Kesadaran
a. Definisi
Merupakan kesiagaan seseorang terhadap
diri dan sekitarnya.
Pusat kesadaran terdapat pada:
Pons
Formasio retikularis (mesensefalon dan
diensefalon)
Kesadaran
b. Fisiologi kesadaran
Tergantung oleh 2 mekanisme :
1. Lintasan asendens spesifik atau lintasan asendens lemniskal.
Menghantarkan impuls dari satu titik pada alat reseptor ke satu
titik pada korteks perseptif primer.
Jenis neuron
Neuron di korteks serebri Neuron pengemban kewaspadaan
Neuron di formasio retikularis dan nuklei intralaminaris talami
Neuron penggalak kewaspadaan.
Gangguan pada kedua jenis neuron tersebut gangguan
kesadaran.
Kesadaran
1. Lintasan asendens spesifik
Impuls dari perifer berupa :
Sensorik protopatik dan propioseptik
Perasa pancaindra
Kesadaran
2. Lintasan asendens aspesifik atau
ARAS
Impuls dari kolateral
Tingkat Kesadaran
ISTILAH
KARAKTERISTIK
Sadar
Otomatisme
ISTILAH
KARAKTERISTIK
Konfusi
Delirium
Stupor
ISTILAH
KARAKTERISTIK
Stupor dalam
Bisu
Sulit dibangunkan (sedikit
respons terhadap rangsangan
nyeri)
Berespon terhadap nyeri dengan
gerakan otomatis yang tidak
bertujuan
Koma
Refleks hilang
Pupil terfiksasi dan dilatasi
Pernafasan dan denyut jantung
berhenti
Tingkat Kesadaran
1. Kompos mentis: adalah suatu derajat optimal dari kesigapan
mental individu dalam menanggapi rangsang dari luar maupun
dari dalam dirinya. Individu mampu memahami apa yang terjadi
pada diri dan lingkungannya serta bereaksi secara memadai.
2. Apatia: adalah suatu derajat penurunan kesadaran, yakni
individu berespons lambat terhadap stimulus dari luar. Orang
dengan kesadaran apatis tampak tak acuh terhadap situasi
disekitarnya.
3. Somnolensi: adalah suatu keadaan kesadaran menurun yang
cenderung tidur. Orang dengan kesadaran somnolen tampak
selalu mengantuk dan bereaksi lambat terhadap stimulus dari
luar.
4. Sopor: adalah derajat penurunan kesadaran berat. Orang
dengan kesadaran sopor nyaris tidak berespons terhadap
stimulus dari luar, atau hanya memberikan respons minimal
terhadap perangsangan kuat.
5. Koma: adalah derajat kesadaran paling berat. Individu dalam
keadaan koma tidak dapat bereaksi terhadap rangsang dari luar,
meskipun sekuat apapun perangsangan diberikan padanya.
Penurunan kesadaran
Trauma
intrakranial
Infeksi
Vaskular
Penurunan
kesadaran
Keganasa
n
Lain lain
ekstrakrani
al
Gangguan Metabolik
Pemeriksaan
Serum Na, K, Cl, Ca, Mg, glukosa, HCO3
tes fungsi ginjal (BUN dan kreatinin)
tes fungsi hati (AST, ALT, bilirubin, NH3)
tes fungsi tiroid (T4, TSH)
Osmolalitas
Saturasi oksigen dan gas darah
Ensefalopati hepatik
Substansi toksik di otak yang dapat
disingkirkan hepar adalah methionine,
asam amino rantai pendek dan amonia
Otak membutuhkan substansi-substansi
yang diproduksi oleh hepar, yaitu cytidine
dan uridin untuk metabolisme neuronneuron.
Kekurangan akan substansi tersebut akan
menurunkan daya tahan neuron sehingga
mudah terganggu oleh hipoksia, ggg asam
elektrolit dan hipersensitivitas terhadap
obat.
Bagian serebral yang mengalami
perubahan akibat hepar failure ini adalah
astrosit, terutama astrosit di ganglia basal
HEPATIC ENCEPHALOPATHY
Etiologi
Penyakit hepatoselular
Portal-systemic shunting of blood
Patogenesis
Protein diolah di usus amonia vena
porta hati diubah menjadi urea
Amonia hipertrofi astrosit peningkatan
aktifitas glutamat dehidrogenase
peningkatan aktivitas metabolik yang
berkaitan dengan detoksifikasi amonia
HEPATIC ENCEPHALOPATHY
Gejala khas
Asterixis kontraksi otot intermiten
Spastisitas Gegenhalten tahanan yang
seolah-olah disengaja
Gejala lain
Decreased psychomotor activity
Drowsiness
Stupor
Coma
HEPATIC ENCEPHALOPATHY
Pemeriksaan penunjang
Kadar NH3 darah > 200 mg/dL
EEG abnormal
Penatalaksanaan
NH3Cl 6 g per oral
Neomycin atau kanamycin
Membunuh flora normal usus
Second line teraphy, karena renal toxic dan ototoxic
Prognosis
Anak-anak dengan kadar amonia > 500 mg/dl
angka kematiannya 60%
Hypertensive
encephalopathy
Tanda dan gejala :
Sakit kepala
Papilledema
Gangguan visual
Penurunan status mental dan seizures
Gejala fokal serebral
Etiologi
Hipertensive encephalopathy dapat juga terjadi
pada pasien dengan normotensi
Trauma kepala, Stroke, Infeksi CNS dapat
meningkatkan tekanan darah
Penatalaksanaan hipertensive
ensephalopathy
Drug
Dose
Cautions
Sodium
nitroprusside
Increased
intracranial preassure
Cyanide and
thiocyanate toxicity
with prolonged
therapy
Methemoglobinemia
Labetalol
Loading dose-20 mg IV
over 2 min, 40-80 mg IV
every 10 min, to max of
300 gr
Maintenance 2 mg/ min
IV
Contraindications:
astma, bradycardia,
heart block, and
severe congestive
heart failure
nitroglycerin
Intracerebral
hemorrhages, head
trauma
Headache
Komplikasi
Iskemia cerebral
Pendarahan
Atau keduanya
Uremic encephalopathy
Komplikasi akut dari gagal ginjal adalah
encephalopathy yang berkaitan dengan
uremia dan dialisis
Uremia akut encephalophaty metabolik,
delirium dan frank coma
Apatis, fatigue, tidak perhatian dan cepat
marah adalah gejala awal, kemudian, ada
confusion, dysarthria, tremor dan asterixis
CNS features
Renal failure
acute
chronic
Dialysis
Neuromuscula
r features
Arteiovenous
fistula-related
mononeuropathi
es
Diabetes melitus
Diabetes mellitus umumnya terjadi
pasien dengan penyakit neurologi,
terutama karena sistem saraf rentan
terkena efek kerusakan kontrol
glikemia.
Ada beberapa penyakit yang dicirikan
oleh diabetes dan gejala neurologi,
seperti mitokondria diseases, myotonik
distropy, friedreich ataxia, dan stiffman syndrome.
Nutritional deficiencies
Vitamin
Neurologic features
Systemic
features
A (betacarotene)
Night blindness
Corneal
ulceration
B1(thiamine)
Wernices encephalopathy
Korsakoff amnestic syndrome
Peripherial neuropathy
Congestive heart
failure
B6 (pyridoxine)
Peripherial neuropathy
Seizures in neonates
Seborrhea
Glossitis
Microcytic
anemia
Niacin
Dementia
Polineuropathy
Dermatitis
Glossitis
Diarrhea
B12 (cobalamin)
Myeloneuropathy
Cognitive impairment
Optic neuropathy
Macrocytic
anemia
D (calciferol)
Bone pain
Trauma
TBI
Cedera kepala adalah cedera yang terjadi pada
kulit kepala, tengkorak, otak, dan jaringan yang
mendasarinya dan pembuluh darah di kepala.
perubahan dalam fungsi mental atau fisik yang
terkait dengan pukulan ke kepala.
KLASIFIKASI
Gegar otak diklasifikasikan menjadi lima kelas :
1.
2.
3.
4.
5.
American Academy of Neurology (AAN) pedoman membuat jelas bahwa kerusakan otak permanen
dapat terjadi dengan baik Grade 2 atau kelas 3 gegar otak. Dengan demikian, jelas bahwa cedera
otak halus dapat memiliki konsekuensi permanen jika gejala gegar otak akut berlanjut selama lebih
dari 15 menit.
DEFINISI
1. Gegar
2. Fraktur tengkorak
Jenis fraktur dapat dilihat dengan atau tanpa dipotong di kulit kepala.
Dalam fraktur, bagian dari tengkorak sebenarnya cekung dari
trauma.
Jenis fraktur tengkorak mungkin memerlukan intervensi bedah,
tergantung pada beratnya, untuk membantu memperbaiki cacat
tersebut.
Ini adalah tipe yang paling serius dari fraktur tengkorak, dan
melibatkan istirahat di tulang di dasar tengkorak. P
Pasien dengan jenis patahan ini telah sering memar di sekitar mata
Subdural hematoma
Cedera ini cukup umum dan biasanya disebabkan oleh getaran otak
bolak-balik, yang dapat terjadi dalam kecelakaan mobil, dari jatuh
atau terguncang sindrom bayi.
Diffuse luka dapat ringan, seperti dengan gegar otak, atau mungkin
sangat parah, seperti pada cedera aksonal diffuse (DAI). I
Dalam DAI, pasien biasanya dalam keadaan koma untuk jangka
waktu lama, dengan cedera pada bagian-bagian berbeda dari otak
FRAKTUR
ETIOLOGI
www.cdc.com
Epidemiologi
Genetik
Alel APOE4 :
Pasien yang homozigot atau heterozigot untuk alel APOE4
memiliki 14-kali lebih besar kemungkinan hampir dari hasil
yang buruk setelah cedera kepala dibandingkan dengan
genotipe APOE lainnya
PATOFISIOLOGI
1. Perubahan struktural
2. Perubahan neurochemical
Cedera otak traumatisotak diselubungi neurokemikal yang toksiklonjakan
katekolamin, CSF meningkatpelepasan radikal bebas dan kerusakan lipid
membranPG meningkat (sedang-berat) peningkatan tromboxan
Asam amino excitotoxic (yaitu, glutamat, aspartat) peningkatan kalsium
intraneuronal dan kematian sel
Cedera berat ditemukan peningkatan sel T reaktif terhadap antigen mielin
Gejala
Cedera kepala ringan
:
mengangkat, wilayah bengkak dari benjolan atau memar kecil, superfisial
(dangkal) memotong di kulit kepala
sakit kepala
terhadap suara dan cahaya
sifat lekas marah
kebingungan
Lightheadedness ringan dan / atau pusing
masalah dengan keseimbangan
mual
masalah dengan memori dan / atau konsentrasi
perubahan pola tidur
penglihatan kabur
"Capek" mata
dering di telinga (tinnitus)
perubahan dalam rasa
kelelahan / kecapaian
kehilangan kesadaran
sakit kepala parah yang tidak
hilang
Mual berulang dan muntah
hilangnya memori jangka
pendek, seperti kesulitan
mengingat peristiwa yang
menyebabkan sampai ke dan
melalui peristiwa traumatis
melantur bicara
kesulitan dengan berjalan
kelemahan dalam satu sisi atau
area tubuh
berkeringat
warna kulit pucat
Diagnosa
Anamnesis
Pemeriksaan Fisik : Glasgow Coma Scale
(GCS)
Tes Diagnostik :
tes darah
x-ray
tomography scan (juga disebut CT atau CAT
scan.)
elektroensefalogram (EEG)
Pencitraan resonansi magnetik (MRI)
PENDARAHAN
EXTRADURAL
PENDARAHAN SUBDURAL
Subdural Hematoma
Terkumpulnya darah antara duramater dan
jaringan otak, dapat terjadi akut dan
kronik.
Terjadi akibat pecahnya pembuluh darah
vena / jembatan vena yang biasanya
terdapat diantara duramater, perdarahan
lambat dan sedikit.
Periode akut terjadi dalam 48 jam - 2 hari
atau 2 minggu dan kronik dapat terjadi
dalam 2 minggu atau beberapa bulan.
Perdarahan
Subarachnoid
Perdarahan di dalam rongga
subarachnoid akibat robeknya
pembuluh darah dan permukaan otak,
hampir selalu ada pad cedera kepala
yang hebat.
Tanda dan gejala :
Nyeri kepala, penurunan kesadaran,
hemiparese, dilatasi pupil ipsilateral
dan kaku kuduk
PENDARAHAN
SUBARACHNOID
PENDARAHAN BATANG
OTAK
Gambar putih kecil
yang ditunjukkan
panah merupakan
gambaran pendarahan
batang otak.
Perdarahan intracerebral
Perdarahan intracerebral berupa
perdarahan di jaringan otak karena
pecahnya pembuluh darah arteri;
kapiler; vena.
Tanda dan gejalanya
Nyeri kepala, penurunan kesadaran,
komplikasi pernapasan, hemiplegia
kontra lateral, dilatasi pupil,
perubahan tanda-tanda vital
PENDARAHAN INTRA
SEREBRAL
INFEKSI
Meningitis
adalah pembengkakan dan iritasi
(peradangan) membran yang
menutupi otak dan sumsum tulang
belakang.peradangan ini
menyebabkan perubahan dalam
cairan cerebrospinal (CSF) yang
mengelilingi otak dan sumsum tulang
belakang
Epidemiologi
Meningitis meningokokal daerah
endemi
Haemophilus influenzae anak <5
th
Pneumokokus usia lanjut,
alkoholisme, splenektomi
Etiologi
Bakteri
Neisseria meningitidis (meningokokus)
Haemophilus influenzae tipe B
Streptococcus pneumoniae
(pneumokokus)
Mycobacterium tuberculosis
Virus
Enterovirus
Beberapa virus ringan
Gejala
Demam tinggi
Sakit kepala
Kaku kuduk adalah gejala umum meningitis
pada siapa pun di atas usia 2 tahun.
Mual
Muntah
Rasa tidak nyaman menatap cahaya terang
Kebingungan
Kantuk
Tidak nafsu makan
Gambaran Klinis
Tanda Neurologis
Meningismus kaku kuduk,
meningeal cry, Kernig sign
Penurunan tingkat kesadaran
Peningkatan TIK
Palsi nervus kranialis dan tanda
neurologis fokal lain
Pemeriksaan Penunjang
CSS keruh
Tekanan CSS
Leukositosis polimorfik
Konsentrasi protein
Konsentrasi glukosa rendah
Penatalaksanaan:
Benzilpenisilin meningokokus dan
pneumokokus
Kloramfenikol, sefotaksim, seftriakson
dosis tinggi IV H. influenzae
Pencegahan:
Kemoprofilaksis (rifampisin atau
ciprofloxacin)
Imunisasi pencegahan H. influenzae
Komplikasi
Kejang
Pembentukan abses
Hidrosefalus
Sekresi ADH yang tidak sesuai
Syok septik
Ensefalitis
Infeksi jaringan otak oleh berbagai macam
mikro organisme
Etiologi
I.
Infeksi virus
Etiologi
Klasifikasi Steigman, 1981
I. Infeksi
A. Antar manusia
1. Virus RNA
Mumps, Morbili, Rubella, Enterovirus
2. Virus DNA
Herpes virus, Varisella-zooster, CMV, Virus EP
B. Melalui serangga
1. Arbovirus
2. Flafivirus
C. Melalui mamalia
Rabies, Virus B Limpositik, Kloriomeningitis
Patogenesis
Virus tubuh susunan limfatik berkembang biak
GEJALA KLINIS
Gejala umum
Panas mendadak
Hiperpireksia
Sakit kepala
Mual
Muntah
GEJALA NEUROLOGIK
Kesadaran
Kejang
: Twitching
Focal/umum, lama
Saraf otak
Piramidal
Ekstrapiramidal
LABORATORIUM
Cairan serebrospinal kadang-kadang normal /
peninggian sel / glukosa sedikit
DIAGNOSIS
1. Gejala klinis anamnesis
2. Biakan darah / CSF
3. Serologik, serum / CSF
4. Biopsi otak
5. Patologi anatomi
PENGOBATAN
Simptomatik
1. Mengatasi kejang
Penobarbital
Awal
8-10 mg/kgbb/hari
Maintenance
4-5 mg/kgbb/hari
2. Hiperpireksia
Surface cooling
Khlorpromazine 2-4 mg/kgbb/hari
Prometazine 4-6 mg/kgbb/hari
3. Edema otak
Deksametason 0,5 mg/kgbb/hari
PROGNOSIS
Angka kematian 35% - 50%
Gejala sisa 20% - 40% yang hidup berupa :
Paresis / paralisis
Epilepsi
Retardasi mental
Gangguan tingkah laku
Gerakan khoreo athetoid
Gangguan penglihatan
Gangguan pendengaran
Abses Otak
Etiologi:
Merupakan komplikasi dari otitis media
dan infeksi lokal lain (sinus paranasal)
Akibat penyebaran jauh dari
bronkiektasis, pelvis, atau endokarditis
bakterialis dan lesi kongenital
Gambaran Klinis
TIK
Tanda fokal (disfasia, hemiparesis,
ataksia)
Kejang
Demam
Dapat menyerupai neoplasma otak
dalam hitungan hari
Pemeriksaan penunjang:
CT scan
MRI
Pemeriksaan dan kultur darah
KI/: pungsi lumbal
Penatalaksanaan:
Intervensi bedah saraf kompresi dan
drainase abses
Antibiotik spektrum luas (sefotaksim +
metronidazol)
Kortikosteroid edema serebri
CVD
(Cerebro Vascular Disease)
Stroke
Faktor risiko
Tidak dpt dikendalikan
Usia
Jenis kelamin
Riwayat penyakit dlm
keluarga
Dpt dikendalikan
Gaya hidup (kurang
gerak, merokok,
alkohol)
Kadar kolesterol yg
tinggi
Hipertensi
DM
Ischemic stroke
Kerusakan karena
Iskemia
Permanent injury = infarction.
Bisa juga kerusakan yang sementara.
Kapiler cedera iskemik reperfusi
darah masuk jaringan iskemik infark
hemoragik
Penumbra bisa diterapi
Tergantung:
lokasi,
- durasi hipoperfusi,
perfusi kolateral- Tekanan sistemik,
volume,
- Kekentalan
Kematian Neuron
Masalah utama: suplai energi tak
memenuhi permintaan energy failure
Suplai energi kurang sintesis protein
tak terjadi, gen yang melaksanakan
apoptosis tidak diekspresikan
Fitur histologis: infark
Exp. Oklusi arteri cerebral tengah yang
permanen kehilangan kemampuan
utilisasi glukosa
Pemeriksaan penunjang
Treatment
Thrombolysis IV rt-PA
Aspirin (ASA) menurunkan
mortalitas yg diikuti stroke iskemik
akut ketika dimulai dlm onset 48 jam.
Heparin & other anticoagulants
Antihypertensive therapy
DD
Spontaneous intracerebral
hemorrhage
Seizures
Migraine
Hypertensive encephalopathy
Head trauma
Toxic or metabolic encephalopathy
Komplikasi
Hemorrhagic transformation
Brain edema
Seizures
Medical complications
Hemorrhage Stroke
Subarachnoid hemorrhage
Subarachnoid hemorrhage adalah pendarahan ke dalam
ruang (ruang subarachnoid) diantara lapisan dalam (pia
mater) dan lapisan tengah (arachnoid mater) pada jaringan
yang melindungan otak (meninges).
Penyebab : pecahnya tonjolan pada pembuluh (aneurysm).
Biasanya, pecah pada pembuluh menyebabkan tibatiba, sakit kepala berat, seringkali diikuti kehilangan
singkat pada kesadaran.
Computed tomography, kadangkala spinal tap belakang,
dan angiography dilakukan untuk memastikan diagnosa.
Obat-obatan digunakan untuk menghilangkan sakit kepala
dan untuk mengendalikan tekanan darah, dan operasi
dilakukan untuk menghentikan pendarahan.
Subarachnoid hemorrhage adalah gangguan yang
mengancam nyawa yang bisa cepat menghasilkan cacat
permanen yang serius.
Gejala
CHARACTERISTIC
1
Headache
Pemeriksaan Penunjang
CT-Scan
Ketukan tulang belakang (lumbar puncture) dilakukan
jika CT tidak meyakinkan atau tidak tersedia. Hal itu bisa
mendeteksi darah apa saja di dalam cairan cerebrospinal.
Ketukan tulang belakang tidak dilakukan jika dokter
menduga bahwa tekanan di dalam tengkorak meningkat.
Cerebral angiography dilakukan segera mungkin untuk
memastikan diagnosa dan untuk mengidentifikasikan lokasi
aneurysm atau arteriovenous malformation menyebabkan
pendarahan.
Magnetic resonance angiography atau CT
angiography kemungkinan digunakan sebagai pengganti.
Penatalaksanaan
Resusitasi segera dan cegah perdarahan ulang
Tirah baring dan analgesik diberikan pada
awal tatalaksana
Antagonis kalsium nimopidin dapat
menurunkan morbiditas dini yang disebabkan
oleh iskemia
Identifikasi aneurisma memungkinkan untuk
dilakukannya intervensi bedah dini
Teknik operasi meliputi penjepitan (clipping)
leher aneurisma , atau jika mungkin
membungkus (wrapping) aneurisma tersebut
Komplikasi Subarachnoid
Hemorrhage
Perdarahan Intraserebral
Perdarahan di dalam jaringan otak dapat disebabkan
oleh :
Hipertensi, dengan pembentukan mikroaneurisma
(Aneurisma Charcot-Bouchard)
Perdarahan Tumor
Trauma
Kelainan darah
Gangguan pembuluh darah malformasi
arterivenosa, vaskulitis , amiloidosis
10 % dari kasus stroke merupakan perdarahan
intraserebral
Pasien datang dengan tanda-tanda neurologis fokal
yang tergantung dari lokasi peradarahan , kejang , dan
gambaran peningkatan tekanan intrakranial
Perdarahan Intraserebral
Diagnosis biasanya jelas dari CT-Scan
Komplikasi yang terjadi meliputi hidrosefalus dan
coning(herniasi)
Oleh karena itu , adanya hematoma besar menunjukan
prognosis yang buruk (mortalitas lebih dari 50%),
begitu pula perdarahan batang otak biasanya lebih
buruk
Tatalaksana Awal medikamentosa meliputi obat
antihipertensi , anti konvulsan bila kejang , koreksi
koagulopati dan manitol untuk peningkatan tekanan
intrakranial
Intervensi bedah meliputi :
- evakuasi hematoma-untuk perdarahan serebelar atau
serebral dengan perburukan yang progresif
- drainase ventrikel-untuk hidrosefalus akut
VS
Transient Ischemic
Attack
TIA
Episode gangguan fokal
terjadinya stroke di
kemudian hari jika tidak
ditangani dengan baik.
Faktor resiko :
Merokok
Hipertensi
Hiperkolesterol
Diabetes
Gangguan
hematologi
Etiologi
menuju ke otak
Trauma pada pembuluh darah
Konstriksi pembuluh darah yang menuju ke otak
Gangguan hematologi polisitemia, sickle cell anemia,
trombositosis, leukemia
Keadaan yang menyebabkan abnormalitas pembuluh darah
Gejala klinis:
Kelumpuhan (lemah) otot wajah, lengan, dan tungkai pada
satu sisi
Mati rasa atau kesemutan pada satu sisi
Gangguan bicara & pemahaman
Gangguan pandangan
Gangguan sensori (sentuhan, nyeri, suhu, pendengaran,
pengecapan)
Perubahan emosi
Gangguan kesadaran
Kesulitan menelan
Gangguan koordinasi & keseimbangan
Vertigo / pusing
Kesulitan mengontrol BAK / BAB
Agnosia
Carotid interna
Ophthalmic
Vertebral
Basilar
Serebelar
Percabangan yang masuk ke dalam
kapsula interna
Thalamus
Batang otak
Pemeriksaan penunjang
Diagnosis TIA
Anamnesis
Pemeriksaan fisik:
Status mental
Pemeriksaan saraf kranial pergerakan mata & wajah
Auskultasi leher carotid bruits
Frekuensi jantung atrial fibrillation
Pemeriksaan lengan & tungkai tonus, kekuatan, sensasi
Pemeriksaan terhadap koordinasi & keseimbangan
Penatalaksanaan
Memperbaiki faktor-faktor resiko.
Obat-obatan diberikan untuk mengurangi
kecenderungan pembentukan bekuan darah,
yang merupakan penyebab utama dari stroke
Aspirin.
Untuk yang tidak dapat mentoleransi aspirin , bisa
diganti dengan klopidogrel
Untuk yang alergi terhadap Aspirin, bisa diganti
dengan tiklopidin
Jika diperlukan obat yang lebih kuat, bisa diberikan
antikoagulan (misalnya heparin atau warfarin)
Pada pembedahan
endarterektomi
karotis, endapan lemak
(ateroma) di dalam arteri
dibuang.
Pembedahan ini memiliki
resiko terjadinya stroke
sebesar 2%.
Pada sumbatan kecil
yang tidak menimbulkan
gejala sebaiknya tidak
dilakukan pembedahan,
karena resiko
pembedahan tampaknya
lebih besar.