Anda di halaman 1dari 17

KEBUTUHAN DASAR IBU PADA MASA NIFAS

Untuk Memenuhi Tugas

Mata Kuliah : Asuhan Masa Nifas

Dosen pengampu : Siti Nor Hasanah, M.Keb

Disusun Oleh:

Cantika (11194442010233)

Marlika Farlen (11194442010241)

PROGRAM STUDI DIPLOMA TIGA KEBIDANAN

FAKULTAS KESEHATAN

UNIVERSITAS SARI MULIA BANJARMASIN

2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tuga makalah yang berjudul “ Kebutuhan dasar ibu
pada masa nifas’ ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari ibu Siti Nor
Hasanah, M.Keb pada mata kuliah Asuhan masa nifas. Selain itu, makalah ini bertujuan
untuk menambah wawasan tentang kebutuhan dasar ibu pada masa nifas bagi pembaca dan
penulis. Kami juga mengucapkan terimaksih kepada semua pihak yang telah turut membantu
sehingga dapat menyelasaikan makalah ini.

Kami menyadari, makalah yang kami tullis ini masih jauh dari kata sempurna , oleh
karena itu kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan
makalah ini

Banjarmasin, 29 juni 2022

Penulis
DAFTAR ISI

JUDUL MAKALAH...................................................................................................................i

KATA PENGANTAR...............................................................................................................ii

DAFTAR ISI.............................................................................................................................iii

BAB I
PENDAHULUAN.....................................................................................................................1

A. Latar Belakang ..............................................................................................................1

BAB II
PEMBAHASAN........................................................................................................................2

A. Gizi (Vit A & Fe) …………………..............................................................................2


B. Mobilisasi Dini ..............................................................................................................2
C. Eliminasi ........................................................................................................................2
D. Seksual …………………...……………………………………………….
…………...3
E. Personal Hygiene ……………………………………………………………..……….4
F. Istirahat dan tidur ………...............................................................................................4
G. Senam Nifas …..............................................................................................................5
H. Perawatan Luka Perineum / Luka SC ............................................................................5

BAB III
PENUTUP..................................................................................................................................6

A. Kesimpulan.....................................................................................................................6
B. Saran...............................................................................................................................8

DAFTAR
PUSTAKA.................................................................................................................9
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar bekalang

Masa nifas (puerperium) adalah masa yang dimulai setelah plasenta keluar
dan berakhir ketika alat- alat kandungan kembali seperti keadaan semula
(sebelumhamil). Biasanya berlangsung selama lebih kurang 6-8 minggu.

Saat melahirkan ibu telah banyak mengeluarkan tenaga untuk melahirkan


anaknya. Setelah melahirkan ibu biasanya akan kelelahan dan kurang tenaga.Maka
dari itu ibu sangatlah membutuhkan tenaga yang banyak untuk menyusui bayinya
yang baru lahir yang mana sangat membutuhkan makan sete;ah dilahirkan.

Dalam proses laktasi ibu sangat membutuhkan makanan yang bergizi untuk
kesempurnaan produksi ASI. Jika ASI yang diproduksi ibu banyak maka bayi ibu
akan tumbuh dengan sehat dan berkembang seperti seharusnya atau normal.

Menyusui sangat banyak manfaatnya bagi ibu untuk proses pengembalian atau
pemulihan kembali kesehatan dan organ – organ ibu. Maka dari itu ibu membutuhkan
makanan yang bergizi. Belakangan ini ibu banyak yang tidak menyusui bayinya,
banyak alasan yang diajukan, padahal menyusui sangatlah banyak untungnya.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Gizi (Vit A & Fe)

Kebutuhan gizi pada masa nifas sebaiknya mengandung tinggi kalori.


Kecukupan gizi selama 6 bulan pertama masa laktasi 330 kkal lebih tinggi daripada
saat tidak hamil. Sebagian besar responden telah memenuhi kebutuhan akan gizi saat
masa nifas. Mayoritas responden yang telah terpenuhi kebutuhan gizinya mempunyai
pendidikan yang cukup dengan pendidikan tertingginya Sekolah Menengah Atas.
Tingkat pendidikan merupakan salah satu faktor predisposisi yang mempengaruhi
perilaku seseorang. Hasil pendidikan orang dewasa adalah perubahan kemampuan dan
perilakunya. Seseorang dengan pendidikan yang tinggi akan lebih banyak menerima
dan mengetahui tentang informasi kesehatan termasuk tentang informasi gizi yang
baik bagi ibu nifas. Informasi tersebut akan memberikan pengaruh terhadap
pengambilan keputusan pemilihan makanan ibu nifas. Pantangan makan pada masa
nifas dapat menurunkan asupan gizi ibu yang akan berpengaruh terhadap kesehatan
ibu dan produksi air susu. Pantangan makan sumber- sumber protein akan
menyebabkan defisitnya tingkat kecukupan protein dan zat besi sehingga
menyebabkan terjadinya anemia. Terpenuhinya kebutuhan gizi selama masa nifas,
khususnya protein berhubungan dengan lamanya penyembuhan luka perineum

1. Vitamin A
Vitamin A yang berguna bagi kesehatan kulit, kelenjar serta mata.Vitamin
A terdapat dalam telur, hati dan keju. Jumlah yang dibutuhkan adalah 1,300
mg. Minum vitamin A (200.000 unit) agar bisa memberikan Vitamin A
kepada bayinya melalui ASInya.

2. Fe
Pil zat besi harus diminum untuk menambah zat gizi setidaknya selama 40
hari pasca bersalin.

B. Mobilisasi Dini
Setelah bersalin ibu akan merasa lelah. Oleh karena itu ibu harus sehat.
Mobilisasi yang dilakukan tergantung pada komplikasi persalinan nifas dan
sembuhnya luka. Ambulasi dini (early ambulation) adalah mobilisasi segera setelah
ibu melahirkan dengan membimbing ibu untuk bangun dari tempat tidurnya. Ibu
postpartum diperbolehkan bangun dari tempt tidurnya 24-48 jam setelah melahirkan.
Anjurkan ibu untuk memulai mobilisasi dengan miring kanan/kiri, duduk kemudian
berjalan. Keuntungan ambulasi dini adalah:
 Ibu merasa lebih sehat dan kuat.
 Fungsi usus, sirkulasi, paru-paru dan perkemihan lebih baik.
 Memungkinkan kita mengajrkan ibu cara merawat anakanya selama ibu
masih dirumah sakit. Misalnya memandikan, mengganti pakaian, dan member
makan.
 Lebih sesuai dengan keadaan Indonesia (social ekonomis).

Menurut penelitian tidak berpengaruh buruk, tidak menyebabkan perdarahan


abnormal, tidak mempengaruhi penyembuhan luka episiotemi maupun luka diperut,
serta tidak memperbesar kemungkinan prolapses uteri. Early ambulation tidak
dianjurkan pada bu postpartum dengan penyulit, seperti anemia, penyakit jantung,
penyakit paru-paru, demam, dan sebagainya.

C. Eliminasi
1. BAK/Miksi
Buang air kecil sendiri sebaiknya dilakukan secepatnya. Miksi normal bila
BAK spontan setiap 3-4 jam. Kesulitan BAK dapat disebabkan karena
springter uretra tertekan oleh kepala janin dan spasme ole iritasi muskulo
spingter ani selama persalinan, atau dikarenakan oedem kandung kemih
selama persalinan. Lakukan kateterisasi apabila kandung kemih penh dan sulit
berkemih.
2. Defekasi / BAB
Ibu diharapkan dapat BAB sekitar 3-4 hari postpartum. Apabila mengalami
kesuliatan BAB atau obstipasi, lakukan diet teratur ; cukup cairan : konsumsi
makanan berserat; olahraga; berikan bat rangsangan per oral atau per rektal
atau lakukan klisma bilamana perlu.

D. Seksual
Secara fisik aman memulai hubungan suami istri begitu darah merah berhenti
dan ibu dapat memasukkan satu dua jarinya kedalam vagina tapa rasa nyeri. maka ibu
aman untuk memulai melakukan hubungan suami istri kapan saja ibu siap.
Banyak buadaya yang mempunyai tradisi menunda hubungan suami istri
sampai masa waktu tertentu, misalnya setelah 40 hari atau 6 minggu setelah
persalinan. Keputusan ini bergantung pada pasangan yang bersangkutan.
Hal yang dapat menyebabkan pola seksual selama nifas berkurang antara lain:
1. Gangguan/ ketidaknyamanan fisik.
2. Kelelahan.
3. Ketidakseimbangan hormone.
4. Kecemasan berlebihan.

E. Personal Hygiene
Kebersihan diri berguna untuk mengurangi infeksi dan meningkatkan perasaan
nyaman. Kebersihan diri meliputi kebersihan tubuh, pakaian, tempat tidur maupun
lingkungan. Beberapa hal yang dapat dilakukan ibu postpartum dalam menjaga
kebersihan diri, adalah sebagai berikut:
 Mandi teratur minimal 2 kali sehari
 Mengganti pakaian dan alas tempat tidur
 Menjaga lingkungan sekitar tempt tinggal
 Melakukan perawatan perineum
 Mengganti pembalut minimal 2 kali sehari
 Mencuci tangan setiap membersihkan daerah genitalia.
Berikut mengenai cara membersihkan vagina yang benar :
 Siram mulut vagina hingga bersih dengan air setiap kali BAK dan BAB. Air
yang dipergunakan tak perlu matang asalkan bersih. Basuh dari arah depan ke
belakang hingga tidak adda sisa-sisa kotoran yang menempel disekitar vagina
baik itu dari air seni maupun feses yang mengandung kuman dan bisa
menimbulkan infeksi pada luka jahitan.
 Vagina boleh dicuci menggunakan sabun maupun cairan antiseptic karena
dapat berfungsi sebagai penghilang kuman. Yang penting jangan takut
memegang daerah tersebut dengan saksama.
 Bila ibu benar-benar takut menyentuh luka jahitan, upaya menjaga kebersihan
vagina dapat dilakukan dengan cara duduk berendam dalam cairan antiseptic
selama 10 menit. Lakukan setelah BAK atau BAB.
 Yang kadang terlupakan, setelah vagina dibersihkan, pembalutnya
tidakdiganti. Bila seperti itu caraya maka akan percuma saja. Bukankah
pembalut tersebut sudah dinodai darah dan kotoran? Berarti bila pembalut
tidak diganti, maka vagina akan tetap lembab dan kotor.
 Setelah dibasuh, keringkan perineum dengan handuk lembut, lalu kenakan
pembalut bar. Ingat pembalut harus diganti setiap habis BAK atau BAB atau
minimal 3 jam sekali atau bila sudah dirasa tidak nyaman. Setelah semua
langkah tadi dilakukan, perineum dapat diolesi salep antibiotic yang
diresepkan oleh dokter.

F. Istirahat
Istirahat yang memuaskan bagi ibu yang bar merupakan masalah yang sangat
penting sekalipun kadang-kadang tidak mudah dicapai. Keharusan ibu untuk
beristirahat sesudah melahirkan memang tidak diragukan lagi, kehamilan dengan
beban kandungan yang berat dan banyak keadaan yang menganggu lainnya, plus
pekerjaan bersalin. Dengan tubuh yang letih dan mungkin pula pikiran yang sangat
aktif, ibu sering perlu dingatkan dan dibantu agar mendapat istirahat yang cukup.
Hal - hal yang dapat dilakukan ibu dalam memenuhi kebutuhan istirahatnya
antara lain:
 Anjurkan ibu untuk cukup istirahat.
 Sarankan ibu untuk melakukan kegiatan rumah tanga secara perlahan.
Tidur siang atau istirahat saat bayi tidur.
Kurang istirahat dapat menyebabkan:
 Jumlah ASI berkurang.
 Memperlambat proses involusio uteri.
 Menyebabkan depresi dan ketidakmampuan dalam merawat bayi.

G. Senam Nifas
Senam Nifas adalah senam yang dilakukan oleh ibu setelah persalinan, setelah
keadaan ibu normal. Senam nifas merupakan latihan yang tepat untuk memulihkan
kondisi tubuh ibu dan keadaan ibu secara pisiologis maupun psikologis. Wanita yang
setelah persalina seringkali mengeluhkan bentuk tubuhnya yang melar. Hal ini dapat
dimaklumi karena merupakan akibat membesarnya otot rahim karena pembesaran
selama kehamilan dan otot perut jadi memanjang sesuai usai kehamilan yang terus
bertambah . setelah persalinan, otot-otot tersebut akan mengendur. Selain itu,
peredaran darah dan pernafasan belum kembali normal. Hingga untuk mengembalikan
tubuh ke bentuk dan kondisi semula salah satunya dengan melakukan senam nifas
yang teratur di samping anjuran-anjuran lainnya. Beberapa factor yang menentukan
kesiapan ibu untuk memulai senam nifas antara lain :
 Tingkat kebugaran tubuh ibu
 Riwayat persalinan
 Kemudahan bayi dalam pemberian asuhan
 Kesulitan adaptasi postpartum.
Tujuan senam nifas:
 Membantu mempercepat pemulihan kondisi ibu.
 Mempercepat proses involusio uteri.
 Membantu memulihkan dan mengencangkan otot panggul, perut, dan
perineum.
 Memperlancar pengeluaran lokhia.
 Membantu mengurangi rasa sakit.
 Merelaksasikan Otot-otot yang menunjang proses kehamilan dan persalinan.
Manfaat senam nifas :
 Membantu memperbaiki sirkulasi darah
 Memperbaiki sikap tubuh dan punggung pasca persalinan.
 Memperbaiki otot tonus, pelvis dan peregangan otot abdomen.
 Memperbaiki dan memperkuat otot panggul.
 Membantu ibu lebih relaks dan segar pasca persalinan.
Senam nifas dilakukan pada saat ibu benar-benar pulih dan tidak ada
komplikasi atau penyulit masa nifas atau diantara waktu makan.
Sebelum senam nifas, persiapan yang dapat dilakukan adalah:
 Mengenakan baju yang nyaman untuk olahraga
 Minum banyak air putih
 Dapat dilakukan di tempat tidur.
 Dapat diringi musik
 Perhatikan keadaan ibu.

Latihan senam nifas yang dapat dilakukan antara lain :

 Senam otot dasar panggul (dapat dilakukan setelah 3 hari pasca persalinan)
Langkah-langkah senam otot dasar panggul : kerutkan atau kencangkan otot
sekitar vagina, seperti kita menahan BAK selama 5 detik, kemudian
kendorkan selama 3 detik, selajutnya kencangkan lagi. Mulailah dengan 10
kali 5 detik pengencangan otot 3 kali sehari, secara bertahap lakukan senam,
ini sampai mencapai 30-50 kali 5 detik dalam sehari
 Senam otot perut (dilakukan setelah 1 minggu nifas) Senam dilakukan dengan
posisi berbaring dan lutut tertekuk pada alas yang datar dank eras. Mulailah
dengan melakukan 5 kali per hari untuk setiap jenis seam di bawah ini. Setiap
minggu tambahkan frekuensinya dengan 5 kali lagi, maka pada akhir masa
nifas setiap jenis senam ini dilakukan 30 kali.
Langkah-Langkah senam otot perut :
a. Menggerakkan panggul
 Ratakan bagian bawah punggung dengan alas tempat berbaring
 Keraskan otot perut atau panggul, tahan sampai 5 hitungan,
bernafas biasa
 Otot kembali relaksasi, bagian bawah punggung kembali ke
posisi.
b. Bernafas dalam
 Tariklah nafas dalam-dalam dengan tanga diatas perut. Perut
dan tangan
 diatasnya akan tertarik katas. Tahan selam 5 detik. Keluarkan
nafas panjang.
 Pert dan tangan diatasnya akan terdorong kebawah.
Kencangkan otot perut dan tahan selama 5 detik.

c. Menyilangkan tungkai
Lakukan posisi seperti pada langkah A. pada posisi tersebut, lakukan
tumit ke pantat. Bila hal ini tak dapat dilakukan, maka dekatkan tumit
ke pantat sebisanya. Tahan selama 5 detik, pertahankan bagian bawah
punggung tetap rata.
d. Menekukkan tubuh
Lakukan posisi seperti langkah A. tarik dengan menarik dagu dan
mengangkat kepala. Keluarkan nafas dan angkat kedua bahu untuk
mencapai kedua lutut. Tahan selama 5 detik. Tariklah nafas sambil ke
posisi dalam 5 hitungan.
e. Bila kekuatan tubuh semakin baik, lakukan sit-up yang lebih sulit.
Dengan kedua lengan diatas dada. Selanjutnya tangan di belakang
kepala, ingatlah untuk tetap mengencangkan otot perut. Bagian bawah
punggung tetap menempel pada alas tempt berbaring.
Catatan : Bila ibu merasa pusing, merasa sangat lelah atau darah nifas
yang keluar bertambah banyak, ibu sebaiknya menghentikan latihan
senam nifas. Mulai lagi beberapa hari kemudian dan membatasi pada
latihan senam yang dirasakan tidak terlalu melelehkan

H. Perawatan luka perineum


Saat proses persalinan normal berlangsung, ibu akan mengejan kuat untuk
membuka jalan lahir agar bayi dapat dilahirkan. Ketika ibu mengejan dan mendorong
bayi keluar dari rahim, vagina dan perineumnya akan mengalami tekanan yang sangat
kuat. Hal ini berisiko tinggi menyebabkan luka robekan pada vagina dan perineum
yang dapat menyebabkan perdarahan pascapersalinan. Oleh karena itu, untuk
memperbaiki bagian yang robek tersebut, dokter atau bidan akan melakukan
penjahitan.
Tingkat Robekan Vagina Setelah Melahirkan:
Tingkat 1 : Robekan terjadi di lapisan kulit dan jaringan sekitar vagina, namun
belum mencapai otot. Robekan berukuran kecil dan dapat sembuh tanpa
proses penjahitan.

Tingkat 2 : Robekan yang terjadi lebih dalam dan tidak hanya melibatkan kulit
dan jaringan sekitar vagina, tapi juga otot. Robekan tingkat 2 sering kali perlu
dijahit lapis demi lapis dan membutuhkan waktu berminggu-minggu agar
bekas jahitan bisa pulih.
Tingkat 3 : Robekan tingkat 3 mencakup robekan pada kulit, otot perineum,
hingga otot yang mengelilingi anus. Robekan ini tergolong parah dan harus
dijahit di ruang operasi. Pada kasus tertentu, ibu yang mengalami robekan
perineum yang berat ini bisa mengalami komplikasi berupa inkontinensia tinja
dan nyeri saat berhubungan seksual.
Tingkat 4 : Robekan tingkat 4 lebih dalam dari otot anus, bahkan mencapai
usus. Proses penjahitan pun juga harus dilakukan di ruang operasi.

Cara Merawat Jahitan Pasca Melahirkan Normal :

 Duduk secara perlahan dan gunakan bantal berbentuk donat untuk menyangga
tubuh ketika hendak duduk.
 Hindari mengangkat beban berat atau mengejan selama beberapa hari setelah
luka dijahit.
 Kompres luka jahitan dengan es batu yang dibungkus kain, untuk mengurangi
gatal dan nyeri di daerah ini.
 Bersihkan luka jahitan setelah buang air kecil dan buang air besar, lalu
keringkan area luka.
 Ganti pembalut pasca persalinan secara teratur dan selalu cuci tangan sebelum
dan setelah memasangnya.
 Lakukan senam kegel untuk memperkuat otot dan mempercepat penyembuhan
luka jahitan pasca melahirkan.
 Konsumsi makanan kaya serat dan banyak minum air putih untuk untuk
mencegah konstipasi, sehingga buang air besar menjadi lebih mudah dan tidak
mengganggu luka jahitan perineum.

Untuk mengatasi nyeri berat akibat luka jahitan pasca melahirkan normal, ibu juga
bisa mengonsumsi obat antinyeri, seperti paracetamol, sesuai anjuran. Selain itu,
biasanya juga akan diresepkan antibiotik untuk mencegah infeksi setelah luka pada
vagina dan perineum dijahit. Secara umum, jahitan pasca melahirkan normal
merupakan prosedur yang aman dan umum dilakukan. Luka juga biasanya akan pulih
dalam waktu beberapa hari setelah mendapatkan jahitan pasca melahirkan normal.

Cara Merawat Luka Sayatan Operasi Caesar

Luka sayatan operasi caesar biasanya memiliki panjang sekitar 10–15 cm. Bila tidak
terjadi infeksi, luka tersebut akan menutup dan pulih dalam jangka waktu 6 minggu.

Sekitar 48 jam setelah menjalani operasi caesar, Anda mungkin akan merasakan
beberapa keluhan, seperti mual, sulit bergerak, serta rasa gatal dan sedikit perih pada luka
operasi. Biasanya keluhan tersebut akan mereda dengan sendirinya dalam waktu beberapa
hari.

Agar luka jahitan operasi bisa sembuh dan tidak terinfeksi, Anda perlu melakukan
perawatan luka jahitan operasi caesar berikut ini:

 Bersihkan luka sayatan secara teratur


Selalu menjaga kebersihan luka operasi sangat penting dilakukan untuk mencegah
risiko infeksi dan mempercepat proses pemulihan. Dokter atau perawat umumnya
akan memberikan Anda petunjuk mengenai cara membersihkan luka jahitan selama
menjalani masa pemulihan di rumah.
Bersihkan luka jahitan dengan cara mengusapnya dengan kain yang telah dibasahi air
bersih. Lakukan secara lembut dan perlahan, serta hindari menggosok area luka
jahitan. Setelah itu, keringkan menggunakan lap atau handuk yang kering dengan cara
ditepuk-tepuk.
 Gunakan pakaian yang longgar dan nyaman
Pakaian yang ketat akan membuat tubuh mudah berkeringat, sehingga luka sayatan
operasi caesar berisiko mengalami iritasi. Selain itu, gesekan antara luka dengan
bahan pakaian juga bisa memicu terjadinya peradangan.
Oleh karena itu, kenakan pakaian yang longgar dan berbahan katun agar lebih nyaman
dan dapat menyerap keringat. Cara ini dapat menjaga luka tetap kering dan bersih,
serta sembuh lebih cepat.
 Hindari aktivitas fisik berat
Selama masa pemulihan pascaoperasi caesar, Anda perlu membatasi aktivitas fisik
agar tidak kelelahan. Terlalu banyak beraktivitas akan membuat proses pemulihan
luka sayatan atau jahitan operasi caesar menjadi lebih lama.
Jika ingin berolahraga, Anda perlu bersabar hingga dokter menyatakan bahwa Anda
sudah boleh berolahraga dan menjalani aktivitas fisik seperti biasa. Biasanya, dokter
akan memperbolehkan Anda kembali berolahraga dan beraktivitas fisik dalam waktu
beberapa minggu setelah operasi caesar.
 Konsumsi obat penghilang rasa sakit
Selama beberapa hari pertama setelah operasi caesar, Anda mungkin merasakan nyeri
di area luka jahitan. Kondisi ini umum terjadi dan akan hilang dengan sendirinya
seiring masa pemulihan.
Namun, bila nyeri yang dirasakan menyebabkan rasa tidak nyaman, dokter umumnya
akan memberikan obat penghilang rasa sakit, seperti paracetamol, untuk mengurangi
rasa nyeri yang muncul.
Mengenali Gejala Infeksi yang Harus Segera Diperiksa Beberapa minggu setelah
operasi, luka sayatan akan berubah warna menjadi kemerahan. Ini artinya luka jahitan
operasi caesar di tubuh Anda sudah berangsur membaik.
Namun, bila terjadi pembengkakan di area sekitar luka sayatan atau luka tampak
mengeluarkan cairan, sebaiknya segera periksakan diri ke dokter karena ini bisa jadi
pertanda adanya infeksi. Luka jahitan operasi caesar yang terinfeksi akan membuat
Anda mengalami beberapa gejala berikut ini:
1. Keluarnya nanah dan darah dari area bekas luka operasi
2. Nyeri perut yang tak kunjung hilang atau bahkan memburuk
3. Demam
4. Nyeri atau perih saat buang air kecil
5. Keputihan yang berbau tidak sedap

Umumnya, lama masa pemulihan yang harus dilalui setiap wanita yang menjalani
operasi caesar berbeda-beda. Namun, dengan rutin menjaga kebersihan luka jahitan
operasi caesar dan tentunya dukungan dari pasangan serta kehadiran buah hati, secara
tidak langsung berdampak besar terhadap proses pemulihan Anda.
Namun, jika mengalami beberapa tanda dan gejala di atas setelah operasi caesar,
segera periksakan diri ke dokter kandungan untuk mendapatkan perawatan luka
jahitan operasi caesar yang tepat.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Perempuan masa nifas perlu dipenuhi kebutuhanya untuk bias memulihkan
kondisi setelah melahirkan dan untuk persiapan laktasi supaya bayinya tumbuh
kembangnya berjalan dengan normal. Kebutuhan yang esensial dari perempuan
nifas meliputi :
1. Gizi (Vit A & Fe)
2. Mobilisasi Dini
3. Eliminasi
4. Seksual
5. Personal Hygiene
6. Istirahat dan tidur
7. Senam Nifas
8. Perawatan Luka Perineum / Luka SC

B. Saran

Untuk para ibu setelah melahirkan dianjurkan untuk mengkonsumsi makanan


yang bergizi. Karena kebutuhan ibu yang menyusui itu lebih banyak dibandingan
dengan ibu hamil maupun wanita biasa. Dengan menyusui di harapkan untuk
mengurangi AKI dan AKA karena dengan menyusui dapat mengurangi kemungkinan
terjadinya komplikasi.
DAFTAR PUSTAKA

Woolner, et al. (2019). The Impact of Third or Fourth Degree Perineal Tears on the Second
Pregnancy: A Cohort Study of 182, 445 Scotish Women. Plos One, 14(4), pp. e0215180.

International Journal of Women’s Health, 9, pp. 81–88. American Pregnancy Association


(2015). Cesarean Birth After Care. Jacobson, J.D. National Institutes of Health (2020).

Anda mungkin juga menyukai