baik. Kemampuan komunikasi yang baik ini akan Anda dapatkan pada mata kuliah
Komunikasi Terapeutik.
Setelah Anda melakukan anamnese, maka langkah selanjutnya dalam pengkajian
adalah Pemeriksaan fisik pasien. Pemeriksaan fisik ini dapat Anda lakukan secara Head To
Toe (mulai kepala sampau ujung kaki) atau Per Sistem Tubuh. Teknik pemeriksaan fisik
pasien ini dapat Anda lakukan dengan metode Inspeksi, Auskultasi, Perkusi, Palpasi,
tergantung daerah mana dan organ tubuh apa yang saudara periksa. Inspeksi (melihat),
misalkan Anda mau memeriksa kondisi umum tubuh pasien, gerakan retraksi dada, keadaan
luka, dan lain lain yang dapat dilihat secara kasat mata. Auskultasi (mendengarkan), teknik
ini dapat Anda lakukan untuk memeriksa suara nafas, suara bising usus, suara jantung dan
lain lain. Perkusi (mengetuk), teknik ini dapat Anda lakukan untuk memeriksa Thorak,
abdomen. Palpasi (menekan), teknik ini dapat Anda lakukan untuk memeriksa abdomen,
kondisi tertentu pasien yang terjadi nyeri tekan, misal terjadi peradangan, dan lain lain.
Teknik pemeriksaan fisik ini lebih rinci sudah Anda dapatkan pada Mata Kuliah Keperawatan
dasar.
Pengkajian fisik dalam keperawatan pada dasarnya menggunakan cara-cara yang sama
dengan ilmu kedokteran yaitu: inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi. Pengkajian fisik
kedokteran biasanya dilakukan dan diklasifikasikan menurut sisitem tubuh manusia dimana
tujuan akhirnya adalah untuk menentukan penyebab dan jenis penyakit yang diderita pasien.
Sedangkan pengkajian fisik bagi perawat yaitu untuk menentukan respon pasien terhadap
penyakit/berfokus pada respon yang ditimbulkan pasien akibat masalah kesehatan yang
sudah didiagnose oleh dokter.Dengan kata lain perawat meneruskan tindakan keperawatan
kepada pasien yang sudah di diagnosis oleh dokter. Karena dari diagnosa dokter akan
muncul berbagai masalah keperawatan yang dialami pasien, sebagai contoh : pasien dengan
diagnosa dokter “stroke hemoragik” disini akan muncul masalah keperawatan: 1. Gangguan
kesadaran. 2. Gangguan mobilitas fisik. 3. Dan masih banyak gangguan-gangguan kesehatan
yang lain.
Pemeriksaan fisik adalah tindakan keperawatan untuk mengkaji bagian tubuh pasien
baik secara lokal atau (head to toe) guna memperoleh informasi/data dari keadaan pasien
secara komprehensif untuk menegakkan suatu diagnosa keperawatan.
Pemeriksaan fisik atau pemeriksaan klinis adalah sebuah proses dari seorang perawat
memeriksa tubuh pasien untuk menemukan tanda klinis penyakit. Hasil pemeriksaan akan
dicatat dalam rekam medis. Rekam medis dan pemeriksaan fisik akan membantu dalam
penegakkan diagnosis dan perencanaan perawatan pasien.
Pada dasarnya pemeriksaan fisik dilakukan secara sistematis, mulai dari bagian kepala
dan berakhir pada anggota gerak yaitu kaki. Pemeriksaan secara sistematis tersebut disebut
teknik Head to Toe. Setelah pemeriksaan organ utama diperiksa dengan inspeksi, palpasi,
perkusi, dan auskultasi, beberapa tes khusus mungkin diperlukan seperti test neurologi.
Dalam Pemeriksaan fisik daerah abdomen pemeriksaan dilakukan dengan sistematis
inspeksi, auskultasi, palpasi, dan perkusi.
Dengan petunjuk yang didapat selama pemeriksaan riwayat dan fisik, perawat dapat
menyusun sebuah diagnosis diferensial yakni sebuah daftar penyebab yang mungkin
menyebabkan gejala tersebut. Beberapa tes akan dilakukan untuk meyakinkan penyebab
tersebut.
Sebuah pemeriksaan yang lengkap akan terdiri diri penilaian kondisi pasien secara
umum dan sistem organ yang spesifik. Dalam prakteknya, tanda vital atau pemeriksaan
suhu, denyut dan tekanan darah selalu dilakukan pertama kali.
A. PROSEDUR TINDAKAN
1. Data Demografi
Usia dan jenis kelamin merupakan data dasar yang penting.. Beberapa gangguan
sistem tubuh tertentu baru jelas dirasakan pada usia tertentu meskipun mungkin proses
patologis sudah berlangsung sejak lama. Kelainan-kelainan somatik harus selalu
dibandingkan dengan usia dan gender ,misalnya berat badan dan tinggi badan. Tempat
tinggal juga merupakan data yang perlu dikaji, khususnya tempat tinggal pada masa bayi dan
kanak-kanak dan juga tempat tinggal klien sekarang.
5. Riwayat Diet
Perubahan status nutrisi atau gangguan pada saluran pencernaan dapat saja
mencerminkan gangguan sistem tubuh tertentu atau pola dan kebiasaan makan yang
salah dapat menjadi faktor penyebab, oleh karena itu kondisi berikut ini perlu dikaji:
a. Adanya nausea, muntah dan nyeri abdomen.
b. Penurunan atau penambahan berat badan yang drastis
c. Selera makan yang menurun atau bahkan berlebihan
d. Pola makan dan minum sehari-hari
e. Kebiasaan mengkonsumsi makanan yang dapat mengganggu fungsi
endokrinseperti makanan yang bersifat goitrogenik terhadap kelenjar tiroid