Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

PERHITUNGAN KEBUTUHAN KALORI


PADA IBU HAMIL, MENYUSUI DAN BAYI

Dosen pengampu :
Ibu

Oleh :

1.Fatimatus Zahro P17310231011


2.Shafa Al Fitri Maheswari (P17310231021)
3.Shofia Ayu Diatama (P17310233030)
4.Fitriyah Dwi Nofianti (P17310233039)
5.Betha windy lestari (p17310233041)
6.Rizqi Noviastri (P17310233042)
7.Tata Puri Anggita (P17310233044)
8. Novi tryasafitri (P17310233048)

JURUSAN KEBIDANAN
PROGRAM STUDI D-III KIEBIDANAN MALANG
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG
2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat NYA sehingga makalah ini
dapat terselesaikan . Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan
dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun
pikirannya.

Dan harapan saya semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
para pembaca, untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah
agar menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman saya, saya yakin masih banyak
kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu saya sangat mengharapkan saran dan kritik
yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Malang, 22 November 2023

Tim penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATAPENGANTAR..........................................................................................................i
DAFTAR ISI.......................................................................................................................ii
BAB I...............................................................................................................................(...)
PENDAHULUAN...........................................................................................................(...)
1.1 Latar Belakang.....................................................................................................(...)
1.2 RumusanMasalah.................................................................................................(...)
1.3 Tujuan Penulisan.................................................................................................(...)
BABII...............................................................................................................................(...)
PEMBAHASAN..............................................................................................................(...)
2.1 Kebutuhan kalori pada ibu hamil......................................................................(...)
2.2 Kebutuhan kalori pada ibu menyusui................................................................(...)
2.3 Kebutuhan kalori pada bayi...............................................................................(...)

BAB III............................................................................................................................(...)
PENUTUP.......................................................................................................................(...)
4.1 Kesimpulan...........................................................................................................(...)
4.2 Saran– saran.........................................................................................................(...)
DAFTARPUSTAKA.....................................................................................................(…)

iii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Setiap orang tua pasti mendambakan pertumbuhan dan perkembangan yang
optimal pada buah hatinya. Setiap bayi yang terlahir ke dunia ini sangat membutuhkan
nutrisi untuk pertumbuhan dan perkembangan yang optimal pula. Air susu ibu merupakan
nutrisi terpenting bahkan makanan utama bagi bayi dimana tidak ada makanan lain yang
mampu manyainginya. Sebagai nutrisi terpenting dan tak tersaingi tentu sangat rugi jika
tidak memberikan ASI pada buah hati ibu.

ASI merupakan makanan yang terbaik dan yang paling ideal untuk bayi. Asi
mengandung semua zat gizi yang diperlukan dalam jumlah dan perimbangan yang tepat.
Status gizi ibu menyusui akan mempengaruhi volume dan komposisi ASI, sehingga
dibutuhkan gizi yang seimbang agar kebutuhan ibu dan bayinya dapat terpenuhi dengan
baik. Bila ibu menyusui memilki pekerjaan, sebaiknya ASI tetap diberikan. Ibu dengan
masalah gizi kurang tetap mampu memproduksi ASI, namun jika gizi kurang ini
berlangsung berkepanjangan dapat mempengaruhi beberapa zat gizi yang terdapat pada
ASI. Kuantitas komponen imun dalam ASI pun akan menurun seiring memburuknya
status gizi ibu. Asupan energi ibu menyusui yang kurang 1.500 kalori per hari dapat
menyebabkan terjadinya penurunan total lemak serta terjadi perubahan pola asam lemak.

4
Sumber kalori utama dalam ASI adalah lemak dan sekitar 50% kalori ASI berasal dari
lemak. Kadar lemak dalam ASI antara 3,5-4,5%. Walaupun kadar lemak dalam ASI tinggi,
tetapi mudah diserap oleh bayi karena trigliserida dalam ASI lebih dulu dipecah menjadi
asam lemak dan gliserol oleh enzim lipase yang terdapat pada ASI.
Pertumbuhan dan perkembangan bayi sebagian besar ditentukan oleh jumlah ASI yang
diperoleh, termasuk energi dan zat gizi lainnya yang terkandung di dalam ASI tersebut. ASI
tanpa bahan makanan lain yang dapat mencukupi kebutuhan pertumbuhan sampai usia bayi 6
bulan. Setelah itu, ASI hanya berfungsi sebagai sumber protein, vitamin dan mineral utama
untuk bayi yang mendapat makanan tambahan.

1.2 Rumusan masalah :


1. Berapa jumlah kebutuhan kalori pada ibu hamil ?
2. Berapa jumlah kebutuhan kalori pada ibu menyusui?
3. Berapa jumlah kebutuhan kalori pada bayi?
1.3 Tujuan :
1. Untuk mengetahui kebutuhan kalori pada ibu hamil.
2. Untuk mengetahui kebutuhan kalori pada ibu menyusui.
3. Untuk mengetahui kebutuhan kalori pada bayi.

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Kebutuhan kalori pada ibu hamil


Kehamilan merupakan suatu proses faali yang menjadi awal kehidupan generasi
berikut. Pencegahan masalah gizi pada ibu hamil merupakan hal penting dilaksanakan
mulai dari menjaga kesehatan dan status gizinya saat sebelum dan selama kehamilan,
dilanjutkan dengan setelah melahirkan dan masa menyusui. Salah satu kebutuhan esensial
untuk proses reproduksi sehat adalah terpenuhinya kebutuhan energi, protein, karbohidrat,
vitamin, mineral dan cairan (termasuk air) serta serat yang cukup baik kuantitas
maupun kualitas.
Kurangnya asupan energi yang berasal dari zat gizi makro (karbohidrat, protein dan
lemak) maupun zat gizi mikro terutama vitamin A, vitamin D, asam folat, zat besi, seng,
kalsium dan iodium dan zat mikro lain pada wanita usia subur yang berkelanjutan (sejak
masa remaja, pra konsepsi sampai masa kehamilan), mengakibatkan terjadinya Kurang
Energi Kronis ( KEK) pada masa kehamilan yang diawali dengan kejadian “risiko” KEK
dan ditandai oleh rendahnya cadangan energi dalam jangka waktu cukup lama yang
diukur dengan Lingkar Lengan Atas (LiLA) kurang dari 23,5 cm atau Indeks Massa
Tubuh (IMT) pra hamil atau Trimester I (usia kehamilan ≤12 minggu) dibawah 18,5
kg/m2. Indeks Massa Tubuh (IMT) adalah perbandingan antara berat badan (dalam
kg)dengan tinggi badan (dalam meter), rumus perhitungan BB/(TB)2 (kg/m2).
 Gizi Seimbang untuk Ibu Hamil
Standar kebutuhan zat gizi berdasarkan angka kecukupan gizi yang dianjurkan bagi
masyarakat Indonesia pada kelompok perempuan usia 19-49 tahun berkisar 2150 - 2250
kkal dan protein 60 gram per hari. Pada ibu hamil normal diperlukan tambahan energi
sebesar 180 – 300 kkal dan protein mencapai 30 gram per hari. Untuk memperoleh
penambahan berat badan sebesar 0.5 kg/minggu, termasuk untuk ibu hamil KEK,
dibutuhkan tambahan asupan energi sebesar 500 kkal/hari dari asupan energi hariannya,
dimana kurang dari 25% kandungan energi dalam makanan tambahan
berasal dari protein.

5
 Pentingnya Makanan Tambahan untuk Ibu Hamil
Ibu hamil yang tidak mendapatkan kecukupan kebutuhan zat gizinya, akan mengalami
kurang energi kronis ( Bumil KEK). Ibu Hamil Kurang Energi Kronis (KEK) adalah Ibu
Hamil yang memiliki risiko KEK yaitu yang mempunyai ukuran Lingkar Lengan Atas
(LiLA) di bawah 23,5 cm atau Indeks Massa Tubuh (IMT) pada pra hamil atau Trimester
I (usia kehamilan ≤12 minggu) dibawah 18,5 kg/m2 (Kurus)

 Selama kehamilan membutuhkan penambahan zat-zat gizi sebagai berikut:

a. Kalori
Banyaknya kalori yang dibutukan selama kehamilan hingga melahirkan sekitar 80.000
Kkal atau membutukan tambahan 300 Kkal sehari. Kebutuhan kalori tiap trimester sbb:
Trimester 1, kebutuhan kalori meningkatkan secara minimalis. Trimester II, kebutuhan
kalori akan meningkat untuk kebutuhan ibu yang meliputi penambahan volume darah,
pertumbuhn uterus, payudara dan lemak. Trimester III, kebutuhan kalori akan meningkat
untuk pertumbuhan janin dan plasenta.

6
b. Protein
Ibu hamil membutuhkan sekitar 60 gram setiap harinya atau 10 gram lebih banyak dari
kondisi sebelum hamil. Kebutuhan protein bisa didapat dari nabati maupun hewani.
Sumber protein hewani seperti daging tak berlemak, ikan, telur, susu. Sedangkan sumber
nabati seperti tahu tempe dan kacang-kacangan. Protein digunakan untuk:
1. Pembentukan jaringan baru, baik plsenta dan janin. Pembentukan dan deferensiasi
sel.
2. Pembentukan cabang darah
3. Persiapan masa menyusui

c. Lemak
Lemak dibutukan untuk perkembangan dan pertumbuhan janin selama dalam kandungan
sebagai kalori utama. Lemak merupakan sumber tenaga dan untuk pertumbuhan jaringan
plasenta. Selain itu, lemak disimpan itu, persiapan ibu sewaktu menyusui. Kadar lemak
akan meningkat pada kehamilan termester III.

d. Karbohidrat
Sumber utama untuk tambahan kalori yang dibutukan selama kehamilan untuk
pertumbuhan dan perkembangan janin adalah karbohidrat. Jenis karbohidrat yang di
anjurkan. adalah karbohidrat konpleks seperti roto, serelia,nasi dan pasta, karbohidrat
kompleks mengandung vitamin dan mineral serta meningkatkan asupan serat untuk
mencegah terjadinya konstipasi

e. Asam Folat
Asam folat dibutukan untuk membangub sel dan sistem syaraf janin. Saat trimester
pertama janin akan membutukan 400 mikrogram asam folat per hari. Dan apabila tidak
dipenuhi, akan membuat perkembangan janin tidak sempurnaanenchephaly(tanpa botak
kepala), bibir sumbing dan menderita spina bifida/kondisi dimana tulang belakang tidak
tersambung. Kandungan asam folat bisa diperoleh dari buah-buahan, beras merah,
kacang- kacangan dan beragam sayur hijau.

7
f. Kalsium
Berfungsi untuk membentuk gigi dan tulang janin di dalam kandungan dan mencegah
osteoporosis pada ibu hamil. Sumber zat kalsium diantaranya adalah susu dan produk
olahan susu lainnya.

g. Zat Resi
Pada ibu hamil berfungsi untuk membuntuk sel darah merah (hemoglobin) dan mengurahi
resiko anemia pada ibu hamil. Zat besi yang dibutukan ibu hamil setelah usia kehamilan
20 minggu sebanyak 30 mg per harinya, dan dapat diperoleh pada hati,ikan atau daging.

h. Vitamin A.C dan D


Vitamin A berfungsi untuk memaksimalkan pertumbuhan, imunisasi memelihara fungsi
mata, pertumbuhan tulang kulit. Vitamin C berguna untuk menyerp zat besi, kesehatan
gusi dan gigi, melindungi jaringan dari organ tubuh dari berbagai kerusakan dan
memberikan otak berupa sinyal kimia, hal terjadi karena vitamin C banyak mengandung
antioksidan.

2.2 Kebutuhan kalori pada ibu menyusui


Ibu menyusui membutuhkan banyak energi daripada ibu hamil karena pada
saat menyusui seorang ibu akan memproduksi ASI. Oleh karena itu, seorang ibu harus
meningkatkan konsumsi terhadap makanan dan minuman yang bergizi sehingga akan
sebanding dengan besarnya energi yang dikeluarkan pada saat tubuh ibu
memproduksi ASI. Menurut Yaneli, Fikawati, Syafiq, dan Gemiliy (2021) berdasarkan
Angka Kecukupan Gizi (AKG) di Indonesia ibu menyusui membutuhkan energi
sebesar 2650 kkal/hari lebih besar dibandingkan ibu hamil yang membutuhkan energi
kurang lebih 2430 kalori/hari.Pada kondisi hamil, ibu cenderung untuk
mengkonsumsi makanan dan minuman yang cukup banyak karena janin yang ada
dalam perut ibu juga membutuhkan makan dan minum. Namun, pada fase laktasi
seorang ibu cenderung mengurangi asupan zat gizi. Padahal pada fase laktasi tersebut
seorang ibu juga perlu nutrisi yang cukup untuk memproduksi ASI yang berkualitas
dimana ASI tersebut yang akan menjadi makanan bagi si bayi untuk menunjang
8
tumbuh kembangnya. Kebutuhan energi ibu pada saat menyusui dipengaruhi oleh
beberapa faktor yaitu konsumsi ibu saat hamil, kurangnya pengetahuan dan sikap
mengenai tingginya kebutuhan gizi yang dibutuhkan ibu pada saat fase laktasi,
kesibukan ibu mengurus bayi, berkurangnya konsumsi susu dan suplemen, adanya
pantangan makan, serta kurangnya informasi dari tenaga kesehatan terkait jumlah
kebutuhan gizi ibu pada fase laktasi. Seperti yang kita ketahui bahwa zat gizi dalam
ASI dipengaruhi oleh makanan dan persediaan tubuh ibu. Oleh karena itu, apabila ibu
menyusui kekurangan zat gizi maka kualitas ASI menjadi berkurang dan bahkan dapat
berpengaruh terhadap kuantitas yang akan dikeluarkan sehingga apabila kualitas dan
kuantitas tersebut menurun maka akan menyebabkan kesehatan dari si bayi akan
tergangguOleh karena, ASI sangat penting bagi bayi yang baru lahir sampai umur 6
bulan. Maka sebelum kelahiran, ibu juga harus memperhatikan asupan gizinya karena
untuk menstabilkan cadangan lemak dalam tubuh ibu. Cadangan lemak tersebut
dibutuhkan untuk perkembangan jaringan payudara dan untuk kebutuhan fisionlogis
dalam produksi ASI serta dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan energy ibu untuk
menghasilkan persediaan ASI kurang lebih dalam waktu 3 bulan. Oleh karena itu,
sangat penting bagi keluarga, kerabat dekat, dan utamanya bagi ibu untuk
memperhatikan zat gizi yang dikonsumsi selama kehamilan karena pada cadangan zat
gizi yang dimiliki oleh ibu hamil akan digunakan pada fase menyusui. Meskipun
terdapat cadangan zat gizi, ibu tetap harus meningkatkan konsumsi zat gizi pada saat
menyusui atau pada fase laktasi karena energi yang dikeluarkan untuk memproduksi 1
liter ASI sekitar 700 kkal, serta ASI yang dikeluarkan selama 4 bulan menyusui hamir
sama dengan kebutuhan energy pada saat ibu hamil.
Apabila sang ibu memiliki konsumsi gizi yang rendah dalam fase laktasi dapat
menimbulkan risiko-risiko yang akan dihadapi diantaranya menipisnya persediaaan
zat gizi yang akan berakibat pada kesehatan ibu, membahayakan gizi dan kesehatan
anak yang sedang tumbuh.
Menurut studi yang ditemukan apabila konsumsi ibu terhadap zat gizi rendah
maka kemungkinan akan menyebabkan sang ibu tidak dapat menyusui sampai 6
bulan. Penelian lain juga menunjukkan bahwa konsumsi zat gizi ibu yang rendah
sangat berhubungan dengan persepsi ketidakcukupan air susu ibu (PKA). Persepsi
ketidakcukupan air susu ibu (PKA) merupakan suatu kondisi dimana ibu merasa

9
bahwa ASI-nya tidak cukup untuk memnuhi kebutuhan gizi dari si bayi. PKA ini
merupakan salah satu penyebab utama kegagalan ASI eksklusif di dunia.

Umumnya bayi yang zat gizinya tidak terpenuhi pada fase laktasi akan
menyebabkan penyakit stunting. Stunting merupakan kondisi gagal tumbuh pada anak
mulai dari pertumbuhan otak dan juga pertumbuhan tubuh yang disebabkan oleh
kekurangan gizi dalam jangka waktu yang cukup panjang.

Konsumsi energi ibu hamil sangat penting untuk diperhatikan baik


diperhatikan oleh sang ibu maupun oleh sang suami, keluarga dan juga kerabat dekat
karena selain diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan janin, sebagai
cadangan lemak yang akan digunakan saat menyusui, juga untuk menjaga agar ibu
mengonsumsi energi dalam jumlah cukup saat menyusui. Selain itu, diharapkan bagi
ibu yang sedang menyusui untuk mengkonsumsi energy sebesar 2273 kkal/ hari untuk
mencukupi kebutuhan zat gizi ibu maupun sang bayi yang mendapat asupan dari Air
Susu Ibu.

a. Kebutuhan kalori pada bayi


Pemberian MPASI tidak hanya sekadar membuat bayi merasa kenyang, namun Si Kecil juga
membutuhkan sejumlah kalori untuk mendukung proses tumbuh kembang yang optimal. Itu
sebabnya, kita perlu mengetahui cara menghitung kalori MPASI untuk bayi agar asupan nutrisi Si
Kecil sesuai kebutuhannya.

Asupan kalori yang ideal untuk bayi umumnya disesuaikan dengan usia, berat badan, hingga jenis
kelamin bayi. Tak luput, aktivitas fisik bayi pun bisa berpengaruh pada kebutuhan kalori bayi
setiap harinya. Walaupun bayi sudah diberi MPASI, tetap saja ia masih membutuhkan kalori dari
ASI ataupun susu formula hingga usia Si Kecil 2 tahun. Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia
(IDAI), adapun perbandingan komposisi kebutuhan kalori bayi dari MPASI dan ASI atau susu
formula, yakni:

 Bayi usia 6-8 bulan: 70% ASI (dan/atau susu formula), 30% MPASI
 Bayi usia 9-11 bulan: 50% ASI (dan/atau susu formula), 50% MPASI
 Bayi usia 12-23 bulan: 30% ASI (dan/atau susu formula), 70% MPASI

Kebutuhan Kalori Bayi dari MPASI Berdasarkan Usia

Sebagai pedoman untuk Mam, berikut ini adalah jumlah kebutuhan kalori pada bayi sesuai usia
berdasarkan Angka Kecukupan Gizi yang telah ditetapkan oleh Kementrian Kesehatan RI:
10
Usia (Bulan) Frekuensi makan Jumlah energi yang Konsistensi Jumlah porsi per
per hari harus dipenuhi dari makan
MPASI (kkal/hari)
6 2 550 Tim saring, lumat 2-3 sendok
makan,
ditingkatkan
bertahap sampai
125 ml
7-12 2-3 kali makan 725 Cincang 125 ml
besar dan 1-2 kali halus/kasar
camilan Finger foods
13-36 3-4 kali makan 1125 Makanan 150-250 ml
besar dan 1-2 kali keluarga
camilan

MPASI untuk bayi harus mengandung gizi seimbang. Komposisi dalam MPASI yaitu karbohidrat,
protein (hewani dan nabati), lemak (yang bersumber dari minyak goreng, santan, maupun mentega),
serta buah dan sayur. Agar tidak bingung, Mam bisa mengikuti perkiraan komposisi MPASI yang
dianjurkan oleh IDAI berikut ini:

Usia (Bulan) Komposisi Karbohidrat Komposisi Protein Komposisi Lemak


(35-60% dari total kalori) (10-15% dari total (30-45% dari total
kalori) kalori)
6 190-330 kkal/hari 55-85 kkal/hari 165-250 kkal/hari
7-12 250-435 kkal/hari 75-110 kkal/hari 215-325 kkal/hari
13-36 390-675 kkal/hari 115-170 kkal/hari 340-505 kkal/hari

Dari pemaparan tersebut, Mam dapat memperkirakan komposisi nutrisi dalam MPASI yang akan
diberikan untuk Si Kecil

Cara Menghitung Kalori untuk Bayi

yang sudah dijelaskan di atas, sebenarnya kebutuhan kalori bayi juga dipengaruhi oleh beberapa
faktor, seperti usia, berat badan, dan jenis kelamin. Menurut Dokter Spesialis Anak, dr Dyah
Febriyanti, IBCLC inilah cara menghitung kalori yang dibutuhkan bayi berdasarkan usianya:

 Usia 0-3 bulan (89 x berat (kg)-100)+175 Usia 4-6 bulan (89 x berat [kg]-100)+56
 Usia 7-12 bulan (89 x berat [kg]-100)-22
 Usia 13-35 bulan (89 x berat [kg]-100)+20

11
Selain bisa menghitung kalori Si Kecil sendiri di rumah, Mam juga bisa berkonsultasi pada dokter
anak maupun ahli gizi dalam menentukan jumlah kalori yang tepat sesuai kebutuhan Si Kecil. Dengan
memberikan kalori yang sesuai, diharapkan tumbuh kembang.

BAB III

KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA

12

Anda mungkin juga menyukai