Anda di halaman 1dari 8

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

PEMBERIAN KOMPRES HANGAT JAHE MERAH TERHADAP

PENDERITA GOUT ATRHITIS LANSIA DI BUDI LUHUR GANG MAWAR 28B

OLEH:
WINDA VERATAMI PURBA
202002065

PROGRAM STUDI NERS


FAKULTAS FARMASI DAN ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA
MEDAN
2021
PROPOSAL
PEMBERIAN KOMPRES HANGAT JAHE MERAH TERHADAP PENDERITA
GOUT ATRHITIS PADA Ny.R DI KAPTEN MUSLIM BUDI LUHUR GG MAWAR No.
28B MEDAN

A. Latar Belakang
Rheumatoid arthritis merupakan penyakit multi sistem kronik yang di tandai oleh
berbagai manifestasi klinis, dengan awitan penyakit umumnya pada usia 35 dan 50 tahun.
Gambaran utama adalah sinovitas inflamatorik yang biasanya mengenai sendi perifer.
Penyakit ini memiliki kecenderungan merusak tulang rawan, menyebabkan erosi tulang, dan
menimbulkan kerusakan sendi. Tangan, pergelangan tangan, dan kaki sering terkena. Timbul
nyeri yang di perburuk oleh gerakan di sertai pembengkakan dan nyeri tekan.selain itu
gejalah sinovitis, sebagian pasien memperlihatakan rasa lelah, anoreksia,lemah
otot,penurunan berat badan dan gejalah tulang otot yang samar. Kelainan di luar sendi adalah
nodus rheumatoid vaskulitis, dan gejalah pleuropulmoner (Isselbacher, et all., 1998).
Di Indonesia, prevalensi AR hanya 0,1-0,3 persen di kelompok orang dewasa dan
1:100 ribu jiwa dikelompok anak-anak. Total, diperkirakan hanya terdapat 360 ribu pasien di
Indonesia. “Walau prevalensi rendah, penyakit ini sangat progresif dan paling sering
menyebabkan cacat,” ujar Prof DR dr Harry Isbagio, SpPD-KR, Guru Besar Departemen
Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia  (Price. A Sylvia, Wilson
M. Lorraine, 2003)
Wanita tiga kali lebih sering menderita rheumatoid artritis (radang sendi) dibanding
dengan laki-laki (3:1). Penyakit ini menyerang semua etnis, dengan insiden pada orang
berusia di atas 18 tahun berkisar 0,1 persen sampai 0,3 persen, sedangkan pada anak-anak
dan remaja yang berusia kurang dari 18 tahun 1/100.000 orang.Prevelensi diperkirakan kasus
RA diderita pada usia di atas 18 tahun dan berkisar 0,1% sampai dengan 0,3% dari jumlah
penduduk Indonesia. Berdasarkan studi, RA lebih banyak terjadi pada wanita dibandingkan
pria dengan rasio kejadian 3 : 1. Penyakit ini 75 % diderita oleh kaum wanita, bisa
menyerang semua sendi. Prevalensi meningkat 5 % pada wanita diatas usia 50 tahun (Padip
R. Patel, 1990).
Onsetnya biasa perlahan namun bisa menjadi penyakit relaps akut atau kronis di
tandai dengan keadaan umum sakit berat.  Manifestasi ekstraartikuler sangat penting untuk
menentukan morbiditas penyakit ini. Sering ditemukannya adanya riwayat penyakit serupa
dalam keluarga. Prevalensi meningkat 5 % wanita di atas usia 50 tahun (Padip R. Patel,
1990).
Membran sinovial membungkus sendi dan menahan cairan, sedangkan sinovial
sebagai pelumas. Permukaan sendi adalah tulang rawan sendi, yaitu bahan/struktur halus
yang seperti karet dan melekat ke tulang. Permukaan tulang rawan sendi tidak semulus
bantalan poros buatan manusia. Di perkirakan bahwa kekasaran tulang rawan ini berperan
dalam pelumasan sendi dengan menangkap sebagian dari cairan sinovial. Dan juga di
perkirakan sifat tulang rawan sendi yang berpori berperan dalam pelumasan sendi.

B. Tujuan
1.2.1 tujuan umum
Dengan adanya pendidikan kesehatan ini diharapkan Ny.R dapat mengetahui
tentang cara mengatasi nyeri pada gout atrithis dan menambah pengetahuan untuk
meningkatkan manajemen kesehatan.

1.2.2 Tujuan khusus

1. Mengetahui pengertian dan penyebab, patofisiologi, gambaran klinis dan komplikasi


rheumatoid atrithis.

2. Mengetahui pemeriksaan penunjang yang perlu dilakukan pada pasien rheumatoid


atrithis.

3. Mengetahui penatalaksanaan keperawatan dari pengkajian sampai dengan evaluasi


pada pasien rheumatoid atrithis.

C. Pelaksanaan
1. Topik kegiatan
Manfaat kompres hangat jahe merah terhadap penderita gout atrithis pada Ny. R

2. Sasaran kegiatan
Ibu / Orang Dewasa
3. Strategi
a. Penyaji memberi informasi tentang pengertian dari Gout athritis
b. Penyaji memberi informasi tentang cara mengurangi nyeri pada gout atrithis.
4. Metode
a. Ceramah
b. Tanya jawab
5. Media/Alata
1) Media
-
2) Alat

6. Waktu dan tanggal


a. Hari : Jumat
b. Waktu : 16.00 s/d Selesai
c. Tanggal : 26 Februari 2021
7. Perorganisasian waktu
1. Acara diawali dengan pembukaan oleh ketua :
a. Winda veratami purba
2. Manfaat pendidikan kesehatan tentang kompres hangat jahe merah pada Ny. R
a. Winda veratmi purba
b. Penutup oleh Pembawa Acara : winda veratami purba

8. Setting Tempat

Keterangan :
= Perawat

= Ny.R
9. Kriteria evaluasi
1. Struktur evaluasi
Waktu pelaksanaan yang ditentukan yaitu :
Hari :
Waktu :
2. Proses evaluasi
3. Evaluasi Hasil
STANDART OPERASIONAL PROSEDUR

A. Pengertian
Kompres jahe merupakan pengobatan tradisional atau terapi alternative untuk
mengurangi nyeri atau peradangan sendi.
B. Tujuan
Tujuan kompres hangat jahe merah yaitu untuk mengurangi nyeri atau peradangan
sendi.
C. Tahap Persiapan
a. Persiapan Pasien
1. Mengucapkan salam terapeutik
2. Memperkenalkan diri
3. Menjelaskan pada klien dan keluarga tentang prosedur dan tujuan tindakan
yang akan dilaksanakan.
4. Selama komunikasi menggunakan bahasa yang jelas, sistematis serta mudah
dimengerti.
5. Klien/keluarga diberi kesempatan bertanya untuk klarifikasi
6. Privacy klien selama komunikasi dihargai.
7. Membuatkontrak (waktu, tempat dan tindakan yang akan dilakukan)
8. Posisikan klien duduk

b. Persiapan Alat dan Bahan


1. Jahe merah 100 gr atau 1-2 rimpang
2. Air secukupnya
3. Baskom
4. ParutanJahe
5. Handuk kecil atau washlap
c. Persiapan Lingkungan
Pastikan kenyamanan bagi klien
d. TahapKerja
1. Siapkan Jahe Merah 1-2 rimpang.
2. Cuci jahe merah dengan air bersih.
3. Kemudian parut jahe atau dipotong menjadi beberapa bagian kecil.
4. Selanjutnya masukkan Jahe Merah kedalam panci dan tambahkan air
secukupnya, rebus dengan temperatur 40-43 C.
5. Setelah mendidih biarkan terlebih dahulu hingga suhu air rebusan menjadi
hangat-hangat kuku kemudian dituangkan kedalam baskom.
6. Selanjutnya masukkan washlap kedalam air hangat rebusan jahe merah, peras
sebelum digunakan untuk mengompres.
6. Lakukan kompres hangat jahe merah pada daerah yang nyeri selama 15-20
menit selama 7 hari
e. TahapTerminasi
1. Menanyakan pada pasien apa yang dirasakan setelah dilakukan kegiatan.

2. Menyimpulkan hasil prosedur yang dilakukan.


3. Melakukan kontrak untuk tindakan selanjutnya.
4. Berikan reinforcement sesuai dengan kemampuan klien.
f. Dokumentasi
Catat seluruh hasil kegiatan yang dilakukan
NAMA : Winda Veratami Purba

202002065

FORMAT PENILAIAN UJIAN KASUS KELUARGA BINAAN

No Aspek Yang Dinilai Terbimbing Supervisi Mandiri Mandiri


Terstruktur
A Responsi (Bobot 35%) D TD D TD D TD D TD
1 Kelengkapan dokumentasi (laporan
askep keluarga binaan
2 Kemamouan menganalisi hasil
pengkajian
3 Kemampuan menetapkan diagnose
sesuai dengan hasil pengkajian
4 Keseuaian rencana tindakan yang
akan disusun dengan diagnose teori
5 Kemampuan mengartikan kasus
dengan teori
6 Ketepatan memberikan ide dan
tanggapan raasionalisasi sesuai
dengan kasus yang dikelola
B Interaksi dengan klien/keluarga
(Bobot 50%)
1 Melakukan langkah-langkah
metode SP (strategi pelaksana )
kepada klien/keluarga sesuai
dengan diagnose keperawatan
Orientasi :
a. Salam
b. Evaluasi validasi
c. Kontrak kerja
d. Melkaukan langkah-
langkah SP dengan tepat
e. Melakukan tindakan
keperawatan dengan tepat
f. Kemampuan dalam
memodifikasi tindakan
keperawatan
Terminasi :
3. Evaluasi/validasi
4. Tindak lanjut
5. Kontrak yang akan datang
2 Dokumentasi hasil interaksi dan
evaluasi tindakan dengan tepat
bobot (15%)
Total Nilai
Tanggal
Nama dan Paraf Preseptor
Nilai 0-100 Keterangan : D : Dilakukan TD : Tidak Dilakukan

Anda mungkin juga menyukai