KKP
DISUSUN OLEH
Kelompok 1
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT. Karena atas berkat rahmat-
Nya kami dapat menyelesaikan tugas ini tepat pada waktunya. Tak lupa pula kami
mengucapkan terima kasih kepada dosen Mata Kuliah Keperawatan Anak I yang telah
memberikan tugas ini kepada kami sebagai upaya untuk menjadikan kami manusia yang
berilmu dan berpengetahuan.
Keberhasilan kami dalam menyelesaikan makalah ini tentunya tidak lepas dari
bantuan berbagai pihak dan sumber referensi. Untuk itu, kami menyampaikan terima
kasih pada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan dan masih banyak kekurangan yang perlu diperbaiki. Sehingga kami
mengharapkan saran yang membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR ..................................................................................................i
DAFTAR ISI ...............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN ...........................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN..............................................................................................2
2.1 Definisi...................................................................................................................2
2.2 Manifestasi Klinis...................................................................................................2
2.3 Klasifikasi...............................................................................................................3
2.4 Patofisiologi............................................................................................................3
2.5 Pemeriksaan Penunjang..........................................................................................4
2.6 Penatalaksanaan......................................................................................................6
BAB III PATHWAY....................................................................................................9
BAB IV ASUHAN KEPERAWATAN.....................................................................10
BAB V PENUTUP ....................................................................................................12
iii
BAB I
1
BAB II
PEMBAHASAN
Kwashiorkor:
Marasmus:
2
2.3 Klasifikasi Anak dengan KKP
3
B. Patofisiologi Kwashiorkor
Pada defesiensi protein murni tidak terjadi katabolisme jaringan yang sangat
lebih, karena persediaan energi dapat dipenuhi oleh jumlah kalori dalam dietnya.
Kelainan yang mencolok adalah gangguan metabolik dan perubahan sel yang
meyebabkan edem dan perlemakan hati. Karena kekurangan protein dalam diet,
akan terjadi kekurangan berbagai asam amino esensial dalam serum yang diperlukan
untuk sentesis dan metabolisme. Makin kekurangan asam amino dalam serum ini
akan menyebabkan kurangnya produksi albumin oleh hepar yang kemudian
berakibat edem. Perlemakan hati terjadi karena gangguan pembentukan beta-
lipoprotein, sehingga transport lemak dari hati kedepot terganggu, dengan akibat
terjadinya penimbunan lemah dalam hati.
2.5 Mengetahui Pemeriksaan Penunjang Anak dengan KKP
Menurut WHO untuk pemeriksaan atau pengkajian pada pasien dengan kekurangan
kalori protein (KKP) sebagai berikut:
1. Pemeriksaan Fisik
a) Kaji tanda-tanda vital.
b) Kaji perubahan status mental, pada anak apakah anak nampak cengeng atau
apatis.
c) Pengamatan timbulnya gangguan gastrointestinal, untuk menentukan kerusakan
fungsi hati, pankreas dan usus.
d) Menilai secara berkelanjutan adanya perubahan warna rambut dan keelastisan
kulit
e) dan membran mukosa.
f) Pengamatan pada output urine.
g) Kaji perubahan pola eliminasi.
h) Perhatikan apakah ada ditemukan gejala seperti diare, perubahan frekuensi
BAB, dan
i) di tandai adanya keadaan lemas dan konsistensi BAB cair.
j) Kaji secara berkelanjutan asupan makanan tiap hari.
k) Perhatikan apakah ada dijumpainya gejala mual dan muntah dan biasanya
ditandai
4
l) dengan penurunan berat badan.
m) Pengkajian pergerakan anggota gerak/aktivitas anak dengan mengamati tingkah
laku
n) anak melalui rangsang.
Kemudian untuk menegakkan diagnose pada Kekurangan Kalori Protein ini juga bisa
didukung dengan pemeriksaan penunjang :
2. Pemeriksaan Penunjang
a) Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan darah tepi untuk memperlihatkan apakah dijumpai anemia ringan
sampai sedang, umumnya
pada KKP dijumpai berupa anemia hipokronik atau normokromik.
Pada uji faal hati:
Pada pemeriksaan uji faal hati tampak nilai albumin sedikit atau amat rendah,
trigliserida normal, dan kolesterol normal atau merendah.
Kadar elektrolit K rendah, kadar Na, Zn dan Cu bisa normal atau menurun.
Kadar gula darah umumnya rendah. (normalnya Gula darah puasa : 70-110
mg/dl, Waktu tidur : 110-150 mg/dl, 1 jam setelah makan < 160 mg/dl, 2 jam
setelah makan : < 125 mg / dl
Asam lemak bebas normal atau meninggi.
Nilai beta lipoprotein tidak menentu, dapat merendah atau meninggi.
Kadar hormon insulin menurun, tetapi hormon pertumbuhan dapat normal,
merendah maupun meninggi.
Analisis asam amino dalam urine menunjukkan kadar 3-metil histidin meningkat
dan indeks hidroksiprolin menurun.
Pada biopsi hati hanya tampak perlemakan yang ringan, jarang dijumpai dengan
kasus perlemakan berat.
Kadar imunoglobulin serum normal, bahkan dapat meningkat.
Kadar imunoglobulin A sekretori rendah.
5
Penurunan kadar berbagai enzim dalam serum seperti amilase,
esterase, kolin esterase, transaminase dan fosfatase alkali. Aktifitas enzim
pankreas dan xantin oksidase berkurang.
Defisiensi asam folat, protein, besi.
Nilai enzim urea siklase dalam hati merendah, tetapi kadar enzim pembentuk
asam amino meningkat.
b) Pemeriksaan Radiologik
Pada pemeriksaan radiologik tulang memperlihatkan osteoporosis ringan
2.6 Mengetahui Penatalaksanaan Anak dengan KKP
6
b. Hangatkan anak dengan pakaian atau seelimut sampai menutup kepala,
letakkan dekat lampu atau pemanas (jangan gunakan botol air panas)
atau peluk anak di dasa ibu, selimuti.
c. Berikan antibiotik d. Suhu diperiksa sampai mencapai > 36,5 derajat
celcius
III. Atasi atau cegah dehidrasi
Jangan mengunakan jalur intravena untuk rehidrasi kecuali keadaan
syok/rentan. Lakukan pemberian infus dengan hati – hati, tetesan pelan – pelan
untuk menghindari beban sirkulasi dan jantung. Gunakan larutan garam khusus
yaitu resomal (rehydration Solution for malnutrition atau pengantinya). Anggap
semua anak KKP berat dengan diare encer mengalami dehidrasi sehingga harus
diberikan :
a. Cairal Resomal/pengantinya sebanyak 5ml/kgBB setiap 30 menit selama
2 jam secara oral atau lewat pipa nasogastric
b. Selanjutnya beri 5 -10 ml/kgBB/jam selama 4-10 jam berikutnya ;
jumlah yang tepat harus diberikan tergantung berapa baanyak anak
menginginkannntya dan banyaknya kehilangan cairan melalui tinja dan
muntah.
c. Ganti Resomal/penganti pada jam ke-6 dan ke-10 dengan formulas
khusus sejumlah yang sama, bila keadaan rehidrasi menetap/stabil.
d. Selanjutnya mulai beri formula khusus.
IV. Koreksi gangguan keseimbangan elektrolit
Pada senua KKP berat terjadi kelebihan natrium tubuh, walaupun kadar
Na plasma rendah. Defisiensi kalium (K) dan magnesium (Mg)msering terjadi
dan paling sedikit perlu 2 minggu untuk pemulihan. Ketidakseimbangan ini ikut
andil pada terjadinya edema (jangan obati dengan pemberian diuretik). Berikan:
a) Tambahkan K2-4 mEq/kgBB/hari (=150-300mg KCL/kgBB/hari)
b) Tambahkan Mg 0,3-0,6 mEq/kgBB/hari (=7,5-15mgKCL/kgBB/hari)
c) Siapkan makanan tanpa beri garam
7
Tambahkan K dan Mg dapat disiapkan dalam bentuk cairan dan
tambahkan langsung pada makanan. Penambahan 20ml larutan pada 1 liter
formula. Selain itu atasi penyakit penyerta, yaitu :
a. Defisiensi vitamin A, seperti korelasi defisiensi mikro
b. Dermatosis
Umum defisiensi Zn terdapat pada keadaan ini dan dermatosis membaik
dengan pemberian suplementasi Zn, selain itu :
a. Kompres bagian kulit yang terkena dengan KmnO (K-permanganat) 1%
selama 10 menit.
b. Beri salep (Zn dengan minyak kastor)
c. Jaga daerah perineum agar tetap kering
d. Parasit/cacing, beri mebendazol 100 mg oral, 2 kali sehari selama 3 hari.
e. Diare melanjut
Diare biasa menyertai dan berkurang dengan sendirinya pada pemberian
makanan secara berhati – hati. Bila ada intoleransi laktosa (jarang) obati hanya
bila diare berlanjutnya diare. Bila mungkin lakukan pemeriksaan tinja
mikroskopik, berikan metronidazol 7,5 mg/kgBB setiap 8 jam selama 7 hari.
8
BAB III
PATHWAY
9
BAB IV
Asuhan Keperawatan
10
1. Diagnosa: Resiko feksi b.d Imunosupresi (penurunan kekebalan tubuh).
NOC:
Setelah dilakukan tindakan keperawatan dengan diagnosa “Resiko Infeksi”
diharapkan setelah 1x 24 jam perawat dapat:.
a) Titer antibodi
b) Kontrol Kehilangan berat badan
c) Skiring infeksi saat ini
NIC:
a) Tentukan status gizi dan kemampuan psien untuk memenuhi kebutuhan
gizi
b) Berikan tawaran pilihan makanan sambil berikan bimbingan terhadap
pilihan makanan tersebut
c) Ciptakan lingkungan yang optimal pada saat mengkonsumsi makanan
2. Diagnosa: ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh b.d diare
dan ketidakmampuan mencerna makanan.
NOC:
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x 24 jam, pasien dapat terpenuhi
dengan kreteria ; toleransi terhadap makanan, diare, penurunan berat badan
NIC:
a. Tentukan riwayat diare
b. Ambil tinja ntuk pemeriksaan kultur dan sensitifitas
c. Ajari pasien penggunaan obat antidiare secara tepat
d. Anjurkan pasien menghindari makanan oedas dan yang menimbulkan
gas dalam perut
11
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x 24 jam, pasien dapat
terpenuhi dengan kreteria; manajemen kelainan makanan, managemen diet yang
disarankan dan gaya hidup sehat
NIC:
A. Tentukan status gizi dan kemampuan psien untuk memenuhi kebutuhan gizi
B. Berikan tawaran pilihan makanan sambil berikan bimbingan terhadap pilihan
makanan tersebut
C. Ciptakan lingkungan yang optimal pada saat mengkonsumsi makanan
4. Diagnosa: resiko keterlambatan perkembangan b.d gangguan kogenital (kelainan
pada otot)
NOC:
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x 24 jam, pasien dapat
terpenuhi dengan kreteria; berat badan : massa tubuh
NIC
a. Tentukan populasi target untuk pemeriksaan kesehatan
b. Berikan prosedur kenyamanan saat skiring
c. Berikan informasi skiring pemeriksaan dini
BAB V
PENUTUP
12
5.1 Kesimpulan
KKP merupakan masalah gizi utama di indonesia. KKP disebabkan
karena defisiensi makro nutrion ( zat gizi makro ). Meski pun saat ini terjadi
masalah dengan defisiensi macro nutrion namun di beberapa daerah di
prevalensi kep masih tinggi sehingga memerlukan penanganan yang intensif
dalam penurunan prevalensi.
Kurang kalori protein akan terjadi manakala kebutuhan tubuh akan kalori,
protein, atau keduanya tidak tercukupi oleh diet. Dalam keadaan kekurangan
makanan, tubuh selalu berusaha untuk mempertahankan hidup dengan
memenuhi kebutuhan pokok atau energi. Kemampuan tubuh untuk
mempergunakan karbohidrat, protein dan lemak merupakan hal yang sangat
penting untuk mempertahankan kehidupan, karbohidrat (glukosa) dapat dipakai
oleh seluruh jaringan tubuh sebagai bahan bakar.
5.2 Saran
Penulis sadar dan mengakuinya, masih banyak kesalahan dan
kekurangan yang harus ditutupi. Oleh karena itu penulis dengan lapang dada
menerima kritik dan saran dari para pembaca guna dan tujuan untuk
memperbaiki dan melengkapi apa yang kurang dalam makalah kami ini.
Kebenaran dan keshahihan hanya milik Allah dan Rasul-Nya, kesilapan dan
kekhilafan itu semua datang dari kami yang sedang belajar ini.
DAFTAR PUSTAKA
13
1. Irianto, Kus dan Kusno Waluyo. 2004. Gizi dan Pola Hidup Sehat.
Bandung : Yrama Widya. Tim Penyusun Pusat Kamus. 2007. Kamus Besar
Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka
2. Depkes RI. (1999). Rencana pembangunan kesehatan menuju Indonesia
sehat 2010. Jakarta.
3. Nuuhsan Lubis an Arlina Mursada. 2002. Penatalaksanaan Busung Lapar
pada Balita. Jakarta : EGC.
4. Kemenkes Ri. 2013. Riset Kesehatan Dasar; RISKESDAS. Jakarta: Balitbang
Kemenkes Ri
5. Rani, A. A., Jacobus, A., 2011. Buku Ajar Gastroenterologi, In: Ilmu Penyakit
Dalam FKUI. 1st ed. Jakarta Pusat: Interna Publishing. 55-65.
6. Arisman. 2004. Gizi dalam Daur Kehidupan. Buku Kedokteran EGC. Jakarta.
180- 195.
7. Nelson. 2000. Ilmu kesehatan Anak,volume 2 Edisi 15. EGC. Jakarta.
14