OLEH :
T.A 2017/2018
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga
makalah ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak
terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan
baik materi maupun pikirannya.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun
menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
iii
iv
BAB II PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Bayi premature adalah bayi yang lahir kurang dari usia kehamilan
yang normal yaitu 37 minggu dan juga dimana bayi mengalami kelainan
penampilan fisik. premature dan berat lahir rendah biasanya terjadi secara
bersamaan,terutama diantara bayi dengan badan 1500 gr atau kurang saat
lahir,sehingga keduanya berkaitan dengan terjadinya peningkatan mordibilitas
dan mortalitas neonates dan sering di anggap sebagai periode kehamilan
pendek(nelson 1988 dan saccharin 1996).
Masalah kesehatan pada bayi premature,membutuhkan asuhan
keperawatan , dimana pada bayi premature sebaiknya dirawat di rumah sakit
karena masih membutuhkan cairan –cairan dan pengobatan serta pemeriksaan
laboratorium yang bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan terapi
pada bayi dan anak meliputi peran perawat sebagai
advokad,fasilitator,pelaksanaan dan pemberi asuhan keperawatan kepada
klien .tujuan pemberian pelayanan kesehatan pada bayi premature dengan
asuhan keperawatan secara komprehensif adalah untuk menyelesaikan
masalah keperawatan.
B. Rumusan masalah
1
g. Apa saja penatalaksanaan pada bayi premature?
h. Bagaimana dengan asuhan keperawatan ?
C. Tujuan
2
BAB II TINJAUAN TEORI
A. Pengertian
Bayi prematur adalah bayi yang lahir pada usia kehamilan kurang atau sama
dengan 37 minggu, tanpa memperhatikan berat badan lahir. (Donna L Wong
2004)
Prematuritas dan berat lahir rendah biasanya terjadi secara bersamaan,
terutama diantara bayi dengan badan 1500 gr atau kurang saat lahir, sehingga
keduanya berkaitan dengan terjadinya peningkatan mordibitas dan mortalitas
neonatus dan sering di anggap sebagai periode kehamilan pendek (Nelson
1988 dan Sacharin 1996).
Bayi prematur adalah bayi lahir hidup sebelum usia kehamilan minggu ke-37
(dihitung dari hari pertama haid terakhir).(Who,2000)
Dengan demikian, persalinan premature dapat terdiri dari :
1. Persalinan premature dengan usia kehamilan kurang dari 37 minggu dengan
berat badan janin sama untuk masa kehamilan (SMK)
2. Persalinan premature dengan usia kehamilan kurang dari 37 minggu dengan
berat badan kecil untuk masa kehamilan (KMK).
Nama lainnya dari golongan ini adalah
a. Small for gestational age (SGA)
b. Intra uteri grouth retardation (IUGRat)
c. Inta uteri grout restriction (IUGRst)
Menurut WHO, persalinan premature murni dapat digolongkan menurut usia
kehamilan dan berat badan lahir, yaitu :
1. Sangat premature
2. Premature sedang
3
3. Premature borderline
B. Klasifikasi
Persalinan prematur murni sesuai dengan definisi WHO
Batasan Kriteria Keterangan
4
Ganguan napas
Daya isap lemah
tdak tahan terhadap hipotermia
mudah terjadi infeksi
5
– Kenali berat badan ibu hamil yang kurang
– Anomali serviks, serviks inkompeten
– Permasalahan yang dihadapi golongan 111,sebagian besar beraspek sosial
sehingah peran nya sebagai faktor pemicu persalinan prematur dapat
dikendalikan:
– Kemampuan pengendalian faktor sosial yang berada ditengah masyarakat
,merupakan program obstetr sosial
– Keberhasilan nya akan dapat dirasakan masyarakan dan mempunyai nilai
untuk meningkatkan kemampuan memberikan pelayanan bermutu dan
menyeluruh , sebagai stategi sosial
C. Etiologi
a. Faktor Maternal
Toksenia, hipertensi, malnutrisi / penyakit kronik, misalnya diabetes mellitus
kelahiran premature ini berkaitan dengan adanya kondisi dimana uterus tidak
mampu untuk menahan fetus, misalnya pada pemisahan premature, pelepasan
plasenta dan infark dari plasenta
b. Faktor Fetal
Kelainan Kromosomal (misalnya trisomi antosomal), fetus multi ganda, cidera
radiasi (Sacharin. 1996)
Faktor yang berhubungan dengan kelahiran premature :
a. Kehamilan
– Malformasi Uterus
– Kehamilan ganda
– TI. Servik Inkompeten
– KPD
– Pre eklamsia
– Riwayat kelahiran premature
– Kelainan Rh
6
b.Kondisi medis
1) Kondisi yang menimbulkan partus preterm
a. Hipertensi
Tekanan darah tinggi menyebabkan penolong cenderung untuk mengakhiri
kehamilan, hal ini menimbulkan prevalensi persalinan preterm meningkat.
b. Perkembangan janin terhambat
Perkembangan janin terhambat (Intrauterine growth retardation) merupakan
kondisi dimana salah satu sebabnya ialah pemasokan oksigen dan makanan
mungkin kurang adekuat dan hal ini mendorong untuk terminasi kehamilan
lebih dini.
c. Solusio plasenta
Terlepasnya plasenta akan merangsang untuk terjadi persalinan preterm,
meskipun sebagian besar (65%) terjadi aterm. Pada pasien dengan riwayat
solusio plasenta
maka kemungkinan terulang akan menjadi lebih besar yaitu 11%.
d. Plasenta previa
Plasenta previa sering kali berhubungan dengan persalinan preterm akibat
harus dilakukan tindakan pada perdarahan yang banyak. Bila telah terjadi
perdarahan banyak maka kemungkinan kondisi janin kurang baik karena
hipoksia.
e. Kelainan rhesus
Sebelum ditemukan anti D imunoglobulin maka kejadian induksi menjadi
berkurang, meskipun demikian hal ini masih dapat terjadi.
f. Diabetes
Pada kehamilan dengan diabetes yang tidak terkendali maka dapat
dipertimbangkan untuk mengakhiri kehamilan. Tapi saat ini dengan
pemberian insulin dan diet yang terprogram, umumnya gula darah dapat
dikendalikan.
2) Kondisi yang menimbulkan kontraksi
7
a. Kelainan bawaan uterus
Meskipun jarang tetapi dapat dipertimbangkan hubungan kejadian partus
preterm dengan kelainan uterus yang ada.
b. Ketuban pecah dini
Ketuban pecah mungkin mengawali terjadinya kontraksi atau sebaliknya. Ada
beberapa kondisi yang mungkin menyertai seperti : serviks inkompeten,
hidramnion, kahamilan ganda, infeksi vagina dan serviks, dan lain-lain.
c. Serviks inkompeten
Riwayat tindakan terhadap serviks dapat dihubungkan dengan terjadinya
inkompeten. Chamberlain dan Gibbings menemukan 60% dari pasien serviks
inkompeten pernah mengalami abortus spontan dan 49% mengalami
pengakhiran kehamilan pervaginam.
d. Kehamilan ganda
Sebanyak 10% pasien dengan dengan partus preterm ialah kehamilan ganda
dan secara umum kahamilan ganda mempunyai panjang usia gestasi yang
lebih pendek.
c. Sosial Ekonomi
– Tidak melakukan perawatan prenatal
– Status sosial ekonomi rendah
– Mal nutrisi
– Kehamilan remaja
Faktor Resiko Persalinan Prematur :
a. Resiko Demografik
– Ras
– Usia ( 40 tahun)
– Status sosio ekonomi rendah
– Belum menikah
– Tingkat pendidikan rendah
8
b. Resiko Medis
– Persalinan dan kelahiran premature sebelumnya
C. Patofisiologi
Persalinan preterm dapat diperkirakan dengan mencari faktor resiko mayor
atau minor. Faktor resiko minor ialah penyakit yang disertai demam,
9
perdarahan pervaginam pada kehamilan lebih dari 12 minggu, riwayat
pielonefritis, merokok lebih dari 10 batang perhari, riwayat abortus pada
trimester II, riwayat abortus pada trimester I lebih dari 2 kali
Faktor resiko mayor adalah kehamilan multiple, hidramnion, anomali uterus,
serviks terbuka lebih dari 1 cm pada kehamilan 32 minggu, serviks mendatar
atau memendek kurang dari 1 cm pada kehamilan 32 minggu, riwayat abortus
pada trimester II lebih dari 1 kali, riwayat persalinan preterm sebelumnya,
operasi abdominal pada kehamilan preterm, riwayat operasi konisasi, dan
iritabilitas uterus.
Pasien tergolong resiko tinggi bila dijumpai 1 atau lebih faktor resiko mayor
atau bila ada 2 atau lebioh resiko minor atau bila ditemukan keduanya.
(Kapita selekta, 2000 : 274).
E.Manifestasi Klinis
Tanda klinis atau penampilan yang tampak sangat bervariasi, bergantung pada
usia kehamilan saat bayi dilahirkan. Makin prematur atau makin kecil umur
kehamilan saat dilahirkan makin besar pula perbedaannya dengan bayi yang lahir
cukup bulan.
10
Tulang rawan dan daun telinga imature (elastis daun telinga masih kurang
sempurna).
Pernapasan tidak teratur dapat terjadi apnea(gagal nafas)
Ekstermitas : paha abduksi,sendi lutut/kaki fleksi-lurus.
Kepala tidak tegak
pernapasan sekitar 45 – 50 kali/permenit,dan frekuensi nadi 100 –
140x/menit
sering anemia
Genitalia belum sempurna,labio minora belun tertutup oleh labia
minora(pada wanita) dan pada laki-laki testis belum turun.
garis pada telapak kaki belum jelas dan kulit teraba halus.
11
mengalami nekrosis (kematian jaringan.
(Bobak. 2005)
G. Pemeriksaan Diagnostik :
~ Jumlah darah lengkap : Hb/Ht
~ Kalsium serum
~ Elektrolit (Na , K , U) : gol darah (ABO)
~ Gas Darah Arteri (GDA) : Po2, Pco2
(Doengoes. Ed. 2, 2001)
H. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan pada bayi berat badan lahir rendah atau prematur dapat dilakukan
dengan beberapa cara, yaitu :
1. Perawatan bayi dalam inkubator
Inkubator adalah suatu alat untuk membantu terciptanya suatu lingkungan yang
optimal, denfan demikian dapat terciptanya suatu suhu lingkungan yang normal. Suhu
lingkungan yang netral adalah suatu keadaan dimana panas yang dihasilkan dapat
mempertahankan suatu suhu tubuh yang tetap.
2. Perawatan post resusitasi
Dilakukan untuk mengatasi terjadinya asfiksia, yang dapat memperburuk keadaan
bayi lahir prematur.
3. Perawatan bayi dengan terapi sinar
Dalam perawatan ini yang perlu diperhatikan tidak saja terapinya, tetapi juga
perangkat yang digunakan. Lampu yang digunakan sebaiknya tidak dipergunakan
lebih dari 500 jam, untuk menghindari turunnya energi yang dihasilkan oleh lampu
yang dipergunakan.
4. Menyiapkan bayi untuk transfusi tukar
12
Yang dimaksud dengan transfusi tukar adalah mengeluarkan darah dari tubuh bayi
untuk ditukar dengan darah yang tidak sesuai (patologis) untuk mencegah
peningkatan kadar bilirubin dalam darah.
5. Menolong bayi dalam keadaan kejang.
Dengan selalu bersikap teratur dalam sebisa mungkin menolong bayi dalam keadaan
kejang.
13
I .Asuhan Keperawatan Pada bayi Prematur
1.pengkajian
a.Masalah yang berkaitan dengan ibu
penyakit seperti hipertensi,toksemia,placenta previa,abrupsio placenta,incompeten
servikal,kehamilan kembar,mal nutrisi dan diabetes melitus.status sosial ekonomi
yang rendah dan tiadanya perawatan sebelum kelahiran, Riwayat kelahiran premature
atau aborsi, penggunaan obat – obatan, seperti alcohol, rokok, kafein. Riwayat ibu :
umur dibawah 16 atau diatas 35 tahun dan latar belakang pendidikan rendah, jarak
kehamilan yang berdeketan,ataupun penyakit hubungan seksual.
b. Bayi pada saat kelahiran
Umur kehamilan biasanya antara 24 – 37 minggu,rendahnya berat badan pada saat
kelahiran , SGA, atau terlalu besar dibanding umur kehamilan : berat biasanya kurang
dari 2500 gr,kurus,lapisan lemak subkutan sedikit atau tidak ada,kepala relative lebih
besar dibanding badan,3 cm lebih besar dibanding lebar dada,kelainan fisik yang
mungkin terlihat,nilai APGAR pada satu sampai lima menit,0-3 menunjukkan
kegawatan yang parah,4 – 6 kegawatan sedang,dan 7-10 normal.
c.kardiovaskular.
denyut jantung rata – rata 120 – 160/m pada bagian apical dengan ritme yang teratur :
pada saat kelahiran, kebisingan jantung terdengar pada seperempat bagian
intercostals,yang menunjukkan aliran darah dari kanan ke kiri karena hipertensi atau
atelektasis.
d.Gastrointestinal
penonjolan abdomen : pengeluaran mekonium biasanya terjadi dalam waktu 12 jam :
refleks menelan dan menghisap yang lemah : ketidaknormalan kongenital lain.
e.Integumen.
Kulit yang berwarna merah atau merah muda,kekuning – kuningan, sianosis atau
campuran bermacam warna : sedikit vernik kasiosa,dengan rambut lanugo di sekujur
14
tubuh,kulit tampak transparan,halus dan mengkilat,edema yang menyeluruh atau
dibagian tertentu yang terjadi pada saat kelahiran, kuku pendek belum melewati
ujung jari, rambut jarang atau tidak ada sama sekali, ptekie atau ekimosis.
f.Muskuloskeletal
tulang kapilago telinga belum tumbuh sempurna, lembut dan lunak ,tulang tengkorak
dan tulang rusuk lunak,gerakan lemah dan tidak aktif atau letargi.
g.Neurologis
Refleks dan gerakan pada tes neurologis tanpa tidak resisten, gerak refleks hanya
berkembang sebagian;menelan,menghisap,dan batuk sangat lemah atau tidak
efektif;tidak ada atau menurunnyatanpa neurologis;mata mungkin menutup atau
mengatup apabila umur belum mencapai 25 sampai 26; suhu tubuh tidak stabil,
biasanya hipotermia ; gemetar, kejang, mata berputar – putar, biasanya bersifat
sementara, tetapi mungkin juga mengindikasikan adanya kelainan neurologis.
h.Paru
Jumlah pernapasan rata – rata antara 40 sampai 60/menit diselingi dengan
apnea;pernapasan tidak teratur, dengan laring nasal (nasal melebar) dengkuran,
retraksi(interkostal,suprasternal,substernal);terdengar gemerisik.
i.Ginjal
Berkemih terjadi setelah 8 jam kelahiran ; ketidakmampuan untuk melarutkan
eksreksi kedalam urin.
j.Reproduksi
bayi perempuan : clitoris yang menonjol dengan labia minora yang belum
berkembang; bayi laki – laki : skrotum yang belum berkembang sempurna dengan
ruga yang kecil.testis tidak turun ke skrotum.
k.Sikap
Tangis yang lemah, tidak aktif dan tremor.
15
2.Diagnosa Keperawatan.
a. Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan ketidakseimbangan perfusi
ventilasi
b. Ketidak efektifan pola napas berhubungan dengan imaturitas pusat pernafasan
perkembangan otot, penurunan energi / kelelahan
c. Resiko perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan imaturitas
produksi enzim.
d. Resiko terjadi penurunan hipotermia berhubungan dengan perkembangan SSP
imatur, ketidak mampuan merasakan dingin berkeringat.
e. Resiko infeksi berhubungan dengan respon imun imatur, prosedur invasif.
f.Ketidakseimbangan cairan berhubungan dengan imaturitas, radiasi lingkungan, efek
fototherapy atau kehilangan melalui kulit atau paru.
g.Resiko tinggi kerusakan integritas kulit berhubungan dengan rapuh dan imaturitas
kulit
h.Gangguan sensori persepsi : visual, auditory, kinestehetik, gustatory, taktil dan
olfaktory berhubungan dengan stimulasi yang kurang atau berlebihan pada
lingkungan intensive cari
i.Defisit pengetahuan (keluarga) tentang perawatan infant yang sakit di rumah.
16
2.Support
Therapy O2 sesuai kebutuhan.
3.Teaching
mengatur posisi kepala bayi sedikit ekstensi
4.Development Environment
Menciptakan lingkungan yang tenang
5.collaboration
Kolaborasi pemberian obat sesuai kebutuhan 1.Mengetahui kadar O2 pada jaringan
dalam batas normal/ terjadi gangguan.
2.Mempertahankan kadar O2 dalam jaringan.
3. Membuka jalan nafas dan mempermudah oksigenasi
4.memberi suasana yang tenang dan nyaman
5.Membantu menurunkan sesak
17
5.Collaboration
Kolaborasi dengan ibu dan keluarga untuk menghangatkan tubuh bayi.
1.untuk memantau suhu tubuh bayi dan mengetahui sedini mungkin bila ada
riwayat/keadaan yang stress terhadap singin.
2.agar suhu tubuh bayi tetap stabil
3.agar terhindar dari penurunan suhu secara mendadak akibat pengaruh lingkungan.
4.agar lingkungan tidak mempengaruhi kondisi klien
18
BAB IIII PENUTUP
A.kesimpulan
Bayi prematur adalah bayi yang lahir pada usia kehamilan kurang atau sama
dengan 37 minggu, tanpa memperhatikan berat badan lahir. Bayi prematur adalah
bayi lahir hidup sebelum usia kehamilan minggu ke-37 (dihitung dari hari pertama
haid terakhir).(Who,2000)
B.Saran
Diharapkan sebagai tenaga medis yaitu perawat dapat melakukan asuhan
keperawatan pada bayi premature dan pada si ibu sehingga dapat menjadi asuhan
keperawatan yang berkualitas dan dapat memberikan pelayanan secara professional.
19
DAFTAR PUSTAKA
Melson, Kathryn A & Marie S. Jaffe, Maternal Infant Health Care Planning, Second
Edition, Springhouse Corporation, Springhouse Pennsylvania, 1994
Wong, Donna L., Wong & Whaley’s Clinical Manual of Pediatric Nursing, Fourth
Edition, Mosby-Year Book Inc., St. Louis Missouri, 1990
Doenges, Marilyn E., Maternal/Newborn Care Plans : Guidelines for Client Care,
F.A. Davis Company, Philadelphia, 1988
20