ASUHAN KEPERAWATAN
PADA BAYI “NY. J” DENGAN BERAT BADAN
LAHIR RENDAH (BBLR)
OLEH:
KELOMPOK 1
UTRI HANDAYANI, S.Kep EVI A SAUMUR, S.Kep
SAMAVATI PARAMITA, S.Kep RIZKY SAFITRI , S.Kep
SILVA ALLO, S.Kep ASMITHA M DARWIN, S.Kep
RAHMAWATY Y RANTE,S.Kep RIRIN YUNITA, S.Kep
CI LAHAN CI INSTITUSI
2. Etiologi
Penyebab kelahiran prematur tidak di ketahui, tapi ada beberapa faktor
yang berhubungan, yaitu :
a. Faktor genetik atau kromosom
b. Infeksi
c. Bahan toksik
d. Radiasi
e. Isufisiensi atau disfungsi plasenta
f. Faktor nutrisi
g. Faktor lain seperti merokok, peminum alkohol, bekerja berat masa hamil,
plasenta previa, kehamilan ganda, obat-obatan, dan sebagainya (Nurarif
& Kusuma, 2015).
Penyebab kelahiran bayi berat lahir rendah (BBLR) menurut
(Sholihah, Hartawan & Sumarni, 2015)
a. Faktor Ibu
1) Penyakit, penyakit yang berhubungan langsung dengan pasien
misalnya perdarahan antepartum, trauma fisik dan psikologis, DM,
toksemia gravidarum, dan nefritis akut.
2) Usia ibu, angka kejadian prematuritas tertinggi ialah pada usia < 20
tahun, dan multi gravida yang jarak kelahiran terlalu dekat. Kejadian
terendah ialah pada usia antara 26-35 tahun.
3) Keadaan sosial ekonomi, keadaan ini sangat berperan terhadap
timbulnya prematuritas. Kejadian tertinggi teradapat pada golongan
social ekonomi rendah. Hal ini disebabkan oleh keadaan gizi yang
kurang baik dan pengawasan antenatal yang kurang. Demikian pula
kejadian prematuritas pada bayi yang lahir dari perkawinan yang tidak
sah, ternyata lebih tinggi bila dibandingakan dengan bayi yang lahir
perkawinan yang sah.
4) Sebab lain, karena ibu merokok, ibu peminum alkohol dan pecandu
obat narkotik.
b. Faktor Janin
Faktor janin diantaranya hidramnion, kehamilan ganda dan kelainan
kromosom
c. Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan di antaranya tempat tinggal di dataran tinggi
radiasi dan zat-zat tertentu.
3. Patofisiologi
Secara umum bayi BBLR ini berhubungan dengan usia kehamilan
yang belum cukup bulan (prematur) disamping itu juga disebabkan
dismaturitas. Artinya bayi lahir cukup bulan (usia kehamilan 38 minggu),
tapi berat badan (BB) lahirnya lebih kecil ketimbang masa kehamilannya,
yaitu tidak mencapai 2.500 gram. Biasanya hal ini terjadi karena adanya
gangguan pertumbuhan bayi sewaktu dalam kandungan yang disebabkan
oleh penyakit ibu seperti adanya kelainan plasenta, infeksi, hipertensi dan
keadaan-keadaan lain yang menyebabkan suplai makanan ke bayi jadi
berkurang (Nurarif & Kusuma, 2015).
Gizi yang baik diperlukan seorang ibu hamil agar pertumbuhan janin
tidak mengalami hambatan, dan selanjutnya akan melahirkan bayi dengan
berat normal. Dengan kondisi kesehatan yang baik, sistem reproduksi
normal, tidak menderita sakit, dan tidak ada gangguan gizi pada masa pra
hamil maupun saat hamil, ibu akan melahirkan bayi lebih besar dan lebih
sehat daripada ibu dengan kondisi kehamilan yang sebaliknya. Ibu dengan
kondisi kurang gizi kronis pada masa hamil sering melahirkan bayi BBLR,
vitalitas yang rendah dan kematian yang tinggi, terlebih lagi bila ibu
menderita anemia (Nurarif & Kusuma, 2015).
Sistem pernapasan pada dasarnya cenderung kurang berkembang pada
bayi prematur. Kapasitas vital dan kapasitas residual fungsional paru-paru
pada dasarnya kecil berkaitan dengan ukuran bayi. Sebagai akibatnya
sindrom gawat napas sering merupakan penyebab umum kematian. Masalah
besar lainnya pada bayi premature adalah pencernaan dan absorpsi makanan
yang inadekuat. Bila prematuritas bayilebih dari dua bulan, system
pencernaan dan absorpsi hampir selalu inadekuat. Absorpsi lemak juga
sangat buruk sehingga bayi premature harus menjalani diet rendah lemak.
Lebih jauh lagi, bayi premature memiliki kesulitan dalam absorpsi kalsium
yang tidak lazim dan oleh karena itu dapat mengalami rikets yang berat
sebelum kesulitan tersebut dikenali (Nurarif & Kusuma, 2015).
Imaturitas organ lain yang sering menyebabkan kesulitan yang berat
pada bayi premature meliputi system imun yang menyebabkan daya tahan
tubuh terhadap infeksi berkurang karena rendahnya kadar IgG gamma
globulin, serta bayi premature relatif belum sanggup membentuk antibody
dan daya fagositosis serta reaksi terhadap peradangan masih belum baik
sehingga bayi premature beresiko mengalami infeksi, system integumen
dimana jaringan kulit masih tipis dan rawan terjadinya lecet, system
termoregulasi dimana bayi premature belum mampu mempertahankan suhu
tubuh yang normal akibat penguapan yang bertambah karena kurangnya
jaringan lemak di bawah kulit dan pusat pengaturan suhu yang belum
berfungsi sebagaimana mestinya sehingga beresiko mengalami hipotermi
atau kehilangan panas dalam tubuh (Nurarif & Kusuma, 2015).
4. Manefestasi Klinis
a. Sebelum bayi lahir
1) Pada anamnese sering dijumpai adanya riwayat abortus, partus
prematurus dan lahir mati
2) Pergerakan janin yang pertama terjadi lebih lambar, gerakan janin
lebih lambat walaupun kehamilannya sudah agak lanjut
3) Pertambahan berat badan ibu lambat dan tidak sesuai menurut yang
seharusnya sering di jumpai kehamilan dengan oligradramnion
gravidarum atau perdarahan anterpartum
4) Pembesaran uterus tidak sesuai tuanya kehamilan (Nurarif & Kusuma,
2015).
b. Setelah bayi lahir
1) Bayi dengan retadasi pertumbuhan intra uterin
2) Bayi premature yang lahir senelum kehamilan 37 minggu
3) Bayi small for date sama dengan bayi dengan retardasi pertumbuhan
intrauterine
4) Bayi prematur kurang sempurna pertumbuhan alat-alat dalam
tubuhnya (Nurarif & Kusuma, 2015).
5. Penatalaksanaan Medik
Menurut (Nurarif & Kusuma, 2015), perawatan pada bayi berat lahir
rendah (BBLR) adalah :
a. Mempertahankan suhu tubuh dengan ketat. BBLR mudah mengalami
hipotermi, oleh sebab itu suhu tubuh bayi harus dipertahankan dengan
ketat.
b. Mencegah infeksi dengan ketat. BBLR sangat rentan dengan infeksi,
memperhatikan prinsip-prinsip pencegahan infeksi termasuk mencuci
tangan sebelum memegang bayi.
c. Pengawasan nutrisi (ASI). refleks menelan BBLR belum sempurna, oleh
sebab itu pemberian nutrisi dilakukan dengan cermat.
d. Penimbangan ketat. Perubahan berat badan mencerminkan kondisi gizi
bayi dan erat kaitannya dengan daya tahan tubuh, oleh sebab itu
penimbangan dilakukan dengan ketat.
e. Kain yang basah secepatnya diganti dengan kain yang kering dan bersih,
pertahankan suhu tubuh tetap hangat.
f. Kepala bayi ditutup topi, beri oksigen bila perlu
g. Tali pusat dalam keadaan bersih
h. Beri minum dengan sonde/tetes dengan pemberian ASI.
Faktor Pencetus
1. Faktor penyakit
(toksemia 1. Hydroamnion 1. Hydroamnion
gravidarum, trauma 2. Kehamilan 2. Kehamilan
fisik, dll) multiple/ganda multiple/ganda
2. Faktor usia 3. Kelainan kromosom 3. Kelainan kromosom
Prematuritas
Kulit tipis dan lemak subcutan kurang Imaturitas system pernafasan Reflek menelan dan menghisap blm sempurna
Risiko infeksi
Kedinginan O2 dalam darah rendah Sel-sel kekurangan nutrisi
Penurunan BB
Defisit nutrisi
B. Konsep Dasar Keperawatan
1. Pengkajian
a. Sirkulasi :
Nadi apikal mungkin cepat dan atau tidak teratur dalam batas normal
(120-160 dpm). Mur-mur jantung yang dapat didengar dapat menandakan
duktusarteriosus paten (PDA).
b. Makanan/cairan
Berat badan kurang 2500 (5lb 8 oz).
c. Neuroensori
Tubuh panjang, kurus, lemas dengan perut agak gendut. Ukuran
kepala besar dalam hubungannya dengan tubuh, sutura mungkin mudah
digerakan, fontanel mungkin besar atau terbuka lebar. Edema kelopak
mata umum terjadi, mata mungkin merapat (tergantung usia gestasi).
Refleks tergantung pada usia gestasi ; rooting terjadi dengan baik pada
gestasi minggu 32; koordinasi refleks untuk menghisap, menelan, dan
bernafas biasanya terbentuk pada gestasi minggu ke 32; komponen
pertama dari refleks Moro(ekstensi lateral dari ekstremitas atas dengan
membuka tangan)tampak pada gestasi minggu ke 28; komponen
keduaa(fleksi anterior dan menangis yang dapat didengar) tampak pada
gestasi minggu ke 32.Pemeriksaan Dubowitz menandakan usia gestasi
antara minggu 24 dan 37.
d. Pernafasan
Skor apgar mungkin rendah. Pernafasan mungkin dangkal, tidak
teratur; pernafasan diafragmatik intermiten atau periodik(40-60x/mt).
Mengorok, pernafasan cuping hidung, retraksi suprasternal dan
substernal, atau berbagai derajat sianosis mungkin ada. Adanya bunyi
“ampelas” pada auskultasi, menandakan adaya sindrom distress
pernafasan (RDS).
e. Keamanan
Suhu berfluktuasi dengan mudah. Menangis mungkin lemah. Wajah
mungkin memar, mungkin ada kaput suksedoneum. Kulit kemerahan
atau tembus pandang, warna mungkin merah. muda/kebiruan,
akrosianosis, atau sianosis/pucat. Lanugo terdistribusi secara luas
diseluruh tubuh. Ekstremitas mungkin tampak edema. Garis telapak kaki
mungkin tidak ada pada semua atau sebagian telapak. Kuku mungkin
pendek.
2. Pemeriksaan Diagnostik
Menurut (Nurarif & Kusuma, 2015) pemeriksaan diagnostic pada penderita
BBLR yaitu:
a. Jumlah sel darah putih : 18.000/mm3, netrofil meningkat sampai 23.000-
24.000/mm3, hari pertama setelah lahir (menurun bila ada sepsis)
b. Hematokrit (Ht) : 43%-61% (peningkatan sampai 65% atau lebih menandakan
polisitemia, penurunan kadar menunjukkan anemia atau hemoragic
prenatal/perinatal).
c. Hemoglobin (Hb) : 15-20 gr/dl (kadar lebih rendah berhubungan dengan anemia
atau hemolisis berlebihan).
d. Bilirubin total : 6 mg/dl pada hari pertama kehidupan, 8 mg/dl 1-2 hari, dan 12
mg/dl pada 3-5 hari
e. Destrosix : tetes glukosa pertama selama 4-6 jam pertama setelah kelahiran rata-
rata 40-50 mg/dl meningkat 60-70 mg/dl pada hari ketiga.
f. Pemantauan elektrolit (Na, K, Cl) : biasanya dalam batas normal pada awalnya.
g. Pemeriksaan analisis gas darah.
BAB II
LAPORAN KASUS
A. Pengkajian
No. RM : 282896
Tanggal : 25 Mei 2021
Tempat : AR-Raihan
I. DATA UMUM
1. Identitas Klien
Nama : By. J
Umur :
Tempat/Tanggal Lahir : 25 Mei 2021
Jenis Kelamin : Perempuan
Dx. Medis : BBLR
2. Identitas Orang Tua
Ayah
Nama : Tn. L
Umur : 44 Tahun
Pendidikan : SLTP
Pekerjaan : Petani
Alamat : Bukkangraki, Gowa
Telp. :-
Ibu
Nama : Ny. J
Umur : 36 Tahun
Pendidikan : Tamat SD
Pekerjaan : IRT
Alamat : Bukkangraki, Gowa
Telp. : 082191580100
3. Identitas Saudara
No Nama Umur Hubungan Status Kesehatan
Interprestasi APGAR :
GI ?
? ? ?
GII
? ? ? ? ? ?
44 36
22 19 9
GIII 22
Simbol Genogram:
: Laki- laki
: Perempuan
X : Meninggal
: Klien
: Keturunan
------- : Serumah
: Menikah
? : Tidak diketahui
Keterangan:
GI :
GII :
GIII : Pasien merupakan anak keempat dari empat bersaudara, memiliki
riwayat penyakit BBLR
V. PEMERIKSAAN FISIK
Hari Selasa, tanggal
Keadaan umum :
Tanda-tanda vital :Setelah dilakukan pemeriksaan tanda-tanda vital di
dapatkan Pernapasan 38x/menit, Nadi 140x/menit, Suhu 35,3⁰C
1. Head to toe
a. Kepala
Inspeksi : Warna rambut hitam, kuantitas rambut jarang, distribusi
rambut tidak merata, kulit kepala tidak ada lesi.
Palpasi : Tekstur rambut halus, kulit kepala tidak ada benjolan,
kulit wajah halus.
b. Mata
Inspeksi : Posisi mata simetris kiri dan kanan, alis mata tidak ada
dermatitis seboera, tidak ada pembengkakan kelopak mata,
konjungtiva pucat, skelra putih.
Palpasi : Bola mata teraba lunak, tidak ada benjolan
c. Hidung
Inspeksi : Hidung luar simetris kiri dan kanan, hidung dalam tidak
ada kemerahan.
Palpasi : Tidak ada benjolan
d. Telinga
Inspeksi : Tidak ada serumen, tidak ada pembengkakan, tidak ada
kemerahan, tidak ada penonjolan gendang telinga.
Palpasi : Tidak ada benjolan
e. Mulut
Inspeksi : Bibir lembab, tidak ada luka pada mukosa oral, selaput
lidah putih, tidak ada kemerahan pada faring.
Palpasi : Tidak ada benjolan
f. Leher
Inspeksi : Tidak ada jaringan parut, tidak ada pembesaran kelenjar
tiroid, tidak ada deviasi trakea.
g. Thorax dan Paru
Inspeksi : Frekuensi napas 38 x/ menit, tidak ada gangguan
pernapasan, pengembangan dada simetris kiri dan kanan, bentuk
dada normal, tidak ada kelambanan gerak napas.
Palpasi : Tidak ada fraktur iga, tidak ada massa
Perkusi : Resonan
Auskultasi : Frekuensi 26 x/ menit, bunyi napas normal, tidak
bunyi napas tambahan.
2. Pemeriksaan Diagnostik
3. Penatalaksanaan Medis
a. Penggunaaan incubator bertujuan untuk mempertahakan suhu tubuh
bayi serta mencegah terjadinya hipoterrmia
b. Pemberian terapi oksigen
B. Analisa Data
No Analisis Data Diagnosa Keperawatan
1 DS : - Hipotermia
DO :
2 DS :
DO :
-
3 DS : -
DO :
C. Diagnosa Keperawatan
D. Intervensi Keperawatan
No Diagnosa Rencana Tindakan Keperawatan
Keperawata
Tujuan dan Intervensi Rasional
n
Kriteri Hasil
E. Implementasi dan Evaluasi Keperawatan
Hari Pertama
Nama : By.J No.Medical Record : 282895
Umur : Diagnosa Medis : BBLR
Jenis Kelamin : Perempuan Ruang Rawat : Ar-Raihan
Tgl/ Diagnosa Implementasi Evaluasi
Pukul Keperawata
n
Hari Kedua
Nama : By.J No.Medical Record : 282895
Umur : Diagnosa Medis : BBLR
Jenis Kelamin : Perempuan Ruang Rawat : Ar-Raihan
Tgl/ Diagnosa Implementasi Evaluasi
Pukul Keperawata
n