Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PENDAHULUAN

DEFISIT PERAWATAN DIRI


RSJ MAGELANG

Disusun Oleh:

I GEDE ARYA DIPTYA APRIADI

16160024

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA

2016
DEFISIT PERAWATAN DIRI

A. PENGERTIAN
Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam
memenuhi kebutuhannya guna memepertahankan kehidupannya, kesehatan
dan kesejahteraan sesuai dengan kondisi kesehatannya, klien dinyatakan
terganggu keperawatan dirinya jika tidak dapat melakukan perawatan diri
(Depkes 2006).
Defisit perawatan diri adalah gangguan kemampuan untuk melakukan
aktifitas perawatan diri (mandi, berhias, makan, toileting) (Nurjannah, 2007).
Menurut Poter. Perry (2005), Personal hygiene adalah suatu tindakan
untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan
fisik dan psikis, kurang perawatan diri adalah kondisi dimana seseorang tidak
mampu melakukan perawatan kebersihan untuk dirinya.
Defisit perawatan diri adalah ketidakmampuan merwat kebersihan diri,
makan, berhias diri, dan eliminasi (buang air besar dan air kecil) secara
mandiri (Keliat, dkk, 2010).
Jadi Defisit perawatan diri adalah gangguan salah satu kemampuan dasar
manusia untuk melakukan perawatan diri agar terpenuhinya kesejahteraan
fisik dan pskis.

B. TANDA DAN GEJALA


1. Data Subyektif
a. Mengatakan malas mandi
b. Tidak tahu cara makan yang baik
c. Mengatakan tidak tahu cara dandan yang baik
d. Mengatakan tidak tahu cara BAB/BAK yang baik
e. Merasa tidak berguna
f. Merasa tidak perlu mengubah penampilan
g. Merasa tidak ada yang peduli

2. Data Obyektif
a. Gangguan kebersihan diri ditandai dengan rambut kotor, gigikotor,
kulit berdaki dan bau, kuku panjang dan kotor.
b. Ketidakmampuan berhias/berdandan ditandai dengan rambut acak-
acakan, pakaian kotor dan tidak rapi, pakaian tidk sesuai, pada pasien
laki-laki tidak bercukur, pada pasien wanita tidak berdandan.
c. Ketidakmampuan makan secara mandiri ditandai dengan kemampuan
mengambil makan sendiri, makan berceceran dan makan tidak pada
tempatnya.
d. Ketidakmampuan toileting secara secara mandiri ditandai dengan
BAB/BAK tidak pada tempatnya, tidak membersihkan diri dengan air
setelah BAB/BAK
e. Malas,tidak ada inisiatif (Stuart dan Sudden, 2009).

C. PENYEBAB
1. Faktor Predisposisi
a. Biologis
1) Riwayat kerusakan struktur di lobus frontal dimana lobus trsebut
berpengaruh terhadap proses kognitif
2) Ada riwayat keluarga yang menderita gangguan jiwa
3) Gangguan pada sistem limbik akan berpengaruh pada fungsi
perhatian memori
4) Suplay oksigen dan glukosa terganggu
b. Psikologis
Faktor yang memengaruhi defisit perawatan diri antara lain:
1) Halusinasi
Klien terlalu menikmati halusinasinya
2) Isolasi sosial
Klien malas untuk berinteraksi dengan orang lain
3) Harga diri rendah
Klien tidak mempunyai motivasi untuk merawat diri
4) Waham
Klien merasa ada hal yang mengancam dirinya
5) Body image
Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi
kebersihan diri misalnya dengan adanya perubahan fisik sehingga
individu tidak peduli dengan kebersihan dirinya
c. Sosial budaya
1) Kurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan diri
lingkungannya. Situasi lingkungan mempengaruhi kemampuan
latihan kemampuan dalam perawatan diri.
2) Praktek sosial pada anak-anak selalu dimanja dalam kebersihan
diri, maka kemungkinan akan terjadi perubahan pola personal
hygiene.
3) Status sosial ekonomi, personal hygiene memerlukan alat dan
bahan seperti sabun, pasta gigi, sikat gigi, shampoo, alat mandi
yang semuanya memerlukan uang untuk menyediakannya
2. Faktor Presipitasi
a. Faktor biologis, sakit fisik (kecacatan, kelemahan, kelelahan, nyeri,
gangguan neuromuscular).
b. Faktor psikologis, menurunnya motivasi, malas.
c. Faktor sosiobudaya, adanya pembatasan kontak sosial dengan teman
dan keluarga, perbedaan budaya, lokasi tempat tinggal yang terisolasi.
d. Konsep diri, gambaran diri seperti tidak menyukai tubuh/fisik, merasa
tidak sempurna(Keliat, dkk, 2010).

D. AKIBAT
Defisit perawatan diri adalah akibat dari masalah keperawatan jiwa lainnya
sepertihalusinasi, isolasi sosial, HDR, yang dapat berakibat kurangnya
perawatan diri. Secara klinis, defisit perawatan diri dapat menyebabkan
kuman-kuman masuk dan bersifat patologis. (Yosep, 2007).

E. PSIKOPATOLOGI
Gangguan jiwa dapat bersumber dari faktor genetic (masyarakat umum,
orang tua, saudara kandung, anak),lingkungan dan juga ekspresi rmosi yang
berlebihan. Semua itu mmbuat individu mengalami stressor. Dari
ketidakmampuan individu menghadapi stressor akan berimbas ke koping yang
tidak efektif. Dari koping yang tidak efektif tentunya akan menimbulkan
banyak masalah. Jika menimbulkan gangguan berfikir, maka akan terjadi
waham, HDR dan kecemasan yang berimbas ke halusinasi dan resiko perilaku
kekerasan. Koping individu yang tidak efektif juga dapat menurunkan
motivasi dan kemampuan dalam hubungan sosial yang menyebabkan isolasi
sosial, resiko nutrisi kurang dari kebutuhan dan DPD (Stuart dan Sudden,
2009).

F. DIAGNOSIS KEPERAWATAN UTAMA


Diagnosa keperawatan utama adalah defisit perawatan diri
G. PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan pada deficit perawatan diriadalah strategi pelaksanaan defisit
perawatan diri.

H. FOKUS INTERVENSI
Menurut Keliat, dkk (2010) yaitu:
1. Tindakan mandiri
SP I
a. Mnjelaskan pentingnya kebersihan diri.
b. Menjelaskan cara menjaga kebersihan.
c. Membantu pasien mempraktekkan cara menjaga kebersihann diri.
d. Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian.
SP II
a. Mengevaluasi jadwl kegiatan harian pasien.
b. Menjelaskan cara makan yang baik.
c. Membantu pasien mempraktekkan cara makan yang baik.
d. Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian.
SP III
a. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien.
b. Menjelaskan cara eliminasi yang baik.
c. Membantu pasien mempraktekkan cara eliminasi yang baik.
d. Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian.
SP IV
a. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien.
b. Menjelaskan cara berdandan.
c. Membantu pasien mempraktekkan cara berdandan.
d. Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian.
2. Tindakan modalitas
Libatkan pasien dalam terapi kelompok, terapi kognitif dan dalam kegiatan
sehari-hari.
3. Tindakan kolaboratif
a. Berikan obat-obatan sesuai program.
b. Pantau efek samping pengobatan.

I. JENIS
1. Kurang perawatan diri: Mandi dan kebersihan; adalah gangguan
kemampuan untuk melakukan aktivitas mandi dan kebersihan diri.
2. Kurang perawatan diri: Mengenakan pakaian/berhias adalah gangguan
kemampuan memakai pakaian dan aktivitas berdandan sendiri.
3. Kurang perawatan diri: Makan adalah gangguan kemampuan untuk
menunjukkan aktivitas makan.
4. Kurang perawatan diri: Toileting adalah gangguan kemampuan untuk
melakukan atau menyelsaikan aktivitas toileting sendiri (Nurjannah,
2004).

STRATEGI PELAKSANAAN DEFISIT PERAWATAN DIRI

A. Kondisi Klien
Defisit perawatan diri

B. Diagnosa Keperawatan
Defisit perawatan diri

C. Tujuan
1. Pasien mampu melakukan kebersihan diri secara
mandiri.
2. Pasien mampu melakukan berhias/berdandan secara
baik.
3. Pasien mampu melakukan makan dengan baik.
4. Pasien mampu melakukan BAB/BAK secara mandiri

D. Tindakan
1. Melatih pasien cara-cara perawatan kebersihan diri
a. Menjelasan pentingnya menjaga kebersihan diri.
b. Menjelaskan alat-alat untuk menjaga kebersihan diri
c. Menjelaskan cara-cara melakukan kebersihan diri
d. Melatih pasien mempraktekkan cara menjaga kebersihan diri
2. Melatih pasien berdandan/berhias
a. Berpakaian
b. Menyisir rambut
c. Bercukur
Untuk pasien wanita, latihannya meliputi :
a. Berpakaian
b. Menyisir rambut
c. Berhias

3. Melatih pasien makan secara mandiri


a. Menjelaskan cara mempersiapkan makan
b. Menjelaskan cara makan yang tertib.
c. Menjelaskan cara merapihkan peralatan makan setelah makan.
d. Praktek makan sesuai dengan tahapan makan yang baik
4. Mengajarkan pasien melakukan BAB/BAK secara mandiri
a. Menjelaskan tempat BAB/BAK yang sesuai
b. Menjelaskan cara membersihkan diri setelah BAB dan BAK
c. Menjelaskan cara membersihkan tempat BAB dan BAK

B. STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN


KEPERAWATAN
SP1 Pasien:
Mendiskusikan pentingnya kebersihan diri, cara-cara merawat diri
dan melatih pasien tentang cara-cara perawatan kebersihan diri
ORIENTASI
Selamat pagi pak, kenalkan saya Perawat
Arya
Nama bapak siapa, senang dipanggil siapa?
Saya dinas pagi di ruangan ini pk. 07.00-14.00. Selama di rumah sakit ini saya yang
akan merawat pak W?
Dari tadi saya lihat bapak menggaruk-garuk kepala, gatal ya?
Bagaimana kalau kita bicara tentang kebersihan diri ?
Berapa lama kita berbicara ?. 10 menit ya...?. Mau dimana...?. disini aja ya.

KERJA
Berapa kali pak W mandi dalam sehari? Apakah pak W sudah mandi hari ini? Menurut
pak W apa kegunaannya mandi ?Apa alasan pak W sehingga tidak bisa merawat diri?
Menurut pak W apa manfaatnya kalau kita menjaga kebersihan diri? Kira-kira tanda-
tanda orang yang tidak merawat diri dengan baik seperti apa ya...? Kalau kita tidak
teratur menjaga kebersihan diri masalah apa menurut pak W yang bisa muncul ? Betul
ada kudis, kutu...dsb.
Apa yang pak W lakukan untuk merawat rambut dan muka? Kapan saja pak W menyisir
rambut?
TERMINASI
Bagaimana perasaan pak W setelah mandi dan mengganti pakaian ? Coba pak W
sebutkan lagi apa saja cara-cara mandi yang baik yang sudah di lakukan tadi ?.
Bagaimana perasaannya setelah kita mendiskusikan tentang pentingnya kebersihan diri
tadi ? Sekarang coba ulangi lagi tanda-tanda bersih dan rapi
Bagus sekali mau berapa kali pak W mandi dan sikat gigi...?dua kali pagi dan sore,
Mari...kita masukkan dalam jadual aktivitas harian. Nach... lakukan ya pak..., dan beri
tanda kalau sudah dilakukan Spt M ( mandiri ) kalau dilakukan tanpa disuruh, B
( bantuan ) kalau diingatkan baru dilakukan dan T ( tidak ) tidak melakukani? Baik besok
lagi kita latihan berdandan. yaa? Pagi-pagi sehabis makan. Kita berbincang-bincang
disini.

SP 2 Pasien : Percakapan saat melatih pasien berdandan:


a) Berpakaian
b) Menyisir rambut
c) Bercukur
ORIENTASI
Selamat pagi Pak W?
Bagaimana perasaan bpk hari ini? Bagaimana mandinya?sudah dilakukan?
Sudah ditandai di jadwal hariannya belum? Coba saya lihat sebentar ya...
Nah sekarang kita akan latihan berdandan sesuai kesepakatan kemarin, kita
latihannya disini saya ya pak? Waktunya kurang lebih 20 menit.
KERJA
Apa yang bpk lakukan setelah mandi ?apa pak W sudah ganti baju?
Untuk berpakaian, pilihlah pakaian yang bersih dan kering. Berganti pakaian
yang bersih 2x/hari. Sekarang coba bapak ganti baju.. Ya, bagus seperti itu.
Apakah bpk bisa menyisir rambut ? coba contohkan bagaimana cara
bersisir ?Coba praktekkan di cermin, bagussekali pak
Apakah pak W suka bercukur ?Berapa hari sekali bercukur ? betul 2 kali
perminggu
Tampaknya kumis dan janggut bapak sudah panjang. Mari Pak dirapikan ! Ya,
Bagus ! (catatan: janggut dirapihkan bila pasien tidak memelihara janggut)

TERMINASI
Bagaimana perasaan bapak setelah berdandan.
Coba pak, sebutkan cara berdandan yang baik sekali lagi..
Selanjutnya bapak setiap hari setelah mandi berdandan dan pakai baju seperti
tadi ya! Mari kita masukan di jadwal kegiatan harian, pagi jam berapa, lalu sore
jam berap ? Nanti siang kita latihan makan yang baik. Diruang makan bersama
dengan pasien yang lain.

SP 3 Pasien : Percakapan melatih pasien makan secara mandiri


a) Menjelaskan cara mempersiapkan makan
b) Menjelaskan cara makan yang tertib
c) Menjelaskan cara merapihkan peralatan makan setelah makan
d) Praktek makan sesuai dengan tahapan makan yang baik

ORIENTASI
Selamat siang bapak W,
Siang ini kita akan latihan bagaimana cara makan yang baik. Kita latihan
langsung di ruang makan ya pak..! Mari...itu sudah datang makanannya.
KERJA
Bagaimana kebiasaan sebelum, saat, maupun setelah makan? Dimana pak W
makan?
Sebelum makan kita harus cuci tangan memakai sabun. Ya, mari kita praktekkan!
Bagus! Setelah itu kita duduk dan ambil makanan secukupnya pertama ambil
nasi kemudian lauknya dengan sendok. Sebelum di makan kita berdoa dulu.
Silakan pak W yang pimpin!. Bagus..
Mari kita makan.. saat makan kita harus menyuap makanan satu-satu dengan
pelan-pelan. Ya, Ayo...nasinya dihabisin ya.Setelah makan kita bereskan
piring,dan gelas yang kotor. Ya betul.. dan kita akhiri dengan cuci tangan. Ya
bagus!

TERMINASI
Bagaimana perasaan pak W setelah belajar makan bersama-sama.
Apa saja yang harus kita lakukan pada saat makan, ( cuci tangan, duduk yang
baik, ambil makanan, berdoa, makan yang baik, cuci piring dan gelas, lalu cuci
tangan.)
Nach... coba pak W lakukan seperti tadi setiap makan, mau kita masukkan
dalam jadwal?.Besok kita ketemu lagi untuk latihan BAB / BAK yang baik,
bagaiman kalau jam 10.00 disini saja ya...!

SP 4 Pasien : Percakapan mengajarkan pasien melakukan BAB/BAK secara


mandiri
a) Menjelaskan tempat BAB/BAK yang sesuai
b) Menjelaskan cara membersihkan diri setelah BAB dan BAK
c) Menjelaskan cara membersihkan tempat BAB dan BAK
ORIENTASI
Selamat pagi pak? Bagaimana perasaan bapak W hari ini? Baik..!Sudah
dijalankan jadwal kegiatannya..? coba saya lihat
Sekarang kita akan membicarakan tentang cara BAB dan BAK yang baik ya
Kira-kira 20 menit saja...kita berbincang-bincangnya disini ya pak

KERJA
Dimana biasanya pak W BAB dan BAK? Benar pak, BAK dan BAB yang baik
itu di WC/kakus, kamar mandi atau tempat lain yang tertutup dan ada saluran
pembuangan kotorannya. Jadi kita tidak melakukannya di sembarang tempat
ya.....
Sekarang, coba jelaskan kepada saya bagaimana caranya cebok?
Sudah bagus ya pak, yang perlu diingat saat cebok adalah membersihkan anus
atau kemaluan dengan air yang bersih dan pastikan tidak ada tinja/air kencing
yang masih tersisa di tubuh bapak. Setelah selesai cebok, jangan lupa tinja/air
kencing yang ada di kakus/WC dibersihkan. Caranya siram tinja/air kencing
tersebut dengan air secukupnya sampai tinja/air kencing itu tidak tersisa di kakus/
WC kemudian cuci tangan yang bersih biar kuman tidak menyebar.
Jangan lupa merapikan kembali pakaian sebelum keluar dari WC/kakus,

TERMINASI
Bagaimana perasaan bapak W setelah kita membicarakan tentang cara BAB dan
BAK yang baik?
Coba sekarang jelaskan ulang tentang cara BAB dan BAK yang baik. Bagus...!
Untuk selanjutnya bisa melakukan cara-cara yang telah dijelaskan tadi .untuk
besok kita ketemu lagi yaa untuk melihat sudah sejauh mana pak W bisa
melakukan tindakan-tindakan yang sudah di ajarkan.
DAFTAR PUSTAKA

Fitria, Nita. (2009). Prinsip Dasar dan Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan
dan Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan. Jakarta: Salemba
Keliat, B.A. (2010). Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta: EGC.
Maramis, W. F. (2005). Ilmu Kedokteran Jiwa. Edisi 9. Surabaya: Airlangga
University Press.
Nurjanah.(2007). Pedoman Penanganan Pada Ganguan Jiwa. Yogjakarta: Moco
Media
Stuart dan Laraia. (2007). Principle and Practice Of Psychiatric Nursing. edisi 6.
St. Louis: Mosby Year Book.

Anda mungkin juga menyukai