BAB 1
PENDAHULUAN
1 Latar Belakang
TINJAUAN PUSTAKA
1 Pengertian
2 Etiologi
1. Idiopatik.
Namun ada beberapa faktor yang sering mengakibatkan terjadinya kejang yang
juga menjadi pemicu terjadinya serangan epilepsi yaitu;
1. akibat trauma jalan lahir,
2. asphyxia neonatorum,
3. cedera kepala,
4. beberapa penyakit infeksi (seperti virus, bakteri dan parasit),
5. keracunan (karbon monooksida),
6. masalah-masalah sirkulasi darah,
7. demam
8. gangguan metabolisme dan
9. intoksikasi obat-obatan atau alkohol.
Adapun beberapa faktor yang menjadi faktor prepitasi (faktor yang memicu
terjadinya serangan) adalah;
(1) faktor sensoris (seperti cahaya yang berkedip-kedip, bunyi-bunyi yang
mengejutkan, air panas),
(2) faktor sistemis (seperti demam, penyakit infeksi, obat-obat tertentu), dan
(3) faktor mental (seperti stress dan gangguan emosi).
3 Pathofisiologi
Gejala-gejala yang ditimbulkan akibat serangan epilepsi sebagian karena
serangan epilepsi, sebagian karena otak mengalami kerusakan dan berat atau
ringannya gangguan tersebut tergantung dari lokasi dan keadaan pathologinya.
Bila terjadi lesi pada bagian otak tengah, thalamus dan korteks serebri
kemungkinan bersifat epileptogenik. Sedangkan lesi pada serebelum dan batang
otak biasanya tidak meyebabkan serangan epileptik.
Serangan epilepsi terjadi karena adanya lepasan muatan listrik yang
berlebihan dari neuron-neuron di susunan syaraf pusat yang terlokalisir pada
neuron-neuron tersebut. Gangguan abnormal dari lepasnya muatan listrik ini
terjadi karena adanya gangguan keseimbangan antara proses eksesif/eksitasi dan
inhibisi pada interaksi neuron. Selain itu hal tersebut diatas juga dapat disebabkan
karena gangguan pada sel neuronnya sendiri atau transmisi sinaptiknya.
1. Epilepsi Umum.
Bangkitan umum :
20 – 60 detik.- Tonik : kontraksi otot, tungkai dan siku fleksi, leher dan punggung
melengkung, jeritan epilepsi (aura).
Grand mal.
-
sikap fleksi / ekstensi.- Tonus otot meningkat
- Sentakan, kejang klonik.
Petit mal.
Petit mal :
Infantile spasm.
Infantile Spasm :
- Terjadi usia 3 bulan – 2 tahun.
Setelah satu atau dua menit gerakan konvulsi akan menghilang, pasien
rileks dan mengalami koma dan disertai bunyi napas yang bising. Pada keadaan
postikal (setelah kejang) pasien sering mengalami konfusi, sulit bangun dan tidur
berjam-jam. Banyak klien mengeluh sakit kepala dan otot setelah serangan
berakhir.
5 Evaluasi Diagnosa
6 Penatalaksanaan
Penatalaksanaan epilepsi dilakukan secara individual untuk memenuhi
kebutuhan khusus masing-masing pasien dan tidak hanya untuk mengatasi tetapi
juga mencegah kejang. Penatalaksanaan yang berbeda ini disebabkan karena
bentuk epilepsy yang muncul akibat kerusakan otak dan juga bergantung pada
perubahan kimia otak.
Penatalaksanaan pada penderita epilepsi dapat dilakukan dengan dua cara yaitu;
Penatalaksanaan primer epilepsi dilakukan dengan memberikan obat-
obatan untuk mencegah serangan kejang atau untuk mengurangi
frekuensinya sehingga klien dapat menjalani kehidupan normalnya. Obat
yang diberikan disesuaikan dengan jenis serangannya dan biasanya
menggunakan kombinasi obat-obatan dengan tujuan untuk mengurangi
efek samping yang ditimbulkan. Namun saat ini dokter cenderung
menggunakan satu jenis obat dengan sedapat mungkin mengurangi dosis
obat yang diberikan.
7 KOMPLIKASI.
Kerusakan otak akibat hypoksia dan retardasi mental dapat timbul akibat kejang
berulang.
Dapat timbul depresi dan keadaan cemas.
8 Proses Keperawatan
Asuhan Keperawatan yang diberikan kepada klien dengan epilepsy adalah
berdasarkan pada tahapan-tahapan dalam proses keperawatan. Tahapan-tahapan
tersebut meliputi pengkajian, penentuan diagnosa, perencanaan, implementasi,
dan evalusi.
A)Pengkajian
Pada tahap ini perawat mengumpulkan semua informasi termasuk tentang riwayat
kejang. Hal-hal yang perlu dikaji antara lain:
Riwayat kesehatan yang berhubungan dengan faktor resiko bio-psiko-sosial-
spiritual.
1) Aktivitas/Istirahat
Data Subyektif : Keadaan umum lemah, lelah, menyatakan keterbatasan
aktifitas, tidak dapaat merawat diri sendiri.
2) Peredaran darah
Data Obyektif : Data yang diperoleh saat serangan yaitu; hipertensi, denyut
nadi meningkat, cyanosis. Setelah serangan tanda-tanda vital dapat kembali
normal atau menurun, disertai nadi dan pernapasan menurun.
3) Eliminasi
Data Subyektif : Tidak dapat menahan BAB/BAK
4) Makanan/cairan
Data Subyektif : Selama aktivitas serangan makanan sangat sensitive
Data Obyektif : Gigi/gusi mengalami kerusakan selama serangan, gusi
hiperplasia/bengkak akibat efek samping dari obat dilantin.
5) Persyarafan
Data Subyektif : Selama serangan; ada riwayat yeri kepala, kehilangan
kesadaran/pinsan, kehilangan kesadaran sesaat/lena, klien menangis, jatuh,
disertai komponen motorik seperti kejang tonik-klonik, mioklonik, tonik,
klonik, atonik. Klien menggigit lidah, mulut berbuih, ada incontinentia
urine dan faeces, bibir dan muka berubah warna (biru), mata/kepala
menyimpang pada satu posisi dan beberapa gerakan terjadi dimana lokasi
dan sifatnya berubah pada satu posisi atau keduanya.
6) Interaksi social
7) Konsep diri
8) Kenyamanan/Nyeri
Data Subyektif: Sakit kepala, nyeri otot/punggung, nyeri abnormal
paroksismal selama fase iktal
Masalah keperawatan yang mungkin timbul pada klien dengan epilepsi adalah
sebagai berikut:
C)Perencanaan
1)Potensial terjadinya kecelakaan/trauma
Tujuan/Kriteria Evaluasi :
Pasien mengemukakan faktor-kaktor yang dapat menyebabkan trauma, dan
pengaruh obat-obat yang diberikan. Pasien memperlihatkan tingkah laku yang
kooperatif dan terhindar dari penyebab trauma. Pasien dapat menghindari
keadaan yang dapat menyebabkan serangan yang tiba-tiba.
Tujuan/Kriteria Evaluasi :
4. Masukkan spatel lidah / jalan nafas buatan atau gulungan benda lunak
sesuai dengan indikasi.
Tujuan/Kriteria Evaluasi :
Tujuan/Kriteria Evaluasi :
5. Diskusikan manfaat dari kesehatan umum yang baik, seperti diet yang
adekuat, istirahat yang cukup, latihan yang cukup dan hindari bahaya
alkohol, kafein dan obat yang dapat menstimulasi kejang.
Rasional : aktivitas yang baik dan juga meningkatkan harga diri.
6. Beri penjelasan kepada klien untuk mengontrol dan minum obat secara
teratur.
Jelaskan kepada klien tentang keadaan-keadaan yang sedang
dihadapinya dan faktor-faktor yang dapat menimbulkan serangan;
•Terjadinya hiperventilasi,
•Kurang/tidak tidur,
•Stress emosional,
Prioritas Keperawatan
Tujuan Pemulangan
Pada tahap ini perawat mengkaji kembali hal-hal yang telah dilakukan,
berdasarkan pada kriteria hasil yang telah ditetapkan. Apabila masih terdapat
masalah-masalah klien yang belum teratasi, perawat hendaknya mengkaji
kembali hal-hal yang berkenaan dengan masalah tersebut dan kembali
melakukan intervensi keperawatan. Sebaliknya bila masalah klien telah
teratasi maka perlu dilakukan pengawasan dan pengontrolan yang teratur
untuk mencegah timbulnya serangan atau gejala-gejala yang memicu
terjadinya serangan.
BAB III
PENUTUP
1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian tersebut diatas maka dapat disimpulkan beberap hal yang
menjadi pokok dalam pembahasan yaitu:
c) Dalam Proses Keperawatan klien dengan epilepsi ada beberapa hal yang
harus diperhatikan diantaranya status epileptikus yang dapat menimbulkan
cedera dan sumbatan jalan napas; sedangkan dalam penatalaksanaan secara
kontekstual penting untuk membantu klien menentukan konsep dirinya dan
gambaran diri sehubungan dengan keadaan yang dialaminya.
2 Saran