osifikasi. Moulage ini dapat
menghilang beberapa hari setelah melahirkan. Ubun-ubun besar akan tetep terbuka
hingga usia 18 bulan. Kepala bayi cukup bulan berukuran ¼ panjang tubuh. Lengan
sedikit lebih panjang dari pada tungkai.

J. Perubahan sistem saraf


Jika dibandingkan dengan sistem tubuh yang lain, sistem saraf belum matang
secara anatomi dan fisiologi. Hal ini mengakibatkan kontrol yang minimal oleh korteks
serebri terhadap sebagian besar batang otak dan aktivitas refleks tulang belakang pada
bulan pertama kehidupan walaupun sudah terjadi interaksi sosial. Adanya beberapa
aktivitas reflek yang terdapat pada bayi baru lahir menandakan adanya kerja sama antara
sistem saraf dan sistem muskuloskeletal.
Reflek pada bayi antara lain sebagai berikut :
1) refleks moro
reflek dimana bayi akan mengembangkan tangan lebar-lebar dan melebarkan jari-
jari, lalu membandingkan tarikan yang cepat seakan-akan memeluk seseorang.
2) Reflek rooting
Reflek ini timbul karena stimulasi taktil pipi dan daerah mulut. Bayi akan
memutar kepala seakan mencari puting susu.
3) Reflek sucking
Reflek ini timbul bersama reflek rooting untuk menghisap puting susu dan
menelan ASI.
4) Reflek batuk dan bersin
Reflek ini timbul untuk melindungi bayi dan obstruksi pernafasan.
5) Reflek graps
Reflek yang timbul jika ibu jari diletakkan pada telapak tangan bayi lalu bayi
akan menutup tangannya.
6) Reflek walking dan stapping
Reflek yang timbul jika bayi dalam posisi berdiri akan ada gerakan spontan kaki
melangkah kedepan walaupun bayi tersebut belum bisa berjalan.
7) Reflek tonic neck
Reflek yang timbul jika bayi mengangkat leher dan menoleh kekanan atau kekiri
jika diposisiskan tengkurap.
8) Reflek babinsky
Reflek ini akan muncul bila ada rangsangan pada telapak kaki. Ibu jari kaki akan
bergerak keatas dan jari-jari lainnya membuka.
9) Reflek membengkokkan badan (reflek galant)
Ketika bayi tengkurap, goresan pada punggung menyebabkan pelvis
membengkok kesamping.
10) Reflek bauer/merangkak
Reflek akan terlihat pada bayi aterm dengan posisi bayi tengkurap.

K. Perubahan sistem integumen


Pada bayi baru lahir cukup bulan, kulit berwarna merah dengan sedikit verniks kaseosa.
Sementara itu, bayi prematur memiliki kulit tembus pandang dan banyak verniks. Pada
saat lahir, tidak semua verniks dihilangkan karena absorpasi oleh kulit bayi dan hilang
dalam 24 jam. Bayi baru lahir tidak memerlukan memerlukan bedak atau cream karena
zat-zat kimia dapat memengaruhi pH kulit bayi.
1.2 Perlindungan termal ( Termoregulasi )
1. Mencegah kehilangan panas tubuh
 Keringkan tubuh bayi dengan handuk bersih,
 Kering dan hangat,selimuti,tutup bagian kepala bayi,
 Minta ibu untuk mendekap tubuh bayi dan segera menyusukan bayinya,
 Tempatkan bayi di lingkungan yang hangat,
 Jangan segera menimbang (tanpa penutup tubuh) dan memandikan bayi.
2. Rekomendasi untuk memandikan bayi
 Tunggu (minimal) 6 jam sebelum memandikan bayi (tunggu lebih lama untuk
bayi asfiksia atau hipotermia),
 Lakukan setelah stabilnya temperatur tubuh bayi (36,5-37,5 ºc)
 Mandikan dalam rungan yang hangat dan tidak banyak hembusan angin
 Mandikan secara cepat dengan menggunakan air hangat
 Segera keringkan tubuhnya (dengan handuk bersih,kering, dan hangat)
 Segera kenakan pakaiannya
 Tempatkan di dekat ibunya
 Beri ASI sedini mungkin.
3. Stress dingin
Stres dingin menimbulkan masalah fisiologis dan metabolisme pada semua
bayi baru lahir tanpa memandang usia kehamilan dan kondisi lain. Kecepatan
pernafasan meningkat sebagai respon terhadap kebutuhan oksigen ketika
konsumsi oksigen meningkat secara bermaksa pada stres dingin.
Efek stres dingin. Ketika seorang bayi mengalami stres akibat udara dingin,
konsumsi oksigen akan meningkat, terjadi vasokontriksi perifer, dan vasokontriksi
pulmoner sehingga ambilan oksigen oleh paru dan kadar oksigen menutun
dijaringan. Glikolisis anaerobik meningkat dan terdapat peningkatan PO2 dan pH
yang mengakibatkan asidosis metabolik.

1.3 Pemeliharaan pernafasan


1. Menjaga suhu tubuh
Bayi diletakkan di atas radiant warmer dan secepat mungkin dikeringkan. Lepaskan
dengan cepat kain yang basah dan bungkus bayi dalam selimut yang hangat untuk
mengurangi kehilangan panas. Atau dengan cara meletakkan bayi yang kering di kulit
dada atau perut ibu yang menggunakan suhu panas dari tubuh ibu.
2. Pembebasan jalan nafas
Posisi bayi lahir adalah terlentang atau miring pada satu sisi dan kepala pada posisi
netral. Kemudian lendir dibersihkan dengan mengusap mulut dan hidung dengan
menggunakan kasa atau kain. Bila lendir banyak kepala bayi dimiringkan ke samping
dan lendir dihisap dari jalan nafas.
3. Rangsangan taktil
Apabila tidak terjadi pernafasan spontan, dilakukan pengusapan punggung, jentikan pada
telapak kaki mungkin bisa merangsang pernafasan spontan.
4. Pemberian oksigen
Pemberian oksigen 100% diberikan pada keadaan seperti sianosis, bradikardi, dan tanda
distress pernafasan yang lain pada bayi yang bernafas selama stabilisasi.

1.4 Pemotongan dan perawatan tali pusat


1. Pemotongan tali pusat
Setelah seluruh badan bayi lahir pegang bayi bertumpu pada lengan kanan sedemikian
rupa hingga bayi menghadap ke arah penolong, nilai bayi dengan cepat, kemudian
letakkan bayi di atas perut ibu dengan posisi kepala lebih rendah dari badan. (Bila tali
pusat terlalu pendek, letakkan bayi di tempat yang memungkinkan). Segera
mengeringkan bayi, membungkus kepala dan badan bayi kecuali bagian tali pusat,
menjepit tali pusat menggunakan klem kira-kira 3 cm dari umbilicus bayi, melakukan
urutan pada tali pusat ke arah ibu dan memasang klem kedua 2 cm dari klem pertama
memegang tali pusat di antara 2 klem menggunakan tangan kiri, dengan perlindungan
jari-jari tangan kiri, memotong tali pusat di antara kedua klem.
2. Mengikat tali pusat
Mengikat tali pusat ± 1 cm dari umbilikus dengan simpul mati, mengikat baik tali pusat
dengan simpul mati untuk kedua kalinya, melepaskan klem pada tali pusat dan
memasukkannya dalam wadah berisi larutan 0,5%, membungkus kembali bayi.
3. Merawat tali pusat
Sementara menggunakan sarung tangan, bersihkan cemaran atau darah dalam larutan
klorin 0,5 %, bilas dengan air matang atau DTT kemudian keringkan dengan handuk,
ikat (dengan simpul kunci) tali pusat pada 1 cm dari pusat bayi (dengan tali atau
menjepit), lepaskan klem menjepit tali pusat dan masuk pusat (pengolesan alkohol atau
povidone iodine pada puntung tali pusat masih dibolehkan selama tidak menyebabkan
tali pusat basah/lembab).
4. Nasehat bagi ibu atau keluarganya untuk merawat tali pusat
Lipat popok dibawah puntung tali pusat, jika puntungnya kotor, bersihkan dengan air
matang/DTT kemudian keringkan kembali secara seksama, warna kemerahan atau
ytimbulnya nanah pada pusar atau puntung tali pusat adalah tanda abnormal (bayi
tersebut harus dirujuk untuk penanganan lebih lanjut)
5. Kewaspadaan pencegahan infeksi
Anggaplah setiap orang berpotensi menularkan infeksi, cuci tangan/gunakan cairan
dengan basisi alkohol, gunakan sarung tangan, pakai baju pelindugn, bersihkan bila perlu
lakukan DTT peralatan, bersihkan ruang perawatan secara rutin, letakkan bayi yang
mungkin mengkontaminasi lingkungan.
6. Pencegahan infeksi
Cuci tangan sebelum dan setelah kontak dengan bayi, gunakan sarung tangan bersih saat
menangani bayi yang belum dimandikan, semua peralatan sudah di DTT dan jangan
menggunakan alat dari bayi yang satu dengan lainnya sebelum di proses dengan benar,
pastikan handuk,pakaian,selimut,kain dan sebagainya dalam keadaan bersih sebelum
dipakaikan pada bayi, termasuk penggunaan timbangan,pita pengukur,stetoskop da
peralatan lainnya.
7. Tetes mata profilaksis
Gunakan tetes mata perak nitrat 1%, salep tetrasiklin 1% atau salep eritromisin 0,5 %,
berikan dalam 1 jam pertama kelahiran, setelah pemberian tetes mata profilaksis,
kembalikan bayi pada ibunya untuk disusukan dan bergabung kembali.

https://www.academia.edu/29974256/MAKALAH_ADAPTASI_BAYI_BARU_LAHIR

Anda mungkin juga menyukai