Anda di halaman 1dari 28

BAYI BERAT LAHIR RENDAH

OLEH:
1. Nurul Fadhila Hallilk 6. yesik nepsan
2. Raihand A. Mustari 7.
3. Amina Nerotou 8.
4. Stevanie I. Doza 9.
5. Leberina Karafir

KELOMPOK :1
Semester : IV
Prodi : D-III
Jurusan : Keperawatan
Matakuliah : Keperawatan Anak
Dosen pengempu : Ellen R.V Purba S.Kep.,NS.,M.Kep

POLITEKNIK KESEHATAN
KEMENKES JAYAPURA
2024

1
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Tuhan Yang Maha Esa, kami panjatkan puji syukur atas
kehadiratnya, yang telah melimpahkan rahmat serta hidayahnya kepada kami, sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah dengan judul “BAYI BERAT LAHIR RENDAH”
Makalah ini telah kami susun dengan semaksimal serta mendapatkan banyak bantuan dari
berbagai pihak sehingga pembuatan makalah ini dapat berjalan dengan lancer. Untuk itu kami
mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan
makalah ini.
Terlepas dari semua itu kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu kami mengharapkan saran
dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini kedepannya
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini memberikan manfaat kepada para pembaca

Jayapura, Februari 2023

2
DAFTAR ISI
COVER…………………………………………………………………………………….....1
KATA PENGANTAR………………………………………………………………………...2
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………….3
BAB I………………………………………………………………………………………....4
A. DEFINISI……………………………………………………………………………..4
B. ETIOLOGI……………………………………………………………………………6
C. PATOFISIOLOGI/PATWAY………………………………………………………..7
D. KLASIFIKASI……………………………………………………………………….10
E. TANDA DAN GEJALA……………………………………………………………..10
F. PENATALAKSANAAN MEDIS…………………………………………………....11
BAB II………………………………………………………………………………………..14
A. PENGKAJIAN……………………………………………………………………….14
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN……………………………………………………..16
C. INTERVENSI KEPERAWATAN…………………………………………………...16
BAB III……………………………………………………………………………….………18
A. PENGKAJIAN……………………………………………………………………….18
B. KLASIFIKASI DATA ………………………………………………………………21
C. ANALISA DATA……………………………………………………………………22
D. DIAGNOSA KEPERAWATAN……………………………………………………..22
E. INTERVENSI………………………………………………………………………..23
F. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI……………………………………………….24
BAB IV………………………………………………………………………………………25
A. KESIMPULAN………………………………………………………………………25
B. SARAN………………………………………………………………………………27
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………..28

3
BAB I
Konsep Medis Penyakit
A. Definis
Bayi berat lahir rendah adalah keadaan Ketika bayi dilahirkan memiliki berat
badan kurang dari 2.500 gram. Keadan BBLR ini akan berdampak buruk tumbuh
kembang bayi ke depannya (kementrian kesehatanRI, 2015). Hal ini terjadi akibat
kurang asupan gizi yang di konsumsi pada ibu selama mengandung, kelahiran
premature dan tidak cukup bulan, menderita penyakit berat sehingga mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan janin dalam kandungan.
Ada 2 keadaaan BBLR yaitu:
a. Prematuritas atau bayi kurang bulan murni : BBLR karena prematuritas atau
bayi kurang bulan murni adalah bayi yang dilahirkan kurang bulan (preterm)
mempunyai organ yang belum berfungsi sebagai bayi aterm sehingga bayi
tersebut mengalami kesulitan untuk hidup di luar Rahim. Makin pendek masa
kehamilan makin kurang sempurna fungsi alat-alat tubuhnya, akibatnya makin
mudah terjadi komplikasi, seperti :sindroma gangguan pernafasan,
hipotermia,aspirasi, infeksi,dan pendarahan intrakanial.
b. BBLR (KMK) : Bayi Berat Badan Lahir Rendah karena bayi kecil untuk masa
kehamilan (KMK) Adalah bayi kecil untuk masa kehamilan (KMK)
pertumbuhan alat-alat dalam tubuhnya lebih baik dibandingkan dengan bayi
preterm dengan berat badan yang sama.
BBLR merupakan salah satu masalah Kesehatan yang memerlukan perhatian di
berbagai negara terutama pada negara berkembang atau negara dengan sosio-ekonomi
rendah. WHO (World Health Organization) mendefinisikan BBLR sebagai bayi yang
lahir dengan berta ≤ 2.500 gr. WHO mengelompokkan BBLR Menjadi 3 macam,
yaitu BBLR (1.500-2.499 Gr). BBLSR (1.000-1.499 gr). BBLER (<1.000 gr). WHO
juga mengatakan bahwa sebesar 60-80% dari angka kematian bayi (AKB), yang
disebabkan karena BBLR. BBLR memiliki resiko lebih besar untuk mengalami
morbiditas dan moralitas daripada bayi lahir yang memiliki berat badan normal. Masa
kehamilan yang kurang dari 37 minggu dapat menyebabkan terjadinya komplikasi
pada bayi karena pertumbuhan organ-organ yang berada dalam tubuhnya kurang
sempurna. Kemungkinan yang terjadi akan lebih buruk bila berat bayi semakin
rendah. Semakin rendah berat badan bayi, maka semakin penting untuk menentukan
peluang bertahan, pertumbuhan dan perkembangan di masa depannya. Ibu yang selalu
menjaga kesehatannya dengan mengkonsumsi makanan bergizi dan menerapkan gaya
hidup yang baik akan melahirkan bayi yang sehat, sebaliknya ibu yang mengalami
defisiensi gizi memiliki resiko untuk melahirkan BBLR. BBLR tidak hanya
mencerminkan situasi Kesehatan dan gizi, namun juga menunjukan tingkat
kelangsungan hidup, dan perkembangan psikologisnya.
Bayi dengan BBLR memiliki resiko lebih tinggi mengalami kematian,
keterlambatan pertumbuhan dan perkembangan selama masa kanak-kanak
dibandingkan dengan bayi yang tidak BBLR (Rajashree, 2015). Bayi BBLR memiliki
peluang lebih kecil untuk bertahan hidup. Ketika mereka bertahan hidup, mereka lebih

4
rentan terhadap penyakit hingga mereka dewasa. BBLR cenderung mengalami
gangguan perkembangan kognitif, retardasi mental serta lebih mudah mengalami
infeksi yang dapat mengakibatkan kesakitan atau bahkan kematian. Dampak lain yang
mucul pada orang dewasa yang memiliki Riwayat BBLR yaitu beresiko menderita
penyakit degenerative yang dapat menyebabkan beban ekonomi individu dan
masyarakat (pramono, 2009
Berdasarkan data dari WHO tahun 2014 dari 172 negara di dunia, Indonesia
menjadi urutan ke 70 yang memiliki presentase kematian akibat BBLR yang tertinggi
yaitu sebesar 10,69%. Tingkat kelahiran di Indonesia pada tahun 2010 sebesar
4.371.800 dengan kejadian BBLR sebessar 15,5 per 100 kelahiran hidup atau 675.700
kasus premature dalam 1 tahun (WHO, 2013). Pada tahun 2010, kejadian BBLR di
Indonesia sebear 11,1% sedangkan provinsi jawa timur juga mengalami kejadian
BBLR yang cukup tinggi yaitu sebesar 10,1% (kemenkes RI,2010).
BBLR dapat disebabkan oleh 2 hal yaitu kelahiran premature atau kelahiran saat
usia kehamilan ≤37 minggu dan IUGR yang biasa disebut terganggunya pertumbuhan
janin. BBLR dapat menyebabkan kesakitan bahakan kematian. Menetapkan penyebab
BBLR antara premature atau IGUR (Intra Uterine Growth Restriction) merupakan hal
yang penting karena tingkat kematian antara kedua kondisi tersebut berbeda secara
signifikan (Astria, et.al.2016).
Sutan et.al.,(2014) dalam penelitiannya menyatakan bahwa BBLR dapat
disebabkan oleh beberapa hal seperti factor ibu (status gizi, umur, paritas, status
ekonomi). Riwayat kehamilan buruk (pernah melahirkan BBLR,aborsi), asuhan
anternatal care yang buruk, keadaan janin. Wanita dengan status ekonomi rendah
cenderung memiliki asupan makanan yang tidak memadai, sanitasi tempat tinggal
yang buruk, dan kemampuan untuk mencari perawatan selama kehamilan yang kurang
sehingga dapat mempengaruhi berat lahir bayi mereka (perera&Manzur, 2014). Usia
ibu ≤ 15 tahun memiliki resiko tinggi untuk melahirkan bayi dengan berat rendah.
BBLSR atau Low Birthwight Infant merupakan neonates yang memilki berat badan
lakir 1.000-1.500 gram (HAS,2013).Preterm newborn child atau bayi yang dilakukan
penimbangan dalam jangka waktu 1 jam sesudah bayi lahir. Rujukan lain pada saat
pengukuran BBLR pun tercantumkan pada kaidah pemantauan wilayah setempat
(PWS) nutrisi. Menurut departemen Kesehatan, dalam kaidah tersebut BBLR
merupakan bayi yang terlahir dengan berat yang kurang dari 2.500 gram diukur pada
saat lahir atau hingga seminggu sesudah lahir (Fitria,2013)
Nutrisi merupakan bagian yang diperlukan sebagai metode dan peranan pada
tubuh. Kecukupan energi diperoleh dari bermacam nutrisi, seperti karbohidrat,
protein, lemak,air, vitamin, dan mineral (Perry,2013). Kekurangan nutrisi adalah
kondisi dimana yang didapat seseorang dalam kondisi normal atau resiko turunnya
berat badan yang disebabkan karena ketidakmampuan konsumsi nutrisi sebagai
pemenuhan metabolisme (Septi,2019).

5
B. Etiologi
Etiologi pada BBLR dapat diperoleh dari factor maternal dan faktoe janin. Etiologi
yang didapatkan dari segi maternal dipecah menjadi dua bagian,yaitu premature dan
Intrauterine Groeth Restriction (IUGR). Macam yang tergolong premature dari segi
maternal yaitu preeklamsia, penyakit kronis, infeksi, penggunaan obat, ketuban pecah
dini (KPD),bayi terlilit tali pusat (Polohidramnion), iatrogenic,disfungsi plasenta,
plassenta previa,solusio plasenta,inkompeten serviks,atau malformasi uterin, selain itu
yang termasuk IUGR dari segi maternal yaitu anemia, hipertensi, penyakit gagal
ginjal, penyakit kronis,atau pecandu alcohol atau narkotika. Kemudian etiologic
daripada segi maternalpun terdapat dapat etiologic dari segi janin, yaitu gestasi
multiple atau malformasi. Sedangkan yang termasuk IUGR dari segi janin adalah
gangguan kromosom, infeksi intrauterine (TORCH), congenital anomaly, atau gestasi
multiple (Bansal,Agrawal,2013).
Umumnya, bayi prematur akan memiliki berat badan lahir rendah. Selain itu,
perkembangan beberapa organ belum sempurna. Sedangkan intrauterine growth
restriction (IUGR) disebabkan oleh gangguan perfusi uterus-plasenta dan nutrisi janin
yang dapat terjadi akibat letak plasenta abnormal, hipertensi dalam kehamilan,
merokok, kehamilan ganda, infeksi intrauterin (termasuk HIV dan malaria),
karakteristik ibu seperti tinggi badan yang pendek), pola hidup maternal, dan
malnutrisi pada ibu (indeks massa tubuh rendah)
Selain itu ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan bayi dengan berat badan
lahir rendah atau biasa disebut BBLR (Proverawati dan Ismawati, 2010) :
a. Faktor ibu :
1. Penyakit Penyakit kronik adalah penyakit yang sangat lama terjadi dan
biasanya kejadiannya bisa penyakit berat yang dialami ibu pada saat ibu
hamil ataupun pada saat melahirkan. Penyakit kronik pada ibu yang dapat
menyebabkan terjadinya BBLR adalah hipertensi kronik, Preeklampsia,
diabetes melitus dan jantung (England, 2014).
- Adanya komplkasi - komplikasi kehamilan, seperti anemia, perdarahan
antepartum, preekelamsi berat, eklamsia, infeksi kandung kemih.
- Menderita penyakit seperti malaria, infeksi menular seksual, hipertensi
atau darah tinggi, HIV/AIDS, TORCH, penyakit jantung.
- Salah guna obat, merokok, konsumsi alkohol.
2. Ibu (geografis)
- Usia ibu saat kehamilan tertinggi adalah kehamilan pada usia < 20
tahun atau lebih dari 35 tahun.
- Jarak kelahiran yang terlalu dekat atau pendek dari anak satu ke anak
yang akan dilahirkan (kurang dari 1 tahun).
- Paritas yang dapat menyebabkan BBLR pada ibu yang paling sering
terjadi yaitu paritas pertama dan paritas lebih dari 4.
- Mempunyai riwayat BBLR yang pernah diderita sebelumnya.
3. Keadaan sosial ekonomi
- Kejadian yang paling sering terjadi yaitu pada keadaan sosial ekonomi
yang kurang. Karena pengawasan dan perawatan kehamilan yang sangat
kurang.

6
- Aktivitas fisik yang berlebihan dapat juga mempengaruhi keadaan bayi.
diusahakan apabila sedang hamil tidak melakukan aktivitas yang
ekstrim.
- Perkawinan yang tidak sah juga dapat mempengaruhi fisik serta mental
b. Faktor janin Faktor janin juga bisa menjadi salah satu faktor bayi BBLR
disebabkan oleh : kelainan kromosom, infeksi janin kronik (inklusi sitomegali,
rubella bawaan, gawat janin, dan kehamilan kembar).
c. Faktor plasenta Faktor plasenta yang dapat menyebabkan bayi BBLR juga
dapat menjadi salah satu faktor. Kelainan plasenta dapat disebabkan oeh :
hidramnion, plasenta previa, solutio plasenta, sindrom tranfusi bayi kembar
(sindrom parabiotik), ketuban pecah dini.
d. Faktor lingkungan banyak masyarakat yang menganggap remeh adanya faktor
lingkungan ini. Faktor lingku ngan yang dapat menyebabkan BBLR, yaitu :
tempat tinggal di dataran tinggi, terkena radiasi, serta terpapar zat beracun
(England, 2014).
C. Patofisiologis/Patway
Satu diantara patofisiologis BBLR ialah asupannutrisi yang rendah terdapat pada
ibu hamil yang setelah itu secara langsung juga mengakibatkan berat badan lahir
rendah. Bilamana dilihat dari segi kehamilan,satu diantara etiologic ialah hamil ganda
dimana pada dasarnya tumbuh kembang janin lebih dari satu, maka dari itu nutrisi
yang mana saat hamil ganda gizi dan nutrisi yang diperoleh dari ibu harus terpecah
maka terkadang satu diantara janin pada hamil ganda mengalami BBLR. Kemudian
apabila dianalisa dari segi janin, salah satu etiologinya ialah infeksi pada Rahim yang
dapat menyebabkan BBLR bayi (Poverawati dan sulistyorini, 2010)
BBLR disebabkan pada beberapa aspek, seperti infeksi dari factor ibu,plasenta, dan
janin pendarahan antepartum dan multi gravid dengan jangka kelahiran yang sangat
dekat, kurang dari 20 tahun usia ibu. Kondisi sosial dan ekonomi keluarga dapat
berdamak bilamana rendah akan menjadi salah satu factor pemenuhan nutrisi yang
kurang dan dapat menyebabkan bayi berat lahir rendah. Kelaziman ibu yang burukk
seperti merokok juga dapat berdampak pada akibat bayi lahir rendah. Janin kembar,
hidramnion dan kelainan janin menjadi salah satu penyebab janin, yang akan
menyebabkan dinding pada otot Rahim melemah dapat meniptakan bay berat lahir
rendah pada factor plasenta. Selain itu terdapat juga factor maternal seperti yang
diakibatkan oleh kelahiran premature ataupun retardasi pertumbuhan intrauterine
tercantum pada kelahiran bayi berat lahir rendah sebelumnya, taraf Pendidikan
maternal yang rendah, ketidakmampuan dalam segi status sosial, tidak adanya
pemeriksaan antenatal, lebih dari 35 tahun atau kurang dari 16 tahun usia maternal,
interval antara kehamilan pendek, perokok pasif dan aktid, penggunaan obat terlarang
ataupun alcohol, stress fisik seperti berjalan atau berdiri yang sangat lama atau
melampaui, pisikolois tidak ditemykan atau rendahnya dukungan sosial, tidak
menikah, masa tumbuh sebeum hamil rendah atau kurang dari 45 kg ataupun lebih
dari 100 kg dan masalah peningkatan masa tubuh selama hamil yang buruk
BBLRmemiliki ciri permukaan tubuh yang relative lebih luas maka dari itu akan
menyebabkan penguapan yang berlebihan maka bayi mengalami kehilangan cairan
dan menciptakan masalah dehidrasu atau masalah resiko ketidakseimbangan suhu
tubuh. Kemudian mempunyai jaringan lemak subkuran yang tipiks akan

7
menyebabkan hilangnya rasa panas melalui kulit,selain itu reflekhidap dan menelan
belum sempurna sehingga pemenuhan kebutuhan nutrisi yang dibutuhkan pada tubuh
serta konsistendi pemberian asi. Nnutrisi yang sepenuhya sangat dibutuhkan untuk
manajemen bayi berat lahir rendah dan preterm, akan tetapi umumnya terdapat
kesulitan dalam mencukupi kebutuhan nutrisi mereka bermacam digesti dan ingesti
makanan yang belum sepenuhnya berkembang, semakin imatur seorang bayi semakin
besar masalahnya. Nutrisi yang di butuhkan untuk kelompok ini tidak diketahui
dengan pasti bahwa semua bayi pretem berdampak sebab buruknya cadangan nutrisi
dan berbagai karakter fisik dan perkembangannya (Nurafif,2013)

8
ETIOLOGI

Faktor Ibu Faktor plasenta Faktor janin

Dinding Otot Rahim Bagianbawah lemah

Bayi Lahir premature (BBLR/berat badan <2.500

Permukaan tubuh Jaringan lemak Penurunan daya Fungsi organ-


relative lebih luas subkutan lebih tipis tahan tubuh organ belum baik

Resiko infeksi
Pemaparan dengan
suhu luar

Kehilangan Panas

Kehilangan cadangan energi


Resiko
ketidakseimbangan
Malnutrisi Hipoglikemia
suhu tubuh

Icterus Neonatus Hiperbilirubin Konjungsi bilirubin belum baik Hati

Pertumbuhan dinding dada dan Paru


Penyakit membran hialin Insuf pernafasan
vaskuler paru belum sempurna

Ketidakefektifan pola nafas


Ketidakadekuatan pemberian ASI Reflek menelan belum sempurna otak

Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

Usus

Peristaltic belum sempurna Dinding lambung lunak

Pengosongan lambung belum baik Mudah kembung

Gangguan motilitas Gastrointestinal

9
D. Klasifikasi
Klasifikasi BBLR menurut (Tando, 2016) ada beberapa cara dalam
mengelompokkannya yaitu :
a. Klasifikasi BBLR menurut harapan hidupnya :
1. Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) berat lahir 1500-2500 gr
2. Bayi Berat Lahir Sangat Rendah (BBLSR) berat lahir 1000-1500 gr
3. Bayi Berat Lahir Ekstrim Rendah (BBLER) berat lahir 1000 gr
b. Menurut masa gestasinya :
1. Prematuritas murni: Masa gestasinya kurang dari 37 minggu dan berat
badanya sesuai dengan berat badan untuk masa gestasi berat atau biasa disebut
neonatus kurang bulan sesuai untuk masa kehamilan
2. Dismaturitas: Bayi lahir dengan berat badan kurang dari berat badan
seharusnya untuk masa gestasi itu. Berat bayi mengalami retardasi 8
pertumbuhan intrauterin dan merupakan bayi yang kecil untuk masa
kehamilannya (Proverawati & Ismawati, 2012)

E. Tanda dan gejala


Normalnya, berat badan bayi saat lahir antara 2,5–4,0 kg. Bayi dinyatakan
mengalami BBLR jika beratnya kurang dari 2,5 kg. Gejala utama BBLR adalah berat
badan yang rendah, di mana bayi akan terlihat lebih kecil karena lemak tubuhnya
sedikit. Selain itu, kepalanya juga tampak lebih besar dari tubuhnya
Tanda dan gejala klinis yang diperoleh pada bayi berat badan lahir rendah adalah
a. Bayi memiliki kulit yang tipis
b. Tulang rawan telinga bayi yang bertekstur lunak
c. Belum terlihat jelas jaringan payudara pada bayi
d. Belum terbentuknya garis telapak kaki kurang dari 1/3 bagian
e. Pernapasan yang tidak adekuat.
f. Aktifitas bayi yang masih lemah saat menangis
g. Ketidakefektifan dalam reflek menelan dan menghisap yang lemah (ani,2015)
h. Umur kehamilan kurang dari 37 minggu.
i. Berat badan kurang dari 2500 gram.
j. Panjang badan kurang dari 46 cm, lingkar kepala kurang dari 33 cm, lingkar
dada kurang dari 30 cm.
k. Rambut lanugo (rambut halus dan tipis yang muncul pada kulit janin dan
menghilang dalam beberapa waktu setelah kelahiran) masih banyak.
l. Genitalia belum sempurna seperti pada bayi perempuan labio minora belum
tertutup oleh labia mayora, klitoris menonjol, pada bayi laki –laki testis belum
turun ke dalam skrotum
m. Tonus otot lemah sehingga bayi kurang aktif dan pergerakkannya lemah dan
tangisnya lemah.
n. Verniks kaseosa (sejenis lemak yang menyerupai keju dan membantu untuk
melindungi janin) tidak ada atau sedikit (Proverawati dan Ismawati, 2012)

10
F. Penata laksanaan Medis
Bayi dengan berat lahir sangat rendah mempunyai penatalaksanaan yankni sengan
inkbator dan metode kanguru. Metode kontak langsung diantara kulit bayi dengan
kulit ibu dengan metode meletakkan bayi di dada ibu ataupun bisa disebut dengan
metode kanguru(hurhap,2017). Bayi dengan berat lahir sangat rendah juga
memerlukan upaya suhu lingkungan yang netral, pemenuhan kebutuhan nutrisi dan
cairan, pencegahan infeksi, penghematan energi agar bayi dapat menggunakan
energinya untuk perkembangan dan pertumbuhan bayi tersebut, perawatan kulit untuk
mencegah integritas kulit menjadi rusak karena kondisi kulit yang belum normal atau
matang, dan memberikan obat serta diperlakukan pemantauan data fisiologis.
(Nurhidayati.2017).
Menurut (Rukyat,2010) penatalaksanna BBLSR ialah:
a. Mencegah terjadinya infeksi, karena BBLSR juga sangat rentan terkena infeksi.
Prinsip untuk mencegah infeksi wajib diperhatikan termasuk mencuci tangan
sebelum dan sesudah kontak dengan pasien.
b. Reflek menelan BBLSR belum sempurna, oleh karena itu harus dilakukan
pengawasan nutrisi, cermatilah Ketika memberikan nutrisi
c. Penimbangan berat badan dilakukan secara rutin, perubahan berat badan bayi
mencerminkan kondisi bayi terdapat juga kaitannya dengan daya tahan tubuh,
oleh karena itu monitorlah setiap perubahan pada berat badan bayi.
d. Pemberian tutup kepala/topi pada bayi, berikan oksigen bila perlu.
e. Berikan minuman bayi dengan sonde/tetesan.
Penatalaksanaan berat badan lahir rendah (BBLR) difokuskan pada terapi suportif,
yaitu pemberian nutrisi untuk mengejar target berat badan, mempertahankan suhu
tubuh normal, serta menjaga kebersihan tali pusat dan kulit. Obat-obatan dan tindakan
pembedahan sesuai indikasi dan jika ada komplikasi, yang biasanya terjadi bayi
premature
1. Pemberian Nutrisi
Pada prinsipnya, pemberian nutrisi pada bayi BBLR, baik bayi prematur maupun
cukup bulan bertujuan untuk mengoptimalkan pertumbuhan, perkembangan,
metabolisme, dan imunitas. Beberapa aspek penting dalam pemberian nutrisi yang
baik pada bayi BBLR adalah metode pemberian, jenis, waktu dan frekuensi
pemberian, serta jumlah pemberian nutrisi
2. Metode Pemberian Nutrisi
Metode pemberian nutrisi dapat melalui jalur enteral (pipa orogastrik) dan
parenteral (total parenteral nutrition / TPN). Metode enteral lebih direkomendasikan
daripada parenteral. Jalur parenteral memiliki risiko untuk terjadi komplikasi seperti
sepsis dan infeksi, sehingga metode ini hanya menjadi terapi tambahan pada beberapa
kasus kritis tertentu.
3. Jenis Nutrisi
Jenis nutrisi terbaik yang dapat diberikan pada bayi BBLR adalah ASI atau
kolostrum. Pilihan kedua adalah ASI yang berasal dari donor, dan pilihan ketiga
adalah susu formula. ASI memberikan banyak manfaat bagi bayi karena kaya akan
faktor-faktor imunitas dan enzim yang baik untuk pencernaan bayi.

11
Bayi yang mendapat ASI dapat terhindar dari necrotizing enterocolitis (NEC)
daripada bayi yang mendapat susu formula. Pemberian ASI dapat ditambahkan
dengan fortifikasi ASI untuk memenuhi kebutuhan protein bayi. ASI juga
merupakan nutrisi yang tepat untuk bayi premature
4. Waktu dan Frekuensi Pemberian Nutrisi
Waktu pemberian nutrisi pada bayi BBLR harus dilakukan sedini mungkin, dan
seagresif mungkin atau kurang dari 48 jam setelah lahir, misalnya dengan inisiasi
menyusui dini. Hal ini dapat mempercepat peningkatan berat badan bayi,
mempersingkat lama rawat inap bayi, dan menurunkan risiko osteopenia dan jaundice.
Frekuensi pemberian nutrisi dilakukan setiap 2-3 kali per jam.
5. Jumlah Pemberian Nutrisi
Jumlah atau volume pemberian nutrisi diberikan sesuai dengan berat badan bayi.
Pemberian nutrisi pada bayi <1000 gram dapat dimulai dari 15‒20 mL/kgBB/hari,
sedangkan pada bayi >1000 gram dapat dimulai dengan 30 mL/kgBB/hari. Setelah
setiap pemberian nutrisi pastikan untuk melakukan pemeriksaan residu gastrik.
Jumlah normal residu pada bayi <1000 gram adalah 2‒4 mL, sedangkan pada bayi
>1000 gram sebanyak 5 mL. Residu dapat berwarna kehijauan atau kuning. Residu
menandakan toleransi bayi terhadap pemberian nutrisi dan prediktor NEC. Apabila
toleransi bayi terhadap pemberian nutrisi baik, maka pemberian nutrisi dapat
ditingkatkan hingga mencapai full enteral feeding, yakni 150‒180 mL/kgBB/hari.
Nutrisi sebesar ini biasanya tercapai dalam waktu 2 minggu pada bayi <1000 gram,
atau 1 minggu pada bayi >1000 gram
6. Mempertahankan Suhu Normal
Bayi BBLR rentan untuk mengalami hipotermia, atau suhu tubuh 32‒36,4 ℃. Suhu
tubuh bayi sebaiknya diukur setiap 6‒12 jam. Jika terjadi hipotermia, maka cara untuk
menghangatkan bayi adalah:
- Kontak kulit ke kulit, diterapkan pada semua bayi
- Metode kanguru, diterapkan pada bayi dengan berat badan <2500 gram
- Pemancar panas, diterapkan pada bayi dengan berat badan >1500 gram
- Inkubator, diterapkan pada bayi dengan berat badan <500 gram
7. Monitoring Penatalaksanaan
Monitoring penanganan bayi BBLR, berdasarkan WHO, termasuk pengukuran
tanda-tanda vital (suhu, denyut jantung, laju pernapasan, dan tekanan darah), saturasi
oksigen, volume residu lambung, tes darah di antaranya gula darah, dan pemantauan
pertumbuhan.
8. Monitoring Gula Darah
Studi pada bayi BBLR prematur dan cukup bulan menunjukkan pencegahan
kondisi hipoglikemia kronis atau rekuren dapat meningkatkan kelangsungan hidup,
serta pertumbuhan atau perkembangan saraf. Pedoman WHO merekomendasikan
pemantauan gula darah pada bayi BBLR sehat setiap 4 jam dan setiap kali sebelum
memberi makan untuk 48 jam pertama kehidupan. Kemudian setiap hari sampai bayi
mendapatkan makanan enteral penuh.
9. Monitoring Berat Badan dan Tinggi Badan

12
Penimbangan berat badan bayi dilakukan setiap hari, sedangkan pengukuran
panjang badan dan lingkar kepala dapat dilakukan setiap minggu. Evaluasi
peningkatan berat badan dapat menggunakan kurva pertumbuhan atau growth chart
dari the National Centres for Health Statistics (NCHS)/WHO

13
BAB II
Konsep Keperawatan
A. Pengkajian
Tahap pengkajian dari proses keperawatan adalah proses dinamis yang
terorganisasi, meliputi elemen dari pengkajian yaitu pengumpulan data secara
sistematis, memvalidasi data, mengatur dan memilah data, kemudian didokumendasi
dalam format (Watonah, 2014)
Pengkajian pada rosess keperawatan pada BBLSR meliputi :
a. Biodata :
Terdiri nama, umur/tanggal lahir, jenis kelamin, agama, anak keberapa, jumlah
saudara dan identitas orang tua. Umur bayi lebih ditekankan karena akan berkaitan
dengan diagnosa BBLSR.
b. Keluhan Utama :
Berat badan lahir kurang dari 1500 gram.
c. Riwayat kesehatan sekarang :
Perjalanan penyakit atau hal yang dirasakan klien sampai ke rumah sakit.
d. Riwayat kehamilan dan persalinan Bagaimana proses persalinan, apakah
premature, aterm, spontan. sungsang atau tidak.
e. Pemeriksaan Fisik (Triana, 2015) 1) Keadaan Umum 13 Biasanya pasien BBLSR
keadaanya lemah, bayi tampak kecil, pergerakan bayi masih kurang dan lemah,
berat badan >1500gr, tangisan yang masih lemah. 2) Tanda-tanda vital Suhu tubuh
pasien BBLSR rentang dalam normal 3) Pemeriksaan Fisik Head To Toe\
- Kepala Inspeksi :
bentuk kepala, fontanela mayor dan minor masih cekung, sutura
belum menutup dan keliatan masih bergerak, lingkar kepala umumnya
33 cm.
- rambut Inspeksi :
lihat rambut merata atau tidak, bersih, bercabang, halus atau kasar.
- Mata Inspeksi :
umumnya sclera dan konjungtiva berwarna normal, lihat reflek kedip
atau tidak, pupil isokor, pada pupil bila diberikan cahaya akan terjadi
miosis atau tidak.
- Hidung Inspeksi :
umumnya terdapat pernafasan cuping hidung, terpasang O2 dan
terdapat secret.
- Telinga Inspeksi :
terdapat kotoran atau cairan atau tidak dan bagaimana bentu tulang
rawanya.
- Mulut Apakah sudah ada reflek menelan, menghisap, labiapalltosiasis
atau tidak.
- Jantung Inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi.
- Paru-paru 14 Inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi.
- Abdomen Inspeksi, auskultasi, palpasi, perkusi
- Punggung Inspeksi :
bentuk tulang punggungnya, terdapat spina grafidanya atau tidak.

14
- Genetalia Inspeksi :
jenis kelamin, labia minora sudah menutupi labia mayoranya atau
belum, apakah testis sudah turun atau belum, warna skrotum, lubang
berada pada bagian mana.
- Ekstremitas Atas :
lengkap, terdapat kelainan atau tidak Bawah : lengkap, terdapat
kelainan atau tidak.
- Kulit Inspeksi :
warna kulit, turgor kulit cukup atau tidak, terdapat brown fat, tipis
atau tidaknya, apakah terdapat lanugo
- Reflek
Moro, graspy, rooting, hisap/suckingApgar Score
 Activity ( aktivitas otot )
 Skor 2 jika bayi tampak bergerak kuat dan aktif.
 Skor 1 jika bayi bergerak, tetapi lemah dan tidak aktif
 Skor 0 jika bayi tidak bergerak sama sekali
 Pulse ( denyut jantung )
 Skor 2 jika jantung bayi bedetak lebih dari 100 denyut
permenit
 Skor 1 jika jantung bayi berdetak kurang dari 100
 Skor 0 jika detak jantung tidak terdeteksi 15
 Grimace ( respon reflek )
 Skor 2 jika bayi meringis, batuk, atau menangis secara
spontan dan ketika diberi rangsang nyeri dapat
menarik kaki atau tangan, seperti sentilan di kaki
ataupun cubitan ringan.
 Skor 1 jika saat diberikan rangsangan bayi hanya
meringis atau menangis.
 Skor 0 jika bayi diberikan rangsangan tidak
menunjukan respon sama sekali.
 Appearance ( warna tubuh )
 Skor 2 jika bayi normal ditandai dengan warna tubuh
bayi kemerahan
 Skor 1 jika warna tubuh normal namun tangan dan
kaki kebiruan.
 Skor 0 jika seluruh tubuh bayi berwarna ke abu-abuan,
kebiruan atau pucat.
 Respiration ( pernafasan )
 Skor 2 jika bayi menangis kuat dan bernafas secara
normal.
 Skor 1 jika bayi merintih dan menangis lemah serta
pola nafas yang tidak teratur.
 Skor 0 jika bayi tidak bernafas sama sekali.

15
B. Diagnosa keperawatan (SDKI)
a. Pola nafas tidak efektif b.d imaturitas neurologi d.d dipsnea
b. Defisit nutrisi b.d kurangnya asupan makanan d.d berat badan menurun
c. Termoregulasi tidak efektif b.d ketidakadekuatan suplai lemak subkutan d.d suhu
tubuh fluktuatif
d. Risiko infeksi b.d leucopenia
C. Intervensi keperawatan (SIKI)(SLKI)
a. Pola nafas tidak efektif b.d imaturitas neurologi d.d dipsnea(D.0005)
Rasional : sebab organ pernafasan belum bekerja dengan baik maka usaha
untuk bernafas terjadi terganggu dan menyebabkan pola nafas tidak efektif.
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selam 3x24 jam maka diharapkan
pola nafas membaik dengan kriteria hasil : Pola nafas membaik.
Intervensi :
Monitor pola nafas dan keadekuatan
1. Monitor kecepatan aliran, oksigen, teknan peep dan FIO2
2. Bersihkan secret pada mulut dan hidung
3. Siapkan dan atur pemberian oksigen
b. Defisit nutrisi b.d kurangnya asupan makanan d.d berat badan menurun (D.0019)
Rasional : disebabkan oleh fungsi organ belum baik dan kurang mampu
mencerna makanan dengan reflek menelan, menghisap belum sempurna maka dari
itu menyebabkan nutrisi kursng dari kebutuhan tubuh.
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam maka diharapkan
deficit nutrisi membaik dengan kriteria hasil : berat badan meningkat.
Intervensi :
1. Identifikasi status nutrisi
2. Monitor pemberian cairan.
3. Timbang berat badan
4. Hitung perubahan berat badan 17
c. Termoregulasi tidak efektif b.d ketidakadekuatan suplai lemak subkutan d.d suhu
tubuh fluktuatif(D.0149)
Rasional : sebab jaringan lemak subkutan lebih tipis kemudian kehilangan
panas melalui kulit adanya kebutuhan peningkatan kalori menjadikan sistem
termoregulasi imatur menyebabkan termoregulasi tidak efektif.
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam maka diharapkan
suhu tubuh tetap berada pada rentang normal dan membaik.
Intervensi :
1. monitor suhu hingga stabil (36,5°C-37,5°C)
2. tingkatkan asupan cairan dan nutrisi yang adekuat
3. atur suhu incubator sesuai kebutuhan
4. gunakan matras penghangat, selimut hangat dan penghangatan suhu
ruangan
5. demonstrasikan tehnik perawatan metode kanguru (PMK) untuk bayi
BBLR
d. Risiko infeksi berhubungan dengan leucopenia(D.0142)

16
Rasional : sistem imun yang belum matang menyebakan penurunan daya tahan
tubuh dan leukosit yang kurang dari jumlah normal dapat menyebabkan risiko
infeksi.
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam maka diharapkan
risiko infeksi menurun dengan kriteria hasil sel darah putih membaik
Intervensi :
1. Monitor tanda dan gejala infeksi
2. Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien
3. Anjurkan meningkatkan asupan cairan
4. Kolaborasi pemberian therapy

17
BAB III
CONTOH ASKEP
A. PENGKAJIAN
Ny.MN dilarikan ke rumah sakit oleh sang suami dikarenakan mengalami nyeri
perut dan mengeluarkan ledir pada usia kehamilan 34-35 minggu, setlah dilakukan
pemeriksaan sang ibu di ketahui memiliki Riwayat penyakit preklamsi ringan lalu
dianjurkan untuk melakukan oprasi Sectioncesaria(SC). By.Ny.MN lahir premature
dengan berat bayi 2.000 gr. Dengan keadaan lemah suhu tubuh 35,8∙c, nadi 140x/m
RR 44x/m,lingkar dada 27cm, kulit sedikit kebiruan, refleks menghisap lemah, diit asi
15cc/2jam, kulit tipis, lemak kulit sedikit.
1. Identitas
a. Pasien
Nama : By.Ny. MN
Usia : 1 Hari
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Diagnose medis :BBLR+Prematur
Alamat : jln sana
b. Orang tua
Nama : Ny.MN
Usia : 21thn
Agama : islam
Alamat : jln sana
2. Keluhan utama
Ayah klien mengatakan bayinya kecil dan lemah
3. Riwayat penyakit utama
Ayah klien mengatakan bahwa ibunya dibawa ke rumah sakit saat mengalami
nyeri perut dan mengeluarkan lender pada usia kehamilan 34-35 minggu,
setelah dilakukan pemeriksaan diketahui bahwa ibu memiliki Riwayat
preklamsi ringan lalu dianjurkan untuk melakukan sectioncesaria (SC)
4. Riwayat masa lalu
a. ANC (Prenatal) : 3 kali selama kehamilan
b. Penyakit ibu saat hamil : Preklamsi ringan, oligohidramnion
c. Natal/ cara persalinan : Sectiocesaria (SC)
d. Post Natal
- APGAR Score : A : 1 P : 2 G : 2 A : 2 R : 2 = 9
- BBL : 2000 gram
- Panjang Bayi : 43 cm

5. Riwayat keluarga
Keluarga klien tidak ada yang mempunyai penyakit seperti yang
diderita klien saat ini.
6. Pola Kesehatan
a. Nutrisi dan Cairan : Minum ASI 15 cc/ 2 jam

18
b. Istirahat / Tidur : Setiap waktu
c. Eliminasi : BAB 2-3 kali/ 24 jam BAK 6 kali/ 24 jam
d. Personal Hygiene : Mandi diseka 2x pagi dan sore hari, Mengganti pakaian
2x pada pagi dan sore hari
e. Aktifitas : Minum ASI, tidur
f. Refleks bayi : refleks menangis pada bayi kuat, refleks sucking
(menghisap) lemah, refleks rooting kuat refleks grasp (menggenggam) kuat,
babinski negatif, moro lemah, serta tonik neck kuat.

7. Pemeriksaan fisik
- Keadaan umum : Lemah
- Kesadaran : Composmentis
- Tanda – tanda Vital
- Suhu : 35,80 C
- HR : 140x/menit
- RR : 44x/menit
Pemeriksaan head to toe :
a. Kepala
Rambut tebal dan halus, tidak ada benjolan atau lesi pada kepala, wajah
simetris, tidak ada massa pada leher, tidak ada benjolan pada kelenjar tiroid
dan tidak ada bendungan vena jugularis, lingkar kepala 30 cm.
b. Mata
Mata tidak strambismus (Juling), alis mata simetris, tidak ada edema, pupil
isokor, dan reflek cahaya kanan kiri positif.
c. Telinga, hidung
Bentuk telinga normal, simetris antara telinga kanan dan kiri, terdapat
lubang pada kedua telinga, hidung normal, terdapat dua lubang pada
hidung, palate normal.
d. Mulut dan faring
Mukosa bibir lembab, gigi belum tumbuh, tidak ada faringitis.
e. Thorax
Tampak simetris, lingkar dada 27 cm, klavikula normal. Suara napas
bilateral pada bayi sama, suara napas terdengar di seluruh lapang paru,
suara napas bersih di seluruh lapang paru, ronkhi (-), wheezing (-), rales (-),
grunting(-), bayi tidak terpasang ventilator. Pernapasan bayi spontan
dengan RR 44x/menit.
f. Jantung
Jantung bayi reguler, HR 144x/menit, CRT 1 detik.
g. Abdomen
Tidak ada luka, tidak terdapat pembesaran hepar, tidak terpasang OGT,
lingkar perut 26 cm.
h. Ekstremitas
Bayi dapat menggerakan semua ekstremitas, kekuatan nadi perifer brachial
kanan kuat, brachial kiri kuat, femoral kanan kuat, femoral kiri kuat,
kekuatan antara ekstremitas atas dan bawah sama.
i. Kulit

19
turgor kulit normal, akral dingin, dan tidak ada luka. Kulit agak tipis, dan
terdapat lanugo di kepala temporal dan lengan dexra dan vernix caseosa di
lipatan lengan dan lipatan paha, lemak kulit sedikit, warna kulit agak
kebiruan
8. Pemeriksaan diagnostic
NO JENIS HASIL
PEMERIKSAAN
1 GDA 91g/dl
2 Darah lengkap Eosinofil % : 0,4 % ( N : 0.600-7.30)
Basofil % : 8,1 % ( N : 0.00 – 1.70 )
Hematokrit (HCT) : 39,00 % ( N: 40-54)
MCV : 80,30 µm3
( N : 81,1 – 96)
MCHC : 36,40 g/dl ( N : 31,8 – 35,4 )
RDW : 15,40 % ( N : 11,5 – 14,5 )
PLT : 390 10 3
/µL (N : 155-366)
9. Penatalaksanaan medis
- Infus Dextrose 10 % 170 cc/24 jam
- Injeksi Vit. K
- Viccilin 2 X 150 mg (IV)

20
B. KLASIFIKASI DATA
DATA SUBJEKTIF DATA OBJEKTIF
1. Klien mengatakan 1. Klien tampak
- Tidak terkaji a. Lemah
b. Kesadaran composmentis
c. Kulit agak tipis, kemak kulit
sedikit
d. Kulit teraba dingin
e. Turgor kulit sedang
f. Warna kulit sedikit kebiruan
g. Refleks menghisap lemah
h. Kurus
i. BB:2000gr
j. Lingkar kepala :30cm
k. Panjang bayi :43cm
l. Lingkar dada :27cm
m. Diit ASI 15cc/2 jam
2. TTV
a. Spo2 :97%
b. Nadi :140x/m
c. Suhu: 35,8∙c
d. RR:44x/m
3. Pemeriksaan penunjang
a. Eosinophil 0,5%
b. Neutrophil batang 0,0%

21
C. ANALISA DATA
NO DATA ETIOLOGI MASALAH
1 DS : Imaturitas HIPOTERMI
Tidak terkaji
DO : Ibu memiliki riwayat
1. Keadaan umum lemah preeklamsi ringan,
2. Kesadaran composmentis Oligohidramnion
3. Kulit agak tipis, lemak kulit
sedikit Bayi lahir premature
4. SpO2 : 97% BBLR, Perkembangan
5. RR : 44 x/menit janin
6. Nadi : 140 x/menit belum sempurna
7. Suhu : 35,8oC
8. Kulit teraba dingin Jaringan lemak subkutan
9. Turgor kulit sedang lebih tipis
10.BB : 2000 gram
11. Lingkar kepala 30 cm Kehilangan panas
12. Panjang bayi : 43 cm
13. Lingkar dada 27 cm Hipotermi
14. Warna kulit sedikit kebiruan

2 DS :
Tidak terkaji Ketidakmampuan DEFISIT
DO : mengabsorbsi nutrient NUTRISI
1. Keadaan umum lemah dan
2. Kesadaran composmentis peningkatan kebutuhan
3. Refleks menghisap lemah metabolisme
4. Bayi tampak kurus
5. BB : 2000 gram
6. Lingkar kepala 30 cm
7. Panjang bayi : 43 cm
8. Lingkar dada 27 cm
9. Hasil lab : eosinofil 0,5%
, Neutrophil batang 0,0%
10. Diit ASI 15 cc/ 2 jam
D. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Hipotermi b.d kekurangan lemak subkutan d.d Kulit agak tipis, lemak kulit
sedikit, Suhu : 35,8oC, Kulit teraba dingin
2. Deficit nutrisi b.d ketidak mampuan menelan makanan d.d Keadaan umum lemah,
Refleks menghisap lemah, BB : 2000 gram

22
E. INTERVENSI
DIAGNOSA INTERVENSI LUARAN RASIONAL
(D.0131) (1.14507) (L.14135)
1. Hipotermi Manajemen hipotermia Setelah Observasi:
b.d Observasi dilakukan 1. Untuk mengetahui suhu
kekurangan 1. Monitor suhu tubuh intervensi tubuh psaien
lemak 2. Identifikassi selama 2x8 2. Untukmengetahui
subkutan penyebabhipotermia (mis, jam maka penyebab hipotermia
d.d Kulit terpapar suhu lingkungan termogulasi 3. Untuk mengetahui tanda
agak tipis, rendah,pakaian tipis, membaik,d dan gejala yang dialami
lemak kulit kerusakan hipotalamus, engan pasien akibat hipotermia
sedikit, penurunan laju metabolisme, kriteria Trapeutik
Suhu : kekurangan lemak hasil 1. Agar suhu tubuh pasien
35,8oC, subkutang) 1. Suh kiat membaik dengan
Kulit teraba 3. Monitor tanda dan gejala u suhu lingkungan hangat
dingin akibat hipotermia (hipotermia tubu 2. Agar pasien tidak
ringan:takipnea,disartria,men h merasa kedinginan
gigil, hipertensi,diuresis, me 3. Agar pasien merasa
hipotermia sedang: mba nyaman dengan
aritmia,hipotensi, apatis, ik menjaga suhu tubuh
koagulopati,reflex menurun, (den agar tetap hangat
hipotermia berat: oligura, gan 4. Agar psien tetap mersa
reflekx menghilang,edema skal hangat dan nyaman
paru, asam basa abormal) a 5) 5. Untuk membantu pasien
Trapeutik 2. Suh agar tetap hangat dan
1. Sediakan lingkungan yang u suhu tubuhnya
hangat (mis,atur suhu kulit meningkat
ruangan,incubator) me Edukasi
2. Ganti pakaian dan/atau linen mba 1. Agar suhu tubuh pasien
yang basah ik meningkat dengan
3. Lakukan penghangatan (den bantuan makanan dan
pasif(mis,selimut, menutup gan minuman yang hangat
kepala,pakaian tebal) skal
4. Lakukan penghangatan aktif a 5)
(mis, kompres hangat,botol
hangat selimut
hangat,perawatan metode
kanguru)
5. Lakukan penghangatan aktif
internal (mis, infus cairan
hangat,oksigen hangat,lavase
peritoneal dengan cairan air
hangat
Eduksi
1. Anjurkan makan/minum
hangat

23
F. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
IMPLEMENTASI EVALUASI
1. Memonitor suhu tubuh S : Ayah klien mengatakan klien lemah.
2. mengidentifikasi penyebab O:
hipotermia yaitu kekurangan 1. Keadaan umum lemah
lemak subkutan 2. Tanda-tanda vital
3. memonitori tanda dan gejala Nadi : 133 x/menit
akibat hipotrmi RR : 42 x/menit
4. menyediakan lingkungan yang Suhu : 36oC
hangat 3. Warna kulit bayi agak merah
5. mengganti pakaian yang basah 4. Ayah klien masih canggung dengan
6. melakukan penghangatan pasif perawatan metode kanguru
berupa memakaikan selimut serta A : Masalah teratasi sebagian
penutup kepala P : Lanjutkan intervensi 1, 2,3, 4
7. melakukan metode panghangatan
aktif yaitu perawatan metode
kanguru
8. melakukan penghangatan aktif
internal yaitu dengan
memasangkan infus cairan hangat
9. menganjurkan minum susu
hangat

24
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Bayi berat lahir rendah adalah keadaan Ketika bayi dilahirkan memiliki berat badan
kurang dari 2.500 gram. Keadan BBLR ini akan berdampak buruk tumbuh kembang
bayi ke depannya (kementrian kesehatanRI, 2015). Hal ini terjadi akibat kurang
asupan gizi yang di konsumsi pada ibu selama mengandung, kelahiran premature dan
tidak cukup bulan, menderita penyakit berat sehingga mempengaruhi pertumbuhan
dan perkembangan janin dalam kandungan.
Selain itu ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan bayi dengan berat badan
lahir rendah atau biasa disebut BBLR (Proverawati dan Ismawati, 2010) :
e. Faktor ibu :
4. Penyakit Penyakit kronik adalah penyakit yang sangat lama terjadi dan
biasanya kejadiannya bisa penyakit berat yang dialami ibu pada saat ibu
hamil ataupun pada saat melahirkan. Penyakit kronik pada ibu yang dapat
menyebabkan terjadinya BBLR adalah hipertensi kronik, Preeklampsia,
diabetes melitus dan jantung (England, 2014).
- Adanya komplkasi - komplikasi kehamilan, seperti anemia, perdarahan
antepartum, preekelamsi berat, eklamsia, infeksi kandung kemih.
- Menderita penyakit seperti malaria, infeksi menular seksual, hipertensi
atau darah tinggi, HIV/AIDS, TORCH, penyakit jantung.
- Salah guna obat, merokok, konsumsi alkohol.
5. Ibu (geografis)
- Usia ibu saat kehamilan tertinggi adalah kehamilan pada usia < 20
tahun atau lebih dari 35 tahun.
- Jarak kelahiran yang terlalu dekat atau pendek dari anak satu ke anak
yang akan dilahirkan (kurang dari 1 tahun).
- Paritas yang dapat menyebabkan BBLR pada ibu yang paling sering
terjadi yaitu paritas pertama dan paritas lebih dari 4.
- Mempunyai riwayat BBLR yang pernah diderita sebelumnya.
6. Keadaan sosial ekonomi
- Kejadian yang paling sering terjadi yaitu pada keadaan sosial ekonomi
yang kurang. Karena pengawasan dan perawatan kehamilan yang sangat
kurang.
- Aktivitas fisik yang berlebihan dapat juga mempengaruhi keadaan bayi.
diusahakan apabila sedang hamil tidak melakukan aktivitas yang
ekstrim.
- Perkawinan yang tidak sah juga dapat mempengaruhi fisik serta mental
f. Faktor janin Faktor janin juga bisa menjadi salah satu faktor bayi BBLR
disebabkan oleh : kelainan kromosom, infeksi janin kronik (inklusi sitomegali,
rubella bawaan, gawat janin, dan kehamilan kembar).
g. Faktor plasenta Faktor plasenta yang dapat menyebabkan bayi BBLR juga
dapat menjadi salah satu faktor. Kelainan plasenta dapat disebabkan oeh :

25
hidramnion, plasenta previa, solutio plasenta, sindrom tranfusi bayi kembar
(sindrom parabiotik), ketuban pecah dini.
h. Faktor lingkungan banyak masyarakat yang menganggap remeh adanya faktor
lingkungan ini. Faktor lingku ngan yang dapat menyebabkan BBLR, yaitu :
tempat tinggal di dataran tinggi, terkena radiasi, serta terpapar zat beracun
(England, 2014).
Satu diantara patofisiologis BBLR ialah asupannutrisi yang rendah terdapat pada ibu
hamil yang setelah itu secara langsung juga mengakibatkan berat badan lahir rendah.
Bilamana dilihat dari segi kehamilan,satu diantara etiologic ialah hamil ganda dimana
pada dasarnya tumbuh kembang janin lebih dari satu, maka dari itu nutrisi yang mana
saat hamil ganda gizi dan nutrisi yang diperoleh dari ibu harus terpecah maka
terkadang satu diantara janin pada hamil ganda mengalami BBLR. Kemudian apabila
dianalisa dari segi janin, salah satu etiologinya ialah infeksi pada Rahim yang dapat
menyebabkan BBLR bayi
1. Klasifikasi BBLR menurut harapan hidupnya :
- Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) berat lahir 1500-2500 gr
- Bayi Berat Lahir Sangat Rendah (BBLSR) berat lahir 1000-1500 gr
- Bayi Berat Lahir Ekstrim Rendah (BBLER) berat lahir 1000 gr
2. Menurut masa gestasinya :
- Prematuritas murni: Masa gestasinya kurang dari 37 minggu dan berat
badanya sesuai dengan berat badan untuk masa gestasi berat atau biasa
disebut neonatus kurang bulan sesuai untuk masa kehamilan
- Dismaturitas: Bayi lahir dengan berat badan kurang dari berat badan
seharusnya untuk masa gestasi itu. Berat bayi mengalami retardasi 8
pertumbuhan intrauterin dan merupakan bayi yang kecil untuk masa
kehamilannya (Proverawati & Ismawati, 2012)
Tanda dan gejala klinis yang diperoleh pada bayi berat badan lahir rendah adalah
- Bayi memiliki kulit yang tipis
- Tulang rawan telinga bayi yang bertekstur lunak
- Belum terlihat jelas jaringan payudara pada bayi
- Belum terbentuknya garis telapak kaki kurang dari 1/3 bagian
- Pernapasan yang tidak adekuat.
- Aktifitas bayi yang masih lemah saat menangis
- Ketidakefektifan dalam reflek menelan dan menghisap yang lemah
(ani,2015)
- Umur kehamilan kurang dari 37 minggu.
- Berat badan kurang dari 2500 gram.
- Panjang badan kurang dari 46 cm, lingkar kepala kurang dari 33 cm,
lingkar dada kurang dari 30 cm.
- Rambut lanugo (rambut halus dan tipis yang muncul pada kulit janin
dan menghilang dalam beberapa waktu setelah kelahiran) masih
banyak.
- Genitalia belum sempurna seperti pada bayi perempuan labio minora
belum tertutup oleh labia mayora, klitoris menonjol, pada bayi laki –
laki testis belum turun ke dalam skrotum

26
- Tonus otot lemah sehingga bayi kurang aktif dan pergerakkannya lemah
dan tangisnya lemah.
- Verniks kaseosa (sejenis lemak yang menyerupai keju dan membantu
untuk melindungi janin) tidak ada atau sedikit (Proverawati dan
Ismawati, 2012)
Menurut (Rukyat,2010) penatalaksanna BBLSR ialah:
1. Mencegah terjadinya infeksi, karena BBLSR juga sangat rentan terkena
infeksi. Prinsip untuk mencegah infeksi wajib diperhatikan termasuk
mencuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien.
2. Reflek menelan BBLSR belum sempurna, oleh karena itu harus dilakukan
pengawasan nutrisi, cermatilah Ketika memberikan nutrisi
3. Penimbangan berat badan dilakukan secara rutin, perubahan berat badan
bayi mencerminkan kondisi bayi terdapat juga kaitannya dengan daya tahan
tubuh, oleh karena itu monitorlah setiap perubahan pada berat badan bayi.
4. Pemberian tutup kepala/topi pada bayi, berikan oksigen bila perlu.
5. Berikan minuman bayi dengan sonde/tetesan.
B. SARAN
a) Bagi Responden
Bagi orang tua dan keluarga diharapka kiranya dapat melanjutkan perawatan
metode kanguru secara mandiri (tanpa bantuan orang lain) agar suhu tubuh bayi
tetap dalam batas normal.
b) Bagi Pelayanan Kesehatan
Hasil makalah ini kiranya dapat digunakan sebagai acuan atau informasi
tambahan untuk peningkatan pelayanan pada pasien BBLR dan kiranya dapat
digunakan untuk menjadi solusi mengatasi masalah hipotermi pada bayi
BBLR.
c) Bagi Keperawatan
makalah ini kiranya dapat menjadi informasi tambahan untuk
mengembangkan ilmu pengetahuan bidang keperawatan terutama dalam
masalah penanganan bayi BBLR.

27
DAFTAR PUSTAKA
https://repository.unar.ac.id/jspui/bitstream/123456789/1413/1/LAPORAN
%20ELEKTIF%20HARI%20SANTOSO.pdf
https://repository.unissula.ac.id/23642/2/40901800028_fullpdf.pdf
https://www.alomedika.com/penyakit/pediatrik-dan-neonatologi/berat-badan-lahir-
rendah/penatalaksanaan
http://repository.poltekkes-denpasar.ac.id/7499/3/Bab%20II.pdf
https://www.siloamhospitals.com/informasi-siloam/artikel/berat-badan-lahir-rendah
http://repository.poltekkes-denpasar.ac.id/7499/3/Bab%20II.pdf
https://d1wqtxts1xzle7.cloudfront.net/67918410/pdf-libre.pdf?
1625751346=&response-content-disposition=inline%3B+filename
%3DBayi_Berat_Lahir_Rendah_BBLR_di_Provinsi.pdf&Expires=1708077921&Sig
nature=F3iIciPQBXDzMgfSOE3j4CY8vE40VupLzxGZ6HJuopPoT5MAevOSUxqQ
sODN5VWCUGWjhxfeUP4JQbXrDpIyvxeqOmU7Vm9BvR6ZxfJixVyILQzK5e1bq
YbEt9nbpEEDDsSATBrJgjz931odhA4gH8xedzjnlRuguQ4EpgFGVxPMGI~rjwioAR
Ud4hX5lOdeRYidTbytZ8-fq-
EcMJJauvUrkpVP9w9QR10kwtkjpy6ZlPpw8E5i~gp0jy9FOEHi~-
vQFOM3ngXrLSunMnmbafJxsm79YvolfwbiEaTD-
gP~0ea6uQang8Zw9~om1MQjJYQ-gAby2J78NJqvCO6inQ__&Key-Pair-
Id=APKAJLOHF5GGSLRBV4ZA
https://d1wqtxts1xzle7.cloudfront.net/96627264/
Laporan_Pendahuluan_BBLR_VIKA_PUSPITA_SARI-libre.pdf?
1672522922=&response-content-disposition=attachment%3B+filename
%3DLAPORAN_PENDAHULUAN_PADA_KASUS_BERAT_BAD.pdf&Expires=
1708078130&Signature=T0mv43raA-
KrrGVpAMTAur~EnG8L9CemuW0YowwJK5WFgNH573J53uuEXFu-
dytu98oFZVlCY05ZPWgUIZVJTmzlt16FJ~gvyjFpsYxBFIfh4EOjare4RRYJedShom
kV9xyXDMmXwWpNABxDJr-ekFMbWx5RbiILQ0-lqVcMhASC1oAiD-
0f6BhL0cfNiNJYga2pdUymJYNwTHprxW81BMWEs79nX8CR8UPHAr1rQr6J6bR
qL8H~t24SX4Mxjwd8EgHvWsSJWis2qSGBTnOoUjIf56m3Eam4Lk3azroq~NxE-
rrt93ucGfcz1GsnDgNXTnVdWob8YJv2mPPtcmklyQ__&Key-Pair-
Id=APKAJLOHF5GGSLRBV4ZA

28

Anda mungkin juga menyukai