Anda di halaman 1dari 10

PERUBAHAN FISIK FISIOLOGIS

BAYI BARU LAHIR

ADHELIA PUTRI UTAMI


2211060018

PROGRAM STUDI KEBIDANAN S1


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
2023
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kelahiran merupakan suatu peristiwa yang berpusat pada kebutuhan bayi baru lahir.
Memberikan pertolongan segera, aman, dan bersih merupakan bagian essensial dari asuhan
bayi baru lahir.
Kesakitan dan kematian bayi baru lahir Sebagian besar disebabkan oleh asfiksia,
hipotermia, dan atau infeksi., sehingga perlu dilakukan Tindakan dengan penatalaksanaan yang
optimal agar kejadian asfiksia yang diikuti hipotermia dan atau infeksi dapat dicegah dengan
maksimal.
Bidan bertanggung jawab untuk Tindakan segera melakukan perawatan intensif agar
dapat menurunkan angka kesakitan dan kematian bayi baru lahir yang disebabkan kurang
tepatnya dalam memberikan asuhan.
Adaptasi bayi baru lahir sangat penting sebagai landasan untuk perencanaan perawatan
bayi baru lahir. Setelah bayi lahir harus dapat beradaptasi mandiri secara fisiologis. Periode
adaptasi terhadap kehidupan diluar rahim berlangsung hingga satu bulan atau lebih setelah
kelahiran untuk beberapa system tubuh bayi. Transisi yang cepat terjadi pada system
pernafasan, system jantung dan sirkulasi darah, system thermoregulasi, dan system pengaturan
glukosa.

B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan penjabaran latar belakang diatas, maka perumusan masalah pada makalah
ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana perubahan system pernafasan bayi?
2. Bagaimana perubahan system jantung dan sirkulasi darah pada bayi?
3. Bagaimana perubahan system thermoregulasi pada bayi?
4. Bagaimana perubahan system pengaturan glukosa pada bayi?

C. METODE PENYUSUNAN MAKALAH

Metode yang digunakan untuk menyusun makalah ini adalah menggunakan studi literatur.
Metode studi literatur adalah serangkaian kegiatan yang berkenaan dengan metode
pengumpulan data Pustaka, membaca, dan mencatat serta mengolah bahan penyusun
makalah.
Pengumpulan data yang digunakan berasal dari textbook, journal, artikel ilmiah, literature
view yang berisikan materi yang ada didalam makalah.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. SISTEM PERNAFASAN
Pernafasan bayi normal akan terjadi 30 detik pertama sesudah bayi lahir. Perubahan
system pernafasan bayi merupakan salah satu perubahan yang penting bagi bayi. Sebelum lahir,
paru-paru bayi terisi 20ml cairan/kg bb bayi. Usaha nafas yang pertama kali dilakukan oleh bayi
merupakan usaha yang berfungsi untuk mempertahankan tekanan alveoli, selain itu ada cairan
surfaktan, juga karena adanya tarikan nafas dan pengeluaran nafas dengan merintih sehingga
udara bisa tertahan didalamnya. Cara bernafas bayi menggunakan dua tehnik yaitu bernafas
dengan diagfragma dan juga menggunakan abdomen. Apabila cairan surfaktan yang berada
diparu-paru bayi berkurang, maka alveoli akan kolaps sehingga paru akan tampak kaku dan
menyebabkan terjadinya atelektasis, dan kondisi ini bayi bisa mempertahankan kehidupannya
karena adanya kelanjutan metabolisme anaerobic.

Factor- factor yang berberan pada rangsangan nafas pertama pada bayi baru lahir:

1. Hipoksia pada akhir persalinan dan rangsangan fisik lingkungan luar Rahim yang
merangsang pusat pernafasan bayi di otak.
2. Tekanan pada rongga dada, kompresi pada paru selama persalinan merangsang masuknya
udara ke paru, sehingga terjadi interaksi antara system pernafasan, kardiovaskuler, susunan
saraf pusat yang menimbulkan pernafasan yang teratur
3. Penimbunan kadar karbon dioksida didalam darah akan merangsang pernafasan dan
menambah frekuensi dan tingkat Gerakan pernafasan janin
4. Perubahan suhu (dingin) akan merangsang pernafasan pada bayi.

Fungsi bayi melakukan pernafasan pertama kali:

1. Untuk mengeluarkan cairan paru


2. Mengembangkan cairan alveolus paru

Cairan surfaktan berfungsi untuk menstabilkan dinding alveoli agar tidak kolaps saat akhir
pernafasan, janin memproduksi surfaktan pada usia 20 minggu dan akan meningkat sampai
dengan paru-paru janin matang (30-34 minggu).

Bayi yang cukup bulan, mempunyai cairan didalam paru, dan saat bayi lahir melalui jalan
lahir 1/3 cairan yang berada diparu akan keluar karena adanya tekanan pada dinding thorak dan
diisi oleh udara. Proses kelahiran bayi melalui section secaria akan kehilangan keuntungan ini,
sehingga akan berpotensi untuk menderita paru-paru basah dalam jangka waktu yang lama.

Saat tarikan nafas pertama pertama, udara akan memenuhi ruangan trachea dan bronkus
pada bayi baru lahir, sisa cairan yang berada di dalam paru akan diserap Kembali oleh pembuluh
lumfe dan darah, dan seluruh alveoli paru akan terisi oleh udara sesuai dengan pertambahan
usia.

B. SISTEM JANTUNG DAN SIRKULASI DARAH BAYI


Denyut jantung janin diatur oleh pengaruh divisi simpatis dan parasimpatis system saraf
otonom dan kemoreseptor serta baroreseptor. Denyut jantung janin yang normal adalah 120-
160x/ menit. Oksigen yang memadai merupakan factor yang penting untuk mempertahankan
kecukupan pertukaran udara. Jika terdapat hipoksia maka pembuluh darah paru-paru akan
mengalami vasokontriksi dan pengerutan pada pembulu darah yang mengakibatkan pembuluh
darah tidak akan terbuka sehingga menyebabkan penurunan oksigenasi jaringan dan akan
memperburuk hipoksia.
Peningkatan aliran darah paru, akan memperlancar pertukaran gas didalam alveolus dan
menghilangkan cairan dalam paru. Aliran darah keparu akan mendorong terjadinya peningkatan
sirkulasi pembuluh limfe sehingga merangsang perubahan sirkulasi janin menjadi sirkulasi luar
rahim.
Setelah lahir, darah bayi akan melewati paru untuk mengambil oksigen dan mengadakan
sirkulasi melalui tubuh guna mengantarkan oksigen ke jaringan.
Perubahan yang terjadi pada system sirkulasi diantaranya adalah
1. Penutupan foramen oval pada jantung
a. saat tali pusat dipotong resistensi pembuluh sistemik meningkat, dan tekanan
atrium kanan menurun. Hal ini membantu darah dengan kandungan oksigen
sedikit mengalir ke paru-paru untuk memproses oksigenasi ulang.
b. Pernafasan pertama disebabkan karena menurunnya resistensi pembuluh,
sehingga tekanan pada atrium kanan naik, dan oksigen akan mengalir kedalam
paru-paru, sehingga menyebabkan penurunan pada tekanan atrium kiri. Saat
tekanan atrium kiri menurun, maka menyebabkan foramen ovale menutup
secara fungsional.
2. Penutupan ductus arteriosus antara arteri paru -paru dan aorta.
a. Dengan adanya pernafasan, menyebabkan kadar oksigen darah meningkat,
sehingga ductus arteriosus mengalami kontraksi dan menutup
b. Selanjutnya system sirkulasi bayi dapat menjalankan sesuai dengan fungsinya.
Perubahan sirkulasi terjadi akibat perubahan tekanan pada darah di seluruh system
pembuluh darah. Perubahan tekanan berpengaruh pada aliran darah. Oksigenasi
menyebabkan system pembuluh mengubah tekanan dengan cara mengurangi atau
meningkatkan resistensinya sehingga dapat mengubah system aliran darah.

C. THERMOREGULASI
Suhu tubuh bayi lahir yang normal sekitar 36,5 °C – 37,5 °C. bayi baru lahir belum bisa
untuk mempertahankan panas tubuhnya, suhu tubuh dikendalikan oleh hipotalamus , area otak
yang berada disisi kelenjar hipofisis, sehingga bayi akan merasa stress jika mengalami
perubahan dalam lingkungannya. Saat bayi meninggalkan suhu didalam Rahim, dan keluar ke
suhu diluar Rahim akan menyebabkan penguapan pada air ketuban. Pembentukan suhu tanpa
adanya mekanisme mengigil merupakan usaha utama seorang bayi untuk mendapatkan panas
tubuh.
Pembentukuan suhu tubuh yang dilakukan bayi tanpa adanya reflek mengigil, didapat dari
penggunaan lemak coklat yang diproduksi untuk menghasilkan panas. Penimbunan lemak coklat
pada bayi dapat mampu meningkatkan panas tubuh hingga 100%. Untuk membakar lemak
coklat menjadi panas tubuh, bayi menggunakan glukosa untuk mendapatkan energi. Sehingga
jika bayi kedinginan dia akan mengalami hipoglikemi, hiposia, dan asidosis. Sehingga upaya
pencegahan panas pada bayi baru lahir merupakan prioritas utama untuk meminimalkan
kehilangan panas pada Bayi baru lahir.
Thermogenesis non mengigil (non shivering thermogenesis, NST) digunakan oleh bayi baru
lahir untuk tetap hangat.
Mekanisme kehilangan panas selama kelahiran, resusitasi, dan transportasi:
1. Evaporasi
Kehilangan panas akibat bayi tidak segera dikeringkan, akibatnya cairan ketuban pada
permukaan tubuh akan menguap.
2. Konduksi
Kehilangan panas akibat kontak langsung antara tubuh bayi dengan permukaan yang
dingin.
3. Konveksi
Kehilangan panas akibat bayi terpapar dengan udara sekitar yang lebih dingin.
4. Radiasi
Kehilangan panas akibat bayi yang ditempatkan didekat benda yang temperaturnya
lebih rendah dari temperature tubuh bayi.

Upaya yang dilakukan untuk mencegah bayi kehilangan panas:


1. Keringkan bayi secara seksama
2. Lakukan IMD
3. Selimuti bayi dengan selimut bersih, kering, dan hangat
4. Tutupi kepala bayi
5. Ajarkan ibu untuk memeluk dan memberi bayi ASI
6. Jangan segera memandikan bayi baru lahir
7. Tempatkan bayi dilingkungan yang hanggat.

D. PENGATURAN GLUKOSA
Selama didalam kandungan kebutuhan glukosa bayi dipenuhi oleh ibu. Saat tali pusat
dipotong, maka bayi sudah mengelola pengaturan glukosa secara mandiri. Kadar glukosa pada
bayi baru lahir, akan menurun secara drastic pada 1-2 jam pertama kelahiran yang Sebagian
besar digunakan untuk mempertahankan panas tubuh agar terhindar dari hipotermia. Jika
cadangan glukosa dalam tubuh bayi habis, dan apabila bayi tidak mendapatkan asupan glukosa
dari luar maka bayi akan beresiko untuk menderita hipoglikemia dengan gejala kejangm,
sianosis, apnoe, tangis lemah, letargia, dan menolak makan. Apabila gejala ini dibiarkan dalam
jangka panjang maka akan menyebabkan kerusakan sel-sel otak.
Pencegahan penurunan kadar glukosa pada bayi bisa diberikan ASI, selain itu pembuatan
glukosa dari sumber lain terutama lemak (glikoneogenesis), dimana bayi akan membuat glukosa
dari cadagan glikogen. Bayi menyimpan glikogen didalam hati saat bulan-bulan terakhir
kehamilan. Jika semua persediaan glikogen habis pada jam-jam pertama kelahiran, maka sel-sel
otak akan mengalami kerusakan.
Bayi yang lahir kurang bulan, atau lebih bulan, bayi dengan hambatan pertumbuhan
didalam kandungan, dan bayi yang stress merupakan resiko utama dalam kehilangan glukosa
pada jam pertama karena cadangan glikogen digunaan saat sebelum lahir.
Gejala hipoglikemi sangat khas, yaitu kejang-kejang halus, sianosis, apnue, tangis lemah,
letargia, lunglai, dan menolak makan. Hipoglikemi yang pada gejala awal tidak terlihat, dan
mengalami hipoglikemi dalam jangka panjang akan menyebabkan kerusakan pada sel-sel otak.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN
Berdasarkan teori yang sudah dijabarkan, serta membaca dari beberapa literatur maka
dapat ditarik kesimpulan:
1. Penanganan yang kurang tepat dalam perawatan bayi baru lahir dapat
menyebabkan beberapa gangguan pertumbuhan pada bayi.
2. Kehilangan panas dan kehilangan glukosa pada bayi yang tidak ditangani dengan
segera dapat menyebabkan adanya kerusakan sel-sel pada otak.

B. SARAN
Setelah melihat dari beberapa uraian materi diatas, maka kami sebagai penyusun
makalah menyarankan beberapa hal, diantaranya sebagai berikut:
1. Melakukan Tindakan pencegahan yang sesuai dengan kebutuhan bayi
2. Meningkatkan pengetahuan kepada para bidan agar dapat memberikan asuhan
yang benar dan tepat pada bayi baru lahir.
DAFTAR PUSTAKA

Solama, wita. Rivaneca, Rhipideni. Asuhan kebidanan neonatus, bayi, balita, dan pra sekolah.
Cv Toha media. 2022
Kustini. Ebook asuhan kebidanan neonatus. Universitas Islam Lamongan. 2022
Akmal, y. Anatomi fisiologi manusia. Leisyah. 2018
Behrman, R. ilmu Kesehatan anak edisi 15 vol 3. EGC. 2000
Sarwono, P. Ilmu Kebidanan. PT Bina Pustaka, Jakarta. 2010
Guyton AC, Hall Je. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 11. Penterjemah Irawati, Ramadani D,
Indriyani F. EGC. 2006
Rilanto L. Penyakit kardiovaskular. Universitas Indonesia. 2012

Anda mungkin juga menyukai