U DENGAN
BBLR
D
I
S
U
S
U
N
OLEH
Patofisiologi
Secara umum bayi BBLR ini berhubungan dengan usia kehamilan yang belum cukup b u l a n
( p r e m a t u r ) d i s a m p i n g i t u j u g a d i s e b a b k a n dismaturitas. Artinya bayi lahir cukup
bulan (usia kehamilan 38 minggu),tapi berat badan (BB) lahirnya lebih kecil ketimbang masa
kehamilannya,yaitu tidak mencapai 2.500 gram. Biasanya hal ini terjadi karena
adanya gangguan pertumbuhan bayi sewaktu dalam kandungan yang disebabkan oleh
penyakit ibu seperti adanya kelainan plasenta, infeksi, hipertensi dan keadaan-keadaan lain
yang menyebabkan suplai makanan ke bayi jadi berkurang Gizi yang baik
diperlukan seorang ibu hamil agar pertumbuha n janin tidak mengalami hambatan, dan
selanjutnya akan melahirkan bayid e n g a n berat normal. Dengan kondisi
k e s e h a t a n y a n g b a i k , s i s t e m reproduksi normal, tidak menderita sakit, dan
tidak ada gangguan gizi
pada masa pra hamil maupun saat hamil, ibu akan melahirkan bayi lebih b e s a r
dan lebih sehat daripada ibu dengan kondisi kehamilan
y a n g sebaliknya. Ibu dengan kondisi kurang gizi kronis pada masa hamil sering
melahirkan bayi BBLR, vitalitas yang rendah dan kematian yang tinggi, terlebih
lagi bila ibu menderita anemia.
5) Gigi
Gigi pertama tumbuh pada umur 5-9 bulan, pada umur 1 tahun sebagian besar mempunyai 6-
8 gigi susu. Selama tahun kedua gigi tumbuh lagi 8 buah, sihingga jumlah seluruhnya sekitar
14-16 gigi, dan pada umur 2,5 tahun sudah terdapat 20 gigi susu.
Komplikasi
Menurut (Potter, 2005) komplikasi pada masa awal bayi berat lahir rendah antara
lain yaitu :
1. Hipotermia.
2. Hipoglikemia.
3. Gangguan cairan dan elektrolit.
4. Hiperbilirubinemia.
5. Sindroma gawat nafas (asfiksia).
6. Paten suktus arteriosus.
7. Infeksi.
8. Perdarahan intraventrikuler.
9. Apnea of prematuruty.
10. Anemia
Komplikasi pada masa berikutnya yaitu :
1. Gangguan perkembangan.
2. Gangguan pertumbuhan.
3. Gangguan penglihatan (retionopati).
4. Gangguan pendengaran.
5. Penyakit paru kronis.
6. Kenaikan angka kesakitan dan sering masuk rumah sakit.
7. Kenaikan frekuensi kelainan bawaan.
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. PENGKAJIAN
Pengkajian dilakukan pada tanggal 02 Dsember 2020 jam 08.00 WIB
1. Identitas Data
a. Nama : By. Ny. M
b. Alamat : Jembangan Kec. Sukolilo Kab. Pati
c. Tanggal Lahir/ Umur : 02 Dsember 2020 /1 Hari
d. Jenis Kelamin : Perempuan
e. Agama : Islam
f. No. Register :
g. Tanggal Masuk/ Jam : 02 Dsember 2020 jam 15.00
h. Diagnosa Medis : Neonatus Preterm, BBLSR, Asfiksia Berat,
Neonatus Infeksius
2. Keluhan Utama
Bayi menangis lemah, reflek hisap belum ada, berat bayi lahir sangat rendah
yaitu 1060 gram.
b. Intra Natal
Bayi lahir secara spontan di usia kehamilan 30 minggu, ditandai dengan
ketuban pecah sebelum persalinan, lama persalinan 1 jam dan bayi lahir pada jam
16. 45 WIB. Panjang lahir 34 cm dan berat lahir 1060 gram.
c. Post Natal
Setelah kelahiran bayi sempat tidak menangis dan langsung dipasang kanul O2
dengan resusitasi selama 3 menit dengan nilai apgar score 4-5-6, keadaan lemah,
nafas tidak teratur.
Keterangan
= Laki-laki = Pasien
6. Riwayat Sosial
a. Yang Merawat
Saat ini klien diwarat diruang perinatologi dan dirawat oleh perawat dan sesekali
ibu klien menjenguk saat jam kunjung rumah sakit.
7. Pola Sehari-hari
a. Nutrisi dan Metabolisme
Saat ini pasien mendapat diit susu formula khusus BBLR 3 jam sekali sekitar 30
cc melalui selang OGT
8. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum : Lemas, kurang aktif, menangis lemah,
perawatan dalam inkubator
b. Tanda-tanda Vital
- Nadi : 132 x per menit
- Pernafasan : 40 x per menit
- Suhu : 36,2°C
c. Antropometri
- Panjang Badan : 34 cm
- Berat Lahir : 1060 gram
- Lingkar Dada : 26 cm
- Lingkar Kepala : 23 cm
d. Kepala : Fontanel anterior lunak, wajah simetris,
rambut hitam
o. Ekstremitas
- Atas : Lengkap, tidak ada kelainan
- Bawah : Lengkap, tidak ada kelainan, kaki kanan
terpasang SPO2, akral sedikit dingin
p. Kulit : Warna kulit coklat gelap, tidak ikterik,
turgor kulit cukup
9. Therapi
- PO Ferlin drop 1x0.3cc
- O2 nasal kanul 0.5 liter/menit
- Susu formula BBLR 8x30cc/hari melalaui selang OGT
- Termoregulasi incubator suhu 34°C
- Infuse umbilical 5%
Hematologi
Kimia Klinik
B. ANALISA DATA
NO DATA PROBLEM ETIOLOGI
- Terpasang ventilator
2lt/menit
- RR 40x/menit
- Perkusi paru dullness
- Auskultsi paru ronkhi
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
D. INTERVENSI KEPERAWATAN
DIAGNOSA INTERVENSI KEPERAWATAN
NO KEPERAWATAN
TUJUAN TINDAKAN RASIONAL
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
Penanganan bayi dengan berat badan lahir rendah bergantung pada besara
kecilnya bayi. Semakin kecil bayi dan semakin premature bayi, maka semakin besar
perawatan yang diperlukan, karena kemungkinan terjadi serangan sianosis lebih besar.
Semua perawatan bayi harus dilakukan didalam incubator. Bayi dengan berat lahir
rendah, mempunyai kesulitan dalam mempertahankan suhu tubuh. Bayi akan
berkembang secara memuaskan, asal suhu rectal dipertahankan antara 35,5 0 C s/d 370 C..
Bayi berat rendah harus diasuh dalam suatu suhu lingkungan dimana suhu normal
tubuhnya dipertahankan dengan usaha metabolic yang minimal. Bayi berat rendah yang
dirawat dalam suatu tempat tidur terbuka, juga memerlukan pengendalian lingkungan
secara seksama. Suhu perawatan harus diatas 25 0 C, bagi bayi yang berat sekitar 2000
gram, dan sampai 300 C untuk bayi dengan berat kurang dari 2000 gram. Bayi dengan
berat badan lahir rendah, dirawat didalam incubator. Prosedur perawatan dapat dilakukan
melalui “jendela“ atau “lengan baju“. Sebelum memasukkan bayi kedalam incubator,
incubator terlebih dahulu dihangatkan, sampai sekitar 29,4 0 C, untuk bayi dengan berat
1,7 kg dan 32,20C untuk bayi yang lebih kecil. Bayi dirawat dalam keadaan telanjang, hal
ini memungkinkan pernafasan yang adekuat, bayi dapat bergerak tanpa dibatasi pakaian,
observasi terhadap pernafasan lebih mudah.
Saran