Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

BERAT BADAB BAYI RENDAH (BBLR)

Disusun oleh :

 Yulia Shofiatul L (20201664001)


 Briggita Laurie F (20201664012)
 Sri Hayana ( 20201664014 )
 Putri Andiyah Najahiyah ( 20201664015 )
 Elfania Rahmasari (20201664018)
 Salisah Rahmah (20201664019)
 Mirza Alfritza (20201664024)

Dosen :

Dr. A’im Matun Nadhiroh, S.Si.T., M.P.H

PROGRAM STUDI S1 KEBIDANAN DAN PROFESI BIDAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA


Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Kelainan pada Vulva ini tepat pada
waktunya. Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas Dosen pada Mata Kuliah Komplikasi dalam Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi.
Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang Kelainan pada
Vulva bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Saya mengucapkan terima kasih kepada Ibu Asta Adyani, S.ST., M.Kes.,
selaku Dosen Mata Kuliah Komplikasi dalam Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi yang
telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai
dengan bidang studi yang saya tekuni. Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membagi sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan
makalah ini. Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.
Surabaya, 18 Oktober 2023

Penulis

i
Daftar Isi

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Salah satu indikator keberhasilan suatu negara dalam meningkatkan kesehatan
masyarakat adalah dengan menurunnya angka kematian bayi (AKB) (De Onis et al.,
2019). AKB merupakan banyaknya bayi yang meninggal sebelum mencapai usia 1 tahun
yang dinyatakan dalam 1.000 kelahiran hidup pada tahun yang sama. Salah satu
penyebab tingginya angka kematian bayi (AKB) adalah berat badan lahir rendah
(BBLR). BBLR merupakan salah satu masalah kesehatan yang memerlukan perhatian
khusus di berbagai negara terutama pada negara berkembang atau negara dengan sosio-
ekonomi rendah. Definisi WHO terkait BBLR yaitu sebagai bayi yang lahir dengan
berat ≤ 2500 gr. WHO mengelompokkan BBLR menjadi 3 macam, yaitu BBLR (1500-
2499 gram), BBLR (1000. 1499 gram) BBLR (< 1000 gram). Menjelaskan bahwa
sebesar 60- 80% dari Angka Kematian Bayi (AKB) yang terjadi, disebabkan karena
BBLR. BBLR mempunyai risiko lebih besar untuk mengalami morbiditas dan mortalitas
daripada bayi lahir yang memiliki berat badan normal. Masa kehamilan yang kurang dari
37 minggu dapat menyebabkan terjadinya komplikasi pada bayi karena pertumbuhan
organ-organ yang berada dalam tubuhnya kurang sempurna. Kemungkinan yang terjadi
akan lebih buruk bila berat bayi semakin rendah. Semakin rendah berat badan bayi, maka
semakin penting untuk memantau perkembangannya di minggu-minggu setelah
kelahiran. Ibu yang selalu menjaga kesehatannya dengan mengkonsumsi makanan
bergizi dan menerapkan gaya hidup yang baik akan melahirkan bayi yang sehat,
sebaliknya ibu yang mengalami defisiensi gizi memiliki risiko untuk melahirkan BBLK
(Nussbaumer-Streit et al, 2020). Menurut Rajashree dalam Hartiningrum(Hartiningrum
& Fitriyah, 2019) BBLR tidak hanya menggambarkan situasi kesehatan dan gizi, tetapi
juga menunjukkan tingkat kelangsungan hidup, dan perkembangan psiko sosialnya.
Bayi BBLR mempunyai peluang lebih kecil untuk bertahan hidup dan lebih
rentan terhadap penyakit hingga mereka dewasa. BBLR cenderung mengalami gangguan
perkembangan kognitif, retardasi mental, serta lebih mudah. Mengalami infeksi yang
dapat mengakibatkan kesakitan atau bahkan kematian (De Onis et al., 2019). Dampak
lain yang muncul pada orang dewasa yang memiliki riwayat BBLR yaitu berisiko

1
menderita penyakit degeneratif yang dapat menyebabkan beban ekonomi individu dan
masyarakat

1.2 Tujuan

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi BBLR


Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) merupakan bayi yang lahir dengan berat badan
kurang dari 2500 gram tanpa memandang masa kehamilan. Bayi yang berada persentil
10 dinamakan ringan untuk umur kehamilan. Dahulu neonatus dengan berat badan lahir
kurang dari 2500 gram atau sama dengan 2500 gram disebut prematur. Pembagian
menurut berat badan ini sangat mudah tetapi tidak memuaskan. Sehingga lambat laun
diketahui bahwa tingkat morbilitas dan mortalitas pada neonatus tidak hanya bergantung
pada berat badan saja, tetapi juga pada tingkat maturitas bayi itu sendiri. (Atikah
Proverawati 2016).
2.2 Klasifikasi BBLR
Klasifikasi BBLR Menurut Sinta B 2019, Klasifikasi BBLR dibagi menjadi 3, yaitu :
a. BBLR : Berat Badan Bayi Rendah (< 2.500 gram)
b. BBLSR : Berat Badan Bayi Sangat Rendah (<1.500 gram)
c. BBLER : Berat Badan Bayi Ekstrem Rendah (<1.000 gram)
2.3 Komplikasi Pada BBLR
a. Kesulitan pemberian makan
Kesulitan pemberian makan adalah suatu masalah umum , sejalan dengan
pertumbuhan bayi , kemampuan makan pada bayi akan membaik.
b. Suhu tubuh tidak normal
Untuk suhu tubuh tidak normal metode kanguru sangat dianjurkan untuk
mempertahankan suhu tubuh bayi dengan berat badan lahir rendah. Metode perawatan
ini direkomendasikan untuk bayi yang tidak mengalami penyakit serius, dan
khususnya untuk bayi yang berat badannya kurang dari 1800 gram .
c. Kesulitan bernapas , misalnya sindrom distres pernapasan dan apnea
d. Enterokolitis nekrotik
e. Ikterus akibat prematuritas
f. Pendarahan intraventrikular
g. Anemia , untuk mencegah anemia defisiensi zat besi , berikan sediaan zat besi oral
kepada bayi kecil guna memberikan unsur besi 2mg/kg berat badan sekali sehari dari
usia 2 bulan sampai usia 23 bulan.

3
h. Tanpa memperhatikan masalah lain yang dialami, semua bayi kecil membutuhkan
pertimbangan khusus dalam hal pemberian makan.
2.4 Etiologi
Demikian juga menurut Sinta B 2019, etiologi BBLR dibedakan menjadi 3 Faktor, yaitu :
a. Faktor ibu
1) Kekurangan gizi saat hamil
2) Usia dibawah 20 tahun dan diatas 35 tahun
3) Penyakit menahun ibu (hipertensi, jantung, dll)
b. Faktor kehamilan
1) Hamil dengan Hidramnion
2) Hamil ganda
3) Perdarahan antepartum
4) Komplikasi hamil
c. Faktor Janin
1) Cacat bawaan
2) Infeksi dalam rahim
2.5 Faktor predisposisi BBLR
Kelahiran BBLR dapat disebabkan oleh kelahiran kurang bulan, pertumbuhan janin
terhambat (PJT) atau keduanya.. Faktor-faktor yang berhubungan dengan kelahiran
BBLR mencakup faktor fetal, maternal, uterus, dan plasenta.
Faktor – faktor yang dapat menyebabkan kejadian BBLR diantaranya adalah :
a. Faktor fetal
1) Kehamilan kembar
2) Gawat janin
3) Eritroblastosis
4) Faktor genetik, kelainan bawaan dan kelainan kromosom
5) Infeksi bawaan seperti rubela dan CMV
b. Faktor maternal
1. Hipertensi
2. Preeklampsia dan eklampsia
3. Penyakit kronis dan penyakit infeksi
4. Malnutrisi
5. Merokok
6. Penyalahgunaan obat terlarang

4
7. Faktor maternal lain, seperti usia, paritas, dan status ekonomi yang rendahc.
c. Faktor uterus
1. Uterus bicornis
2. Servik inkompeten
d. Faktor plasenta
1. Plasenta previa
2. Solusio plasenta
3. Insufisiensi plasenta
4. Berbagai masalah anatomis, seperti infark multiple, trombosis vaskuler umbilikal
dan hemangioma
e. Faktor lainnya, seperti ketuban pecah dini dan oligohiramnion
2.6 Patofisiologi
Secara umum bayi Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) berhubungan dengan usia
kehamilan yang belum cukup bulan atau prematur, di samping itu juga disebabkan
dismaturitas. Artinya, bayi lahir cukup bulan (usia kehamilan 38 minggu), tapi berat
badan lahirnya lebih kecil dibandingkan kehamilannya, yaitu tidak mencapai 2500 gram.
Biasanya hal ini terjadi karena adanya gangguan pertumbuhan bayi sewaktu dalam
kandungan yang disebabkan oleh penyakit ibu seperti adanya kelainan plasenta, infeksi,
hipertensi, dan keadaan-keadaan lain yang menyebabkan suplai makanan ke bayi jadi
berkurang.
Gizi yang baik diperlukan seorang ibu hamil agar pertumbuhan janin tidak mengalami
hambatan dan selanjutnya akan melahirkan bayi dengan berat normal. Kondisi kesehatan
yang baik, sistem reproduksi normal, tidak menderita sakit, dan tidak ada gangguan gizi
pada masa prahamil maupun saat hamil, ibu akan melahirkan bayi lebih besar. Ibu dengan
kondisi kurang gizi kronis pada masa hamil sering melahirkan bayi Berat Bayi lahir
Rendah (BBLR) vitalitas yang rendah dan kematian yang tinggi.
2.7 Tanda – Tanda BBLR
Bayi yang lahir dengan berat lahir rendah mempunyai cirri-ciri:
1) Umur kehamilan sama dengan atau kurang dari 37 minggu
2) Berat badan sama dengan atau kurang dari 2500 gram
3) Panjang badan sama dengan atau kurang dari 45 cm
4) Lingkar dada kurang dari 30 cm
5) Lingkar kepala sama dengan atau kurang dari 33 cm
6) Kepala relatif lebih besar dari badannya

5
7) Rambut lanugo masih banyak dan jaringan lemak subkutan tipis Atau kurang
8) Kulit tipis dan transparan
9) Vernik kaseosa tidak ada atau sedikit bila ada
10) Kulit mengkilap, telapak kaki halus
11) Sering tampak peristaltik usus
12) Genetalia belum sempurna, labia minora belum tertutup oleh labia mayora, klitoris
menonjol (pada bayi perempuan). Testis belumturun kedalam skrotum, pigmentasi
dan rugue pada skrotum kurang (pada bayi laki-laki)
13) Tangisannya lemah dan jarak pernafasan tidak teratur dan sering terjadi apnea
14) Refleks tonik-neck lemah dan reflex morro positif
15) Tonus otot lemah sehingga bayi kurang aktif dan pergerakannya lemah
16) Daya hisap lemah terutama dalam hari-hari pertama (Atikah dan cahyo, 2010; h. 3).
2.8 Penanganan
Penanganan BBLR Berdasarkan buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) yang
diterbitkan oleh Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehtan Kementerian
Kesehatan RI (2014), penanganan BBLR dapat dilakukan dengan :
1. Mempertahankan suhu dengan ketatBBLR mudah mengalami hipotermia, jadi suhu
tubuhnya harus dipertahankan jangan sampai hipotermi. Jaga bayi tetap hangat.
2. Mencegah infeksiBBLR sangat rentan terhadap infeksi. Karena itu, perhatikan
prinsip-prinsip pencegahan infeksi, termasuk mencuci tangan dengan sabun dan air
bersih mengalir sebelum dan sesudah memegang bayi.
3. Pengawasan nutrisi/ASIRefleks menelan BBLR belum sempurna. Oleh sebab itu,
pemberian nutrisi harus dilakukan dengan cermat.
4. Penimbangan ketat Perubahan berat badan mencerminkan kondisi gizi/nutrisi bayi dan
erat kaitannya dengan daya tahan tubuh. Oleh sebab itu, penimbangan berat badan
harus dilakukan dengan ketat.

6
BAB III

KESIMPULAN

7
Daftar Pustaka

8
9

Anda mungkin juga menyukai