Anda di halaman 1dari 9

KEGIATAN PRAKTIK 6

PROSEDUR PEMASANGAN NGT

Assalamualaikumwarahmatullah Wabarakatuh.

Salam sehat dan tetap semangat, semoga kita dalam lindungan Allah SWT. Materi yang akan
kita pelajari adalah cara pemasangan NGT ( Naso Gastro Tube ) Tujuan pemasangan selang
nasogastrik adalah untuk membantu pemberian makanan dan obat-obatan kepada pasien yang
tidak bisa mengonsumsi makanan atau obat dari mulut, misalnya bayi prematur atau
pasien koma. Selain itu, selang nasogastrik juga bisa digunakan untuk mengeluarkan gas atau
cairan dari dalam lambung.

Selain melalui hidung, selang juga bisa dimasukkan melalui mulut (oral). Selang ini disebut
sebagai selang orogastrik (orogastric tube/OGT).

NGT dan OGT digunakan untuk tujuan yang sama, tetapi selang orogastrik biasanya dipasang
pada pasien yang tidak bisa menggunakan selang nasogastrik, misalnya pasien dengan cedera
pada hidung atau bayi baru lahir yang perlu bernapas sepenuhnya dari hidung.

Kondisi yang Memerlukan Selang Nasogastrik

Salah satu tujuan dilakukannya pemasangan selang nasogastrik adalah untuk pemberian nutrisi,
yaitu pada:

 Pasien yang dalam kondisi koma


 Pasien yang mengalami penyempitan atau sumbatan saluran pencernaan
 Pasien yang menggunakan alat bantu pernapasan (ventilator)
 Bayi yang lahir prematur atau menderita kelainan bawaan lahir
 Pasien yang tidak mampu mengunyah atau menelan, misalnya penderita stroke
atau disfagia

Kegiatan simulasi ini akan memberikan pengalaman kepada teman-teman/mahasiswa tentang


bagaimana melakukan latihan range of motion pada orang dewasa dalam pemenuhan pasien
dengangguang kebutuhan system muskuloskletal dan persarafan. Setelah mempelajari kegiatan
praktek ini, mahasiswa diharapkan :
a. Menjelaskan pengertian pemasangan NGT
b. Menjelaskan tujuan Tujuan NGT
c. Menjelaskan efek samping Pemasangan NGT
d. Menjelaskan Durasi pemasangan NGT
e. Menjelaskan prosedur Pemasangan NGT

Silahkan dibaca dan dipahami uraian materi serta melakukan simulasi terkait pemasangan NGT

URAIAN MATERI

Pemasangan selang nasogastrik atau nasogastric tube (NGT) sering dilakukan


untuk memberikan makanan dan obat kepada pasien, atau untuk mengosongkan lambung. Tidak
hanya terpasang selama di rumah sakit, selang nasogastrik juga bisa terpasang hingga pasien
pulang ke rumah.

Selang nasogastrik (nasogastric tube/NGT), yang dikenal juga dengan nama selang makanan atau
sonde, adalah selang plastik lunak yang dipasang melalui hidung (nasal) menuju lambung
(gaster). Agar tidak berpindah posisi, selang akan direkatkan ke kulit di dekat hidung dengan pita
perekat.

Tujuan pemasangan selang nasogastrik adalah untuk membantu pemberian makanan dan obat-
obatan kepada pasien yang tidak bisa mengonsumsi makanan atau obat dari mulut, misalnya bayi
prematur atau pasien koma. Selain itu, selang nasogastrik juga bisa digunakan untuk
mengeluarkan gas atau cairan dari dalam lambung.
Selain melalui hidung, selang juga bisa dimasukkan melalui mulut (oral). Selang ini disebut
sebagai selang orogastrik (orogastric tube/OGT).

NGT dan OGT digunakan untuk tujuan yang sama, tetapi selang orogastrik biasanya dipasang
pada pasien yang tidak bisa menggunakan selang nasogastrik, misalnya pasien dengan cedera
pada hidung atau bayi baru lahir yang perlu bernapas sepenuhnya dari hidung.

Kondisi yang Memerlukan Selang Nasogastrik

Salah satu tujuan dilakukannya pemasangan selang nasogastrik adalah untuk pemberian nutrisi,
yaitu pada:

 Pasien yang dalam kondisi koma


 Pasien yang mengalami penyempitan atau sumbatan saluran pencernaan
 Pasien yang menggunakan alat bantu pernapasan (ventilator)
 Bayi yang lahir prematur atau menderita kelainan bawaan lahir
 Pasien yang tidak mampu mengunyah atau menelan, misalnya penderita stroke
atau disfagia

Selain itu, pemasangan selang nasogastrik juga dapat dilakukan untuk pengambilan sampel isi
lambung dan pengosongan lambung, misalnya untuk mengeluarkan zat beracun.

Efek Samping Pemasangan Selang Nasogastrik

Beberapa efek samping yang dapat muncul dari pemasangan selang nasogastrik adalah rasa mual
dan muntah, perut kembung, serta naiknya makanan dan obat dari lambung. Selain itu, risiko
terjadinya cedera pada hidung, kerongkongan, dan lambung saat pemasangan selang juga dapat
terjadi.

Durasi Penggunaan Selang Nasogastrik

Lamanya penggunaan selang nasogastrik tergantung pada kondisi pasien dan tujuan
pemasangannya, tetapi sebaiknya digunakan hanya dalam jangka pendek. Selang ini bisa
terpasang hingga 4–6 minggu, namun harus diganti setiap 3–7 hari atau sesuai kebutuhan.

LATIHAN

LATIHAN 1 : Pemasangan NGT

a. Ilustrasi Kasus
Seorang pasien berumur 55 tahun kecelakaan lalu lintas dengan kesadaran menurun GCS 5
pasien mengingau tidak dan kadang berteriak sudah 3 hari dirawat dan tidak pernah makan
baik makanan lunak ataupun padat

b. Tugas :
1. Buatlah kelompok yang beranggotakan 3 orang yang melakukan pemasangan NGT
2. Demonstrasikan cara melakukan tindakan pemasangan NGT
3. Gunakan SOP atau lembar checklist yang disediakan.

c. SOP dan lembar checklist Pemasangan NGT

NO PROSEDUR
YA TIDAK
1 Salam terapeutik
2 Jelaskan prosedurnya pada pasien
3 Identifikasi pasien
4 Periksa intruksi dokter untuk perhatian khusus seperti posisi
5 Pantau tingkat kesadaran dan kemampuan untuk mengikuti
intruksi
6 Pantau kemampuan pasien untuk mempertahankan posisi yang
diinginkan memasukkan selang
7 Catat riwayat medis pasien apakah ada lesi nasal, polip berdarah
atau sputum nasa
8 Atur ruangan, tutup jendela, dan pintu serta pasang sampiran
9 Cuci tangan
10 Megucapkan basmalah
11 Posisikan pasien pada posisi fowler tinggi (pasien koma pada
posisi semi fowler)
12 Pasang perlak dan handuk di atas dada pasien
13 Ukur Panjang selang, yaitu dari ujung hidung ke daun telinga
dan ke prosesus xiphodeus dan tandai dengan pita.
Intubasi orogastric, selang diukur dari bibir ke ujung prosesus
xiphoideus sternum
14 Siapkan plester sepanjang 10 cm dan siapkan untuk memfiksasii
selang
15 Pakai sarung tangan
16 Lumasi ujung selang sekitar 15-20 CM dengan pelumas yang
larut dalam air dengan menggunakan potongan kasa
17 Memasukkan selang lewat lubang hidung kiri ke bagian
belakang tenggorokan, dengan mengarahkan ke belakang dan ke
bawah menuju telinga
18 Fleksikan kepala pasien kea rah dada setelang selang melewati
nasofaring
19 Intruksikan pasien untuk menelan dengan memberikan seteguk
air bila memungkinkan
20 Dorong selang 7-10 cm setiap kali pasien menelan sampai
Panjang yang diinginkan sudah masuk semua
Jangan memaksa masuk selang, bila ada tahanan atau pasien
mulai muntah, batuk, tersedak, atau menjadi sianosis, berhenti
mendorong selang dan Tarik kembali selang. Periksa posisi
selang pada bagian belakang tenggorokan dengan menggunakan
spatula dan senter
21 Bila ada tanda stres seperti kesulitan bernapas, batuk, atau
sianosis, Tarik kembali selang sedikit dan periksa apakah ada
stress pasien sudah hilang atau belum. Bila sudah hilang, dorong
kembali selang beberapa detik kemudian. Jika oasien kembali
mengalami gangguan pernapasan, segera cabut selang
22 Lakukan salah satu tindakan berikut untuk memeriksa posisi
selang:
a. Aspirasi cairang lambung dan cek pH dengan menggunakan
kertas litmus bila ada
b. Letakkan ujung selang di dalam mangkuk berisi air untuk
melihat apakah ada gelembung udara yang terus menerus
dalam air atau tidak
c. Intruksikan pasien untuk berbicara
d. Dapat dibuat foto rotgen
23 Fiksasi selang dengan plester dan jangan sampai menekan
hidung
a. Gunakan plester 10 cm, belah salah satu ujungnya (rekatkan
ujung plester yang utuh pada batang hidung. Rekatkan dua
ujung yang lai mengelilingi selang
24 Rekatkan ujung selang pada jubah pasien
25 Buat pasien merasa nyaman di atas ranjang dan berikan
perawatan hygiene oral setiap 4-6 jam
26 Buang sampah bersih dan simpan kembali alat yang dapat
digunakan kembali
27 Lepas sarung tangan dan cuci tangan
28 Lakukan evaluasi tindakan
29 Mengucapkan hamdalah
30 Catat jenis selang yang digunakan, aspirat yang keluar, dan
toleransi pasien

PETUNJUK EVALUASI LATIHAN

a. Dalam melakukan evaluasi pemasangan kateter dikatankan LULUS atau KOMPETEN


bila melakukan semua point di atas
b. TIDAK LULUS jika terdapat salah satu point tidak dilaksanakan
Referensi
1. Daniels. 2010. Nursing Fundamental: Caring & Clinical Decision Making. New
York. Delmar Cengage Learning
2. Derrickson B. 2013. Essentials of Anotomy Physiology. Singapore. John Willey
&Sons,Inc. Douglas
3. G., Nicol F., Robertson C., Rudijanto A. (2014). Pemeriksaan Klinis Macleod
(dengan 28 online video). Edisi Bahasa Indonesia 13. Churchill Livingstone: Elsevier
(Singapore) Pte. Ltd.
4. Kozier, Barbara. 2008. Fundamentals of Nursing: Concepts, Process and
Practice. 8th ed. New Jersey.
5. Pearson Education Kozier, B., Erb, G.,Berwan, A.J., & Burke,K. (2008).
Fundamentals of Nursing:Concepts, Process, and Practice. New Jersey:
6. Prentice Hall Health. Lynn, P (2011). Taylor’s Handbook of Clinical Nursing
Skills. 3rd ed. Wolter Kluwer, Lippincott Williams & Wilkins.
7. Philadelphia. Mosby. (2014). Mosby’s Nursing Video Skills DVD Package: Basic,
intermediate and advanced. 4th Edition. Mosby:Elsevier Inc.
8. Perry A.G., Potter P.A., Ostendorf W. (2014). Clinical Nursing Skills and
Techniques. 8th edition. Mosby: Elsevier Inc.
9. Potter, P.A. & Perry, A.G. (2010). Fundamental Keperawatan (3-vol set) . Edisi
Bahasa Indonesia 7.Elsevier (Singapore) Pte.Ltd. Potter, P.A.
10. ,Perry, A.G., Stockert P., Hall A. (2014). Essentials for Nursing Practice. 8th Ed.
St. Louis, Missouri: Mosby Elsevier. Rebeiro G., Jack L., Scully N.,
11. Wilson D., Novieastari E., Supartini Y. (2015). Keperawatan Dasar: Manual
Keterampilan Klinis. Edisi Indonesia. Elsevier (Singapore) Pte Ltd.
12. Waugh A., Grant A., Nurachmah E., Angriani R. (2011). Dasar-dasar Anatomi dan
Fisiologi Ross dan Wilson. Edisi Indonesia 10. Elsevier (Singapore) Pte Ltd.

Anda mungkin juga menyukai