Disusun Oleh :
Putu Ayu Dewita Azhylia
16160017
Deka Saputra
16160034
Idham Ramadhan
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi yang lahir dengan berat badan lahir
kurang dari 2500 gram. Pertumbuhan dan pematangan (maturasi) organ dan alat-alat tubuh
belum sempurna. BBLR akibatnya sering mengalami komplikasi dan sering berujung pada
kematian (Harsono, 2011). BBLR biasanya memerlukan perawatan yang sangat istimewa
dimana memerlukan inkubator dan dalam pengawasan ketat di ruang Neonatal Intensive Care
Unit (NICU). Bayi berat lahir rendah dengan tubuh yang kecil sangat sensitif terhadap
perubahan suhu, oleh karena itulah bayi perlu dimasukkan ke dalam inkubator yang telah
diatur kesetabilan suhunya (Proverawati, 2010).
Bayi berat lahir rendah belum dapat mengatur suhu tubuhnya dengan sempurna dalam
menghadapi perubahan lingkungan dari kehidupan intra uterin ke kehidupan ekstra uterin yang
suhunya lebih tinggi. Suhu dingin menyebabkan berat lahir rendah menggunakan cadangan
lemak coklat untuk mengasilkan panas. Bayi berat lahir rendah memiliki jaringan lemak
subkutan, lemak coklat, dan penyimpanan glikogen yang rendah sehingga berisiko mengalami
masalah ketidakstabilan suhu (Merenstein & Gardner, 2012).
Bobak (2005) juga mengungkapkan bahwa bayi berat lahir rendah memiliki lebih sedikit
massa otot, lebih sedikit lemak coklat, lebih sedikit lemak subkutan untuk menyimpan panas,
dan sedikit kemampuan untuk mengontrol kapiler kulit dan mengakibatkan BBLR mudah
mengalami kehilangan panas tubuh dan berisiko terjadi hipotermia. Bayi berat lahir rendah
karenanya memerlukan perhatian khusus untuk mempertahankan suhu tubuhnya. Hasil
penelitian Miller, Lee, dan Gould (2011) tentang hipotermia pada BBLR. Hipotermia banyak
terjadi pada BBLR dan dikaitkan dengan perdarahan intra ventrikuler dan kematian. Penelitian
lain yang dilakukan oleh Knobel, Holdith, Davis, Schwartz, dan Wimmer, (2009) tentang
vasokontriksi perifer pada Bayi berat lahir rendah ekstrim menunjukkan bahwa suhu tubuh
menurun selama 12 jam pertama kehidupan.
Masalah pengaturan suhu yang masih rendah, bayi berat lahir rendah memiliki daya
tahan tubuh yang masih lemah dan pembentukan antibodi belum sempurna sehingga
perlindungan terhadap infeksi sangat penting bagi semua bayi baru lahir. Peningkatan suhu
tubuh menunjukkan tanda adanya infeksi. Suhu tubuh yang tidak stabil juga merupakan tanda
adanya infeksi, sehingga tindakan yang harus dilakukan adalah menghindari terjadinya
kehilangan panas. Wilson (2007) mengatakan bahwa bayi prematur dan bayi sakit lebih peka
terhadap infeksi.
Air susu ibu adalah nutrisi yang paling penting bagi bayi berat lahir rendah. Masalah
nutrisi termasuk salah satu masalah yang serius pada bayi berat lahir rendah. Bayi yang
semakin imatur, semakin besar permasalah nutrisi yang mungkin terjadi (Wong, 2009).
Kebutuhan nutrisi bayi prematur berbeda dengan bayi cukup bulan, yang ditentukan oleh usia
Program PendidikanProfesiNers
UniversitasRespati Yogyakarta
kehamilan, derajat retardasi pertumbuhan, usia postnatal, dan penyakit yang menyertai (Steer
dalam Boxwell, 2009). Pemenuhan kebutuhan nutrisi yang optimal merupakan hal yang
penting dalam manajemen BBLR dan preterm. Intake nutrisi yang adekuat penting untuk
mempertahankan suhu tubuh. Penurunan suhu tubuh menyebabkan BBLR meningkatkan
metabolismenya dan penggunaan oksigen serta kalori untuk memproduksi panas.
Kelahiran bayi dengan bayi berat lahir rendah hingga saat ini masih merupakan masalah
diseluruh dunia, karena merupakan penyebab kesakitan dan kematian pada masa bayi baru
lahir (WHO, 2007). Menurut Riskesdas (2007) dalam Pramono (2006) penyebab kematian
bayi baru lahir 0-6 hari di Indonesia adalah prematuritas dan bayi berat lahir rendah 12,8%.
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 02 November 2016 di
ruang HCU Neonatus RSUD Dr. Moewardi Surakarta di dapatkan bayi dengan berat badan
lahir rendah dalam satu bulan terakhir pada bulan Oktober 2016 sebanyak 23 pasien.
B.
TUJUAN
1.
Tujuan Umum
Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada bayi A dengan Bayi Berat Lahir Rendah
(BBLR) di RSUD Dr. Moewardi Surakarta.
2.
Tujuan Khusus
a.
b.
c.
Mampu memberikan asuhan keperawatan pada anak dengan Bayi Berat Lahir
Rendah (BBLR)
d.
Program PendidikanProfesiNers
UniversitasRespati Yogyakarta
BAB II
TINAJAUN TEORI
A.
Pengertian
Bayi berat badan lahir rendah (Bayi BBLR) adalah bayi dengan berat badan lahir kurang
dari 2500 gram pada waktu lahir (Sofian, 2012).
Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi baru lahir yang berat badannya kurang
dari 2500 gram tanpa memperhatikan usia gestasi (Betz, C.L., Sowden, L.A. 2008).
Bayi yang lahir dengan BB di bawah 10% pada kurva pertumbuhan intrauterine, bayi
tersebut dapat lahir pada kondisi preterm, term, atau postterm (Adriansz George, dkk. 2010).
Klasifikasi bayi berat badan lahir rendah dibedakan menjadi:
1.
berat badan untuk masa gestasi itu, atau biasa disebut neonatus kurang bulan sesuai
untuk masa kehamilan (NKB-SMK).
b.
mengalami retardasi pertumbuhan intra uterin dan merupakan bayi yang kecil untuk
masa kehamilannya tersebut (KMK). Berat badan kurang dari seharusnya yaitu dibawah
persentil ke-10 (kurva pertumbuhan intra uterin Usher Lubchenco) atau dibawah 2
Standar Deviasi (SD) (kurva pertumbuhan intra uterin Usher dan Mc. Lean).
2.
Berkaitan dengan penanganan dan harapan hidupnya, bayi berat lahir rendah
dibedakan dalam:
a.
b.
Bayi Berat Lahir Sangat Rendah (BBLSR), berat lahir < 1500 gram.
c.
Bayi Berat Lahir Ekstrim rendah (BBLER), berat lahir < 1000 gram.
3.
Kecil Masa Kehamilan (KMK) yaitu jika bayi lahir dengan BB dibawah persentil
ke-10 kurva pertumbuhan janin.
b.
Sesuai Masa Kehamilan (SMK) yaitu jika bayi lahir dengan BB diantara persentil
ke-10 dan ke-90 kurva pertumbuhan janin.
c.
Besar Masa Kehamilan (BMK) yaitu jika bayi lahir dengan BB diatas persentil ke90 pada kurvapertumbuhan janin.
B.
Etiologi
1.
Faktor Ibu
1).
Program PendidikanProfesiNers
UniversitasRespati Yogyakarta
2).
3).
Ras.
4).
Infertilitas.
5).
6).
7).
8).
9).
10).
11).
12).
13).
14).
Keadaan sosial ekonomi (status gizi dan pengawasan ANC yang kurang
baik).
b.
c.
Faktor Placenta
1)
Penyakit vaskuler.
2)
Kehamilan ganda.
3)
Malformasi.
4)
Tumor.
5)
Plasenta privea
Faktor Janin
1)
Kelainan kromosom.
2)
Malformasi.
3)
2.
4)
Kehamilan ganda.
5)
Dismaturitas/ Bayi Kecil Masa Kehamilan/ Retardasi pertumbuhan janin intra uterin/
Intrauterine Growth Retardation (IUGR).
Penyebab dismaturitas ialah setiap keadaan yang mengganggu pertukaran zat
antara ibu dan janin.
C.
1.
dada 30 Cm, lingkar kepala 33 Cm, Pernapasan 40 50 kali / menit, Nadi 100 140
kali / menit
2.
Program PendidikanProfesiNers
UniversitasRespati Yogyakarta
3.
4.
2.
3.
4.
Sistem pernafasan belum matur terutama paruparu menyebabkan mudah terkena penyakit membran hyalin.
5.
Immaturitas
hepar
sehingga
metabolisme
Pathway
(Terlampir)
Pemeriksaan Penunjang
1.
Radiologi
a.
b.
2.
Laboratorium
a.
Darah rutin
b.
c.
d.
e.
2)
Program PendidikanProfesiNers
UniversitasRespati Yogyakarta
3)
F.
G.
f.
g.
h.
i.
Penatalaksanaan Medis
1. Resusitasi yang adekuat, pengaturan suhu, terapi oksigen
2. Pengawasan terhadap PDA (Patent Ductus Arteriosus)
3. Keseimbangan cairan dan elektrolit, pemberian nutrisi yang cukup
4. Pengelolaan hiperbilirubinemia, penanganan infeksi dengan antibiotik yang tepat
Asuhan Keperawatan
1.
Pengkajian umum
a.
Dengan menggunakan timbangan elektronik, timbang setiap hari, atau lebih sering
apabila diinstruksikan.
b.
c.
d.
e.
Gambarkan adanya tanda disstres: warna buruk, mulut terbuka, kepala teranggukangguk, meringis, alis berkerut.
2.
Pengkajian pernafasan
a.
b.
c.
d.
Auskultasi dan gambarkan bunyi pernafasan: stridor, krekels, mengi, ronki basah,
area yang tidak ada bunyinya, mengorok, penurunan udara masuk, keseimbangan
bunyi nafas.
e.
f.
g.
h.
Tentukan saturasi oksigen dengan oksimetri nadi dan tekanan parsial oksigen dan
karbon dioksida dengan oksigen transkutan dan karbondioksida transkutan.
3.
Pengkajian kardiovaskular
a.
b.
Program PendidikanProfesiNers
UniversitasRespati Yogyakarta
c.
Tentukan titik intensitas maksimum, titik di mana bunyi dan palpasi denyut jantung
yang terkeras (perubahan pada titik intensitas maksimum dapat menunjukkan
pergeseran mediastinal).
d.
e.
f.
4.
g.
Gambarkan nadi perifer, pengisian kapiler (< 2 3 detik), perfusi perifer mottling.
h.
Gambarkan monitor, parameternya, dan apakah alarm berada pada posisi on.
Pengkajian gastrointestinal
a.
b.
c.
d.
Gambarkan jumlah, warna, dan konsistensi feses, periksa adanya darah samar dan
atau penurunan substansibila diinstruksikan atau diindikasikan dengan tampilan
feses.
e.
5.
6.
Pengkajian genitourinaria
a.
b.
c.
Pengkajian neurologis-muskuloskeletal
a.
b.
c.
d.
7.
8.
Pengkajian suhu
a.
b.
Pengkajian kulit
a.
Gambarkan adanya perubahan warna, area kemerahan, tanda iritasi, lepuh, abrasi
atau area gundul, khususnya di mana alat pemantau, infus, atau alat lain lontak
Program PendidikanProfesiNers
UniversitasRespati Yogyakarta
dengan kulit, periksa juga dan perhatikan adanya preparat kulit yang digunakan
(misal plester,, providin-iodin).
b.
Tentukan tekstur dan turgor kulit: kering, halus, pecah-pecah, terkelupas, dll.
c.
d.
Tentukan apakah kateter infus intravena atau jarum berada pada tempatnya dan
amati adanya tanda-tanda infiltrasi.
e.
Gambarkan jalur pemadangn kateter infus intravena, jenis (arteri, vena, perifer,
umbilikus, sentral, vena sentral perifer), jenis infus (obat, salin, dekstrosa,
elektrolit, lemak, nutrisi parenteral total), jenis pompa infus dan frekuensi aliran,
jenis jarum (kupu=kupu, kateter), tampilan area insersi.
2.
3.
Stres otonomik
a.
Akrosianosis.
b.
c.
b.
c.
Perubahan perilaku
a.
b.
c.
d.
Cegukan.
e.
Bersin.
f.
Menguap.
g.
Pola nafas tidak efektif b.d imaturitas paru dan neorumuskular, penurunan energi, dan
keletihan.
2.
Termoregulasi tidak efektif b.d kontrol suhu yang imatur dan penurunan lemak tubuh
subkutan.
3.
4.
Risiko gangguan integritas kulit b.d struktur kulit imatur, imobilitas, penurunan status
nutrisi, prosedur invasif.
5.
6.
Program PendidikanProfesiNers
UniversitasRespati Yogyakarta
7.
8.
Perubahan proses keluarga b.d krisis situasi, gangguan proses kedekatan orangtua.
Rencana keperawatan
No
Tujuan
1
Klien
Intervensi
Rasional
Posisi untuk pertukaran udara telungkup:
posisi
menunjukkan
yang
oksigenasi
menghasilkan
perbaikan
oksigenasi,
pembrian
yang adekuat.
Kriteria hasil:
lebih
jalan
posisi mengendus
mengatur
nafas
tetap paten
optimal,
seperti
posisi
ini
baik,
dan
pola
lebih
tidur.
Lakukan pengisapan.
Gunakan
teknik
nafas.
penghisapan
yang tepat.
Gunakan teknik pengisapan duaorang.
diameter trakhea.
Untuk
dari
penggunaan
posisi
Trendelenburg.
tepat
menyebabkan
atau miring.
suhu
nasofaring, trahkea,
menghilangkan
kerusakan
lingkungan
infeksi,
jalan
penumothoraks,
yang netral.
dapat
nafas,
dan
hemoragi intraventrikuler.
Karena
asisten
dapat
memberikan
hiperoksigenasi
dengan
Drainage
pustural
mempermudah
drainage
sekret.
Karena
ini
akan
menyebabkan peningkatan
TIK
dan
menurunkan
atau
yang
menghemat
penggunaan oksigen.
2
Klien
mempertahank
an suhu tubuh
stabil.
Atur
Kriteria hasil:
kontrol
Suhu
aksila
kebutuhan.
bayi
tetap
dalam rentang
normal untuk
usia
Klien
servokontrol
suhu
tidak
udara
sesuai
bayi
dalam
nosokomial.
bayi .
tanda-tanda
mencuci
tangan
menentukan
euglikemia.
bahwa
semua
alat
atau steril.
Cegah personel dengan infeksi
infeksi
saluran
pernafasan
nosokomial.
infeksi
menular
mengadakan
atas
agar
kontak
atau
langsung
institusional.
bayi.
dengan bayi.
infeksi
meminimalkan
Untuk
Padstikan
panas
radian langsung.
menunjukkan
kehilangan
suhu Untuk
dengan
infeksi
tidak
menurunkan
kehilangan panas.
Untuk
bila tepat.
Periksa
mempertahankan
perawatan
bayi
Untuk
atau
menunjukkan
Kriteria hasil:
Untuk
hubungannya
pascakonsepsi.
unit
mempertahankan
nosokomial.
kebijakan Untuk
mematikan
agen
infeksius.
terapi
nosokomial.
antibiotik
sesuai
instruksi.
Pastikan
aseptik
ketat
atau
Klien
mempertahank
an intergritas
kulit.
kulit.
Untuk mencegah tetjadinya
rash pada kulit.
Kriteria hasil:
kulit
bersih
utuh
tetap
dan
tanpa
tanda-tanda
iritasi
cedera.
atau
kerusakan kulit.
menjag
integritas
kulit.
Untuk menghindari alergi
kulit.
dibersihkan
mencegah
luka
pergesekan
dengan
bubuk
penyerap
menyebabkan
jaringan
kerusakan
dalam,
berikan
anak.
Pertahankan
Klien
parenteral Untuk
cairan
mndapatkan
nutrisi
intruksi.
yang
adekuat,
Tantau
mempertahankan
balance cairan.
Untuk menncegah terjadi
adanya
tanda-tanda
diare
karena
intileransi
dengan
intileransi
masukan
kalori
untuk
mempertahank
an
nitrogen
positif,
dan
menunjukkan
penambahan
BB yang tepat.
Kriteria hasil:
Bayi
mendapatkan
kalori
dan
nutrien
esensial yang
adekuat.
terapi
dan glukosa.
Kaji
laktosa.
Unutk
kesiapan
menyusu
keseimbangan
terhadap
pada
bayi
umtuk
meminimalkan
risiko aspirasi.
payudara
ibu, Untuk
khususnya kemampuan untuk
intoleransi
mengkoordinasikan menelan dan
makan.
pernafasan.
pembrian
menghindari
penghisapan
kuat,
serta
dapat
mengakibatkan
penurunan BB.
volume
dan
konsentrasi formula.
Gunakan
pemberian
makan
mengalami
penghisapan,
Klien
mencapai
pertumbuhan
dan
perkembangan
berbeda
informasi
strategi
yang
meberikan
kualitaitf
dan
Program PendidikanProfesiNers
UniversitasRespati Yogyakarta
potensial yang
nonfarmakologis.
normal.
Kriteria hasil:
Bayi
fisiologis.
adanya
perbaikan
misalnya
kepekaan
skala.
Observasi
menunjukkan
perilaku,
penambahan
berkurang,
BB
tidur,
mentap
saat melewati
fase
akut
berhenti
atau
bermain
setelah
pemberian analgesik.
Anjurkan
orangtua
untuk
prematur.
penyakit. Bayi
hanya terpapar
bila memungkinkan.
perubahan-
perubahan
ini
adalah
stimulasi yang
tepat.
mengkaji
pada
pasien nonverbal.
Karena
perilaku-perilaku
seperti
ini
petunjuk
merupakan
terbaik
untuk
mencapai
dan
potensial yang
normal.
Kriteria hasil:
bayi
hanya
terpapar
stimulus yang
tepat.
penambahan
adanya
BB
yang
otak.
Untuk
sesuai usia.
Kenali
mengetahui
perkembangan
paling
adalah
Klien
pertumbuhan
orangtua
tanda-tanda
menurunkan
penggunaan
kalori
dan
Tingkatkan
bayi.
interaksi
orangtua- Sehingga
bayi
untuk istirahat.
Karena
yang
merupakan
esensial
pertumbuhan
Program PendidikanProfesiNers
UniversitasRespati Yogyakarta
dibiarkan
hal
untuk
dan
perkembangan nornal.
Untuk membantu orangtua
Klien
Prioritaskan informasi.
(keluarga)
memahami
mendapatkan
penting
informasi
benar.
tanda
tentang
kemajuan
bayi.
berkunjung
dan
atau
Kriteria hasil:
orangtua
mengekspresi
kan
perasaan
dan kekuatiran
mengenai bayi
dan prognosis,
serta
menunjukkan
pemahaman
dan
keterlibatan
dalam
perawatan.
Program PendidikanProfesiNers
UniversitasRespati Yogyakarta
aspek
dari
paling
perawatan,
perbaikan,
penyimpangan
atau
pada
kondisi bayi.
Untuk menciptakan
rasa
percaya.
Sehingga mereka mendapat
informasi tentang kemajuan
bayi.
Untuk
mendorong
pengharapan.
rasa
Tanggal Pengkajian
: 31-10-2016
Jam pengkajian
: 13.00
1. Biodata :
a. Pasien
Nama
Umur
Agama
Alamat
Tanggal Masuk RS
Jam MRS
DiagnosaMedis
:
:
:
:
:
:
:
By.A
2 bulan
Islam
Mojolaban Sukoharjo
13-10-2016
22.30
Diare, Gizi Buruk
:
:
:
:
:
:
:
:
Ny.U
23th
Islam
SMP
Swasta
Sudah menikah
Mojolaban Sukoharjo
Ibu
b. Penanggung Jawab
Nama
Umur
Agama
Pendidikan
Pekerjaan
Status Pernikahan
Alamat
Hubungan dengan
klien
2. Keluhan utama :
Ny.U mengatakan anaknya diare terus menerus dan tidak mau minum.
Riwayat Penyakit Sekarang
By.A 45 SMRS mengalami diare rata-rata 15 kali lebih sehari. Ny.U mengatakan sudah
dibawa ke bidan. Setelah dibawa ke bidan Ny.U mengatakan diare sudah mau berkurang, namun
Program PendidikanProfesiNers
UniversitasRespati Yogyakarta
selang dua hari By.A kembali diare. Ny.U mengatakan diarenya sekitar lebih dari 20 kali sehari.
Frekuensi cair dan voumenya sekitar 1/3-1/4 gelas belimbing. Karena diare By.A tak kunjung
sembuh, Ny.U membawa By.A ke RSUD Dr.Moewardi pada tanggal 13-10-2016 diterima di
IGD dan kemudian dirawat di Ruang HCU Neonatus sampai sekarang.
A. Riwayat Kesehatan Masa Lalu
1. Prenatal
G1P1A0A
Kenaikan BB saat hamil : 6 kg
Pemeriksaan kehamilan :
Ny.U memeriksakan kehamilannya ke bidan di dekat rumahnya.
Imunisasi TT
Ny.U tidak menggunakan obat-obat sembarangan jika tidak dianjurkan oleh bidan atau
dokter.
Perokok
: 28-8-2016
Pukul
: 12.20
Lama kala II
: Tidak terkaji
Cara melahirkan
: Pervaginam
Tempat melahirkan
Jenis anastesit
: Tidak terkaji
.Obat-obatan
Presentasi
: Tidak terkaji
: Tidak terjadi distosia bahu . Tidak terjadi presentasi bokong
: 5 menit pertama (
b. BBL
: 2400gram
c. PBL
: 43cm
Program PendidikanProfesiNers
UniversitasRespati Yogyakarta
5 menit kedua (
d. LK
: 32,3
e. LD
: 31 cm
f. Keadaanbayi
: [ ] Ya
[ ] Tidak
NO
1.
2.
3.
4.
5.
Jenis immunisasi
BCG
DPT (I,II,III)
Polio (I,II,III,IV)
Campak
Hepatitis
Diberikan/Tidak
Tidak ada
Ny.U mengatakan tidak ada anggota keluarga yang mempunyai riwayat kelainan
kongenital.
2. Genogram
Program PendidikanProfesiNers
UniversitasRespati Yogyakarta
Keterangan :
= Laki-laki
= Garis pernikahan
= Perempuan
= Garis keturunan
= Pasien
b. SelamaSakit
DS
DO
b. SelamaSakit
DO
: Klien tampak sering tertidur dan kadang terbangun, klien tidur sekitar
: Ekspresi wajah klien tidak meringis, klien tidak menangis, klien tidak
mengalami gangguan pola nafas, lengan klien rileks, tungkai klien rileks, keadaan
terangsan bangun.
4.
Nutrisi
a. SebelumSakit
DS
menghisap.
Program PendidikanProfesiNers
UniversitasRespati Yogyakarta
b. SelamaSakit
DS
DO
: Klien minum setiap 2 jam sekali, klien diberi diet F100: 8X90cc.
IMT : 9,73
BB: 1800gram TB:43cm Lila: 6cm.
1.
Cairan, ElektrolitdanAsamBasa
a. SebelumSakit
DS
: Tidak terkaji.
b. SelamaSakit
DS
DO
Oksigenasi
a. SebelumSakit
DS
: Tidak terkaji
SelamaSakit
DS
DO
1.
EliminasiFekal/Bowel
a. Sebelum Sakit
DS
: Klien mengalami diare setiap hari lebih dari 20 kali. Frekuensi cair.
DO
: BAB klien cair, warna kekuningan , bau khas feses. Frekuensi tidak
Eliminasi urin
a. SebelumSakit
DS
: Tidak terkaji
b. SelamaSakit
DS
DO
1.
Program PendidikanProfesiNers
UniversitasRespati Yogyakarta
DS
b. SelamaSakit
DS
DO
: 5S
PCS
Vital Sign
:
Nadi
: Frekuensi
: 128x/mnt
Irama : Regular
Kekuatan/isi : Kuat
Respirasi
: Frekuensi
:49x/mnt
Irama : Reguler
Suhu
:36,6oC
b. Kepala :
Kulit Kepala : Kulit kepala klien bersih,tidak berketombe.
Rambut
Muka
Mata
Hidung
Mulut
Telinga
c. Leher
d. Punggung
e. Dada
: Bentuk
1) Pulmo
2) Cor
f. Abdomen
Inspeksi
Auskultasi
Palpasi
Perkusi
Program PendidikanProfesiNers
UniversitasRespati Yogyakarta
g. Genetalia
DS
DO
h. Rectum
DS
DO
i. Ektremitas
DS
DO
j. Refleks Primitif
5. PemeriksaanPenunjang :
(Hasil pemeriksaan laboratorium, radiology, EKG,EEG dll)
Pemeriksaan Laboratorium :
Tanggal :2-11-2-16 Jam :10.55
JenisPemeriksaan
HEMATOLOGI
Hasil
Harga Normal
Satuan
Interpretasihasil
Hemoglobin
10.6
10.3-17.9
g/dl
Normal
Hematokrit
37
31-59
Normal
Leukosit
20.9
5.0-19.5
ribu/dl
Rendah
Trombosit
392
150-450
ribu/dl
Normal
RUTIN
Program PendidikanProfesiNers
UniversitasRespati Yogyakarta
Eritrosit
3.85
32.0-5.60
juta/dl
Normal
MCV
94.8
80.0-96.0
/um
Normal
MCH
27.6
28.0-33.0
Pg
Rendah
MCHC
29.1
33.0-36.0
g/dl
Rendah
RDW
20.3
11.6-14.6
Tinggi
HDW
4.3
2.2-3.2
g/dl
Tinggi
MPV
11.0
7.2-11.1
fl
Normal
PDW
55
25-65
Normal
Erisinofil
0.30
0.00-4.00
Normal
Basofil
0.20
0.00-1.00
Normal
Netrofil
61.70
18.00-74.00
Normal
Limfosit
23.30
60.00-66.00
Rendah
Monosit
10.60
0.00-6.00
Tinggi
LUC/AMC
4.00
Normal
72
50-80
mg/dl
Normal
SGOT
31
<35
u/l
Normal
INDEX ERITROSIT
HITUNG JENIS
KIMIA KLINIK
PemeriksaanRadiologi, EKG,EEG
Tanggal :, Jam :..
JenisPemeriksaan
HasilBacaan
6. TerapiMedis :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
Program PendidikanProfesiNers
UniversitasRespati Yogyakarta
Kesan
Interpretasihasil
: By.A
No. Register
Umur
: 2bulan
Alamat
Ny.U
:
: Mojolaban
ETIOLOGI
PROBLEM
Malabsorpsi
Diare
Faktor biologis
Ketidaseimbangan
anaknya
warna kuning.
Mukosa bibir klien kering.
Ny.U
DS:
31 Okt 2016
mengatakan
anaknya
kuat menghisap.
Kebutuhan Tubuh
DO:
-
IMT : 9,73
BB: 1800gram TB:43cm Lila: 6cm.
31 Okt 2016
DS :
-
DO :
-
HCU
Ny. U lebih sering mengamati
anaknya dari luar ruangan.
Program PendidikanProfesiNers
UniversitasRespati Yogyakarta
Risiko Gangguan
dalam inkubator)
Perlekatan
Program PendidikanProfesiNers
UniversitasRespati Yogyakarta
PRIORITAS DIAGNOSA
1.
2.
3.
Program PendidikanProfesiNers
UniversitasRespati Yogyakarta
Program PendidikanProfesiNers
UniversitasRespati Yogyakarta
Nama klien
: By.A
No. Register
Umur
: 2bulan
Keperawatan
Diare
Alamat
Tujuan&
:
: Mojolaban
Intervensi
KriteriaHasil
Setelah dilakukan tindakan
Rasionalisasi
NIC: Manajemen
Diare (0460)
1.Untuk
1.
kriteria hasil :
gejala diare.
2.Untuk
2.
meringankan kerja
(0500)
1.
skala
(jarang
secara bertahap.
keseimbangan
menunjukkan) ditngkatkan
3.
cairan klien.
Ukur
menunjukkan).
pencernaan klien.
mengurangi diare
4.
pada klien.
2.
Diare
yang
dialami
ditingkatkan
1(
secara
Kolaborasi
skala
pemberian
konsisten
pada klien.
menunjukkan)
skala
klien
dari
/TTD
Dewita
mengetahui apakah
dari
Nama
antidiare
menjadi
(jarang
menunjukkan)
NOC : Status Nutrisi
(1004)
3.
Rasio berat badan klien dari
skala
(sangat
ditingkatkan
normal.
1. Mengetahui berat
seimbangan
badan klien
nutrisi : Nutrisi
NIC : Manajemen
2. Mengetahui
Nutrisi (1100)
adanya penurunn
kurang dari
kebutuhan
1.
tubuh.
Ukur
1.
atau peningkatan
berat
klien.
2.
nutrisi
Monitor
perubahan
badan.
Deka
: By.A
No. Register
Umur
: 2bulan
Alamat
:
: Mojolaban
Implementasi
Evaluasi
1.
Monitor
9.00
/TTD
1-11-2016 : 14.00
tanda
gejala diare.
2.
Feses cair.
Memberi
Nama
kan
Dewita
secraa bertahap
1-11-2016
9.15
1-11-2016 : 14.00
S: Belum dapat dikaji
1.
Menimbang klien
gram
2.
Memonitor
Dewita
1-11-2016
8.30
1-11-2016 : 14.00
S: Belum bisa dikaji
O: Orang tua tidak datang ke
tempat perawatan.
Program PendidikanProfesiNers
UniversitasRespati Yogyakarta
1. Mengobservasi
botol.
tempat perawatan
2. Mengajarkan cara
P:Lanjutkan intervensi.
Dewita
Program PendidikanProfesiNers
UniversitasRespati Yogyakarta
CATATAN PERKEMBANGAN II
Nama klien
: By.A
No. Register
Umur
: 2bulan
Alamat
: Mojolaban
Implementasi
1. Monitor
Evaluasi
tanda
dan
gejala diare.
15.10
2. Memberi
/TTD
2-11-2016 : 21.00
S: Belum bisa dikaji
kan
secara bertahap
15.35
Nama
diare.
Deka
Feses cair.
Mukosa bibir klien kering
Minum klien tidak adekuat
Turgor kulit elastis
Klien mendapat susu diet
F100 setiap 2 jam seklai.
A: Tujuan belum tercapai
P: Lanjutkan intervensi
2-11-2016
14.30
1. Menimbang klien
14.35
2. Memonitor
2-11-2016 : 21.00
adanya S: Belum dapat dikaji
atau tidak
3. Memonitor mual muntah
1710gram
Dewita
2-11-2016
16.30
Program PendidikanProfesiNers
UniversitasRespati Yogyakarta
1. Mengobservasi kedatangan
2-11-2016 : 21.00
perawatan
2. Mengajarkan cara
ke tempat perawatan.
benar.
melalui botol.
Deka
Program PendidikanProfesiNers
UniversitasRespati Yogyakarta
Format Pengkajian
Stase Keperawatan Anak
: By.A
No. Register
Umur
: 2bulan
Alamat
: Mojolaban
Implementasi
1. Monitor
Evaluasi
tanda
dan
gejala diare.
09.10
2. Memberi
/TTD
3-11-2016 : 14.00
S: Belum bisa dikaji
kan
secara bertahap
09.35
Nama
diare.
Idham
Feses cair.
Mukosa bibir klien kering
Minum klien tidak adekuat
Turgor kulit elastis
Klien mendapat susu diet
F100 setiap 2 jam seklai.
A: Tujuan belum tercapai
P: Lanjutkan intervensi
3-11-2016
09.30
1. Menimbang klien
09.35
2. Memonitor
2-11-2016 : 14.00
adanya S: Belum dapat dikaji
gram
09.20
09.36
Deka
dengan kuat
Klien rawat di inkubator
A: Tujuan belum tercapai
P: Lanjutkan intervensi
3-11-2016
09.30
11.00
1. Mengobservasi kedatangan
3-11-2016 : 21.00
perawatan
2. Mengajarkan cara
benar.
HCU Nenonatus.
Klien mendapat ASI dari
Program PendidikanProfesiNers
UniversitasRespati Yogyakarta
33
Deka
Format Pengkajian
Stase Keperawatan Anak
Program PendidikanProfesiNers
UniversitasRespati Yogyakarta
34
Format Pengkajian
Stase Keperawatan Anak
Program PendidikanProfesiNers
UniversitasRespati Yogyakarta
35
Format Pengkajian
Stase Keperawatan Anak
BAB IV
PEMBAHASAN
Dalam bab ini kelompok akan membahas tentang Asuhan keperawatan pada
By.A dengan diare,gizi buruk. Pembahasan ini di buat berdasarkan landasan teoritis
dan pengamatan langsung pada pasien dengan pendekatan proses keperawatan yang
meliputi : pengkajian , diagnosa keperawatan , perencanaan, pelaksanaan dan
evaluasi.
a.
Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap awal dari proses keperawatan, dimana
penulis berusaha mengkaji sacara menyeluruh terhadap bayi baru lahir normal.
Dalam pengkajian langsung terhadap By.A, kelompok mendapatkan data yaitu
BB: 2400 gr, PB: 43 cm, LD: 31cm,LK: 32,3 cm , anus ada, bayi tampak
menangis terus dan kuat.
Adapun secara teori, tanda-tanda bayi lahir normal cukup bulan adalah :
BB 2500-4000 gram, PB :44 55 cm, LD : 30 36, LK :33 35,6 cm, tidak
ada kelainan bawaan, apgar score 7 10, tali pusat putih dan bergelatin,
mengandung dua arteri dan satu vena. Tidak terdapat perbedaan antara konsep
teori dan pengamatan kasus di lapangan.
b.
Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan hasil pengkajian yang penulis lakukan terdapat 3 Diagnosa
keperawatan yaitu : Diare b.d malabsorbsi, Ketidakseimbangan nutrisi : kurang
dari kebutuhan tubuh b.d faktor biologis, Risiko gangguan perlekatan b.d
kendala fisik (Bayi dalam incubator).
Adapun perbedaan masalah keperawatan berdasarkan tinjauan teoritis dan
pengamatan langsung pada pasien adalah dimana pengamatan langsung pada
bayi normal cukup bulan, tidak ditemukannya masalah keperawatan risiko
tinggi terjadinya kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan stressor
prenatal. Ini dikarenakan bayi tidak mengalami asfeksia.
Program PendidikanProfesiNers
UniversitasRespati Yogyakarta
36
Format Pengkajian
Stase Keperawatan Anak
c.
Perencanan
Tahap perencanaan merupakan tahap lanjut dalam diagnosa keperawatan
dalam rangka mengatasi masalah yang timbul , perlu disusun suatu rencana
tindakan keperawatan yang tepat dan rasional. Untuk itu dibuat suatu
perencanaan dengan menentukan tujuan, rencana tindakan dan evaluasi sesuai
dengan prioritas masalah , keadaan pasien dan fasilitas di RS.
d.
Pelaksanaan Keperawatan
Pada pelaksanaan keperawatan ini , kelompok telah berusaha melakukan
asuhan keperawatan sesuai dengan rencana yang dibuat disesuaikan dengan
teori yang ada serta kondisi pasien . Dalam pelaksanaan tindakan keperawatan
ini dapat berjalan dengan baik karna terjalinnya kerja sama yang baik antara
keluarga dengan perawat ruangan, serta tim kesehatan lainnya, sehingga asuhan
keperawatan yang penulis lakukan, tindakan dan respon dari pasien tersebut di
dokumentasikan pada catatan perawatan.
e.
Evaluasi
Merupakan fase akhir dari proses keperawatan. Ini dilakukan untuk
menilai keberhasilan atau mengetahui apakah masalah yang ada sudah teratasi
sesuai dengan tujuan yang diharapkan.
Pada tahap ini dari 3 masalah keperawatan yang terjadi : hanya satu
masalah dapat teratasi yaitu masalah risiko gangguan perlekatan b.d kendala
fisik (Bayi dalam incubator)
Program PendidikanProfesiNers
UniversitasRespati Yogyakarta
37
Format Pengkajian
Stase Keperawatan Anak
BAB V
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Bayi berat badan lahir rendah (Bayi BBLR) adalah bayi dengan berat
badan lahir kurang dari 2500 gram pada waktu lahir.
Berdasarkan hasil pemeriksaan langsung saat menerima By.A, kelompok
mendapatkan data yaitu BB: 2400 gr, PB: 43 cm, LD: 31cm, LK: 32,3 cm ,
anus ada, bayi tampak menangis terus dan kuat.
Adapun masalah yang muncul dalam kasus ini, diantaranya :
1.
2.
3.
B.
Saran.
Berdasarkan pengalaman kelompok selama praktek di lapangan khususnya
diruangan HCU NEONATUS RS Moewardi Surakarta, maka penulis ingin
menyampaikan saran-saran sebagai berikut :
1.
Diharapkan kerja sama yang sudah cukup baik antara perawat dengan tim
kesehatan lain dan keluarga pasien dapat tetap dipertahankan dan
ditingkatkan.
2.
Diharapkan
kepada
Ny.U
agar
selalu
merawat,
memperhatikan
Program PendidikanProfesiNers
UniversitasRespati Yogyakarta
38
Format Pengkajian
Stase Keperawatan Anak
DAFTAR PUSTAKA
1. Adriansz George, dkk. 2010. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan
Maternal dan Neonatal. Edisi 1. YBP-SP: Jakarta.
2. A.H Markum. (2002). Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta : FKUI
3. Betz, C.L., Sowden, L.A. 2008. Keperawatan Pediatrik. Edisi 3. EGC.
Jakarta
4. Kliegman, R. 2007. Nelson: Ilmu Kesehatan Anak. Jilid I. EGC. Jakarta
5. Merenstein, G.B. et all. 2006. Buku Pegangan Pediatri. Edisi 17. Widya
Medika. Jakarta
6. Sofian, Amru. 2012. Rustam Mochtar Sinopsis Obstetri: Obstetri Operatif
Obstetri Social. Edisi 8. Volume 1,2,3. EGC: Jakarta.
Program PendidikanProfesiNers
UniversitasRespati Yogyakarta
39
Format Pengkajian
Stase Keperawatan Anak
Program PendidikanProfesiNers
UniversitasRespati Yogyakarta
40