Oleh :
Anita Febriana
Pembimbing :
dr. Masdar Muid, Sp.A (K)
PENDAHULUAN
• Penurunan kesadaran merupakan kasus gawat darurat
serebral
lingkungan
(awareness)
Skala berkisar 3 – 15 :
Orientasi baik 5
Verbal
Bingung 4
Bisa membentuk kata tetapi tdk mampu ucapkan kalimat 3
Mengeluarkan suara yang tidak berarti 2
Tidak ada suara 1
Menurut perintah 6
Motorik
Dapat melokalisir rangsang setempat 5
Menolak rangsang nyeri pada anggota gerak 4
Menjauhi rangsang nyeri (fleksi) 3
Ekstensi spontan 2 7
Tidak ada gerakan samasekali 1
KLASIFIKASI GANGGUAN
KESADARAN
• Gangguan kesadaran tanpa disertai kelainan fokal atau
lateralisasi dan tanpa disertai kaku kuduk ( gangguan iskemik,
metabolik, intoksikasi, infeksi sistemik, hipertermia, dan
epilepsi )
Pola Napas
• Pola napas periodik dengan fase hiperpnea dan apne
• Kecepatan napas bertambah secara bertahap untuk mencapai puncaknya dan kemudian berkurang
sampai apne
• Keadaan ini sering ditemukan pada kelainan metabolik atau adanya lesi hemisferik bilateral yang
dalam, misalnya di talamus, kapsula interna atau pons
Hiperventilasi
• Suatu hiperpnea yang otomatis (pernapasan Kussmaul) akibat suatu gangguan metabolik (ketosis
diabetik, keracunan salisilat), suatu lesi di formasio retikularis di mesensefalon bawah dan pons.
Proses ini terletak lebih kaudal dari butir 1 dan mempunyai prognosis kurang baik
Apneuristik
• Kramp inspirasi yang lama atau istirahat pada waktu inspirasi penuh. Proses terletak di pons
(biasanya infark) dan mempunyai prognosis yang lebih buruk dari butir 2
Kluster
• Pola pernapasan yang berbentuk kelompok-kelompok pernapasan yang diselingi oleh masa
istirahat yang tidak teratur. Lesinya terletak di pons bawah atau bagian atas medula oblongata dan
mempunyai prognosis yang lebih buruk dari butir 3
Ataksik
• Pola pernapasan yang dangkal, cepat dan tidak teratur. Keadaan ini sering tampak pada lesi di
medula oblongata atau menjelang kematian yang harus segera mendapatkan pertolongan. Keadaan
ini mempunyai prognosis yang paling buruk 16
cortex
MIDBRAIN
PONS
MEDULLA
Ukuran dan reaktifitas pupil, serta
gerak bola mata
• Reaksi pupil (konstriksi dan dilatasi) diatur oleh sistim saraf
simpatis (midriasis) dan parasimpatis (miosis), yang relatif tidak
terpengaruh oleh gangguan metabolik
• Tidak adanya refleks pupil terhadap cahaya, cenderung
disebabkan kelainan struktural yang mempengaruhi derajat
kesadaran
• Serabut – serabut simpatis berasal dari hipotalamus, menurun ke
daerah atas spina torasikus, dan menaik ke atas sepanjang arteri
karotis interna dan melalui fisura orbitalis superior menuju pupil
• Adapun serabut-serabut parasimpatis berasal dari midbrain dan
menuju pupil melalui saraf okulomotorius (Nervus III) 18
Gangguan reflekspupil dangerakan bola mata padapenurunankesadaran.
Respon Motorik
20
Respon Motorik
• Dekortikasi atau posisi fleksi (lengan fleksi dan tertarik ke atas
dada) disebabkan oleh kerusakan traktus spinalis atau di atas red
nucleus
• Deserebrasi atau posisi ekstensi (lengan ekstensi dan rotasi
interna) disebabkan kerusakan dekat traktus vestibulospinalis
• Opistotonus adalah posisi kepala ke belakang disertai tulang
belakang melengkung, dan tangan di samping akibat kerusakan
berat kedua korteks
21
Manifestasi klinisberdasarkan tingkatgangguan di susunan saraf pusat.
Pemeriksaan Penunjang
• Pemeriksaan darah umumnya meliputi: darah tepi lengkap,
elektrolit, glukosa, kalsium, dan magnesium; fungsi hati termasuk
birlirubin dan amonia; faktor koagulasi dan skrining toksikologi
23
Pemeriksaan Penunjang
• Pungsi lumbal harus dilakukan bila terdapat dugaan adanya infeksi susunan
saraf pusat
• MRI kepala bila dicurigai kelainan di daerah serebelum, batang otak, atau
medula spinalis, lesi demielinisasi, iskemia awal, kelainan dicurigai akibat
metabolik dan proses ensefalitis, lebih jelas terlihat dengan MRI
24
Pemeriksaan Penunjang
• Pemeriksaan elektroensefalografi mendiagnosis kejang tanpa
adanya demam.
25
TATALAKSANA
• Pemantaun berkala tingkat gangguan kesadaran dan tata
laksana yang tepat prognosis
• Pemantaun berkala terpenting adalah penentuan gangguan
susunan saraf pusat pemeriksaan pola pernapasan, ukuran
pupil dan reaksi terhadap rangsangan, Doll’s eye movement,
serta respon motorik terhadap rangsangan
26
Tata laksana
27
TERIMAKASIH