Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN
PADA BAYI “NY. J” DENGAN BERAT BADAN
LAHIR RENDAH (BBLR)

OLEH:
KELOMPOK 1
UTRI HANDAYANI, S.Kep EVI A SAUMUR, S.Kep
SAMAVATI PARAMITA, S.Kep RIZKY SAFITRI , S.Kep
SILVA ALLO, S.Kep ASMITHA M DARWIN, S.Kep
RAHMAWATY Y RANTE,S.Kep RIRIN YUNITA, S.Kep

CI LAHAN CI INSTITUSI

(…..………………………) (Yusnaeni, S.Kep.,Ns.,M.Kes)


NIP. NIDN.

PROGRAM STUDI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)
NANI HASANUDDIN MAKASSAR
2021
KATA PENGANTAR
KATA PENGANTAR....................................................................................
DAFTAR ISI...................................................................................................
BAB I LAPORAN PENDAHULUAN
A. Konsep Dasar Medis
1. Definisi........................................................................................
2. Etiologi........................................................................................
3. Patofisiologi.................................................................................
4. Manefestasi Klinis.......................................................................
5. Penatalaksanaan Medik...............................................................
6. Prognosa......................................................................................
B. Konsep Dasar Keperawatan
1. Riwayat Keperawatan..................................................................
2. Pemeriksaan Fisik Keperawatan..................................................
3. Pemeriksaan Diagnostik..............................................................
C. Masalah/ Diagnosa Keperawatan.....................................................
D. Intervensi Keperawatan....................................................................
BAB II LAPORAN KASUS
A. Pengkajian........................................................................................
B. Analisa Data.....................................................................................
C. Diagnosa Keperawatan.....................................................................
D. Intervensi Keperawatan....................................................................
E. Implementasi Keperawatan..............................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
LAPORAN PENDAHULUAN
A. Konsep Dasar Medis
1. Definisi
Bayi berat badan lahir rendah adalah bayi dengan berat badan kurang
dari 2500 gram pada waktu lahir (Nurarif & Kusuma, 2015).
Dalam hal ini dibedakan menjadi :
1. Prematuritas murni
Yaitu bayi pada kehamilan < 37 minggu dengan berat badan sesuai.
2. Smallfordate (sfd) atau kecil untuk masa kehamilan (kmk) adalah bayi
yang berat badannya kurang dari seharusnya umur kehamilan.
3. Retardasi pertumbuhan janin intrauterin (IUGR) yaitu bayi yang lahir
dengan berat badan rendah dan tidak sesuai dengan usia kehamilan
4. Light for date sama dengan small for date
5. Dismaturitas
Suatu sindrom klinik dimana terjadi ketidak seimbangan antara
pertumbuhan janin dengan lanjutnya kehamilan atau bayi-bayi yang lahir
dengan BB atau berat badan tidak sesuai dengan tuanya kehamilan. Atau
bayi dengan gejala intrauterine mallnutrition or wasting.
6. Large for date
Adalah bayi yang dilahirkan lebih besar dari seharusnya tua kehamilan,
misal pada diabetes melitus.

Berat badan lahir merupakan salah satu indikator dalam tumbuh


kembang anak hingga masa dewasanya dan menggambarkan status gizi
yang diperoleh janin selama dalam kandungan. Pada negara berkembang,
berat bayi lahir rendah (BBLR) masih menjadi salah satu permasalahan defi
siensi zat gizi. BBLR ialah bayi yang dilahirkan dengan berat badan kurang
dari 2.500 gram, tanpa memandang masa gestasi. Kejadian bayi lahir rendah
semakin berisiko terjadi pada kehamilan pertama/primigravida (Sholihah,
Hartawan & Sumarni, 2015).
BBLR didefiniikan oleh World Health Organization (WHO) sebagai
berat pada saat lahir kurang dari 2500 gram dan ditimbang sampai dengan
24 jam setelah kelahiran. BBLR adalah masalah kesehatan masyarakat yang
terkait dengan berbagai prediktor. Informasi tentang berat lahir atau ukuran
saat lahir adalah penting untuk rencana dan implementasi program
kesehatan masyarakat yang bertujuan untuk mengurangi kematian bayi
(Julaeni, 2019).
Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi berat lahir rendah,
kurang dari 2500 gram tanpa memandang masa gestasi (Dhilon et al., 2019).
BBLR merupakan faktor utama dalam peningkatan mortalitas dan
disabilitas neonatus bayi dan anak serta memberikan dampak jangka
panjang terhadap kehidupannya dimasa depan (Puspitaningrum et al., 2018).

2. Etiologi
Penyebab kelahiran prematur tidak di ketahui, tapi ada beberapa faktor
yang berhubungan, yaitu :
a. Faktor genetik atau kromosom
b. Infeksi
c. Bahan toksik
d. Radiasi
e. Isufisiensi atau disfungsi plasenta
f. Faktor nutrisi
g. Faktor lain seperti merokok, peminum alkohol, bekerja berat masa hamil,
plasenta previa, kehamilan ganda, obat-obatan, dan sebagainya (Nurarif
& Kusuma, 2015).
Penyebab kelahiran bayi berat lahir rendah (BBLR) menurut
(Sholihah, Hartawan & Sumarni, 2015)
a. Faktor Ibu
1) Penyakit, penyakit yang berhubungan langsung dengan pasien
misalnya perdarahan antepartum, trauma fisik dan psikologis, DM,
toksemia gravidarum, dan nefritis akut.
2) Usia ibu, angka kejadian prematuritas tertinggi ialah pada usia < 20
tahun, dan multi gravida yang jarak kelahiran terlalu dekat. Kejadian
terendah ialah pada usia antara 26-35 tahun.
3) Keadaan sosial ekonomi, keadaan ini sangat berperan terhadap
timbulnya prematuritas. Kejadian tertinggi teradapat pada golongan
social ekonomi rendah. Hal ini disebabkan oleh keadaan gizi yang
kurang baik dan pengawasan antenatal yang kurang. Demikian pula
kejadian prematuritas pada bayi yang lahir dari perkawinan yang tidak
sah, ternyata lebih tinggi bila dibandingakan dengan bayi yang lahir
perkawinan yang sah.
4) Sebab lain, karena ibu merokok, ibu peminum alkohol dan pecandu
obat narkotik.
b. Faktor Janin
Faktor janin diantaranya hidramnion, kehamilan ganda dan kelainan
kromosom
c. Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan di antaranya tempat tinggal di dataran tinggi
radiasi dan zat-zat tertentu.

3. Patofisiologi
Secara umum bayi BBLR ini berhubungan dengan usia kehamilan
yang belum cukup bulan (prematur) disamping itu juga disebabkan
dismaturitas. Artinya bayi lahir cukup bulan (usia kehamilan 38 minggu),
tapi berat badan (BB) lahirnya lebih kecil ketimbang masa kehamilannya,
yaitu tidak mencapai 2.500 gram. Biasanya hal ini terjadi karena adanya
gangguan pertumbuhan bayi sewaktu dalam kandungan yang disebabkan
oleh penyakit ibu seperti adanya kelainan plasenta, infeksi, hipertensi dan
keadaan-keadaan lain yang menyebabkan suplai makanan ke bayi jadi
berkurang (Nurarif & Kusuma, 2015).
Gizi yang baik diperlukan seorang ibu hamil agar pertumbuhan janin
tidak mengalami hambatan, dan selanjutnya akan melahirkan bayi dengan
berat normal. Dengan kondisi kesehatan yang baik, sistem reproduksi
normal, tidak menderita sakit, dan tidak ada gangguan gizi pada masa pra
hamil maupun saat hamil, ibu akan melahirkan bayi lebih besar dan lebih
sehat daripada ibu dengan kondisi kehamilan yang sebaliknya. Ibu dengan
kondisi kurang gizi kronis pada masa hamil sering melahirkan bayi BBLR,
vitalitas yang rendah dan kematian yang tinggi, terlebih lagi bila ibu
menderita anemia (Nurarif & Kusuma, 2015).
Sistem pernapasan pada dasarnya cenderung kurang berkembang pada
bayi prematur. Kapasitas vital dan kapasitas residual fungsional paru-paru
pada dasarnya kecil berkaitan dengan ukuran bayi. Sebagai akibatnya
sindrom gawat napas sering merupakan penyebab umum kematian. Masalah
besar lainnya pada bayi premature adalah pencernaan dan absorpsi makanan
yang inadekuat. Bila prematuritas bayilebih dari dua bulan, system
pencernaan dan absorpsi hampir selalu inadekuat. Absorpsi lemak juga
sangat buruk sehingga bayi premature harus menjalani diet rendah lemak.
Lebih jauh lagi, bayi premature memiliki kesulitan dalam absorpsi kalsium
yang tidak lazim dan oleh karena itu dapat mengalami rikets yang berat
sebelum kesulitan tersebut dikenali (Nurarif & Kusuma, 2015).
Imaturitas organ lain yang sering menyebabkan kesulitan yang berat
pada bayi premature meliputi system imun yang menyebabkan daya tahan
tubuh terhadap infeksi berkurang karena rendahnya kadar IgG gamma
globulin, serta bayi premature relatif belum sanggup membentuk antibody
dan daya fagositosis serta reaksi terhadap peradangan masih belum baik
sehingga bayi premature beresiko mengalami infeksi, system integumen
dimana jaringan kulit masih tipis dan rawan terjadinya lecet, system
termoregulasi dimana bayi premature belum mampu mempertahankan suhu
tubuh yang normal akibat penguapan yang bertambah karena kurangnya
jaringan lemak di bawah kulit dan pusat pengaturan suhu yang belum
berfungsi sebagaimana mestinya sehingga beresiko mengalami hipotermi
atau kehilangan panas dalam tubuh (Nurarif & Kusuma, 2015).

4. Manefestasi Klinis
a. Sebelum bayi lahir
1) Pada anamnese sering dijumpai adanya riwayat abortus, partus
prematurus dan lahir mati
2) Pergerakan janin yang pertama terjadi lebih lambar, gerakan janin
lebih lambat walaupun kehamilannya sudah agak lanjut
3) Pertambahan berat badan ibu lambat dan tidak sesuai menurut yang
seharusnya sering di jumpai kehamilan dengan oligradramnion
gravidarum atau perdarahan anterpartum
4) Pembesaran uterus tidak sesuai tuanya kehamilan (Nurarif & Kusuma,
2015).
b. Setelah bayi lahir
1) Bayi dengan retadasi pertumbuhan intra uterin
2) Bayi premature yang lahir senelum kehamilan 37 minggu
3) Bayi small for date sama dengan bayi dengan retardasi pertumbuhan
intrauterine
4) Bayi prematur kurang sempurna pertumbuhan alat-alat dalam
tubuhnya (Nurarif & Kusuma, 2015).

5. Penatalaksanaan Medik
Menurut (Nurarif & Kusuma, 2015), perawatan pada bayi berat lahir
rendah (BBLR) adalah :
a. Mempertahankan suhu tubuh dengan ketat. BBLR mudah mengalami
hipotermi, oleh sebab itu suhu tubuh bayi harus dipertahankan dengan
ketat.
b. Mencegah infeksi dengan ketat. BBLR sangat rentan dengan infeksi,
memperhatikan prinsip-prinsip pencegahan infeksi termasuk mencuci
tangan sebelum memegang bayi.
c. Pengawasan nutrisi (ASI). refleks menelan BBLR belum sempurna, oleh
sebab itu pemberian nutrisi dilakukan dengan cermat.
d. Penimbangan ketat. Perubahan berat badan mencerminkan kondisi gizi
bayi dan erat kaitannya dengan daya tahan tubuh, oleh sebab itu
penimbangan dilakukan dengan ketat.
e. Kain yang basah secepatnya diganti dengan kain yang kering dan bersih,
pertahankan suhu tubuh tetap hangat.
f. Kepala bayi ditutup topi, beri oksigen bila perlu
g. Tali pusat dalam keadaan bersih
h. Beri minum dengan sonde/tetes dengan pemberian ASI.

Menurut (Prawirohardjo, 2015), penanganan bayi dengan berat badan


lahir rendah adalah sebagai berikut :
a. Penanganan bayi
Semakin kecil bayi dan semakin premature bayi, maka semakin besar
perawatan yang diperlukan, karena kemungkinan terjadi serangan
sianosis lebih besar. Semua perawatan bayi harus dilakukan didalam
incubator
b. Pelestarian suhu tubuh
Bayi dengan berat lahir rendah, mempunyai kesulitan dalam
mempertahankan suhu tubuh. Bayi akan berkembang secara memuaskan,
asal suhu rectal dipertahankan antara 35,50 C s/d 370 C.
Bayi berat rendah harus diasuh dalam suatu suhu lingkungan dimana
suhu normal tubuhnya dipertahankan dengan usaha metabolic yang
minimal. Bayi berat rendah yang dirawat dalam suatu tempat tidur
terbuka, juga memerlukan pengendalian lingkungan secara seksama.
0
Suhu perawatan harus diatas 25 C, bagi bayi yang berat sekitar 2000
gram, dan sampai 300 C untuk bayi dengan berat kurang dari 2000 gram.
c. Inkubator
Bayi dengan berat badan lahir rendah, dirawat didalam incubator.
Prosedur perawatan dapat dilakukan melalui “jendela“ atau “lengan
baju“. Sebelum memasukkan bayi kedalam incubator, incubator terlebih
dahulu dihangatkan, sampai sekitar 29,4 0 C, untuk bayi dengan berat 1,7
kg dan 32,20C untuk bayi yang lebih kecil. Bayi dirawat dalam keadaan
telanjang, hal ini memungkinkan pernafasan yang adekuat, bayi dapat
bergerak tanpa dibatasi pakaian, observasi terhadap pernafasan lebih
mudah.
d. Pemberian oksigen
Ekspansi paru yang buruk merupakan masalah serius bagi bayi preterm
BBLR, akibat tidak adanya alveoli dan surfaktan. Konsentrasi O 2yang
diberikan sekitar 30- 35 % dengan menggunakan head box, konsentrasi
o2 yang tinggi dalam masa yang panjang akan menyebabkan kerusakan
pada jaringan retina bayi yang dapat menimbulkan kebutaan
e. Pencegahan infeksi
Bayi preterm dengan berat rendah, mempunyai system imunologi yang
kurang berkembang, ia mempunyai sedikit atau tidak memiliki ketahanan
terhadap infeksi. Untuk mencegah infeksi, perawat harus menggunakan
gaun khusus, cuci tangan sebelum dan sesudah merawat bayi, memakai
masker, gunakan gaun/jas, lepaskan semua asessoris dan tidak boleh
masuk kekamar bayi dalam keadaan infeksi dan sakit kulit.
f. Pemberian makanan
Pemberian makanan secara dini dianjurkan untuk membantu mencegah
terjadinya hipoglikemia dan hiperbillirubin. ASI merupakan pilihan
pertama, dapat diberikan melalui kateter ( sonde ), terutama pada bayi
yang reflek hisap dan menelannya lemah. Bayi berat lahir rendah secara
relative memerlukan lebih banyak kalori, dibandingkan dengan bayi
preterm.
6. Prognosa
Menurut (Pantiawati, 2010) komplikasi yang dapat terjadi pada bayi berat
lahir rendah yaitu:
a. Hipotermia : Dalam kandungan, bayi berada dalam suhu lingkungan yang
normal dan stabil yaitu 36 derajat sampai 37 derajat C. Setelah lahir bayi
diharadapkan pada suhu lingkungan yang umumnya lebih rendah. Perbedaan
suhu ini memberi pengaruh pada kehilangan panas tubuh bayi atau hipotermia.
b. Sindrom gawat nafas : Ketidakefektifan pernafasan disebabkan belum
sempurnanya pembentukan membran hialin surfaktan paru yang merupakan
suatu zat yang dapat menurunkan tegangan dinding alveoli paru.

Sedangkan menurut (Proverawati & Ismawati, 2010) komplikasi yang dapat


terjadi pada BBLR adalah:

1. Masalah pemberian ASI


Masalah ini terjadi karena ukuran tubuh bayi kecil, kurang energy, lambungnya
kecil dan tidak dapat menghisap. Biasanya BBLR sering mendapat ASI dengan
bantuan, dan membutuhkan ASI sedikit tapi sering.
2. Perdarahan intracranial
Masalah ini terjadi karena trauma lahir yang dapat disebabkan karena faktor
panggul yang sempit, matriks germinal epidimial kaya akan pembuluh darah
yang merupakan tempat yang sangat rentan terhadap terjadinya perdarahan.
3. Hiperglikemia
Pada bayi BBLR kemungkinan terjadi hiperglikemia karena pada saat kondisi
bayi dengan premature diberikan cairan glukosa yang berlebihan sehingga bayi
rentang sekali mengalami peningkatan glukosa dalam darah .
7. Penyimpangan KDM

Faktor Pencetus

Faktor Ibu Faktor Janin Faktor Lingkungan

1. Faktor penyakit
(toksemia 1. Hydroamnion 1. Hydroamnion
gravidarum, trauma 2. Kehamilan 2. Kehamilan
fisik, dll) multiple/ganda multiple/ganda
2. Faktor usia 3. Kelainan kromosom 3. Kelainan kromosom

BBLR Berat badan <2500 gram

Prematuritas
Kulit tipis dan lemak subcutan kurang Imaturitas system pernafasan Reflek menelan dan menghisap blm sempurna

Fungsi organ belum baik


Tidak dapat menyimpan panas Pernafasan belum sempurna Intake nutrisi tidak adekuat

Penurunan daya tahan


Mudah kehilangan CO2 dalam darah tinggi Asupan gii kurang

Risiko infeksi
Kedinginan O2 dalam darah rendah Sel-sel kekurangan nutrisi

Hipotermi Pola napas tidak efektif Kerusakan sel

Penurunan BB

Defisit nutrisi
B. Konsep Dasar Keperawatan
1. Pengkajian
a. Sirkulasi :
Nadi apikal mungkin cepat dan atau tidak teratur dalam batas normal
(120-160 dpm). Mur-mur jantung yang dapat didengar dapat menandakan
duktusarteriosus paten (PDA).
b. Makanan/cairan
Berat badan kurang 2500 (5lb 8 oz).
c. Neuroensori
Tubuh panjang, kurus, lemas dengan perut agak gendut. Ukuran
kepala besar dalam hubungannya dengan tubuh, sutura mungkin mudah
digerakan, fontanel mungkin besar atau terbuka lebar. Edema kelopak
mata umum terjadi, mata mungkin merapat (tergantung usia gestasi).
Refleks tergantung pada usia gestasi ; rooting terjadi dengan baik pada
gestasi minggu 32; koordinasi refleks untuk menghisap, menelan, dan
bernafas biasanya terbentuk pada gestasi minggu ke 32; komponen
pertama dari refleks Moro(ekstensi lateral dari ekstremitas atas dengan
membuka tangan)tampak pada gestasi minggu ke 28; komponen
keduaa(fleksi anterior dan menangis yang dapat didengar) tampak pada
gestasi minggu ke 32.Pemeriksaan Dubowitz menandakan usia gestasi
antara minggu 24 dan 37.
d. Pernafasan
Skor apgar mungkin rendah. Pernafasan mungkin dangkal, tidak
teratur; pernafasan diafragmatik intermiten atau periodik(40-60x/mt).
Mengorok, pernafasan cuping hidung, retraksi suprasternal dan
substernal, atau berbagai derajat sianosis mungkin ada. Adanya bunyi
“ampelas” pada auskultasi, menandakan adaya sindrom distress
pernafasan (RDS).
e. Keamanan
Suhu berfluktuasi dengan mudah. Menangis mungkin lemah. Wajah
mungkin memar, mungkin ada kaput suksedoneum. Kulit kemerahan
atau tembus pandang, warna mungkin merah. muda/kebiruan,
akrosianosis, atau sianosis/pucat. Lanugo terdistribusi secara luas
diseluruh tubuh. Ekstremitas mungkin tampak edema. Garis telapak kaki
mungkin tidak ada pada semua atau sebagian telapak. Kuku mungkin
pendek.

2. Pemeriksaan Diagnostik
Menurut (Nurarif & Kusuma, 2015) pemeriksaan diagnostic pada penderita
BBLR yaitu:
a. Jumlah sel darah putih : 18.000/mm3, netrofil meningkat sampai 23.000-
24.000/mm3, hari pertama setelah lahir (menurun bila ada sepsis)
b. Hematokrit (Ht) : 43%-61% (peningkatan sampai 65% atau lebih menandakan
polisitemia, penurunan kadar menunjukkan anemia atau hemoragic
prenatal/perinatal).
c. Hemoglobin (Hb) : 15-20 gr/dl (kadar lebih rendah berhubungan dengan anemia
atau hemolisis berlebihan).
d. Bilirubin total : 6 mg/dl pada hari pertama kehidupan, 8 mg/dl 1-2 hari, dan 12
mg/dl pada 3-5 hari
e. Destrosix : tetes glukosa pertama selama 4-6 jam pertama setelah kelahiran rata-
rata 40-50 mg/dl meningkat 60-70 mg/dl pada hari ketiga.
f. Pemantauan elektrolit (Na, K, Cl) : biasanya dalam batas normal pada awalnya.
g. Pemeriksaan analisis gas darah.

C. Masalah/ Diagnosa Keperawatan


1. Hipotermia
2. Defisit nutrisi
3. Pola napas tidak efektif
4. Risiko infeksi (PPNI, 2016a)
D. Intervensi Keperawatan

N Diagnosa Intervensi Rasional


o Keperawata
n
1 Hipotermia Manajemen Hipotermia 1. Untuk
1. Monitor suhu tubuh mengetahui
2. Identifikasi penyebab hipotermia penurunan suhu
(Mis, Kekurangan lemak tubuh
subkutan, penurunan laju 2. Mengetahui
metabolisme) adanya tanda-
3. Monitor tanda dan gejala akibat tanda
hipotermia (Mis, Hipotermia hipotermia
ringan: takipnea, disartria, 3. Mengetahui
menggigil, hipertensi, diuresis, adanya
Hipotermia sedang; Aritmia, hipotermia
hipotensi,apatis,koagulopati,reflex ringan dan
menurun. Hipotermia berat : hpotermia berat
oliguria,reflex menghilang,edema 4. Menjaga
paru,asam – basa abnormal) termogulasi
4. Sediakan lingkungan yang hangat tetap dalam
(Misalnya : atur suhu batas normal
ruangan,incubator) 5. Mengurangi
5. Ganti pakaian dan atau linen yang resiko
basah. terjadinya
hipotermia
2 Defisit nutrisi Manajemen Nutrisi 1. Untuk
1. Identifikasi status nutrisi mengetahui
2. Identifikasi kebutuhan kalori dan masalah nutrisi
jenis nutrisi 2. Untuk
3. Monitor berat badan mengetahui
4. Observasi BAB dan BAK jumlah kebutuhan
dan frekuensi serta konsistensi. kalori serta
5. Monitor intake dan outpute nutrisi
3. Untuk
mengetahui ada
atau tidaknya
peningkatan
berat badan.
4. Untuk
mengetahui
intake dan
outpute
5. Untuk
mengetahui
jumlah intake
dan outpute

3 Pola napas Manajemen Jalan Napas 1. Mengidentifika


tidak efektif 1. Monitor pola napas (Frekuensi, si adanya
kedalaman, usaha napas) gangguan pola
2. Monitor bunyi napas tambahan napas
(mis.gurgling,mengi,wheezing,ro 2. Mengidentikasi
nkhi kering) ada atau
3. Observasi tanda-tanda vital/ 2jam tidaknya bunyi
napas tambahan
3. Memantau
keadaan umum
pasien
4 Resiko Pencegahan Infeksi 1. Untuk
Infeksi 1. Monitor tanda dan gejala infeksi mengetahui
local dan sistemik adanya gejala
2. Batasi jumlah pengunjung infeksi
3. Cuci tangan sebelum dan sesudah 2. Untuk
kontak dengan pasien dan mengurangi
lingkungan pasien terjdinya resiko
4. Pertahankan teknik aseptic pada infeksi
pasien beresiko tinggi 3. Mencegah
5. Kolaborasi pemberian imunisasi terjadinya
infeksi
nosokomial
4. Mencegah
masuknya
mikroorganism
e
5. Untuk
meningkatkan
system
kekebalan
tubuh
5 Resiko Edukasi Nutrisi Bayi 1. Agar orang tua
gangguan 1. Jelaskan tanda-tanda awal rasa mampu
pertumbuhan lapar (Mis. Bayi gelisah,membuka mengenal
mulut dan menggeleng-gelengkan tanda-tanda saat
kepala,menjulur-julur bayi lapar
lidah,mengisap jari atau tangan) 2. Agar nutrisi
2. Ajarkan cara memilih makanan yang diberikan
sesuai dengan usia bayi sesuai dengan
3. Ajarkan mengatur frekuensi usia bayi
makan sesuai usia bayi 3. Nutrisi yang
4. Anjurkan tetap memberikan ASI diberikan sesuai
saat bayi sakit dengan jumlah
kebutuhan
4. Meningkatkan
imunitas tubuh
(PPNI, 2018) (PPNI, 2016b)

BAB II
LAPORAN KASUS
A. Pengkajian
No. RM : 282896
Tanggal : 25 Mei 2021
Tempat : AR-Raihan

I. DATA UMUM
1. Identitas Klien
Nama : By. J
Umur :
Tempat/Tanggal Lahir : 25 Mei 2021
Jenis Kelamin : Perempuan
Dx. Medis : BBLR
2. Identitas Orang Tua
Ayah
Nama : Tn. L
Umur : 44 Tahun
Pendidikan : SLTP
Pekerjaan : Petani
Alamat : Bukkangraki, Gowa
Telp. :-
Ibu
Nama : Ny. J
Umur : 36 Tahun
Pendidikan : Tamat SD
Pekerjaan : IRT
Alamat : Bukkangraki, Gowa
Telp. : 082191580100

3. Identitas Saudara
No Nama Umur Hubungan Status Kesehatan

1 An.M 22 Tahun Kakak Sehat


kandung

2 An.M 19 Tahun Kakak Sehat


kandung

3. An. Q 9 Tahun Kakak Sehat


kandung

II. RIWAYAT KESEHATAN SAAT INI


Keluhan Utama :
III. RIWAYAT KEHAMILAN DAN KELAHIRAN
1. Prenatal
a. Pemeriksaan kehamilan : 3 Kali
b. Keluhan saat hamil : Selama masa kehamilan pasien
sering mengalamai pusing, mual (+), muntah (-), tidak ada
pendarahan saat kehamilan. Namun terjadi peningkatan tekanan
darah saat masa kehamilan.
c. Riwayat terpapar radiasi : Tidak ada
d. Riwayat terapi obat :
e. Kenaikan BB selama hamil : Kenaikan BB pada saat hamil
f. Imunisasi TT : Selama masa kehamilan pasien
mendapatkan imunisasi TT sebanyak 1x yaitu imunisasi TT3
2. Natal
a. Tempat melahirkan : Puskesmas Pebbenkugang
b. Lama dan jenis persalinan : Spontan
c. Penolong persalinan : Bidan
d. Komplikasi persalinan : Tidak Ada ada komplikasi
persalinan, namun bayi pasien mengalami Berat Badan Lahir Rendah
(BBLR)
3. Postnatal
a. Kondisi bayi : BB Lahir = 1500 gram PB Lahir = 37 cm
b. Usaha nafas :
c. Penyakit anak : BBLR
d. Kebutuhan resusitasi
1) Jenis dan lamanya :
2) Skor APGAR :
TANDA 0 1 2

Appereance/ Warna Seluruh tubuh biru Tubuh kemerahan, Seluruh tubuh


Kulit atau pucat eksteremitas biru kemerahan

Pulse/ frekuensi Tidak ada <100 >100


jantung

Grimace/ refleks Tidak bereaksi Gerakan sedikit Reaksi melawan

Activity/ tonus otot Lumpuh Eksteremitas fleksi Gerakan aktif


sedikit

Respiration/ usaha Tidak ada Lambat Menangis kuat


bernafas

Interprestasi APGAR :

e. Pemeriksaan cairan Amnion : < 500 ml


f. Pemeriksaan plasenta : Keadaan plasenta baik, tidak ada
pengkapuran, dan tidak ada nekrosis.
g. Pemeriksaan tali pusat : Terdapat simpul
h. Pengukuran antropometri :
BB = 15000 gram
PB = 37 cm
LK = 27 cm
LD = cm
i. Problem menyusui :.
j. Pemeriksaan Refleks : Mengisap dan Menggenggam

IV. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA

GI ?
? ? ?

GII

? ? ? ? ? ?

44 36

22 19 9
GIII 22

Simbol Genogram:
: Laki- laki

: Perempuan

X : Meninggal
: Klien

: Keturunan

------- : Serumah

: Menikah

? : Tidak diketahui

Keterangan:
GI :
GII :
GIII : Pasien merupakan anak keempat dari empat bersaudara, memiliki
riwayat penyakit BBLR

V. PEMERIKSAAN FISIK
Hari Selasa, tanggal
Keadaan umum :
Tanda-tanda vital :Setelah dilakukan pemeriksaan tanda-tanda vital di
dapatkan Pernapasan 38x/menit, Nadi 140x/menit, Suhu 35,3⁰C
1. Head to toe
a. Kepala
Inspeksi : Warna rambut hitam, kuantitas rambut jarang, distribusi
rambut tidak merata, kulit kepala tidak ada lesi.
Palpasi : Tekstur rambut halus, kulit kepala tidak ada benjolan,
kulit wajah halus.
b. Mata
Inspeksi : Posisi mata simetris kiri dan kanan, alis mata tidak ada
dermatitis seboera, tidak ada pembengkakan kelopak mata,
konjungtiva pucat, skelra putih.
Palpasi : Bola mata teraba lunak, tidak ada benjolan
c. Hidung
Inspeksi : Hidung luar simetris kiri dan kanan, hidung dalam tidak
ada kemerahan.
Palpasi : Tidak ada benjolan
d. Telinga
Inspeksi : Tidak ada serumen, tidak ada pembengkakan, tidak ada
kemerahan, tidak ada penonjolan gendang telinga.
Palpasi : Tidak ada benjolan
e. Mulut
Inspeksi : Bibir lembab, tidak ada luka pada mukosa oral, selaput
lidah putih, tidak ada kemerahan pada faring.
Palpasi : Tidak ada benjolan
f. Leher
Inspeksi : Tidak ada jaringan parut, tidak ada pembesaran kelenjar
tiroid, tidak ada deviasi trakea.
g. Thorax dan Paru
Inspeksi : Frekuensi napas 38 x/ menit, tidak ada gangguan
pernapasan, pengembangan dada simetris kiri dan kanan, bentuk
dada normal, tidak ada kelambanan gerak napas.
Palpasi : Tidak ada fraktur iga, tidak ada massa
Perkusi : Resonan
Auskultasi : Frekuensi 26 x/ menit, bunyi napas normal, tidak
bunyi napas tambahan.

h. Payudara dan Aksila


Inspeksi : Simetris kiri dan kanan, tidak ada pembesaran pada
payudara, tidak ada ruam pada aksila, tidak ada tanda- tanda infeksi.
Palpasi : Tidak ada benjolan
i. Abdomen
Inspeksi : Tidak ada jaringan parut, tidak ada inflamasi pada
umbilicus, tidak ada deformitas, tidak ada pembengkakan.
Auskultasi : Tidak ada peningkatan mortalitas bising usus,
peristaltic usus baik.
Palpasi : Tidak ada benjolan, dinding abdomen tidak kaku
seperti papan.
j. Genetalia
Inspeksi : Tidak ada ruam, tidak ada perubahan warna kulit, tidak
ada hemoroid, tidak ada herpes.
Palpasi : Tidak ada benjolan
k. Ekstremitas
Inspeksi : TIdak ada dislokasi, rentang gerak ekstremitas atas dan
bawah aktif.
Palpasi : Rentang gerak normal

2. Pemeriksaan Diagnostik

3. Penatalaksanaan Medis
a. Penggunaaan incubator bertujuan untuk mempertahakan suhu tubuh
bayi serta mencegah terjadinya hipoterrmia
b. Pemberian terapi oksigen
B. Analisa Data
No Analisis Data Diagnosa Keperawatan

1 DS : - Hipotermia

DO :

2 DS :

DO :
-
3 DS : -

DO :

C. Diagnosa Keperawatan

D. Intervensi Keperawatan
No Diagnosa Rencana Tindakan Keperawatan
Keperawata
Tujuan dan Intervensi Rasional
n
Kriteri Hasil
E. Implementasi dan Evaluasi Keperawatan
Hari Pertama
Nama : By.J No.Medical Record : 282895
Umur : Diagnosa Medis : BBLR
Jenis Kelamin : Perempuan Ruang Rawat : Ar-Raihan
Tgl/ Diagnosa Implementasi Evaluasi
Pukul Keperawata
n
Hari Kedua
Nama : By.J No.Medical Record : 282895
Umur : Diagnosa Medis : BBLR
Jenis Kelamin : Perempuan Ruang Rawat : Ar-Raihan
Tgl/ Diagnosa Implementasi Evaluasi
Pukul Keperawata
n

Anda mungkin juga menyukai