Anda di halaman 1dari 40

ASUHAN KEPERAWATAN PADA BY.

A DENGAN BAYI BERAT


BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) DI RUANG HCU NEONATUS
RSUD DR. MOEWARDI
SURAKARTA

Disusun Oleh :
Putu Ayu Dewita Azhylia

16160017

Deka Saputra

16160034

Idham Ramadhan

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA
2016

BAB I
PENDAHULUAN
A.

Latar Belakang
Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi yang lahir dengan berat badan lahir
kurang dari 2500 gram. Pertumbuhan dan pematangan (maturasi) organ dan alat-alat tubuh
belum sempurna. BBLR akibatnya sering mengalami komplikasi dan sering berujung pada
kematian (Harsono, 2011). BBLR biasanya memerlukan perawatan yang sangat istimewa
dimana memerlukan inkubator dan dalam pengawasan ketat di ruang Neonatal Intensive Care
Unit (NICU). Bayi berat lahir rendah dengan tubuh yang kecil sangat sensitif terhadap
perubahan suhu, oleh karena itulah bayi perlu dimasukkan ke dalam inkubator yang telah
diatur kesetabilan suhunya (Proverawati, 2010).
Bayi berat lahir rendah belum dapat mengatur suhu tubuhnya dengan sempurna dalam
menghadapi perubahan lingkungan dari kehidupan intra uterin ke kehidupan ekstra uterin yang
suhunya lebih tinggi. Suhu dingin menyebabkan berat lahir rendah menggunakan cadangan
lemak coklat untuk mengasilkan panas. Bayi berat lahir rendah memiliki jaringan lemak
subkutan, lemak coklat, dan penyimpanan glikogen yang rendah sehingga berisiko mengalami
masalah ketidakstabilan suhu (Merenstein & Gardner, 2012).
Bobak (2005) juga mengungkapkan bahwa bayi berat lahir rendah memiliki lebih sedikit
massa otot, lebih sedikit lemak coklat, lebih sedikit lemak subkutan untuk menyimpan panas,
dan sedikit kemampuan untuk mengontrol kapiler kulit dan mengakibatkan BBLR mudah
mengalami kehilangan panas tubuh dan berisiko terjadi hipotermia. Bayi berat lahir rendah
karenanya memerlukan perhatian khusus untuk mempertahankan suhu tubuhnya. Hasil
penelitian Miller, Lee, dan Gould (2011) tentang hipotermia pada BBLR. Hipotermia banyak
terjadi pada BBLR dan dikaitkan dengan perdarahan intra ventrikuler dan kematian. Penelitian
lain yang dilakukan oleh Knobel, Holdith, Davis, Schwartz, dan Wimmer, (2009) tentang
vasokontriksi perifer pada Bayi berat lahir rendah ekstrim menunjukkan bahwa suhu tubuh
menurun selama 12 jam pertama kehidupan.
Masalah pengaturan suhu yang masih rendah, bayi berat lahir rendah memiliki daya
tahan tubuh yang masih lemah dan pembentukan antibodi belum sempurna sehingga
perlindungan terhadap infeksi sangat penting bagi semua bayi baru lahir. Peningkatan suhu
tubuh menunjukkan tanda adanya infeksi. Suhu tubuh yang tidak stabil juga merupakan tanda
adanya infeksi, sehingga tindakan yang harus dilakukan adalah menghindari terjadinya
kehilangan panas. Wilson (2007) mengatakan bahwa bayi prematur dan bayi sakit lebih peka
terhadap infeksi.
Air susu ibu adalah nutrisi yang paling penting bagi bayi berat lahir rendah. Masalah
nutrisi termasuk salah satu masalah yang serius pada bayi berat lahir rendah. Bayi yang
semakin imatur, semakin besar permasalah nutrisi yang mungkin terjadi (Wong, 2009).
Kebutuhan nutrisi bayi prematur berbeda dengan bayi cukup bulan, yang ditentukan oleh usia

Program PendidikanProfesiNers
UniversitasRespati Yogyakarta

kehamilan, derajat retardasi pertumbuhan, usia postnatal, dan penyakit yang menyertai (Steer
dalam Boxwell, 2009). Pemenuhan kebutuhan nutrisi yang optimal merupakan hal yang
penting dalam manajemen BBLR dan preterm. Intake nutrisi yang adekuat penting untuk
mempertahankan suhu tubuh. Penurunan suhu tubuh menyebabkan BBLR meningkatkan
metabolismenya dan penggunaan oksigen serta kalori untuk memproduksi panas.
Kelahiran bayi dengan bayi berat lahir rendah hingga saat ini masih merupakan masalah
diseluruh dunia, karena merupakan penyebab kesakitan dan kematian pada masa bayi baru
lahir (WHO, 2007). Menurut Riskesdas (2007) dalam Pramono (2006) penyebab kematian
bayi baru lahir 0-6 hari di Indonesia adalah prematuritas dan bayi berat lahir rendah 12,8%.
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 02 November 2016 di
ruang HCU Neonatus RSUD Dr. Moewardi Surakarta di dapatkan bayi dengan berat badan
lahir rendah dalam satu bulan terakhir pada bulan Oktober 2016 sebanyak 23 pasien.
B.

TUJUAN
1.

Tujuan Umum
Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada bayi A dengan Bayi Berat Lahir Rendah
(BBLR) di RSUD Dr. Moewardi Surakarta.

2.

Tujuan Khusus
a.

Mampu mengetahui teori tentang Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR)

b.

Mampu mengaplikasikan teori yang didapatkan ke lahan praktek klinik

c.

Mampu memberikan asuhan keperawatan pada anak dengan Bayi Berat Lahir
Rendah (BBLR)

d.

Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi pemberian asuhan


keperawatan pada anak dengan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR)

Program PendidikanProfesiNers
UniversitasRespati Yogyakarta

BAB II
TINAJAUN TEORI
A.

Pengertian
Bayi berat badan lahir rendah (Bayi BBLR) adalah bayi dengan berat badan lahir kurang
dari 2500 gram pada waktu lahir (Sofian, 2012).
Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi baru lahir yang berat badannya kurang
dari 2500 gram tanpa memperhatikan usia gestasi (Betz, C.L., Sowden, L.A. 2008).
Bayi yang lahir dengan BB di bawah 10% pada kurva pertumbuhan intrauterine, bayi
tersebut dapat lahir pada kondisi preterm, term, atau postterm (Adriansz George, dkk. 2010).
Klasifikasi bayi berat badan lahir rendah dibedakan menjadi:
1.

Bayi Berat Lahir Rendah dapat digolongkan menjadi 2, yaitu:


a.

Prematur Murni/Bayi Kurang Bulan


Masa gestasi kurang dari 37 minggu (259 hari) dan berat badan sesuai dengan

berat badan untuk masa gestasi itu, atau biasa disebut neonatus kurang bulan sesuai
untuk masa kehamilan (NKB-SMK).
b.

Dismaturitas/ Bayi Kecil Masa Kehamilan/ Retardasi pertumbuhan janin intra


uterin/ Intrauterine Growth Retardation (IUGR).
Bayi lahir dengan berat badan kurang dari seharusnya untuk masa gestasi itu, bayi

mengalami retardasi pertumbuhan intra uterin dan merupakan bayi yang kecil untuk
masa kehamilannya tersebut (KMK). Berat badan kurang dari seharusnya yaitu dibawah
persentil ke-10 (kurva pertumbuhan intra uterin Usher Lubchenco) atau dibawah 2
Standar Deviasi (SD) (kurva pertumbuhan intra uterin Usher dan Mc. Lean).
2.

Berkaitan dengan penanganan dan harapan hidupnya, bayi berat lahir rendah
dibedakan dalam:
a.

Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR), beratlahir 1500-2499 gram.

b.

Bayi Berat Lahir Sangat Rendah (BBLSR), berat lahir < 1500 gram.

c.

Bayi Berat Lahir Ekstrim rendah (BBLER), berat lahir < 1000 gram.

3.

Berdasarkan berat badan menurut usia kehamilan dapat digolongkan:


a.

Kecil Masa Kehamilan (KMK) yaitu jika bayi lahir dengan BB dibawah persentil
ke-10 kurva pertumbuhan janin.

b.

Sesuai Masa Kehamilan (SMK) yaitu jika bayi lahir dengan BB diantara persentil
ke-10 dan ke-90 kurva pertumbuhan janin.

c.

Besar Masa Kehamilan (BMK) yaitu jika bayi lahir dengan BB diatas persentil ke90 pada kurvapertumbuhan janin.

B.

Etiologi
1.

Prematur murni dapat disebabkan oleh:


a.

Faktor Ibu
1).

Program PendidikanProfesiNers
UniversitasRespati Yogyakarta

Umur ( 20 tahun atau > 35 tahun).

2).

Paritas/ jumlah kelahiran sebelumnya baik hidup atau mati.

3).

Ras.

4).

Infertilitas.

5).

Hidramnion, Trauma dan pekerjaan berat semasa hamil.

6).

Riwayat kehamilan tak baik dan abortus spontan sebelumnya.

7).

Rahim abnormal/ kelainan uterus.

8).

Jarak kelahiran terlalu dekat.

9).

BBLR pada anak sebelumnya.

10).

Malnutrisi sebelum hamil (pertambahan berat badan kurang selama hamil).

11).

Penyakit akut dan kronik.

12).

Kebiasaan tidak baik (pengobatan selama hamil, merokok, alkohol, radiasi).

13).

Keadaan penyebab insufisiensi plasenta (penyakit jantung, ginjal, paru,


hipertensi, DM, preeklamsi).

14).

Keadaan sosial ekonomi (status gizi dan pengawasan ANC yang kurang
baik).

b.

c.

Faktor Placenta
1)

Penyakit vaskuler.

2)

Kehamilan ganda.

3)

Malformasi.

4)

Tumor.

5)

Plasenta privea

Faktor Janin
1)

Kelainan kromosom.

2)

Malformasi.

3)

Infeksi bawaan yang didapat dalam kandungan


(misal; TORCH).

2.

4)

Kehamilan ganda.

5)

Ketuban pecah dini (KPD).

Dismaturitas/ Bayi Kecil Masa Kehamilan/ Retardasi pertumbuhan janin intra uterin/
Intrauterine Growth Retardation (IUGR).
Penyebab dismaturitas ialah setiap keadaan yang mengganggu pertukaran zat
antara ibu dan janin.

C.

Tanda dan Gejala


Secara umum gambaran klinis pada bayi berat badan lahir rendah sebagai berikut:
Berat badan lahir 2500 gram, panjang badan 45 Cm, lingkar

1.

dada 30 Cm, lingkar kepala 33 Cm, Pernapasan 40 50 kali / menit, Nadi 100 140
kali / menit
2.
Program PendidikanProfesiNers
UniversitasRespati Yogyakarta

Masa gestasi kurang dari 37 minggu.

3.

Penampakan fisik sangat tergantung dari maturitas atau lamanya


gestasi; kepala relatif lebih besar dari badan, kulit tipis, transparan, banyak lanugo,
lemak sub kutan sedikit, osifikasi tengkorak sedikit, ubun-ubun dan sutu lebar, genetalia
immatur, otot masih hipotonik sehingga tungkai abduksi, sendi lutut dan kaki fleksi, dan
kepala menghadap satu jurusan.

4.

Lebih banyak tidur daripada bangun, tangis lemah, pernafasan belum


teratur dan sering terjadi apnea, refleks menghisap, menelan, dan batuk belum sempurna,
kepala tidak mampu tegak.

Gangguan yang mungkin terjadi pada bayi BBLR antara lain:


1.

Pusat pengaturan suhu tubuh yang belum matur.

2.

Sistem immunologi belum berkembang dengan


baik sehingga rentan infeksi.

3.

Sistem saraf pusat belum matur menyebabkan


perdarahan periventrikuler.

4.

Sistem pernafasan belum matur terutama paruparu menyebabkan mudah terkena penyakit membran hyalin.

5.

Immaturitas

hepar

sehingga

metabolisme

bilirubin terganggu (hiperbilirubinemia).


D.
E.

Pathway
(Terlampir)
Pemeriksaan Penunjang
1.

Radiologi
a.

Foto thoraks/baby gram pada bayi baru lahir dengan usia


kehamilan kurang bulan, dapat dimulai pada umur 8 jam.

b.

USG kepala terutama pada bayi dengan usia kehamilan 35


minggu dimulai pada umur 2 hari.

2.

Laboratorium
a.

Darah rutin

b.

Gula darah (812 jam post natal).

c.

Analisa gas darah

d.

Elektrolit darah (k/p)

e.

Tes kocok/shake test


Interpretasi:
1)

(+) : Bila terdapat gelembung-gelembung yang


membentuk cincin artinya surfaktan terdapat dalam paru dengan jumlah
cukup.

2)

(-) : Bila tidak ada gelembung berarti tidak ada


surfaktan.

Program PendidikanProfesiNers
UniversitasRespati Yogyakarta

3)

Ragu : Bila terdapat gelembung tapi tidak ada


cincin.

F.

G.

f.

Pemeriksaan glucose darah terhadap hipoglikemia

g.

Pemantauan gas darah sesuai kebutuhan

h.

Titer Torch sesuai indikasi

i.

Pemeriksaan kromosom sesuai indikasi

Penatalaksanaan Medis
1. Resusitasi yang adekuat, pengaturan suhu, terapi oksigen
2. Pengawasan terhadap PDA (Patent Ductus Arteriosus)
3. Keseimbangan cairan dan elektrolit, pemberian nutrisi yang cukup
4. Pengelolaan hiperbilirubinemia, penanganan infeksi dengan antibiotik yang tepat
Asuhan Keperawatan
1.

Pengkajian umum
a.

Dengan menggunakan timbangan elektronik, timbang setiap hari, atau lebih sering
apabila diinstruksikan.

b.
c.

Ukur panjang dan lingkar kepala secara periodik.


Gambarkan bentuk dan ukuran tubuh umum, postur saat istirahat, kemudahan
bernafas, adanya edema, dan lokasinya.

d.

Gambarkan adanya deformitas yang nyata.

e.

Gambarkan adanya tanda disstres: warna buruk, mulut terbuka, kepala teranggukangguk, meringis, alis berkerut.

2.

Pengkajian pernafasan
a.

Gambarkan bentuk dada (barrel, cembung), kesimetrisan, adanya insisi, selang


dada, atau penyimpangan lain.

b.

Gambarkan otot aksesori: pernafasan cuping hidung atau substansial, interkostal,


atau retraksi subklavikular.

c.

Tentukan frekuensi dan keteraturan pernafasan.

d.

Auskultasi dan gambarkan bunyi pernafasan: stridor, krekels, mengi, ronki basah,
area yang tidak ada bunyinya, mengorok, penurunan udara masuk, keseimbangan
bunyi nafas.

e.

Tentukan apakah penghisapan diperlukan.

f.

Gambarkan tangisan bila tidak diintubasi.

g.

Gambarkan oksigen ambien dan metode pemberian, bila diintubasi gambarkan


ukuran selang, jenis ventilator dan penyiapannya, serta metode pengamanan
selang.

h.

Tentukan saturasi oksigen dengan oksimetri nadi dan tekanan parsial oksigen dan
karbon dioksida dengan oksigen transkutan dan karbondioksida transkutan.

3.

Pengkajian kardiovaskular
a.

Tentukan frekuensi dan irama jantung.

b.

Gambarkan bunyi jantung, termasuk adanya murmur.

Program PendidikanProfesiNers
UniversitasRespati Yogyakarta

c.

Tentukan titik intensitas maksimum, titik di mana bunyi dan palpasi denyut jantung
yang terkeras (perubahan pada titik intensitas maksimum dapat menunjukkan
pergeseran mediastinal).

d.

Gambarkan warna bayi: sianosis, pucat, pletora, ikterik, mottling.

e.

Kaji warna kuku, membran mukosa, bibir.

f.

Tentukan tekanan darah. Tunjukkan ekstremitas yang digunakan dan ukutan


manset, periksa setiap ekstremitas setidaknya sekali.

4.

g.

Gambarkan nadi perifer, pengisian kapiler (< 2 3 detik), perfusi perifer mottling.

h.

Gambarkan monitor, parameternya, dan apakah alarm berada pada posisi on.

Pengkajian gastrointestinal
a.

Tentukan distensi abdomen: lingkar perut bertambah, kulit mengkilat, tanda-tanda


eritema dinding abdomen, peristaltik yang dapat dilihat, lengkung susu yang dapat
dilihat, status umbilikus.

b.

Tentukan adanya tanda-tanda regurgitasi dan waktu yang berhubungan dengan


pemberian makan.

c.

Gambarkan jumlah, warna, konsistensi, dan bau dari adanya muntah.

d.

Gambarkan jumlah, warna, dan konsistensi feses, periksa adanya darah samar dan
atau penurunan substansibila diinstruksikan atau diindikasikan dengan tampilan
feses.

e.
5.

6.

Gambarkan bisisng usus, ada atau tidak ada.

Pengkajian genitourinaria
a.

Gambarkan adanya abnormalitas genetalia.

b.

Gambarkan jumlah urin (warna, pH, dll).

c.

Periksa BB (pengkajian paling akurat untuk hidrasi).

Pengkajian neurologis-muskuloskeletal
a.

Gambarkan gerakan bayi: acak, bertujuan, gelisah, kedutan, spontan, menonjol,


tingkat aktivitas dengan stimulasi, evaliasi berdasarkan usia gestasi.

b.
c.

Gambarkan posisi atau sikap bayi: fleksi, ekstensi.


Gambarkan reflek yang diamati: moro, menghisap, Babinski, reflek plantar, dan
reflek yang diharapkan.

d.
7.

8.

Tentukan perubahan pada lingkar kepala (bila diindikasikan).

Pengkajian suhu
a.

Tentukan suhu kulit dan aksila.

b.

Tentukan dengan suhu lingkungan.

Pengkajian kulit
a.

Gambarkan adanya perubahan warna, area kemerahan, tanda iritasi, lepuh, abrasi
atau area gundul, khususnya di mana alat pemantau, infus, atau alat lain lontak

Program PendidikanProfesiNers
UniversitasRespati Yogyakarta

dengan kulit, periksa juga dan perhatikan adanya preparat kulit yang digunakan
(misal plester,, providin-iodin).
b.

Tentukan tekstur dan turgor kulit: kering, halus, pecah-pecah, terkelupas, dll.

c.

Gambarkan adanya ruam, lesi kulit, atau tanda lahir.

d.

Tentukan apakah kateter infus intravena atau jarum berada pada tempatnya dan
amati adanya tanda-tanda infiltrasi.

e.

Gambarkan jalur pemadangn kateter infus intravena, jenis (arteri, vena, perifer,
umbilikus, sentral, vena sentral perifer), jenis infus (obat, salin, dekstrosa,
elektrolit, lemak, nutrisi parenteral total), jenis pompa infus dan frekuensi aliran,
jenis jarum (kupu=kupu, kateter), tampilan area insersi.

Tanda stres atau keletihan pada neonatus


1.

2.

3.

Stres otonomik
a.

Akrosianosis.

b.

Pernafasan dalam dan cepat.

c.

Frekuensi jantung reguler dan cepat.

Perubahan pada status


a.

Status tidur atau dangkal.

b.

Menangis atau rewel.

c.

Mata berkaca-kaca atau kewaspadaan tegang.

Perubahan perilaku
a.

Mata tidak berfokus atau tidak terkoordinasi.

b.

Lengan dan kaki lemas.

c.

Bahu flaksid turun ke belakang.

d.

Cegukan.

e.

Bersin.

f.

Menguap.

g.

Mengejan, buang air besar.

Diagnosa yang mungkin muncul


1.

Pola nafas tidak efektif b.d imaturitas paru dan neorumuskular, penurunan energi, dan
keletihan.

2.

Termoregulasi tidak efektif b.d kontrol suhu yang imatur dan penurunan lemak tubuh
subkutan.

3.

Resiko infeksi b.d pertahanan imunologis yang kurang.

4.

Risiko gangguan integritas kulit b.d struktur kulit imatur, imobilitas, penurunan status
nutrisi, prosedur invasif.

5.

Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan b.d ketidakmampuan mencerna


nutrisi.

6.

Nyeri b.d prosedur, diagnosa, tindakan.

Program PendidikanProfesiNers
UniversitasRespati Yogyakarta

7.

Keterlambatan pertumbuhan dan perkembangan b.d lingkungan NICU, perpisahan dari


orangtua.

8.

Perubahan proses keluarga b.d krisis situasi, gangguan proses kedekatan orangtua.

Rencana keperawatan
No
Tujuan
1
Klien

Intervensi
Rasional
Posisi untuk pertukaran udara telungkup:
posisi

menunjukkan

yang

oksigenasi

menghasilkan

perbaikan

telungkup dan posisi telentang

oksigenasi,

pembrian

yang adekuat.

dengan leher sedikit ekstensi dan

makan ditoleransi dengan

Kriteria hasil:

hidung menghadap ke atap dalam

lebih

jalan

posisi mengendus

mengatur

nafas

tetap paten

optimal,

seperti

posisi

ini

baik,

dan
pola

lebih
tidur.

Hindari hiperekstensi leher.

Telentang: untuk mencegah

Lakukan pengisapan.

adanya penyempitan jalan

Gunakan

teknik

nafas.

penghisapan

Karena akan mengurangi

yang tepat.
Gunakan teknik pengisapan duaorang.

diameter trakhea.
Untuk

mukus yang terkumulasi

Lakukan perkusi, vibrasi, dan

dari

drainage postural yang sesuia.


Hindari

penggunaan

posisi

Trendelenburg.

Karena penghisapan yang


tidak

tepat

menyebabkan

atau miring.
suhu

nasofaring, trahkea,

dan selang endotrakheal.

Gunakan posisi semi-telungkup


Pertahankan

menghilangkan

kerusakan

lingkungan

infeksi,

jalan

penumothoraks,

yang netral.

dapat
nafas,
dan

hemoragi intraventrikuler.
Karena

asisten

dapat

memberikan
hiperoksigenasi

dengan

cepat sebelum dan setelah


insersi kateter.

Drainage

pustural

mempermudah

drainage

sekret.
Karena

ini

akan

menyebabkan peningkatan
TIK

dan

menurunkan

kapasitas paru akibat dari


Program PendidikanProfesiNers
UniversitasRespati Yogyakarta

gravitasi yang mendorong


organ ke arah diafragma.
Untuk mencegah aspirasi
pada bayi dengan mukus
berlebihan

atau

yang

sedang diberi makan.


Untuk

menghemat

penggunaan oksigen.
2

Tempatkan bayi pada inkubator, Untuk

Klien
mempertahank

penghangat rsian, atau pakaian

an suhu tubuh

hangat dalam keranjang terbuka.

stabil.

Atur

Kriteria hasil:

kontrol

Suhu

aksila

kebutuhan.

bayi

tetap

dalam rentang
normal untuk
usia

Klien

servokontrol

suhu

tidak

udara

sesuai

termal yang dapat diterima.

Gunakan pelindung panas plastik


suhu

bayi

dalam

ambien dan suhu unit pemanas.

nosokomial.

bayi .

tanda-tanda

mencuci

tangan

menentukan

euglikemia.

bahwa

semua

alat

kontak dengan bayi sudah bersih

pemajanan pada organisme


infektif.
meminimalkan

pemajanan pada organisme


infektif.
Untuk mencegah penularan

atau steril.
Cegah personel dengan infeksi

infeksi

saluran

pernafasan

nosokomial.

infeksi

menular

mengadakan

atas
agar

kontak

atau

langsung

institusional.

bayi.

penyakit kepada bayi lain.


Untuk mencegah infeksi

Isolasi bayi lain yang mengalami


sesuai

penyakit dari petugas ke

tidak Untuk mencegah penularan

dengan bayi.

infeksi

meminimalkan

Untuk

Padstikan

panas

radian langsung.

Pantau nilai glukosa darah.


Pastikan bahwa semua pemberi Untuk
sebelum dan setelah mengurus

menunjukkan

kehilangan

suhu Untuk

dengan

infeksi

tidak

menurunkan

kehilangan panas.
Untuk

bila tepat.
Periksa

mempertahankan

suhu kulit dalam rentang

perawatan

bayi

Untuk

atau

menunjukkan

Kriteria hasil:

suu tubuh stabil.

Untuk

hubungannya

pascakonsepsi.

unit

mempertahankan

nosokomial.

kebijakan Untuk

mematikan

agen

infeksius.

Instruksikan pekerja perawatan Untuk mencegah infeksi


kesehatan da orangtua dalam
Program PendidikanProfesiNers
UniversitasRespati Yogyakarta

prosedur kontrol infeksi.


Beri

terapi

nosokomial.

antibiotik

sesuai

instruksi.
Pastikan

aseptik

ketat

atau

sterilisasi seperti terapi IV perifer,


pungsi limbal, dan pemasangan
4

kateter arteri atau vena.


Bersihkan kulit dengan sabun Untuk menjaga kebersihan

Klien
mempertahank

lembutatau pembersih . Bilas

an intergritas

dengan baik dengan air hangat.

kulit.

Bersihkan mata setiap hari, dan

kulit.
Untuk mencegah tetjadinya
rash pada kulit.

Kriteria hasil:

juga area oral dan popok atau Untuk

kulit

perianal, dan area di mana terjadi

bersih
utuh

tetap
dan
tanpa

tanda-tanda
iritasi
cedera.

atau

kerusakan kulit.

menjag

integritas

kulit.
Untuk menghindari alergi

Berikan zat pelembab setelah

kulit.

dibersihkan

untuk Untuk mencegah adanya


menpertahankan kelembaban dan
luka pada daerah lipatan
rehidrasi kulit, bersihkan kulit
dan
untuk
mencegah
dari krim yang lama sebelum
menambahkan lapisan baru.
Gunakan plester atau perekat

plebitis pada daerah insersi.


Untuk

mencegah

luka

gesekan pada bayi.

minimal pada kulit yang sangat Untuk mencegah luka


sensitif,
gunakan
pelindung,
dekubitus pada bayi.
barier kulit dengan hidrokoloid
Karena
mempengaruhi
dan yang berbahan dasar pektin di
kemampuan kulit untuk
antara kulit dan plester atau
mempertahankan
perekat.
integritasnya.
Pastikan bahwa jari-jari tangan
atau jari kaki dapat terlihat kapan
pun, ekstremitas digunakan untuk
jalur IV atau arterial.
Kurangi

pergesekan

dengan

menjaga agar kulit tetap keringa


(berikan

bubuk

penyerap

(absoben), seperti tepung pati)


dan gunakan linen serta pakaian
yang halus dan lembut.
Jangan memasase daerah tonjolan
Program PendidikanProfesiNers
UniversitasRespati Yogyakarta

tulang yang memerah karena


dapat

menyebabkan

jaringan

kerusakan

dalam,

berikan

penghilang tekanan pada area ini


sebagai gantinya.
Secara rutin kaji status nutrisi
5

anak.
Pertahankan

Klien

parenteral Untuk

cairan

mndapatkan

atau nutrisi parenteral total sesuai

nutrisi

intruksi.

yang

adekuat,

Tantau

mempertahankan

balance cairan.
Untuk menncegah terjadi

adanya

tanda-tanda

diare

karena

intileransi

dengan

intileransi

masukan

patenteral total, terutama protein Untuk mencegah tersedak.

kalori

untuk

mempertahank
an
nitrogen
positif,

dan

menunjukkan
penambahan
BB yang tepat.
Kriteria hasil:
Bayi
mendapatkan
kalori

dan

nutrien
esensial yang
adekuat.

terapi

dan glukosa.
Kaji

laktosa.

Unutk

kesiapan

menyusu

keseimbangan

terhadap

pada

bayi

umtuk

meminimalkan

risiko aspirasi.

payudara

ibu, Untuk
khususnya kemampuan untuk
intoleransi
mengkoordinasikan menelan dan
makan.
pernafasan.

pembrian

Karena makan dengan ASI

Susukan bayi pada payudara ibu


bila

menghindari

penghisapan

kuat,

serta

dapat

mengakibatkan

penurunan BB.

menelan dan refleks muntah ada Untuk menciptakan dan


(biasanya pada usia gestasi 35
mempertahankan
laktasi
sampai 37 minggu).
sampai bayi dapat menyusu
Ikuti
protokol
unit
untuk
ASI.
meningkatkan

volume

dan

konsentrasi formula.
Gunakan

pemberian

makan

orogastrik bila bayi mudah lelah


atau

mengalami

penghisapan,

refleks muntah atau menelan yang


lemah.
6

Klien
mencapai
pertumbuhan
dan
perkembangan

Bantu ibu mengeluarkan ASI


Gunakan
berbagai
stategi Karena
pengkajian nyeri.
Gunakan skala pengkajian nyeri
hanya untuk nyeri.

berbeda
informasi

strategi

yang

meberikan
kualitaitf

dan

kuantitatif tentang nyeri.

Kaji efektifitas tindakan nyeri Pneggunaan skala ganda,

Program PendidikanProfesiNers
UniversitasRespati Yogyakarta

potensial yang

nonfarmakologis.

misalnya sebagai ukuran

Evaluasi perubahan perilaku dan

normal.
Kriteria hasil:
Bayi

anak, dapat menyebabkan

fisiologis.
adanya

perbaikan

anak kehilangan minat pada

misalnya

kepekaan

skala.

Observasi

menunjukkan

perilaku,

penambahan

berkurang,

BB

tidur,

mentap

saat melewati
fase

akut

umum terhadap perasaan

menangis, Karena beberapa tindakan

berhenti

atau

bermain

setelah

meningkatkan disstres bayi

pemberian analgesik.
Anjurkan

(misalnya mengayun) dapat

orangtua

untuk

prematur.

penyakit. Bayi

memberi tindakan kenyamanan Karena

hanya terpapar

bila memungkinkan.

perubahan-

perubahan

ini

adalah

stimulasi yang

indikator umum dari nyeri

tepat.

pada anak dan nilai khusus


dalam

mengkaji

pada

pasien nonverbal.
Karena

perilaku-perilaku

seperti

ini

petunjuk

merupakan

terbaik

untuk

nyeri yang ada sebelum


pemberian analgesik.
Karena
yang
7

Berikan nutrisi optimal.

mencapai

Berikan periode istirahat yang

dan
potensial yang
normal.
Kriteria hasil:
bayi

hanya

terpapar
stimulus yang
tepat.

penambahan

adanya

BB

yang

otak.
Untuk

sesuai usia.
Kenali

mengetahui

mantap dan pertumbuhan

teratur tanpa gangguan.


Berikan intervensi perkembangan

perkembangan

paling

adalah

tentang anak mereka.


Untuk
menjamin

Klien
pertumbuhan

orangtua

tanda-tanda

stimulasi berlebihan (flaksiditas,

menurunkan

penggunaan

kalori

dan

oksigen yang tidak perlu.

membelalak, Untuk mendapatkan tingkat


perkembangan
sesuai
memalingkan wajah dengan aktif,
dengan usia.
peka rangsang, menangis).
menguap,

Tingkatkan
bayi.

interaksi

orangtua- Sehingga

bayi

untuk istirahat.
Karena
yang

merupakan
esensial

pertumbuhan
Program PendidikanProfesiNers
UniversitasRespati Yogyakarta

dibiarkan

hal
untuk
dan

perkembangan nornal.
Untuk membantu orangtua

Klien

Prioritaskan informasi.

(keluarga)

Bersikap jujur, berespon p[ada

memahami

mendapatkan

pertanyaan dengan jawaban yang

penting

informasi

benar.

tanda

tentang
kemajuan
bayi.

berkunjung

dan

atau

menghubungi unit dengan sering.

Kriteria hasil:
orangtua
mengekspresi
kan

Dorong ibu dan ayah untuk

Tekankan aspek positif dari status


bayi.

perasaan

dan kekuatiran
mengenai bayi
dan prognosis,
serta
menunjukkan
pemahaman
dan
keterlibatan
dalam
perawatan.

Program PendidikanProfesiNers
UniversitasRespati Yogyakarta

aspek

dari

paling

perawatan,

perbaikan,

penyimpangan

atau
pada

kondisi bayi.
Untuk menciptakan

rasa

percaya.
Sehingga mereka mendapat
informasi tentang kemajuan
bayi.
Untuk

mendorong

pengharapan.

rasa

STASE KEPERAWATAN ANAK


PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS
UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA

PENGKAJIAN KEPERAWATAN PADA BAYI


Nama Perawat

: Dewita, Deka, Idham

Tanggal Pengkajian

: 31-10-2016

Jam pengkajian

: 13.00

1. Biodata :
a. Pasien
Nama
Umur
Agama
Alamat
Tanggal Masuk RS
Jam MRS
DiagnosaMedis

:
:
:
:
:
:
:

By.A
2 bulan
Islam
Mojolaban Sukoharjo
13-10-2016
22.30
Diare, Gizi Buruk

:
:
:
:
:
:
:
:

Ny.U
23th
Islam
SMP
Swasta
Sudah menikah
Mojolaban Sukoharjo
Ibu

b. Penanggung Jawab
Nama
Umur
Agama
Pendidikan
Pekerjaan
Status Pernikahan
Alamat
Hubungan dengan
klien

2. Keluhan utama :
Ny.U mengatakan anaknya diare terus menerus dan tidak mau minum.
Riwayat Penyakit Sekarang
By.A 45 SMRS mengalami diare rata-rata 15 kali lebih sehari. Ny.U mengatakan sudah
dibawa ke bidan. Setelah dibawa ke bidan Ny.U mengatakan diare sudah mau berkurang, namun

Program PendidikanProfesiNers
UniversitasRespati Yogyakarta

selang dua hari By.A kembali diare. Ny.U mengatakan diarenya sekitar lebih dari 20 kali sehari.
Frekuensi cair dan voumenya sekitar 1/3-1/4 gelas belimbing. Karena diare By.A tak kunjung
sembuh, Ny.U membawa By.A ke RSUD Dr.Moewardi pada tanggal 13-10-2016 diterima di
IGD dan kemudian dirawat di Ruang HCU Neonatus sampai sekarang.
A. Riwayat Kesehatan Masa Lalu
1. Prenatal
G1P1A0A
Kenaikan BB saat hamil : 6 kg
Pemeriksaan kehamilan :
Ny.U memeriksakan kehamilannya ke bidan di dekat rumahnya.
Imunisasi TT

Ny.U mengatakan mendapatkan imunisasi TT sebanyak 3 kali.


Penyakit yang diderita saat hamil:
Ny.U mengatakan tidak menderita penyakit serius saat hamil. Ny.U mengatakan hanya
pernah terserang batuk dan pilek.
Sikap ibu terhadap kehamilan

Ny.U merasa senang dan sangat menjaga kehamilannya.


Penggunaan Obat

Ny.U tidak menggunakan obat-obat sembarangan jika tidak dianjurkan oleh bidan atau
dokter.
Perokok

Ny.U tidak merokok.


Alkohol

Ny.U tidak mengkonsumsi alcohol.


2. Intra Natal
Tanggal persalinan

: 28-8-2016

Pukul

: 12.20

Lama kala II

: Tidak terkaji

Cara melahirkan

: Pervaginam

Tempat melahirkan

: Rumah bersalin bidan

Jenis anastesit

: Tidak terkaji

.Obat-obatan
Presentasi

: Tidak terkaji
: Tidak terjadi distosia bahu . Tidak terjadi presentasi bokong

3. Post Natal ( 24jam )


a. APGAR skor

: 5 menit pertama (

b. BBL

: 2400gram

c. PBL

: 43cm

Program PendidikanProfesiNers
UniversitasRespati Yogyakarta

5 menit kedua (

d. LK

: 32,3

e. LD

: 31 cm

f. Keadaanbayi

: Ny.U mengatakan bayi lahir dengan normal.

4. Obat-obatan yang digunakan


Tidak terkaji
5. Allergi
Ny.U mengatakan tidak mempunyai alergi terhadap obat tertentu.
6. Imunisasi danteslaboratorium
a. Imunisasi

: [ ] Ya
[ ] Tidak

NO
1.
2.
3.
4.
5.

Jenis immunisasi
BCG
DPT (I,II,III)
Polio (I,II,III,IV)
Campak
Hepatitis

Diberikan/Tidak

Reaksi setelah pemberian

Tidak ada

b. Tesdarah/screening test yang pernahdilakukan :


Tidak terkaji.
B. Riwayat Keluarga
1. Penyakit keluarga
a. Penyakit keturunan :
Klien mengatakan tidak mempunyai riwayat penyakit keturunan seperti DM,Stroke,
dan Hipertensi.
b. Kelainan kongenital

Ny.U mengatakan tidak ada anggota keluarga yang mempunyai riwayat kelainan
kongenital.

2. Genogram

Program PendidikanProfesiNers
UniversitasRespati Yogyakarta

Keterangan :
= Laki-laki

= Garis pernikahan

= Perempuan

= Garis keturunan

= Pasien

= Gariss tinggal dalam 1 rumah

3. Basic Promoting physiology of Health


1.

Aktivitas dan latihan


a. SebelumSakit
DS

: Ny.U mengatakan anaknya aktif bergerak-gerak.

b. SelamaSakit
DS

: Belum bisa dikaji

DO

: Klien bergerak aktif, tangisan kuat. Aktivitas semua dibantu oleh

perawat karena klien belum mampu.


2.

Tidur dan istirahat


a. SebelumSakit
DS

: Ny.U mengatakan anaknya tidur kurang lebih selama 16 jam.

b. SelamaSakit
DO

: Klien tampak sering tertidur dan kadang terbangun, klien tidur sekitar

kurang lebih16 jam. Klien di rawat di dalam inkubator


3.

Kenyamanan dan nyeri


a. SelamaSakit Gunakan NIPS
Data Obyektif

: Ekspresi wajah klien tidak meringis, klien tidak menangis, klien tidak

mengalami gangguan pola nafas, lengan klien rileks, tungkai klien rileks, keadaan
terangsan bangun.
4.

Nutrisi
a. SebelumSakit
DS
menghisap.

Program PendidikanProfesiNers
UniversitasRespati Yogyakarta

: Ny.U mengatakan anaknya tidak mau minum dan tidak kuat

b. SelamaSakit
DS

: Belum bisa dikaji.

DO

: Klien minum setiap 2 jam sekali, klien diberi diet F100: 8X90cc.

IMT : 9,73
BB: 1800gram TB:43cm Lila: 6cm.
1.

Cairan, ElektrolitdanAsamBasa
a. SebelumSakit
DS

: Tidak terkaji.

b. SelamaSakit
DS

: Belum bisa dikaji.

DO

: Klien terpasang infus.

IWL :16,66 x 1,8 = 29,98 cc/8jam


Balance cairan : Input-Output
: 240cc 144,98cc = 65,04cc
1.

Oksigenasi
a. SebelumSakit
DS

: Tidak terkaji

SelamaSakit
DS

: Belum dapat dikaji.

DO

: Klien terpasang oksigen nasal kanul 2lpm.

1.

EliminasiFekal/Bowel
a. Sebelum Sakit
DS

: Klien mengalami diare setiap hari lebih dari 20 kali. Frekuensi cair.

Volume 1/3-1/4 gelas belimbing


b. Selama Sakit
DS

: Belum bisa dikaji

DO

: BAB klien cair, warna kekuningan , bau khas feses. Frekuensi tidak

diketahui. Klien memakai diapers.


1.

Eliminasi urin
a. SebelumSakit
DS

: Tidak terkaji

b. SelamaSakit
DS

: Belum bisa dikaji

DO

: BAK warna kekuningan, bau khas urine, klien terpasang diaper.

1.

Sensori, persepsi dan kognitif


a. Sebelum Sakit

Program PendidikanProfesiNers
UniversitasRespati Yogyakarta

DS

: Ny. U mengatakan anaknya sering dititipkan dirumah ibunya.

b. SelamaSakit
DS

: Ny.U mengatakan bingung dengan kondisi anaknya

DO

: Ny.U jarang berkunjung ke HCU dan lebih sering mengamati

anaknya dari luar ruangan.


4. PemeriksaanFisik :
a. KeadaanUmum :
Kesadaran

: 5S

PCS

Vital Sign

:
Nadi

: Frekuensi

: 128x/mnt

Irama : Regular
Kekuatan/isi : Kuat
Respirasi

: Frekuensi

:49x/mnt

Irama : Reguler
Suhu

:36,6oC

b. Kepala :
Kulit Kepala : Kulit kepala klien bersih,tidak berketombe.
Rambut

: Rambut klien hitam dan lurus.

Muka

: Wajah klien tampak kurus dan cekung (old man face).

Mata

: Sklera berwarna putih, palpebra tidak bengkak.

Hidung

: Tidak terdapat septum deviasi, tidak epistaksis.

Mulut

: Tidak terdapat labiopalatoskisis, mukosa bibir kering.

Telinga

: Telinga klien simetris.

c. Leher

: Tidak terjadi pembesaran kelenjar tiroid.

d. Punggung

: Reflek gallant bayi mengikuti arah sentuhan.

e. Dada

: Bentuk

1) Pulmo

2) Cor

: Simetris, iga terlihat gambang.

: Inspeksi : Pengembangan dada kanan dan kiri sama


Palpasi : Fremitus raba kanan sama dengan kiri
Perkusi : Sonor/Sonor
Auskultasi : Suara lapang paru vesikuler, bronchus vesikuler.
: Inspeksi : Tidak terdapat lesi, IC terlihat
Palpasi : Ictus Cordis teraba di ICS V
Perkusi : Redup
Auskultasi : S1 S2 reguler

f. Abdomen
Inspeksi
Auskultasi
Palpasi
Perkusi

: Tidak ada distensi dinding perut.


: Terdapat bising usus 38x/menit
: Tidak ada acites
: Hipertimpani

Program PendidikanProfesiNers
UniversitasRespati Yogyakarta

g. Genetalia
DS
DO

: Belum bisa dikaji.


: Tidak terjadi kelainan seperti epispadia ataupun hipospadia

h. Rectum

DS
DO

: Belum bisa dikaji.


: Tidak terdapat kelainan bentuk rectum pada klien.

i. Ektremitas

DS
DO
j. Refleks Primitif

: Belum bisa dikaji.


: Tidak tampak kelainan ekstremitas atas maupun bawah.

Moro : klien terkejut.


Menghisap : klien mampu menghisap
Palmar: klien mampu menggengam
Rooting: klien mencari arah sentuhan
Balbinski: klien menggerakan jari jarinya

5. PemeriksaanPenunjang :
(Hasil pemeriksaan laboratorium, radiology, EKG,EEG dll)
Pemeriksaan Laboratorium :
Tanggal :2-11-2-16 Jam :10.55
JenisPemeriksaan
HEMATOLOGI

Hasil

Harga Normal

Satuan

Interpretasihasil

Hemoglobin

10.6

10.3-17.9

g/dl

Normal

Hematokrit

37

31-59

Normal

Leukosit

20.9

5.0-19.5

ribu/dl

Rendah

Trombosit

392

150-450

ribu/dl

Normal

RUTIN

Program PendidikanProfesiNers
UniversitasRespati Yogyakarta

Eritrosit

3.85

32.0-5.60

juta/dl

Normal

MCV

94.8

80.0-96.0

/um

Normal

MCH

27.6

28.0-33.0

Pg

Rendah

MCHC

29.1

33.0-36.0

g/dl

Rendah

RDW

20.3

11.6-14.6

Tinggi

HDW

4.3

2.2-3.2

g/dl

Tinggi

MPV

11.0

7.2-11.1

fl

Normal

PDW

55

25-65

Normal

Erisinofil

0.30

0.00-4.00

Normal

Basofil

0.20

0.00-1.00

Normal

Netrofil

61.70

18.00-74.00

Normal

Limfosit

23.30

60.00-66.00

Rendah

Monosit

10.60

0.00-6.00

Tinggi

LUC/AMC

4.00

Normal

Glukosa Darah Sewaktu

72

50-80

mg/dl

Normal

SGOT

31

<35

u/l

Normal

INDEX ERITROSIT

HITUNG JENIS

KIMIA KLINIK

PemeriksaanRadiologi, EKG,EEG
Tanggal :, Jam :..
JenisPemeriksaan

HasilBacaan

6. TerapiMedis :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.

Diet ASI 5-10 ml/3 jam


Infus D 12,5 D NS 98 ml + D-40 27ml
Infus aminosteril 6% (4gr/kgbb/hr)
Infus lipofundin 20% (2gr/kgBB/hr)
Injeksi Meropenem (20mg/kgBB/8jam)
Injeksi dobutamin ( mcg/kgBB/menit)
Bisoprolol 2 x 0,1 mg p.o
Nystatin drop 1 ml/8 jam p.o

Program PendidikanProfesiNers
UniversitasRespati Yogyakarta

Kesan

Interpretasihasil

STASE KEPERAWATAN ANAK


PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS
UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA
ANALISA DATA
Nama klien

: By.A

No. Register

Umur

: 2bulan

DiagnosaMedis : Gizi Buruk, Diare

Ruang Rawat : HCU Neonatus


TGL/JAM
DATA FOKUS
31 Okt 2016 DS:
mengatakan

Alamat

Ny.U

diare lebih dari 15 kali sehari.


Ny.U mengatakan anaknya

:
: Mojolaban
ETIOLOGI

PROBLEM

Malabsorpsi

Diare

Faktor biologis

Ketidaseimbangan

anaknya

tidak mau minum.


DO:
-

BAB cair, bau khas feses ,

warna kuning.
Mukosa bibir klien kering.

Ny.U

DS:
31 Okt 2016

mengatakan

anaknya

tidak mau minum dan tidak

Nutrisi : Kurang dari

kuat menghisap.

Kebutuhan Tubuh

DO:
-

Klien minum setiap 2 jam


sekali, klien diberi diet F100:
8X90cc.

IMT : 9,73
BB: 1800gram TB:43cm Lila: 6cm.
31 Okt 2016

DS :
-

Ny. U mengatakan anaknya


sering dititipkan dirumah
ibunya.

DO :
-

Ny.U jarang berkunjung ke

HCU
Ny. U lebih sering mengamati
anaknya dari luar ruangan.

Program PendidikanProfesiNers
UniversitasRespati Yogyakarta

Kendala Fisik (Bayi

Risiko Gangguan

dalam inkubator)

Perlekatan

Program PendidikanProfesiNers
UniversitasRespati Yogyakarta

PRIORITAS DIAGNOSA
1.
2.
3.

Diare b.d malabsorbsi


Ketidakseimbangan Nutrisi : Kurang dari kebutuhan tubuh b.d faktor biologis
Risiko gangguan perlekatan b.d Kendala fisik ( Bayi dalam in kubator)

Program PendidikanProfesiNers
UniversitasRespati Yogyakarta

STASE KEPERAWATAN ANAK


PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS
UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA
RENCANA TINDAKAN

Program PendidikanProfesiNers
UniversitasRespati Yogyakarta

Nama klien

: By.A

No. Register

Umur

: 2bulan

DiagnosaMedis : Gizi Buruk, Diare

Ruang Rawat : HCU Neonatus


No
Diagnosa
1

Keperawatan
Diare

Alamat
Tujuan&

:
: Mojolaban
Intervensi

KriteriaHasil
Setelah dilakukan tindakan

Rasionalisasi

NIC: Manajemen

keperawatan selama 3x24

Diare (0460)

1.Untuk

1.

dapat berkurang dengan

Monitor tanda dan atau tidak.

kriteria hasil :

gejala diare.

2.Untuk

NOC : Kontinensi Usus

2.

meringankan kerja

(0500)

Berikan klien nutrisi perut klien.

1.

dalam porsi kecil tapi 3.Untuk

Minum cairan secara adekuat

sering dan tingkatkan mengetahui

skala

(jarang

diare masih terjadi

secara bertahap.

keseimbangan

menunjukkan) ditngkatkan

3.

cairan klien.

menjadi skala 4 (sering

Ukur

menunjukkan).

pencernaan klien.

mengurangi diare

4.

pada klien.

2.
Diare

yang

dialami

ditingkatkan
1(

secara

Kolaborasi

skala

pemberian

konsisten

pada klien.

menunjukkan)
skala

diare/output 4. Untuk membantu

klien

dari

/TTD
Dewita

mengetahui apakah

jam, diharapkan diare klien

dari

Nama

antidiare

menjadi

(jarang

menunjukkan)
NOC : Status Nutrisi
(1004)
3.
Rasio berat badan klien dari
skala

(sangat

menyimpang dari rentang


normal)

ditingkatkan

menjadi skala 4 (sedikit


menyimpang dari rentang
Ketidak

normal.

1. Mengetahui berat

seimbangan

badan klien

nutrisi : Nutrisi

NIC : Manajemen

2. Mengetahui

Nutrisi (1100)

adanya penurunn

kurang dari

Setelah dilakukan tindakan

kebutuhan

keperawatan selama 3x24

1.

tubuh.

jam diharapakn nutrisi klien

Ukur

terpenuhi dengan kriteria


hasil :
Program PendidikanProfesiNers
NOC:
UniversitasRespati Yogyakarta

1.

atau peningkatan
berat

klien.
2.

Status Nutrisi Bayi


Intake

nutrisi

klien dari skala 1(tidak

badan berat badan


3. Mengetahui
adanya tanda

Monitor
perubahan
badan.

adanya tandan dehidrasi


berat 4. Mengetahui
jumlah

Deka

STASE KEPERAWATAN ANAK


CATATAN

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA
PERKEMBANGAN I
Nama klien

: By.A

No. Register

Umur

: 2bulan

DiagnosaMedis : Gizi Buruk, Diare

Ruang Rawat : HCU Neonatus


No
Tanggal
Jam
Dx
1
1-11-2016 8.00

Alamat

:
: Mojolaban

Implementasi

Evaluasi

1.
Monitor

9.00

/TTD

1-11-2016 : 14.00
tanda

dan S: Belum bisa dikaji

gejala diare.

O: Klien tampak masih diare.

2.

Feses cair.

Memberi

Nama

kan

Dewita

susu Mukosa bibir klien kering

secraa bertahap

Minum klien tidak adekuat


A: Tujuan belum tercapai
P: Lanjutkan intervensi

1-11-2016

9.15

1-11-2016 : 14.00
S: Belum dapat dikaji
1.

O: Berat badan klien 1680

Menimbang klien

gram

2.

Berat badan klien menurun

Memonitor

Dewita

adanya dari 1800.

perubahan berat badan Klien tidak mau minum.


atau tidak

Klien terlihat lemas.


A: Tujuan belum tercapai
P: Lanjutkan intervensi

1-11-2016

8.30

1-11-2016 : 14.00
S: Belum bisa dikaji
O: Orang tua tidak datang ke
tempat perawatan.

Program PendidikanProfesiNers
UniversitasRespati Yogyakarta

1. Mengobservasi

Klien mendapat susu melalui

kedatangan orang tua ke

botol.

tempat perawatan

A: Tujuan belum tercapai

2. Mengajarkan cara

P:Lanjutkan intervensi.

Dewita

menyusui yang baik dan


benar.

Program PendidikanProfesiNers
UniversitasRespati Yogyakarta

CATATAN PERKEMBANGAN II
Nama klien

: By.A

No. Register

Umur

: 2bulan

DiagnosaMedis : Gizi Buruk, Diare

Ruang Rawat : HCU Neonatus


No
Tanggal
Jam
Dx
1
2-11-2016
15.00

Alamat

: Mojolaban

Implementasi
1. Monitor

Evaluasi

tanda

dan

gejala diare.
15.10

2. Memberi

/TTD

2-11-2016 : 21.00
S: Belum bisa dikaji

kan

susu O: Klien tampak masih

secara bertahap
15.35

Nama

diare.

3. Mengkaji turgor kulit

Deka

Feses cair.
Mukosa bibir klien kering
Minum klien tidak adekuat
Turgor kulit elastis
Klien mendapat susu diet
F100 setiap 2 jam seklai.
A: Tujuan belum tercapai
P: Lanjutkan intervensi

2-11-2016

14.30

1. Menimbang klien

14.35

2. Memonitor

2-11-2016 : 21.00
adanya S: Belum dapat dikaji

perubahan berat badan O: Berat badan klien


15.20
15.36

atau tidak
3. Memonitor mual muntah

1710gram

Dewita

Berat badan klien

4. Menjaga kehangatan bayi meningkat


di inkubator
5. Mengatur posisi bayi

Klien belum mau


menghisap secara adekuat
Klien rawat di inkubator
A: Tujuan belum tercapai
P: Lanjutkan intervensi

2-11-2016

16.30

Program PendidikanProfesiNers
UniversitasRespati Yogyakarta

1. Mengobservasi kedatangan

2-11-2016 : 21.00

orang tua ke tempat

S: Belum bisa dikaji

perawatan

O: Orang tua belum datang

2. Mengajarkan cara

ke tempat perawatan.

menyusui yang baik dan

Klien mendapat susu

benar.

melalui botol.

Deka

Klien mau menghisap.


Semua aktvitas klien
dibantu peawat.
A: Tujuan belum tercapai
P:Lanjutkan intervensi.

Program PendidikanProfesiNers
UniversitasRespati Yogyakarta

Format Pengkajian
Stase Keperawatan Anak

CATATAN PERKEMBANGAN III


Nama klien

: By.A

No. Register

Umur

: 2bulan

DiagnosaMedis : Gizi Buruk, Diare

Ruang Rawat : HCU Neonatus


No
Tanggal
Jam
Dx
1
3-11-2016
09.00

Alamat

: Mojolaban

Implementasi
1. Monitor

Evaluasi

tanda

dan

gejala diare.
09.10

2. Memberi

/TTD

3-11-2016 : 14.00
S: Belum bisa dikaji

kan

susu O: Klien tampak masih

secara bertahap
09.35

Nama

diare.

3. Mengkaji turgor kulit

Idham

Feses cair.
Mukosa bibir klien kering
Minum klien tidak adekuat
Turgor kulit elastis
Klien mendapat susu diet
F100 setiap 2 jam seklai.
A: Tujuan belum tercapai
P: Lanjutkan intervensi

3-11-2016

09.30

1. Menimbang klien

09.35

2. Memonitor

2-11-2016 : 14.00
adanya S: Belum dapat dikaji

perubahan berat badan O: Berat badan klien 1800


atau tidak

gram

09.20

3. Memonitor mual muntah

09.36

4. Menjaga kehangatan bayi meningkat


di inkubator

Deka

Berat badan klien


Klien mau menghisap

5. Mengatur posisi bayi

dengan kuat
Klien rawat di inkubator
A: Tujuan belum tercapai
P: Lanjutkan intervensi

3-11-2016

09.30

11.00

1. Mengobservasi kedatangan

3-11-2016 : 21.00

orang tua ke tempat

S: Ny. U mengatakan akan

perawatan

merawat dan memberikan

2. Mengajarkan cara

ASI kepada anaknya.

menyusui yang baik dan

O: Ny.U tampak datang ke

benar.

HCU Nenonatus.
Klien mendapat ASI dari

Program PendidikanProfesiNers
UniversitasRespati Yogyakarta

33

Deka

Format Pengkajian
Stase Keperawatan Anak

ibunya, namun tidak


maksimal.
Klien mau menghisap.
Semua aktvitas klien
dibantu peawat.
A: Tujuan tercapai
P:Hentikan intervensi.

Program PendidikanProfesiNers
UniversitasRespati Yogyakarta

34

Format Pengkajian
Stase Keperawatan Anak

Program PendidikanProfesiNers
UniversitasRespati Yogyakarta

35

Format Pengkajian
Stase Keperawatan Anak

BAB IV
PEMBAHASAN
Dalam bab ini kelompok akan membahas tentang Asuhan keperawatan pada
By.A dengan diare,gizi buruk. Pembahasan ini di buat berdasarkan landasan teoritis
dan pengamatan langsung pada pasien dengan pendekatan proses keperawatan yang
meliputi : pengkajian , diagnosa keperawatan , perencanaan, pelaksanaan dan
evaluasi.
a.

Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap awal dari proses keperawatan, dimana
penulis berusaha mengkaji sacara menyeluruh terhadap bayi baru lahir normal.
Dalam pengkajian langsung terhadap By.A, kelompok mendapatkan data yaitu
BB: 2400 gr, PB: 43 cm, LD: 31cm,LK: 32,3 cm , anus ada, bayi tampak
menangis terus dan kuat.
Adapun secara teori, tanda-tanda bayi lahir normal cukup bulan adalah :
BB 2500-4000 gram, PB :44 55 cm, LD : 30 36, LK :33 35,6 cm, tidak
ada kelainan bawaan, apgar score 7 10, tali pusat putih dan bergelatin,
mengandung dua arteri dan satu vena. Tidak terdapat perbedaan antara konsep
teori dan pengamatan kasus di lapangan.

b.

Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan hasil pengkajian yang penulis lakukan terdapat 3 Diagnosa
keperawatan yaitu : Diare b.d malabsorbsi, Ketidakseimbangan nutrisi : kurang
dari kebutuhan tubuh b.d faktor biologis, Risiko gangguan perlekatan b.d
kendala fisik (Bayi dalam incubator).
Adapun perbedaan masalah keperawatan berdasarkan tinjauan teoritis dan
pengamatan langsung pada pasien adalah dimana pengamatan langsung pada
bayi normal cukup bulan, tidak ditemukannya masalah keperawatan risiko
tinggi terjadinya kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan stressor
prenatal. Ini dikarenakan bayi tidak mengalami asfeksia.

Program PendidikanProfesiNers
UniversitasRespati Yogyakarta

36

Format Pengkajian
Stase Keperawatan Anak

c.

Perencanan
Tahap perencanaan merupakan tahap lanjut dalam diagnosa keperawatan
dalam rangka mengatasi masalah yang timbul , perlu disusun suatu rencana
tindakan keperawatan yang tepat dan rasional. Untuk itu dibuat suatu
perencanaan dengan menentukan tujuan, rencana tindakan dan evaluasi sesuai
dengan prioritas masalah , keadaan pasien dan fasilitas di RS.

d.

Pelaksanaan Keperawatan
Pada pelaksanaan keperawatan ini , kelompok telah berusaha melakukan
asuhan keperawatan sesuai dengan rencana yang dibuat disesuaikan dengan
teori yang ada serta kondisi pasien . Dalam pelaksanaan tindakan keperawatan
ini dapat berjalan dengan baik karna terjalinnya kerja sama yang baik antara
keluarga dengan perawat ruangan, serta tim kesehatan lainnya, sehingga asuhan
keperawatan yang penulis lakukan, tindakan dan respon dari pasien tersebut di
dokumentasikan pada catatan perawatan.

e.

Evaluasi
Merupakan fase akhir dari proses keperawatan. Ini dilakukan untuk
menilai keberhasilan atau mengetahui apakah masalah yang ada sudah teratasi
sesuai dengan tujuan yang diharapkan.
Pada tahap ini dari 3 masalah keperawatan yang terjadi : hanya satu
masalah dapat teratasi yaitu masalah risiko gangguan perlekatan b.d kendala
fisik (Bayi dalam incubator)

Program PendidikanProfesiNers
UniversitasRespati Yogyakarta

37

Format Pengkajian
Stase Keperawatan Anak

BAB V
PENUTUP
A.

Kesimpulan
Bayi berat badan lahir rendah (Bayi BBLR) adalah bayi dengan berat
badan lahir kurang dari 2500 gram pada waktu lahir.
Berdasarkan hasil pemeriksaan langsung saat menerima By.A, kelompok
mendapatkan data yaitu BB: 2400 gr, PB: 43 cm, LD: 31cm, LK: 32,3 cm ,
anus ada, bayi tampak menangis terus dan kuat.
Adapun masalah yang muncul dalam kasus ini, diantaranya :
1.
2.
3.

B.

Diare b.d Malabsorbsi


Ketidakseimbangan Nutrisi : Kuraang dari kebutuhan tubuh b.d faktor
biologis
Risiko gangguan perlekatan b.d kendala fisik

Saran.
Berdasarkan pengalaman kelompok selama praktek di lapangan khususnya
diruangan HCU NEONATUS RS Moewardi Surakarta, maka penulis ingin
menyampaikan saran-saran sebagai berikut :
1.

Diharapkan kerja sama yang sudah cukup baik antara perawat dengan tim
kesehatan lain dan keluarga pasien dapat tetap dipertahankan dan
ditingkatkan.

2.

Diharapkan

kepada

Ny.U

agar

selalu

merawat,

memperhatikan

perkembangan bayinya dan membawa anaknya untuk control secara


teratur ke petugas pelayanan kesehatan agar dapat mengetahui dan
mengawasi pertumbuhan dan perkembangan anaknya serta memberikan
ASI sebagai makanan/nutrisi utama bagi bayinya.

Program PendidikanProfesiNers
UniversitasRespati Yogyakarta

38

Format Pengkajian
Stase Keperawatan Anak

DAFTAR PUSTAKA
1. Adriansz George, dkk. 2010. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan
Maternal dan Neonatal. Edisi 1. YBP-SP: Jakarta.
2. A.H Markum. (2002). Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta : FKUI
3. Betz, C.L., Sowden, L.A. 2008. Keperawatan Pediatrik. Edisi 3. EGC.
Jakarta
4. Kliegman, R. 2007. Nelson: Ilmu Kesehatan Anak. Jilid I. EGC. Jakarta
5. Merenstein, G.B. et all. 2006. Buku Pegangan Pediatri. Edisi 17. Widya
Medika. Jakarta
6. Sofian, Amru. 2012. Rustam Mochtar Sinopsis Obstetri: Obstetri Operatif
Obstetri Social. Edisi 8. Volume 1,2,3. EGC: Jakarta.

Program PendidikanProfesiNers
UniversitasRespati Yogyakarta

39

Format Pengkajian
Stase Keperawatan Anak

Program PendidikanProfesiNers
UniversitasRespati Yogyakarta

40

Anda mungkin juga menyukai