FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
OLEH:
HARIADY SALAM
C111 11 261
Pembimbing:
dr. Husain Assagaf
dr. Nia Krisdiantari
Supervisor:
Dr. dr. Ema Alasiry, Sp.A (K)
HALAMAN PENGESAHAN
: Hariady Salam
NIM
: C111 11 261
Hariady Salam
Supervisor
DAFTAR ISI
1
DAFTAR ISI.1
LATAR BELAKANG..2
DEFINISI. 3
EPIDEMIOLOGI 3
ETIOLOGI ..4
KLASIFIKASI.
PATOFISIOLOGI......
DIAGNOSIS....
10
KOMPLIKASI.
12
PENATALAKSANAAN .. 17
PROGNOSIS 24
DAFTAR PUSTAKA.. 25
LATAR BELAKANG
Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi yang lahir dengan berat 2500 gram atau
kurang tanpa memperhatikan usia kehamilan. Sejak tahun 1961 World Health Organisation
(WHO) telah mengganti istilah bayi prematur dengan bayi berat lahir rendah karena disadari
tidak semua bayi dengan berat badan kurang dari 2500 gram pada waktu lahir adalah bayi
prematur. Bayi berat lahir rendah dapat dibagi menjadi dua golongan, yaitu prematuritas
murni dan dismaturitas.
BBLR merupakan salah satu penyebab tidak langsung kematian pada neonatus di
seluruh dunia. Secara global, 40 80% dari kematian neonatal terjadi pada bayi dengan berat
lahir rendah. Menurut WHO, di seluruh dunia lahir sekitar 20 juta bayi dengan berat lahir
rendah dan 19 juta di antaranya lahir di beberapa negara berkembang dengan angka insiden
antara 11% sampai 31%. Pada negara berkembang keadaan ini diperburuk oleh kekurangan
nutrisi dalam kehamilan yang berdampak pada defisiensi nutrisi mikro seperti anemia yang
dapat berakibat fatal pada ibu hamil dan bayi baru lahir.
(Bang AT, Baitule SB, Reddy HM. 2005)
DEFINISI
Berat lahir adalah berat bayi yang ditimbang dalam satu jam setelah lahir. Menurut
Departemen Kesehatan (Depkes) RI, BBLR ialah bayi yang lahir dengan berat 2500 gram
atau kurang tanpa memperhatikan usia kehamilan.
EPIDEMIOLOGI
BBLR merupakan salah satu penyebab tidak langsung kematian pada neonatus di
seluruh dunia. Secara global, 40 80% dari kematian neonatal terjadi pada bayi dengan
berat lahir rendah.
3
BBLR sampai saat ini masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di banyak
negara karena dianggap menjadi salah satu faktor penyebab kematian bayi. Menurut
WHO, di seluruh dunia lahir sekitar 20 juta bayi dengan berat lahir rendah dan 19 juta di
antaranya lahir di beberapa negara berkembang dengan angka insiden antara 11% sampai
31%. Pada negara berkembang keadaan ini diperburuk oleh kekurangan nutrisi dalam
kehamilan yang berdam pak pada defisiensi nutrisi mikro seperti anemia yang dapat
berakibat fatal pada ibu hamil dan bayi baru lahir.
( Bang AT, Baitule SB, Reddy HM. 2005)
Kejadian BBLR tidak dapat dibiarkan begitu saja karena berkaitan dengan
kematian perinatal dan neonatal. Menurut Depkes, sekitar 57% kematian bayi terjadi pada
bayi umur di bawah 1 bulan dan utamanya disebabkan oleh gangguan selama perinatal
dan bayi berat lahir rendah. Bayi dengan berat lahir rendah cenderung mengalami
perkembangan kognitif yang lambat, kelemahan syaraf dan mempunyai prestasi yang
buruk pada proses pendidikannya. Bahkan BBLR mempunyai dampak yang kompleks
sampai usia dewasa, antara lain meningkatkan risiko penyakit jantung koroner, diabetes,
gangguan metabolik dan kekebalan tubuh serta ketahanan fisik sehingga dapat
meningkatkan beban ekonomi individu dan masyarakat.
Di Indonesia, BBLR menjadi masalah yang memprihatinkan. Menurut SKRT
tahun 2001, 29% kematian bayi disebabkan oleh BBLR. Masalah yang sering timbul
akibat BBLR adalah hipotermia, hipoglikemia, hiperbilirubinemia, infeksi, dan gangguan
minum.
( Bang AT, Baitule SB, Reddy HM. 2005)
ETIOLOGI
Faktor Ibu:
1. Penyakit.
Penyakit yang berhubungan langsung dengan kehamilan,
misalnya toksemia gravidarum, pendarahan antepartum, trauma fisis
dan psikologis. Penyebab lainnya adalah diabetes melitus, penyakit
jantung, korioamnionitis dan tindakan operatif dapat menjadi faktor
etiologi prematuritas dan BBLR.
2. Usia.
4
berhubungan
dengan
retardasi
pertumbuhan
KLASIFIKASI
Klasifikasi BBLR, yaitu:
a.Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR), berat lahir 1500-2499 gram.
b.
c.Bayi Berat Lahir Amat Sangat Rendah (BBLASR), berat lahir < 1000 gram.
Saat lahir, ada tiga parameter antropometrik yang penting untuk diukur yaitu berat
lahir, panjang badan dan lingkar kepala. Kemudian dimasukkan dalam kurva Lubchenco
untuk melihat apakah usia gestasi bayi dengan berat lahir berada dalam batas normal atau
tidak.
(Klaus MH and Fanaroff AA, 2005.)
minggu.
Usia gestasi kurang 37 minggu dan berat badan sesuai dengan usia
gestasi yaitu berat badan terletak antara persentil ke-10 sampai
persentil ke - 90 pada kurva pertumbuhan intrauterin Lubchenco atau
biasa
SMK).
b. KMK
Bayi lahir dengan berat badan kurang untuk usia gestasi seharusnya.
Penyebab KMK adalah setiap keadaan yang mengganggu pertukaran
zat antara ibu dan janin mengakibatkan gangguan hantaran makanan
pada janin. KMK juga dihubungkan dengan keadaan medis yang
menganggu sirkulasi dan insufisiensi plasenta, pertumbuhan dan
perkembangan janin, kesehatan umum dan nutrisi ibu. Berarti bayi
mengalami retardasi pertumbuhan intrauterin dan merupakan bayi
KMK. Terdapat dua jenis KMK yaitu :
1) Simetris.
Janin yang menderita distres yang lama di mana gangguan
pertumbuhan terjadi berminggu-minggu sampai berbulanbulan sebelum bayi lahir sehingga berat, panjang, lingkar
kepala dalam proporsi yang seimbang. Akan tetapi
keseluruhannya masih di bawah usia gestasi yang sebenar.
Bayi tidak menunjukkan adanya wasted oleh karena
retardasi pada janin terjadi sebelum terbentuknya jaringan
lemak.
2) Asimetris.
Terjadi akibat distres sub-akut. Gangguan terjadi beberapa
minggu sampai beberapa hari sebelum janin lahir. Pada
keadaan ini lingkar kepala dan panjang janin normal akan
tetapi berat lahir tidak sesuai dengan masa gestasi. Bayi
tampak wasted dengan tanda-tanda sedikitnya jaringan
lemak di bawah kulit. Kulit tampak keriput dan mudah
diangkat, bayi kelihatan sangat kurus.
( Behrman, Kliegman, Arvin, Nelson. 2009)
KARAKTERISTIK
Penyebab
Frekuensi
Mulai
Ponderal indeks
Bagian organ terganggu
IUGR SIMETRIS
Intrinsik atau ekstrinsik:
IUGR ASIMETRIS
Hanya ekstrinsik: Insufisiensi
plasenta kronik
intrauterine
20-30%
Diawal kehamilan
Normal
Sering mikrosefalus IUGR
70-80%
BIasanya trimester ke-3
Meningkat
Kingkar perut kecil, kelaian
terpengaruhi belakangan,
lingkar kepala dan diameter
biparietal juga berkurang. Berat
lahir, panjang lahir, timus,hati,
jantung, otak. Rasio otak
dengan liver: 6;1(kepala lebih
Berkurang
Normal
Biasanya kecil
PATOFISIOLOGI
Patofisiologi terjadinya BBLR bergantung terhadap faktor-faktor yang berkaitan
dengan prematuritas danIntra Uterine Growth Retardation(IUGR). Sangat susah untuk
memisahkan secara tegas antara faktor-faktor yang berkaitan dengan prematur dan faktorfaktor yang berkaitan dengan IUGR dan menyebabkan terjadinya BBLR.
Kelahiran prematur dari BBLR yang sesuai masa kehamilan dihubungkan dengan
kondisi medis yang berhubungan dengan ketidakmampuan uterus untuk mempertahankan
janin, tindakan-tindakan selama masa kehamilan, pecah ketuban prematur atau solusio
plasenta prematur, atau rangsangan-rangsangan yang tidak dapat dijelaskan yang dapat
menimbulkan kontraksi uterus sebelum waktunya.
Etiologi
Faktor janin:
-Kehamilan ganda
-Volume amnion
pergerakan janin yang pertama terjadi lebih lambat, pertambahan berat badan
ibu sangat lambat, sering dijumpai kehamilan dengan oligohidramnion,
hiperemesis gravidarum, dan perdarahan antepartum.
b. Pemeriksaan fisik.
Pemeriksaan fisik pada bayi BBLR antara lain:
1) Berat badan <2500 gram.
2) Pemeriksaan skor Ballard:
Penilaiaan menurut Ballard adalah dengan menggabungkan hasil
penilaian maturitas neuromuskuler dan maturitas fisik. Kriteria
pemeriksaan maturitas neuromuskuler diberi skor, demikian pula
kriteria pemeriksaan maturitas fisik. Jumlah skor pemeriksaan
maturitas
neuromuskuler
dan maturitas
fisik
digabungkan,
11
RDS
- Distress pernapasan
DAN
GEJAL
A
MAS
- Cairan ketuban
Sianosis
Retraksi:cekungan pada
berwarna kehijauan
teratur
kehijauan
-
ASFIKSIA
- DJ > 100x/m atau
karna kekurangan
tampak lemas/lemah
Takipneu
saat ekspirasi
Tanda post
Depresi pernapasan,
maturitas(berat badan
kurang, kulit
oksigen
mengelupas)
Takipneu
Sianosis
pucat
b. Perdarahan intrakranial
Pendarahan intrakranial adalah perdarahan di dalam tulang
tengkorak. Perdarahan bisa terjadi di dalam otak atau di
sekeliling otak
c. Kardiovaskular:
-
d. Hematologi:
1) Hiperbilirubinemia
Terjadi perubahan warna kuning pada kulit, membran mukosa,
sklera dan organ lain yang disebabkan oleh peningkatan kadar
bilirubin di dalam darah. Pada bayi dengan BBLR yang lahir
prematur, organ-organ belum berkembang sempurna termasuk
hepar di mana merupakan tempat metabolisme bilirubin.
Akibatnya konjugasi dan eliminasi bilirubin menjadi terganggu
sehingga banyak bilirubin beredar dalam darah
2) Infeksi Neonatorum atau Sepsis
Adalah infeksi bakteri umum generalisata yang biasanya terjadi
pada bulan pertama kehidupan yang menyebar ke seluruh tubuh
bayi baru lahir. Sepsis adalah sindrom yang dikarakteristikan
oleh tanda-tanda klinis dan gejala-gejala infeksi yang parah
yang dapat berkembang ke arah septisemia dan syok septic
Yang dapat terjadi pada sepsis:
-
Hipotermi
Berat badan menurun tiba-tiba
Pernapasan : dispnea, takipnea, apnea, tampak tarikan otot
15
II.
kurun waktu 1 jam. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam tatalaksana BBLR
menggunakan program S.T.A.B.L.E adalah:
(Kristine AK.The S.T.A.B.L.E. 2006)
b. Temperature
18
Ringan
: 36o-36,5oC
Sedang: 32o-36oC
Pada
hipotermia
yang
berat,
bayi
dalam
batas
yang
19
c. Airway
Masalah pernapasan menjadi masalah yang sering dialami bayi yang
mendapat perawatan di Neonatal Intensive Care Unit (NICU). Saat
resusitasi dilakukan upaya membuka alveoli paru, pasca resusitasi
alveoli paru belum sepenuhnya terbuka. Deteksi dini kegawatan napas
dan evaluasi terapi, termasuk menilai progresifitas gangguan
pernapasan merupakan perkara yang sangat penting. Salah satu
penilaian dini gangguan pernapasan yang mudah adalah menggunakan
Skor Downe.
Tabel 1. Skor Downe.
Kecepatan napas
Retraksi
0
< 60x/menit
Tidak ada retraksi
Sianosis
Udara masuk
(+)
Merintih
Tidak merintih
1
60-80x/menit
Retraksi ringan
Tidak tampak
2
> 80x/menit
Retraksi berat
Sianosis (+)
sianosis dengan O2
Udara masuk
dengan O2
Tidak ada udara
berkurang
masuk
Terdengar tanpa
Terdengar melalui
stetoskop
menggunakan
peralatan
f. Emotional Support
Sampaikan informasi mengenai bayi dan rencana tatalaksana terhadap
bayi kepada keluarga bayi jika bayi perlu dirujuk. Sebaiknya bila
kondisi ibu memungkinkan, beri ibu kesempatan untuk melihat
bayinya, beri dorongan ibu untuk kontak dengan bayinya. Beri
dorongan dan keyakinan pada ibu untuk tetap memberikan air susu ibu
(ASI) kepada bayi.
III.
Adapun tatalaksana yang dapat diberikan yaitu dengan mengajarkan perawatan metode
kanguru (PMK). PMK adalah salah satu metode perawatan bayi BBLR dengan melakukan
kontak langsung (kulit dengan kulit) antara bayi dengan ibunya (atau keluarga lainnya).
Manfaat PMK bagi bayiadalah denyut jantung stabil, pernapasan lebih teratur, suhu tubuh
lebih stabil, kenaikan berat badan lebih cepat, perkembangan otak lebih baik, lebih jarang
menangis, lebih berhasil menyusu langsung pada ibu, dan memperpanjang durasi menyusu.
Dan manfaat PMK bagi ibu adalah ibu lebih percaya diri dalam merawat bayi, hubungan
lekat antara ibu dan bayi lebih baik, serta mengurangi penelantaraan anak.
(WHO. Kangaroo Mother Care.2008)
sepanjang
waktu
tetapi
hanya
dilakukan
jika
ibu
PMK,
ibudapat
dengan
mudah
memberikanASI
tanpaharus
Posisi kanguru yang diajarkan pada ibu adalah bayi berada di antara payudara ibu,
kepala bayi menoleh ke satu sisi, dan posisi kaki kodok pada bayi. Untuk komponen
nutrisi dapat dilakukan dengan menjelaskan kepada ibu mengenai inisiasi menyusu dini.
23
PROGNOSIS
Pada umumnya, semakin hebat tingkat prematuritasnya dan semakin rendahnya berat
badan lahir bayi, semakin besar pula kemungkinan timbulnya defisit intelektual dan
neurologis. Sebanyak 50% bayi dengan berat 500-700 gram mempunyai cacat
perkembangan saraf seperti kebutaan, ketulian, retardasi mental, serebral palsi. Kecilnya
lingkaran kepala bayi pada saat lahir dapat terkait dengan prognosis perilaku saraf yang
jelek. Prognosis BBLR akan baik bila ditangani dengan cepat dan perawatan yang
intensif.
( Rantakallio P, Von Wendt L.1985)
24
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. Low Birth Weight. Marchof Dimes. [Diakses 14 Desember 2014] Available
from http:///www.marchofdimes.com/professionals/681_1153.asp.
Ballard JL, Khoury JC, Wedig K. New Ballard Score, Expanded To Include Extremely
Premature Infants. The Journal of Pediatrics. 119(3):417423, 1991; used with
permission of the CV Mosby Company.
Bang AT, Baitule SB, Reddy HM. Low Birth Weight and Preterm Neonates: Can They Be
Managed At Home By A Mother and A Trained Village Health Worker?.Journal of
Perinatology. 2005; 25:72-81
Behrman, Kliegman, Arvin, Nelson. Prematuritas dan Retardasi Pertumbuhan Intrauteri.
Dalam: Wahab SA, penyunting. Ilmu Kesehatan Anak Nelson. 1st ed. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2009. H:561-562
Department of Reproductive Health and Research World Health Organization
Geneva.Kangaroo Mother Care: APractical Guide. WHO;2003
Handaningrum EY. Analisis Jalur (Path Analysis) Untuk Mengetahui Hubungn Antara
Usia Ibu, Kadar Hemoglobin, dan Masa Gestasi Terhadap Bayi Baru Lahir.
Semarang: Universitas Diponegoro; 2013
HTA Indonesia. Perawatan Metode Kanguru; 2008
Kristine AK.The S.T.A.B.L.E.Pre-transport / Post-resuscitation Stabilization Care of Sick
Infants Guidelines for Neonatal Healthcare Providers 5th ed.The March of Dime;
2006
Ministry of National Development Planning.Report on The Acheivement of The
Millenium Development Goals in Indonesia 2011:BAPPENAS;2012
Michael GR. Fetal Growth Restriction.Medscape;[updated Mar 8 2013; cited 2014
December 14].Available from : http://www.emedicine.medscape.com
Pramono MS, Putro G. Resiko Terjadinya Berat Bayi Lahir Rendah Menurut Determinan
Sosial, Ekonomi, dan Demografi di Indonesia. Surabaya: Buletin Penelitian Sistem
Kesehatan. 2009; 12:127-132
Rachma FB. Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah. Dalam: Buku Teks Ilmu
Kebidanan. Edisi ke-3. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo;
2002: H771-784
Rao S, Udani R, Nanavati R. Kangaroo Mother Care For Low Birth Weight Infants. I
Pediatric.2008;45(1):17-23
25
26