KELOMPOK 3 • Bunga Novia Hardiana (131511133057) • Elly Ardianti (131511133058) • Niswatus Sa’ngadah (131511133060) • Oktiana Duwi Firani (131511133061) • Ririn Arianta (131511133062) • Alip Nur Apriliyani (131511133063) DEFINISI Selang Nasogastrik/ NG Tube adalah suatu selang yang dimasukkan melalui hidung sampai ke lambung. Sering digunakan untuk memberi nutrisi dan obat-obatan kepada seseorang yang tidak mampu mengonsumsi makanan, cairan dan obat-obatan secara oral. Juga dapat digunakan untuk mengeluarkan isi dari lambung dengan cara diaspirasi atau dialirkan.
Pemasangan NGT adalah memasukkan sebuah selang (selang
nasogastrik, NG Tube) melalui hidung, melewati tenggorokan dan terus sampai ke lambung. TUJUAN 1. Memasukkan cairan (memnuhi kebutuhan cairan atau nutrisi) dan obat-obatan oral. 2. Untuk evakuasi isi lambung (cairan, udara, darah, racun) dan atau kumbah lambung. 3. Persiapan sebelum operasi dengan general anestesia. 4. Untuk membantu memudahkan diagnosa klinik melalui analisa substansi isi lambung. 5. Menghisap dan mengalirkan untuk pasien yang sedang melaksanakan operasi pneumonectomi untuk mencegah muntah dan kemungkinan aspirasi isi lambung sewaktu recovery. INDIKASI 1. Pasien tidak sadar 2. Pasien kesulitan menelan 3. Pasien dgn masalah saluran cerna bagian atas (misal : stenosis esofagus, tumor pd mulut, tumor pd faring/ tumor pd esofagus) 4. Pasien pasca bedah pd mulut, faring atau esofagus 5. Pasien yg mengalami hematemesis 6. Pasien yg mengalami IFO (Intoksikasi Fosfat Organik) KONTRAINDIKASI 1. Pada pasien yang memiliki tumor di rongga hidung atau esofagus 2. Pasien yg memiliki cedera cerebrospinal 3. Pasien dgn trauma servikal 4. Pasien dgn fraktur fasialis PENATALAKSANAAN A. LANGKAH PEMASANGAN SELANG NGT 1. Pengkajian • mengkaji kebutuhan klien u/ pemasangan NGT • Mengkaji apakah pasien kooperatif • Inspeksi keadaan rongga mulut dan hidung • Palpasi abdomen 2. Cek kembali hasil kolaborasi dengan dokter terkait kebutuhan pemasangan NGT 3. Menjelaskan prosedur dan tujuan pemasangan NGT 4. Persiapan alat 5. Menjaga privasi klien, mencuci tangan dan memakai sarung tangan 6. Atur klien dengan posisi fowler, pasang perlak diatas dada dan handuk diatas dada.letakkan bengkok disamping pasien. 7. Tentukan panjang selang dan beri tanda dengan plester 8. Beri jeli pada selang 9. Instruksikan pasien agar posisi kepala pasien dalam keadaan ekstensi dan masukkan selang dengan hati-hati melalui lubang hidung, bila ada tahanan masukkan selang dengan sedikit diputar 10. Bila sudah sudah merasa melewati batas kerongkongan minta klien untuk membuka mulut dan lihat dengan spatel lidah dan senter apakah selang melingkar didalam kerongkongan atau mulut, bila tidak fleksikan kepala pasien dan masukkan sampai selang melewati nasofaring, saat dimasukkan anjurkan pasien untuk menelan. 11. Masukkan terus selang sampai panjang yang telah ditentukan 12. Setelah selang terpasang lakukan tes untuk mengetahui apakah posisi selang NGT sudah benar. 13. Fiksasi selang dengan plester. 14. Rapikan pasien dan tempat tidur 15. Rapikan alat dan lepas sarung dan cuci tangan 16. Dokumentasikan tindakan pada status kien B. Proses Pemberian Nutrisi 1. Cek instruksi dokter, jadwal pemberian makanan atau obat, kaji posisi selang NGT untuk menentukan ketepatan selang, Auskultasi bising usus, palpasi abdomen. 2. Menjelaskan prosedur dan tujuan tindakan 3. Persiapan alat dan bahan 4. Mencuci tangan dan memakai sarung tangan 5. Atur posisi klien dalam posisi fowler 6. Pasang perlak diatas bantal dan tissue diatas dada, serta bengkok disamping klien. 7. Dengan spuit ambil residu lambung, amati residu lambung 8. Letakkan ujung selang diatas kepala pasien dan sambungkan ujung selang dengan spluit 50 cc atau dengan corong 9. Biarkan masuk makanan masuk kelambung sesuai gaya gravitasi. 10. Setelah selesai tutup selang 11. Rapikan pasien dan tempat tidur 12. Rapikan alat dan lepas sarung dan cuci tangan 13. Dokumentasikan tindakan pada status kien Strategi distres insersi NGT a.Perawatan kompeten b.Diskusikan prosedur pemasangan dengan pasien sesuai tahap perkembangan c.Pemakaian anastesi lokal : lidokain topikal dan phenylephrine untuk hidung, tetracaine dan benzocaine spray sebelum penyisipan dan mengurangi nyeri dan ketidaknyamanan d.Selang yang lebih kecil, lembut dan fleksibel digunakan untuk mencegah trauma e.Pastikan bahwa selang NGT baik setelah penempatan Perawatan Pasien saat dipasang Selang NGT 1. Pembersihan selang nasogastric Bilas selang dengan 50 ml air setiap: a) setelah pemberian obat dan nutrisi b) setelah memeriksa residu dan pH lambung
2. Penggantian selang nasogastric
Penggantian selang NGT Normalnya 7-10 hari atau saat terdapat sumbatan pada selang dan selang terlepas
3. Perawatan tambahan selang nasogastric
a)Nilai adanya iritasi pada kulit yang difiksasi. Rekatkan ulang setiap hari pada lokasi yang berbeda. b)Berikan perawatan kebersihan nasal setiap hari c)Berikan perawatan mulut setiap 2 jam dan jika dibutuhkan C. PELEPASAN NGT • Selang NGT maksimal dipasang 3 x 24 jam jika sudah mencapai waktu harus dilepas dan di pasang NGT yang baru. Selang NGT yang terpasang terlalu lama dapat menimbulkan erosi hidung, sinusitis, esofagitis dan ulserasi lambung. Karena itu, berdasarkan pertimbangan pencegahan komplikasi serta kondisi pasien yang memungkinkan,selang NGT perlu dilepas tepat sesuai dengan pemulihan fungsi saluran pencernaan. Persiapan Alat : • 1. spuit 10 cc • 2. Handuk • 3. Salin normal • Prosedur pelaksanaan 1. Mencuci tangan 2. Menjelaskan prosedur dan pelepasan NGT 3. Pasang handuk di atas dada pasien 4. Memutar selang,masukkan 10 cc salin normal dan memasang klem pada selang 5. Memberitahukan klien untuk menarik nafas dalam dan menghembuskan nafas dengan perlahan 6. Cabut selang dengan perlahan dan bungkus selang dengan handuk 7. Memberi klien alat untuk perawatan mulut dan pelumas untuk hidung yang kering 8. Merapikan peralatan dan klien 9. Mencatat waktu pelepasan dan reaksi klien 10.Mengobservasi tanda dan gejala gangguan saluran pencernaan KOMPLIKASI 1. Gastrointestinal Diare Mual/ muntah Gas/ kembung/ kram Sindrom dumping Konstipasi 2. Mekanis Pneumonia aspirasi Perubahan posisi selang Obstruksi selang Iritasi nasofaringeal 3. Metabolik Hiperglikemia Dehidrasi & azotemia ASUHAN KEPERAWATAN PENGKAJIAN 1. Kaji biodata klien (nama, umur, jenis kelamin, alamt, dll) 2. Kaji riwayat kesehatan saat ini 3. Kaji mengapa klien membutuhkan pemasangan NGT 4. Kaji kepatenan jalan nafas (dengan cara anjurkan klien menutup salah satu lubang hidung & bernapas, melakukan secara bergantian pada masing- masing lubang hidung) & kaji ada/ tidaknya iritasi dari ke-2 lubang hidung. 5. Kaji riwayat medis klien, mis : perdarahan nasal, trauma wajah, pembedahan nasal, deviasi septum 6. Kaji kemampuan reflek menelan klien 7. Kaji status mental klien 8. Pemeriksaan fisik : kesadaran dan tanda-tanda vital 9. Auskultasi suara bising usus klien 10. Review kembali instruksi dokter Diagnosa Keperawatan 1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d asupan nutrisi yang tidak adequat 2. Diare b.d sindrom dumping/intoleran pemberian makan per selang 3. Ketidakefektifan bersihan jalan napas b.d aspirasi pemberian makan per selang 4. Risiko kekurangan volume cairan b.d dehidrasi hipertonik 5. Potensial koping individu tidak efektif b.d akibat adanya selang nasogastrik/nasoenterik 6. Kurang pengetahua b.d kurang informasi pemberian makan per selang Perencanaan dan Implementasi Tujuan: Mendapatkan dan memelihara keseimbangan nutrisi, pemeliharaan pola usus normal, pemeliharaan jalan napas, pemeliharan dehidrasi adekuat, perbaikan koping individu, pengetahuan dan keterampilan dalam perawatan diri dan tidak ada komplikasi Intervensi Keperawatan 1. Mempertahankan keseimbangan nutrisi Suhu, volume pemberian makan, kecepatan aliran dan masukan cairan adekuat Isi lambung residu: Diukur setiap sebelum pemberian makan intermiten Setiap 4-8 jam selama pemberian makan kontinu: bila>100 ml/10-20% diatas kecepatan pemberian makan kontinu setiap jam, pemberian makan diperlambat dan kondisi klien dikaji ulang dalam 1 jam Pemberian makan dilakukan sesuai gravitasi (tetasan), bolus/pompa kontrol kontinu yang volumetrik (ml/jam) atau peristaltik (tetes/jam) Kontinu: pemberian makan diberikan dalam jumlah sedikit dalam periode lama 2. Mempertahanlan pola defekasi Pemberian makan per selang dapat menyebabkan diare Penyebab: formula mengandung sedikit/tidak mengandung residu, sindrom dumping Sindrom dumping: distensi jejunum setelah larutan hipertonik diberikan dengan cepat (makanan tinggi karbohidrat dan elektrolit menarik cairan ekstraseluler dari sistem vaskuler ke dalam jejunum dehingga pelarutan dan basorbsi dapat terjadi) 3. Penatalaksanaan jalan napas Mengurangi risiko refluks dan aspirasi pulmonal Posisi semifowler untuk pemberian makan nasogastrik Kepala pasien ditinggikan 30o selama pemberian makan nasogastrik Posisi dipertahankan selama sedikitnya 30 menit setelah selesai pemberian makan selang intermiten Bila dicurigai aspirasi, pemberian makan dihentikan, faring dan trakea dihisap, pasien ditempatkan pada posisi miring kanan dengan kepala diturunkan 4. Mempertahankan hidrasi adekuat Obeservasi terhadap tanda-tanda dehidrasi (membran mukosa kering, haus, penurunan pengeluaran urin) Beri air secara rutin sesuai kebutuhan Pantau asupan, output dan keseimbangan cairan (24 jam masukan dan haluaran) EVALUASI 1. Mempertahankan keseimbangan nutrisi -Keseimbangan nitrogen positif -Hasil diagnostik dalam batas normal -Mempertahankan hidrasi jaringan tubuh -Mendapatkan atau mempertahankan BB yang diinginkan 2. Bebas dari diare -Mengalami fese encer < 3x/hari -mengalami defekasi setelah makan bolus -tidak ada karam usus -bising usus normal 3. Mempertahankan jalan nafas paten -Paru bersih setelah di auskultasi -Frekuensi jantung dan pernapasan normal 4. mempertahankan hidrasi jaringan tubuh -Keseimbangan asupan dan haluaran setiap 24 jam -Kulit dan membran mukosa tidak kering 5. Mengatasi secara efektif program pemberian makan per seang 6. Mendemonstrasikan keterampilan dalam program pemberian makan perselang 7. Bebas komplikasi - Tidak mengalami gangguan gastrointestinal, selang tetap utuh dan paten selama durasi terapi, keseimbangan metabolis dipertahankan dalam batas normal Pertimbangan keperawatan berdasarkan usia A. Pemberian nutrisi melalui selang NGT pada bayi • Gendong bayi selama pemberian makan untuk memberikan kenyamanan, bila tidak mungkin posisi terlentang atau sedikit miring ke kanan dengan kepala dan dada agak ditinggikan. • Hangatkan formula pada suruh ruang. Kecepatan aliran tidak bileh lebih dari 5 ml setiap 5-10 ml pada bayi premature, 10 ml /menit pada bayi besar dan anak. Pemberian makan diselesaikan dalam 15-30 menit . • Bilas selang dengan air steril (1-2 ml untuk selang kecil, 5-15 ml untuk selang lebih besar ) • Catat pemberian makan : jenis dan jumlah residu, jenis dan jumlah formula serta cara pemberian toleransi. • Semua jumlah residu yang diaspirasi dari lambung dimasukkan kembali untuk mencegah ketidakseimbangan elektrolit dan jumlah subtract dari jumlah makanan yang ditentukan B. Pemberian nutrisi melalui selang NGT pada anak • Keuntungan : pemberian obat oral 24 jam tanpa mengganggu anak • Kerugian : resiko tersumbat selang dan ( larutan kental melaui selang kecil ) • Tindakan pencegahan: pembilasan yang adekuat setelah obat diperlukan • Pemberian obat NGT menggunakan sediaan obat eliksir/ suspense (bukan tablet) C. Pemberian Nutrisi pada dewasa • Meningkatan status nutrisi berdasarkan aktivitas fisik klien, seperti jenis zat gizi yang diperlukan klien. • Ukuran selang untuk dewasa 14-20 Fr D. Pemberian nutrisi melalui selang NGT pada lansia • Strategi pemberian enteral nutrisi pada pasien lansia meningkatkan status nutrisi • Perubahan fisiologis pada lansia menimbulkan komplikasi yaitu ketidakseimbangan cairan elektrolit, resiko aspirasi, mobilisasi fisik, pergerakan motorik dan penurunan system penglihatan memepengaruhi manajmen nutrisi enteral dirumah. • Ukuran selang untuk lansia 14-20 Fr Perawatan Di Rumah 1. Kaji fiksasi pipa sonde. Jika tidak terfiksasi dengan baik, maka plester/perekat dapat diganti sendiri dan direkatkan kembali. 2. Jika pipa sonde tertarik keluar sebagian atau lepas seluruhnya atau tidak pada tempatnya, silahkan hubungi dokter atau tim home care. 3. Pipa sonde harus dibilas dengan 30 ml air bersih sebelum dan sesudah memasukkan makanan atau obat untuk mencegah terbentuknya sumbatan pada pipa. 4. Kaji apakah pipa sonde atau nasogastric tube tersumbat sebelum memasukkan makanan atau obat. Jika pipa sonde tersumbat maka buka tutup pipa dan jangan sampai tertekuk. Lalu sambungkan ujung pipa dengan spuit 50cc yang berisi air dan cobalah untuk membilas pipa 5. Biarkan selama 30 menit (untuk melarutkan sisa-sisa lemak). Kemudian bilas kembali dengan air bersih Jika tetap tersumbat hubungi dokter atau tim home care 6. Jangan menggunakan kekuatan berlebih dan mencoba menggunakan benda tajam untuk membuka sumbatan pada pipa. 7. Selalu bersihkan lubang hidung tempat memasukkan pipa sonde dengan menggunakan cotton bud. 8. Kaji juga apakah ada tanda-tanda iritasi dan infeksi. Teutama pada lubang hidung yang terdapat pipa sonde dan tempat perekatan plester/perekat. 9. Kaji juga keluhan pasien. Misalnya diare atau nyeri perut. TERIMA KASIH