Disusun oleh :
Dosen :
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Kelainan pada Vulva ini tepat pada
waktunya. Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas Dosen pada Mata Kuliah Komplikasi dalam Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi.
Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang Kelainan pada
Vulva bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Saya mengucapkan terima kasih kepada Ibu Asta Adyani, S.ST., M.Kes.,
selaku Dosen Mata Kuliah Komplikasi dalam Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi yang
telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai
dengan bidang studi yang saya tekuni. Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membagi sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan
makalah ini. Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.
Surabaya, 18 Oktober 2023
Penulis
i
Daftar Isi
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
1
menderita penyakit degeneratif yang dapat menyebabkan beban ekonomi individu dan
masyarakat
1.2 Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
h. Tanpa memperhatikan masalah lain yang dialami, semua bayi kecil membutuhkan
pertimbangan khusus dalam hal pemberian makan.
2.4 Etiologi
Demikian juga menurut Sinta B 2019, etiologi BBLR dibedakan menjadi 3 Faktor, yaitu :
a. Faktor ibu
1) Kekurangan gizi saat hamil
2) Usia dibawah 20 tahun dan diatas 35 tahun
3) Penyakit menahun ibu (hipertensi, jantung, dll)
b. Faktor kehamilan
1) Hamil dengan Hidramnion
2) Hamil ganda
3) Perdarahan antepartum
4) Komplikasi hamil
c. Faktor Janin
1) Cacat bawaan
2) Infeksi dalam rahim
2.5 Faktor predisposisi BBLR
Kelahiran BBLR dapat disebabkan oleh kelahiran kurang bulan, pertumbuhan janin
terhambat (PJT) atau keduanya.. Faktor-faktor yang berhubungan dengan kelahiran
BBLR mencakup faktor fetal, maternal, uterus, dan plasenta.
Faktor – faktor yang dapat menyebabkan kejadian BBLR diantaranya adalah :
a. Faktor fetal
1) Kehamilan kembar
2) Gawat janin
3) Eritroblastosis
4) Faktor genetik, kelainan bawaan dan kelainan kromosom
5) Infeksi bawaan seperti rubela dan CMV
b. Faktor maternal
1. Hipertensi
2. Preeklampsia dan eklampsia
3. Penyakit kronis dan penyakit infeksi
4. Malnutrisi
5. Merokok
6. Penyalahgunaan obat terlarang
4
7. Faktor maternal lain, seperti usia, paritas, dan status ekonomi yang rendahc.
c. Faktor uterus
1. Uterus bicornis
2. Servik inkompeten
d. Faktor plasenta
1. Plasenta previa
2. Solusio plasenta
3. Insufisiensi plasenta
4. Berbagai masalah anatomis, seperti infark multiple, trombosis vaskuler umbilikal
dan hemangioma
e. Faktor lainnya, seperti ketuban pecah dini dan oligohiramnion
2.6 Patofisiologi
Secara umum bayi Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) berhubungan dengan usia
kehamilan yang belum cukup bulan atau prematur, di samping itu juga disebabkan
dismaturitas. Artinya, bayi lahir cukup bulan (usia kehamilan 38 minggu), tapi berat
badan lahirnya lebih kecil dibandingkan kehamilannya, yaitu tidak mencapai 2500 gram.
Biasanya hal ini terjadi karena adanya gangguan pertumbuhan bayi sewaktu dalam
kandungan yang disebabkan oleh penyakit ibu seperti adanya kelainan plasenta, infeksi,
hipertensi, dan keadaan-keadaan lain yang menyebabkan suplai makanan ke bayi jadi
berkurang.
Gizi yang baik diperlukan seorang ibu hamil agar pertumbuhan janin tidak mengalami
hambatan dan selanjutnya akan melahirkan bayi dengan berat normal. Kondisi kesehatan
yang baik, sistem reproduksi normal, tidak menderita sakit, dan tidak ada gangguan gizi
pada masa prahamil maupun saat hamil, ibu akan melahirkan bayi lebih besar. Ibu dengan
kondisi kurang gizi kronis pada masa hamil sering melahirkan bayi Berat Bayi lahir
Rendah (BBLR) vitalitas yang rendah dan kematian yang tinggi.
2.7 Tanda – Tanda BBLR
Bayi yang lahir dengan berat lahir rendah mempunyai cirri-ciri:
1) Umur kehamilan sama dengan atau kurang dari 37 minggu
2) Berat badan sama dengan atau kurang dari 2500 gram
3) Panjang badan sama dengan atau kurang dari 45 cm
4) Lingkar dada kurang dari 30 cm
5) Lingkar kepala sama dengan atau kurang dari 33 cm
6) Kepala relatif lebih besar dari badannya
5
7) Rambut lanugo masih banyak dan jaringan lemak subkutan tipis Atau kurang
8) Kulit tipis dan transparan
9) Vernik kaseosa tidak ada atau sedikit bila ada
10) Kulit mengkilap, telapak kaki halus
11) Sering tampak peristaltik usus
12) Genetalia belum sempurna, labia minora belum tertutup oleh labia mayora, klitoris
menonjol (pada bayi perempuan). Testis belumturun kedalam skrotum, pigmentasi
dan rugue pada skrotum kurang (pada bayi laki-laki)
13) Tangisannya lemah dan jarak pernafasan tidak teratur dan sering terjadi apnea
14) Refleks tonik-neck lemah dan reflex morro positif
15) Tonus otot lemah sehingga bayi kurang aktif dan pergerakannya lemah
16) Daya hisap lemah terutama dalam hari-hari pertama (Atikah dan cahyo, 2010; h. 3).
2.8 Penanganan
Penanganan BBLR Berdasarkan buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) yang
diterbitkan oleh Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehtan Kementerian
Kesehatan RI (2014), penanganan BBLR dapat dilakukan dengan :
1. Mempertahankan suhu dengan ketatBBLR mudah mengalami hipotermia, jadi suhu
tubuhnya harus dipertahankan jangan sampai hipotermi. Jaga bayi tetap hangat.
2. Mencegah infeksiBBLR sangat rentan terhadap infeksi. Karena itu, perhatikan
prinsip-prinsip pencegahan infeksi, termasuk mencuci tangan dengan sabun dan air
bersih mengalir sebelum dan sesudah memegang bayi.
3. Pengawasan nutrisi/ASIRefleks menelan BBLR belum sempurna. Oleh sebab itu,
pemberian nutrisi harus dilakukan dengan cermat.
4. Penimbangan ketat Perubahan berat badan mencerminkan kondisi gizi/nutrisi bayi dan
erat kaitannya dengan daya tahan tubuh. Oleh sebab itu, penimbangan berat badan
harus dilakukan dengan ketat.
6
BAB III
KESIMPULAN
7
Daftar Pustaka
8
9