SELVANY
PANGKALPINANG
MARET 2021
BAB I
PENDAHULUAN
berbagai negara terutama pada negara berkembang atau negara dengan sosio-ekonomi
rendah. WHO (World Health Organization) mendefinisikan BBLR sebagai bayi yang
lahir dengan berat ≤ 2500 gr.). WHO (2018) juga mengatakan bahwa sebesar 60–80%
dari Angka Kematian Bayi (AKB) yang terjadi disebabkan karena BBLR. BBLR
memiliki risiko lebih besar untuk mengalami morbiditas dan mortalitas dari pada bayi
lahir yang memiliki berat badan normal. BBLR dapat menyebabkan terjadinya
komplikasi pada bayi karena pertumbuhan organ-organ yang berada dalam tubuhnya
belum sempurna. Kemungkinan yang terjadi akan lebih buruk bila berat bayi semakin
rendah. Semakin rendah berat badan bayi, maka semakin penting untuk memantau
2016).
BBLR dapat disebabkan oleh 2 hal yaitu kelahiran prematur atau kelahiran saat usia
kehamilan ≤ 37 minggu dan IUGR (Intra Uterine Growth Restriction) yang biasa
kematian. Menetapkan penyebab BBLR antara prematur atau IUGR merupakan hal
yang penting karena tingkat kematian antara kedua kondisi tersebut berbeda secara
signifikan (Astria, 2016). Sutan, (2014) dalam penelitiannya menyatakan bahwa faktor
penyebab lain BBLR adalah faktor ibu (status gizi, umur, paritas, status ekonomi),
riwayat kehamilan buruk (pernah melahirkan BBLR, aborsi), asuhan antenatal care
yang buruk, keadaan janin. Sementara itu, bayi yang lahir prematur dengan IUGR
memiliki kondisi fisik yang lemah dan biasanya mengalami gangguan pertumbuhan
Data WHO (2019) Berat badan lahir rendah terus menjadi masalah kesehatan
konsekuensi jangka pendek dan jangka panjang. Secara keseluhan diperkirakan bahwa
15%-20% dari semua kelahiran di seluruh dunia adalah berat badan lahir rendah,
mewakili lebih dari 20 juta kelahiran pertahun. Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)
sampai saat ini masih menjadi masalah kesehatan masyarakat yang utama, diperkirakan
15-20% dari semua kelahiran di seluruh dunia adalah BBLR yang mewakili lebih dari
20 juta kelahiran per tahun. Meskipun ada variasi dalam prevalensi BBLR di setiap
negara, namun hampir 95,6% dari mereka berada di negara berkembang atau negara
pengurangan angka kejadian BBLR sebesar 30% pada tahun 2025. Hal ini berarti ada
penurunan relatif 3,9% per tahun antara tahun 2012-2025. Data Riset Kesehatan Dasar
tahun 2018, proporsi berat badan lahir < 2500 gram (BBLR) pada bayi dari seluruh
provinsi yang ada di Indonesia sebesar 6,2% (Persentase ini merupakan hasil rata-rata
dari seluruh kassus BBLR yang terjadi diseluruh penjuru Indonesia (Kemenkes, 2018).
Data Profil Kesehatan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Kematian bayi (0–12
bulan) di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung tahun 2019 berjumlah 188 kasus
meningkat dari tahun 2018 sejumlah 166 kasus Jumlah kematian bayi pada tahun 2019
terbanyak terdapat di Kabupaten Belitung (27,65% dari total kematian bayi) dan paling
sedikit terdapat di Kabupaten Bangka Tengah (5,85% dari total kematian bayi).
Kematian tertinggi terjadi pada usia neonatal (0-28 hari) sebanyak 143 kasus 76,06%
( Dinkes, 2019).
Masalah yang sering terjadi pada BBLR adalah ketidakstabilan suhu tubuh, masalah
pencernaan dan imunitas, dan masalah pernafasan (Hockenberry & Wilson, 2009).
lemak subkutan, rasio luas permukaan terhadap berat badan yang besar, produksi panas
berkurang akibat lemak coklat yang tidak memadai dan ketidakmampuan untuk
dan nutrisi akibat reflek hisap dan menelan yang buruk sebelum 34 minggu, motalitas
usus yang menurun, pengosongan lambung yang tertunda, serta pencernaan dan
absorbsi vitamin yang larut dalam lemak kurang. BBLR juga mengalami imanuritas
imonologis atau resiko tinggi infeksi. Masalah imunitas akibat tidak banyak transfer
IgG maternal melalui plasenta selama trimester ke tiga, fagositosis terganggu dan
penuruna faktor komplemen (Kosim, Yunanto, Dewi, Saroso & Usma, 2014;
Hockenberry & Wilson, 2009). Masalah pernafasan akibat defisiensi surfaktan paru,
resiko aspirasi karena belum terkoordinasinya refleks batuk, reflek menghisap dan
reflek menelan, otot pembantu respirasi yang lemah, serta pernafasan yang periodik
dan apnea. Gangguan nafas merupakan masalah yang sering dijumpai pada hari
pertama kehidupan bayi baru lahir, ditandai dengan takipnea, nafas cuping hidung,
retraksi intercostal, sianosis dan henti nafas ( Julianti & Oktiawati, 2019).
Adapun masalah keperawatan yang sering muncul pada BBLR adalah Pola Nafas tidak
Efektif. Menurut Herdman dan Kamitsuru (2018) menyatakan pola nafas tidak efektif
adalah inspirasi dan/ ekspirasi yang tidak memberi ventilasi adekuat. Adapun penyebab
pola nafas tidak efektif yaitu: pola nafas abnormal, Perubahan ekskursi dada,
Tingginya angka kejadian dan banyaknya masalah yang terjadi pada BBLR, maka
peran perawat sebagai advokasi sangat penting. Upaya yang dilakukan dalam rangka
penerapan pendekatan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) pada bayi muda dan
usia 2 bulan sampai dengan 5 tahun. Peran Perawat sebagai edukator yaitu sebagai
perencanaan pulang pada ibu secara signifikan meningkatkan kepercayaaan diri dan
pengetahuan ibu merawat bayinya sehari sebelum dipulangkan, selain itu juga
didapatkan berat badan bayi prematur meningkat secara signifikan. Hal ini sejalan
dengan penelitian Mianaei, et al. (2014) yang menyatakan bahwa intervensi pendidikan
yang diberikan pada orang tua dapat meningkatkan kesehatan mental dan interaksi
orang tua dengan bayi, menurunkan risiko rawat ulang dan mengurangi waktu lama
rawat. Program edukasi yang dilakukan secara teratur dan berkesinambungan dapat
memberikan informasi sesuai dengan kebutuhan orang tua sehingga dapat membantu
orang tua untuk memahami informasi yang disampaikan (Lantz, 2017). Selain itu,
keperawatan pada BBLR dengan masalah keperawatan pola nafas tidak efektif.
Bagaimanakah Gambaran Asuhan Keperawatan Pada Bayi Berat Lahir Rendah dengan
Untuk Menggambarkan Asuhan keperawatan Pada Bayi Berat Lahir Rendah Rendah
4. Melakukan tindakan keperawatan pada bayi berat lahir rendah dengan masalah
5. Melakukan evaluasi keperawatan pada bayi berat lahir rendah dengan masalah pola
keperawatan khususnya pada asuhan keperawatan pada bayi berat lahir rendah
KONSEP DASAR
2.1.1 Definisi
Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi yang lahir dengan berat badan kurang
Bayi Berat Lahur Rendah (BBLR) adalah bayi baru lahir yang berat badannya saat
lahir kurang dari 2500 gram (sampai dengan 2499 gram) (Saiffudin, 2009).
Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi yang berat badan kurang dari 2500
Berat Badan Lahir Rendah merupakan bayi yang dilahirkan dengan berat badan
Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi yang lahir dengan badan kurang dari
2.1.2 Etiologi
Penyebab BBLR sangat kompleks. BBLR dapat disebabkan oleh kehamilan kurang
bulan. Bayi kecil untuk masa kehamilan atau kombinasi keduanya (Kemenkes, 2010).
Penyebab terjadinya bayi BBLR secara umum bersifat multifaktoral, sehingga kadang
1) Penyakit
2) Ibu
1. Kehamilan pada usia < 20 tahun atau lebih dari usia 35 tahun
4. Ibu perokok
3) Faktor Janin
1. Kelainan kromosom
3. Radiasi
4) Faktor Plasenta
2. Narkotik
3. Ibu pendek
4. Radiasi
2.1.3 Patofisiologi
Berat badan lahir rendah dapat disebabkan oleh beberapa faktor yaitu, faktor ibu,
faktor janin, dan faktor lingkungan. Faktor ibu meliputi penyakit yang diderita
ibu, usia ibu saat hamil kurang dari 16 tahun atau lebih dari 35 tahun, keadaan
makanan ke bayi jadi berkurang. Hal tersebut dapat mengakibatkan bayi lahir
prematur atau dismatur dengan berat badan lahir kurang dari 2500 gram. Jika
hal tersebut terjadi, maka bayi dituntut beradaptasi pada kehidupan ekstrauterin
antara lain:
2. Bayi Berat Lahir Sangat Rendah (BBLSR) berat lahir 1000-1500 gram
3. Bayi Berat Lahir Ekstrim Rendah (BBLER) berat lahir kurang dari1000 gram
2.1.5 Manifestasi Klinis BBLR menurut Proverawati & Ismawati, Haryani (2019)
adalah:
sempurna
pada punggung
6. Pada bayi laki-laki , skrotum belum banyak lipatan, testis kadang belum
turun
1. Umur bayi dapat cukup, kurang atau lebih bulan, tetapi berat badan
5. Bayi perempuan bila cukup bulan labiya mayora menutupi labiya minora
2.1.5 Komplikasi menurut Haryani., Hardiani & Thoyibah (2019) antara lain:
1. Hipotermia
sedikit, belum matangnya sistem saraf pengatur suhu tubuh, luas permukaan
tubuh relatif lebih besar dibanding dengan berat badan sehingga mudah
Disebut juga penyakit membran hialin. Kesukaran pernafasan pada bayi berat
hialain surfaktan paru yang merupakan suatu zat yang dapat menurunkan
2019).
3. Aspirasi pneumonia
Keadaan ini disebabkan karena flek menelan dan batuk pada bayi lahir
4. Perdarahan intraventrikuler
Hal ini disebabkan oleh karena bayi berat lahir rendah sering menderita
aliran darah ke otak bertambah. Penambahan aliran darah ke otak akan lebih
banyak lagi karena tidak adanya otoregulasi serebral pada bayi premature,
sehingga mudah terjadi perdarahan dari pembuluh darah kapiler yang rapuh
Thoyibah, 2019).
5. Fibropasia retrorental
dengan udara biasa lagi, pembuluh darah ini mengalami vasodilitasi yang
tidak teratur. Kelainan ini dapat dilihat pada bayi yang berat badanya
kuranag dari 2000 gram. Stadium akut penyakit ini dapat terlihat pada umur
3-6 minggu dalam bentuk dilatasi arteri dan vena retina. Pengobatan pada
Dalam hal ini yang paling penting adalah pemasukan oksigen yang diberikan
tidak melebihi 40% hal ini dapat dicapai dengan memberikan oksigen
dengan kecepatan dua liter per menit (Haryani., Hardiani & Thoyibah,
2019).
6. Hiperbilirubinemia
Hal ini dapat terjadi karena belum maturnya fungsi hepar. Kurangnya enzim
direk belum sempurna dan kadar albumin darah yang berperan dalam
uterus. Selain itu mekonium akan dilepaskan dan bercampur dengan cairan
paru janin karena inhalasi. Ketika bayi lahir akan menderita gangguan
8. Hipoglikemia
glukosa yang diambil janin tergantung dari kadar gula darah ibu karena
terputusnya hubungan plasenta dan janin menyebabkan terhentinya
mg/dL selama 72 jam pertama, sedangkan bayi berat badan lahir rendah
dalam kadar 40 mg/dL. Hal ini disebabkan cadangan glikogen yang belum
mencukupi. Hipoglikemia bila kadar gula darah sama dengan atau kurang
9. Gangguan imonologik
Daya tahan tubuh terhadap infeksi berkurang karena rendahnya kadal igG
gamma glubolin. Bayi relatif belum sanggup membentuk antibody dan daya
fagositosis serta reaksi terhadap peradangan masih belum baik ( Ridha nabil,
2014).
1. Pemberian ASI
1) ASI mempunyai keuntungan yaitu kadar protein tinggi laktal albumin, zat
oligosakarida.
bayi.
sakit sehingga pemberian ASI atau nutrisi yang tepat penting untuk tumbuh
Bayi Dengan Berat Lahir Rendah (BBLR) terutama yang kurang bulan
secara:
pertumbuhan panas
kehilangan panas pada bayi secara umum yang penting diketahui bagi
Kehilangan panas pada bayi dengan berat rendah ada 4 cara yaitu:
1) Konduksi yaitu panas tubuh akan hilang bila bayi ditidurkan diatas
2) Konveksi yaitu panas tubuh akan hilang bila ada udara dingin bertiup sekitar
bayi. Perhatian agar bayi tidak kehilangan suhunya, bayi tidak berikan
3) Evavorasi yaitu panas tubuh akan hilang dengan adanya penguapan cairan
4) Radiasi yaitu panas tubuh akan hilang bila dekat dengan benda-benda yang
disekitarnya
2. Faktor predisposisi
Beberapa hal berikut ini merupakan faktor predisposisi kehilangan panas pada
bayi, yaitu:
Kehilangan suhu tubuh 4 kali lebih besar pada bayi neonatus cukup bulan
dan 5 kali lebih besar pada bayi prematur/BBLR dibanding dengan orang
dewasa
biasa
Berikut ini adalah bayi yang berisiko kehilangan panas (termasuk bayi
1. Bayi yang disedasi, bayi yang ibunya diberikan anestesi atau mendapat
analgesik, karena:
dari bayi
2. Bayi asfiksia, lebih cepat timbul dingin karena tidak terjadi vasokontriksi
yaitu bayi:
1) Cenderung asfiksia
hipoglikemia segera
2) Predisposisi asfiksia
dingin
5) Mengandung trigliserida yang dapat dipecah menjadi gliserol dan non ester
Bayi BBLR yang kurang bulan yang tiba-tiba dihadapkan pada suhu dingin
akan mengalami hipotermi. Sebagai respon terhadap udara atau suhu dingin
memperburuk respon bayi yang lahir rendah terhadap dingin. Oleh sebab itu
bayi berat lahir rendah yang kurang bulan mempunyai resiko tinggi terhadap
Bayi baru lahir dengan berat lahir rendah yang telah mengalami hipotermi
dapat menghabiskan cadangan brown fat dan membuat suhu tubuh bayi
turun
intrakranial
2019).
Beberapa pencegahan panas pada bayi berat lahir rendah yang sehat, antara
lain:
1. Segera setelah lahir, bayi dikeringkan dan dibedong dengan popok hangat
bayi hangat)
4. Bila suhu bayi stabil, bayi dapat dirawat di box terbuka dan diselimuti
Sedangkan pada bayi berat lahir rendah yang sakit, cara untuk mencegah
hangat
Untuk mencegah pada bayi hipotermi pada bayi berat lahir rendah maka
pada bayi dalam posisi suhu keliling yang sempit, sehingga kehilangan
panas pada suhu 37º C. Sedangkan kelebihan energinya yang didapat dari
bayi dan penyembuhan bayi apabila bayi sakit. Ada dua alat yang dapat
radiant warmer dan inkubator. Untuk menentukan apakah bayi berat lahir
kondisi bayi. Ada dokter bayi yang lebih suka menggunakan warmer
lain:
2. Menyelimuti bayi terutama bagian kepala dengan kain yang kering ( bayi
Metode ini merupakan salah satu metode perawatan bayi berat lahir rendah
untuk mencegah hipotermi pada bayi baru lahir. Prinsip dasar dari metode
kangguru ini adalah mengganti perawatan bayi berat lahir rendah (BBLR)
Pada bayi BBLR reflek hisap, menelan dan reflek batuk belum sempurna,
masih kurang. Pada umumnya bayi dengan berat badan 2000 gram atau lebih
dapat menyusu pada ibunya. Bayi dengan berat kurang dari 1500 gram,
kurang mampu menghisap pada susu ibu maupun susu melalui botol
terutama pada hari-hari pertama. Dalam hal ini bayi diberi minum melalui
sonde lambung. Setelah hari kelima bayi dicoba menyusu pada ibunya bila
daya hisap cukup dapat diteruskan, bila tidak lebih baik melalui dot
dibandingkan dengan susu ibu. Pada keadaan ini air susu ibu dapat dipompa
dan dimasukkan dalam botol steril. Cara pemberian oral melalui botol adalah
dengan frekuensi yang lebih sering dalam jumlah susu yang sedikit. Jumlah
cairan yang diberikan pertama kali adalah 1-5 mililiter per jam dan jumlah
dapat ditambahkan sedikit demi sedikit setiap 12 jam. Bila air susu tidak ada
maka dapat diberikan susu buatan mengandung lemak yang mudah dicerna
oleh bayi dan rendah lactose serta mengandung 20 kalori tiap 30 mililiter air
1. Radiologi
1) Foto thoraks/baby gram pada bayi baru lahir dengan usia kehamilan kurang
bulah, dapat dimulai pada umur 8 jam. Gambaran foto thorkas pada bayi
2) USG kepala terutama pada bayi dengan usia kehamilan 35 minggu dimulai
2. Bilirubin
Sebaliknya dilakukan pada bayi yang berusia < 1 jam dengan mengambil
cairan amnion yang tertelan di lambung dan bayi belum diberikan makanan.
alkohol 95% dicampur dalam tabung kemudian di kocok 15 detik, setelah itu
3. Ragu : Bila terdapat gelembung tapi tidak ada cincin, jika hasil
2.2.1 Pengkajian
keluarga dan kultur budaya serta nilai-nilai keyakinan yang dimiliki pasien
2. Validasi data
3. Identifikasi pola/masalah
atau masalah yang mengalami gangguan yang ada dimulai dari pengkajian
lain:
dengan pasien
Riwayat kesehatan
1) Keluhan utama
Kaji berapa berat badan bayi, biasanya bayi berat lahir rendah mempunyai
berat badan < 2500 gram, pasien juga biasanya mengalami hipotermi (suhu
Kebutuhan Bio-Psiko-sosial-spiritual
1. Kebutuhan respirasi
pernafasan (RDS).
2. Nutrisi
Kulit kering pecah-pecah dan terkelupas dan tidak adanya jaringan subkutan.
3. Eliminasi
Tekstur feses bervariasi mulai dari bentuk padat, lunak atau berair
4. Aktivitas
Status sadar, bayi tampak semi koma saat tidur malam, meringis atau
tersenyum adalah bukti tidur dengan gerakan mata cepat (REM), tidur
5. Istirahat tidur
Biasanya bayi akan menangis bila lapar atau pokokmya basah/kotor karena
keluarganya
8. Mempertahankan temperatur tubuh
9. Komunikasi
Biasanya bayi belum mampu di dalam berpakaian dan dibantu oleh perawat
dan keluarganya
Pemeriksaan fisik
1. Kepala
Inspeksi : kepala lebih besar dari pada badan, lanugo (bulu halus) banyak
Palpasi : Palpasi adanya edema pada area kepala,ada tidaknya nyeri tekan
pada kepala
2. Mata
Palpasi : Ada tidaknya edema disekitar mata, ada tidaknya nyeri tekan
3. Hidung
Inspeksi : Lubang dan septum hidung utuh, tidak ada polop pada hidung,
4. Telinga
Inspeksi : Biasanya bentuk telinga kanan dan telinga kiri simetris, terdapat
5. Leher
Inspeksi : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada distensi vena
jugularis
Palpasi : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan distensi vena jugularis
6. Dada
8. Genetalia
Inspeksi : Labia minora wanita mungkin lebih besar dari labia mayora
9. Kulit
kulit; periks, dan tempat juga dan catat setiap preparat kulit
Palpasi : Palpasi bagaimana tekstur dan turgor kulit apakah kering, lembut,
berisik, terkelupas
10. Pemeriksaan reflek
belum sempurna
sempurna
1. Analisa Data
tersebut dengan konsep teori dan prinsip yang relevan untuk membuat
2. Diagnosa Keperawatan
potensial klien terhadap masalah kesehatan yang perawat mempunyai izin dan
berkompeten untuk mengatasinya. Respon aktual dan potensial klien
catatan media klien masa lalu dan kosultasi dengan profesional lain, yang
keperawatan yang sering terjadi pada bayi BBLR yaitu pola nafas tidak
( dalam buku Oktiawati & Julianti, 2019). Adapun diagnosa yang muncul
pada kasus bayi berat lahir rendah ( Oktiawati & Julianti, 2019) antara lain:
ginjal
suhu tubuh
Pada tahap perencanaan ada 4 hal yang harus diperhatikan antara lain:
kehidupan dan kesehatan, sumber daya yang tersedia, peran serta klien,
2. Menentukan tujuan
jangka waktu
Keperawatan Hasil
tidak efektif tindakan keperawatan pernafasan, bunyi nafas, irama dan retraksi
6. Ekspansi dinding
dada simetris
2 Pola nafas tidak efektif Setelah dilakukan 1.Kaji status pernafasan: frekuensi
beehubungan dengan tindakan keperawatan pernafasan, bunyi nafas, irama dan retraksi
2. Membran mukosa
lembab 8. Monitor warna dan jumlah urin
baik warmer
( 80/45 mmHg)
9. Tidak ada
peningkatan Ht dan
BUN
10. Mata tidak cekung
nutrisi kurang dari 3×24 jam radiasi untuk mencegah kehilangan kalori
badan saat lahir pada dapat tercapai ( Arnon et al,. 2013). Selain
kadar gula bayi diatas regurgutasi dan distensi karena posisi miring
berhubungan dengan selama 3×24 jam bayi 2. Pantau tanda dan gejala terjadinya
kurangnya lemak coklat, tidak mengalami hipotermia seperti akral dingit, peningkatan
imaturitas pusat
pengaturan suhu tubuh kriteria hasil: 3. Ukur suhu aksila bayi secara teratur
Mendoza, 2012)
menimbulkan dihidrasi
6 Risiko kerusakan Setelah dilakukan 1. Kaji daerah kulit akibat penggunaan plester
integritas kulit tindakan keperawatan dan kulit hidung pada ujung hidung, lubang
menunjukkan
integritas kulit yang NCPAP
berhubungan dengan tindakan selama 3×24 tubuh, frekuensi nafas, frekuensi nadi,
(suhu 36,5-37-5ºC)
nafas 40-60×/menit,
kesadaran
komposmetis, diuresis
tidak nyeri
3. Bayi menunjukkan
0,2
2. Keluarga
mengetahui dampak
jarak panjang
gangguan
perkembangan pada
bayi
3. Keluarga dapat
melakukan stimulaasi
perkembangan pada
bayi
berhubungan dengan selama 3× 24 jam tua untuk dapat berinteraksi dengan bayinya
Aziz, 2011)
2.2.4 Evaluasi
atau tidak, pada tahap evaluasi ini terdiri dari kedua kegiatan yaitu kegiatan
atau menilai dari respon pasien disebut evaluasi proses dan kegiatan
METEDOLOGI PENELITIAN
Rancangan studi kasus yang dipakai untuk penelitian ini adalah deskriptif
evaluasi keperawatan
Pada Bayi Berat Lahir Rendah dengan Masalah Keperawatan Pola Nafas
Tidak Efektif
Fokus studi pada kasus ini adalah Asuhan Keperawatan Pada Bayi Berat
BBLR adalah bayi dengan berat lahir kurang dari 2500 gram tanpa
memandang masa gestasi. Berat lahir adalah berat bayi yang ditimbang
dalam 1 (satu) jam setelah lahir. Menurut sumber lain BBLR adalah bayi
baru lahir yang berat badan saat lahir kurang dari 2500 gram (Naufal,
2015)
Menurut (Herdman & Kamitsuru, 2018) pola nafas tidak efektif adalah
3.6.1 Wawancara
Peneliti akan melakukan wawancara secara verbal dan non verbal tentang
Pangkalpinang
narasi dan deskriptif hingga dapat disertai dengan ungkapan verbal dari
keluarga pasien
berhubungan langsung dengan manusia, maka segi etika studi kasus harus
atau mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur dan hanya
Daftar Pustaka