Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH TENTANG SISTEM ENDOKRIN,

SISTEM PENCERNAAN, SISTEM PERKEMIHAN,


DAN SISTEM IMUNOLOGI

Disusun oleh :
Vingka Anba Luthfi Milazizah
18.156.01.11.107

2C Keperawatan

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MEDISTRA
INDONESIA
2019/2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya sehingga makalah
ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas
bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun
pikirannya.
  Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi
makalah agar menjadi lebih baik lagi.
  Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih banyak
kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

                                                                                       Bekasi, Maret 2020

                                                                                               Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Dalam melakukan pengkajian pada sistem endokrin ini agak sedikit sulit
dikarenakan gambaran klinis atau tanda gejalanya sangat bervariasi. Perlu pemahaman
fisiologis dari setiap hormon untuk bisa melakukan pemeriksaan pada sistem endokrin
ini, data pengkajian itu sendiri bisa didapat melalui anamnesa dan pemeriksaan fisik.
Adapun dalam makalah ini akan membahas pengkajian pada sistem endokrin
secara umum serta tanda dan gejala yang bisa ditemui pada gangguan sistem endokrin.

B. TUJUAN PENULISAN
Adapun tujauan kami menulis makalah ini adalah untuk:
1. Dapat mengetahui bagaimana pemeriksaan fisik pada gangguan sistem endokrin.
2. Dapat melakukan asuhan keperawatan setelah melakukan pemeriksaan fisik.
3. Untuk memenuhi tugas yang telah diberikan oleh dosen.

C. RUMUSAN MASALAH
1. Apa saja yang perlu diperhatikan dalam melakukan pemeriksaan fisik pada gangguan
sistem endokrin
2. Bagaimana cara melakukan pemeriksaan fisik pada gangguan sistem endokrin
BAB II
PEMBAHASAN

PEMERIKSAAN FISIK SISTEM ENDOKRIN

PENGERTIAN FISIK SECARA TEORI


Pemeriksaan fisik adalah tindakan keperawatan untuk mengkaji bagian tubuh
pasien baik secara lokal atau (head to toe) guna memperoleh informasi/data dari keadaan
pasien secara komprehensif untuk menegakkan suatu diagnosa keperawatan maupun
kedokteran.Pemeriksaan fisikatau pemeriksaan klinisadalah sebuah proses dari seorang ahli
medis memeriksa tubuh pasien untuk menemukan tanda klinis penyakit. Hasil pemeriksaan
akan dicatat dalam rekam medis. Rekam medis dan pemeriksaan fisik akan membantu
dalam penegakkan diagnosis dan perencanaan perawatan pasien.Pada dasarnya pemeriksaan
fisik dilakukan secara sistematis, mulai dari bagian kepala dan berakhir pada anggota
gerakyaitu kaki. Pemeriksaan secara sistematis tersebut disebut teknik Head to Toe. Setelah
pemeriksaan organutama diperiksa dengan inspeksi, palpasi,perkusi, dan auskultasi, beberapa
tes khusus mungkin diperlukan seperti test neurologi. Dalam Pemeriksaan fisikdaerah
abdomen pemeriksaan dilakukan dengan sistematis inspeksi, auskultasi, palpasi, dan
perkusi.Dengan petunjuk yang didapat selama pemeriksaan riwayat dan fisik, ahlimedis
dapat menyusun sebuah diagnosis diferensialyakni sebuah daftar penyebab yang
mungkin menyebabkan gejala tersebut. Beberapa tes akan dilakukan untuk meyakinkan
penyebab tersebut.Sebuah pemeriksaan yang lengkap akan terdiri diri penilaian kondisi pasien
secara umum dan sistem organ yang spesifik. Dalam prakteknya, tanda vitalatau pemeriksaan
suhu, denyutdan tekanan darahselalu dilakukan pertama kali.
PELAKSANAAN
sebelum melakukan pemeriksaan fisik perawat harus melakukan kontrak dengan
pasien, yang didalamnya ada penjelasan maksud dan tujuan, waktu yang di perlukan dan
terminasi/ mengakhiri.Tahap-tahap pemeriksaan fisik haruskan dilakukan secara urut dan
menyeluruh dan dimulai dari bagian tubuh sebagai berikut:
1.Kulit, rambut dan kuku
2.Kepala meliputi: mata, hidung, telinga dan mulut
3.Leher : posisi dan gerakan trachea, JVP
4.Dada : jantung dan paru
5.Abdomen: pemeriksaan dangkal dan dalam
6.Genetalia7.Kekuatan otot /musculosekletal8.Neurologi.
TEKNIK PEMERIKSAAN
Kondisi jaringan atau organ sebagai dampak dari kondisi endokrin. Pemeriksaan
fisik secara palpasi terhadap kondisi kelenjar hanya dapat dilakukan terhadap kelenjar tiroid
dan kelenjar gonad pria (testis).
1.Inspeksi :Disfungsi sistem endokrin :Menyebabkan perubahan fisik sebagai
dampaknya terhadap tumbang, keseimbangan cairan&elektrolit, seks&reproduksi,
metabolisme dan energy. Hal-hal yang harus diamati :
a.Penampilan umum :-Apakah Klientampak kelemahan berat, sedang dan ringan-Amati
bentuk dan proporsi tubuh -Apakah terjadi kekerdilan atau seperti raksasa
b.Pemeriksaan Wajah :Fokuskan pada abnormalitas struktur, bentuk dan ekspresi
wajah seperti dahi, rahang dan bibir.
c.Pemeriksaan Mata :Amati adanya edema periorbital dan exopthalamus serta
ekspresi wajah tampak datar atau tumpul
d.PemeriksaanDaerah Leher :Amati bentuk leher apakah tampak membesar, asimetris,
terdapat peningkatan JVP, warna kulit sekitar leher apakah terjadi hiper/hipopigmentasi
dan amati apakah itu merata.
e.Apakah terjadi hiperpigmentasi pada jari, siku dan lutut :Biasanya dijumpai pada orang
yg mengalami gangguan kelenjarAdrenal
f.Apakah terjadi Vitiligo atau hipopigmentasi pada kulit :Biasanya tampak pada orang
yang mengalami hipofungsi kelenjar adrenal sebagai akibat destruksi melanosit dikulit oleh
proses autoimun.
g.Amati adanya penumpukan massaotot berlebihan pada leher bagian belakang
atau disebut bufflow neck atau leher/punuk kerbau. Terjadi pada Klienhiperfungsi
adrenokortikalh.Amati keadaan rambut axilla dan dada :Pertumbuhan rambut yang berlebihan
pada dada dan wajah wanita disebut hirsutisme dan amati juga adanya striae padabuah
dada atau abdomen biasanya dijumpai pada hiperfungsi adrenokortikal
1.Palpasi Hanya kelenjar tiroid dan testis yang dapat diperiksa secara palpasi.
Palpasi kelenjar tiroid dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut : a.Pemeriksan di belakang
klien, tangan diletakkan mengelilingi leherb.Palpasi pada jari ke 2 dan
2. Anjurkan klien menelan atau minum air dan bila teraba kelenjar tiroid, rasakan
bentuk,ukuran,konsisten,dan permukaan.Palpasi pada testis dilakukan dengan cara :
a.Gunakan handscoen, jaga privacy klien
b.Palpasi daerah skrotum, apakah teraba testis atau tidakc.Skrotum biasanya akan
terangkat ke atas jika dilakukan rangsanga
3. Auskultasi : Auskultasi pada daerah leher diatastiroid dapat mengidentifikasi
bunyi " bruit ". Bunyi yang dihasilkan oleh karena turbulensi pada arteri tiroidea.
4.PerkusiFungsi Motorik Mengkaji tendon dalam-tendon refleks Refleks tendon dalam
disesuaikan dengan tahap perkembangan biceps,brachioradialis, triceps, Patellar, achilles.
Peningkatan refleks dapat terlihat pada penvakit hipertiroidisme, penurunan refleks dapat
terlihat pada penyakit hipotiroidisme.
5.Fungsi sensorik Mengkaji fungsi sensorik:-Tes sensitivitas klien terhadap nyeri,
temperature, vibrasi, sentuhan, lembut. Stereognosis. Bandingkan kesimetrisan area pada
kedua sisi dan tubuh. Dan bandingkan bagian distal dan proksimal dan ekstremitas. minta
klien untuk menutup mata. Untuk mengetes nyeri gunakan jarum yang tajam dan tumpul.-Untuk
tes temperature.
gunakan botol yang berisi air hangat dan dingin. -Untuk mengetes rasa getar gunakan
penala garpu tala.-Untuk mengetes stereognosis. tempatkan objek (bola kapas, pembalutkaret)
pada tangan klien.
kemudian minta klien mengidentifikasi objek tersebut.-Neuropati periperal dan parastesia
dapat terjadi pada diabetes, hipotiroidisme dan akromegali. Struktur Muskuloskeletal
Inspeksi ukuran dan proporsional struktur tubuh klien Orang jangkung, yang
disebabkan karena insufisiensi growth hormon. Tulang yang sangat besar, bisa merupakan
indikasi akromegali.-Peningkatan kadar kalsium, tangan dan jari-jari klien kontraksi (spasme
karpal).

https://studylibid.com/doc/479815/pemeriksaan-fisik-sistem-endokrin
PEMERIKSAAN FISIK SISTEM PENCERNAAN

TEORI DAN PROSEDUR KERJA


Pada dasarnya sistem pencernaan makanan dalam tubuh manusia terjadi di sepanjang
saluran pencernaan dan dibagi menjadi 3 bagian, yaitu proses penghancuran makanan yang
terjadi dalam mulut hingga lambung. Selanjutnya adalah proses penyerapan sari - sari
makanan yang terjadi di dalam usus. Kemudian proses pengeluaran sisa - sisa makanan
melalui anus. Sistem pencernaan makanan pada manusia terdiri dari beberapa organ, antara
lain adalah:
Mulut : Dilakukan pencernaan secara mekanik oleh gigi dan kimiawi oleh ludah yang
dihasilkan Kelenjar Parotis, Submandibularis dan Sublingualis yang mengandung enzim Amilase
(Ptyalin).
Lambung : Dilakukan secara mekanik dan kimiawi, Sekretin yaitu hormon yang
merangsang pankreas untuk mengeluarkan sekretnya.
Renin yaitu enzim yang mampu menggumpalkan Kasein (sejenis protein) dalam susu.
Fungsi HCI Lambung :
1. Merangsang keluamya sekretin
2. Mengaktifkan Pepsinogen menjadi Pepsin untuk memecah protein.
3. Desinfektan
4. Merangsang keluarnya hormon Kolesistokinin yang berfungsi merangsang empedu
mengeluarkan getahnya.
Usus : Di dalam Duodenum terdapat getah pankreas (bersifat basa) yang mengandung
Steapsin (Lipase), Amilase dan Tripsinogen.
Enterokinase adalah suatu aktivator enzim. Dalam usus halus makanan diabsorbsi. Usus
memperluas bidang penyerapan dengan melakukan jonjot usus (Villi). Dalam usus besar
(Kolon), air direabsorbsi serta sissa makanan dibusukkan menjadi feses selanjutnya dibuang
melalui anus (Proses Defekasi).
Proses pencernaan makanan di dalam tubuh ada dua macam, yaitu:
1) Pencernaan mekanis
Merupakan pemecahan atau penghancuran makanan secara fisik dari zat makanan yang
kasar
menjadi zat makanan yang lebih halus. Contohnya gjgi memotong – motong dan mengunyah
makanan, gerak yang mendorong makanan dari kerongkongan sampai ke usus (gerak
peristaltik).
2) Pencernaan kimiawi
Merupakan proses pemecahan makanan dari molekul kompleks menjadi molekul-
molekul
yang sederhana dengan bantuan getah pencernaan (enzim) yang dihasilkan oleh kelenjar
pencernaan.
Saluran pencernaan terdiri dari alat-alat pencernaan vang berhubungan langsung dengan
proses pencernaan mekanis dan kimiawi, saluran pencernaan tersebut meliputi: mulut,
kerongkongan (esofagus), lambung (gaster), usus halus (intestinum tenue), usus besar (kolon)
dan anus. Kelenjar pencernaan merupakan organ yang menghasilkan berbagai enzim yang
membantu proses pencernaan makanan
1. Mulut
Mulut manusia berupa rongga yang dilapisi oleh jaringan epitel pipih berlapis banyak.
Dalam
rongga tersebut terdapat alat pencernaan seperti gigi, lidah, dan kelenjar ludah (kelenjar
saliva) yang membantu proses pencernaan mekanis dan kimiawi.
a. Gigi
Struktur gigi pada manusia dapat dibedakan atas gigi sulung (gigi susu) dan gigi tetap.
Gigi
yang pertama kali tumbuh sejak anak berusia enam bulan disebut gigi susu. Gigi susu
berangsur-angsur akan berubah menjadi gigi sulung. Gigi sulung bersifat tetap (tanggal) dan
berjumlah 20 buah. Mulai umur enam sampai empat belas tahun secara berangsur - angsur
gigi sulung akan digantikan oleh gigi tetap (gigi permanen).
Jumlah gigi tetap 32 buah, karena ada penambahan pada gigi geraham kecil (premolar).
Berdasarkan strukturnya, jenis gigi pada manusia dibedakan menjadi empat jenis, yaitu:
1) Gigi seri (incisor), terletak berderet lurus di bagian depan berbentuk pipih dan tajam
untuk mengiris dan memotong makanan
2) gigi taring (canius), ujungrrya berbentuk runcing untuk mecabik dan menyobek makanan,
3) Geraham depan (premolar),b entuknya berlekuk-lekuk untuk mengiris dan
menghabiskan makanan,
4) Geraham belakang (molar), bentuknya berlekuk - lekuk untuk menghaluskan makanan
dan terletak pada bagian belakang.
Gigi manusia melekat pada rahang atas dan rahang bawah yang terlindung oleh gusi.
Struktur gigi manusia terdiri atas bagian:
1) Email gigi, merupakan bagian terluar dari gigi, berupa lapisan yang paling keras dan
berwarna putih,
2) Dentin atau tulang gigi, tersusun oleh zat kapur dan posfor, lapisan email dan dentin
disebut mahkota gigi,
3) Sumsum gigi (pulpa) terdapat dibagian dalam tulang gigi, pada sumsum gigi terdapat
banyak pembuluh darah dan syaraf.
4) lapisan semen (sementum) melapisi dentin yang masuk dan tertanam ke dalam rahang,
pulpa dan sementum membentuk akar gigi.
b. Lidah
Selain gigi, di dalam rongga mulut manusia juga terdapat lidah. Selain sebagai alat
pengecap,
lidah di dalam pencernaan makanan berfungsi untuk:
1) mencampurkan makanan
2) mendorong makanan dalam proses menelan, dan
3) membersihkan mulut dari sisa makanan
Lidah membentuk lantai pada rongga mulut. Di bagian belakang, otot-otot lidah melekat
pada
tulang hyoid (tulang pangkal lidah yang berbentuk seperti huruf V). permukaan lidah penuh
dengan tonjolan (papilla) yang mengandung puting-puting pengecap, sehingga lidah dapat
merasakan makanan seperti asam, manis, pahit, dan asin.
c. Kelenjar Ludah
Pada rongga mulut terdapat tiga macam kelenjar ludah (saliva) yang menghasilkan cairan
ludah.
Kelenlar-kelenjar tersebut adalah:
1. kelenjar parotis, yang terletak di dekat telinga,
2. kelenjar submaksilaris yang terletak di bawah rahang atas,
3. kelenjar submandibularis yang terletak di bawah lidah
Di dalam cairan ludah mengandung air sebanyak 90%, dan sisanya terdiri atas garam-
garam
bikarbonat, lendir (mukus), lizozim (enzim penghancur bakteri), dan amilase (ptialin). Ketiga
kelenjar ludah setiap harinya dapat menghasilkan lebih kurang 1600 cc air ludah.
Pengeluaran air ludah akan bertambah jika ada rangsangan dari luar, seperti mencium aroma
makanan, melihat atau membayangkan suatu makanan yang lezat atau karena lapar.

Cairan ludah berfungsi untuk:


1. Memudahkan dalam menelan makanan karena makanan tercampur dengan lendir dan
air
2. Melindungi rongga mulut dari kekeringan, panas, asam dan basa
3. Membantu pencernaan kimiawi, karena kelenjar ludah menghasilkan enzim ptialin
(amilase) yang berperan dalam pencernaan amilum menjadi maltosa dan glukosa,
enzim ini berfungsi dengan baik pada pH netral (pH 7)
d. Proses Menelan Makanan
Agar makanan masuk ke dalam saluran pencernaan di dalam rongga perut untuk
diproses lebih lanjut, makanan harus ditelan. Menelan adalah proses menggerakkan makanan
dari rongga mulut menuju lambung yang berlangsung dalam waktu 4-7 det1k.
Proses menelan terbagi atas:
1) gerakan sadar, yaitu gerakan lidah yang menekan makanan ke atas dan mendorong
makanan ke belakang kemudian masuk ke dalam kerongkongan,
2) gerakan tidak sadar, yaitu gerakan di daerah faring, berupa reflex yang menggerakkan
laring ke atas sehingga epiglotis menup glotis.
Dengan demikian, makanan tidak masuk ke rongga hidung dan saluran pernapasan.
Gerakan di daerah kerongkongan, berupa gerak peristaliik yang mendorong makanan ke
arah bawah, masuk ke dalam lambung.
2. Kerongkongan (esophagus)
Kerongkongan merupakan saluran pencernaan yang berbentuk seperti selang air, sebagai
penghubung antara rongga mulut dan lambung yang terletak di belakang trakea
(tenggorokan). Panjang kerongkongan pada manusia lebih kurang 25 cm yang berakhir pada
bagian kardiak lambung. Kerongkongan tersusun oleh dua pertiga otot polos dan sepertiga
otot lurik. Pada kerongkongan dihasilkan lendir yang membantu gerak peristaltik, sehingga
makanan terdorong ke arah lambung. Akan tetapi, kerongkongan ini tidak menghasilkan
enzim pencernaan dan tidak melakukan absorbsi sari makanan.
3. Lambung (Ventrikulus)
Lambung pada manusia terletak pada bagian kiri atas rongga perut di bawah diafragma.
Dinding lambung terdiri atas lapisan otot vang tersusun memanjang, melingkar, dan
menyerong. Dengan adanya kontraksi otot-otot lambung tersebut, makanan akan teraduk
dengan baik menjadi bubur (chyme / kim).
Lambung terdiri atas tiga bagian, yaitu kardiak (bagian yang merupakan tempat
masuknya
kerongkongan), fundus (bagian tengah lambung), dan pilorus (bagian yang berbatasan dengan
usus dua belas jari). Lambung juga berperan sebagai kelenjar eksokrin yang menghasilkan
enzim pencernaan dan sebagai kelenjar endokrin yang menghasilkan hormon.
Lambung menghasilkan getah lambung yang terdiri atas:
a. air dan lendir;
b. ion-ion organik,
c. asam lambung (HCl), dan
d. enzim – enzim pencernaan (Pepsin, Renin dan Lipase).
Disamping itu juga lambung menghasilkan asam lambung (HCl), adapun fungsi HCl yang
disekresikan oleh lambung, adalah:
a) Asam Klorida (HCI) merupakan asam kuat yang dapat memberikan lingkungan asam dan
mengubah makanan menjadi asam (pH 1-3). Asam Iambung ini dapat membantu
membunuh mikroba pathogen vang masuk bersama makanan ke dalam lambung.
b) Mengaktifkan kerja enzim, yaitu mengubah pepsinogen (proenzim) menjadi enzim pepsin.
c) Merangsang membuka dan menutupnya katup pada bagian pilorus yang berhubungan
dengan duodenum.
d) Merangsang pengeluaran getah usus.

Pepsin yang dihasilkan oleh lambung berfungsi menghidrolisis protein menjadi pepton.
Renin
adalah enzim yang dapat menggumpalkan protein susu (kasein) dengan bantuan ion kalsium
(Ca2+). Sedangkan enzim lipase adalah enzim yang dapat menghidrolisis lemak menjadi
asam lemak dan gliserol.
Proses pencernaan di dalam lambung akan berlangsung selama 2-6 jam, tergantung pada jenis
makanannya. Makanan yang berlemak akan bertahan lebih lama di dalam lambung.
Sedangkan makanan yang banyak mengandung protein dan karbohidrat hanya akan tinggal
sebentar di dalam lambung. Di dalam lambung tidak terjadi penyerapan sari-sari makanan,
akan tetapi terjadi penyerapan air, mineral, alkohol, dan obat - obatan.
4. Hati dan Kandungan empedu
Hati terbagi atas lobus kanan dan lobus kiri. Struktur mikroskopik organ ini terdiri
atas lobulus – lobulus berbentuk segi enam yang terdiri atas sel –sel hati , antara lain:
a. Menghasilkan protein plasma seperti heparin, fibrinogen dan protrombin
b. pusat metabolisme protein, lemak dan karbohidrat,
c. menetralisir racun yang masuk ke dalam tubuh (defoksifikasi),
d. tempat menyimpan cadangan makanan seperti glikogen, dan
e. menghasilkan cairan empedu.
Setelah diserap oleh usus, sari-sari makanan dibawa oleh darah menuju ke hati
dan seluruh tubuh. Pada hati bermuara dua pembuluh darah, yaitu: vena porta hepatica
yang berasal dari Iambung dan usus yang mengandung darah miskin oksigen, tetapi
kaya nutrisi (sari makanan)( dan arteri hepatica yang merupakan cabang arteri
coeliaca (arteri yang mengalirkan darah ke saluran cerna) yang kaya oksigen.
5. Pankreas
Pankreas juga merupakan organ tambahan pada sistem pencernaan. Pankreas memiliki
panjang kurang dari 12 cm dan tebal 2,5 cm. pankreas terbagi atas tiga bagian, yaitu bagian
kepala yang melekat pada duodenum, bagian badan yang merupakan bagian tengah pankreas,
dan bagian ekor yang merupakan bagian yang memanjang ke arah ujung kiri atas.
Pankreas terletak di bawah lambung dan mempunyai dua saluran yaitu: saluran (ductus)
wirsungi dan saluran (ductus) sastorini yang berfungsi mengalirkan getah yang disekresikan
pankreas ke duodenum.
Pankreas merupakan kelenjar eksokrin dan endokrin. Di dalam getah pankreas terdapat
enzim-enzim pencernaan, yaitu:
a) Tripsinogen berupa proenzim suatu protease yang belum aktif.
Tripsinogen akan diaktifkan oleh enterokinase yang dihasilkan usus halus menjadi tripsin.
Tripsin berfungsi memecah protein menjadi Pepton,
b) Kimotripsinogen merupakan proenzim yang akan diaktifkan oleh tripsin menjadi
kimotripsin yang berfungsi mengubah protein dan proteosa menjadi pepton, perptida dan
asam amino,
c) Lipase Pankreas( steapsin) merupakan enzim yang memecah emulsi lemak menjadi asam
lemak dan gliserol.
d) Amilopepsin (amylase pankreas) meruupakan enzim yang memecah amilum dan
dekstrin menjadi maltose dan glukosa.
e) Ribonuklease dan deoksiribonuklease, merupakan enzim yang mencerna DNA/RNA
menjadi nukleotida.
Sebagai kelenjar endoktrin, Pankreas menghasilkan beberapa jenis hormon, yaitu:
a) Sekretin, hormon yang berfungsi merangsang sel-sel pankreas untuk mensekresikan getah
pankreas, HCO3 dan juga mengurangi sekresi getah lambung.
b) Koleisistokinin, hormon yang berfungsi merangsang sel-sel pancreas mensekresikan getah
pankreas vang kaya enzim dan menyebabkan kontraksi pada kandung empedu.
c) Insulin, hormon yang sangat penting dalam mensintesis glikogen dari glukosa. Kekurangan
produksi hormon insulin akan menyebabkan penyakit diabetes mellitus (DM ).
6. Usus Halus (Intenstinum Tenue)
Usus halus merupakan saluran pencernaan terpanjang yang panjangnya lebih kurang 7
meter
dengan diameter 2,5 cm. Fungsi usus halus adalah mencerna makanan dan mengabsorpsi sari
makanan.
Penyerapan sari-sari makanan kedalam dinding usus melalui berbagai cara, yaitu secara :
difusi, osmosis, difusi difasilitas, endositosis, dan transport aktif.
Usus halus terdiri atas tiga bagian, yaitu:
a) duodenum (usus dua belas jari), panjangnya 25 cm,
b) jejenum (usus kosong) panjangnya 2,5 m,
c) ileum (usus penyerapan) panjangnya 4 m.
Setiap hari, usus halus mensekresikan lebih kurang 2000 cc getah usus dari sel-sel usus
(kelenjar lieberkuhn) menuju lumen usus.
Getah usus mengandung:
a) Peptidase, merupakan kelompok enzim yang memecah polipeptida menjadi asam amino.
b) Maltase, laktase, dan sukrase merupakan enzim yang memecah disakarida (maltosa,
laktosa, dan sukrosa) menjadi monosakarida enzim-enzim tersebut disebut juga disakase
c) Lipase usus, merupakan enzim yang memecah lemak menjadi asam lemak dan gliserol,
d) Erepsinogen, merupakan proenzim yang diaktifkan oleh enterokinase menjadi erepsin
yang mengubah pepton menjadi asam amino.
e) Enterokinase, merupakan enzim yang mengaktifkan tripsinogen menjadi tripsin dan
erepsinogen menjadi erepsin.
7. Usus Besar (Kolon) dan Anus
Usus besar (kolon) terletak di antara ileum dan anus. Kolon dihubungkan dengan dinding
perut belakang oleh mesokolon. Panjang usus besar lebih kurang 1,4 meter dan lebar lebih
kurang 6 cm. Secara anatomi, usus besar terbagi atas sekum kolon asenden (naik), kolon
transversal (mendatar), kolon desenden (turun), rektum, dan anus. Pada kolon terjadi
pengaturan kadar air feses, dan terjadi gerakan peristaltik yang mendorong sisa makanan
menuju rektum atau poros usus.
Bila poros usus sudah penuh, maka akan timbul rangsangan
untuk buang air besar (defekasi). Rangsangan ini disebut gastrokolik.
Di samping gerakan peristaltik, pada kolon juga terjadi gerak segmentasi yang berfungsi
memberi tempo terjadinya absorbsi air dan mineral. Proses pencernaan pada kolon manusia
juga dibantu oleh bakteri usus Escherichia coli yang merombak sisa-sisa makanan sehingga
terbentuk feses.
Apabila jumlah bakteri tersebut melebihi kondisi normal, maka akan dapat
menimbulkan penyakit pada usus, seperti diare. Dengan adanya perombakan sisa makanan
oleh bakteri ini, maka dapat dihasilkan beberapa vitamin seperti vitamin K, yang diperlukan
dalam proses pembekuan darah. Anus merupakan lubang akhir dari saluran pencernaan
tempat keluarnya kotoran (feses). Dinding anus terdiri atas dua lapisan yaitu otot lurik pada
bagian luar dan otot polos di bagian dalam.
Rasa Lapar dan Haus
Kerja organ-organ pencernaan di dalam tubuh tidak berjalan dengan sendirinya, tetapi
ada
suatu sistem yang mengkontrol sistem pencernaan tersebut, yaitu sistem syaraf dan hormon,
begitu pula dengan rasa lapar dan haus.
Rasa lapar dikendalikan oleh sistem syaraf yang berpusat pada hipotalamus, ada dua teori
mengenai timbulnya rasa lapar, yaitu:
1) Teori glukostatik: rasa lapar disebabkan oleh menurunnya kadar glukosa (kadar gula)
dalam darah.
2) Teori lipostatik: rasa lapar disebabkan oleh berkurangnya kadar lemak di dalam sel-sel
lemak.
Rasa haus akan muncul bila cairan dalam tubuh menjadi kental. Hal ini akan menyebabkan
osmoreseptor pada hipotalamus terangsang sehingga timbul rasa ingin minum (haus).
Gangguan Klinis Pada Sistem Pencernaan Manusia
Beberapa kelainan klinis yang akan timbul bila terjadi gangguan dalam proses pencernaan
manusia, antara lain:
1) Caries gigi (gigi berlubang)
Disebabkan oleh infeksi beberapa jenis bakteri patogen yang ada pada rongga mulut.
Timbulnya gigi berlubang disebabkan oleh pemecahan karbohidrat menjadi asam laktat yang
dilakukan oleh bakteri. Asam ini dapat melarutkan email dan dentin gigi sehingga
menimbulkan lubang yang dapat mencapai akar gigi.
2) Parotitis
Yaitu infeksi pada kelenjar parotis yang dikenal dengan penyakit gondongan. Hal ini
diakibatkan oleh sejenis virus yang ditularkan melalui percikan ludah. Penyakit ini biasanya
sering terjadi pada anak-anak usia 5 - 15 tahun.
3) Xerostomia
Kelainan akibat kurangnya produksi air ludah (saliva) yang sangat sedikit, sehingga
mengakibatkan proses pencernaan di dalam mulut terganggu.
4) . Gastritis
Yaitu kelainan klinis akibat adanya suatu peradangan akut dan kronis pada lapisan
mukosa
lambung yang disebabkan oleh masuknya makanan yang tercemar oleh mikroba dan akibat
produksi asam lambung yang berlebihan.
5) Hepatitis (liver)
Yaitu kelainan klinis pada organ hati yang terjadi akibat infeksi virus. Berdasarkan
tingkat
virulensinya dikenal adanya hepatitis A, B dan hepatitis Non A dan Non B.
6) Diare
Yaitu kelainan klinis karena adanya iritasi pada dinding kolon yang disebabkan infeksi
bakteri seperti Shygella disentriae. Di samping itu dapat disebabkan karena tekanan psikis,
seperti stress, gelisah, gizi yang buruk, zat-zat beracun, dan bahan makanan yang
menyebabkan iritasi dinding usus, seperti cuka, dan sambel. Apabila kim dari perut mengalir
ke usus terlalu cepat maka defekasi menjadi lebih sering dengan feses yang mengandung
banyak air. Keadaan seperti ini disebut diare. Penyebab diare antara lain ansietas (stres),
makanan tertentu, atau organisme perusak yang melukai dinding usus. Diare dalam waktu
lama menyebabkan hilangnya air dan garam-garam mineral, sehingga terjadi dehidrasi.
7) Sembelit (konstipasi)
Salah satu gejala kelainan klinis yang biasanya ditandai dengan susah buang air besar.
Hal ini
disebabkan karena kolon (usus besar) mengabsorsi air dari sisa makanan secara berlebihan,
sehingga terbentuk feses yang padat, keras dan kering serta susah dikeluarkan. Sembelit juga
bisa diakibatkan oleh kurang mengkonsumsi makanan yang berupa tumbuhan
berserat, banyak mengkonsumsi daging, tekanan psikis seperti stress, rasa cemas, gelisah,
takut dan sebagainya.
8) Radang usus buntu (apendiksitis)
Kelainan klinis yang teriadi karena usus buntu meradang, membengkak dan timbul
nanah.
Gejala ini disebabkan oleh adanya infeksi pada usus buntu akibat masuknya benda yang sulit
dipecah, seperti biji-bijian yang keras, kerikil dan sebagainya. Gejalanya rasa sakit yang luar
biasa di perut sebelah kanan bawah. pengobatan peradangan ini biasanya dengan jalan
operasi.
9) Ambaein (hemoroid)
Yaitu kelainan klinis akibat pelebaran pembuluh vena pada bagian anus. Biasanya terjadi
pada orang-orang yang cenderung terlalu lama duduk terus menerus, atau pada orang yang
sering menderita sembelit.

http://ners.unair.ac.id/materikuliah/Modul%20praktikum%20pencernaan%20A2011new.pdf
PEMERIKSAAN FISIK SISTEM PERKEMIHAN

PENGERTIAN SISTEM PERKEMIHAN


Sistem urinaria adalah suatu sistem Tempat terjadinya proses penyaringan darah
sehingga darah bebas dari zat-zat yang tidak dipengaruhi oleh tubuh dan menyerap zat-zat yang
masih dipergunakan oleh tubuh. zat-zat yang dipergunakan oleh tubuh larutan dalam air dan
dikeluarkan beberapa urine ( air kemih).

anatomi fisiologi sistem perkemihan


Sistem urinaria terdiri atas:
1. ginjal, yang mengeluarkan Secret urine.
2. ureter, yang menyalurkan urine dari ginjal ke kandung kencing.
3. kandung kencing, Yang bekerja sebagai penampung.
4. uretra, yang menyalurkan urine dari kandung kencing.
ginjal
Ginjal adalah suatu kelenjar yang terletak di bagian belakang kavum abdominalis di
belakang peritoneum pada kedua Sisi vertebra lumbalis 3, langsung pada dinding belakang
abdomen.Bentuk ginjal seperti biji kacang, Jumlahnya ada 2 buah kiri dan kanan, Ginjal kiri
lebih besar dari ginjal kanan dan pada umumnya ginjal laki-laki lebih panjang dari ginjal wanita.
fungsi ginjal
Memegang peran penting dalam pengeluaran zat-zat toksin atau racun.
mempertahankan suasana keseimbangan cairan.
mempertahankan keseimbangan kadar asam dan basa dari cairan tubuh.
mempertimbangkan keseimbangan garam-garam dan zat-zat lain dalam tubuh.
mengeluarkan sisa-sisa metabolisme hasil akhir dari Ureum protein.
struktur ginjal
Setiap ginjal terbungkus oleh selaput tipis yang disebut kapsula renalis yang terdiri dari
jaringan fibrus berwarna ungu tua. lapisan luar dari lapisan korteks ( subtansia kortekalis), dan
lapisan sebelah dalam bagian medulla ( subtansia medularis), bentuk kerucut yang disebut Renal
piramid. Puncak kerucut tadi menghadap kaliks yang terdiri dari lubang-lubang kecil disebut
papilla renalis. masing-masing Pyramid dilapisi oleh kolumna renalis, jumlah renalis 15-16
buah.
garis-garis yang terlihat di piramid disebut tubulus nefron yang merupakan bagian terkecil dari
ginjal yang terdiri dari glomerulus, tublus proksimal ( tubulus kontorti 1), Ansa henle, tubulus
distal ( tubulus kontortus 2), dan tubulus urinarius ( papilla veteri).
fisiologi ginjal
Mengatur volume air (cairan dalam tubuh air dalam tubuh), akan di kreasikan oleh ginjal
sebagai urine ( kemih), yang encer dalam jumlah besar, kekurangan air ( kelebihan keringat),
menyebabkan urine yang dikreasi berkurang dan konsentrasinya lebih sehingga susunan dan
volume cairan tubuh dapat dipertahankan relatif normal.
mengatur keseimbangan osmitik dan mempertahankan keseimbangan ion yang optimal
dalam plasma ( keseimbangan elektrolit ), bila terjadi pemasukan atau pengeluaran yang
abnormal ion-ion akibat pemasukan garam yang berlebihan atau penyakit perdarahan ( diare,
muntah), ginjal akan meningkatkan ekskresi Union yang penting misal ( NA,K,CL,CA dan
pospat ).
mengatur keseimbangan Asam Asam cairan tubuh bergantung pada apa yang dimakan,
campuran makanan menghasilkan urine yang bersifat agak asam. pH kurang dari 6 ini
disebabkan hasil akhir metabolisme protein. apabila banyak makan sayur-sayuran, urine akan
bersifat basa. pH urine bervariasi antara 4,8-8,2. ginjal menyekresi urine sesuai dengan
perubahan PH darah.
ekskresi sisa hasil metabolisme ( ureum, asam urat,kreatinin), zat-zat toksis obat-obatan,
hasil metabolisme hemoglobin dan bahan kimia asing (pestisida).
fungsi hormonal dan metabolisme ginjal mengekskresi hormon renin yang mempunyai
peran penting mengatur tekanan darah ( sistem renin angiotensin aldesteron), membentuk
eritropoiesis mempunyai peran penting untuk proses pembentukan sel darah merah.
Disamping itu ginjal juga membentuk hormon dihidroksi kolekkalsiferol vitamin D aktif
yang diperlukan untuk observasi ion kalsium di usus.
proses pembentukan urine
Glomerulus berfungsi sebagai ultrafiltrasi pada simpai Bowman berfungsi untuk
menampung hasil filtrasi dari glomerulus pada tubulus ginjal akan terjadi penyerapan kembali
zat-zat Yang sudah disaring pada glomelurus sisa cairan akan dirusakkan ke piala ginjal terus
berjalan ke ureter.
urin berasal dari darah yang dibawa Arteri renalis masuk ke dalam ginjal, darah ini
terdiri dari bagian yang padat yaitu sel darah dan bagian plasma darah.
ada tiga tahap pembentukan urine:
proses filtrasi
terjadi di glomerulus proses ini terjadi karena permukaan aferen lebih besar dari
permukaan eferen maka terjadi penyerapan darah titik sedangkan sebagian yang tersaring adalah
bagian an-nur Andara kecuali protein. cairan yang tersaring ditampung oleh sampai
Bowmanyang terdiri dari glukosa, air, natrium, klorida, sulfat, bikarbonat dan lain-lain, yang
diteruskan ke tubulus ginjal.
proses reabsorbsi
Proses ini terjadi penyerapan kembali sebagian besar glukosa, natrium, klorida, fosfat,
dan ion bikarbonat. proses yang terjadi secara pasif yang dikenal oblogator reabsorpsi terjadi
pada tubulus atas. sedangkan pada tubulus ginjal bagian bawah terjadi kembali penyerapan
natrium dan ion bikarbonat. bila diperlukan akan diserap kembali ke dalam tubulus bagian bawah
mbak. penyerapan terjadi secara aktif dikenal dengan reabsorpsi fakultatif dan sisa dialirkan pada
papilla renalis.
Proses sekresi
sisa penyerapan urine kembali yang terjadi pada tubulus dan diteruskan ke piala ginjal
selanjutnya diteruskan ke ureter masuk ke vesika urinaria.
perdarahan darah ginjal
Pendapat darah dari aorta abdominalis yang mempunyai percabangan arteri arteri renalis.
Arteri ini berpasangan kiri dan kanan.Arteri renalis bercabang menjadi arteria Inter lobaris
kemudian menjadi arteri arkuata.
persarafan ginjal
Ginjal mendapat persarafan dari pleksus renalis, saraf ini berfungsi untuk mengatur
jumlah darah yang masuk ke dalam ginjal, saraf ini berjalan bersamaan dengan Pembuluh darah
yang masuk ginjal.
reabsorpsi dan sekresi tublus
Sewaktu Filtrat glomerulus memasuki tubulus ginjal, Filtrat ini mengalir melalui bagian-
bagian tubuh pipih sebelum dikreasikan sebagai urine beberapa zat diabsorpsi kembali secara
selektif dari tubulus dan kembali ke dalam darah, sedangkan yang lain disekresikan dari darah ke
dalam lumen tubulus.
Abnormalitas kongenital
Kelainan kongenital ginjal dapat terjadi termaksuk:
1. tidak terdapatnya ginjal
2. ginjal berbentuk seperti sepatu kuda
3. kista ginjal dimana ginjal mempunyai kista dalam jumlah yang besar sebagai akibat dari
kesalahan perkembangan dan perkembangan tubuh
penyakit ginjal
Penyakit pada ginjal dapat mengganggu fungsi nefron dan apabila sejumlah besar nefron
mengalami kerusakan maka akan terjadi kerusakan fungsi ginjal: sekresi urina hilang, albumin
atau darah dapat terjadi pada urine, produk metabolisme misalnya urea yang seharusnya
diekskresi tidak diekskresi dan terjadi penumpukan dalam darah serta keseimbangan asam basa
tubuh menjadi terganggu.
pada glomelurus atau ginjal mengalami perbesaran, glomelurus merupakan bagian khusus
yang terkena. pada sindroma nefrotik terdapatnya protein dalam urine menyebabkan terjadinya
resistensi cairan dalam jaringan. pada glikusuria Renalis glukosa bocor ke dalam urine sebagai
akibat kelainan kongenital pada anatomi dan fungsi nefron.
Gagal ginjal akut dapat timbul sebagai akibat:
1. Gangguan sirkulasi renalis penurunan curah jantung ditunjukkan pada otak dan jantung
menyebabkan kerusakan pada ginjal.
2. glomerulus nefritis berat
3. penyumbatan traktus urinarius oleh batu ginjal
bila gagal ginjal terjadi pada beberapa jam tubulus ginjal akan mengalami kerusakan
permanen. pada urine yang disekresi terhenti sama sekali terjadi urinarius atau berkurang dalam
jumlah yang sangat kecil terdapat perubahan keseimbangan asam basa yang berat dan produk
akhir metabolisme tubuh tidak diekskresi.
abnormalitas kandungan urin:
1. glukose
2. benda-benda keton
3. garam empedu
4. pigmen empedu
5. protein
6. darah
7. beberapa obat-obatan
8. ureter
Terdiri dari 2 saluran pipa masing-masing bersambung dari ginjal ke kandung kemih ( viska
urinaria ) panjangnya kurang lebih 25 sampai 30 cm, dengan penampang kurang lebih 0,5 cm.
sebagian terletak dalam rongga abdomen dan bagian terletak di dalam rongga pelvis.
lapisan dinding abdomen terdiri dari:
1. dinding luar jaringan ikat
2. lapisan Tengah lapisan otot polos
3. lapisan sebelah dalam lapisan mukosa
lapisan dinding ureter menimbulkan gerakan gerakan peristaltik tiap 5 menit sekali yang
akan mendorong air kemih masuk ke dalam kandung kemih ( vesika urinaria).
ureter pada pria
Tempat di dalam fissura seminalis dan diserang oleh ductusDan dikelilingi oleh pleksus vesikalis
. selanjutnya ureter berjalan oblique Sepanjang 2 cm di dalam dinding vesika urinaria pada sudut
lateral dari trignoum vesika.
Ureter pada wanita
terdapat di belakang fossa ovarica urinaria dan berjalan ke bagian medial dan kedepan
bagian lateralis serviks bagian atas vagina untuk mencapai vesika urinaria dalam perjalanannya
ke ureter didampingi oleh arteri uterina sepanjang 2,5 cm dan selanjutnya Arteri ini menyilang
ureter mempunyai 2 cm dari sisi serviks uteri.
1. Bulu darah ureter
2. Arteri renalis
3. Arteri spermatika interna
4. arteri hipogastrika
5. Arteri vesika inferior.
6. pemeriksaan fisik pada sistem perkemihan
pemeriksaan pada ginjal
Ginjal terletak dalam ruang retroperitoneal pada kedua kuadran atas abdomen secara
anatomis lobus kedua ginjal menyentuh diafragma dan ginjal Turun waktu inhalasi ginjal kanan
normal lebih mudah dipalpasi dari pada ginjal kiri karena ginjal kanan terletak lebih bawah dari
pada ginjal kiri.
pemeriksaan ureter
ureter tidak bisa dilakukan pemeriksaan di luar harus digunakan diagnostik lain seperti
BNO,IVP,USG,CT Renal.
http://nissa-uchil.blogspot.com/2014/10/pemeriksaan-fisik-sistem-perkemihan.html

Anda mungkin juga menyukai