sistem
persarafan
Capaian
pembelajaran
2
MAHASISWA MAMPU MENGUASAI KONSEP,
MEMBERIKAN DAN MENGELOLA ASUHAN
KEPERAWATAN DENGAN GANGGUAN KEBUTUHAN
AKTIFITAS PATOLOGIS SYSTEM MUSCULOSKELETAL,
PERSARAFAN DAN INDERA
4
Riwayat penyakit
5
Riwayat penyakit dahul
u
× Beberapa pertanyaan yang mengarah
pada riwayat penyakit dahulu dalam Jika klien telah mengalami salah satu gejala di
pengkajian neurologis meliputi :
atas, gali lebih terperinci sebagai contoh, pada
Apakah klien menggunakan obat-obatan kejang, tentukan rangkaian peristiwa (aura,
seperti analgesic, sedative, hipnotis, jatuh ketanah, menangis, aktivitas motoric,
antipsikotik,antidepresi, atau perangsang fase transisi, hilangnya kesadaran,
sistem saraf.
inkontenensia, dan lamanya kejang). Pada
Apakah klien pernah mengeluhkan gejala
kasus vertigo atau pusing tentukan serangan,
sakit kepala, kejang, tremor, pusing, vertigo,
sensasi, dan gejala yang berhubungan.
kebas atau kesemutan pada bagian tubuh,
kelemahan, nyeri, atau perubahan dalam
bicara di masa lalu.
6
Lanjutan
Diskusikan dengan Perawat sebaiknya bertanya Apakah klien pernah
pasangan klien, anggota mengenai riwayat perubahan mengalami riwayat trauma
penglihatan, pendengaran, kelpala atau tulang belakang,
keluarga, atau temannya
penciuman, pengecapan dan meningitis, kelainan
mengenai perubahan perabaan kongenital, penyakit
perilaku klien akhir-akhir neurologis, atau konseling
Perlu ditanyakan apakah klien
ini misalnya peningkatan pernah mengalami
psikiatri.
iritabilitas, perubahan peningkatan kadar gula darah
suasana hati, atau dan tekanan darah tinggi
kehilangan ingatan. Apakah klien mempunyai riwayat
tumor baik yang ganas maupun
jinak pada sistem persarafan
‘metastasis’
7
Riwayat penyakit keluar
ga
× Riwayat penyakit
keluarga
× Pengkajian
psiko-sosio-
× Anamnesis akan adanya spiritual
riwayat keluarga yang
menderita hipertensi × Kemampuan
atauoun diabetes malitus
yang memberikan koping normal
hubungan dengan
beberapa masalah × Pengkajian
disfungsi neurologis
seperti masalah stroke
sosio-ekonomi-
hemoragik dan neuropati spiritual
perifer
8
PEMERIKSAAN FISIK NE
UROLOGIS
B4 (bladder) : vol urine
B1 (breathing) : pernapasan
B5 (bowel): otot mengunyah dan
B2 (bleeding) : perdarahan
menelan, dan B6 (bone).
B3 (brain) : Tingkat
kesadaran, saraf kranial
system motorik,refleks,
sensorik
9
Tingkat kesadaran
Fungsi serebri
Secara umum pemeriksaan fisik
pada sistem persarafan
Saraf kranial
ditujukan untuk area fungsi
mayor meliputi pemeriksaan : Sistem motoric
Respons reflek
Sistem sensorik
Terjaga Normal
Dapat tidur lebih dari biasanya atau sedikit bingung saat pertama kali terjaga, tetapi
Sangat sulit untuk dibangunkan, tidak konsisten dapat mengikuti perintah sederhana
Gerak bertujuan ketika dirangsang : tidak mengikuti perintah atau berbicara koheren
Semikomatosa
Dapat berespons dengan postur secara reflex ketika distimulasi atau dapat tidak
Koma
berespons setiap stimulus
11
Riwayat penyakit dahul
u
Penilaian tingkat kesadaran
dapat dilakukan dengan Nilai minimum 3 menandakan klien
menggunalan Skala Koma tidak memberikan respons. Nilai 8
Glasgow (Glasgow Coma atau kurang menandakan adanya
Scale – GCSnilai total koma dan jika bertahan pada waktu
yang lama dapat menjadi satu
maksimum untuk sadar penuh presiktor beruknya pemulihan
dan terjaga adalah 15. fungsi.
12
Skala Koma Glasgow (G
lasgow Coma Scale – G
CS
E ye M otorik V erbal
13
Tingkat Kesadaran deng
an Menggunakan GCS
Respon Motorik yang Respon Verbal yang
Membuka Mata
Terbaik Terbaik
Menurut 6 Orientasi 5 Spontan 4
Terlokalisir 5 Bingung 4 Terhadap
3
Menghindar 4 panggilan
Kata tidak
Fleksi 3
3 dimengerti Terhadap
abnormal 2
nyeri
Ekstensi 2 Hanya suara 2
Tidak ada 1 Tidak ada 1 Tidak dapat 1
14
Pemeriksaan Fungsi S
ere bri
15
Tata Pemeriksaan Status
Mental
Penilaian Respons
Perhatian Rentang perhatian depan dan ke belakang
Informasi dasar
Pengetahuan tentang kejadian-kejadian baru
Pikiran
Orientasi terhadap orang, tempat, dan waktu
Menghitung : menambahkan dua angka, mengurangi 100 dengan 7
Menyalin gambar
16
Fungsi intelektual
17
× Status Emosional × Daya Pikir
× Status emosional dapat dinilai dari Priguna siharta (1985) menjelaskan alam pikiran
reaksinya terhadap pertanyaan yang atau jalan pikiran hanya dapat dinilai dari ucapan-
18
× Status Emosional × Kemampuan Bahasa
sendiri.
19
Pemeriksaan saraf kran
ia l
SARAF SARAF
SARAF KRANIAL KRANIAL KRANIAL
I (Saraf II (Saraf III, IV dan
Olfaktorius) Optikus) VI
20
SARAF KRANIAL I (Saraf Olfaktorius)
Klien diminta memberi tahu saat mulai mencium zat tersebut dan
kalua mungkin mengidentifikasi apa yang dicium tersebut.
21
Saraf Kranial II :
22
Saraf Kranial III, IV, VI :
23
PEMERIKSAAN
SARAF KRANIAL Tekhnik pemeriksaan: observasi kelopak mata, bentuk dan
ukuran pupil, bandingkan ki dan ka, pemeriksaan reflex pupil
25
Saraf Kranial V
26
Saraf Kranial VII (fasialis)
27
Saraf VIII akustikus
Kaji pendengaran : Jika kemampuan pendengaran menurun :
28
Pemeriksaan saraf kran
ia l
29
Saraf Ix dan X : glasofaring
eus dan vagus
× Amati setiap × Dengarkan suara × Perhatikan
kesilitan menelan pasien naiknya palatum
× Kelemahan × Serak atau suara durm dengan
palatum atau hidung ucapan “ah”
faring × Uji refleks × Paralisis palatum
mengganggu muntah pada cedera
kemampuan serebrovaskuler
× Tidak ada refleks
menelan
30
Saraf XI
× Muskulus × Muskulus
trapesiuz . Kaji Sternomastoideus.
otot terhadap Kaji kekuatan
Ketika
massa, Gerakan
memalingkan
involunter dan kepala melawan
kekuatan melawn tangan anda
bahu × Kelemahan otot
× Atrofi ,fasikulasi strneomastoideus
dan kelemahan
31
Saraf XII hipoglosal
× Dengarkan × Inspeksi seluruh × Inspeksi lidah
artikulasi pasien lidah dijulurkan
× Disartria karena × Atrofi , fasikulasi × Deviasi ke sisi
kerusakan SK X yang lemah
dan XII
32
Pemeriksaan Sistem Motorik
Posisi Tubuh
Gerakan involunter
Massa otot
Tonus otot
Kekuatan Otot
33
Inspeksi umum (postur,ukuran otot, gerakan abnormal ,
dan kulit)
34
Pemeriksaan Tonus Otot
35
Pemeriksaan Tonus otot :
sa
n Ge rak an pa sif ses ua i RO M sen di yang diperiksa. Gerakan dapat tera
Periksa tonus otot dengan melakuka a ka ku dan terdapat terdapat tahanan (H
ipertonik)
dan len tur (Hipo ton ik) da n ter as
lembut
36
3. Kekuatan Otot
37
Derajat Kekuatan otot
Paralisis total/tidak ditemukan adanya kontraksi pada otot
Derajat 0
Derajat 1 Kontraksi otot yang terjadi hanya berupa perubahan dari tonus
yang dapat diketahui dengan palpasi dan tidak dapat
menggerakan sendi.
38
alis
rik sa an ref lek s : Pa tell a, Bi sep , trisep, achiles, plantar, brachioradi
Peme
:
Pemeriksaan rangsangan meningeal
Pemeriksaan kaku kuduk
luh nyeri
ng ka t me nek uk 90 de raj at dn dilu ruskan (ekstensi), + jika klien menge
, Tanda kernig ( Paha dia terl iha t tid ak sadar pada ekspresi wajah,
sepanjang Ne rvu s ich iad iku ks dan
g nervus
si pa da sen di pah a da n lut ut yan g lurus menimbulkan nyeri sepanjan
Tanda leseque ( Positif jika flek ischiadikus,
flle ksii leh er diik uti de nga n fle ksi spontan dari kedua lutut klien .
tanda brudzinky : Positif jika
39
Sistem
sensori
Nyeri, sentuhan,
suhu,vibrasi
40
Pemeriksaan system sensorik
Perasaan khusus panca indera : perasaan
penciuman, visual, auditorik, gustatorik,
Perasaan raba
Perasaan nyeri
Perasaan suhu
Perasaan abnormal ; parastesia
(kesemuta)
41
PEMERIKSAAN
KESEIMBANGAN
DAN KOORDINASI
42
PEMERIKSAAN
REFLEKS
43
REFLEKS PATOLOGIS
44
Refleks Trommer
45
PEMERIKSAAN RANGSANGAN MENINGEAL
MRI
49
Gangguan mobilitas fisik
× Mengeluh sulit menggerakkan ekstremitas
× Kekuatan otot menurun
× Rom Menurun Kondisi ini terkait : stroke,
cedera medulla spinalis,
× Nyeri saat bergerak trauma, fraktur,
osteoarthritis,
× Enggan melakukan pergerakan osteomalasia, keganasan
× Merasa cemas saat bergerak
× Sendi kaku
× Gerakan terbatas, fisik lemah,gerakan tidak terkoordinasi
50
Intoleransi aktifitas Anemia, PJK, Gangguan
muskuloskletal, gangguan
metabolik
× Mengeluh sesak
× Frekuensi jantung meningkat >20% dari kondisi istirahat
× Dispnea saat/setelah aktifitas
× Merasa tidak nyaman setelah beraktifitas
× Merasa lemahTekanan darah meningkat >20% dri kondisi istirahat
× Sianosis
× EKG : aritmia saatbsetelah aktifitas dan iskhemia
51
× Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 2x 24
jam maka mobilitas fisik meningkat dengan kriteria
hasil :
× Pergerakan ekstremitas meningkat,kekuatan otot , rom
meningkat , nyeri ,kecemasan, kaku sendi, kelemahan
fisik menurun
52
Gangguan mobilitas fisik
× Intervensi Utama :
× Dukungan Ambulasi
× Dukungan Mobilisasi
53
Dukungan ambulasi
× Observasi : Identifikasi adanya nyeri, kel fisik lainnya,toleransi fisik
melakukan ambulasi, monitor frekuensi jantung dan TD sebelum
ambulasi
× Terapeutik : Fasilitasi aktfitas dengan alat bantu : mis tongkat, kruck,
lakukan mobilisasi fisik
× Edukasi : jelaskan tujuan dan prosedur ambulasi, anjurkan ambulasi
dini (berjalan dri tempat tidur ke kursi roda, ke kamar mandi,
berjalan sesuai toleransi
54