Pemateri : WahyunitaNur
Moderator : Rahmawati Yusri
Penanya 1: Ernawati
Sebagai tenaga kesehatan, Penanganan utama yang seperti apa yang bisa
diberikan pada pasien yang mengalami retensi urine ???
Jawaban :
pilihan terapi mencakup modalitas nonfarmakologi, farmakologi, dan
pembedahan sesuai jenis inkontinensia urine. Tata laksana yang dapat
dilakukan berdasarkan jenis inkontinensia antara lain:
Inkontinensia stres: latihan otot pelvis, farmakoterapi, atau
pembedahan
Inkontinensia urgensi: modifikasi diet dan gaya hidup, menurunkan
berat badan, terapi perilaku, farmakoterapi, atau pembedahan
Inkontinensia luapan: kateterisasi intermiten, tata laksana sesuai
etiologi, latihan otot pelvis
Inkontinensia campuran: latihan otot pelvis, farmakoterapi, atau
pembedahan, bladder training
Inkontinensia fungsional: tata laksana faktor etiologi yang mendasari
Penanya 2: A. Sulhijrah
Tindakan apa yang harus dilakukan untuk mengatasi retensi urine?
Jawaban :
Sementara dalam kasus retensi urin, beberapa pilihan pengobatan
yang biasa dilakukan oleh dokter untuk retensi adalah: Obat-obatan tertentu.
Dokter mungkin akan meresepkan obat-obatan tertentu tergantung
penyebab dari retensi urin itu sendiri. Konsultasi ke dokter sebelum Anda
mengonsumsi obat-obatan tersebut. Kateterisasi kandung kemih. Prosedur
ini dilakukan dengan memasukkan alat berupa selang kecil tipis ke dalam
saluran kencing. Maka, urin Anda dapat keluar dengan mudah.
Kateterisasi adalah prosedur tercepat dan termudah untuk menobati
retensi urin Pemasangan stent. Stent, atau tabung kecil bisa dimasukkan ke
dalam saluran kemih untuk mempermudah urin keluar dari tubuh. Stenda
dapat dipasang secara sementara atau permanen supaya uretra Anda tetap
dalam keadaan terbuka. Operasi. Jika berbagai cara yang sudah disebutkan
di atas tidak juga bisa meredakan gejala, operasi bisa jadi pilihan terbaik.
Dokter spesialis urologi bisa melakukan prosedur transurenthal, urethrotomy,
ataupun laparoskopi.