Anda di halaman 1dari 51

FARMAKOTERAPI IV

PENYAKIT NEUROLOGIK DAN PSIKIATRIK

Prof. Dr. Zullies Ikawati, Apt


Fak Farmasi UGM
http://zulliesikawati.wordpress.com
Topik mata kuliah
 Patofisiologi penyakit system syaraf
 Dasar-dasar farmakoterapi penyakit system syaraf
 Evaluasi obat-obat system syaraf
PATOFISIOLOGI
PENYAKIT SISTEM SYARAF
Materi

 Anatomi sistem saraf


 Komponen struktural sel saraf
 Hantaran impuls saraf
 Patofisiologi penyakit syaraf terpilih :
nyeri, epilepsi, stroke, skizoprenia
Sistem saraf manusia

SSP :
- Otak
- Medula spinalis

SST:
- SS somatis
- SS Otonom :
Simpatis
Parasimpatis
Fungsi Susunan Saraf Pusat
Spinal cord:
 Mengatur informasi sensorik
dari SS perifer (baik somatik
dan otonom) ke otak
 Mengatur informasi motorik
dari otak ke berbagai sel
efektor :
 skeletal muscles
Otak  cardiac muscle
 Menerima input sensorik dari  smooth muscle
medula spinalis maupun dari
sarafnya sendiri (misal: olfactory  glands
dan optic nerves)
 Berfungsi sebagai minor
 Memproses berbagai input sensorik
dan menginisiasi dan reflex center
mengkoordinasi output motorik
Anatomi otak manusia
Distribusi fungsi otak
Saraf Kranial

 I - Olfactory
 II - Optic
 III - Oculomotor
 IV - Trochlear
 V - Trigeminal
 VI - Abducens
 VII - Facial
 VIII - Auditory
 IX - Glossopharyngeal
 X - Vagus
 XI - Accessory
 XII - Hypoglassal
Medula spinalis

Merupakan penghubung sebagian besar sistem


saraf tepi (sensorik dan motorik ) dengan otak
Komponen struktural sel saraf

Dendrit : menerima pesan dari


neuron lain  reseptor
Badan Badan sel : daerah sekitar
sel nukleus di mana organel
sitoplasma utama berkelompok
membentuk proses dasar untuk
keberlangsungan hidup sel
Akson : bagian sel berbentuk
silinder memanjang seperti kabel
di mana informasi dihantarkan
Ujung sinaptik : bagian ujung
saraf yang mengandung vesikel
di mana neurotransmiter
dilepaskan
Saraf yang ber-myelin
Bagaimana impuls saraf dihantarkan ?

 Diawali dengan adanya stimulus yang diterima oleh dendrit  memicu


peningkatan potensial aksi pada akson
 Pada akson terdapat sederatan kanal Na di permukaannya
 Terjadi konduksi aksonal  pembukaan kanal Na depolarisasi 
membuka kanal ion di sebelahnya  depolarisasi  membuka kanal ion
sebelahnya, dst  terjadi hantaran sepanjang akson
Pada syaraf bermyelin  penghantaran impuls syaraf lebih
cepat
Serabut myelin yang rusak pada Multiple Sclerosis
Konduksi neuronal
Bagaimana sel saraf menyampaikan pesan?

 Pada ujung syaraf presinaptik


terdapat kanal Ca dan vesikel/rongga
berisi neurotransmiter
 ketika potensial aksi mencapai ujung
presinaptik  depolarisasi akan
membuka kanal Ca
 Ca masuk  berfusi dengan vesikel
sinaptik  memicu pelepasan
neurotransmitter
 Neurotransmitter mengikat
reseptornya pada post sinaptik 
disebut transmisi sinaptik
 Transmisi sinaptik terhenti jika
konsentrasi neurotransmitter
berkurang/ habis
Patofisiologi utama penyakit neurologis

 physiologic (epilepsy, pain)


 gangguan vascular (stroke)
 infectious (meningitis)
 traumatic (subdural hematoma)
 demyelinating (multiple sclerosis)
 degenerative (Parkinson’s disease, Alzheimer
disease)
 neoplastic (glioblastoma/kanker otak)
 Gangguan metabolic, endocrinologic, nutritional
(hepatic encephalopathy)
Macam gejala penyakit neurologis

 coma  numbness (loss of


 Epilepsy/seizure sensation)
 weakness  visual disturbances
 movement disorders  dysarthria and dysphagia
 ataxia and incoordination  dizziness
 dementia and acute  disorders of smell and
confusion taste
 language disturbances
 sleep disturbances
Tergantung pada
 headache and head pain
daerah syaraf/otak
 limb pain and back pain yang terpengaruhi
Patofisiologi dasar beberapa penyakit terpilih

 Nyeri  terjadi karena penghantaran impuls syaraf yang


menghantarkan rangsang nyeri

 Epilepsi  terjadi karena penghantaran impuls syaraf


(eksitasi syaraf) yang berlebihan tanpa diimbangi dengan
penghambatan  gejala: kejang umum atau kejang parsial

 Stroke  terjadi karena penyumbatan atau perdarahan


pembuluh darah otak  kematian syaraf  gejala : lumpuh
separuh, aphasia, gangguan visual, dll

 Skizoprenia terjadi hiperdopaminergia pada jalur


mesolimbik dan hipodopaminergia pada jalur mesocortis
Transmisi nyeri

 Stimulus diterima oleh


nociceptor (reseptor
nyeri)  dihantarkan ke
dorsal root ganglion
 Diteruskan ke otak oleh
jalur ascending 
diinterpretasikan
sebagai nyeri
 Respon dari otak di
hantar melalui jalur
descending 
menghasilkan respon
Neuropathic pain

Functional pain
Epilepsi (kejang)

 Terjadi jika eksitatori


berlebihan tidak diimbangi
dengan inhibisi impuls syaraf

 Eksitasi saraf diperantarai


oleh aktivitas kanal Na

 Inhibisi syaraf diperantarai


oleh aktivitas kanal Cl
(reseptor GABA)
Diagnosis
27

 Pasien didiagnosis epilepsi jika mengalami


serangan kejang secara berulang
 Untuk menentukan jenis epilepsinya, selain dari
gejala, diperlukan berbagai alat diagnostik :
 EEG
 CT-scan
 MRI
 Lain-lain
A CT or CAT scan (computed
tomography) is a much more
sensitive imaging technique than
X-ray, allowing high definition not
only of the bony structures, but of
the soft tissues.
Zullies Ikawati's Lecture Notes 9/22/2012
Hasil EEG
28

Zullies Ikawati's Lecture Notes 9/22/2012


Klasifikasi epilepsi

 Berdasarkan tanda klinik dan


data EEG, kejang dibagi
menjadi :
 kejang umum (generalized
seizure)  jika aktivasi
terjadi pd kedua hemisfere
otak secara bersama-sama
 kejang parsial/focal  jika
dimulai dari daerah
tertentu dari otak

Zullies Ikawati's Lecture Notes 9/22/2012


30

Zullies Ikawati's Lecture Notes 9/22/2012


Kejang umum terbagi atas:
 Tonic-clonic convulsion = grand mal
 merupakan bentuk paling banyak terjadi
 pasien tiba-tiba jatuh, kejang, nafas terengah-engah, keluar
air liur
 bisa terjadi sianosis, ngompol, atau menggigit lidah
 terjadi beberapa menit, kemudian diikuti lemah,
kebingungan, sakit kepala atau tidur

31
 Abscense attacks = petit mal
 jenis yang jarang
 umumnya hanya terjadi pada masa anak-anak atau awal remaja
 penderita tiba-tiba melotot, atau matanya berkedip-kedip, dengan
kepala terkulai
 kejadiannya cuma beberapa detik, dan bahkan sering tidak disadari
 Myoclonic seizure
 biasanya tjd pada pagi hari, setelah bangun tidur
 pasien mengalami sentakan yang tiba-tiba
 jenis yang sama (tapi non-epileptik) bisa terjadi pada pasien normal
 Atonic seizure
 jarang terjadi
 pasien tiba-tiba kehilangan kekuatan
otot  jatuh, tapi bisa segera recovered

32

Petit mal
Kejang parsial terbagi menjadi :
 Simple partial seizures
 pasien tidak kehilangan kesadaran
 terjadi sentakan-sentakan pada bagian tertentu dari
tubuh
 Complex partial seizures
 pasien melakukan gerakan-gerakan tak terkendali:
gerakan mengunyah, meringis, dll tanpa kesadaran

Kejang parsial sederhana/simpel


Simple partial seizure

Zullies Ikawati's Lecture Notes 34 9/22/2012


Complex partial seizure

Zullies Ikawati's Lecture Notes 35 9/22/2012


STROKE
penyakit yang terjadi akibat
terganggunya aliran darah ke otak secara tiba-tiba
sehingga menyebabkan kerusakan neurologis

Tipe oklusif/ Tipe hemoragi/


penyumbatan perdarahan

stroke yang stroke yang


disebabkan disebabkan
karena adanya karena
penyumbatan perdarahan
pembuluh intrakranial
darah
Etiologi
Stroke hemoragik 
disebabkan oleh kenaikan
tekanan darah yang akut
atau penyakit lain yang
menyebabkan melemahnya
pembuluh darah
Stroke oklusif atau stroke
iskemik  disebabkan oleh
penyumbatan pembuluh
darah akibat adanya
emboli, ateroskelosis, atau
oklusi trombotik pada
pembuluh darah otak
Stroke iskemik

 Nilai normal CBF = 53 ml/100 mg jaringan otak/menit


 Jika CBF < 10 ml/100 mg/menit  iskemik  hipoksia
(kekurangan oksigen)  memicu proses biokimia yang
bersifat eksitotoksik  kematian sel saraf (nekrosis maupun
apotosis)
Mekanisme apoptosis akibat iskemia serebral
Penyebab
 Emboli/sumbatan
karena blood clots
 atherosklerosis pada
pembuluh arteri otak
(pembentukan
plak/deposisi lemak)
 hiperkoagulabilitas
darah, peningkatan
kadar platelet,
trombosis
Stroke hemoragik

 Hemoragi
intracerebral (di
dalam otak)
 Hemoragi
subarachnoid (di
permukaan otak)
Stroke hemoragik
 Penyebab utamanya: hipertensi 
terjadi jika tekanan darah meningkat
signifikan  pembuluh arteri robek 
perdarahan pada jaringan otak 
membentuk suatu massa 
displacement of brain tissue) fungsi
otak terganggu
 Semakin besar hemoragi yg terjadi 
semakin besar displacement jaringan
otak yang terjadi sebagian besar
mengalami ketidaksadaran 
meninggal
 Faktor risiko : aneurysm
Aneurysm
Gejala
 unilateral weaknesses 
biasanya hemiparesis
(lumpuh separo)
 unilateral sensory
complaints  numbness,
paresthesia (mati rasa)
 Aphasia  language
comprehension
 Monocular visual loss 
gangguan penglihatan
sebelah

TIME IS BRAIN !!
Skizoprenia
45

Zullies Ikawati's Lecture Notes 9/22/2012


 In human anatomy, the extrapyramidal
system is a neural network located in the
brain that is part of the motor system
46
involved in the coordination of movement.
 The system is called "extrapyramidal" to
distinguish it from the tracts of the motor
cortex that reach their targets by traveling
through the "pyramids" of the medulla.
 The pyramidal pathways (corticospinal and
some corticobulbar tracts) may directly
innervate motor neurons of the spinal cord
or brainstem (anterior horn cells or certain
cranial nerve nuclei), whereas the
extrapyramidal system centers around the
modulation and regulation (indirect
control) of anterior horn cells.

Zullies Ikawati's Lecture Notes 9/22/2012


• serotonergic neurons from the dorsal and median raphe nuclei project to
dopaminergic cell bodies within the VTA and SN of the midbrain.
• Serotonergic neurons primarily from the dorsal raphe project to the terminal fields of
the striatum, nucleus accumbens, and cortex.
• Serotonergic neurons have been reported to directly terminate on dopaminergic cell
bodies and exert an inhibitory influence on mesolimbic and nigrostriatal dopamine
activity through 5-HT2A receptors
Zullies Ikawati's Lecture Notes 47 9/22/2012
reductions in serotonin activity are associated
with enhancements in dopamine activity
Zullies Ikawati's Lecture Notes 48 9/22/2012
Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders edisi 4 (DSM-IV) membagi
gejala skizoprenia menjadi 2 katagori  berkembang menjadi 3 kategori (APA)
49

Gejala positif Gejala negatif Gejala kognisi


Delusion (khayalan) Alogia (Kehilangan kemampuan Gangguan perhatian
berpikir atau bicara)
Halusinasi Perasaan/emosi menjadi tumpul Gangguan ingatan
Perilaku aneh, tidak Avolition (Kehilangan motivasi) Gangguan fungsi
terorganisir melakukan pekerjaan
tertentu
Bicara tidak teratur, Anhedonia/asosiality
topik melompat- (kurangnya kemampuan untuk
lompat tidak saling merasakan kesenangan,
berhubungan mengisolasi diri dari kehidupan
sosial
Ilusi, pencuriga Tidak mampu berkonsentrasi

Zullies Ikawati's Lecture Notes 9/22/2012


Zullies Ikawati's Lecture Notes 50 9/22/2012
Klasifikasi Skizoprenia
51
 Tipe paranoid: ada delusi dan halusinasi, tetapi tidak ada gangguan pemikiran,
perilaku yang tidak teratur, dan respon yang datar (DSM kode 295.3/ICD kode
F20.0)
 Tipe disorganized : disebut juga skizofrenia hebephrenic pada ICD, di mana

gangguan berpikir dan perasaan yang datar terjadi bersama-sama. (DSM kode
295.1/ICD kode F20.1)
 Tipe katatonik: individu mungkin hampir tidak bergerak atau menunjukkan

kegelisahan, atau gerakan yang tidak ada tujuannya. (DSM kode 295.2/ICD
kode F20.2)
 Tipe undifferentiated: ada gejala psikotik namun tidak memenuhi kriteria untuk

jenis paranoid, disorganized, atau katatonik. (DSM kode 295.9/ICD kode


F20.3)
 Tipe residual: gejala positif terjadi pada intensitas rendah saja. (DSM kode

295.6/ICD kode F20.5)


Zullies Ikawati's Lecture Notes 9/22/2012

Anda mungkin juga menyukai