Anda di halaman 1dari 16

LAKTASI

Disusun oleh
Kelompok 3:

1. Dara Ayu Az Zahra (P05140320011)


2. Novaria Devi Ervianti (P05140320029)
3. Mahffira Piarti Putri (P05140320023)
4. Elva Febriana (P05140320016)
5. Aulia fitrinisa (P05140320009)
6. Masarah Alivia salsabilla P05140320025
7. Yuni Armanda (P05140320047)

DOSEN PENGAMPUH:
Wewet Savitri,M.Keb

SARJANA TERAPAN KEBIDANAN


POLTEKKES KEMENKES BENGKULU
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
TAHUN AJARAN 2021/2022
|
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala
limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah
yang berjudul “laktasi”
Dalam penulisan makalah ini juga, tidak sedikit hambatan yang kami hadapi, karena
kami merasa masih banyak kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat
akan kemampuan yang dimiliki kami. Namun kami menyadari bahwa kelancaran dalam
penyusunan materi ini tidak lain berkat tuntunan-Nya dan bimbingan dari berbagai pihak,
sehingga kendala-kendala yang kami hadapi dapat teratasi.
Untuk itu dalam kesempatan ini kami ingin menyampaikan ucapan terimakasih kepada
semua pihak yang telah bersedia membantu dalam menyelesaikan makalah ini. Selain itu kami
juga mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak, demi penyempurnaan pembuatan makalah
ini.

Bengkulu, 20 Juli 2022

Tim Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR........................................................................................................... i

DAFTAR ISI......................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................... 4

A. Latar Belakang .................................................................................................................. 4

B. Rumusan Masalah ............................................................................................................. 4

C. Tujuan................................................................................................................................ 5

BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................................... 6

A. pengertian Laktasi ............................................................................................................. 6

B. Fisiologi Laktasi ................................................................................................................ 6

C. Reflek Laktasi ................................................................................................................... 8

D. Dasar-dasar Laktasi ........................................................................................................ 10

E. Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan saat Menyusui ............................................................ 11

F. Keuntungan yang dapat Ibu dan Bayi Peroleh Dari Kegiatan Menyusui ........................ 12

BAB III PENUTUP ............................................................................................................ 14

A. Kesimpulan .................................................................................................................... 14

B. Saran ................................................................................................................................ 14

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 15


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap manusia pada umumnya mempunyai payudara, tetapi antara laki - laki dan
perempuan berbeda dalam fungsinya. Payudara yang matang adalah salah satu tanda kelamin
sekunder dari seorang gadis dan merupakan salah satu organ yang indah dan menarik. Lebih dari
itu untuk mempertahankan kelangsungan hidup keturunannya maka organ ini menjadi sumber
utama dari kehidupan, karena Air Susu Ibu ( ASI ) adalah makanan bayi yang paling penting
terutama pada bulan - bulan pertama kehidupan.
Payudara (mammae, susu) adalah kelenjar yang terletak di bawah kulit, di atas otot dada.
Fungsi dari payudara adalah memproduksi susu untuk nutrisi bayi. Manusia mempunyai
sepasang kelenjar payudara yang beratnya kurang lebih 200 gram, saat hamil 600 gram dan saat
menyusui 800 gram.Menjelang akhir kehamilan, kelenjar mamae Ibu berkembang penuh untuk
menyusui, tetapi hanya beberapa mililiter cairan di sekresi setiap hari sampai setelah bayi di
lahirkan cairan ini di namakan kolostrum.. Penting untuk diketahui oleh ibu-ibu supaya
menyususi harus dilaksanakan berdasarkan permintaan/kebutuhan bayinya dan dilaksanakan
secara teratur sepanjang hari baik pagi maupun malam hari.
Hal ini yang merupakan hambatan paling besar untuk ibu-ibu, terutama ibu-ibu yang bekerja
atau bagi ibu-ibu di negara-negara maju, yang mengalami kesulitan dalam mengikuti pola
menyusui yang demikian ketat.Bidan mempunyai peranan yang sangat istimewa dalam
menunjang pemberian ASI. Bidan dapat membantu ibu untuk memberikan ASI dengan baik dan
mencegah masalah-masalah umum yang terjadi.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian laktasi ?
2. Apa fisiologi laktasi ?
3. Apa reflek laktasi ?
4. Apa dasar-dasar laktasi ?
5. Apa hal-hal yang perlu diperhatikan saat menyusui ?
6. Apa keuntungan yang dapat diperoleh ibu dan bayi dari kegiatan menyusui ?
C. Tujuan
1. Megetahui pengertian laktasi.
2. Megetahui fisiologi laktasi.
3. Mengetahui reflek laktasi.
4. Megetahui dasar-dasar laktasi.
5. Mengetahui hal-hal yang perlu diperhatikan saat menyusui.
6. Mengetahui keuntungan yang dapat diperoleh ibu dan bayi dari kegiatan menyusui.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Laktasi
Menyusui merupakan ketrampilan yang dipelajari oleh ibu dan bayi. Dimana keduanya
membutuhkan waktu dan kesabaran untuk pemenuhan nutrisi pada bayi selama 6 bulan
(Purwanti, 2004). Laktasi merupakan teknik menyusui mulai dari ASI dibuat sampai pada
keadaan bayi menghisap dan menelan ASI. Laktasi merupakan bagian kelengkapan dari siklus
reproduksi mamalia termasuk manusia. Masa laktasi berguna untuk menambah pemberian ASI
dan meneruskan pemberian ASI sampai anak berumur 2 tahun dengan baik dan benar serta anak
memperoleh kekebalan tubuh secara alami (Wiji & Mulyani, 2013). Proses laktasi menurut (Wiji
& Mulyani, 2013) mempengaruhi hormonal, adapun hormon-hormon yang berperan dalam
proses laktasi adalah:
a. Progesteron, berperan untuk mempengaruhi pertumbuhan dan ukuran alveoli.
b. Estrogen, berperan untuk menstimulasi sistem saluran ASI agar membesar sehingga dapat
menampung ASI lebih banyak. Kualitas estrogen mengalami penurunan saat melahirkan dan
tetap rendah untuk beberapa bulan selama tetap menyusui. Ibu menyusui sebaiknya
menghindari KB hormonal berbasis hormon estrogen, karena menjadikan jumlah produksi
ASI berkurang.
c. Follicle Stimulating Hormone (FSH).
d. Luteinizing Hormone (LH).
e. Prolaktin, ketika masa kehamilan prolaktin berperan dalam membesarnya alveoli.
f. Oksitosin, aktif untuk mengencangkan otot halus dalam Rahim pada saat melahirkan dan pasca
melahirkan, seperti halnya juga dalam orgasme. Pasca melahirkan oksitosin berperan untuk
mengencangkan otot halus di sekitar alveoli untuk memeras ASI menuju saluran susu.
Oksitosin berperan dalam proses turunnya susu let down atau milk ejection reflex.
g. Human Placental Lactogen (HPL). Mulai menginjak bulan kedua kehamilan, placenta
menghasilkan banyak HPL yang berfungsi dalam pertumbuhan payudara, putting dan areola
sebelum melahirkan. Pada bulan kelima dan keenam kehamilan, payudara bersedia untuk
memproduksi ASI.
Manajemen laktasi merupakan suatu tata kelola yang menyeluruh yang berkaitan dengan
laktasi dan penggunaan ASI menuju suatu keberhasilan menyusui yang berguna untuk
pemeliharaan kesehatan ibu dan bayinya (Purwanti, 2004). Menjumpai masa laktasi sejak dari
kehamilan akan mengalami perubahan-perubahan pada kelenjar payudara yaitu:
a. Proliferasi jaringan pada kelenjar-kelenjar, alveoli dan jaringan lemak meningkat.
b. Pembuatan cairan susu dari duktus laktiferus disebut colostrum, berwarna kuning-putih susu.
c. Hipervaskularisasi pada permukaan dan bagian dalam.
d. Pasca persalinan, pengaruh supresi estrogen dan progesterone hilang. Air susu dirangsang oleh
hormon laktogenik (LH) atau prolaktin. Air susu keluar akibat dari mio-eptel kelenjar yang
berkontrasi yang dipengaruhi oleh oksitosin. Produksi air susu bertambah sesudah 2-3 hari
setelah persalinan.
Bila bayi mulai disusui, isapan pada putting susu merupakan rangsangan psikis yang
secara reflektoris menimbulkan dikeluarkan oleh hipofise. Produksi Air Susu Ibu (ASI) menjadi
lebih banyak. Sebagai hasil positifnya adalah involusi uteri akan lebih sempurna. Disamping ASI
merupakan makanan utama bagi bayi yang tidak ada bandingannya, menyusui bayi sangat baik
untuk merasakan rasa kasih sayang antara ibu dan anak.

B. Fisiologi Laktasi
Laktasi atau menyusi merupakan proses integral dari daur reproduksi dan mempunyai
dua pengertian yaitu produksi dan pengeluaran ASI. Keduanya harus sama baiknya. Secara
alamiah akibat pengaruh hormon maka akan terjadi perubahan secara bertahap sesuai umur dan
kondisi menurut (Wiji & Mulyani, 2013) terdiri dari proses:
a. Mammogenesis, yaitu pembentukan kelenjar payudara.
Pembentukan kelenjar payudara dimulai dari sebelum pubertas, masa siklus menstruasi dan
masa kehamilan. Pada masa kehamilan akan mengalami peningkatan yang jelas dari duktulus
yang baru, percabangan dan lobulus yang dipengaruhi oleh hormon placenta dan korpus luteum.
Hormon yang ikut membantu mempercepat pertumbuhan adalah prolaktin, laktogen placenta,
korionik gonadotropin , insulin, kortisol, hormon tiroid, hormon paratiroid dan hormon
pertumbuhan. Pada usia tiga bulan kehamilan prolaktin dari adenohipofise (hipofise anterior)
mulai merangsang kelenjar air susu untuk menghasilkan air susu yang disebut kolostrum.
Pada masa ini estrogen dan progesteron menyebabkan pengeluaran kolostrum masih
terhambat, tetapi jumlah prolactin meningkat ketika aktifitasnya dalam pembuatan kolostrum
yang ditekan. Setelah melahirkan estrogen dan progesteron akan menurun dan prolaktin akan
meningkat, oksitosin (hipofise posterior) meningkat bila ada rangsangan hisap, sel miopitelium
buah dada berkontraksi.
b. Galaktogenesis, yaitu proses pembentukan atau produksi ASI
Pada seorang ibu menyusui dikenal 2 refleks yang masingmasing berperan sebagai
pembentukan dan pengeluaran air susu yaitu refleks oksitosin atau let down refleks dan reflek
prolaktin.
c. Galaktopoesis, yaitu proses mempertahankan produksi ASI
Hubungan yang utuh antara hipotalamus dan hipofise akan mengatur kadar oksitosin dan
prolaktin dalam darah. Hormonhormon ini berfungsi untuk pengeluaran dan pemeliharaan
penyediaan air susu selama menyusui. Proses pemberian ASI memerlukan pembuatan dan
pengeluaran air susu dari alveoli ke sistem duktus. Bila susu tidak dikeluarkan mengakibatkan
berkurangnya sirkulasi darah kapiler yang menyebabkan terlambatnya proses menyusui.
Kekuatan isapan kurang disebabkan oleh berkurangnya rangsangan menyusu oleh bayi, frekuensi
isapan yang kurang dari singkatnya waktu menyusui berarti pelepasan prolaktin dari hipofise
berkurang, sehingga pembuatan air susu berkurang, karena diperlukan kadar prolaktin yang
cukup untuk mempertahankan pengeluaan air susu mulai sejak minggu pertama kelahiran.
Komponen penghambat pengeluaran prolaktin yang belum jelas bahannya menyebabkan
terhambatnya pengeluaran prolaktin, beberapa bahan seperti dopamin, serotonin, katekolamin,
dihubungkan ada kaitannya dengan pengeluaran prolaktin. Oksitosin berfungsi pada sel-sel
moepitelium pada alveoli kelenjar mamae. Hormon ini berperan untuk memacu kontraksi otot
polos yang ada di dinding alveolus dan dinding saluran sehingga ASI dipompa keluar. Semakin
sering menyusi, pengosongan alveolus dan saluran semakin baik sehingga kemungkinan
terjadinya bendungan susu semakin kecil dan menyusui akan semakin lancar. Jadi peranan
oksitosin dan prolaktin mutlak diperlukan dalam laktasi.
C. Reflek Laktasi
Dimasa laktasi, terdapat dua mekanisme refleks pada ibu yaitu refleks prolaktin dan
refleks oksitosin yang berperan dalam produksi ASI dan involusi uterus (khususnya pada masa
nifas). Pada bayi, terdapat 3 jenis refleks menurut (Wiji & Mulyani, 2013), yaitu:
a. Refleks mencari putting susu (Rooting reflex)
Mulut bayi akan mendekat ke arah dimana terjadi sentuhan pada pipinya. Bayi akan membuka
mulutnya apabila bibirnya disentuh dan berusaha untuk menghisap benda yang disentuhkan
tersebut.
b. Refleks menghisap (Sucking reflex)
Rangsangan putting susu pada langit-langit bayi menyebabkan refleks menghisap yang
dilakukan oleh bayi. Isapan ini akan menimbulkan areola dan putting susu ibu tertekan, lidah dan
langit-langit bayi sehingga sinus laktiferus dibawah areola dan ASI terpancar keluar.
c. Refleks menelan (Swallowing reflex)
Kumpulan ASI di dalam mulut bayi menekan otot-otot di daerah mulut dan faring untuk
mengaktifkan refleks menelan dan mendorong ASI ke dalam lambung bayi.

D. Dasar-Dasar Laktasi
Untuk melakukan proses laktasi, ternyata tidak boleh sembarangan, karena ada beberapa
tahapan yang menjadi dasar-dasar dari proses laktasi tersebut. Dasar-dasar laktasi adalah sebagai
berikut:
1. Inisiasi Menyusui Dini (IMD)
laktasi adalah Sesaat setelah melahirkan, lakukan IMD dengan cara meletakkan bayi di dada
atau skin to skin. Lalu berikan ASI selama kurang lebih satu jam. Pada saat melakukan ini, tetap
tenang dan jangan panik karena mungkin bayi belum bisa menyusui dengan benar atau ASI
tidak keluar dengan cepat dan banyak. Melakukan IMD akan menunjang bonding antara ibu dan
bayi. Oleh karena itulah, dalam melakukannya usahakan agar ibu dan bayi tetap tenang dan
nyaman.
2. Rawat Gabung (Rooming In)
Banyak orang menganggap bahwa bayi yang berada dekat dengan ibu cenderung lebih sehat.
Oleh karena itulah, coba minta pada pihak rumah sakit untuk rawat gabung dalam satu kamar
sehat terpisah dari kamar inap ibu.
3. Tidur Bersama
Agar hubungan ibu dan bayi lebih dekat, disarankan untuk ibu tidur bersama bayi saat
menyusui eksklusif. Namun, tetap perhatikan keselamatan bayi saat tidur bersama, jangan
sampai ibu ketiduran karena akan membahayakan bayi.
4. Mengetahui Jadwal Pemberian ASI
Bayi membutuhkan asupan nutrisi untuk membantu tumbuh kembangnya. ASI menjadi
sumber makanan pokok bayi untuk memenuhi asupan nutrisinya. Maka ibu harus mengetahui
jadwal pemberian ASI. Jadwal pemberian ASI akan berbeda tergantung umur bayi. Bayi baru
lahir membutuhkan ASI setiap 2-3 jam sekali, bayi usia 6 minggu akan menyusui setiap 4 jam
sekali dan terus berlanjut hingga usia 10-12 bulan. Apabila usia bayi sudah lebih dari 12 bulan,
maka bayi dapat tidur lelap tanpa bangun pada malam hari. Dengan ini, maka masing-masing
bayi memiliki porsi ASI yang tidak sama.
5. Posisi Menyusui
Dasar yang kelima dari laktasi adalah proses menyusui. Posisi menyusui ada berbagai macam.
Misalnya, dengan berbaring miring sambil memeluk bayi jadi tidak perlu repot
menggendongnya, namun ibu harus berhati-hati saat ketiduran jangan sampai jatuh pada tubuh
bayi. Selain berbaring, bisa juga dengan menggendong di pangkuan, cara ini lebih aman untuk
ibu dan bayi. Hal yang terpenting adalah kenyamanan ibu dan bayi saat menyusui.
6. Berikan ASI Hingga Usia 2 Tahun
Pemberian ASI sampai dengan usia 2 tahun sangat dianjurkan. Setelah usia 2 tahun, bayi
mulai mengonsumsi makanan penambah ASI (MPASI) untuk memenuhi kebutuhan nutrisinya.
Demikianlah pembahasan mengenai laktasi. Laktasi adalah masa di mana ibu menyusui bayinya.
Pemberian ASI ini dilakukan dengan beberapa tahapan seperti yang telah disebutkan
sebelumnya. Semoga informasi ini bermanfaat.

E. Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan Saat Menyusui


Setelah bayi sudah mampu menyusu, beberapa hal berikut ini perlu diperhatikan agar
manajemen laktasi dapat terus berjalan dengan lancar:
1. Frekuensi pemberian ASI
Disarankan untuk memerhatikan frekuensi pemberian ASI, yaitu sekitar 8–12 kali dalam
24 jam. Tujuannya bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan nutrisi bayi, tetapi juga membantu
menjaga produksi ASI agar terus bertambah banyak. Beberapa hari setelah dilahirkan, umumnya
bayi akan menyusu setiap 1–2 jam di siang hari dan beberapa kali di malam hari. Rata-rata durasi
menyusu adalah 15–20 menit untuk tiap payudara.
2. Tanda kecukupan ASI yang diberikan
Pahami juga tanda-tanda bayi sudah cukup ASI atau belum. Jika asupan air susu
memadai, air seni bayi akan berwarna kuning jernih. Setelah bayi menyusu dengan cukup dan
kenyang, payudara ibu akan terasa lebih lunak, dan bayi akan terlihat puas. Selain tanda-tanda
tersebut, perhatikan juga kenaikan berat badan Si Kecil. Berat badan bayi yang sehat cenderung
bertambah sekitar 18–28 gram setiap hari selama tiga bulan pertama usianya.
3. Asupan makanan yang dikonsumsi ibu
Beberapa jenis makanan dianggap dapat memicu reaksi alergi pada sebagian bayi,
contohnya susu sapi, cokelat, bumbu rempah, jeruk, kubis, bunga kol, dan brokoli. Namun, tidak
semua bayi memiliki reaksi yang sama. Meski begitu, ibu menyusui dianjurkan untuk membatasi
konsumsi makanan atau pun minuman berkafein dan beralkohol.
4. Masalah saat menyusui
Waspadai beragam masalah yang sering timbul saat menyusui, seperti nyeri payudara,
luka pada puting, penyumbatan air susu, mastitis, dan abses payudara. Bunda disarankan untuk
memeriksakan diri ke dokter kandungan secara berkala agar masalah ini dapat dicegah dan
ditangani sejak dini.
5. Kondisi kesehatan Ibu
Agar proses laktasi berjalan lancar, Bunda perlu menjaga kesehatan dengan baik.
Caranya adalah dengan menerapkan pola hidup sehat, seperti mengonsumsi makanan bergizi
seimbang, beristirahat dan minum air putih yang cukup, serta mengelola stres. Jika Bunda sakit,
proses menyusui sebenarnya tetap bisa dilakukan. Namun, bila Bunda terkena penyakit menular,
seperti flu, hindari berada di dekat Si Kecil untuk sementara waktu agar ia tidak tertular.
Setidaknya, gunakan masker penutup hidung dan mulut, serta selalu cuci tangan sebelum
menyusui Si Kecil. Pada ibu menyusui yang perlu menjalani pengobatan khusus, terutama
pengobatan jangka panjang, misalnya dengan kemoterapi, radioterapi, obat antiansietas, atau
obat antimigrain, sebaiknya konsultasikan dengan dokter untuk mengetahui efek sampingnya
terhadap bayi.
F. Keuntungan yang dapat Ibu dan Bayi Peroleh Dari Kegiatan Menyusui
• Pada Ibu
1. Pemulihan Rahim
Pada waktu menyusui, terjadi perintah di otak untuk mengeluarkan hormon tertentu
(hormon oksitoksin) yang menyebabkan terjadinya kontraksi otot rahim untuk pemulihan rahim
setelah proses persalinan. Mempercepat proses nifas (keluarnya sisa darah di rahim) dan
penyembuhan pembuluh darah yang terluka akibat persalinan. Proses kontraksi sebagai
pemulihan rahim ini dapat dirasakan pada minggu pertama setelah melahirkan, yaitu ketika bayi
menghisap ASI secara otomatis proses tersebut berlangsung.
2. Ekonomis dan Praktis
Melalui pemberian air susu ibu (ASI), Ibu tak perlu repot-repot membuatkan susu jika
buah hati merasa haus. Ibu dapat langsung memberikan kapan saja bayi inginkan. Praktis,
ekonomis, lebih higienis serta membantu menguatkan ikatan tali ikatan antara Ibu dan sang bayi.
3. Sarana KB Alami
Jika Ibu memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan, artinya tanpa ada cairan lain, hal ini
juga merupakan suatu cara untuk ber-KB (Keluarga Berencana), karena selama pemberian ASI
pengeluaran sel telur dan indung telur bisa terhambat dan tidak terjadi ovulasi. Tidak membatasi
pemberian ASI, setiap saat bayi inginkan dan tetap kontinyu. Berapa lama tingkat masa subur
wanita kembali normal tergantung pada pola menyusui dan kecenderungan tubuh itu sendiri.
4. Berat Badan Tak Bertambah
Lemak yang menumpuk saat kehamilan akan terbakar dalam pembentukan kalori yang
dibutuhkan Ibu untuk menyusui. Jika Ibu mengkonsumsi makanan sebanyak 2.700-2.900 kalori
sehari, maka berat badan Ibu akan statis, tidak bertambah.
5. Memperkecil Resiko Kanker
Pemberian ASI yang cukup lama dapat memperkecil kejadian kanker ganas atau karsinoma
payudara, dan ovarium atau kandung telur sebanyak 25 %. Pengurangan resiko kanker terjadi
proporsional dengan durasi menyusui kumulatif seumur hidup, artinya semakin banyak bulan
atau tahun ibu menyusui, semakin rendah resiko terkena kanker payudara. Pada kanker rahim
dan ovarium, tingkat estrogen yang lebih rendah selama menyusui menyebabkan resiko kedua
kanker itu menurun, penurunan estrogenmenyebabkan berkurangnya rangsangan terhadap
dinding rahim dan juga jaringan payudara sehingga memperkecil resiko jaringan menjadi kanker.
• Manfaat Laktasi bagi Bayi
1. Mencegah Infeksi
Bayi yang diberikan ASI eksklusif sampai usia 4,5 bulan atau lebih, akan jarang sakit
pada setahun pertama usianya dibandingkan dengan bayi yang minum susu formula. Menurut
penelitian ilmuwan dari Miami University, Amerika Serikat, para bayi yang mendapatkan ASI
lebih jarang sakit dan lebih rendah resiko terinfeksi bakteri candida albicans, yaitu bakteri
penyebab gangguan pada mulut bayi yang ditandai dengan adanya lapisan putih pada
kerongkongan dan lidah bayi. Biasanya sering menyerang bayi prematur. Air susu memiliki daya
proteksi terhadap turunannya karena mengandung antigen. Sistem daya tahan tubuh bayi yang
baru lahir belum terbentuk sempurna sehingga pemberian ASI mempunyai peranan penting
dalam mencegah infeksi.
2. Mudah Dicerna
ASI dirancang untuk sistem pencernaan bayi manusia yang masih peka dan berkembang.
Oleh karena itu, susu pengganti yang terbuat dari susu sapi sebenarnya tidak ideal untuk bayi
manusia. Perkembangan awal yang diperlukan oleh bayi adalah otaknya bukan ototnya, seperti
yang terdapat pada kandungan susu sapi. Protein pada ASI juga lebih mudah dicerna sehingga
bayi tidak menderita sembelit. ASI mengandung protein dan sodium lebih sedikit dari susu sapi,
maka beban kerja pada ginjal bayi akan semakin sedikit.
3. Untuk Pertumbuhan Gigi
Pada bayi yang minum susu formula biasanya harus mendorong lidahnya ke depan untuk
mengerem lajunya cairan susu formula dari botol. Posisi ini dikhawatirkan menyebabkan
gangguan bentuk gigi dan bicara anak. Pemberian ASI juga berguna untuk perkembangan gigi
dan rahang bayi. Anak yang tidak minum ASI cenderung lebih sering menghisap jempol.
4. Mencegah Alergi
Pada bayi yang memiliki riwayat alergi, pemberian ASI sangat dianjurkan karena dapat
mengurangi terjadinya alergi tersebut. Biasanya alergi akan timbul saat bayi minum susu formula
atau susu sapi, karena system imun masing-masing bayi berbeda-beda. Alergi terhadap protein
susu sapi atau susu formula yang mengandung susu sapi merupakan suatu keadaan dimana
manusia memiliki system reaksi kekebalan tubuh yang abnormal terhadap protein yang terdapat
dalam susu sapi. Alergi susu sapi 80% akan menghilang atau menjadi toleran sebelum usia 3
tahun.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Laktasi merupakan bagian kelengkapan dari siklus reproduksi mamalia termasuk
manusia. Masa laktasi berguna untuk menambah pemberian ASI dan meneruskan pemberian ASI
sampai anak berumur 2 tahun. Adapun hormon yang berperan dalam proses laktasi adalah
hormone progesterone, estrogen, FSH, LH, prolactin, oksitosin, HPL.Pada proses laktasi atau
menyusui secara alamiah akan terjadi perubahan secara bertahap sesuai umur dan kondisi, seperti
mammogenesis, galaktogenesis, dan galaktopoesis. Dimasa laktasi terdapat 3 refleks pada bayi,
yaitu reflex mencari putting susu (rooting reflex), reflex menghisap (sucking reflex), reflex
menelan (swallowing reflex).

B. SARAN
1. Bagi Mahasiswa
Penulisan makalah mengenai laktasi. Penulis berharap makalah ini dapat menjadi referensi untuk
penulis selanjutnya.
2. Bagi dosen
Penulis berharap makalah ini dapat memenuhi tugas dari Ibu Wewet Savitri, M. Keb mata kuliah
asuhan kebidanan pada nifas.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2019. Laktasi. Semarang. http://repository.unimus.ac.id/3375/4/BAB II.pdf

Bella, A. 2022. Terapkan Manajemen Laktasi untuk Memastikan Kelancaran Menyusui.


https://www.alodokter.com/terapkan-manajemen-laktasi-guna-memastikan-kelancaran-menyusui

https://www.nutriclub.co.id/article-bayi/kesehatan/tips-kesehatan/ibu-dan-masa-laktasi

Anda mungkin juga menyukai