Anda di halaman 1dari 2

“Refleksi Ilmiah : 58 Tahun Gerakan Keilmuan IMM”

Perkaderan Darul Arqam Dasar Sebagai Ruang Stimulus


Pengembangan Gerakan Keilmuan IMM
Sejak kelahirannya pada tahun 1964, kini menjadikan Ikatan Mahasiswa
Muhammadiyah sebagai salah satu elemen bangsa yang merupakan gerakan kemahasiswaan
yang memiliki peran strategis untuk mewujudkan kehidupan bangsa yang baik. Sebagai Agen
of Change IMM harus didukung dengan kualifikasi kader yang kompeten dalam melakukan
perubahan sosial. Sesuai dengan identitasnya yaitu sebagai gerakan dakwah di kalangan
masyarakat khususnya di kalangan mahasiswa, IMM memiliki tanggungjawab untuk
membentuk kader yang mampu berdakwah amar ma’ruf nahi mungkar. Untuk mewujudkan
hal tersebut, kegiatan dan perkaderan IMM harus diarahkan pada usaha untuk membentuk
kader yang berkarakter islami. Sesuai dengan tujuan IMM pada AD IMM Bab III pasal 7.
Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah dalam mencapai tujuan Muhammadiyah
diharapkan setiap kadernya mampu memadukan kemampuan ilmiah dan akidahnya serta
tertib dalam beribadah tekun dalam studi,dan mengamalkan ilmunya untuk melaksanakan
ketakwaan dan pengabdiannya kepada Allah SWT, oleh karena itu sebagai organisasi
kemahasiswaan, IMM dapat berkontribusi lebih dalam perbaikan moral bangsa khususnya
dalam lingkup kampus.
Dewasa ini dunia kemahasiswaan masih menjadi permasalahan umum yang sulit
dituntaskan. Berbagai kasus yang melibatkan mahasiswa semakin marak, mulai dari adab dan
etika mahasiswa terhadap dosen, pemicu konflik dengan masyarakat sekitar, pergaulan bebas
yang menyebabkan penyimpangan perilaku sosial, minuman keras dan lainnya. Permasalahan
seperti ini sangat memprihatinkan bangsa Indonesia karena harapan besar masyarakat
mahasiswa mampu membangun bangsa kedepan lebih maju dan produktif. Dilihat dari
fenomena tersebut bahwa kepribadian remaja atau mahasiswa dibarengi dengan pembentukan
akhlak yang baik dan matang dari lingkungan diluar kampus agar dapat mengendalikan diri
dalam beretika dan bermoral dalam kehidupan sehari-hari. Degradasi moral yang kita
saksikan hari ini disebabkan karena semakin menurunnya giat dan semangat mahasiswa
dalam mengembangkan keilmuan.
Salah satu penyebabnya adalah kemajuan tekhnologi yang cukup membuat
kebanyakan mahasiswa hari ini kini tidak lagi memiliki semangat dan gairah dalam
mengembangkan atau meningkatkan kapasitas keilmuannya. Di era yang serba digitalisasi ini
menjadikan mahasiswa lebih banyak disibukkan dengan sosial media seperti facebook,
instagram dan juga tiktok. Selain itu, ruang-ruang diskusi pun kini kiat merambat surut
dikarenakan sebagian besar mahasiswa lebih banyak menghabiskan waktunya dengan gadget.
“Refleksi Ilmiah : 58 Tahun Gerakan Keilmuan IMM”

Apatahlagi kondisi sekarang ini pasca lockdown akibat covid-19 kian menjadikan mahasiswa
kehilangan nilai-nilai humanitas. PSBB, New Normal, hingga PPKM yang telah diterapkan
oleh pemerintah kini juga menutup ruang-ruang nalar kritis mahasiswa, bahkan ketika
mahasiswa pun mulai bersuara melalui media-media elektronik tidak hanya pemerintah yang
menjadi musuh, bahkan birokrasi kampus pun turut ikut andil dalam upaya menutup nalar
kritis mahasiswa terbukti pada kasus BEM FH UI pada tahun 2021.
Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah sebagai organisasi yang tidak terlepas dari dua hal
yakni sebagai organisasi gerakan dan juga sebagai organisasi kaderisasi harus melakukan
reformulasi gerakan pengembangan intelektual berangkat dari permasalahan yang telah
dijabarkan diatas. Gerakan keilmuan yang harus di lakukan oleh kader Ikatan Mahasiswa
Muhammadiyah hari ini harus dimassifkan, bukan hanya lewat kajian-kajian dan diskusi,
tetapi perlu untuk meningkatkan kapasitas intelektual melalui gerakan-gerakan literasi. Tidak
hanya lewat kajian-kajian dan diskusi, tetapi perlu untuk meningkatkan kapasitas intelektual
melalui gerakan-gerakan literasi.

Anda mungkin juga menyukai