Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

GIZI DAN DIET

DOSEN PENGAMPU: A. ARTIFA SARI, S.Kep.,M.Kes

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 4

ANDI MUSFIANAH TANDANG (BT2301074)


ARINI (BT2301077)
FIRNATANG (BT2301081)
MUH.KAIL (BT2301087)
MUSFIRAH (BT2301088)
NASYWA RAMDHANI YUSUF (BT2301090)

AKADEMI KEPERAWATAN BATARI TOJA WATAMPONE


2023/2024
KATA PENGANTAR
Assalamu'alaikum wr.wb Dengan mengucapkan syukur alhamdulillah, kami panjatkan puji
serta syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya
kepada kita, sehingga karena dengan ridho-Nya kita dapat melaksanakan kegiatan untuk
memenuhi tugas kelompok. Yang disusun untuk memenuhi mata kuliah GIZI DAN DIET.
Pada kesempatan ini kami menyampaikan rasa terima kasih kepada Dosen Mata Kuliah ibu
A.Artifa sari,S.Kep.,M.Kes yang telah membimbing kami dalam pembuatan makalah ini.

Kami mohon maaf apabila terdapat kekurangan pada makalah ini, baik dari segi isi maupun
penulisan kata. Maka dari itu dengan mengharapkan ridha Allah SWT kami membutuhkan
kritik dan saran bersifat membangun dari teman- teman Mahasiswa untuk penyempurnaan
makalah ini. Wassalamu'alaikum wr.wb.

Watampone,22 Februari 2024

Penulis,

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..............................................................................................................2


DAFTAR ISI..............................................................................................................................3
BAB I
PENDAHULUAN.....................................................................................................................4
A. Latar Belakang.............................................................................................................4
B. Rumusan Masalah........................................................................................................4
C. Tujuan..........................................................................................................................4
BAB II
PEMBAHASAN......................................................................................................................5
1. Faktor fisiologi yang mempengaruhi keadaan gizi wanita hamil dan menyusui
2. Kebutuhan berbagai zat gizi pada wanita hamil dan menyusui
3. Pengaruh gizi terhadap kesehatan dan daya tahan tubuh juga terhadap infeksi pada
wanita hamil dan menyusui
4. Pengaruh keadaan gizi pada persalinan
5. Pengaruh keaadan gizi ibu terhadap perkembangan dan kecerdasan bayi yang
dilahirkan
6. Pengaruh keadaan gizi ibu terhadap produksi ASI
BAB III
PENUTUP...........................................................................................................................
Kesimpulan..........................................................................................................................

ii
BAB 1
PENDAHULUAN
A.LATAR BELAKANG
Kehamilan merupakan suatu proses faali yang menjadi awal kehidupan generasi
berikut. Pencegahan masalah gizi pada ibu hamil merupakan hal penting dilaksanakan mulai
dari menjaga kesehatan dan status gizinya saat sebelum dan selama kehamilan, dilanjutkan
dengan setelah melahirkan dan masa menyusui. Salah satu kebutuhan esensial untuk proses
reproduksi sehat adalah terpenuhinya kebutuhan energi, protein, karbohidrat, vitamin,
mineral dan cairan (termasuk air) serta serat yang cukup baik kuantitas maupun kualitas.
Kurangnya asupan energi yang berasal dari zat gizi makro (karbohidrat, protein dan
lemak) maupun zat gizi mikro terutama vitamin A, vitamin D, asam folat, zat besi, seng,
kalsium dan iodium dan zat mikro lain pada wanita usia subur yang berkelanjutan (sejak
masa remaja, pra konsepsi sampai masa kehamilan), mengakibatkan terjadinya Kurang
Energi Kronis ( KEK) pada masa kehamilan yang diawali dengan kejadian “risiko” KEK dan
ditandai oleh rendahnya cadangan energi dalam jangka waktu cukup lama yang diukur
dengan Lingkar Lengan Atas (LiLA) kurang dari 23,5 cm atau Indeks Massa Tubuh (IMT)
pra hamil atau Trimester I (usia kehamilan ≤12 minggu) dibawah 18,5 kg/m2. Indeks Massa
Tubuh (IMT) adalah perbandingan antara berat badan (dalam kg)dengan tinggi badan (dalam
meter), rumus perhitungan BB/(TB)2 (kg/m2).
Standar kebutuhan zat gizi berdasarkan angka kecukupan gizi yang dianjurkan bagi
masyarakat Indonesia pada kelompok perempuan usia 19-49 tahun berkisar 2150 - 2250 kkal
dan protein 60 gram per hari. Pada ibu hamil normal diperlukan tambahan energi sebesar 180
– 300 kkal dan protein mencapai 30 gram per hari. Untuk memperoleh penambahan berat
badan sebesar 0.5 kg/minggu, termasuk untuk ibu hamil KEK, dibutuhkan tambahan asupan
energi sebesar 500 kkal/hari dari asupan energi hariannya, dimana kurang dari 25%
kandungan energi dalam makanan tambahan berasal dari protein.
Ibu hamil yang tidak mendapatkan kecukupan kebutuhan zat gizinya, akan mengalami
kurang energi kronis ( Bumil KEK). Ibu Hamil Kurang Energi Kronis (KEK) adalah Ibu
Hamil yang memiliki risiko KEK yaitu yang mempunyai ukuran Lingkar Lengan Atas
(LiLA) di bawah 23,5 cm atau Indeks Massa Tubuh (IMT) pada pra hamil atau Trimester I
(usia kehamilan ≤12 minggu) dibawah 18,5 kg/m2 (Kurus).

B.RUMUSAN MASALAH
1.menjelaskan berbagai faktor fisiologi yang mempengaruhi keadaan gizi wanita hamil dan
menyusui?
2.Menyebutkan kebutuhan berbagai zat gizi pada wanita hamil dan menyusui?

1
3.Menjelaskan pengaruh gizi terhadap kesehatan dan daya tahan tubuh juga terhadap infeksi
pada wanita hamil dan menyusui?
4.Menjelaskan pengaruh keadaan gizi pada persalinan?
5.Menjelaskan pengaruh keadaan gizi ibu terhadap perkembangan dan kecerdasan bayi yang
dilahirkan?
6.Menjelaskan pengaruh keadaan gizi ibu terhadap produksi ASI?

2
BAB 11
PEMBAHASAN
A. Faktor fisiologi yang mempengaruhi keadaan gizi wanita hamil dan menyusui
Saat kehamilan adanya pembesaran pada daerah rahim dapat menekan organ-organ yang
berada pada daerah abdominal. Hal ini menyebabkan asam lambung dan beberapa makanan
yang sudah dcerna terdorong kearah eksofagus, menyebabkan sesnsasi terbakar yang biasanya
disebut dengan heartburn. Selain itu hormone juga berperan dalam kondisi heartburn ini.
Hormone progresteron dapat menurunkan kecepatan pencernaan dan merelaksasi sprinkter
pada saluran pencernaan juga dapat menyebabkan heartburn.
Kondisi heartburn dapat diatasi dengan mengkonsumsi makanan dalam porsi kecil
namun sering, menghindari makanan 10 Farah Paramita panas dan berlemak serta mengurangi
konsumsi kafein. Selain itu mengkonsumsi cairan diantara makan mampu menurunkan volume
makanan pada lambung setelah makan sehingga mampu menurunkan tekanan yang
menyebabkan refluks. Untuk menghindari kenaikan asam lambung ke eksofagus, disarankan
untuk menunggu beberapa jam bila ingin tiduran setelah makan dan posisi tidur dengan kepala
agak tinggi.
2.2 Konstipasi
Hormone menyebabkan relaksai pada otot saluran pencernaan, menyebabkan
perlambatan saluran pencernaan dan meningkatkan penyerapan zat gizi. Adanya perlambatan
pencernaan ini juga dapat menyebabkan cairan diserap secara berlebihan. Peningkatan
penyerapan cairan dapat menyebabkan feses menjadi lebih keras sehingga menyebabkan
konstipasi. Konstipasi ini juga dapat menyebabkan hemoroid pada ibu hamil.
Cara untuk mengatasi masalah konstripasi dan hemoroid pada ibu hamil dapat dilakukan
dengan mengkonsumsi makanan yang tinggi serat, konsumsi air dalam jumlah cukup dan juga
melalui kegiatan olahraga atau aktivitas fisik. Kebutuhan serat saat hamil sedikit lebih tinggi
dibandingkan pada kondisi tidak hamil, yaitu sekitar 28 gram/ hari. penggunaan laksative dapat
berbahaya dan menyebabkan dehidrasi oleh itu penggunaannya harus dikonsultasikan terlebih
dahulu pada tenaga kesehatan.
Pada saat kehamilan menginjak trimester pertama, 70-85% ibu hamil mengalami mual
dan muntah. Mual disebabkan karena peningkatan sensitifitas indra menciuman karena
pengaruh hormonal. Mual dan muntah pada ibu hamil pada umumnya disebut dengan morning
sickness. Meskipun dinamakan morning sickness namun kondisi ini dapat terjadi kapanpun
sepanjang hari. mual dan muntah juga merupakan salah satu tanda-tanda kehamilan.
kasus mual dan muntah tingkat ringan dapat diredakan melalui sirkulasi udara yang segar
dan menghindari sumber-sumber bau yang menyebabkan mual muntah. Selain itu, mual
muntah juga bisa diatasi dengan menghindari konsumsi cairan dalam jumlah banyak di pagi
hari, menghindari perut kosong, dan mengkonsumsi makanan spesifik yang dapat meredakan
mual.

3
Penggunaan suplementasi zat besi juga mampu menyebabkan mual pada wanita.
Mengatur waktu konsumsi suplementasi zat besi juga dapat dilakukan yaitu saat malam
menjelang tidur. Konsumsi makanan yang bertepung, tidak berbumbu tajam seperti roti bakar,
krakers dan sereal diketahui mampu meringkankan gejala mual pada ibu hamil. Konsumsi jahe
juga dikenal mampu meringkankan mual pada ibu hamil. Ibu hamil harus belajar untuk
mengenali jenis makanan apa yang mampu membantu dalam mengurangi gejala mual dan
muntah.
Pada umumnya kondisi mual pada ibu hamil mulai berhenti setelah trimester pertama,
namun sekitar 10-20% kondisi mual dan muntah pada ibu hamil tetap berlanjut selama masa
kehamulan. Kondisi mual dan munrah berat yang berlangsung selama lebih dari 14 minggu
kehamilan merupakan suatu kondisi serius yang membutuhkan perawatan khusus di rumah
sakit. Kondisi mual muntah berat ini disebut dengan hyperemesis gravidarium. Apabila kondisi
hyperemesis gravidarium ini disepelekan maka dapat menyebabkan dehidrasi, malnutrisi dan
gangguan kehamilan maupun janin.

2.4 Edema
Hormone kehamilan yang berasal dari plasenta menyebabkan beberapa baguan jaringan
tubuh menahan cairan. Volume darah juga mengalamai peningkatan selama masa kehamilan.
Hal-hal inilah yang menyebabkan edema. Diperberat oleh peningkatan tekanan uterus pada
pembuluh darah kaki yang menyebabkan perlambatan sirkulasi darah dan pembuangan hasil
metabolisme termasuk air. Hal tersebut menyebabkan edema pada kaki bagian bawah, terutama
di bagian pergelangan kaki yang biasanya terjadi pada akhir masa kehamilan.
Edema pada kaki bagian bawah harus mendapat perhatian khusus apabila dibarengi
dengan peningkatan tekanan darah, pemeriksaan laboratorium yang menunjukkan adanya
protein dalam urin, dan ketika ibu hamil tidak dapat mengangkat kakinya. Adanya faktor-faktor
tersebut merupakan tanda dan gejala pre eklamsi. Hipertensi yang muncul karena kehamilan
disebut dengan pregnancy induced hypertention atau hipertensi gestasional. Hipertensi
Gestasional pada umumnya muncul pada usia kehamilan setelah 20 minggu. Apabila sebelum
itu maka disebut hipertensi kronik.
2.5 Anemia
Anemia didefinisikan sebagai penurunan kapasitas pembawa oksigen dalam darah yang
disebabkan karena penurunan jumlah sel darah merah, rendahnya konsentrasi hemoglobin
maupun kombinasi keduanya. Ibu hamil disebut mengalami anemia apabila kadar Hb dalam
darah kurang dari 11 mg/dl. Anemia pada kehamilan dapat berpengaruh baik bagi ibu maupun
janin yang dikandung. Pada ibu hamil, anemia dapat menyebabkan beberapa gejala seperti
kesulitan bernafas, pingsan, lelah, lesu, takikardi dan palpitasi. Selain itu anemia juga dapat
menyebabkan penurunan resistensi terhadap infeksi dan resiko pendarahan sebelum maupun
setelah kelahiran. Sedangkan pada janin, anemia dapat menyebabkan hipoksia intrauterine dan
hambatan pada pertumbuhan.

4
Penyebab utama anemia pada masa kehamilan adalah karena defisiensi zat besi,
defisiensi folate, pendarahan dan karena kondisi keturunan seperti sickle cell anemia dan
talasemia. Ibu hamil dengan anemia defisiensi zat besi beresiko melahirkan bayi premature dan
juga berat bayi lahir rendah (BBLR). Selain itu adanya defisiensi besi pada kehamilan akan
menyebabkan penurunan simpanan zat besi janin yang sangat berfungsi bagi bayi saat tahun
pertama kehidupan. Kejadian anemia defisiensi besi pada bayi dapat berpengaruh terdapat
pertumbuhan dan perkembangannya.
2.6 Kekurangan Energi Kronis (KEK)

KEK atau Kekurangan Energi Kronis pada ibu hamil merupakan suatu kondisi dimana
dalam jangka waktu yang lama, pemenuhan kebutuhan energi baik dari karbohidrat maupun
lemak tidak dapat tercukupi. Penentuan status gizi ibu hamil untuk mendeteksi adanya KEK
dapat dilakukan dengan melakukan pengukuran lingkar lengan atas (LILA) dan dengan IMT.
Pengukuran LILA pada ibu hamil dilakukan pada lengan kiri dengan nilai cut off apabila nilai
LILA kurang dari 23.5 cm maka ibu hamil beresiko LILA. Sedangkan apabila nilai IMT kurang
dari 18.5 maka ibu hamil tergolong KEK.

Kekurangan Energi Kronis pada masa kehamilan dapat mennyebabkan berbagai macam
resiko baik ibu dan janin. KEK akan meningkatkan resiko keguguran, perdarahan pasca
persalinan, kematian ibu, mudah terkena penyakit infeksi dan persalinan yang sulit dan lama.
Tidak hanya pada ibu hamil, dampak KEK pada janin dan akan akan berlanjut sampai usia
dewasa diantaranya adalah gangguan pertumbuhan janin, bayi beresiko BBLR, bayi beresiko
terkena kelainan kongenital, resiko stunting, gangguan pertumbuhan dan perkembangan sel
otak yang berpengaruh pada kecerdasan anak.

2.7 Diabetes Gestasional


Diabetes Gestasional adalah kondisi dimana ibu hamil mengalami peningkatan kadar
gula darah. Hal ini pada umumnya terjadi pada sekitar 2% kehamilan, dan terjadi pada akhir
trimester. Diabetes gestasional sering kali terjadi secara asimptomatik atau tanpa tanda dan
gejala namun hasil pengukuran kadar gula 2.7 Diabetes Gestasional

Diabetes Gestasional adalah kondisi dimana ibu hamil mengalami peningkatan kadar
gula darah. Hal ini pada umumnya terjadi pada sekitar 2% kehamilan, dan terjadi pada akhir
trimester. Diabetes gestasional sering kali terjadi secara asimptomatik atau tanpa tanda dan
gejala namun hasil pengukuran kadar gula darahnya tinggi. Setelah melahirkan pada umumnya
toleransi glukosa akan kembali normal seperti semula, namun juga ada beberapa yang

5
berkembang menjadi diabetes tipe 2. Adanya kejadian gestasional deiabetes berhubungan
dengan peningkatan resiko mordibitas dan mortalitas bayi.
Kejadian diabetes gestasional lebih sering terjadi pada perempuan ASIA dan timur
tengah, pada wanita dengan overweight dan obesitas, dan juga pada wanita dengan keadaan
social ekonomi yang rendah. Adanya diabetes gestasional dapat menyebabkan komplikasi pada
ibu dan janin diantaranya adalah makrosomia atau berat badan bayi > 4.5 kg dan kesulitan saat
melahirkan. Diabetes gestasional juga dapat meningkatkan resiko terjadinya diabetes mellitus
tipe 2. Resiko ini dapat diminimalisir dengan mempertahankan berat badan ideal,
meningkatkan aktivitas fisik diikuti dengan mengkonsumsi makanan dengan gizi seimbang.
Untuk mengatasi kondisi diabetes gestasional yang didiagnosa saat kehamilan, maka
tujuan utamanya adalah mempertahankan glukosa darah dalam keadaan normal dan dengan
monitoring janin agar tidak terjadi makrosomia. Dalam hal ini dibutuhkan diet yang tepat dan
pada keadaan tertentu penggunaan insulin juga dibutuhkan. Rekomendasi konsumsi makanan
untuk kasus ini adalah mengutamakan konsumsi karbohidrat kompleks dibandingkan dengan
karbohidrat sederhana.
Hipertensi gestasional meruakan kondisi dimana ibu hamil mengalami peningkatan
tekanan darah dan pada umumnya terjadi pada minggu ke 28 dan tekanan darah akan kembali
normal setelah melahirkan. Hipertensi gestasional terkadang sering disamakaan dengan pre
eklamsi dimana ditandai dengan adanya protein albumin pada urin. Pre eklamsia biasanya
terjadi pada akhir kehamilan dan menyebabkan peningkatan tekanan darah pada ibu hamil.
Penyebab pre eklamsi masih belum diketahui namun ibu hamil dengan kondisi obesitas
memiliki resiko tinggi untuk menderita pre eklamsi. Beberapa penelitian telah dilakukan untuk
mengatasi keadaan ini dengan pemberian suplementasi kalsium. Hasil penelitian yang
dilakukan menunjukkan bahwa suplementasi kalsiym mampu menurunkan resiko terjadinya
pre - eklamsi namun tidak semua penelitian menunjukkan hasil yang sama. Karena itu
dibutuhkan penelitian yang lebih mendalam untuk membantu mengatasi pre eklamsi dengan
modifikasi diet atau penggunaan supplementasi.

2. Kebutuhan berbagai zat gizi pada wanita hamil dan menyusui


Kebutuhan Nutrisi Ibu Hamil
Tidak ada formula ajaib untuk diet kehamilan yang sehat. Selama kehamilan Ibu tetap
harus menjalankan prinsip dasar makan yang sehat tetap sama, seperti banyak makan buah,
sayuran, protein tanpa lemak dan lemak sehat. Namun, seperti dikutip dari Mayo Clinic, ada
beberapa nutrisi yang patut mendapat perhatian khusus selama kehamilan. Apa saja itu?
Asam folat: Mencegah cacat lahir
Folat adalah vitamin B yang membantu mencegah cacat tabung saraf, kelainan serius
pada otak dan sumsum tulang belakang. Suplementasi asam folat telah terbukti mengurangi

6
risiko kelahiran prematur. Ibu hamil membutuhkan setidaknya 400 mikrogram asam folat
sehari sebelum kehamilan dan selama kehamilan. Sereal yang diperkaya dengan folat, sayuran
berdaun hijau, buah jeruk, kacang polong adalah contoh sumber alami untuk folat.
Kalsium: Memperkuat tulang
Ibu dan janin membutuhkan kalsium untuk tulang dan gigi yang kuat. Kalsium juga
membantu sistem peredaran darah dan agar otot dan saraf ibu hamil berjalan normal. Ibu hamil
membutuhkan 1.000 miligram kalsium sehari, sementara remaja yang hamil membutuhkan
1.300 miligram per hari. Sumber kalsium bisa diperoleh dari produk susu, brokoli, kangkung,
dan sebagainya.
Vitamin D: Membantu menyerap kalsium Fungsi vitamin D adalah membantu menyerap
kalsium dan mineral penting lainnya di dalam tubuh. Ibu hamil membutuhkan 600 unit
internasional (IU) sehari. Sumber vitamin D yang baik adalah ikan berlemak, seperti salmon,
susu yang diperkaya vitamin D, dar tentu sinar matahari.
Protein: Mendukung pertumbuhan janin
Protein memengaruhi pertumbuhan jaringan janin, termasuk otaknya. Protein juga
berperan dalam meningkatkan suplai darah untuk ibu hamil. Kebutuhan protein ibu hamil
sekitar 40-70 gram protein setiap hari yang bisa didapat dari daging, telur, susu, makanan laut,
atau kacang- kacangan.
Zat besi: Cegah anemia defisiensi besi Tubuh menggunakan zat besi untuk membuat
hemoglobin, yang membawa oksigen ke jaringan tubuh. Selama kehamilan, GenBest
membutuhkan dua kali lipat jumlah zat besi yang dibutuhkan wanita tidak hamil. Tubuh
membutuhkan zat besi ini untuk membuat lebih banyak darah untuk memasok oksigen ke janin.
Jika tidak memiliki cukup cadangan zat besi atau mendapatkan cukup zat besi selama
kehamilan, GenBest bisa mengalami anemia defisiensi besi. Anemia defisiensi besi berat
selama kehamilan meningkatkan risiko kelahiran prematur, bayi lahir dengan berat badan lahir
rendah, dan bayi terancam stunting.
Kebutuhan Nutrisi Ibu Menyusui
Bagaimana dengan kebutuhan nutrisi ibu menyusui? Dalam website Fakultas
Kedokteran Universitas Brawijaya dijelaskan dalam 6 bulan pertama, kebutuhan energi ibu
selama menyusui akan meningkat menjadi 2.400 kkal per hari yang akan digunakan untuk
memproduksi ASI dan untuk aktivitas ibu itu sendiri.

Website ini juga menjelaskan bagaimana ibu menyusui dapat memenuhi kebutuhan zat
gizi yang meningkat tersebut:
Karbohidrat

7
Saat 6 bulan pertama menyusui, kebutuhan ibu meningkat sebesar 65 gr per hari atau setara
dengan 11/2 porsi nasi.
Protein
Untuk peningkatan produksi air susu. Ibu menyusui membutuhkan tambahan protein, GenBest
bisa mendapatkan dari 1 porsi daging (35 gr) dan 1 porsi tempe (50gr).
Lemak
Untuk sumber tenaga dan berperan dalam produksi ASI serta pembawa vitamin larut lemak
dalam ASI.
Kebutuhan minyak dalam tumpeng gizi seimbang sebanyak 4 porsi atau setara dengan 4 sendok
teh minyak (20 gr).
Vitamin dan mineral
Vitamin yang penting dalam masa menyusui adalah vitamin B1, B6, B2, B12, vitamin
A, yodium & selenium. Jumlah kebutuhan vitamin & mineral adalah 3 porsi sehari yang bisa
didapat dari sayuran dan buah-buahan. Ibu menyusui rentan terhadap kekurangan gizi. Untuk
mencegahnya, GenBest juga disarankan untuk mendapatkan suplemen, khususnya vitamin A
dan zat besi.
Sering-seringlah minum air putih Ibu menyusui perlu minum 2-3 liter air putih per hari
atau 8 gelas air sehari. Lebih baik minumlah sebelum GenBest merasa haus dan minum lebih
banyak, jika air seni berwarna kuning gelap. Sediakan gelas air putih di dekat GenBest saat
menyusui bayi.
Sering-seringlah minum air putih Ibu menyusui perlu minum 2-3 liter air putih per hari
atau 8 gelas air sehari. Lebih baik minumlah sebelum GenBest merasa haus dan minum lebih
banyak, jika air seni berwarna kuning gelap. Sediakan gelas air putih di dekat GenBest saat
menyusui bayi.

3. Pengaruh gizi terhadap kesehatan dan daya tahan tubuh juga terhadap infeksi pada
wanita hamil dan menyusui
Status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan penggunaan zat
gizi yang dapat dibedakan dengan gizi kurang, gizi kurang dan gizi baik. Diet gizi ibu hamil
diprogramkan secara optimal selama kehamilan untuk mencapai status gizi yang cukup sampai
melahirkan bayi dengan potensi yang baik secara fisik dan mental.

Wanita hamil memerlukan gizi yang cukup untuk kesehatan ibu dan janinnya. Jika
kebutuhan gizi ibu tidak tercukupimaka dapatberpotensi menyebabkan masalah gizi. Namun

8
demikian, ibu hamil seringkali tidak mengetahui adanya peningkatan kebutuhan gizi selama
kehamilan.
Selama masa kehamilan, kebutuhan gizi untuk ibu hamil harus dipenuhi dengan.
menjaga pola hidup sehat untuk mendapatkan asupan nutrisi yang seimbang. Selain itu, minum
susu ibu hamil juga dapat menjadi penyempurna kebutuhan nutrisi ibu saat hamil. Sistem imun
pada beberapa bagian tubuh ibu hamil secara alami bisa menurun.
Mekanisme ini terjadi untuk melindungi janin agar tidak diserang oleh sistem imun ibu
karena disangka benda asing. Kondisi inilah yang membuat ibu hamil lebih rentan terserang
infeksi penyebab berbagai penyakit.
Pada saat kehamilan, terjadi peningkatan kebutuhan zat besi (Fe) yang diperlukan untuk
meningkatkan jumlah sel darah merah ibu dan membentuk sel darah merah janin dan plasenta.
Apabila kebutuhan zat besi ini tidak terpenuhi, akan terjadi anemia defisiensi besi.
Ibu hamil rentan terhadap berbagai penyakit, seperti penyakit menular karena janin
diidentifikasi sebagai benda asing bagi sistem kekebalan tubuh. Tubuh akan mengakomodasi
situasi ini dengan proses imunosupresi. Imunitas seluler merupakan pertahanan terakhir pada
ibu hamil yang rentan terhadap infeksi.
Kebutuhan Gizi Pada Ibu Hamil Yang Berdampak Pada Kandungannya
Ibu hamil membutuhkan asupan gizi yang seimbang. Kesimbangan itu diperlukan agar
tidak ada zat gizi yang berlebihan, bahkan kurang. Status gizi ibu sebelum dan selama hamil
dapat mempengaruhi pertumbuhan janin yang sedang dikandung. Bila gtatus gizi ibu normal
pada masa sebelum dan selama hamil kemungkinan besar akan melahirkan bayi yang sehat,
cukup bulan dengan berat badan normal. Dengan kata lain kualitas bayi yang dilahirkan sangat
tergantung pada keadaan gizi ibu sebelum dan selama hamil.
Latar belakang: Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) merupakan salah satu masalah gizi
yang berdampak pada kematian bayi. Faktor yang mempengaruhi berat lahir bayi meliputi
asupan gizi ibu dan status gizi ibu. Prevalensi BBLR Puskesmas Suruh Kabupaten Semarang
sebesar 4,2%, lebih tinggi dari prevalensi Provinsi Jawa Tengah (3,7%). Tujuan penelitian ini
adalah membuktikan hubungan asupan gizi dan status gizi ibu hamil trimester III dengan berat
badan lahir bayi di wilayah kerja Puskesmas Suruh.
Kurang energi kronik merupakan salah satu penyebab tak langsung yang berhubungan
dengan asupan gizi. Menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia tahun 2009, ibu hamil
dengan kurang energi kronik yaitu 24, 6%. Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Tengah tahun 2010
terdapat 13, 91% ibu hamil dengan kurang energi kronik, data dari Dinas Kesehatan Kota
Jepara pada tahun 2011 terdapat 30% ibu hamil dengan kurang energi kronik. Penelitian ini
bertujuan untuk hubungan antara budaya pantang makan, status ekonomi dan pengetahuan zat
gizi ibu hamil dengan status gizi pada ibu hamil trimester III di wilayah kerja Puskesmas
Welahan I.

9
Berat lahir bayi, khususnya bayi dengan berat badan lahir rendah, merupakan masalah
gizi intergenerasi yang akan mempengaruhi kualitas kesehatan sepanjang daur kehidupan
seorang manusia. Diet vegetarian dianggap berisiko karena konsumsi makannya. yang terbatas
dikhawatirkan dapat menyebabkan rawan terjadinya defisiensi zat gizi.
Peran Sistem Imun Pada Ibu Hamil
Asupan gizi pada saat hamil berpengaruh pada pemenuhan kebutuhan zat besi karena
terjadinya peningkatan ekspansi masa sel darah merah, maka kebutuhan zat besi bertambah
dan hal ini berdampak pada terjadinya anemia..
Ibu hamil rentan terhadap berbagai penyakit, seperti penyakit menular karena janin
diidentifikasi sebagai benda asing bagi sistem kekebalan tubuh. Tubuh akan mengakomodasi
situasi ini dengan proses imunosupresi. Imunitas seluler merupakan pertahanan terakhir pada
ibu hamil yang rentan terhadap infeksi.
Peran Asupan Zat Gizi Pada Ibu Hamil
Peranan gizi pada tumbuh kembang anak terutama dalam kaitannya dengan lingkungan
anak sejak dalam kandungan hingga masa remaja. Pola makan dan kualitas makanan
khususnya di negara tropis seperti indonesia ini merupakan tantangan tersendiri yang pelru
diteliti secara mendalam; terutama kaitannya dengan kualitas gizi untuk tumbuh. kembang atau
siklus kehidupan generasi baru Indonesia di masa mendatang.
Asupan zat gizi juga ini sangat di perlukan untuk mencegah terjadinya stanting pada
anak akibat kekurangan gizi dalam waktu yang lama. Menurut WHO, Indonesia termasuk ke
dalam negara 1ketiga dengan prevalensi tertinggi di regional Asia Tenggara /South-East Asia
Regional (SEAR). Rata-rata1prevalensi balita stunting di Indonesia tahun 2005-2017 adalah
36,4%, sehingga persentase balita pendek di Indonesia masih tinggi. Menurut Riskesdas tahun
2018, provensi sualawesi selatan masih berada di angka 35,4%, dengan kabupaten Enrekang
tertiggi ke-5 dengan persentase 42%. Data PSG tahun 2018 menunjukkan bahwa kecamatan
yang memiliki prevalensi stunting tertinggi yaitu Kecamatan Baraka sebesar 45,1%.
Edukasi Gizi pada Ibu Hamil Mencegah Stunting pada Kelas Ibu Hamil. Stunting
menggambarkan adanya masalah gizi kronis, dipengaruhi kondisi ibu/calon ibu, masa janin,
dan bayi/balita, termasuk penyakit yang diderita selama masa balita. Dampak buruk stunting
jangka panjang menurunnya kemampuan kognitif dan prestasi belajar, menurunnya kekebalan
tubuh, dan risiko tinggi untuk munculnya penyakit diabetes, kegemukan, penyakit jantung dan
pembuluh darah, kanker, stroke, dan disabilitas pada usia tua, serta kualitas kerja yang kurang.
Upaya perbaikan yang diperlukan untuk mengatasi stunting salah satunya melalui intervensi
gizi spesifik pada ibu hamil. Kelas ibu hamil merupakan salah satu cara yang dapat digunakan
untuk menyebarkan informasi yang berkaitan dengan gizi dan kesehatan saat kehamilan untuk
mencegah stunting.
Kebutuhan Nutrisi Ibu Menyusui

10
Menurut Biro Hukum dan Organisasi Kemenkes RI dalam PMK No. 41//2014 tentang
Pedoman Gizi Seimbang, kebutuhan nutrisi ibu menyusui dalam kecukupan energi yakni 2500
kalori. Ibu menyusui perlu memenuhi kebutuhan nutrisi lebih untuk pertumbuhan dan
perkembangan Buah Hati. Dengan demikian dalam PMK gizi ibu menyusui Kemenkes ini
bahwa, kebutuhan nutrisi ibu menyusui lebih banyak daripada nutrisi ibu yang tidak menyusui.
Ibu juga perlu memerhatikan kebutuhan nutrisi yang tepat dan seimbang.
Apabila makanan yang busui konsumsi tidak mengandung nutrisi cukup, misalnya sel
lemak sebagai sumber energi dan zat besi untuk pembentukan sel darah merah, maka nutrisi
dalam ASI akan mengambil dari persediaan di dalam tubuh Ibu. Berbeda dengan vitamin B
dan C yang tidak dapat diambil dalam persediaan tubuh Ibu. Untuk itu, penuhi asupan gizi ibu
menyusui yang tepat dan seimbang, seperti di bawah ini.
Protein
Kandungan gizi satu ini penting untuk pertumbuhan dan perkembangan Buah Hati,
utamanya pada periode keemasan atau 1000 hari pertama kehidupannya. Protein juga baik
untuk pemulihan Ibu setelah persalinan dan mampu melengkapi kebutuhan nutrisi ibu nifas.
Selain itu, Ibu juga protein juga membantu sintesis hormon prolaktin dan hormon oksitosin
untuk memproduksi serta mengeluarkan ASI. Kebutuhan nutrisi ibu menyusui untuk protein
adalah 80 gram. Ibu bisa mendapatnya dari berbagai daging, telur, tempe dan tahu, serta
makanan tinggi protein lainnya.
Asam Folat
Tak hanya baik untuk ibu hamil dalam mencegah risiko bayi lahir cacat pada sistem saraf
otak atau cacat tabung saraf (Neural Tube Defect), ternyata asam folat juga diperlukan ibu
menyusui, lho! Nutrisi ibu menyusui satu ini dibutuhkan 500 mikrogram per hari, sedangkan
saat hamil sebanyak 400-600 mikrogram. Asam folat juga berperan dalam pembentukan sel
dan sistem afar, termasuk sel darah merah. Kekurangan asam folat juga bisa menyebabkan
gangguan pembelahan sel darah merah sehingga jumlah sel darah merah berkurang atau
anemia.
Zat Besi
Ibu menyusui sering kali mengeluhkan kekurangan darah atau anemia. Terkadang
gejalanya pun tak dirasakan signifikan, seperti lelah, lemas, pucat dan pusing. Gejala ini tentu
dianggap Ibu sebagai efek dari kelelahan. Namun pemenuhan zat besi juga sama pentingnya
pada saat hamil, apalagi jika Ibu mengalami kekurangan gizi sebelumnya. Saat menyusui, Ibu
rentan mengalami anemia. Konsumsi zat besi bisa didapat dari berbagai makanan dan nutrisi
khusus ibu menyusui, yaitu sebanyak 32 miligram per hari pada enam bulan pertama kehidupan
Buah Hati.
Omega 3
Seperti yang Ibu ketahui Omega 3 baik untuk kecerdasan bayi. Omega 3 merupakan
asam lemak yang baik, serta menjadi dasar pembentukan DHA dan AA. DHA dan AA berperan

11
penting dalam menunjang perkembangan saraf, utamanya pada retina dan otak bayi. Dilansir
KlikDokter, para pakar dunia menyarankan kadar DHA untuk ibu menyusui adalah sebanyak
200 miligram per hari. Asupan asam lemak ini bisa didapat dari berbagai daging merah atau
ikan segar.
Kalsium dan vitamin D
Kebutuhan kalsium meningkat pada saat menyusui karena untuk meningkatkan produksi
ASI. Kalsium digunakan untuk membantu pembentukan tulang Buah Hati dan
mempertahankan kepadatan tulang Ibu. Diperlukan nutrisi ibu menyusui berikut ini sebanyak
1000 milligram per hari, baik saat menyusui maupun hamil. Jika konsumsi kalsium tidak
cukup, Ibu rentan mengalami pengeroposan tulang dan gigi akibat persediaan kalsium dalam
tubuh Ibu digunakan saat produksi ASI. Sedangkan vitamin D membantu penyerapan kalsium
agar optimal.
Vitamin B2 dan B12
Untuk meningkatkan jumlah produksi ASI, ibu disarankan mengonsumsi makanan dan
nutrisi khusus ibu menyusui yang mengandung vitamin B2 dan B12. Menurut Centers for
Disease Control and Prevention (CDC), bayi membutuhkan vitamin B12 dalam membantu
perkembangan otak dan produksi sel darah merah. Jika mengalami defisiensi vitamin B12, bayi
rentan mengalami kerusakan otak permanen.

4. Pengaruh keadaan gizi pada persalinan


peningkatan kebutuhan makanan bagi ibu selama menyusui, manfaat dari zat gizi, serta
dampak apabila kekurangan zat gizi bagi ibu menyusui dapat dijawab dengan benar.
Sedangkan, pengetahuan tentang syarat seimbang zat gizi bagi ibu menyusui dan faktor-faktor
yang mempengaruhi status gizi ibu menyusui, masih banyak ibu yang belum bisa menjawab
dengan benar. Penelitian yang dilakukan sebelumnya menunjukkan hasil yang sama yaitu
sebagian besar (60%) ibu menyusui memiliki pengetahuan gizi yang baik. Selain itu hasil ini
juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan di Desa Gawanan Colomadu Karanganyar Solo
dan penelitian yang dilakukan di Moncobalang kabupaten Gowa bahwa terdapat hubungan
yang signifikan antara pengetahuan gizi dan status gizi ibu menyusui. Artinya semakin baik
pengetahuan gizi yang dimiliki oleh ibu menyusui maka semakin baik pula status gizinya
Hubungan Asupan Zat Gizi dengan Status Gizi Ibu Menyusui

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar asupan energi dan asupan protein
ibu menyusui yang menjadi sampel dalam penelitian ini tergolong kurang asupannya (87,2%)
dan (78,7%). Asupan energi dan protein dari
ibu menyusui tergolong kurang hal ini bagi ibu selama zat gizi, serta dikarenakan ibu
menyusui tidak mengubah pola makannya dan tidak menambah makanan selama menyusui.

12
Pola makan ibu sebelum hamil, saat hamil, dan ketika menyusui cenderung sama saja.
Penelitian yang dilakukan di Ethiopia juga menunjukkan hasil yang sama, yaitu masing masing
(71,2%) ibu menyusui tidak mengubah pola makannya dan tidak menambah asupannya selama
menyusui meskipun status gizi ibu sebagian besar normal. (12) Padahal kebutuhan asupan ibu
meningkat selama menyusui.

5. Pengaruh keaadan gizi ibu terhadap perkembangan dan kecerdasan bayi yang
dilahirkan
Kecerdasan pada masa kehamilan dapat dipenagruhi oleh beberapa faktor antara
lain,faktor genetik, faktor lingkungan dan faktor gizi.
Faktor genetik merupakan faktor yang berasal dari kromosom orang tua dan yang paling
diturunkan adalah dari ibu. Faktor genetik ibu diturunkan melalui mitokondria yang hanya
dimiliki oleh ibu. Mitokondria adalah salah satu bagian sel yang punya DNA sendiri, itulah
sebabnya investasi seorang ibu dalam diri anak mencapai 75%. Faktor lingkungan dapat
memengaruhi kecerdasan anak dengan melakukan stimulasi seperti mendengarkan
musik klasik dan mendengarkan atau membaca Al-Qur'an. Musik klasik dan mendengarkan
Al- Qur'an dapat menimbulkan reaksi psikologis karena dapat membuat relaksasi dan stimulasi.
Kegiatan terapi musik klasik dapat membantu ibu hamil untuk menyeimbangkan kesehatan
jasmani, pikiran dan emosi. Selain itu, mendengarkan musik klasik dapat membuat janin
merasa tenang dan dapat menstimulasi otak dan kecerdasan janin.
Faktor gizi mempunyai peran penting dalam kecerdasan otak janin, dengan
mengonsumsi makanan dengan gizi seimbang maka akan merangsang pertumbuhan dan
perkembangan sel otak dengan optimal.
6. Pengaruh keadaan gizi ibu terhadap produksi ASI
ASI merupakan makanan pertama, utama dan terbaik bagi bayi yang bersifat alamiah
dan ketidakcukupan produksi ASI menyebabkan bayi kekurangan asupan nutrisi dan akan
berdampak buruk pada pertumbuhan dan perkembangannya bahkan pada inteligensi bayi.
Produksi ASI penting diketahui karena ASI merupakan makanan yang terbaik untuk
pertumbuhan dan perkembangan bayi secara normal. Penelitian ini bertujuan melihat pengaruh
status gizi ibu menyusui terhadap produksi ASI di wilayah kerja Puskesmas Tamalanrea Kota
Makassar dengan desain “Cross Sectional Studyâ€. Jumlah sampel yang diobservasi
sebanyak 110 responden yang dipilih secara acak (Random Sampling) dan diuji dengan analisis
data univariat dan bivariate.Hasil penelitian : menemukan distribusi persentase produksi ASI
46,4% dengan distribusi persentase status gizi 90,9%. Hasil uji bivariate ditemukan nilai
p=0,364 lebih besar dari nilai α =0.05. Kesimpulan : status gizi ibu yang kurang tidak
berhubungan dengan produksi ASI.
Banyak hal yang mempengaruhi produksi ASI. Menurut Kristiyanasari
(2009),produksi ASI dipengaruhi oleh makanan, ketenangan jiwa dan pikiran, penggunanan

13
obat (kontrasepsi), perawatan payudara, anatomis payudara, fisiologi, factor istirahat,
factor isapan bayi, dan konseling laktasi. Produksi ASI juga dipengaruhi oleh hormon
oksitosin, hormon prolaktin, dan let down refleks. Pada saat bayi mengisap putting, maka
akan terjadi refleks prolaktin untuk memproduksi ASI dan let down refleksyang akan
merangsang pengaliran ASI (Bobak, 2005). Produksi ASI akan lebih cepat dan lebih banyak
dirangsang sedini mungkin dengan cara menyusui sejak bayi lahir hingga selama mungkin
(Sarwono 2002)
Menurut Kristiyanasari (2009), produksi ASI dipengaruhi oleh nutrisi, ketenangan
jiwa dan pikiran, penggunanan obat (kontrasepsi), perawatan payudara,anatomis
payudara, fisiologi, factor istirahat, factor isapan bayi, dan salah satunya konseling laktasi.
Dengan dilakukannya konseling laktasi selama kehamilan, ibu akan mengetahui manfaat ASI
serta hal-hal yang mempengaruhi produksi ASI sehingga ketika bayi lahir, ibu akan
berusaha melakukan hal-hal positif yang lain untuk mendukung produksi ASInya tetap
lancar.Produksi ASI sangat dipengaruhi oleh makanan yang dimakan ibu, apabila
makanan ibu secara teratur dan cukup mengandung gizi yang diperlukan akanmempengaruhi
produksi ASI, karena kelenjar pembuat ASI tidak dapat bekerja dengan sempurna tanpa
makanan yang cukup. Untuk membentuk produksi ASI yang baik, makanan ibu harus
memenuhi jumlah kalori, protein, lemak, dan vitamin serta mineral yang cukup serta
lebih banyak minum air kurang lebih 8-12 gelas/hari. Namun menurut Kristiyanasari
(2009), bukan hanya makanan yang dapat memperlancar produksi ASI tapi juga
produksi ASI dipengaruhi oleh ketenangan jiwa dan pikiran, penggunanan obat
kontrasepsi), perawatan payudara, anatomis payudara, fisiologi, factor istirahat,
factor isapan bayi, dan konseling laktasi. Selain itu, produksi ASI juga dipengaruhi oleh
hormon oksitosin, hormon prolaktin, dan let down refleks. Pada saat bayi mengisap
putting, maka akan terjadi refleks prolaktin untuk memproduksi ASI dan let down
refleksyang akan merangsang pengaliran ASI (Bobak, 2005). Jadi, meskipun status gizi
ibu baik namun ibu menyusui belum memahami tentang ASI dan factor lain yang
memperlancar produksi ASI akan menyebabkan produksi ASI ibu kurang. Kondisi di
lapangan juga memperlihatkan bahwa jumlah status gizi yang baik lebih banyak (90,9%)
dibandingkan dengan jumlah status gizi yang kurang (9,1%). Oleh karena itu dalam
penelitian ini ditemukan status gizi tidak mempengaruhi produksi ASI.Hasil uji Regressi
logistik memperlihatkan nilai B = 0,939, dengan nilai p = 0,373 (tidak signifikan), dengan
besar risiko yang dinilai melalui Exp(B) = 2,557, nilai tersebut memberi arti
bahwa status gizi ibu tidak berhubungan dengan terjadinya produksi ASI (p = 0,373).
Besarnya risiko yang ditimbulkan oleh status gizi ibu yang kurang 2,557 kali lebih besar
dibandingkan dengan status gizi yang baik.
Status gizi seseorang menunjukkan seberapa besar kebutuhan fisiologis individu tersebut
telah terpenuhi. Keseimbangan antara nutrisi yang masuk dan energi dikeluarkan untuk
mencapai kesehatan optimal sangatlah penting, termasuk bagi seorang ibu yang sedang dalam
masa menyusui. Faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi ibu menyusui antara lain usia,
genetik, status hormonal, tingkat pendidikan, penghasilan, morbiditas, praktek pemberian ASI

14
eksklusif, dan asupan makanan. Dengan berubahnya faktor-faktor tersebut dapat membuat
status gizi ibu menyusui menjadi kurang.
Status gizi ibu hamil merupakan salah satu indikator dalam mengukur statusgizi
masyarakat. Jika masukan gizi untuk ibu hamil dari makanan tidak seimbang dengankebutuhan
tubuh maka akan terjadi defisiensi zat gizi. Angka Kematian Ibu menjadi salahsatu indikator
penting dalam menentukan derajat kesehatan masyarakat. Menurut WorldHealth Organization
(WHO) pada tahun 2005 di negara-negara maju angka kematianmaternal berkisar antara 5-10
per 100.000 kelahiran hidup, sedangkan di negara-negarasedang berkembang berkisar antara
750-1000 per 100.000 kelahiran hidup (Winkjosastro,2005). Tujuan penelitian ini untuk
mengetahui faktor-faktor yang berhubungan denganstatus gizi pada ibu hamil. Variabel
independen dari penelitian ini adalah pendidikan,pendapatan dan pengetahuan sedangkan
variabel dependen adalah status gizi ibu hamil.Jenis penelitian ini meng-gunakan metode
survey analitik dengan pendekatan crosssectional. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh
ibu hamil di Puskesmas SidorejoKota Lubuklinggau yaitu berjumlah 40 ibu hamil. Sampel
yang digunakan adalah totalsampling. Pengumpulan data yaitu dengan cara menyebarkan
kuesioner pada responden.Hasil penelitian diketahui bahwa responden yang memiliki
pendidikan rendah ada 23(57,5%), pendapatan rendah sebanyak 30 (75%), dan responden yang
memilikipengetahuan cukup-kurang sebanyak 27 (67,5%), dan responden status gizi
kurangsebanyak 22 (55%). Setelah dilakukan uji statistik chi square diketahahui ketiga
variabeltersebut mempunyai hubungan yang bermakna dengan status gizi ibu hamil.
Diharapkanbagi Puskesmas untuk memberikan penyuluhan kesehatan tentang gizi pada ibu
hamil,dan juga memberikan program pemberian makanan tambahan bergizi pada ibu hamil.
Sedangkan ada be- berapa faktor yang mempengaruhi gizi ibu hamil, diantaranya adalah
berat badan, budaya pantang makan, status ekonomi, pengetahuan zat gizi dalam makanan,
umur, suhu lingkungan, aktivitas, serta status kesehatan (Proverawati, 2009).

15
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Kesehatan gizi ibu hamil dan menyusui memiliki peran krusial dalam mendukung
pertumbuhan dan perkembangan bayi serta kesehatan ibu itu sendiri. Asupan nutrisi yang
adekuat selama masa kehamilan dan menyusui dapat mengurangi risiko komplikasi kehamilan,
melahirkan bayi dengan berat badan rendah, serta meningkatkan kemampuan ibu untuk
memproduksi ASI yang cukup.
Selama kehamilan, ibu perlu meningkatkan asupan nutrisi seperti protein, zat besi, kalsium,
asam folat, dan vitamin lainnya untuk mendukung pertumbuhan janin, plasenta, dan jaringan
ibu yang berkembang pesat. Kekurangan nutrisi tertentu selama kehamilan dapat berkontribusi
pada risiko komplikasi serius seperti preeklamsia, kelahiran prematur, atau kelahiran bayi
dengan cacat lahir.
Selama menyusui, ibu juga perlu memperhatikan asupan nutrisinya karena nutrisi yang
dikonsumsi ibu akan memengaruhi kualitas ASI yang dihasilkan. Nutrisi penting seperti
protein, lemak sehat, kalsium, vitamin D, dan DHA (asam lemak omega-3) membantu
memastikan bayi mendapatkan nutrisi yang cukup untuk pertumbuhan dan perkembangan yang
optimal.
Penting untuk ibu hamil dan menyusui untuk memperhatikan pola makan seimbang, termasuk
konsumsi berbagai jenis makanan yang kaya akan nutrisi, serta membatasi konsumsi makanan
tinggi gula tambahan, lemak jenuh, dan makanan olahan. Selain itu, memperhatikan asupan
cairan juga sangat penting untuk menjaga hidrasi yang optimal, terutama selama menyusui.
Konsultasi dengan profesional kesehatan seperti dokter atau ahli gizi dapat membantu ibu
hamil dan menyusui dalam merencanakan pola makan yang sehat dan sesuai dengan kebutuhan
individunya. Dengan perhatian yang tepat terhadap gizi selama masa ini, ibu dapat membantu
memastikan kesehatan optimal bagi dirinya sendiri dan pertumbuhan yang optimal bagi
bayinya.

SARAN
1. Konsumsi Makanan Seimbang: Pastikan makanan harian mencakup protein, karbohidrat
kompleks, lemak sehat, serat, vitamin, dan mineral yang penting untuk pertumbuhan bayi dan
kesehatan ibu.

2. Asupan Protein yang Cukup: Protein sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan
bayi. Sumber protein sehat termasuk daging tanpa lemak, ikan, telur, kacang-kacangan, dan
produk susu rendah lemak.

16
3. Asupan Zat Besi: Ibu hamil dan menyusui membutuhkan lebih banyak zat besi untuk
membantu pembentukan sel darah merah pada ibu dan bayi. Makan makanan kaya zat besi
seperti daging merah, unggas, ikan, sayuran hijau, dan sereal yang diperkaya.
4. Asupan Kalsium: Kalsium penting untuk pembentukan tulang dan gigi bayi. Konsumsi
sumber kalsium seperti susu rendah lemak, keju, yoghurt, atau sumber nabati seperti tahu dan
kacang kedelai.
5. Asupan Asam Folat: Asam folat sangat penting untuk mencegah kelainan tabung saraf pada
bayi. Konsumsi makanan yang kaya asam folat seperti sayuran hijau, kacang-kacangan, buah-
buahan, dan sereal yang diperkaya.
6. Minum Air yang Cukup: Penting untuk minum cukup air untuk menjaga diri dan bayi tetap
terhidrasi.
7. Makanan yang Harus Dihindari: Hindari alkohol, kafein berlebihan, dan makanan mentah
atau setengah matang yang berisiko mengandung bakteri seperti salmonella atau listeria.
8. Suplemen: Dokter mungkin merekomendasikan suplemen seperti asam folat atau vitamin
tambahan untuk memastikan kecukupan nutrisi.

17
DAFTAR PUSTAKA
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Rencana Strategis Kementerian Kesehatan
Tahun 2015- 2019. Kemenkes RI: Jakarta, 2015.
kesehatan, 16(1), 29-35.
Emawali, A. (2017). Masalah gizi pada ibu hamil, Jumal Litbang. Media Informasi
Penelitian, Pengembangan dan IPTEK, 13(1), 60-69.
Runtukahu, AT, Marunduh, SR, & Polii, H. (2021). Peran Imunitas Seluler pada Ibu Hamil.
eBiomedik, 9 (2).
Almatsier, S , 2009. Prinsip Dasar Ilmu Gizi, Jakarta, Pt. Gramedia Pustaka Utama.
Kemenkes Ri, 2014. Pedoman Gizi Seimbang, Direktorat Jederal Bina Gizi dan KIA, Jakarta
hal.24-26.

18

Anda mungkin juga menyukai