Anda di halaman 1dari 16

PENUGASAN

KMB (KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH)

“PEMERIKSAAN FISIK”

SISTEM ENDOKRIN DAN SISTEM IMUNITAS HEMATOLOGI

Disusun Oleh :

KELOMPOK 5

AGUNG CAHYO F, S. Kep


BINTI NURUL, S. Kep
LISDIANTI, S. Kep
MAULANA IMANULLAH, S. Kep
NANING EKA PURNAMA, S. Kep

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS KELAS KERJASAMA


INSTITUT ILMU KESEHATAN SURYA MITRA HUSADA (STRADA) INDONESIA,
KEDIRI
2021
PEMERIKSAAN FISIK
SISTEM ENDOKRIN DAN SISTEM IMUNITAS HEMATOLOGI

Pemeriksaan fisik merupakan peninjauan dari ujung rambut sampai ujung kaki pada
setiap system tubuh yang memberikan informasi objektif tentang klien dan memungkinkan
perawat untuk membuat penilaian klinis. Keakuratan pemeriksaan fisik mempengaruhi
pemilihan terapi yang diterima klien dan penetuan respon terhadap terapi tersebut.(Potter dan
Perry, 2005)
Pemeriksaan fisik dalah pemeriksaan tubuh klien secara keseluruhan atau hanya bagian
tertentu yang dianggap perlu, untuk memperoleh data yang sistematif dan komprehensif,
memastikan/membuktikan hasil anamnesa, menentukan masalah dan merencanakan tindakan
keperawatan yang tepat bagi klien. ( Dewi Sartika, 2010)
Pada dasarnya pemeriksaan fisik dilakukan secara sistematis, mulai dari bagian kepala
dan berakhir pada anggota gerak yaitu kaki. Pemeriksaan secara sistematis tersebut disebut
teknik Head to Toe. Setelah pemeriksaan organ utama diperiksa dengan inspeksi, palpasi,
perkusi, dan auskultasi, beberapa tes khusus mungkin diperlukan seperti test neurologi. Dalam
Pemeriksaan fisik daerah abdomen pemeriksaan dilakukan dengan sistematis inspeksi,
auskultasi, palpasi, dan perkusi.
Dengan petunjuk yang didapat selama pemeriksaan riwayat dan fisik, ahli medis dapat
menyusun sebuah diagnosis diferensial yakni sebuah daftar penyebab yang mungkin
menyebabkan gejala tersebut. Beberapa tes akan dilakukan untuk meyakinkan penyebab
tersebut.
Sebuah pemeriksaan yang lengkap akan terdiri diri penilaian kondisi pasien secara umum dan
sistem organ yang spesifik. Dalam prakteknya, tanda vital atau pemeriksaan suhu, denyut dan
tekanan darah selalu dilakukan pertama kali.

A. Pemeriksaan Fisik Sistem Endokrin


Pemeriksaan fisik pada sistem endokrin pada dasarnya sama dengan pengkajian secara umum
namun dispesifikasikan pada sistem tubuh yang berkaitan dengan sistem endokrin.
Pengkajian yang dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Data Demografi
Usia dan jenis kelamin merupakan data dasar yang penting.. Beberapa gangguan
endokrin baru jelas dirasakan pada usia tertentu meskipun mungkin proses patologis sudah
berlangsung sejak lama. Kelainan-kelainan somatik harus selalu dibandingkan dengan
usia dan gender ,misalnya berat badan dan tinggi badan. Tempat tinggal juga merupakan
data yang perlu dikaji, khususnya tempat tinggal pada masa bayi dan kanak-kanak dan
juga tempat tinggal klien sekarang.

2. Riwayat Kesehatan
Keluarga
Mengkaji kemungkinan adanya anggota keluarga yang mengalami gangguan seperti yang
dialami klien atau gangguan tertentu yang berhubungan secara langsung dengan
gangguan hormonal seperti:
a. Obesitas
b. Gangguan pertumbuhan dan perkembangan
c. Kelainan pada kelenjar tiroid
d. Diabetes melitus
e. Infertilitas
Dalam mengidentifikasi informasi ini tentunya perawat harus dapat menerjemahkan
informasiyang ingin diketahui dengan bahasa yang sederhana dan dimengerti oleh klien
atau keluarga.
3. Riwayat Kesehatan dan Keperawatan Klien
Perawat mengkaji kondisi yang pernah dialami oleh klien di luar gangguan yang
dirasakan sekarang khususnya gangguan yang mungkin sudah berlangsung lama bila di
hubungkan dengan usia dan kemungkinan penyebabnya namun karena tidak mengganggu
aktivitas klien, kondisi ini tidak dikeluhkan.
a. Tanda-tanda seks sekunder yang tidak berkembang, misalnya amenore, bulu
rambut tidak
tumbuh, buah dada tidak berkembang dan lain-lain.
b. Berat badan yang tidak sesuai dengan usia, misalnya selalu kurus meskipun
banyak makan dan lain-lain.
c. Gangguan psikologis seperti mudah marah, sensitif, sulit bergaul
dan tidak
mampuberkonsentrasi, dan lain-lain.
d. Hospitalisasi, perlu dikaji alasan hospitalisasi dan kapan kejadiannya.
e. Bila kliendirawat beberapa kali, urutkan sesuai dengan waktu kejadiannya.
f. Juga perlu memperoleh informasi tentang penggunaan obat-obatan di saat sekarang
dan masalalu. g. Penggunaan obat-obatan ini mencakup obat yang diperoleh dari dokter
atau petugas kesehatan
maupun obat-obatan yang diperoleh secara bebas.
h. Jenis obat-obatan yangmengandung hormon atau yang dapat merangsang
aktivitas hormonal seperti hidrokortison, levothyroxine, kontrasepsi oral dan obat-
obatan anti hipertensif.

4. Riwayat Diet
Perubahan status nutrisi atau gangguan pada saluran pencernaan dapat saja
mencerminkangangguan endokrin tertentu atau pola dan kebiasaan makan yang salah
dapat menjadi faktor penyebab, oleh karena itu kondisi berikut ini perlu dikaji:
a. Adanya nausea, muntah dan nyeri abdomen.
b. Penurunan atau penambahan berat badan yang drastis
c. Selera makan yang menurun atau bahkan berlebihan
d. Pola makan dan minum sehari-hari
e. Kebiasaan mengkonsumsi makanan yang dapat mengganggu fungsi endokrinseperti
makanan yang bersifat goitrogenik terhadap kelenjar tiroid
5. Status Sosial Ekonomi
Karena status social ekonomi merupakan aspek yang sangat peka bagi banyak orang
maka hendaknya dalam mengidentifikasi kondisi ini perawat melakukannya bersama-
sama dengan klien. Menghindarkan pertanyaan yang mengarah pada jumlah atau
nilaipendapatan melainkan lebih di fokuskan pada kualitas pengelolaan suatu
nilai tertentu. Mendiskusikan bersama-sama bagaimana klien dan keluarganya
memperoleh makananyang sehat dan bergizi, upaya mendapatkan pengobatan bila klien
dan keluarganya sakit dan upaya mempertahankan kesehatan klien dan keluarga tetap
optimal dapat mengungkapkan keadaan sosial ekonomi klien dan menyimpulkan
bersama-sama merupakan upaya untuk mengurangi kesalahan penafsiran.
6. Masalah Kesehatan Sekarang Atau disebut juga Keluhan Utama

Perawat memfokuskan pertanyaan pada hal-hal yang menyebabkan klien meminta


bantuan pelayanan seperti:
a. Apa yang di rasakan klien
b. Apakah masalah atau gejala yang dirasakan terjadi secara tiba-tiba atau perlahandan
sejak kapan dirasakan
c. Bagaimana gejala itu mempengaruhi aktivitas hidup sehari-hari
d. Bagaimana pola eliminasi baik fekal maupun urine
e. Bagaimana fungsi seksual dan reproduksi
f. Apakah ada perubahan fisik tertentu yang sangat menggangu klien. Hal-hal yang
berhubungan dengan fungsi hormonal secara umum.
g. Tingkat energy. Perubahan kekuatan fisik dihubungkan dengan sejumlah gangguan
hormonal khususnya disfungsi kelenjar tiroid dan adrenal :
1) Perawat mengkaji bagaimana kemampuan klien dalam melakukan aktivitas
sehari-hari, apakah dapat dilakukan sendiri tanpa bantuan, dengan bantuan atau
sama sekali klien tidak berdaya melakukannya atau bahkan klien tidur sepanjang
hari merupakan informasi yang sangat penting
2) Kaji juga bagaimana asupan makanan klien apakah berlebih atau kurang
h. Pola eliminasi dan keseimbangan cairan. Pola eliminasi khususnya urine dipengaruhi
oleh fungsi endokrin secara langsung oleh ADH, Aldosteron, dan kortisol :
1) Perawat menanyakan tentang pola berkemih dan jumlah volume urine dan apakah
klien sering terbangunmalam hari untuk berkemih
2) Nyatakan volume urine dalam gelas untuk memudahkan persepsi klien
3) Eliminasi urine tentu sangat berhubungan erat dengan keseimbangan air dan
elektrolit tubuh
4) Bila dari hasil anamnesa adalah yang mengindikasikan volume urine berlebih,
pertanyaan kita di arahkanlebih jauh ke kemungkinan klien kekurangan cairan,
kaji apakah klien mengalami gejala kurang cairan dan bagaimana klien
mengatasinya.
5) Tanyakan seberapa banyak volume cairan yang dikonsumsi setiap hari6) Kaji
pola sebelum sakit untuk membandingkan pola sebelum sakit untuk
membandingan pola yang ada sekarang

i. Pertumbuhan dan perkembangan


Secara langsung pertumbuhan dan perkembangan ada di bawah pengaruh
GH,kelenjar tiroid dan kelenjar gonad. Gangguan pertumbuhan dan perkembangan
dapat saja terjadi semenjak di dalam kandungan bila hormon yang mempengaruhi
tumbang fetus kurang seperti hipotiroid pada ibu. Kondisi ini dapat pula terjadi
setelah bayi lahir artinya selama proses tumbang terjadi disfungsi GH atau mungkin
Gonad dan kelenjar tiroid. Perlu mengkaji gangguan ini apakah terjadi semenjak bayi
dilahirkan dengan tubuh yang kerdil atau terjadi selama proses pertumbuhan dan
bahkan tidak dapat diidentifikasi jelas kapan mulai tampak gejala tersebut. Mengkaji
secara lengkap pertambahan ukuran tubuh dan fungsinya misalnya bagaimana tingkat
intelegensia, kemampuan berkomunikasi, inisiatif dan rasa tanggung jawab. Kaji
pula apakah perubahan fisik tersebut mempengaruhi kejiwaan klien.

j. Seks dan
Reproduksi
Fungsi seksual dan reproduksi sama penting untuk dikaji baik klien wanita
maupun pria.
1) Pada klien wanita, kaji siklus menstruasinya mencakup lama,volume, frekuensi
dan perubahan fisik termasuk sensasi nyeri atau kram abdomen sebelum, selama
dan sesudah haid.
2) Untuk volume gunakan satuan jumlah pembalut yang di gunakan, kaji pula pada
umur
berapa klien pertama kali menstruasi
3) Bila klien bersuami, kaji apakah pernah hamil, abortus, dan melahirkan
4) Jumlah anak yang pernah di lahirkan dan apakah klien menggunakan cara
tertentu untuk membatasi kelahiran atau cara untuk mendapatkan keturunan
5) Pada klien pria, kaji apakah klien mampu ereksi dan orgasme dan bagaimana
perasaan klien setelah melakukannya, adakah perasaan puas dan menyenangkan
6) Tanyakan pula adakah perubahan bentuk dan ukuran alat genitalnya
F. PEMERIKSAAN FISIK

Kondisi jaringan atau organ sebagai dampak dari kondisi endokrin. Pemeriksaan fisik
secara palpasi terhadap kondisi kelenjar hanya dapat dilakukan terhadap kelenjar tiroid
dan kelenjar gonad pria (testis).
1. Inspeksi :
Disfungsi sistem endokrin :Menyebabkan perubahan fisik sebagai dampaknya
terhadap tumbang, keseimbangan cairan&elektrolit, seks&reproduksi, metabolisme
dan energy. Hal-hal yang harus diamati :
a. Penampilan umum :
- Apakah Klien tampak kelemahan berat, sedang dan ringan
- Amati bentuk dan proporsi tubuh
- Apakah terjadi kekerdilan atau seperti raksasa
b. Pemeriksaan Wajah :
Fokuskan pada abnormalitas struktur, bentuk dan ekspresi wajah seperti
dahi, rahang dan bibir.
c. Pemeriksaan Mata :
Amati adanya edema periorbital dan exopthalamus serta ekspresi wajah tampak
datar atau tumpul
d. Pemeriksaan Daerah Leher :
Amati bentuk leher apakah tampak membesar, asimetris, terdapat peningkatan
JVP, warna kulit sekitar leher apakah terjadi hiper/hipopigmentasi dan amati
apakah itu merata.
e. Apakah terjadi hiperpigmentasi pada jari, siku dan lutut :
Biasanya dijumpai pada orang yg mengalami gangguan kelenjar Adrenal
f. Apakah terjadi Vitiligo atau hipopigmentasi pada kulit :
Biasanya tampak pada orang yang mengalami hipofungsi kelenjar adrenal sebagai
akibat destruksi melanosit dikulit oleh proses autoimun.
g. Amati adanya penumpukan massa otot berlebihan pada leher bagian belakang
atau disebut bufflow neck atau leher/punuk kerbau. Terjadi pada Klien hiperfungsi
adrenokortikal
h. Amati keadaan rambut axilla dan dada :
Pertumbuhan rambut yang berlebihan pada dada dan wajah wanita disebut
hirsutisme dan amati juga adanya striae pada buah dada atau abdomen biasanya
dijumpai pada hiperfungsi adrenokortikal
2. Palpasi

Hanya kelenjar tiroid dan testis yang dapat diperiksa secara palpasi. Palpasi kelenjar
tiroid dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
a. Pemeriksa dibelakang klien, tangan diletakkan mengelilingi leher
b. Palpasi pada jari ke 2 dan 3
c. Anjurkan klien menelan atau minum air
d. Bila teraba kelenjar tiroid, rasakan
bentuk, ukuran, konsisten, dan
permukaan.Palpasi pada testis dilakukan
dengan cara :

a. Gunakan handscoen, jaga privacy klien


b. Palpasi daerah skrotum, apakah teraba testis atau tidak
c. Skrotum biasanya akan terangkat ke atas jika dilakukan rangsangan

3. Auskultasi :

Auskultasi pada daerah leher diatas tiroid dapat mengidentifikasi bunyi " bruit ".
Bunyi yang dihasilkan oleh karena turbulensi pada arteri tiroidea.

4. Perkusi
Fungsi Motorik
Mengkaji tendon dalam-tendon reflex
Refleks tendon dalam disesuaikan dengan tahap perkembangan biceps,
brachioradialis,triceps, Patellar, achilles. Peningkatan refleks dapat terlihat pada
penvakit hipertiroidisme, penurunan refleks dapat terlihat pada penyakit
hipotiroidisme

Fungsi sensorik
Mengkaji fungsi sensorik :
- Tes sensitivitas klien terhadap nyeri, temperature, vibrasi, sentuhan, lembut.
Stereognosis. Bandingkan kesimetrisan area pada kedua sisi dan tubuh. Dan
bandingkan bagian distal dan proksimal dan ekstremitas. minta klien untuk
menutup mata. Untuk mengetes nyeri gunakan jarum yang tajam dan tumpul.
- Untuk tes temperature. gunakan botol yang berisi air hangat dan dingin.
- Untuk mengetes rasa getar gunakan penala garpu tala.
- Untuk mengetes stereognosis. tempatkan objek (bola kapas, pembalut
karet) pada tangan klien. kemudian minta klien mengidentifikasi objek tersebut.
- Neuropati periperal dan parastesia dapat terjadi pada diabetes, hipotiroidisme dan
akromegali.
- Struktur Muskuloskeletal . Inspeksi ukuran dan proporsional struktur tubuh klien
Orang jangkung, yang disebabkan karena insufisiensi growth hormon. Tulang
yang sangat besar, bisa merupakan indikasi akromegali.
- Peningkatan kadar kalsium, tangan dan jari-jari klien kontraksi (spasme karpalB.
Sistem Imunitas Hematologi
Pengkajian Sistem Kekebalan Tubuh
1. Identitas Pasien meliputi nama, umur, seks, suku/bangsa, pendidikan, status
perkawinan, alamat
2. Riwayat kesehatan meliputi:
a. Keluhan utama
1) Kelelahan
2) Demam
3) Diaforesis, keringat malam
4) Kemerahan
5) Kelemahan muscular
6) Nyeri / pembengkakan sendi
7) Penurunan berat badan
8) Proses pemulihan buruk
b. Riwayat kesehatan sekarang
Apakah pasien masih merasakan kelelahan, demam, diaforesis, kemerahan,
kelemahan muscular, nyeri / pembengkakan sendi, penurunan berat badan,. Apakah
masih terdapat massa yang tidak biasa, limfadenopati, proses pemulihan buruk,
hepatomegali, perubahan tanda-tanda vital.
c. Riwayat penyakit sekarang/menyertai
1) Infeksi berulang : sering, khususnya virus
2) Infeksi opurtunistik : jamur protozoa, atau virus.
d. Riwayat penyakit dahulu
1) Alergi
2) Autoimun
3) Proses infeksi
4) Penyakit transmisi seksual
5) Hepatitis
6) Pemajanan terhadap agen kimia
7) Radiasi
e. Riwayat keluarga
1) Kanker
2) Gangguan imun
3) Alergif. Riwayat sosial
1) Merokok
2) Penggunaan alkohol
3) Peningkatan stres
4) Pilihan seksual
5) Pasangan seks multipel
6) Penggunaan obat iv, pemakaian jarum bersama-sama
g. Riwayat pengobatan
1) Imunisasi
2) Menerima darah atau produk darah sebelum 1985
3) Hidralazin
4) Prokainmid
5) Isoniazid
6) Penggunaan obat-obatan iv secara gelap
3. Riwayat kesehatan
a. Keadaan umum meliputi tanda-tanda vital ( nadi, respirasi, tekanan
darah,suhu), tinggi badan dan berat badan.
b. Sistem integumen
1) Sensitivitas matahari
2) Berkilau, kulit tegang diatas sendi yang rusak
3) Modul subkutaneus diatas tonjolan tulang
4) Kemerahan
5) Eritema : “kupu-kupu” pada pipi dan hidung : nodusum
6) bercak putih, abu-abu/putih pada mukosa
7) Lesi merah sampai ungu / coklat
8) vesikel herpetic
9) Olserasi oral, nasal
10) Kista tulang ; tangan ; kaki
11) Perlambatan pemulihan luka
12) Alopesia parsial
c. Sistem syaraf pusat
1) Umum meliputi sakit kepala, parestesia, paralisis, neuritis, perubahan kesadaran.
2) Kognitif meliputi kerusakan memori, kerusakan konsentrasi, penurunan proses
berpikir, dan kacau mental.
3) Motorik meliputi gaya berjalan, kelemahan tungkai bawah, penurunan
koordinasi tangan, tremor dan kejang.
4) Perilaku meliputi kurang menjiwai, menarik diri, emosional labil, perubahan
kepribadian, ansietas.
d. Sistem penglihatan meliputi fotofobia, berkurangnya lapang pandang
penglihatan, diplopia, kebutaan, pandangan kabur, katarak, konjungtivitis &
ureitis, proptosis, papiledema
e. Sistem pernafasan meliputi sesak nafas, dipsnea, ispa sering, batuk, takipnea,
sianosis, pendarahan, hipertensi pulmoner, fibrosis
f. Kardiovaskuler meliputi palpitasi, takikardia, nyeri dada dari sedang sampai berat,
hipertensi, murmur, kardiomegali, dan fenomena reynoud’s
g. Sistem gastrointestinal meliputi anorexia, mual, disfagia, nyeri abdomen,
kram, kembung, gatal pada rectum, nyeri, penurunan berat badan, tidak
disengaja, muntah, diare, fisura rektum, pendarahan, hepatosplenomegalih.
Sistem urinarius meliputi hematuria, serpihan selular, azotemia, nyeri
panggul, nyeri pada waktu berkemih, reynoud’s
i. Sistem muskuloskeletal meliputi nyeri dan kekacauan sendi, kelemahan
muscular, parestesia pada tangan dan kaki, artralgia,
peradangan/pembengkakan sendi, kerusakan fungsi sendi, nodul-nodul
subkutan pada tonjolan hati dan edema jaringan lunak
j. Sistem hematologi meliputi petekie, purpura, mudah memar, epistaksis dan
pendarahan gusi
k. Sistem limfatik meliputi limpadenopati dan splenomegali
DAFTAR PUSTAKA

A. Azis Alimul Hidayat, S.Kep, & Musriful Uliyah, S.Kep. 2004. Kebutuhan Dasar
Manusia. Jakarta: EGC.

Said, S. 2013, May 15. Pemeriksaan Fisik Head to Toe.Dunia Keperawatan:


http://nandarnurse.blogspot.com/2013/05/pemeriksaan-fisik-head-to-
toe.html#axzz2WNUvniK4
Patricia A. Potter, & Anne G. Perry, 2010. Fundamental Keperawatan, edisi 7 buku 2.
Jakarta: Salemba Medika.

Wiwik handayani &Andi sulistyo haribowo, 2008. Buku Ajar Asuhan Keperawatan
pada Klien dengan Gangguan Sistem Hematologi. Jakarta : Salemba Medika

Anda mungkin juga menyukai