Anda di halaman 1dari 27

Konsep Patofisiologi Keseimbangan

Neuromuskular

dr. Khusnul Khotimah

Program Studi S1 Keperawatan


STIKes Widya Dharma Husada
2018/2019
Neuromuskular

• Neuromuskular : mio + neural


• Sinapsis kimia yang dibentuk oleh kontak
antara neuron motorik dan serat otot
• Pada sambungan neuromuskular inilah neuron motorik
dapat mengirimkan sinyal ke serat otot, yang
menyebabkan kontraksi otot.
• Otot memerlukan persarafan untuk berfungsi dan
menghindari atrofi.
SISTEM SYARAF

• Sistem Saraf atau Sistem Pengatur Tubuh.


• sistem yang mengontrol semua kegiatan di
tubuh manusia
Yaitu : berjalan, menari, berjinjit, menggerakkan
tangan, mengunyah makanan dan lainnya.
• Sistem ini bekerja sebagai penghubung dan
mengkoordinasikan sistem indra, otot dan kelenjar
Sistem Saraf terbagi atas 2 bagian
Sistem Saraf Periferi
Sistem Saraf Pusat • Peripheral Nervous System (PNS)
Central Nervous System
(CNS)
- Mencakup semua neuron di
otak dan sumsum tulang
belakang

- Neuron (sensorik dan motorik)


yang berjalan ke dan dari CNS
Sistem saraf

Sistem saraf Pusat / CNS Sistem syaraf Perifer (tepi) /PNS

Otak : Sumsum Saraf Saraf


Tulang
mengendali
otonom somatik :
kan Belakang
perilaku yg mengendalikan semua
(medulla organ dalam
kompleks syaraf
• Otak spinalis) : tubuh dan
megendalikan yang
besar kelenjar:
perilaku
jantung,
membawa
• Otak sederhana impuls
pernapasan,
kecil tek. Darah. dari
indera

Simpatetik : Parasimpatetik :
merangsang organ pengatur kerja normal
viseral dlm situasi organ viseral dlm
emosional keadaan santai
Pengontrol utama gerakan tubuh yang disadari
Cerebrum
dan memiliki banyak fungsi utama

Cerebellum Kordinator dan penyeimbang gerakan otot

Medulla Oblongata Mengontrol gerakan yg tidak disadari seperti


(Brain Stem) tekanan darah, denyut jantung, atau bernafas.

Penyambung utama komunikasi antara otak dan


Spinal Cord tubuh
Tidak memiliki fungsi koordinasi
hanya menerima dan menyalurkan
rangsang, yaitu : mengatur syaraf
keluar dari dan masuk ke otak, ataupun
keluar dari dan masuk ke sumsum
tulang belakang
Terdiri dari bagian sensorik dan
motorik : Neuron sensorik, neuron
motorik dan alat indra
Parsial
Etiologi
Umum
/fokal

KEJANG
Suatu kondisi dimana otot
tubuh berkontraksi dan
relaksasi secara cepat dan
berulang, oleh karena
abnormalitas sementara
dari aktivitas elektrik di
otak, dapat karena
kelainan intrakranial,
ekstrakranial, atau
metabolik
(Nelson, 1994 )
(Wikipedia, 2008)
Klasifikasi Kejang
Kejang Umum
• Disebabkan oleh aktivasi elektris hampir bersamaan
secara simultan di seluruh korteks serebral
Kejang Parsial/fokal
• Mempengaruhi aktifitas fisik dan mental
• Bisa dikarenakan terjadinya pelepasan elektron listrik
pada otak yang mengalami lesi
• Dapat dibagi berdasarkanmanifestasi klinik:
Manifestasi Klinik
Motorik kejang dapat berupa gerakan-gerakan kaku/kelonjotan yang
mengenai satu sisi tubuh
Sensorik Serangan dapat berupa merasakan sensasi tertentu : melihat
mencium bau, merasakan diri berbeda
Otonom Tiba-tiba nyeri perut, mual, rasa tidak enak di perut, berdebar-debar,
berkeringat dll
Emosi Tiba-tiba marah atau takut sesuatu
Memori Tiba-tiba pernah berada di suatu tempat/ mengalami kejadian yang
tidak asing (dejavu)
EPILEPSI
- Gangguan SSP yang ditandai dg terjadinya
bangkitan yang bersifat spontan (unprovoked)
dan terjadi berulang (kambuh)
• Kejang : manifestasi klinik dari aktivitas neuron
yang berlebihan di dalam korteks serebral

• Pada anak-anak dan remaja  mayoritas , epilepsy


idiopatik, pada umur 5-6 tahun  disebabkan karena febris

• Pada usia dewasa penyebab lebih bervariasi 


idiopatik, karena trauma kepala, tumor otak (usia 30-50 th),
penyakit serebrovaskuler (> 50 th)
Penurunan Kesadaran

Keadaan dimana penderita tidak sadar


dalam arti tidak terjaga / tidak
terbangun secara utuh sehingga tidak
mampu memberikan respons yang
normal terhadap stimulus
Kelainan yang menyebabkan
kesadaran menurun

Lesi massa • Ditandai dengan peningkatan tekanan intrakranial


dan umunya disertai kelainan fokal. Kelainan ini
supra atau intra dapat berupa neoplasma, hematoma, infark serebri
dengan edema, abses, fokal ensefalitis dan venus
tentorium sinus trombosis.

Lesi destruksi • Biasanya merupakan kerusakan langsung dari


pada sub ascending reticular system. Kerusakan tersebut
dapat berupa infark pada batang otak, adanya
tentorium atau demyelinisasi batang otak, dan keracunan obat –
obatan sedatif.
efek toksik
Lesi diffuse • Merupakan lesi bilateral. Umunya disebabkan oleh
hipoksia atau iskemia, dapat juga disebabkan oleh
demage pada hipoglikemia, ketoasidosis, kelainan elektrolit,
meningitis, ensefalitis, ensefalomielitis dan
korteks serebri perdarahan subarakhnoid.
Penyebab Metabolik Atau Toksik
No Penyebab metabolik Keterangan
atau sistemik
1 Elektrolit imbalans Hipo- atau hipernatremia, hiperkalsemia,
gagal ginjal dan gagal hati
2 Endokrin Hipoglikemia, ketoasidosis diabetic
3 Vaskular Ensefalopati hipertensif
4 Toksik Overdosis obat, gas karbonmonoksida
(CO)
5 Nutrisi Defisiensi vitamin B12
6 Gangguan metabolik Asidosis laktat
Penyebab Struktural

No Penyebab struktural Keterangan


1 Vaskular Perdarahan subarakhnoid, infark batang
kortikal bilateral
2 Infeksi Abses, ensefalitis, meningitis
3 Neoplasma Primer atau metastasis
4 Trauma Hematoma, edema, kontusi hemoragik
5 Herniasi Herniasi sentral, herniasi unkus, herniasi
singuli
6 Peningkatan tekanan Proses desak ruang
intracranial
Pemeriksaan neurologis

A. Derajat kesadaran :
a. Kuanlitatif (Glasgow Coma Scale/GCS)
b. Kualitatif (apatis, somnolen, sopor, koma)
Kuantitas
Glasglow Coma Scale Score
Mata –Eye (E) - Spontan 4
- Dengan diajak bicara 3
- Rangsang nyeri 2
- Tidak membuka 1
Motorik (M) - Sesuai Perintah 6
Terhadap rangsang nyeri
- Gerakan normal 5
- Fleksi cepat, abduksi bahu 4
- Fleksi lengan dengan adduksi bahu 3
- Ekstensi lengan, adduksi bahu, endorotasi 2
bahu, pronasi lengan bawah
- Tidak ada gerakan 1
Verbal (V) - Orientasi baik 5
- Jawaban Kacau 4
- Berkata tidak sesuai 3
- Mengerang 2
- Tidak ada suara 1
Score 15
Glasgow Coma Scale (GCS) :
15 : composmentis
13-14 : apatis
10-12 : somnolen
8-9 : soporoscoma
4-7 : coma ringan
3 : coma dalam
Kualitatif

• yaitu kesadaran normal, sadar sepenuhnya, dapat


Compos Mentis menjawab semua pertanyaan tentang keadaan
sekelilingnya.

• yaitu keadaan kesadaran yang segan untuk berhubungan


Apatis dengan sekitarnya, sikapnya acuh tak acuh.

• yaitu gelisah, disorientasi (orang, tempat, waktu),


Delirium memberontak, berteriak-teriak, berhalusinasi, kadang
berhayal.

Semikoma atau • mata tetap tertutup walaupun dirangsang nyeri secara


kuat, hanya dapat mengerang tanpa arti, motorik hanya
soporokoma berupa gerakan primitif.
Stupor
• yaitu keadaan seperti tertidur lelap, tetapi
(soporo ada respon terhadap nyeri.
koma)
• yaitu tidak bisa dibangunkan, tidak ada
Coma respon terhadap rangsangan apapun (tidak
ada respon kornea maupun reflek muntah,
(comatose) mungkin juga tidak ada respon pupil
terhadap cahaya).
Atrofi

• Kelainan otot yang menyebabkan otot


mengecil akibat serangan virus polio atau
karena otot tidak difungsikan lagi untuk
bergerak, akibat lumpuh, penyebab lain sel
jarang digunakan sprti dalam otot rangka,
nutrisi yang tidak memadai, inflamasi kronik,
penurunan rangsang hormonal dan saraf,
proses penuaan.
Fraktur Tulang

 Terjadinya diskontinuitas (Ketidak Sinambungan)

jaringan tulang / tulang rawan.

 Simbol fraktur  #

 Penyebab: Trauma

 Berat

 Ringan
KLASIFIKASI
II. Berdasarkan
garis patah

1.Komplit 2.Inkomplit

23
KLASIFIKASI
III. Jumlah garis patah

1. Simple 2. Kominutif 3. Segmental


24
KLASIFIKASI
IV. Arah garis patah

1. Transversal 2. Oblique 3. Spiral 4. Kompresi


25
Tugas !!

• Jelaskan definisi eliminasi !


• Jelaskan macam – macam gangguan
keseimbangan eliminasi!
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai