Anda di halaman 1dari 23

KONSEP NEONATUS ESENSIAL

Disusun Oleh :

KELOMPOK 4

1. Jono Setiawan
2. Wahyu Hadi W
3. Ratno Jaiz
4. Emy karmila
5. M. Avif Ramadani
6. Puteri Paulina A
7. Shella Wati
8. Vera Wati

AKADEMI KEPERAWATAN KESDAM VI/TANJUNGPURA


BANJARMASIN

2019
KONSEP NEONATUS ESENSIAL

Pengertian
Masa neonatal adalah masa sejak lahir sampai dengan 4 minggu (28 hari) sesudah
kelahiran. Neonatus adalah bayi berumur 0 (baru lahir) sampai dengan usia 1 bulan sesudah
lahir. Neonatus dini adalah bayi berusia 0-7 hari. Neonatus lanjut adalah bayi berusia 7-28 hari.
(Wafi Nur Muslihatun, 2010)
Menurut Dep. Kes. RI, (2005) Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dengan umur
kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu dan berat lahir 2500 gram sampai 4000 gram.
Menurut M. Sholeh Kosim, (2007) Bayi baru lahir normal adalah berat lahir antara 2500 –
4000 gram, cukup bulan, lahir langsung menangis, dan tidak ada kelainan congenital (cacat
bawaan) yang berat.

1. Perubahan sistim pernapasan / respirasi

Selama dalam uterus, janin mendapatkan oksigen dari pertukaran gas melalui
plasenta. Setelah bayi lahir, pertukaran gas harus melalui paru – paru.

a. Perkembangan paru-paru

Paru-paru berasal dari titik tumbuh yang muncul dari pharynx yang bercabnga dan
kemudian bercabang kembali membentuk struktur percabangan bronkus proses ini
terus berlanjit sampai sekitar usia 8 tahun, sampai jumlah bronkus dan
alveolusnakan sepenuhnya berkembang, walaupun janin memperlihatkan adanya
gerakan napas sepanjang trimester II dan III. Paru-paru yang tidak matang akan
mengurangi kelangsungan hidup BBL sebelum usia 24 minggu. Hal ini disebabkan
karena keterbatasan permukaan alveolus, ketidakmatangan sistem kapiler paru-paru
dan tidak tercukupinya jumlah surfaktan.

b. Awal adanya napas

Faktor-faktor yang berperan pada rangsangan nafas pertama bayi adalah :

1). Hipoksia pada akhir persalinan dan rangsangan fisik lingkungan luar rahim yang
merangsang pusat pernafasan di otak.
2). Tekanan terhadap rongga dada, yang terjadi karena kompresi paru - paru selama
persalinan, yang merangsang masuknya udara ke dalam paru - paru secara
mekanis.

Interaksi antara system pernapasan, kardiovaskuler dan susunan saraf pusat


menimbulkan pernapasan yang teratur dan berkesinambungan serta denyut yang
diperlukan untuk kehidupan.

3). Penimbunan karbondioksida (CO2)

Setelah bayi lahir, kadar CO2 meningkat dalam darah dan akan merangsang
pernafasan. Berurangnya O2 akan mengurangi gerakan pernafasan janin, tetapi
sebaliknya kenaikan CO2 akan menambah frekuensi dan tingkat gerakan
pernapasan janin.

4). Perubahan suhu

Keadaan dingin akan merangsang pernapasan.

c. Surfaktan dan upaya respirasi untuk bernapas

Upaya pernafasan pertama seorang bayi berfungsi untuk :

1). Mengeluarkan cairan dalam paru-paru

2). Mengembangkan jaringan alveolus paru-paru untuk pertama kali.

Agar alveolus dapat berfungsi, harus terdapat survaktan(lemak lesitin /sfingomielin)


yang cukup dan aliran darah ke paru – paru. Produksi surfaktan dimulai pada 20
minggu kehamilan, dan jumlahnya meningkat sampai paru-paru matang (sekitar 30-
34 minggu kehamilan). Fungsi surfaktan adalah untuk mengurangi tekanan
permukaan paru dan membantu untuk menstabilkandinding alveolus sehingga tidak
kolaps pada akhir pernapasan.
Tidak adanya surfaktan menyebabkan alveoli kolaps setiap saat akhir pernapasan,
yang menyebabkan sulit bernafas. Peningkatan kebutuhan ini memerlukan
penggunaan lebih banyak oksigen dan glukosa. Berbagai peningkatan ini
menyebabkan stres pada bayi yang sebelumnya sudah terganggu.

d. Dari cairan menuju udara

Bayi cukup bulan mempunyai cairan di paru-parunya. Pada saat bayi melewati jalan
lahir selama persalinan, sekitar sepertiga cairan ini diperas keluar dari paru-paru.
Seorang bayi yang dilahirkan secar sectio sesaria kehilangan keuntungan dari
kompresi rongga dada dan dapat menderita paru-paru basah dalam jangka waktu
lebih lama. Dengan beberapa kali tarikan napas yang pertama udara memenuhi
ruangan trakea dan bronkus BBL. Sisa cairan di paru-paru dikeluarkan dari paru-
paru dan diserap oleh pembuluh limfe dan darah.

e. Fungsi sistem pernapasan dan kaitannya dengan fungsi kardiovaskuler

Oksigenasi yang memadai merupakan faktor yang sangat penting dalam


mempertahankan kecukupan pertukaran udara.Jika terdapat hipoksia, pembuluh
darah paru-paru akan mengalami vasokontriksi. Jika hal ini terjadi, berarti tidak ada
pembuluh darah yang terbuka guna menerima oksigen yang berada dalam alveoli,
sehingga menyebabkan penurunan oksigen jaringan, yang akan memperburuk
hipoksia.

Peningkatan aliran darah paru-paru akan memperlancar pertukaran gas dalam


alveolus dan akan membantu menghilangkan cairan paru-paru dan merangsang
perubahan sirkulasi janin menjadi sirkulasi luar rahim.

2. TERMOREGULASI PADA BAYI BARU LAHIR

Bayi baru lahir belum dapat mengatur suhu tubuhnya, sehingga akan mengalami stress dengan
adanya perubahan lingkungan dari dalam rahim ibu ke lingkungan luar yang suhunya lebih
tinggi. Suhu dingin ini menyebabkan air ketuban menguap lewat kulit, pada lingkungan yang
dingin , pembentukan suhu tanpa mekanisme menggigil merupakan usaha utama seorang bayi
untuk mendapatkan kembali panas tubuhnya. Pembentukan suhu tanpa menggigil ini merupakan
hasil penggunaan lemak coklat untuk produksi panas. Timbunan lemak coklat terdapat di seluruh
tubuh dan mampu meningkatkan panas tubuh sampai 100%. Untuk membakar lemak coklat,
sering bayi harus menggunakan glukosa guna mendapatkan energi yang akan mengubah lemak
menjadi panas. Lemak coklat tidak dapat diproduksi ulang oleh seorang BBL. Cadangan lemak
coklat ini akan habis dalam waktu singkat dengan adanya stress dingin. Semakin lama usia
kehamilan semakin banyak persediaan lemak coklat bayi.

Jika seorang bayi kedinginan, dia akan mulai mengalami hipoglikemia, hipoksia dan
asidosis.Sehingga upaya pencegahan kehilangan panas merupakan prioritas utama dan bidan
berkewajiban untuk meminimalkan kehilangan panas pada BBlL

Pada bayi baru lahir, akan memiliki mekanisme pengaturan suhu tubuh yang belum efisien dan
masih lemah, sehingga penting untuk mempertahankan suhu tubuh agar tidak terjadi hipotermi.
Proses kehilangan panas pada bayi dapat melalui proses konveksi, evaporasi, radiasi dan
konduksi. Hal ini dapat dihindari bila bayi dilahirkan dalam lingkungan dengan suhu sekitar 25-
28 0C, dikeringkan dan dibungkus dengan hangat.Simpanan lemak yang tersedia dapat
digunakan sebagai produksi panas.
Intake makanan yang adekuat merupakan suatu hal yang penting untuk mempertahankan suhu
tubuh. Jika suhu bayi menurun, lebih banyak energi yang digunakan untuk memproduksi panas
daripada untuk pertumbuhan dan terjadi peningkatan penggunaan O2, Bayi yang kedinginan
akan terlihat kurang aktif dan akan mempertahankan panas tubuhnya dengan posisi fleksi dan
meningkatkan pernafasannya secara menangis, sehingga terjadi peningkatan penggunaan kalori
yang mengakibatkan hipoglikemi yang timbul dari efek hipotermi, begitu juga hipoksia dan
hiperbilirubinemia.
Suhu yang tidak stabil juga mengidentifikasikan terjadinya infeksi, sehingga tindakan yang
dilakukan harus menghindari terjadinya kehilangan panas pada bayi baru lahir. Suhu tubuh bayi
yang normal sekitar 36,5-37 0C
Mencegah kehilangan panas :
Bayi baru lahir tidak dapat mengatur temperatur tubuhnya secara memadai, dan dapat dengan
cepat kedinginan jika kehilangan panas tidak segera dicegah. Bayi yang mengalami kehilangan
panas (hipotermia) berisiko tinggi untuk jatuh sakit atau meninggal. Jika bayi dalam keadaan
basah dan tidak diselimuti, mungkin akan mengalami hipotermia, meskipun berada dalam
ruangan yang relatif hangat. Bayi prematur atau berat badan rendah sangat rentan terhadap
terjadinya hipotermia.

1. TERMOREGULASI PADA BAYI BARU LAHIR (PERLINDUNGAN TERMAL)


BAYI BARU LAHIR
Secara umum dikatakan normal apabila memiliki ciri sebagai berikut :
– Lahir pada masa gestasi 37 – 42 minggu

– Ukuran antropometri : berat badan berkisar antara 2500 gram – 4000 gram, panjang badan 48 –
52 cm, lingkar dada 30 – 38 cm, lingkar kepala 32 – 37 cm

– Tanda vital dalam batas normal

– Tidak ada kelainan / kecacatan

Termoregulasi adalah kemampuan untuk menjaga keseimbangan antara pembentukan panas dan
kehilangan panas agar dapat mempertahankan suhu tubuh di dalam batas batas normal.

Pada bayi-baru lahir, akan memiliki mekanisme pengaturan suhu tubuh yang belum efisien dan
masih lemah, sehingga penting untuk mempertahankan suhu tubuh agar tidak terjadi hipotermi.
Proses kehilangan panas pada bayi dapat melalui proses konveksi, evaporasi, radiasi dan
konduksi. Hal ini dapat dihindari bila bayi dilahirkan dalam lingkungan dengan suhu sekitar 25-
28 0C, dikeringkan dan dibungkus dengan hangat.Simpanan lemak yang tersedia dapat
digunakan sebagai produksi panas.
Intake makanan yang adekuat merupakan suatu hal yang penting untuk mempertahankan suhu
tubuh. Jika suhu bayi menurun, lebih banyak energi yang digunakan untuk memproduksi panas
daripada untuk pertumbuhan dan terjadi peningkatan penggunaan O2, Bayi yang kedinginan
akan terlihat kurang aktif dan akan mempertahankan panas tubuhnya dengan posisi fleksi dan
meningkatkan pernafasannya secara menangis, sehingga terjadi peningkatan penggunaan kalori
yang mengakibatkan hipoglikemi yang timbul dari efek hipotermi, begitu juga hipoksia dan
hiperbilirubinemia.
Suhu yang tidak stabil juga mengidentifikasikan terjadinya infeksi, sehingga tindakan yang
dilakukan harus menghindari terjadinya kehilangan panas pada bayi baru lahir. Suhu tubuh bayi
yang normal sekitar 36,5-37 0C

sistem pengaturan suhu


a.pengaturan suhu
Suhu dingin lingkungan luar menyebabkan air ketuban menguap melalui kulit sehingga
mendinginkan darah bayi. Pembentukan suhu tanpa menggigil merupakan usaha utama seorang
bayi yang kedinginan untuk mendapatkan kembali panas tubuhnya melalui penggunaan lemak
coklat untuk produksi panas.
Lemak coklat tidak diproduksi ulang oleh bayi dan akan habis dalam waktu singkat dengan
adanya stress dingin.

3. PENCEGAHAN INFEKSI PADA BAYI

A. INFEKSI NEONATAL

Infeksi Neonatal adalah :

a. Merupakan sindroma klinis dari penyakit sisitemik akibat infeksi selama satu bulan
pertama kehidupan.
b. Bakteri, virus, jamurdan protozoa dapat menyebabkan sepsis pada bayi baru lahir

B. PRINSIP DASAR DAN PELAKSANAAN PENCEGAHAN INFEKSI


1. Tanda awal sepsis pada BBL tidak spesifik
2. Mekanisme daya tahan tubuh neonatus masih imatur  memudahkan invasi
mikroorganisme
3. Infeksi pada neonatus bisa terjadi saat antenatal, intra natal dan pasca natal
4. Faktor risiko terjadinya sepsis neonatorum : Ibu demam sebelum dan selama persalinan,
ketuban pecah dini, persalinan den- gan tindakan, timbul asfiksia pada saat lahir, BBLR
5. Terapi awal pada BBL dgn infeksi harus segera dilakukan tanpa menunggu hasil kultur

C. PELAKSANAAN PENCEGAHAN INFEKSI

Pengkajian Data Pengkajian yang tepat akan menghasilkan data yang tepat dan akurat untuk
itu ada baiknya anda pelajari yang harus saudara lakukan pada pasen / bayi dengan infeksi

1. Riwayat ibu mengalami infeksi intra uterin, demam dengan kecurigaan infeksi be- rat
atau ketuban pecah dini
2. Riwayat persalinan tindakan, penolong persalinan, lingkungan persalinan yang kurang
higienis
3. Riwayat lahir asfiksia berat, bayi kurang bulan, berat lahir rendah
4. Riwayat air ketuban keruh, purulen atau bercampur mekonium
5. Riwayat bayi malas minum, penyakitnya cepat memberat
6. Riwayat keadaan bayi lunglai, mengantuk/aktifitas berkurang atau iritabel/rewel, bayi
malas minum, demam tinggi atau hipotermi, gangguan nafas, kulit ikterus, sklerema,kejang
D. HAL-HAL YANG PERLU DILAKUKAN/ DIKAJI DALAM PEMERIKSAAN FISIK.
a. Keadaan umum: Suhu tubuh tidak normal, Letargi, Aktifitas berkurang, Malas minum,
Iritabel atau rewel, Kondisi memburuk secara cepat
b. Gastro intestinal Muntah, Diare, Perut kembung, Hepatomegali mulai muncul mulai hari
ke empat
c. Kulit Perfusi kulit kurang, Sianosis, Pucat, Petekie, Ruam, Sklerema, ikterik
d. Kardiopulmo Tachipnea, Gangguan nafas, Tachicardia, Hipotensi
e. Neurologis Iritabilitas, Penurunan kesadaran, Kejang, Ubun-ubun menonjol, Kaku kuduk
ses- uai dengan meningitis
f. Kelompok temuan yang berhubungan dengan infeksi neonatorum Kategori A
a. Kesulitan bernafas (mis. Apnea, RR meningkat, retraksi dinding dada, grunting pada
waktu inspirasi, sianosis sentral).
b. Kejang
c. Tidak sadar
d. Suhu tubuh tidak normal (suhu tidak normal sejak lahir dan tidak memberi respon thdp
pasen, suhu tidak stabil dan menyokong ke arah sepsis)
e. Persalinan di lingkungan yg kurang higienis (menyokong ke arah sepsis)

g. Kondisi memburuk secara cepat dan dramatis (menyokong ke arah sepsis) Kategori B
a. Tremor
b. Letargi atau lunglai
c. Mengantuk atau aktivitas berkurang
d. Iritabel atau rewel
e. Muntah (menyokong ke arah sepsis)
f. Perut kembung (menyokong ke arah sepsis)
g. Tanda-tanda mulai muncul sesudah hari ke empat (menyokong ke arah sepsis)
h. Air ketuban bercampur mekonium
i. Malas minum sebelumnya minum dengan baik( menyokong ke arah sepsis)

 Contoh kasus : Bayi N muntah, kembung, lemah, lunglai, dan tidak mau minum, rewel,
dan cengeng seharian.

Untuk menentukan kasus tersebut masuk kedalam kategori A atau B saudara harus belajar
dan faham tentang klasifikasi / pengkagtegorian infeksi neonatorum.

Pemeriksaan penunjang

1. Pemeriksaan jumlah leukosit dan hitung jenis secara serial lekositosis atau leko- penia,
trombositopenia
2. Ditemukan kuman pada pemeriksaan gram dari darah
3. Gangguan metabolik: hipoglikemi atau hiperglikemi, asidosis metabolic
4. Peningkatan kadar bilirubin Masalah yang sering timbul sebagai komplikasi sepsis
neonatorum
a. Kejang
b. Hipotermia
c. Hiperbilirubinemia
d. Gangguan nafas
e. Gangguan minum

D. LANGKAH-LANGKAH PROMOTIF/ PREVENTIF


1. Mencegah dan mengobati ibu demam dengan kecurigaan infeksi berat atau in- feksi
intrauterine
2. Mencegah dan pengobatan ibu dengan ketuban pecah dini
3. Perawatan antenatal yang baik dan berkualitas
4. Melakukan pertolongan persalinan yang bersih dan aman
5. Mencegah asfiksia neonatorum
6. Melakukan resusitasi dengan benar
7. Melakukan identifikasi awal thdp faktor risiko sepsis dan pengelolaan yang efektif

TANDA ATAU KECURIGAAN ADANYA SEPSIS

Coba anda cermati tanda dan ciri-ciri sepsis pada bayi usia kurang sama dengan 3 hari atau
lebih dari 3 hari !

Manajemen umum

1. Dugaan sepsis
a. jika tidak ditemukan riwayat intr uterin, ditemukan satu kategori A dan satu atau dua
kategori B maka kelola untuk tanda khususnya (mis.kejang), lakukan pemantauan
b. jika ditemukan tambahan tanda sepsis, maka dikelola sebagai kecurigaan besar sepsis

2. Kecurigaan besar sepsis Pada bayi umur sampai dengan 3 hari: Bila ada riwayat ibu
dengan infeksi ra- him, demam dengan kecurigaan infeksi berat atau (ketuban pecah dini)
atau bayi mempunyai 2 atau lebih kategori A, atau lebih kategori B. Pada bayi umur lebih
dari tiga hari Bila bayi mempunyai dua atau lebih temuan kategori A atau tiga atau lebih
temuan kategori B

3. Antibiotik

a. Antibiotik awal diberikan Ampisilin dan gentamisin, bila organisme tidak dapat
ditemukan dan bayi tetap menunjukkan tanda infeksi sesudah 48 jam, ganti ampisilin dan
beri sefotaksim disamping tetap beri gentamisin.
b. Jika ditemukan organisme penyebab infeksi, digunakan antibiotik sesuai uji ke- pekaan
kuman. Diberikan sampai 7 hari setelah ada perbaikan
c. Pada sepsis dengan meningitis, pemberian antibiotik sesuai pengobatan men- ingitis

4. Respirasi
a. Menjaga jalan nafas dan pemberian oksigen untuk mencegah hipoksia
b. Pada kasus tertentu membutuhkan ventilator mekanik

5. Kardiovaskuler Pasang jalur IV dan beri cairan IV dengan dosis rumat serta pemantauan
dan perfusi jaringan untuk mencegah syok.

Manajemen spesifik lanjut Pengobatan terhadap tanda khusus lain atau penyakit penyerta
serta komplikasi yang terjadi seperti :

a. Kejang, hipoglikemia
b. gangguan nafas
c. ikterus

Rujukan

 ersiapan untuk merujuk bayi yang menderita infeksi neonatal dengan komplikasi,
 setelah keadaan stabil.
 Pengelolaan bersama dengan sub bag neurologi anak, pedsos, bagian mata, be- dah syaraf
dan rehabilitasi medik.  pemantauan tumbuh kembang

4. MEMPERTAHANKAN KECUKUPAN NUTRISI PADA BAYI

A. Kebutuhan Nutrisi untuk Bayi dan Balita

Kebutuhan nutrisi pada bayi dan balita sangatlah penting pada masa pertumbuhan bayi
dan balita. Berikut beberapa kebutuhan bayi yang perlu dipenuhi oleh bayi dan balita.

 Karbohidrat

Karbohidrat merupakan sumber energi yang tersedia dengan mudah di setiap makanan
dan harus tersedia dalam jumlah yang cukup sebab kekurangan sekitar 15% dari kalori yang
ada dapat menyebabkan terjadi kelaparan dan berat badan menurun.. apabila jumlah kalori
yang tersedia atau berasal dari karbohidrat dengan jumlah yang tinggi dapat menyebabkan
terjadi peningkatan BB(obesitas). Jumlah karbohidrat yang cukup dapat diperoleh dari susu,
padi-padian, buah-buahan, sukrosa, sirup, tepung, dan sayur-sayuran.

Porsi terbesar dari energi tubuh ( 40- 50 %) kebutuhan kalori berasal dari KH ( sumber
energi utama). Karbohidrat merupakan makanan utama yang terjangkau oleh masyarakat. KH
disimpan terutama dalam bentuk glikogen dalam jaringan hati dan otot. Bila energi tdk
terdapat dari KH, maka diambil dari protein dan lemak.

KH didapat dalam bentuk :


a. Monosakarida ( glukosa, fruktosa, galaktosa)
b. Disakarida ( laktosa, sukrosa, maltosa, isomaltosa)
c. Polisakarida ( tepung, dektrin, glikogen, selulosa)

 Lemak

Pada dasarnya lemak tidak banyak dibutuhkan dalam jumlah besar kecuali lemak esensial,
yaitu asam linoleat dan asam dan asam arakidonat. Pada anak usia bayi sampai kurang lebih
tiga bulan, lemak merupakan sumber gliserida dan kolesterol yang tidak dapat dibuat dari
karbohidrat. Lemak berfungsi untuk mempermudah absorbsi vitamin yang larut dalam lemak
yaitu vitamin A, D, E dan K.

Jumlah dan jenis lemak yang dikonsumsi sehari-hari berpengaruh bagi perkembangan dan
pertumbuhan anak. Pengaruh tersebut terjadi melalui kandungan kalori atau anergi yang
dimiliki dan peranan asam-asam lemak tertentu yang terdapat di dalamnya. Bagi bayi,
sumber lemak yang ideal dalam air susu ibu (ASI). Sekitar 50 – 60 Persen energi yang yang
terkandung dalam ASI berasal dari lemak susu, Selama masa penyapihan , konsumsi lemak
harus dijaga jangn sampai terlalu rendah dari jumlah yang dibutuhkan. Penggunaan lemak,
terutama minyak nabati dalam makanan sapihan atau makanan tambahan bagi bayi dn balita
adalah cara efektif untuk memenuhi kebutuhan energi mereka.

Lemak merupakan sumber energi utama untuk pertumbuhan dan aktifitas fisik bagi anak
dan balita. Kebutuhan energi ini akan terpenuhi jika konsumsi lemak/minyak hanya
menyumbang 15 persen atau kurang dari total energi yang dibutuhkan perhari. Sampai umur
dua tahun, lemak yang dikonsumsi oleh anak disamping sebagai sumber energi, harus dilihat
juga dari segi fungsi strukturalnya. Lemak akan menghasilkan asam-asam lemak dan
kolestrol yang ternyata dibutuhkan untuk membentuk sel-sel membram pada semua organ.
Organ-organ penting seperti retina dan sisitim saraf pusat terutama disusun oleh lemak.
Asam lemak yang dangat dibutuhkan oleh jaringan tubuh tersebut terutama adalah asam
lemak yang esensial.Asam lemah yang esensial adalah asam lemak yang tidak dapat dibuat
didalam tubuh sehingga harus diperolaeh dari makanan, terdiri dari asam Linoleat, linulenat
dan arakhidonat.

ASI mempunyai komposisi asam lemak yang sangat tepat untuk keperluan bayi dan anak-
anak sampai dua tahun tersebut. Juga mengandung faktor-faktor yang menyebabkan
lemaknya mudah dicerna, juga komposisi kimianya membuat ASI mudah dicerna dan juga
memberikan suplai yang seimbang antara asam lemak omega-6 dan omega-3.

Bagi bayi dan balita, rekomendasi yang diberikan adalah sebagai berikut (1) sedapat
mungkin bayi diberikan ASI, (2) komposisi asam lemak dalam formula makanan bayi harus
disesuaikan dengan jumlah dan proporsi asam lemak yang terkandung dalam ASI, dan (3)
selama masa sapihan atau paling sampai bayi umur 2 tahun, kebutuhan energi yang berasal
dari lemak harus sebanyak 30-40 persen dari total energi yang dibutukan per hari, dengan
komposisi asam lemak yang semirip mungkin dengan ASI.

 PROTEIN

Protein merupakan zat gizi dasar yang berguna dalam pembentukan protoplasma sel.
Selain itu, tersedianya protein dalam jumlah yang cukup penting untuk pertumbuhan dan
perbaikan sel jaringan dan sebagai larutan untuk menjaga keseimbangan osmoyik plasma.
Protein terdiri dari dua puluh empat asam amino, di antaranya sembilan asam amino esensial
(treonin, valin, leusin, isoleusin, lisin, triptofan, fenilalanin, metionin, dan histidin) dan
selebihnya asam amino nonesensial. Jika jumlah protein dalam tubuh tinggi dapat
memperburuk insufisiensi ginjal. Jika jumlahnya kurang, dapat menyebabkan kelemahan,
edema, bahkan dalam kondisi lebih buruk dapat menyebabkan kwshiorkor(kurang protein)
dan marasmus (kurang protein dan kalori). Komponen zat ggizi protein dapat diperoleh dari
susu, telur, daging, ikan, unggas, keju, kedelai, kacang, buncis, dan padi-padian.

 Air

Air merupakan kebutuhan nutris yang sangat penting,mengingat kebutuhan air pada bayi
mencapai 75-80% dari berat badan.air bagi tubuh berfungsi sebagai pelarut untuk pertukaran
selluler.

 Mineral

Mineral merupakan komponen zat gizi yang tersedia dalam kelompok mikro, yaitu :

1. Kalsium merupakan mineral yang berguna untuk pengaturan struktur tulang dan gigi,
kontraksi otot, iritabilitas saraf, koagulasi darah, kerja jantung dan produksi susu. Kalsium
akan dieksresikN 70% dalam tinja, 10% dalam urin, sedangkan 15-25% bertahan dan
tergantung dalam keceptan pertumbuhan.
2. Kloridasangat berguna dalam pengeluaran tekanan osmotic serta keseimbangan asam
dan basa. Klorida dapat diperoleh

dari garam, daging, susus dan telur.

1. Kromium berguna untuk metabolism glukosa dan metabolism dalam insulin. Kromium
dapat diperoleh dari ragi.
2. Tembaga berguna untuk produksi sel darah merah, pembentukan hemoglobin,
penyerapan besi, dll. Tembaga dapat diperoleh dari hati, daging, ikan, padi, dan kacang-
kacangan.
3. Flour mnerupakan mineral yang berfungsi untuk pengaturan struktur gii dan tulang,
sehingga jika kekurangan dapat menyebabkan karies gigi. Sumber flour terdapat dsalam air,
makanan laut, dan tumbuh-tumbuhan.
4. Iodium harus tersedia dalam jumlah yang cukup sebab kekurangan iodium dapat
menyebabkan penyakit gondok. Iodium dapat diperoleh dari garam.
5. Zat besi merupakan mineral yang menjadi bagian dari struktur hemoglobin untuk
pengangkutanCO2 dan O2. Kekurangan zat besi dapat mengakibatkan anemia dan
osteoporosis. Sedangkan kelebihan dapat mengakibatkan sirosis, gastritis, dan hemolisis. Zat
besi dapat diperoleh dari hati, daging, kuning telur, sayuran hijau, padi, dan tumbuhan.
6. Maknesium berguna dalam aktifitas enzim pada metabolisme karbohidrat dan sangat
penting dalam proses metabolisme.kekurangan mangnesium menyebabkan hipokalsemia atau
hipokalemia,maknesium dapat diperoleh dari biji-bijian, kavang-kacangan,daging dan susu.
7. Mangan berfungsi dalam aktifitas enzim.mangan dapat diperoleh kacang-kacanagn padi ,
biji-bijian, dan sayur-sayuran hijau.
8. Fosfor merupakan unsure pokok dalam pertumbuhan tulang dan gigi.kekurangan fosfor
dapat menyebabkan kelemahan otot.fosfor dapat diperoleh dari susu,kuning telur,kacang-
kacangan,padi-padian dan lain-lain.
9. Kalium berfungsi dalam kontraksi otot dan hantaran implus saraf,keseimbangan
cairan,dan pengaturan irama jantung,kalium dapat diperoleh dari semua makanan.
10. Natrium berguna dalam pengaturan tekanan osmotic serta pengaturan keseimbangan
asam dan basa,dan cairan.kekurangan cairan dapat mengakibatkan kram
otot,nausea,dehidrasi dan hipotensi.natrium dapat diperoleh dari garam,susu,telur,tepung dan
lain-lain.
11. Sulfur merupakan unsure pokok protein seluler yang membantu proses metabolism
jarinagn saraf.sulfur dapat di peroleh dari makanan protein.
12. Seng merupakan unsure pokok dari beberapa enzim karbonik anhidrase yang penting
dalam pertukaran CO2.seng dapat diperoleh dari daging ,padi-padian,kacang-kacangan,dan
keju.

 VITAMIN

Untuk memelihara kesehatan, rekuiremen bayi dan anak menurut recommended Dietary
Allowance for Use in Indonesia yang dikeluarkan oleh departemen Kesehatan RI pada tahun
1968 dapat dilihat pada table 6.

Merencanakan pengaturan makan untuk seorang bayi atau anak. Jika kita hendak
menentukan makanan yang tepat untuk seorang bayi atau anak, maka perlu dilakukan
langkah-langkah sebagai berikut :

1. Menentukan jumlah kebutuhan dari setiap nutrient dengan menggunakan data tentang
kebutuhan nutrient.
2. Menentukan jenis bahan makanan yang dipilih untuk menterjemahkan nutrient dari
berbagai macam bahan makanan
3. Menentukan jenis makanan akan diolah sesuai dengan hidangan (menu) yang
dikehendaki
4. Menentukan jadwal waktu dan menentukan hidangan .Perlu pula ditentukan cara
pemberian makan, misalnya dengan cara makan biasa, dengan pipa penduga (sonde) dan lain
lain
5. Memperhatikan masukan yang terjadi terhadap hidangan tersebut.Perlu dipertimbangkan
kemungkinan factor kesukaan dan ketidaksukaan terhadap suatu makanan,

Faktor-faktor yang perlu diperlukan untuk pengaturan makan yang tepat adalah:

1. Umur
2. Berat Badan
3. Diagnosis dari penyakit, tahap serta keadaaan penyakit
4. Keadaan mulut sebagai alat penerima makanan
5. Kebiasaan makan, kesukaan dan ketidaksukaan, akseptabilitas dari makanan dan toleransi
anak terhadap makanan yang diberikan.

Dengan memperhatikan dan memperhitungkan factor factor tersebut fi atas, umumnya tidak
akan banyak terjadi kekeliruan dalam mengatur makan untuk seorang bayi atau anak.

B. Total Energi dan Parenteral nutrisi

Komisi ahli FAO/WHO dalam tahun 1971 mengemukan bahwa rekruitmen dari kalori
harus disesuiakan dengan berat badan selama masa pertumbuhan.

Nelson tidak membedakan jenis kelamin dalam masa remaja. Perbedaan tersebut
sebenarnya diperlukan, mengingat dalam masa remaja terjadi perbedaan dari permulaan
pubertas dan juga perbedaan rekruitmen dari nutrient lain.

Kalori yang diberikan akan digunakan untuk :

 Metabolism basal : bayi membutuhkan 55 kal/kgBB/hari, kemudian pada usia selnjutnya


berkurang dan setelah dewasa menjadi 25-30 kal/kgBB/hari. Metabolism basal meningkat
10% untuk tiap kenaikan suhu 10C.
 Specific dynamic Action (SDA) ialah kenaikan kalori yang diperlukan diatas keperluan
metabolism basal, yang disebabkan oleh peristiwa makan dan mencerna makanan. Pada masa
bayi rata-rata 7-8% dari seluruh masukan kalori, sedangkan pada anak kira-kira 5% bila
diberikan makanan biasa.
 Pembuangan ekskreta (sisa yang tidak terpakai): biasanya tidak lebih dari 10%.
 Aktifitas jasmani : 15-25 kal/kgBB/hari. Pada saat sangat aktif dapat mencapai 50-80
kal/kgBB untuk waktu yang singkat, misalnya saat berolahraga (atletik, berenang, dan
sebaginya).
 Pertumbuhan merupakan jumlah kalori yang tidak digunakan untuk keperluan tersebut
diatas dan merupakan kalori yang disimpan.

Bergantung pada fase pertumbuhan, pad hari-hari permulaan kira-kira 20-40


kal/kgBB/hari, kemudian berkurang sehingga pada akhir masa bayi menjadi 15-25
kal/kgBB/hari. Pada masa remaja kenutuhan kalori untuk pertumbuhan akan menigkat lagi.

Kalori dalam makanan berasal dari nutrient protein, lemak, dan karbohidrat. Setiap gram
protein menghasilkan 4 kalori, lemak 9 kalori dan karbohidrat 4 kalori.

Distribusi kalori dalam makanan anak yang dalam keseimbangan diet (balnced diet) ialah
15% berasal dari protein, 35% dari lemak, dan 50% dari karbohidrat. Menurut Platt (1961),
bila makanan tersebut diukur nilai gizinya dengan Net Dietary protein calories % atau
NDpCals %, maka sesuatu makanan bernilai cukup (adekuat) sebagai berikut :

 Masa bayi : 8,0


 Balita 1-3 tahun : 7,8
 Balita 4-5 tahun : 5,9

Kelebihan kalori yang tetap setiap hari sebanyak 500 kalori, dapat menyebabkan
kenaikan berat badan 500 gram dalam seminggu.

C. Tujuan Pemberian Nutrisi Pada Bayi Dan Balita

Adapun tujuan dari pemberian nutrisi pada Bayi dan Balita ini adalah sebagai berikut:

1. Mencapai berat badan normal dan mempertahankannya;


2. Mempertahankan status gizi dalam keadaan baik;
3. Menyediakan zat gizi untuk menjamin tumbuh kembang dan
meningkatkan daya tahan tubuh terhadap infeksi; dan ,
4. Membina kebiasaan makan yang baik, menumbuhkan pengetahuan tentang makan
dan makanan yang baik pada anak
D. Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Nutrisi Pada Bayi Dan Balita

Faktor yang menyebabkan kurang gizi telah diperkenalkan UNICEF dan telah
digunakan secara internasional, yang meliputi beberapa tahapan penyebab timbulnya kurang
gizi pada anak balita, baik penyebab langsung, tidak langsung, akar masalah dan pokok
masalah. Berdasarkan Soekirman dalam materi Aksi Pangan dan Gizi nasional , penyebab
kurang gizi dapat dijelaskan sebagai berikut:

Pertama, penyebab langsung yaitu makanan anak dan penyakit infeksi yang mungkin
diderita anak. Penyebab gizi kurang tidak hanya disebabkan makanan yang kurang tetapi
juga karena penyakit. Balita yang mendapat makanan yang baik tetapi karena sering sakit
diare atau demam dapat menderita kurang gizi. Demikian pada Balita yang makannya tidak
cukup baik maka daya tahan tubuh akan melemah dan mudah terserang penyakit.
Kenyataannya baik makanan maupun penyakit secara bersama-sama merupakan penyebab
kurang gizi.

Kedua, penyebab tidak langsung yaitu ketahanan pangan di keluarga, pola pengasuhan
Balita, serta pelayanan kesehatan dan kesehatan lingkungan. Ketahanan pangan adalah
kemampuan keluarga untuk memenuhi kebutuhan pangan seluruh anggota keluarga dalam
jumlah yang cukup dan baik mutunya. Pola pengasuhan adalah kemampuan keluarga untuk
menyediakan waktunya, perhatian dan dukungan terhadap anak agar dapat tumbuh dan
berkembang secara optimal baik fisik, mental, dan sosial. Pelayanan kesehatan dan sanitasi
lingkungan adalah tersedianya air bersih dan sarana pelayanan kesehatan dasar yang
terjangkau oleh seluruh keluarga.

Faktor-faktor tersebut sangat terkait dengan tingkat pendidikan, pengetahuan, dan


ketrampilan keluarga. Makin tinggi pendidikan, pengetahuan dan ketrampilan terdapat
kemungkinan makin baik tingkat ketahanan pangan keluarga, makin baik pola pengasuhan
Balita dan keluarga makin banyak memanfaatkan pelayanan yang ada. Ketahanan pangan
keluarga juga terkait dengan ketersediaan pangan, harga pangan, dan daya beli keluarga,
serta pengetahuan tentang gizi dan kesehatan.

E. Kebutuhan Energi Dan Zat Nutrisi Pada Bayi Dan Balita

1. PERHITUNGAN BERAT BADAN IDEAL

Cara menggunakannya dicontoh sebagai berikut : Contoh pertama : anak balita usia 14
bulan, sebelum usia balita ini dimasukan rumus terlebih dahulu usia 14 bulan diuraikan
menjadi tahun dan bulan yaitu 1 tahun 2 bulan dimana 1 tahun adalah 12 bulan. Karena n
adalah usia dalam tahun dan bulan maka 1 tahun 2 bulan ditulis dengan 1,2 ( dibaca 1 tahun 2
bulan). Selanjutnya baru dimasukan kedalam rumus yaitu:

(2 x 1,2) + 8 = 2,4 + 8 = 10,4 Jadi hasilnya Berat Badan Ideal untuk anak balita usia 14
bulan adalah 10,4 kg.

contoh pertama diatas sangat praktis, tapi hati-hati, agak sedikit rumit seperti contoh
kedua dibawah ini

Contoh kedua: Anak balita usia 2 tahun 10 bulan, seperti diatas ini ditulis dengan n=2,10
dan selanjutnya dikali dengan 2 (sebagaimana rumus 2n) jadi hasilnya adalah 4,20. Hasil ini
jangan langsung ditambah dengan 8, karena 4,20 diartikan 4 tahun 20 bulan, 20 bulan artinya
1 tahun 8 bulan, jadi 4,20 berubah menjadi 5,8, baru kemudian ditambah dengan 8 maka
Berat badan Idealnya adalah 13,8 kg.

Untuk Berat badan ideal bayi usia 1-12 bulan dapat menggunakan rumus sebagai berikut:

1. Untuk usia 1-6 bulan dapat menggunakan rumus :

BBL(gr) +(usia x 600 gram)

2. Untuk usia 7-12 bulan dapat menggunakan rumus


BBL (gr) + (usia x 500 gram )

(usia/2) +3

dimana : BBL adalah Berat Badan Lahir Usia dinyatakan dalam bulan

Intepretasi Berat Badan Ideal Anak Balita.

Sebagaimana halnya dengan intepretasi Berat Badan Ideal Orang dewasa (usia 15 tahun
keatas) adalah +10 % BBI ini juga dapat berlaku untuk BBI anak balita. Dimulai dari kisaran
normalnya yaitu rumus diatas = (2n +8 ) + 10% (2n+8). Yaitu antara 9.6 -11.44. Orang tua
perlu hati-hati bila presentase Berat Badan Real telah berada dibawah atau diatas 20 % dapat
dikatakan bahwa anak balita tersebut mempunyai keadaan gizi yang tidak seimbang, Bila
berada diatas 20 % anak balita bisa dikatakan kegemukan dan bila berada di bawah 20 % bisa
dikatakan kurang gizi dan bisa berlanjut ke Keadaan gizi buruk untuk balita/anak dan
busung lapar untuk orang dewasa.

Sebenarnya untuk mengukur Berat Badan Normal anak balita sudah ditentukan secara
internasional yaitu dengan menggunakan standar WHO-NCHS atau juga bisa dengan melihat
Kartu Menuju Sehat (KMS) tumbuh kembang balita, seperti terlihat pada gambar disamping,
setiap anak mempunyai pola pertumbuhan dan perkembangan berat badan ideal (baik), yang
penting adalah bertambah umur bertambah berat badan dan pola terlihat jelas, tidak tiba-tiba
naik berat badan bulan ini, bulan berikutnya turun lagi kemudian naik lagi. Cara diatas
menentukan BBI anak balita hanya cara praktis yang bisa langsung digunakan tampa harus
melihat pedoman seperti pada standar WHO-NCHS atau juga kartu menuju sehat yang biasa
dilihat di posyandu.
F. Perhitungan Kebutuhan Energi Untuk Bayi Dan Balita
1. Kebutuhan protein per hari (per kg BB)

Berat badan Tinggi badan


Usia Protein (gr)
(kg) (cm)
0-6 bulan 6 60 10

7-12 bulan 8,5 71 18

1-3 tahun 12 90 25

4-5 tahun 18 110 39

Kecukupan gizi yang dianjurkan (menurut data Departemen kesehatan RI,1968). Dalam
daftar tersebut tersebut kebutuhan akan vitamin D tidak dicantumkan, akan tetapi Nelson
(1969) mengemukakan angka 400 U.I untuk semua umur.

Vit.A Vit
Ca Fe Tiamin Riboflavin Niasin Vit.C
Gol sebagai D
Umur Karotin
(g) (g) (mg) (mg) (mg) (mg)
(mcg) U,I

Bayi

0,6 8 1200 0,4 0,5 6 25 (400)


6-12
bln

Anak
0,5 8 1500 0,5 0,7 8 30
1-3
thn 0,5 10 1800 0,6 0,9 9 40

4-5 0,5 10 2400 0,8 1,0 13 50


thn
2. Kebutuhan energi rata-rata dari bayi.

Kebutuhan energi
(Kal/kgBB/hari)
Umur

FAO (1971) Nelson (1969)


3 bulan 120

3-5 bulan 115


6-8 bulan 110
9-11 bulan 105
Rata-rata selama masa
112 110(100-120)
bayi

3. Kebutuhan energi Balita diatas 1 tahun

Kebutuhan energi (Kal/kgBB/hari)


Umur
FAO (1971) Nelson (1969)
Anak
1 112 110
1-3 101 100
4-5 91 90

Anda mungkin juga menyukai