Pengumpulan
data secara Verifikasi data Organisasi data
sitematis
Pendokumentasian
Interpretasi data
data
Hal yang harus diperhatikan dalam melakukan
pengkajian menurut American Nurse Association
Kesimpulan:
Nilai GCS (15-14) : Composmentis
Nilai GCS (13-12) : Apatis
Nilai GCS (11-10) : Delirium
Nilai GCS (9-7) : Somnolen
Nilai GCS (6-5) : Sopor
Nilai GCS (4) : semi-coma
Nilai GCS (3) : Coma
STATUS GIZI
• Berat badan :
• Tinggi Badan :
• Lingkar Lengan Atas :
• Lingkar perut :
• Lingkar Kepala (anak <2
tahun) :
• Iingkar Dada :
Persiapan Pasien
8. Jelaskan pd pasien tujuan tindakan yg akan dilakukan
9. Atur lingkungan sekitar pasien
PROSEDUR TINDAKAN
1. Alat2 didekaykan
2. Jelaskan pd pasien tujuan tindakan yg akan dilakukan
3. Beri posisi yg sesuai utk pengukuran tekanan darah (duduk atau berbaring)
4. Buka lengan baju atau gulung ke atas
5. Letakkan tensimeter sejajar dengan jantung
6. Pasang manset tensimeter pd lengan atas 2-3 sm diatas fossa cubiti dengan pipa
karetnya berada dibagian luar lengan. Manset tidak boleh terlalu kencang atau
longgar
7. Raba denyut jantung arteri brakialis lalu letakkan steteskop di daerah tersebut.
8. Tutup skrup balon karet dan buka pengunci raksa. Selanjutnya balon dipompa
sampai denyut arteri tidak terdengar lagi dan air raksa di dlm pipa gelas naik
9. Buka skrup balon perlahan-lahan sehingga air raksa turun perlahan-lahan.
Sambil memperhatikan turunya air raksa di dalam pipa gelas naik
10. Pasien dirapikan dan diberitahukan hasilnya
Hasil Pengukuran Tekanan Darah
Usia Sistole (mmHg) Daistole (mmHg) Rata-rata
(mmHg)
Newborn 65-95 30-60 80/60
Infant 65-115 42-80 90/61
3 tahun 76-122 46-84 99/65
6 tahun 85-115 48-64 100/56
10 tahun 93-125 46-68 109/58
14 tahun 99-137 51-71 118/61
remaja 100-140 60-90 120/80
dewasa 100-160 60-90 130/80
2. Nadi
• Nadi (pulse) getaran denyutan aliran darah pada arteri yg bias
dipalpasi pada bagian macam titik di tubh.
• Karakteristik dari nadi saat pemeriksaan:
1. Kualitas nadi: bagaimana rasa getaran nadi, ritme, dan kekuatannya
2. Kuantitas/ jumlah nadi adalah pengukaran tdk langsung curah
jantung. Nilai ini didapatkan dgn menghitung jumlah nadi apical pd
titik-titik nadi dalam satu menit.
a. Bradikardi adalah denyut nadi <60x/menit
b. Takikardi adalah denyut nadi >100x/menit
Next….
3. Ritme nadi adalah keteraturan denyutan nadi
a. Regular : teratur, jarak antar denyutan sama
b. Tidak regular/disritmia jarak antar denyutan tidak sama
Persiapan lingkungan :
jelaskan pd klien tentnag tindakan yg akan dilakukan
Prosedur tindakan :
1. Letakkan tangan klien di atas perut, pegang dengan tangan
dominan anda untuk memeriksa
2. Perhatikan dinding dada dan diafragma klien. Satu kali respirasi
adalah satu inspirasi dan satu ekspirasi. Hitung frekuensi
pernapasan klien selam asatu menit.
3. Catat hasil penghitungan pd buku catatan tanda-tanda vital dan
catatan perkembangan keperawatan serta beritahukan hasil pd
klien. Bila ada kelainan segera laporkan kepada penanggung
jawab ruangan.
3. Pemeriksaan Kulit, Rambut, dan Kelenjar
Getah Bening
a. Pemeriksaan Kulit
1. Inspeksi Warna kulit (pigmentasi, sianosis, ikterus, pucat, eritema),
2. Periksa turgor kulit, kelembababan kulit, dan ada atau tidak nya
edema
b. Pemeriksaan Rambut
dapat dinilai dari warna, kelebatan, distribusi dan karakteristik lain
c. Pemeriksaan Kelenjar Getah Bening
dapat dinilai dari bentuk serta tanda-tanda radang yg dapat dinilai di
daerah servikal anterior, inguinal oksipital, dan retroaurikular
4. Pemeriksaan Kepala dan Leher
a. Kepala
• Dapat dinilai bentuk dan ukuran kepala, rambut dan kulit kepala, ubun-ubun
(fontanel),
• wajahnya asimetris atau ada/tidaknya pembengkakan
• mata dilihat visus, palpebral, alis bulu mata, konjungtiva, sklera, kornea, pupil,
lensa,
• pd bagian telinga dapat dinilai pd daun telinga, liang telinga, membrane tympani,
mastoid, ketajaman pendengaran
• Hidung dan mulut ada tidaknya trismus (kesukaran membuka mulut), bibir, gusi,
ada tidaknya tanda radang, lidah, salivasi,
• Faring dan laring
b. Leher
Kaku kuduk, ada tidaknya massa dileher, dengan ditentukan ukuran, bentuk,
posisi, konsistensi, dan ada/tidaknya nyeri tekan
5. Pemeriksaan Dada
• Yang diperiksa pd pemeriksaan dada adalah organ Paru dan Jantung.
Paru
• Inspeksi bentuk dada, keadaan paru yg meliputi simetris apakah tidaknya, pergerakan nafas,
ada/tidaknya fremitus suara, krepitasi
• Perkusi didapatkan bunyi perkusinya bagaimana (hipersonor atau tympani apbila udara di paru
atau pleura bertambah, redup atau pekak apabila terjadi konsilidasi jaringan paru)
• Auskultasi paru dapat ditentukan suara nafas normal (vesikuler), atau suara tambahan (Ronki,
basah dan kering, krepitasi, bunyi gesekan dll pd daerah lobus kanan atas, lonus kiri bawah,
lobus kanan bawah, lobus kiri bawah, wheezing).
• Palpasi dada: letakkan tangan di atas kedua dinding dada. Rasakan kesimetrisan pengembangan
dinding dada saat inspirasi dan ekspirasi, raba adanya massa dan krepitasi jika terjadi fraktur
• Lakukan pemeriksaan takti fremitus: letakkan tangan di atas dada klien, minta klien mengatakan
“tujuh puluh tujuh” atau Sembilan puluh Sembilan. Lakukan pemeriksaan pd semua lapang
paru. Prinsip pemeriksaan anatra lain:
a. Getaran suara merambat melalui udara yg ada dalam paru-paru
b. Saat bicara, getaran ini akan terasa di luar dinding dada
PEMERIKSAAN JANTUNG
a. Inspeksi iktus kordis : denyutan jantung (saat kontraksi ventrikel ) atau iktus kordis dapat
dilihat dipermukaan dinding dada pd ICS 5 midklavikular garis sinistra
b. Palpasi icterus kordis pd ICS 5 midklavikualr garis sinistra
• Rasakan iktus kordisnya, hitung denyutan jantung yg teraba selama 1 menit penuh.
Bandingkan keteraturan dan frekuensi dengan nadi perifer
• Rasakan tingginya denyutan icterus kordis, hitung tinggi kordis normal tdk lebih dari 1 cm
c. Perkusi jantung
• Sepanjang ICS 3-5 toraks sinistra terdengan suara pekak
• Jika hasil perkusi terdengar pekak lebih dari batas tersebut, dikatakan kardiomegali
(pembesaran jantung)
d. Aukultasi Bunyi jantung
1. Mendengarkan bunyi kontraksi jantung
a. Bunyi jantung (S1)
- Katup mitralis terletak di ICS 5, dipotongkan dengan midklavikula garis dekstra
- Katup trikuspidalis terletak di ICS 4 garis sternal sinsitra
a. Bunyi jantung II (S2)
- Katup pulmonal terletak di ICS 2 sternal garis sinistra
- Katub aorta terletak di ICS 2 garis sternal dektra
6. PEMERIKSAAN FISIK ABDOMEN
• Inspeksi
1. Perhatikan bentuk abdomen klien, apakah bentuknya datar, cembung, atau cekung
ke dalam
2. Inspeksi warna kulit abdomen (kuning, hijau, kecoklatan). Warna hijau disekitar
umbilicus menunjukkan adanya kebocoran pd kandung empedu.
3. Perhatikan elastisitas kulit abdomen, jika kulit tampak keriput dan tidak elastis
maka klien mengalami dehidrasi
4. Lihat bentunya, apakah ada yg asimetris, apakah ada gerakan peristaltic usus yg
tampak dr luar, kesimetrisan bentuk abdomen, striae, massa, asites.
5. Inspeksi umbilicus. Umbilikus normalnya tidak menonjol, sedangkan jika
menonjol menunjukkan hernia umbilicus
6. Lihat apakah klien menggunakan tipe pernafasan abdomen
7. Perhatikan, apakah tampak gerakan peristaltic usus pd dinding abdomen.
Aukultasi abdomen
1. Auskultasi dilakukan pd keempat kuadran abdomen. Dengarkan
peristaltic ususnya selama satu menit penuh. Peristaltik usus adalah
bunyi seperti orang berkumur, terjadi pergerakan udara dalam
saluran pencernaan
2. Bising usus normalnya terdengar 5-30x/menit. Jika kurang dr itu
atau tida ada sama sekali kemungkinan ada paralitik ileus,
konstipasi, peritonitis atau obstruksi
3. Jika peristaltic usus terdengar lebih dari normal, kemungkinan klien
mengalami diare
Perkusi abdomen
1. Lakukan perkusi pd kesembilan region abdomen
2. Jika perkusi terdengar timpani, berarti perkusi dilakukan di atas organ yg
berisi udara
3. Jika terdengar pekak, berarti perkusi mengenai organ padat
4. Bunyi normal perkusi abdomen adalah timpani, jika ada kelebihan udara
akan terdengar lebih nyaring disebut hipertimpani
5. Perkusi khusu: perkusi ginjal
a.Minta klien utk miring, cari batas akhir kosta, ikuti alurnya ke
belakang, lalu berhenti pd ujung vertebra (sudut costa vertebra)
b.Letakkan punggung tangan kiri pd area tersebut, lalu pukulkan
kepalan tangan kanan pad punggung tangan anda
c.Normalnya prosedur ini tdk akan menimbulakn nyeri pd klien
6. Perkusi khusus: perkusi asites
a. Perkusi berpindah (shifting dullnes)
akan terdengar jika volume cairan asites >1500 cc. prinsipnya, perkusi
akan terdengar timpani pd area yg kosong (berisi udara) dan terdengar
pekak jika terisi cairan/ benda padat. minta klien utk miring ke salah satu
sisi, perkusi mulai dari sisi atas hingga bawah. Dengarkan baik-baik
peralihan dr bunyi timpani ke bunyi pekak, lalu minta klien berbaring
miring ke sisi yg lain dan lakukan prosedur yg sama. Jika ada perubahan
bunyi dari timpani ke pekak, aka hasilnya shifting dullness (+) klien
mengalami asites.
b. Pemantulan gelombang air (undulating fluid waves)
pemeriksaan dilakukan dgn cara meminta klien berbaring terlentang.
Letakkan tangan yg tidak dominan pd sisi terdekat dengan pemeriksa.
Tangan dominan memberi goncangan pd sisi yg lain. Jika ada asites,
gelombang cairan akan terasa memantul di tangan yg tidak dominan
Palpasi Abdomen
• Sebelum palpasi abdomen, lakukan palpasi ringan pd seluruh
lapang abdomen. Tanyakan apakah ada bagian yg terasa nyeri. jika
ada bagian yg terasa nyeri, lakukan palpasi terakhir pada daerah
tersebut.
1. Palpasi Hepar
1. Berdiri di samping kanan klien
2. Letakkan tangan kanan bawah tulang rusuk kanan
3. Letakkan tangan kiri pd dinding toraks posterior kira-kira pd kosta ke 11 dan ke-
12. tekan tangan kiri ke atasa sehingga sedikit mengagngkat dinding dada
4. Minta klien utk menarik nafas dlm sebanyak 2-3 kali
5. Saat klien menghembuskan nafas, tekan dengan tangan kiri ke arah atas sedalam
4-5 cm
6. Rasakan batas hepar bergerak menentang tangan anda
7. Normlanya hepar tidak teraba
8. Jika ada tahanan yg terasa di telapak tangan anda, ulangi prosedur dgn posisi
tangan lebih ke bawah. Jika sudah terasa batas terbawah hepar, tahan tangan
kanan pd batas tersebut. dengan menggunakan tangan kiri, ukur perbesarannya
hingga sebatas kosta ke-12. dokumentasikan: terdapat pembesaran hepar tiga jari
di bawah kosta (8cm)
2. Palpasi Titik McBurney
a. Titik McBurney berada pd batas sepertiga
luar dan dua pertiga dalam dari garris
imajiner yg menghubungkan umbilicus
dengan SIAS (spina iliaca anterior
superior) kanan. Perhatikan ekspresi
wajah klien saat penekanan maupun saat
mendadak dilepas
b. Minta klien menarik napas dalam, tekan
sedalam kurang dr 4-5 cm saat klien
menghembuskan napas. Lepaskan tangan
anda setelah melakukan palpasi
c. Jika klien mengeluh nyeri saat di tekan
dan ditemukan rebound tenderness (nyeri
hebat saat palpasi dilepaskan), maka
kemungkinan klien menderita apendesitis.
3. Palpasi Pankreas
• Lakukan palpasi abdomen sebelah kiri atas. Rasakan adanya massa yg
membesar saat tangan menekan abdomen. Jika teraba pd organ yg
mengeras dan bengkak, maka berarti pembesaran pancreas. Tarik garis
imajiner mulai dr tepi bawah kosta hingga umbilicus, bagi menjadi
empat ruas. Ukur sejauh mana pembesaran pancreas.
7. Pemeriksaan genitalia
• Pemeriksaan pada daerah anus, rectum, serta genitalianya: apakah
ada hemoroid atau tidak, terpasang kateter atau tida, Bagaimana BAK
dan BAB nya
8. Pemeriksaan anggota gerak dan Neurologis
• Diperiksa adanya rentang gerak,
keseimbangan dan gaya berjalan,
genggaman tangan, otot kaki, dan lain-lain.
• Data yg dikumpulkan pd pemeriksaan
neurologis antara lain: adanya tanda
gangguan neurologis seperti kejang, tremor,
danparalisis, pemeriksaan reflek superfisial,
reflek tendon dalam, refleks patologis, tanda
rangsang meningeal, kaku kuduk,
pemeriksaan brudzinski, dan tanda kernig,
uji kekuatan otot dan tonus, pemeriksaan
syaraf otak dll.
Langkah lanjutan dr pengkajian
• Verifikasi data proses validasi saat data didapatkan (dipastikan
kebenarannya)
• Organisasi Data setelah data didapatkan, data dikelompokkan menurut
kebutuhan.
• Interpretasi data data yg sudah didapatkan akan disusun sedemikian rupa
sehingga perawat menemukan bukti yg akurat utk menegakkan diagnosis
keperawatan sebelum melakukan intervensi utk mengatasi masalah yang
muncul
• Pendokumentasiaan data data yg sudah didapatkan hrs didokumentasikan
dgn baik karena akan menjadi bahan komunikasi dgn tim kesehatan
lainnyaatau antar perawat.
JENIS DATA
DO:
TERIMA KASIH