Anda di halaman 1dari 30

MAKALAH PREMATUR

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Anak


Dosen Pengampu: Ns. Neneng Arya Nengsing S.Kep M.Kep

Disusun oleh:

 Mila Naspufah
 Yoana putri pratiwi
Kelas :
Keperawatan C

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUNINGAN


Jl. Lingkar bayuning No.2, Kadugede, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat 45561
KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena telah melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan
sehingga makalah ini bisa selesai pada waktunya.

Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman saya yang telah berkontribusi
mensuport dalam pembuatan makalah ini sehingga makalah ini bisa disusun dengan
baik dan rapi.

Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para


pembaca. Namun terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh
dari kata sempurna, sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang
bersifat membangun demi terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.

Kuningan, Mei 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................ i
DAFTAR ISI....................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN................................................................................... 1
1. Latar Belakang................................................................................................ 1
2. Tujuan............................................................................................................. 1

BAB II KONSEP DASAR BAYI PREMATURE.............................................. 2


1. Pengertian........................................................................................................ 2
2. Etiologi............................................................................................................ 2
3. Patofisiologi.................................................................................................... 4
4. Klasifikasi pada bayi premature...................................................................... 5
5. Karakteristik Bayi Prematur............................................................................ 7
6. Komplikasi Umum Pada Bayi Prematur......................................................... 8
7. Penatalaksanaan Medis................................................................................... 9
8. Pemeriksaan Penunjang.................................................................................. 14

BAB III KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN............................... 16


1. Pengkajian ...................................................................................................... 16
2. Diagnosa Keperawatan.................................................................................... 17
3. Intervensi Keperawatan................................................................................... 18
4. Implementasi................................................................................................... 23
5. Evaluasi........................................................................................................... 23

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 24

ii
BAB 1
PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG

Bayi Prematur adalah bayi yang lahir kurang dari usia kehamilan yang
normal (37 minggu) dan juga dimana bayi mengalami kelainan penampilan
fisik.

Prematuritas dan berat lahir rendah biasanya terjadi secara bersamaan,


terutama diantara bayi dengan badan 1500 gr atau kurang saat lahir, sehingga
keduanya berkaitan dengan terjadinya peningkatan mordibitas dan mortalitas
neonatus dan sering di anggap sebagai periode kehamilan pendek (Nelson
1988 dan Sacharin 1996)

Masalah Kesehatan pada bayi prematur, membutuhkan asuhan


kebidanan, dimana pada bayi prematur sebaiknya dirawat di rumah sakit
karena masih membutuhkan cairan-cairan dan pengobatan /serta pemeriksaan
Laboratorium yang bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan terapi
pada bayi dan anak yang meliputi peran perawat sebagai advokad, fasilitator,
pelaksanaan dan pemberi asuhan keperawatan kepada klien.

Tujuan pemberian pelayanan kesehatan pada bayi prematur dengan


asuhan kebidanan secara komprehensif adalah untuk menyelesaikan masalah
kebidanan.

2. TUJUAN

 Tujuan Umum
Untuk dapat mengetahui asuhan kebidanan pada masalah patologi
persalinan prematur dan manajemennya dalam asuhan kebidanan

 Tujuan Khsusus
Agar dapat mngetahui mengenai :
1. pengertian prematur
2. penyebab bayi premature
3. tanda dan gejala persalinan premature
4. factor resiko persalinan prematur
5. klasifikasi bayi prematur
6. patofisiologi premature
7. masalah dan komplikasi yang ditimbulkan oleh persalinan premature
8. pengelolaan persainan prematur
9. konsep manajemen asuhan kebidanan prematur

1
BAB 2
KONSEP DASAR BAYI PREMATUR
1. Pengertian
Bayi prematur adalah bayi yang lahir pada usia kehamilan kurang atau
sama dengan 37 minggu, tanpa memperhatikan berat badan lahir. (Donna L
Wong 2004)
Bayi premature adalah bayi yang lahir sebelum minggu ke 37, dihitung
dari mulai hari pertama menstruasi terakhir, dianggap sebagai periode
kehamilan memendek. Prematuritas dan berat lahir rendah biasanya terjadi
secara bersamaan, terutama diantara bayi dengan berat 1500 gr atau kurang
saat lahir. Keduanya berkaitan dengan terjadinya peningkatan morbilitas dan
mortalitas neonatus.
Bayi premature adalah bayi yang lahir belum cukup bulan. Berasarkan
kesepakatan WHO, belum cukup bulan ini dibagi lagi menjadi 3, yaitu :
1. Kurang bulan adalah bayi yang lahir pada usia kurang dari 37 minggu.
2. Sangat kurang bulan adalah bayi yang lahir pada usia kurang dari 34
minggu.
3. Amat sangat kurang bulan adalah bayi yang lahir pada usia kurang dari 28
minggu.(Martono, Hari. 2007)
Prematur adalah kelahiran bayi pada saat masa kehamilan kurang dari
259 hari dihitung dari terakhir haid / menstruasi ibu. (Hasuki, Irfan. 2007)
Prematuritas murni adalah masa gestasinya kurang dari 37 minggu dan
berat badannya sesuai dengan berat badan untuk masa gestasi itu. (Hassan,
Rusepno. 2005)
2. Etiologi
a. Faktor Maternal
Toksemia, hipertensi, malnutrisi / penyakit kronik, misalnya diabetes
mellitus kelahiran premature ini berkaitan dengan adanya kondisi dimana
uterus tidak mampu untuk menahan fetus, misalnya pada pemisahan
premature, pelepasan plasenta dan infark dari plasenta
b. Faktor Fetal

2
Kelainan Kromosomal (misalnya trisomi autosomal), fetus multi ganda,
cidera radiasi (Sacharin. 1996)

Faktor yang berhubungan dengan kelahiran premature :


a. Kehamilan
- Malformasi Uterus
- Kehamilan ganda
- TI. Servik Inkompeten
- KPD
- Pre eklamsia
- Riwayat kelahiran premature
- Kelainan Rh
b. Penyakit
- Diabetes Maternal
- Hipertensi Kronik
- UTI
- Penyakit akut lain
c. Sosial Ekonomi
- Tidak melakukan perawatan prenatal
- Status sosial ekonomi rendah
- Malnutrisi
- Kehamilan remaja

Faktor Resiko Persalinan Prematur :


a. Resiko Demografik
- Ras
- Usia (<> 40 tahun)
- Status sosio ekonomi rendah
- Belum menikah
- Tingkat pendidikan rendah
b. Resiko Medis
- Persalinan dan kelahiran premature sebelumnya

3
- Abortus trimester kedua (lebih dari 2x abortus spontan atau elektif)
- Anomali uterus
- Penyakit-penyakit medis (diabetes, hipertensi)
- Resiko kehamilan saat ini :
Kehamilan multi janin, Hidramnion, kenaikan BB kecil, masalah-masalah
plasenta (misal : plasenta previa, solusio plasenta), pembedahan abdomen,
infeksi (misal : pielonefritis, UTI), inkompetensia serviks, KPD, anomaly
janin
c. Resiko Perilaku dan Lingkungan
- Nutrisi buruk
- Merokok (lebih dari 10 rokok sehari)
- Penyalahgunaan alkohol dan zat lainnya (mis. kokain)
- Jarang / tidak mendapat perawatan prenatal
d. Faktor Resiko Potensial
- Stres
- Iritabilitas uterus
- Perestiwa yang mencetuskan kontraksi uterus
- Perubahan serviks sebelum awitan persalinan
- Ekspansi volume plasma yang tidak adekuat
- Defisiensi progesteron
- Infeksi
(Bobak, Ed 4. 2005)

3. Patofisiologi
Penyebab terjadinya kelahiran bayi prematur belum diketahui secara
jelas. Data statistik menunjukkan bahwa bayi lahir prematur terjadi pada ibu
yang memiliki sosial ekonomi rendah. Kejadian ini dengan kurangnya
perawatan pada ibu hamil karena tidak melakukan antenatal care selama
kehamilan. Asupan nutrisi yang tidak adekuat selama kehamilan, infeksi pada
uterus dan komplikasi obstetrik yang lain merupakan pencetus kelahiran bayi
prematur. Ibu hamil dengan usia yamg masih muda, mempunyai kebiasaan
merokok dan mengkonsumsi alkohol juga menyebabkan terjadinya bayi

4
prematur. Faktor tersebut bisa menyebabkan terganggunya fungsi plasenta
menurun dan memaksa bayiuntuk keluar sebelum waktunya. Karena bayi
lahir sebelum masa gestasi yang cukup maka organ tubuh bayi belum matur
sehingga bayi lahir prematur memerlukan perawatan yang sangat khusus
untuk memungkinkan bayi beradaptasi dengan lingkungan luar.

Persalinan preterm dapat diperkirakan dengan mencari faktor resiko


mayor atau minor. Faktor resiko minor ialah penyakit yang disertai demam,
perdarahan pervaginam pada kehamilan lebih dari 12 minggu, riwayat
pielonefritis, merokok lebih dari 10 batang perhari, riwayat abortus pada
trimester II, riwayat abortus pada trimester I lebih dari 2 kali
Faktor resiko mayor adalah kehamilan multiple, hidramnion, anomali
uterus, serviks terbuka lebih dari 1 cm pada kehamilan 32 minggu, serviks
mendatar atau memendek kurang dari 1 cm pada kehamilan 32 minggu,
riwayat abortus pada trimester II lebih dari 1 kali, riwayat persalinan preterm
sebelumnya, operasi abdominal pada kehamilan preterm, riwayat operasi
konisasi, dan iritabilitas uterus.
Pasien tergolong resiko tinggi bila dijumpai 1 atau lebih faktor resiko
mayor atau bila ada 2 atau lebioh resiko minor atau bila ditemukan keduanya.
(Kapita selekta, 2000 : 274)

4. Klasifikasi pada bayi premature :


a. Bayi prematur digaris batas
 37 mg, masa gestasi
 2500 gr, 3250 gr
 16 % seluruh kelahiran hidup
 Biasanya normal
 Masalah :
- Ketidak stabilan
- Kesulitan menyusu
- Ikterik
- RDS mungkin muncul

5
 Penampilan :
- Lipatan pada kaki sedikit
- Payudara lebih kecil
- Lanugo banyak
- Genitalia kurang berkembang

b. Bayi Prematur Sedang


 31 mg – 36 gestasi
 1500 gr – 2500 gram
 6 % - 7 % seluruh kelahiran hidup
 Masalah :
- Ketidak stabilan
- Pengaturan glukosa
- RDS
- Ikterik
- Anemia
- Infeksi
- Kesulitan menyusu
 Penampilan :
- Seperti pada bayi premature di garis batas tetapi lebih parah
- Kulit lebih tipis, lebih banyak pembuluh darah yang tampak

c. Bayi Sangat Prematur


 24 mg – 30 mg gestasi
 500 gr – 1400 gr
 0,8 % seluruh kelahiran hidup
 Masalah : semua
 Penampilan :
- Kecil tidak memiliki lemak
- Kulit sangat tipis
- Kedua mata mungkin berdempetan
(Bobak. Ed 4. 2005)

6
5. Karakteristik Bayi Prematur :
 Ekstremitas tampak kurus dengan sedikit otot dan lemak sub kutan
 Kepala dan badan disporposional
 Kulit tipis dan keriput
 Tampak pembuluh darah di abdomen dan kulit kepala
 Lanugo pada extremitas, punggung dan bahu
 Telinga lunak dengan tulang rawan min dan mudah terlipat
 Labia dan clitoris tampak menonjol
 Sedikit lipatan pada telapak tangan & kaki

6. Kondisi yang menimbulkan masalah bayi prematur :


a. Sistem Pernapasan
~ Otot-otot pernapasan susah berkembang
~ Dinding dada tidak stabil
~ Produksi surfaktan penurunan
~ Pernafasan tidak teratur dengan periode apnea dan sianosis
~ Gangguan reflek dan batuk
b. Sistem Pencernaan
~ Ukuran Lambung Kecil
~ Enzim penurunan
~ Garam Empedu Kurang
~ Keterbatasan mengubah glukosa menjadi glikogen
~ Keterbatasan melepas insulin
~ Kurang koordinasi reflek menghisap dan menelan
c. Kestabilan Suhu
~ Lemak subkutaneus sedikit, simpanan glikogen & lipid sedikit
~ Kemampuan menggigil menurunan
~ Aktivitas kurang

d. Sistem Ginjal
~ Ekskresi sodium meningkat

7
~ Kemampuan mengkonsentrasi & mengeluarkan urin menurun
~ Jumlah tubulus glomerulus tidak seimbang untuk protein, as. Amino &
sodium
e. Sistem Syaraf
~ Respon untuk stimulasi lambat
~ Reflek gag, menghisap & menelan kurang
~ Reflek batuk lemah
~ Pusat kontrol pernafasan, suhu & vital lain belum berkabung
f. Infeksi
~ Pembentukan antibodi kurang
~ Tidak ada immunoglobulin M
~ Kemotaksis terbatas
~ Opsonization penurunan
~ Hypo fungsi kel. adrenal
g. Fungsi Liver
~ Kemampuan mengkonjugasi billirubin
~ Penurunan Hb setelah lahir

6. Komplikasi Umum Pada Bayi Prematur


a. Sindrom Gawat Napas (RDS)
Tanda Klinisnya : Mendengkur, nafas cuping hidung, retraksi, sianosis,
peningkatan usaha nafas, hiperkarbia, asiobsis respiratorik, hipotensi dan
syok
b. Displasin bronco pulmaner (BPD) dan Retinopati prematuritas (ROP)
Akibat terapi oksigen, seperti perporasi dan inflamasi nasal, trakea, dan
faring. (Whaley & Wong, 1995)
c. Duktus Arteriosus Paten (PDA)
d. Necrotizing Enterocolitas (NEC)  (Bobak. 2005)

8
7. Penatalaksanaan Medis
1. Perawatan di Rumah Sakit
Mengingat belum sempurnanya kerja alat – alat tubuh yang perlu untuk
pertumbuhan dan perkembangan dan penyesuaian diri dengan lingkungan
hidup di luar uterus maka perlu diperhatikan pengaturan suhu lingkungan,
pemberian makanan dan bila perlu pemberian oksigen, mencegah infeksi
sertamencegah kekurangan vitamin dan zat besi.
a. Pengaturan suhu
Bayi prematur mudah dan cepat sekali menderita hipotermia bila
berada di lingkungan yang dingin. Kehilangan panas disebabkan oleh
permukaan tubuh bai yang relative lebih luas bila dibandingkan dengan
berat badan, kurangnya jaringan lemak di bawah kulit dan kekurangan
lemak coklat (brown flat). Untuk mencegah hipotermia perlu diusahakan
lingkunagn yang cukup hangat untuk bayi dan dalam keadaan istirahat
konsumsi okigen paling sedikit, sehingga suhu tubuh bayi tetap normal.
Bila bayi di rawat di dalam incubator maka suhu untuk bayi dengan berat
badan kurang dari 2 kg adalah 35 ˚C dan untuk bayi dengan berat badan 2
– 2,5 kg adalah 34 ˚C agar ia dapta mempertahankan suhu tubuh sekitar
37 ˚C. Kelembapan incubator berkisar antara 50% - 60%. Kelembapan
yang lebih tinggi diperlukan pada bayi dengan sindroma gangguan
pernafasan. Suhu incubator dapat diturunkan 1˚C perminggu untuk bayi
dengan berat badan 2 kg dan secara berangsur – angsur ia dapat di
letakkan di dalam tempat tidur bayi dengan suhu lingkungan 27˚C - 29˚C.
Bila incubator tidak ada, pemanasan dapat dilakukan dengan
membungkus bayi dan meletakkan botol – botol hangat disekitarnya atau
dengan memasang lampu petromaks di dekat tempat tidur bayi. Cara lain
untuk mempertahankan suhu tubuh bayi sekitar 36˚C - 37˚C adalah
dengan memakai alat “perspexheat shield” yang diselimutkan pada bayi
dalam incubator. Alat ini digunakan untuk menghilangkan panas karena
radiasi. Akhir – akhir ini telah mulai digunakan incubator yang dilengkapi
dengan alat temperature sensor (thermistor probe). Alat ini ditempelkan di
kulit bayi. Suhu incubator dikontrol oleh alat servomechanism. Dengan

9
cara ini suhu kulit bayi dapat dipertahankan pada derajat yang telah
ditetapkan sebelumnya. Alat ini sangat bermanfaat untuk bayi dengan
lahir yang rendah.
Bayi dalam incubator hanya dipakaikan popok. Hal ini mungkin untuk
pengawasan mengenai keadaan umum, perubahan tingkah laku, warna
kulit, pernafasan, kejang dan sebagainya sehingga penyakit yang diderita
dapat dikenal sedini – dininya dan tindakan serta pengobatan dapat
dilaksanakan secepatnya.
b. Pemberian ASI pada bayi premature
Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan yang terbaik yang dapat diberikan
oleh ibu pada bayinya, juga untuk bayi premature. Komposisi ASI yang
dihasilkan ibu yang melahirkan premature berbeda dengan komposisi ASI
yang dihasilkan oleh ibu yang melahirkan cukup bulan dan perbedaan ini
berlangsung selama kurang lebih 4 minggu. Jadi apabila bayi lahir sangat
premature (<30>
Sering kali terjadi kegagalan menyusui pada ibu yang melahirkan
premature. Hal ini disebabkan oleh karena ibu stres, ada perasaan
bersalah, kurang percaya diri, tidak tahu memerah ASI pada bayi
prematur refleks hisap dan menelan belum ada atau kurang, energi untuk
menghisap kurang, volume gaster kurang, sering terjadi refluks,
peristaltik lambat.
Agar ibu yang melahirkan prematur dapat berhasil memberikan ASI
perlu dukungan dari keluarga dan petugas, diajarkan cara memeras ASI
dan menyimpan ASI perah dan cara memberikan ASI perah kepada bayi
prematur dengan sendok, pipet ataupun pipa lambung.
1) Bayi prematur dengan berat lahir >1800 gram (> 34 minggu gestasi)
dapat langsung disusukan kepada ibu. Mungkin untuk hari – hari
pertama kalau ASI belum mencukupi dapat diberikan ASI donor
dengan sendok / cangkir 8 – 10 kali sehari.
2) Bayi prematur dengan berat lahir 1500- 1800 gram (32 – 34 minggu),
refleks hisap belum baik, tetapi refleks menelan sudah ada, diberikan
ASI perah dengan sendok / cangkir, 10 – 12 kali sehari. Bayi prematur

10
dengan berat lahir 1250 – 1500 gram (30 – 31 minggu), refleks hisap
dan menelan belum ada, perlu diberikan ASI perah melalui pipa
orogastrik 12X sehari.
3) Bayi prematur dengan berat lahir <1250>
c. Makanan bayi
Pada bayi prematur, reflek hisap, telan dan batuk belum sempurna,
kapasitas lambung masih sedikit, daya enzim pencernaan terutama lipase
masih kurang disamping itu kebutuhan protein 3 – 5 gram/ hari dan tinggi
kalori (110 kal/ kg/ hari), agar berat badan bertambah sebaik – baiknya.
Jumlah ini lebih tinggi dari yang diperlukan bayi cukup bulan. Pemberian
minum dimulai pada waktu bayi berumur 3 jam agar bayi tidak menderita
hipoglikemia dan hiperbilirubinemia.
Sebelum pemberian minum pertama harus dilakukan penghisapan
cairan lambung. Hal ini perlu untuk mengetahui ada tidaknya atresia
esophagus dan mencegah muntah. Penghisapan cairan lambung juga
dilakukan setiap sebelum pemberian minum berikutnya. Pada umumnya
bayi denagn berat lahir 2000 gram atau lebih dapat menyusu pada ibunya.
Bayi dengan berat lahir kurang dari 1500 gram kurang mampu menghisap
air susu ibu atau susu botol, terutama pada hari – hari pertama, maka bayi
diberi minum melalui sonde lambung (orogastrik intubation).
Jumlah cairan yang diberikan untuk pertama kali adalah 1 – 5 ml/jam
dan jumlahnya dapat ditambah sedikit demi sedikit setiap 12 jam.
Banyaknya cairan yang diberikan adalah 60mg/kg/hari dan setiap hari
dinaikkan sampai 200mg/kg/hari pada akhir minggu kedua.
d. Mencegah infeksi
Bayi prematur mudah sekali terserang infeksi. Ini disebabkan oleh
karena daya tahan tubuh terhadap infeksi kurang, relatif belum sanggup
membentuk antibodi dan daya fagositosis serta reaksi terhadap
peradangan belum baik oleh karena itu perlu dilakukan tindakan
pencegahan yang dimulai pada masa perinatal memperbaiki keadaan
sosial ekonomi, program pendidikan (nutrisi, kebersihan dan kesehatan,
keluarga berencana, perawatan antenatal dan post natal), screening

11
(TORCH, Hepatitis, AIDS), vaksinasi tetanus serta tempat kelahiran dan
perawatan yang terjamin kebersihannya. Tindakan aseptik antiseptik
harus selalu digalakkan, baik dirawat gabung maupun dibangsal neonatus.
Infeksi yang sering terjadi adalah infeksi silang melalui para dokter,
perawat, bidan, dan petugas lain yang berhubungan dengan bayi.
Untuk mencegah itu maka perlu dilakukan :
1. Diadakan pemisahan antara bayi yang terkena infeksi dengan bayi yang
tidak terkena infeksi
2. Mencuci tangan setiap kali sebelum dan sesudah memegang bayi
3. Membersihkan temapat tidur bayi segera setelah tidak dipakai lagi
(paling lama seorang bayi memakai tempat tidur selama 1 minggu
untuk kemudian dibersihkan dengan cairan antisptik)
4. Membersihkan ruangan pada waktu – waktu tertentu
5. Setiap bayi memiliki peralatan sendiri
6. Setiap petugas di bangsal bayi harus menggunakan pakaian yang telah
disediakan
7. Petugas yang mempunyai penyakit menular dilarang merawat bayi
8. Kulit dan tali pusat bayi harus dibersihkan sebaik – baiknya
9. Para pengunjung hanya boleh melihat bayi dari belakang kaca
e. Minum cukup
Selama dirawat, pihak rumah sakit harus memastikan bayi
mengkonsumsi susu sesuai kebutuhan tubuhnya. Selama belum bisa
menghisap denagn benar, minum susu dilakukan dengan menggunakan
pipet.
f. Memberikan sentuhan
Ibu sangat disarankan untuk terus memberikan sentuhan pada
bayinya. Bayi prematur yang mendapat banyak sentuhan ibu menurut
penelitian menunjukkan kenaikan berat badan yang lebih cepat daripada
jika si bayi jarang disentuh.
g. Membantu beradaptasi
Bila memang tidak ada komplikasi, perawatan di RS bertujuan
membantu bayi beradaptasi dengan limgkungan barunya. Setelah suhunya

12
stabil dan dipastikan tidak ada infeksi, bayi biasanya sudah boleh dibawa
pulang. Namunada juga sejmlah RS yang menggunakan patokan berat
badan. Misalnya bayi baru boleh pulang kalau beratnya mencapai 2kg
kendati sebenarnya berat badan tidak berbanding lurus dengan kondisi
kesehatan bayi secara umum.(Didinkaem, 2007).
2. Perawatan di rumah
a. Minum susu
Bayi prematur membutuhkan susu yang berprotein tinggi. Namun
dengan kuasa Tuhan, ibu – ibu hamil yang melahirkan bayi prematur
dengan sendirinya akan memproduksi ASI yang proteinnya lebih
tinggi dibandingkan dengan ibu yang melahirkan bayi cukup bulan.
Sehingga diusahakan untuk selalu memberikan ASI eksklusif, karena
zat gizi yang terkandung didalamnya belum ada yang menandinginya
dan ASI dapat mempercepat pertumbuhan berat anak.
b. Jaga suhu tubuhnya
Salah satu masalah yang dihadapi bayi prematur adalah suhu tubuh
yang belum stabil. Oleh karena itu, orang tua harus mengusahakan
supaya lingkungan sekitarnya tidak memicu kenaikan atau penurunan
suhu tubuh bayi. Bisa dilakukan dengan menempati kamar yang tidak
terlalu panas ataupun dingin.
c. Pastikan semuanya bersih
Bayi prematur lebih rentan terserang penyakit dan infeksi. Karenanya
orang tua harus berhati – hati menjaga keadaan si kecil supaya tetap
bersih sekaligus meminimalisir kemungkinan terserang infeksi. Maka
sebaiknya cuci tangan sebelum memberikan susu, memperhatikan
kebersihan kamar.
d. BAB dan BAK
BAB dan BAK bayi prematur masih terhitung wajar kalau setelah
disusui lalu dikeluarkan dalam bentuk pipis atau pup. Menjadi tidak
wajar apabila tanpa diberi susu pun bayi terus BAB dan BAK. Untuk
kasus seperti ini tak ada jalan lain kecuali segera membawanya ke
dokter.

13
e. Berikan stimulus yang sesuai
Bisa dilakukan dengan mengajak berbicara, membelai, memijat,
mengajak bermain, menimang, menggendong, menunjukkan perbedaan
warna gelap dan terang, gambar – gambar dan mainan berwarna cerah.

8. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemantauan glukosa darah terhadap hipoglikemia
Nilai normal glukosa serum : 45 mg/dl
2. Pemantauan gas darah arteri
Normal untuk analisa gas darah apabila kadar PaO2 50 – 70 mmHg dan kadar
PaCO2 35 – 45 mmHg dan saturasi oksigen harus 92 – 94 %.
3. Kimia darah sesuai kebutuhan
 Hb (Hemoglobin)
Hb darah lengkap bayi 1 – 3 hari adalah 14,5 – 22,5 gr/dl
 Ht (Hematokrit)
Ht normal berkisar 45% - 53%
 LED darah lengkap untuk anak – anak
Menurut :
Westerfreen : 0 – 10 mm/jam
Wintrobe : 0 – 13 mm/jam
 Leukosit (SDP)
Normalnya 10.000/ mm³. pada bayi preterm jumlah SDP bervariasi dari
6.000 – 225.000/ mm³.
 Trombosit
Rentang normalnya antara 60.000 – 100.000/ mm³.
 Kadar serum / plasma pada bayi premature (1 minggu)
Adalah 14 – 27 mEq/ L
 Jumlah eritrosit (SDM) darah lengkap bayi (1 – 3 hari)
Adalah 4,0 – 6,6 juta/mm³.
 MCHC darah lengkap : 30% - 36% Hb/ sel atau gr Hb/ dl SDM
MCH darah lengkap : 31 – 37 pg/ sel
MCV darah lengkap : 95 – 121 µm³

14
 Ph darah lengkap arterial prematur (48 jam) : 7,35 – 7,5
4. Pemeriksaan sinar sesuai kebutuhan
5. Penyimpangan darah tali pusat

15
BAB 3
KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Sirkulasi
Nadi apikal mungkin cepat / tidak teratur dalam batas normal (120 sampai
160 dpm) murmur jantung yang dapat menandakan duktus arteriosus
paten (PDA)
b. Makanan / Cairan
Berat badan kurang dari 2500 g
c. Neurosensori
Tubuh panjang, kurus, lemas dengan perut agak gendut
Ukuran kepala besar dalam hubungan dengan tubuh : sutura mungkin
mudah di gerakan, fontanel mungkin besar / terbuka lebar
Umumnya terjadi edema pada kelopak mata, mata mungkin merapat
Reflek tergantung pada usia gestasi
d. Pernafasan
Apgar score mungkin rendah
Pernafasan dangkal, tidak teratur, pernafasan diafragmatik intermiten (40-
60 x/mnt) mengorok, pernafasan cuping hidung, retraksi suprasternal
subternal, sianosis ada.
Adanya bunyi ampelas pada auskultasi, menandakan sindrom distres
pernafasan (RDS)
e. Keamanan
Suhu berfluktuasi dengan mudah
Menangis mungkin lemah
Wajah mungkin memar, mungkin kaput suksedaneum
Kulit transparan
Lanugo terdistribusi secara luas diseluruh tubuh
Ekstremitas tampak edema
Garis telapak kaki terlihat
Kuku pendek

16
f. Seksualitas
Persalinan / kelahiran tergesa-gesa
Genetalia ; Labia minora lebih besar dari labia mayora dengan kritoris
menonjol testis pria tidak turun, rugae mungkin banyak / tidak ada pada
skrotum
g. Data Penunjang :
 Pengobatan :
- Cettrazidine 2 x 75 mg
- Aminophylin 2 x 0,15 /IV
- Mikasin 2 x 10 mg
- Aminosteril 15 cc
 Perhatian Khusus:
- O2
- Observasi TTV
 Laboratorium pada tanggal 27 September 2005 :
- Ht : 46 vol %
- Hb : 15,7 gr/dl
- Leukosit : 11 900 ul
- Clorida darah : 112 mEq
- Natrium darah : 140
- Kalium : 4,1
- GDS : 63

2. Diagnosa Keperawatan
a. Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan ketidakseimbangan perfusi
ventilasi, sianosis, apnea.
b. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan imaturitas pusat pernafasan
perkembangan otot, penurunan energi / kelelahan.
c. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan penurunan produksi
surfaktan.

17
d. Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan kadar Hb
dalam darah.
e. Pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
kurang koordinasi reflek mengisap dan menelan.
f. Resiko tinggi hipotermia berhubungan dengan perkembangan SSP imatur,
ketidak mampuan merasakan dingin berkeringat.
g. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan respon imun imatur, prosedur
invasif

3. Intervensi Keperawatan
a. Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan ketidakseimbangan perfusi
ventilasi
Rencana Tujuan Intervensi Rasional
Setelah diberikan 1. Observasi 1. Mengetahui
asuhan keperawatan pernafasan seperti frekuensi, pola,suara
selama 1x24 jam cuping hidung, napas pasien
diharapkan pertukaran dispnea, dan 2. Mengkompensasi
gas pasien kembali ronkhi penurunan
normal dengan kriteria 2. Observasi status kontraktilitas
hasil: jantung ventrikuler
1. Tidak (frekuensi,pola,sua 3. Meningkatkan
terdapat ra jantung) volume sekuncup,
dispnea 3. Observasi memperbaiki
2. Nilai AGD pemberian oksigen kontraktilitas dan
dalam dan catat setiap penurunan kongesti
rentang jam ubah sisi alat 4. Mencegah pasien
normal setiap 3-4 jam menjadi sianosis dan
3. Pasien tidak 4. Pantau warna kulit tetap
sesak lagi dan mukosa bibir mempertahankan
4. Tidak terjadi suhu tubuh pasien
sianosis dalam keadaan hangat

18
b. Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan imaturitas pusat
pernafasan, keterbatasan perkembangan otot, penurunan energi /
kelelahan
Rencana Tujuan Intervensi Rasional
Setelah diberikan 1. Observasi frekuensi 1. Mengetahui status
asuhan keperawatan pernafasan dan pola pernapasan klien
selama 1x24 jam nafas (pernafasan, tonus 2. Meningkatkan
diharapkan pola napas otot dan warna kulit) pengembangan paru
pasien kembali normal 2. Posisikan bayi terlentang 3. Merangsang bayi
dengan kriteria hasil: dengan gulungan kain di agar mau menangis
1. Respirasi Rate bawah bahu sehingga
30-60 x/menit 3. berikan rangsangan táctil pengembangan paru
2. Tidak terdapat 4. kolaborasi: diharapkan akan
penggunaan otot-  Berikan O2 = ½ mengembang secara
otot bantu napas liter sempurna
3. Tidak bernapas  Berikan obat 4. Membantu
dengan cuping aminofilin 2 x memperlancar
hidung 0,15 cc pernapasan pada
bayi

c. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan penurunan produksi


surfaktan.
Rencana Tujuan Intervensi Rasional
Setelah diberikan asuhan 1. Observasi pernapasan 1. Mengetahui status
keperawatan selama 3 x 24 klien: suara napas, pernapasan klien
jam diharapkan saluran frekuensi napas 2. Membantu
napas klien bersih, dengan 2. Lakukan fisioterapi pengeluaran sekret
kriteria hasil: dada dengan 3. Membantu
1. Tidak terdengar menepuk-nepuk dada mengeluarkan sekret
suara napas atau punggung pasien dan melancarkan jalan
tambahan ronchi dengan 2 jari perawat napas pasien

19
2. Tidak terdapat 3. Kolaborasi suction
sekret untuk mengeluarkan
3. Pasien dapat sekret pada pasien
bernapas dengan
lega

d. Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan kadar Hb


dalam darah
Rencana tujuan Intervensi Rasional
Setelah diberikan asuhan 1. Monitor tanda-tanda 1. Data dasar mengetahui
keperawatan selama 3 x 24 vital, bunyi jantung, perkembangan klien dan
jam diharapkan resiko denyut jantung, irama mengetahui ada tidaknya
perubahan perfusi klien jantung kelainan jantung
tidak terjadi, dengan 2. Observasi pengisian 2. Mengetahui pengisian
kriteria hasil: kapiler klien kapiler klien dalam batas
1. TTV dalam batas 3. Anjurkan penggunaan normal
normal (Nadi: 120- kaos kaki dan minyak 3. Menjaga agar akral tetap
160x/mnt, Suhu: 36- hangat pada telapak hangat
37,4 derajat celcius, tangan dan kaki
Respirasi: 30-
60x/mnt)
2. Akral klien hangat
3. Pengisian kapiler < 3
detik

e. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan imaturitas


produksi enzim.
Rencana Tujuan Intervensi Rasional
setelah diberikan askep 1. Pantau dan 1. Mengidentifikasi
selama 5x24 jam dokumentasikan indikasi/perkembangan

20
diharapkan nutrisi klien haluaran tiap jam dari hasil yang
terpenuhi dengan kriteria secara adekuat diharapkan
hasil : 2. Membantu
1. Pasien 2. Timbang BB klien menentukan berat
menghabiskan 50- 3. Berikan susu badan yang ideal
100cc asi atau susu sedikit tapi sering 3. Mengurangi anoreksia,
formula 4. Catat status nutrisi mual dan muntah
2. Tidak mengalami paasien: turgor 4. Berguna dalam
anoreksia, mual, kulit, timbang berat mendefinisikan derajat
muntah badan, integritas masalah dan intervensi
3. Menunjukkan mukosa mulut, yang tepat dalam
peningkatan berat kemampuan pengawasan kefektifan
badan menelan, adanya obat, kemajuan
bising usus, riwayat penyembuhan
mual/rnuntah atau 5. Mengukur keefektifan
diare. nutrisi dan cairan
5. Monitor intake dan 6. Menentukan jenis diet
output secara dan mengidentifikasi
periodik. pemecahan masalah
6. Catat adanya untuk meningkatkan
anoreksia, mual, nutrisi.
muntah, dan
tetapkan jika ada
hubungannya
dengan medikasi. 

f. Resiko terjadi penurunan hipotermia berhubungan dengan perkembangan


SSP imatur, ketidak mampian merasakan dingin dan berkeringat
Rencana Tujuan Intervensi Rasional
Setelah diberikan asuhan 1. gunakan lampu 1. mempertahankan
keperawatan selama pemanas selama panas tubuh
3x24jam diharapkan prosedur 2. mengurangi
hipotermia tidak terjadi 2. kurangi penguapan melalui

21
dengan kriteria hasil: pemajanan pada aliran konveksi
1. suhu tubuh dalam udara 3. pakaian basah bisa
batas normal (36,8- 3. ganti bila pakaian menyebabkan hipotermi
37,40C) basah 4. mengetahui adanya
2. akral tersaba 4. observasi system peningkatan dan
hangat pengaturan suhu penurunan suhu
incubator setiap 15 inkubator yg dapat
menit (33,4oC) mempengaruhi suhu
tubuh

g. Resiko infeksi berhubungan dengan respon imun imatur, prosedur invasif


Rencana tujuan Intervensi Rasional
Setelah diberikan asuhan 1. Pertahankan cuci 1. Sebagai universal
keperawatan selama tangan yang benar precaution
3x24jam diharapkan 2. Pertahankan 2. Mencegah terjadinya
infeksi tidak terjadi kesterilan alat infeksi
dengan kriteria hasil : 3. Observasi tanda – 3. Peningkatan suhu terjadi
1. Tidak terjadi tanda vital, terutama karena berbagai faktor,
tanda-tanda infeksi suhu tubuh salah satunya adalah proses
2. TTV normal penyakit atau infeksi
4. Terjadinya stomatitis
4. Tekankan meningkatkan resiko
pentingnya oral terhadap
hygiene yang baik infeksi/pertumbuhan
sekunder
5. Hindari atau batasi 5. Menurunkan risiko
prosedur invasif. kontaminasi, membatasi
Taati tehnik aseptik masuknya agen infeksi
6. Berikan antibiotik 6. Digunakan untuk
sesuai indikasi mengidentifikasi infeksi
atau diberikan secara
profilaktik pada klien
imunosupresi

22
4. Implementasi
Pelaksanaan keperawatan adalah langkah keempat dalam proses keperawatan
dengan melaksanakan tindakan keperawatan yang disesuaikan dengan rencana
tindakan keperawatan yang telah disusun.

5. Evaluasi :
a) Pertukaran gas kembali normal
b) Pola napas kembali normal
c) Jalan napas pasien bersih
d) Perfusi jaringan pasien kembali normal
e) Bayi dapat menunjukan penambahan berat badan (2x 20-30 gr/hr)
f) Suhu aksila bayi tetap dalam rentang normal untuk usia pasca konsepsi
g) Bayi tidak mengalami infeksi.

23
DAFTAR PUSTAKA

Boback. 2004. Keperawatan Maternitas. Ed. 4. Jakarta : EGC.


Carpenito, Lynda Juall. 2001. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8.
Jakarta : EGC.
Doenges, Marilynn E. 2001. Rencana Perawatan Maternal. Ed. 2. Jakarta : EGC.
Dorlan, W. A. Newman. 2002. Kamus Kedokteran. Jakarta : EGC
Mansjoer, Arif dkk. 2002. Kapita Selekta Kedokteran Edisi Ketiga Jilid I. Jakarta :
Media Asculapius FKUI
Saccharin, Rossa M. 2004. Prinsip Keperawatan Pediatrik. Ed. 2. Jakarta : EGC.
Wong, Donna L. 2004. Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik. Jakarta : EGC.
http/healthrefernce-ilham.blogspot.com

24
Soal PREMATUR
1. Ny L datang ke posyandu tanggal 07 januari 2014. Lisa lahir tanggal 01 agustus 2013 di
BPS dengan berat badan lahir 3125 gram, panjang badan 51 cm.
Pertanyaan:
Asuhan nutrisi apa yang diberikan untuk lisa adalah………..
a. Asi eklusif
b. Bubur susu + asi
c. Bubur nasi + asi
d. Nasi lembek + asi
e. Bubur nasi +bubur susu

2. Bayi T lahir spontan 1 jam yang lalu, gerakan aktif, berat badan 2400 gram, panjang
badan 48 cm, pernapasan 40 x/menit, dengan usia kehamilan saat lahir 36 minggu.
Dari hasil pemeriksaan tidak di temukan kelainan.
Pertanyaan :
Asuhan apa yang harus diberikan pada bayi T adalah…………..
a. Dimandikan
b. Pemberian oksigen
c. Pemberian antibiotik
d. Dirawat dalam indikator
e. Rawat gabung dengan ibunya

3. Ny E baru saja melahirkan di BPS. Bayi menangis kuat, warna kulit merah, gerakan
aktif. BBL 2900 gram, panjang 52 cm.
Pertanyaan:
Penatalaksanaan yang dilakukan segera terhadap bayi Ny E adalah……….
a. Memandikan
b. Mengisap lendir
c. Memotong tali pusat
d. Inisiasi menyusui dini
e. Mengeringkan

4. Bayi I lahir spontan di BPM, berat badan 2300 gram, panjang badan 48 cm, suhu
35,5oC. Bayi tampak kedinginan dan muka bayi tampak pucat.
Pertanyaan:
Asuhan apa yang diberukan pada bayi I tersebut………….
a. Memasukan bayi kedalam inkubator
b. Melakukan metode kangguru
c. Memberikan asi eklusif kepada bayi
d. Berikan antibiotik
e. Lakukan rujukan segera

1
5. Seorang bayi lahir spontan di BPM. Berat badan 3500 gram, panjang badan 51 cm,
pernapasan 45 x/menit. Bayi menetek kuat, talin pusat tidak ada tanda-tanda infeksi.
Pertanyaan :
Sebelum dibawa pulang informasi yang harus diberikan pada bayi Ny B adalah……
a. Pemberian asi setiap 3 jam
b. Pemberian PASI setisp saat
c. Pemberian antibiotik secara rutin agar tidak terjadi infeksi
d. Pemberian makanan tambahan agar bayi cepat besar
e. Mempertahankan kehangatan tubuh bayi agar bayi tidak kedinginan

6. Seorang ibu melahirkan 1 jam yang lalu di BPS, usia kehamilan 40 minggu, BB: 2.800
gram PB: 48 cm, bergerak aktif, warna kulit kemerahan, RR: 40 x /menit, Nadi: 130
x/menit, suhu: 36oC.
Pertanyaan :
Apa diagnosa yang tepat pada Bayi Baru Lahir tersebut ?
a. BBL Normal
b. BBL dengan asfiksia
c. BBL dengan Hipotermia
d. BBL dengan lebih bulan
e. BBL dengan infeksi

7. Seorang ibu melahirkan bayi secara spontan, bayi menangis kuat, BB 2.700 gram PB 48
cm RR 40 x/menit, dengan usia kehamilan saat lahir 37 minggu. Dari hasil pemeriksaan
tidak ada kelainan.
Pertanyaan:
Dari data di atas. Usia kehamilan dan bayi tersebut termasuk dalam kategori ?
a. Premature
b. Dismature
c. Matures
d. Post Maturus
e. Presipatatus

8. Seorang bayi lahir spontan dengan BB 2.600 gram PB 48 cm. Bayi tersebut dilakukan
rangsangan denagn menggosokkan punggung, tangan dan kaki dengan lembut. Serta
menyentil perlahan telapak kaki 1-2 kali. Hasilnya didapatkan penilaian APGAR SCORE
bernilai 7.
Pertanyaan : Dari data di atas, yang dimaksud dengan rangsangan tersebut adalah ?
a. Rangsangan Tonic Neck
b. Rangsangan Taktil
c. Rangsangan Sucking
d. Rangsanan Walking
e. Rangsangan Glabellar

2
9. Bayi “B” lahir prematur di BPS dengan usia kehamilan 35 minggu, BB: 2400 gram, P: 46
cm, RR: 20 x/ menit, dan Apgar skor 4-6. Dan pada saat persalinan air ketuban
bercampur dengan mekonium.
Pertanyaan: Apa diagnosa pada bayi tersebut ?
a. Asfiksia
b. Asfiksia neonatorum ringan
c. Asfiksia neonatorum sedang
d. Asfiksia neonatorum berat
e. Gangguan pernafasan

10. Bayi perempuan umur 2 bulan lahir dengan prematur, BBL: 2400 gram, P: 48 cm, RR:
34x/menit, dan pada paska persalinan usia ibu 20 tahun dan perdarahan, dan ibu ini
kecandu rokok dan golongan ekonomi rendah. Dan posisi pada saat tidur bayi
tengkurap padahal belum waktunya tengkurap dan pada saat di ambil bayi sudah
meninggal.
Pertanyaan: Apakah diagnosa yang tepat untuk bayi tersebut ?
a. Bayi dengan SIDS
b. Bayi dengan gangguan perkembangan
c. Bayi dengan gangguan pernafasan
d. Bayi Prematur
e. Bayi dengan BBLR

Anda mungkin juga menyukai