Anda di halaman 1dari 53

MAKALAH

ASUHAN KEGAWATDARURATAN PADA MASA NIFAS


INFEKSI PAYUDARA

1. Erni (PO71241210105) 7. Oktariana (PO71241210050)


2. Indah Permatasari ( PO71241210128) 8. Riamayarita (PO71241210075)
3. Khusnul Khotimah (PO71241210070) 9. Sari Devi Yulianti (PO71241210062)
4. Martina Azra (PO71241210053) 10. Siti Nurhalisah ( PO71241210
5. Maznah (PO71241210100) 11. Umi Setia Ningsih (PO71241210121)
6. Nur Alpana PO 71241210096) 12. Untari Friski Claudia
(PO71241210131)

Dosen Pengampu : Diniyati, M.Keb


Disusun Oleh : Kelompok 5

PROGRAM STUDI D-IV KEBIDANAN ALIH JENJANG

POLTEKKES KEMENKES JAMBI

TAHUN AJARAN 2021/2022


KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kami haturkan kepada Allah SWT atas nikmat sehat dan
limpahan rahmat serta anugerah dari-Nya kami mampu untuk menyelesaikan
makalah berjudul “Infeksi Payudara” dengan tepat waktu. Shalawat serta salam
tidak lupa selalu kita haturkan untuk junjungan nabi agung kita, yaitu Nabi
Muhammad SAW yang telah membimbing dan menyampaikan petunjukan Allah
SWT untuk kita semua.

Adapun maksud dan tujuan makalah ini untuk memenuhi salah satu tugas
Auhan Kegawatdaruratan Maternal dan Neonatal, juga untuk menambah wawasan
kami dalam ilmu pengetahuan sesuai target kompetensi. Kami menyadari dan
menyakini bahwa penulisan makalah ini masih banyak kekurangan untuk itu kami
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun.

Jambi, September 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang......................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................2
C. Tujuan...................................................................................................2
BAB II TINJAUAN TEORI
A. Nifas......................................................................................................3
B. Mastitis .................................................................................................5
BAB III TINJAUAN KASUS........................................................................8
BAB IV PEMBAHASAN...............................................................................
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan...........................................................................................
B. Saran ....................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
World Health Organization (WHO) tahun 2015, menyebutkan bahwa
jumlah kasus infeksi payudara yang terjadi pada wanita seperti kanker, tumor,
mastitis, penyakit fibrocustic terus meningkat, dimana penderita kanker
payudara mencapai hingga lebih 1,2 juta orang yang terdiagnosis, dan 12%
diantaranya merupakan infeksi payudara berupa mastitis pada wanita pasca
postpartum. Berdasarkan laporan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia
(SDKI) pada tahun 2012-2013 menunjukkan bahwa 55% ibu menyusui
mengalami payudara bengkak dan mastitis. Pada masa nifas bendungan ASI
dapat menjadi awal terjadinya mastitis. Bendungan ASI disebabkan karena
pengosongan payudara yang tidak sempurna, karena teknik menyusui yang tidak
benar, pemakaian bra yang terlalu ketat, dan pengisapan bayi yang kurang kuat.
Mastitis dapat terjadi akibat kuman, dimana kuman penyebab tersering mastitis
yaitu bakteri Staphylococcus aureus (Prawirohardjo, 2018).
Staphylococcus aureus merupakan patogen utama pada manusia. Bakteri ini
biasanya terdapat di hidung pada 20-50% manusia, dan sering ditemukan pada
pakaian dan juga pada barang lain yang terkontaminasi pada lingkungan
manusia. Setiap orang biasanya akan mengalami beberapa jenis infeksi yang
disebabkan oleh bakteri Staphylococcus aureus, seperti keracunan makanan atau
infeksi kulit minor dan juga bisa sampai pada infeksi berat yang mengancam
jiwa. Infeksi Staphylococcus aureus dapat terjadi akibat kontaminasi langsung
pada luka. Mastitis dapat berasal dari puting susu yang pecah atau terdapat fisura
menjadi jalan masuknya bakteri Staphylococcus aureus. Sumber bakterinya
dapat berasal dari tangan ibu atau tangan orang yang merawat ibu dan bayi, bayi,
atau dari sirkulasi darah (Varney et al, 2009).
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis akan membahas lebih
dalam lagi mengenai infeksi payudara yaitu mastitis dalam makalah ini.

1
B. Rumusan Masalah
Berdaasarkan latar belakang tersebut, rumusan masalah adalah “Bagaimana
Asuhan pada Ibu yang mengalami Infeksi Payudara?”
C. Tujuan
Untuk mengetahui Asuhan pada Ibu yang mengalami Infeksi Payudara

2
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Nifas
1. Pengertian
Masa nifas adalah masa sesudah persalinan dan kelahian bayi, plasenta
serta selaput yang diperlukan untuk memulihkan kembali organ organ
kandungan seperti sebelum hamil dengan waktu kurang lebih 6 minggu
(Saleha, 2009).
Masa nifas adalah masa dimulai beberapa jam sesudah lahirnya plasenta
sampai 6 minggu setelah melahirkan. Masa nifas dimulai setelah kelahiran
plasenta dan berakhir ketika alat alat kandungan kembali seperti keadaan
sebelum hamil yang berlangsung kira kira 6 minggu (Proverawati &
Rahmawati, 2010).
2. Tahapan Masa Nifas
Tahapan masa nifas adalah sebagai berikut :
a. Puerperium dini yaitu suatu masa kepulihan dimana ibu diperbolehkan
untuk berdiri dan berjalan jalan.
b. Puerperium intermedial yaitu kondisi ibu dimana kepulihan dari organ
organ reproduksi selama kurang lebih satu minggu
c. Remote puerperium yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih dan kembali
sehat dalam keadaan sempurna terutama terutama ibu yang mengalami
komplikasi (Proverawati & Rahmawati, 2010).
3. Proses Laktasi dan Menyusui Masa Nifas
Proses ini dikenal juga dengan inisiasi menyusui dini dimana ASI akan
baru keluar setelah ari ari atau plasenta lepas. Plasenta mengandung hormone
yang menghambar prolaktin yang menghambat pembentukan ASI. Setelah
plasenta lepas hormon plasenta tersebut tidak diproduksi lagi, sehingga air
susu keluar. Pada umumnya air susu ibu keluar 2-3 hari setelah melahirkan
(Saleha, 2009).
Produksi ASI dan payudara yang membesar selain disebabkan oleh
hormone prolaktin juga disebabkan oleh Human Placental Lactogen (HPL)

3
yaitu hormone peptide yang dikeluarkan oleh plasenta, hormone HPL
memiliki strktur kimia yang mirip dengan prlaktin pada trimester pertama
kehamilan, placenta ini ibarat pabrik kimia yang memproduksi hormon
hormon wanita (Sutanto, 2018).
Usia kehamilan bulan ketiga wanita memproduksi hormone yang dapat
menstimulasi munculnya ASI dalam sistem payudara. Proses bekerjanya
hormone dalam menghasilkan ASI sebagai berikut saat bayi menghisap
sejumlah sel syaraf di payudara ibu, sel syaraf tersebut mengirimkan pesan ke
hipotalamus. Ketika menerima pesan tersebut hipotalamus melepas rem
penahan prolaktin, untuk mulai menghasilkan ASI, prolaktin yang dihasilkan
kelenjar protiutari merangsang kelenjar kelenjar susu di payudara ibu (Saleha,
2009 ).
Menurut Nugroho dkk (2014) Hormon prolaktin memegang peranan yang
sangat penting dalam pembuatan kolostrum, namun jumlahnya terbatas
karena aktivitas prolaktin dihambat oleh estrogen dan progesterone yang
kadarnya memang tinggi. Setelah lahir plasenta lepas dan hormone estrogen
dan progesterone berkurang didukung dengan isapan bayi yang merangsang
putting susu dan kalang payudara, akan merangsang ujung ujung syaraf
sensoris yang berfungsi sebagai reseptor mekanis. Rangsangan ini dilanjutkan
ke hipotalamus melalui medulla spinalis dan mesensephalon. Akan
merangsang sekresi prolaktin yang merangsang pengeluaran air susu.
Menurut Saleha (2009) hormon yang berperan dalam pembentukan ASI
adalah :
a. Progesteroan : hormone ini mempengaruhi pertumbuhan dan ukuan
alveoli. Kadar progesterone dan estrogen menurun sesaat setelah
melahirkan, hal ini menstimuli ASI secara besar besaran.
b. Estrogen : hormone ini menstimuli saluran ASI untuk membesar
c. Prolaktin : hormone ini berperan dalam membesarnya alveoli pada masa
kehamilan
d. Oksitoksin : hormone ini mengencangkan otot halus dalam rahim pada saat
melahirkan seperti juga dalam orgasme. Setelah melahirkan hormone

4
oksitoksin juga mengencangkan otot halus disekitar alveoli untuk memeras
ASI.
e. Human plasental Lactogen (HPL) berperan dalam pertumbuhan payudara,
putting dan areola. HPL akan merangsang produksi ASI setelah kehamilan
bulan ke lima (Saleha, 2009 ).

B. Mastitis
1. Pengertian
Mastitis adalah infeksi pada payudara yang terjadi padda 1-2% wanita
yang menyusui. Mastitis umum terjadi pada minggu 1-5 setelah melahirkan.
Mastitis di tandai dengan nyeri pada payudara, kemerahan, area payudara
yang membengkak, demam, menggigil, dan lemah. Penyebabnya adalah
infeksi stafilokokus aureus. Mastitis ditangani dengan pemberian antibiotika.
Ibu yang menyusui mungkin mengalami puting merasa sakit, payudara
enggargement, payudara bocor, Let-down refleks (selain saat menyusui),
kurangnya pasokan susu dan kesulitan mengetahui berapa banyak susu bayi
minum (Proverawati & Eni R. 2010).
Mastitis adalah peradangan pada payudara. Mastitis ini dapat terjadi kapan
saja saat ibu menyusui. Namun, paling sering terjadi antara hari ke10 dan hari
ke-28 setelah kelahiran (Sutanto, 2018).
Mastitis adalah peradangan payudara pada satu segmen atau lebih yang
dapat disertai infeksi ataupun tidak. Mastitis biasanya terjadi pada primipara
(ibu pertama kali melahirkan), hal ini terjadi karena ibu belum memiliki
kekebalan tubuh terhadap infeksi bakteri Staphilococcus Aureus.
2. Penyebab
Menurut Sutanto (2018) penyebab Mastitis ada beberapa hal sebagai
berikut :
a. Asupan gizi kurang
b. Istirahat tidak cukup dan terjadi anemia
c. Puting susu lecet, sehingga terjadi infeksi
d. Bra dengan ukuran yang salah dan terlalu ketat

5
e. Payudara bengkak yang tidak disusukan secara adekuat (Sutanto, 2018).
3. Etiologi
a. Penyebab mastitis adalah bakteri stafilokokkus aureus, umumnya yang
dianggap porte d’entrée dari kuman penyebab ialah putting susu yang luka
atau lecet, dan kuman per-kontinuitatum menjalar ke duktulus-duktulus
dan sinus. Sebagian besar yang ditemukan pada pembiakan pus ialah
stafilokokkus aureus. Bakteri seringkali berasal dari mulut bayi dan masuk
ke dalam saluran air susu melalui sobekan atau retakan di kulit (biasanya
pada puting susu). Mastitis biasanya terjadi pada wanita yang menyusui
dan paling sering terjadi dalam waktu 1-3 bulan setelah melahirkan.
Sekitar 1-3% wanita menyusui mengalami mastitis pada beberapa minggu
pertama setelah melahirkan.
b. Daya tahan tubuh yang lemah dan kurangnya menjaga kebersihan puting
payudara saat menyusui
c. Saluran ASI tersumbat tidak segera diatasi sehingga menjadi mastitis
(Proverawati & Eni R, 2010).
4. Gejala
Wulandari dan Handayani (2010) gejala mastitis yaitu apabila ibu
menyusui merasakan hal hal sebagai berikut :
a. Bengkak, nyeri seluruh payudara atau nyeri lokal
b. Kemerahan pada seluruh payudara atau hanya local
c. Payudara keras dan berbenjol benjol (merongkol)
d. Padan panas dan rasa sakit umum
5. Penatalaksanaan
Menurut Varney (2009) penatalaksanaan mastitis sebagai berikut :
a. Sering menyusui mengosongkan payudara untuk mencegah mastitis
b. Memakai bra dengan penyangga tetapi tidak terlalu sempit dan hindari
menggunakan bra dengan kawat dibawah bra
c. Mencuci tangan dengan sabun sebelum menyusui dan ketika melakukan
perawatan payudara

6
d. Mengompres dengan air hangat pada area yang efektif untuk memfasilitas
keluarnya air susu sehingga tidak terjadi bengkak payudara
e. Banyak minum untuk meningkatkan cairan ke dalam tubuh
f. Istirahat yang cukup agar air susu keluar lancar
g. Mengurangi keletihan ibu dan mengeliminasi stress
h. Memberikan antibiotik agar mastitis reda

7
BAB III

TINJAUAN KASUS

Asuhan Kebidanan Nifas Pada Ny. C

Di Klinik Tanjung Sri

Tahun 2021

Tanggal Pengkajian : 30 September 2021

Waktu Pengkajian : 10.30 WIB

BIODATA

Nama Ibu : Ny “C” Nama Suami : Tn “R”

Umur : 30 tahun Umur : 33 tahun

Agama : Islam Agama : Islam

Suku/bangsa : Indonesia Suku/bangsa : Indonesia

Pendidikan : SMA Pendidikan : SMK

Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta

Alamat : Jl. Merdeka

A. DATA SUBJEKTIF
1. Alasan Datang/ Keluhan Utama
Ibu mengatakan payudara sebelah kanan terasa panas, nyeri, bengkak, lecet,
dan suhu tubuh terasa panas sejak 4 hari yang lalu.

2. Data Kebidanan
a. Riwayat Menstruasi
Menarche : 15 tahun

8
Siklus : 28 hari
Lamanya : 6 hari
Sifat : Cair
Teratur/ tidak : Teratur
Warna : Merah kecoklatan
Jumlah : 2x ganti pembalut
Disminorhea : Tidak

b. Riwayat Perkawinan
Status perkawinan : Kawin
Umur waktu kawin : 24 tahun
Lamanya : 6 tahun
Perkawinan yang : Pertama

c. Riwayat Persalinan
1) Tanggal/jam persalinan : 22-09-2021/04.00 WIB
2) Tempat Persalinan : Klinik
3) Penolong Persalinan : Bidan
4) Jenis Persalinan : Spontan
5) Komplikasi Persalinan : Tidak ada :
6) Keadaan Plasenta : Baik
7) Tali Pusat : Baik
8) Lama Persalinan
Kala I : 8 jam
Kala II : 30 menit
Kala III : 15 menit
Kala IV : 2 jam
9) Jumlah Perdarahan : ± 250 cc
8) Bayi
Jenis Kelamin : Perempuan
PB : 49 cm

9
BB : 3300 gram

d. Riwayat KB
Pernah menjadi akseptor KB : Iya
Jenis KB : KB suntik 3 bulan
Lamanya : 2 tahun

3. Data Kesehatan
Riwayat Penyakit yang diderita Pasien
a. Penyakit menular (AIDS/Tuberculosis/Hepatitis) : Tidak ada
b. Penyakit keturunan (Hipertensi/Jantung/Ginjal) : Tidak ada
c. Riwayat operasi yang pernah dijalani : Tidak ada
d. Riwayat kehamilan dan persalinan kembar : Tidak ada

4. Data Kebiasaan Sehari-hari


a. Pola Nutrisi
1) Makan
Pagi : 3 potong roti/ 4 potong pempek/kadang-kadang sepiring
nasi, semangkuk sayur (kacang panjang/terong)
Siang : Sepiring nasi, sepotong lauk (ikan/tahu/tempe/ayam),
semangkuk sayur (soto/bayam/kangkung), dan buah
(pisang/jeruk/pepaya)
Malam : Sepiring nasi, sepotong lauk (ikan/tahu/tempe/ayam),
semangkuk sayur (soto/sop/bayam), dan sambal
2) Minum
Air putih : 10 gelas/hari (200 cc)

b. Pola Eliminasi
1) BAK
Frekuensi : ± 5 kali/hari
Warna : Jernih
Keluhan : Tidak ada

10
2) BAB
Frekuensi : 1 kali/hari
Konsistensi : Lembek
Keluhan : Tidak ada

c. Pola Istirahat dan Aktivitas


Malam : 7 jam (22.00 WIB – 05.00 WIB)
Siang : ± 1 jam
Aktivitas : Merawat anak

d. Pola Menyusui
Kesulitan dalam menyusui : ASI keluar sedikit

e. Personal Hygiene
Mandi : 2 kali sehari
Gosok gigi : 2 kali sehari
Ganti pakaian dalam : 2 kali sehari atau ketika merasa lembab

5. Data Psikososial
Hubungan ibu dengan suami dan keluarga : Baik
Tanggapan suami, dan keluarga terhadap kelahiran bayi : Bahagia
Pengambilan keputusan dalam keluarga : Musyawarah
Adat/kebiasaan yang mempengaruhi nifas : Tidak ada

B. DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan umum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
c. Tanda-tanda vital
TD : 120/70 mmHg Nadi : 80x/menit
RR : 22 x/menit Suhu : 38 ̊C
2. Pemeriksaan Kebidanan

11
a. Inspeksi
Muka : Tidak pucat, tidak oedema
Mata : Simetris, sklera putih, konjungtiva merah muda
Hidung : Bersih, tidak ada sekret, tidak ada polip
Mulut : Bibir tidak kering, tidak sariawan
Telinga : Bersih, tidak ada sekret
Leher : Tidak ada pembengkakan kelenjar tiroid, tidak ada
pelebaran vena jugularis
Payudara : Tidak simetris, payudara kanan terlihat membesar,
memerah dan terdapat luka atau lecet pada putting susu
Abdomen : Tidak ada luka bekas operasi
Genetalia : Terdapat pengeluaran lochea serosa
Ekstremitas
Atas : Simetris, jari lengkap, kuku bersih, tidak pucat, tidak
oedema
Bawah : Simetris, jari lengkap, kuku bersih, tidak pucat, tidak
oedema, tidak ada varises
b. Palpasi
Kandung kemih : Kosong
Abdomen : TFU tidak teraba

3. Pemeriksaan Penunjang
Tidak dilakukan

C. ANALISA DATA
Diagnosa : P2A0 Postpartum 8 hari dengan mastitis

12
D. PENATALAKSANAAN

1. Menjelaskan pada ibu tentang kondisinya berdasarkan pemeriksaan yang


telah dilakukan bahwa ibu mengalami mastitis pada payudara sebelah
kanan.
Keadaan umum : Baik Kesadaran : Compos Mentis
Tanda-Tanda Vital :
Tekanan darah : 120/70 mmHg Suhu : 38 ̊C
Nadi : 80 x/menit Pernapasan : 22 x/menit
(Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaan)
2. Menjelaskan tentang mastitis yang ibu alami yaitu mastitis adalah
peradangan payudara yang terjadi biasanya pada masa nifas atau sampai 3
minggu setelah persalinan. Penyebabnya adalah sumbatan saluran susu dan
pengeluaran ASI yang kurang sempurna.
(Ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan)
3. Memberikan konseling tentang perawatan payudara yang baik dan benar.
(Ibu mengerti)
4. Memberitahu ibu untuk menggunakan BH yang longgar atau khusus, yang
dapat menopang payudara.
(Ibu mengerti)
5. Mengajarkan ibu melakukan kompres dengan air hangat, dingin dengan
menggunakan wash lap atau kain secara bergantian. Dilakukan selama 20
menit.
(Ibu mengerti)
6. Menganjurkan ibu untuk menyusui bayi sesering mungkin dan tanpa
dibatasi, agar nutrisi bayi terpenuhi dan untuk memperlancar pengeluaran
(Ibu mengerti)
7. Mengajarkan ibu tentang cara menyusui yang benar.
(Ibu mengerti)

13
8. Mengingatkan ibu untuk mengkonsumsi sayuran hijau dan makanan yang
bergizi untuk memperbanyak dan memperlancar ASI, misalnya daun katuk,
bayam dan menganjurkan ibu untuk minum air putih yang banyak. (Ibu
sudah mengerti dan berjanji akan melakukannya )
9. Memberikan therapy :
- Paracetamol 500mg 3 x 1/hari
- Amoxicillin 500mg 3 x 1/hari
- Dexamethasone 500mg 3 x 1/hari
(Ibu berjanji akan meminumnya)

14
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Hasil Literatur

No Judul, Penulis, Tujuan Penelitian Variabel Penelitian Metode Hasil Penelitian


. Tahun Penelitian
1 Judul : Management Untuk meninjau Mastitis, abses, Literatur Jurnal, Mastitis adalah
of Lactational diagnosis dan infeksi, laktasi WHO, Google kondisi umum
Mastitis and Breast manajemen infeksi yang
Abscesses: Review payudara dalam mendominasi
of Current pengaturan selama masa
Knownledge and perawatan nifas. Abses
Practice. primer dan sekunder, payudara lebih
Penulis : Kamal menyoroti jarang terjadi,
Kataria, Anurag pentingnya rujukan namun ketika
Srivastava, Anita dini untuk infeksi berkembang,
Dhar. berat/abses payudara. keterlambatan dalam
Tahun : 2012 rujukan spesialis dapat
terjadi karena kurangnya
protokol yang jelas. Dalam

1
perawatan sekunder, abses
dapat
didiagnosis dengan
pemindaian ultrasound dan
di masa lalu manajemen
bergantung pada ahli bedah
yang menerima. Pilihan
manajemen termasuk
aspirasi dengan anestesi
lokal atau insisi dan drainase
(I&D) yang lebih invasif.
Selama beberapa tahun
terakhir
ketersediaan USG berbasis
samping tempat tidur /
klinik telah membuat
diagnosis lebih mudah dan
prosedur invasif minimal
telah

2
menjadi landasan
manajemen abses payudara
2 Judul:Penentu Untuk mengetahui Menyusui, Mastitis, Wanita Makalah ini menjelaskan
mastitis pada wanita faktor-faktor yang Infeksi payudara, menyelesaikan faktor-faktor yang
dalam dapat bervariasi Stafilokokus aureus kuesioner saat berkorelasi dengan
studi CASTLE: untuk perekrutan dan mastitis dan menyelidiki
studi kohort mengurangi atau enam titik waktu adanyaStafilokokus aureus
Penulis : Meabh mencegah mastitis. dalam delapan pada wanita yang
Cullinane1, Lisa H. minggu pertama berpartisipasi dalam studi
Amir1*, Susan M. pascapersalinan. CASTLE (Candida and
Tahun : 2015 Kuesioner Staphylococcus
(Jurnal Luar Negeri) postpartum Transmission: Longitudinal
menanyakan Evaluation). Studi CASTLE
tentang insiden adalah studi kohort
mastitis, prospektif yang merekrut
kerusakan wanita
puting susu, nulipara pada akhir
suplai ASI, kehamilan di dua rumah
praktik sakit bersalin di Melbourne,
memerah dan Australia pada 2009-2011.

3
masalah
menyusui.
3 Judul : Insiden dan Untuk meninjau menyusui, kesulitan Kami secara Mastitis laktasi adalah
Faktor Risiko secara sistematis menyusui, nyeri sistematis kondisi umum, tetapi
Untuk Mastitis literatur global yang payudara, metode mencari dan variabilitas luas dalam
Laktasi: tersedia tentang epidemiologi, mastitis menyaring 6 insiden di seluruh konteks
Tinjauan Sistematis frekuensi mastitis database dan menunjukkan
Penulis : Emily laktasi, dan untuk memasukkan 26 bahwa sebagian besar dari
Wilson, MSc1,2, meringkas artikel, beban ini mungkin dapat
Susannah L Woodd, bukti tentang faktor melakukan dicegah. Penyediaan
MSc1 risiko mastitis meta-analisis perawatan untuk wanita
dan Lenka Benova, laktasi. Kami juga frekuensi menyusui yang berisiko
PhD menjelaskan penyakit, atau terkena mastitis saat ini
Tahun : 2020 kesenjangan dalam dan mensintesis dibatasi karena kurangnya
(Jurnal Luar Negeri) bukti dan bukti secara bukti epidemiologis
mengidentifikasi area naratif tentang berkualitas tinggi tentang
prioritas untuk faktor risiko. kejadian dan faktor
penelitian masa risikonya.
depan.
4 Judul : Mikrobiota Untuk mempelajari Menyusui, Mastitis, Mengumpulkan Hasil Studi populasi. Lima

4
ASI lebih lanjut hubungan Infeksi payudara, sampel ASI dari puluh satu wanita terdaftar
pada mastitis laktasi potensial antara Mikrobiota ibu yang dalam penelitian ini,
subakut aktivitas bakteri dan sehat dan termasuk 24 kontrol sehat,
menginduksi mastitis menderita SAM, 24 SAM dan
peradangan dan selama mastitis 3 pagi. Dari seluruh
mengalami dan setelah kumpulan data, beberapa
perubahan gejala hilang. drop-out terjadi selama
dalam komposisi, Mikrobiota total penelitian (satu ibu dari
keragaman dan (berbasis DNA) kelompok
beban dan aktif kontrol, dan 5 ibu dari
Penulis : Alba (berbasis RNA) kelompok SAM
Boix-Amorós1,2,4, dianalisis meninggalkan penelitian
Maria Teresa dengan sebelum mengumpulkan
Hernández-Aguilar3 pengurutan gen sampel kedua).
, Alejandro 16S rRNA dan
Artacho2, qPCR.
Maria Carmen
Collado1,5 & Alex
Mira

5
Tahun : 2020
(Jurnal Luar Negeri)
5 Judul : Apakah Stres Penelitian ini mastitis laktasi; stres Metode: Ini Hubungan antara kesehatan
Ibu dan Gejala bertujuan untuk ibu; gejala depresi; adalah mental wanita yang buruk
Depresi pada mengetahui apakah EPDS; LULUS; masa penelitian dan terjadinya
Periode Perinatal gejala gangguan perinatal longitudinal masalah kesehatan fisik,
Memprediksi kecemasan dan retrospektif seperti mastitis laktasi,
Terjadinya Mastitis depresi pada wanita terhadap 622 diakui.
Laktasi? Sebuah perinatal dapat wanita Yunani
Studi memprediksi yang dipantau
Longitudinal terjadinya mastitis dari kehamilan
Retrospektif pada laktasi. sampai tahun
Wanita Yunani pertama
Penulis : Maria pascapersalinan
Dagla , DKK (selama periode
Tahun : 2021 Januari 2015-
(Jurnal Luar Negeri) Mei 2018).
6 Judul : Studi kasus- Tujuan dari Menyusui, Infeksi Kami para wanita berisiko lebih
kontrol faktor risiko penelitian ini adalah mastitis, Faktor risiko, melakukan studi tinggi terkena mastitis,
mastitis untuk Kesehatan kasus-kontrol di seperti mereka yang

6
menular pada wanita mengidentifikasi masyarakat, antara wanita memiliki riwayat keluarga
menyusui Spanyol faktor predisposisi Epidemiologi menyusui, mastitis, dan dengan
Penulis : Pilar potensial yang terkait dengan 368 demikian mengembangkan
Mediano, Leónides dengan mastitis kasus (wanita strategi untuk mencegah
Fernández, Juan M infeksi pada manusia dengan mastitis) kondisi ini.
Rodríguez dan dan
María Marín 148 kontrol.
Tahun : Data
(Jurnal Luar Negeri) dikumpulkan
dengan
kuesioner yang
dirancang untuk
memperoleh
informasi
retrospektif
tentang
Beberapa fakto r
yang
berhubungan

7
dengan riwayat
kesehatan ibu
dan bayi,
berbagai aspek
kehamilan,
persalinan dan
nifas, dan
praktik
menyusui yang
dapat terlibat
dalam mastitis.
7 Judul : MASTITIS Tujuan penelitian : Mastitis, ibu menyusui Metode Hasil penelitian : mastitis
(LITERATURE untuk mendapatkan penelitian : adalah suatu kondisi radang
REVIEW) sumber referensi dengan payudara dan mungkin
Penulis : Ika Tris ilmiah tentang melakukan akibat penurunan
tanti, Nasriyah mastitis pencarian imunitas dan penurunan
Tahun : 2019 berdasarkan hasil literature yang daya tahan terhadap infeksi.
(Jurnal Luar Negeri) penelitian dilakukan
sebelumnya. sampai dengan
tanggal 20 Mei

8
2019 melalui
database
pubmed dan
google scholar
menggunakan
kata kunci
mastitis
digunakan 11
artikel sebagai
sumber
referensi.
8 Judul : Asuhan Gizi Tujuan penulisan peradangan, payudara, metode kajian Dari kajian diketahui
pada Ibu dengan adalah asuhan gizi literatur pentingnya asuhan
Mastitis memberikan gizi yang tepat pada ibu
Penulis : wiwin gambaran asuhan gizi dengan mastitis dalam
efrizal pada ibu mastitis bentuk pengkajian,
Tahun : 2021 secara komprehensif diagnosis gizi,
(Jurnal Dalam dengan intervensi, monitoring dan
Negeri) menggunakan evaluasi sebagai siklus yang
metode kajian terus menerus dapat

9
literatur. mengatasi masalah mastitis
dengan kolaborasi bersama
tim asuhan gizi.
9 Judul : Hubungan Tujuan : mengetahui Breast care, ibu Metode : Jenis Ada Hubungan antara
Tingkat Hubungan antara menyusui,Mastitis,Pos penelitian ini Tingkat Pengetahuan Ibu
Pengetahuan Ibu Tingkat Pengetahuan t partum analitik dengan Post Partum tentang Breast
Tentang Breast Care Ibu tentang Breast desain penelitian Care
Post Partum Care Post Partum cross sectional. Terhadap Kejadian Mastitis
Terhadap Kejadian Terhadap Kejadian Cara di Wilayah Kerja Unit
Mastitis di Wilayah Mastitis di Wilayah pengambilan Pelayanan Tekhnis (UPT)
Kerja Unit Kerja Unit Pelayanan sampel dalam Puskesmas Ciawi
Pelayanan Tekhnis Tekhnis (UPT) penelitian ini Tahun 2012.
(UPT) Puskesmas Puskesmas Ciawi dengan tekhnik
Ciawi Tahun 2012 Tahun 2012”. total sampling
dengan jumlah
Penulis : Sri sampel dalam
Kusmiyati penelitian
Tahun : 2012 ini sebanyak 32
(Jurnal Dalam Responden
Negeri) dengan

10
menggunakan
uji “Chi-
Square”.
10 Judul : Faktor- Menganalisispengaru usia, paritas, Jenis penelitian Hasil penelitian
Faktor yang h secara bersama- pekerjaan, riwayat dalam penelitian menunjukkan bahwa
Mempengaruhi sama antara umur, mastitis sebelumnya, ini adalah sebagian besar usia ibu nifas
Kejadian Mastitis paritas, pekerjaan mastitis observasionalde berisiko
di Rsud Prof. Dr. dan riwayat mastitis ngan pendekatan sebanyak 87,7% , paritas
Margono Soekarjo dengan kejadian case control. berisiko sebanyak 57,8% ,
Purwokerto mastitis di RSUD Sampelnya pekerjaan tidak berisiko
Penulis : Tri anasari, Margono Soekarjo adalah ibu nifas sebanyak54,4% dan riwayat
Sumarni Purwokerto yang mengalami mastitis berisiko sebanyak
Tahun : mastitis 55,6%. Ada hubungan
(Jurnal Dalam sebanyak 45 antara usia, paritas dan
Negeri) orang dan yang riwayat mastitis dengan
tidak mengalami kejadian mastitis dan tidak
mastitis ada
sebanyak 45 hubungan antara pekerjaan
orang. Teknik dengan kejadian mastitis di
pengambilan RSUD Margono Soekarjo

11
sampel Purwokerto. Ada pengaruh
dilakukan secara bersama-sama antara
dengan usia, paritas dan riwayat
menggunakansi mastitis dengan kejadian
mple random mastitis di RSUD Margono
sampling. Soekarjo Purwokerto.
Analisis
bivariate
menggunakan
uji chi square
dananalisis
multivariate
menggunakan
regresi logistik
11 Judul : Hubungan Untuk mengetahui Personal Hygiene, Penelitian Adanya hubungan personal
Personal Hygiene, hubungan personal Teknik Menyusui, kuantitatif hygiene,Teknik menyusui
Teknik Menyusui, hygiene, teknik Peran Keluarga dengan dan peran keluarga dalam
Peran Keluarga menyusui, peran rancangan pencegahan mastitis
dengan pencagahan keluarga dalam deskriptif
Mastitis di Wilayah pencegahan Mastitis analitik dengan

12
Kerja Puskesmas di wilayah kerja desain cross
Putri Ayu Kota puskesmas putri ayu sectional
Jambi Tahun 2016
Penulis : Devi
Arista
Tahun : 2016
(Jurnal Dalam
Negeri)
12 Judul : Tujuan penelitian ini Kompres air hangat, Metode yang Hasil penelitian diperoleh
Perbandingan adalah untuk kompres daun kol, digunakan bahwa terdapat perbedaan
Efektivitas Kompres mengetahui nyeri, dan adalah quasy efektivitas kompres air
Air Hangat dan perbandingan pembengkakan exsperiment hangat dan kompres daun
Kompres Daun Kol efektivitas kompres payudara dengan kol untuk mengurangi nyeri
untuk Mengurangi air hangat dan rancangan two pada ibu dengan
Nyeri pada Ibu kompres daun kol group with pembengkakan payudara di
dengan untnk mengurangi pretest and Wilayah Kerja Puskesmas
Pembengkakan nyeri pada ibu posttest design. Wana Kabupaten Lampung
Payudara di dengan Timur tahun 2020 dengan P
Wilayah Kerja pembengkakan value 0,027.
Puskesmas Wana payudara di Wilayah

13
Kabupaten Kerja Puskesmas
Lampung Timur Wana Kabupaten
Tahun 2020 Lampung Timur
Penulis : Heni tahun 2020
Suraida Rahayu,
Eka Tri Wulandari
Tahun : 2020
13 Judul : Pemberian Untuk mengetahui Kompres kentang, Penelitian ini Penelitian mendapatkan
Kompres Kentang pengaruh kompres mastitis non infeksi menggunakan bahwa terjadi perubahan
terhadap Mastitis kentang terhadap metode skala nyeri payudara pada
Non Infeksi pada mastitis non infeksi kuantitatif, ibu menyusui sebelum dan
Ibu Menyusui pada ibu menyusui. dengan desain sesudah pemberian kompres
Penulis : Riris Pra Eksperiment kentang. Sebelum diberikan
Sitorus dkk. (eksperimen kompres kentang mayoritas
Tahun : 2021 semu) yang responden mengalami nyeri
menggunakan berat dan sesudahnya
teknik one mayoritas responden
group pre test- mengalami nyeri ringan
post test dengan perbedaan rerata
skala nyeri adalah 5,00.

14
14 Judul : Gambaran Untuk mengetahui Pengetahuan Jenis penelitian Hasil dari penelitian yaitu
Tingkat gambaran tingkat Postpartum, ini adalah seluruh ibu postpartum
Pengetahuan Ibu pengetahuan ibu Perawatan payudara Deskriptif primipara di Puskesmas
Postpartum postpartum primipara dengan Saronggi berusia 20-35
Primipara tentang tentang perawatan pendekatan tahun sebesar 100%,
Perawatan Payudara payudara di cross sectional. sebagian besar ibu
di Puskesmas Puskesmas Saronggi. postpartum primipara
Saronggi berpendidikan SMA sebesar
Penulis : Fitria , 53,3%, sebagian besar ibu
Yulia Wardita, postpartum primipara adalah
Herlina Alvianti IRT sebesar 83,3% dan
Ningsih Sebagian besar ibu
Tahun : 2020 postpartum primipara
memiliki pengetahuan
kurang tentang perawatan
payudara sebesar 40%
15 Judul : Efektivitas Untuk mengetahui Pembengkakan Desain Hasil analisis Bivariat
Kompres Daun efektifitas kompres payudara, Daun kubis, penelitian Quasi terdapat perbedaan rata-rata
Kubis dan Breast daun kubis dan breast Breast care experiment pengurangan pembengkakan
Care terhadap care dalam dengan Pre-test payudara setelah diberikan

15
Pengurangan mengurangi post-test kompres daun kubis dan
Pembengkakan pembengkakan nonequivalent breast care dengan mean
Payudara pada Ibu payudara pada ibu control group 6,10 dan p-value = 0,0005.
Nifas nifas. design. Dapat disimpulkan terdapat
Penulis : Vitria efektivitas kompres daun
Komala Sari, Riska kubis dan breast care
Nelda Putri terhadap pengurangan
Tahun : 2020 pembengkakan payudara
16 Judul : The role of untuk menyelidiki Candida dan studi deskriptif Studi ini adalah studi
micro-organisms peran Staphylococcus longitudinal longitudinal pertama tentang
(Staphylococcus Staphylococcus spp Transmission peran kolonisasi
aureus and Candida (spesies) dan staphylococcal dan candida
albicans) in the Candida spp pada di infeksi payudara dan akan
pathogenesis of nyeri payudara dan membantu untuk
breast pain and infeksi pada wanita menyelesaikan kontroversi
infection in menyusui, dan untuk saat ini tentang yang
lactating women: mendeskripsikan merupakan organisme utama
study protocol dinamika penularan di kondisi yang dikenal
(Peran S. aureus dan sebagai sariawan payudara.
mikroorganisme Candida spp antara Studi ini juga akan

16
(Staphylococcus ibu dan bayi. mendokumentasikan
aureus dan Candida dinamika transmisi S. aureus
albicans) dalam dan Candida spp antara ibu
patogenesis dan bayi. Selain itu,
nyeri payudara dan CASTLE akan menyelidiki
infeksi pada wanita dampak fisik ibu yang
menyusui: umum gejala kesehatan dan
protokol studi) pengaruh masalah menyusui
Penulis : Lisa H pada kesejahteraan
Amir, et al. psikologis ibu.
Tahun : 2011
17 Judul : Risk factors menentukan dan Mastitis laktasi, Tinjauan Ulasan ini menentukan
for lactation mengklarifikasi wanita di Cina sistematis dan beberapa faktor risiko
mastitis in China: faktor risiko meta-analisis penting untuk LM di Cina.
A systematic review signifikan yang dari studi yang Secara khusus, kejadian
and meta-analysis terkait dengan LM di relevan LM dapat dikurangi
(Faktor risiko antara dilakukan dan dengan mengendalikan
mastitis laktasi di wanita Cina. dilaporkan, beberapa faktor risiko yang
Cina: Tinjauan mengikuti dapat dimodifikasi seperti:
sistematis dan meta- rekomendasi postur menyusui yang

17
analisis) PRISMA tidak tepat, metode
Penulis : Bao-Yong pemerahan yang tidak
LaiI, et al tepat, stasis ASI berulang,
Tahun : 2021 pembersihan puting susu,
pengalaman pijat payudara
staf non-medis dan tidur
pascapersalinan
sikap.
18 Judul : Untuk Risiko laktasi mastitis, Sebuah studi Analisis regresi logistik
Comprehensive mengidentifikasi wanita Cina kasus-kontrol di multivariat menunjukkan
evaluation of the faktor risiko antara wanita bahwa primiparitas (P <
risk of lactational potensial mastitis Cina yang 0,001), mastitis pada
mastitis in Chinese akut selama terdaftar 652 menyusui sebelumnya (P
women: combined menyusui secara pasien dengan <0,001), heteroplasia
logistic regression komprehensif. mastitis dan 581 puting susu (P <0,001),
analysis with Selanjutnya, untuk wanita sehat puting pecah-pecah (P
receiver operating mengevaluasi model dengan <0,001), trauma payudara
characteristic curve regresi logistik pengalaman oleh kekuatan eksternal (P
(Evaluasi dalam memprediksi menyusui = 0,002), posisi lateral (P
komprehensif dari risiko mastitis laktasi sebagai kontrol. = 0,007), pompa ASI (P =

18
risiko laktasi pada wanita Cina Retrospektif 0,039), hisapan puting susu
mastitis pada wanita dengan menerapkan Informasi (P = 0,007), tidur dengan
Cina: logistik kurva receiver diperoleh hisapan (P =
gabungan operating dengan 0,007), dan tongue tie (P =
analisis regresi karakteristik (ROC). kuesioner yang 0,013) merupakan variabel
dengan operasi meliputi riwayat risiko yang secara
penerima kesehatan independen dan signifikan
kurva karakteristik) kehamilan, berhubungan dengan
penulis : Yongshuo persalinan, nifas mastitis. Selama persalinan
Yin, et al. dan perilaku pervaginam (P = 0,015),
Tahun : 2020 menyusui. bersihkan puting sebelum
Analisis menyusui (P
univariat dan = 0,015), kontak pertama
logistik dengan anak dalam 1 jam
multivariat (P = 0,027) merupakan
model regresi faktor protektif. ROC
dilakukan untuk analisis menunjukkan
menyelidiki bahwa area di bawah kurva
hubungan antara model 2 adalah 0,8122

19
faktor-faktor ini (95%CI =
dan 0,7885-0,8360), yang
terjadinya menyatakan bahwa model
mastitis laktasi. tersebut memiliki
Menggunakan sensitivitas dan spesifisitas
kurva ROC yang tinggi.
untuk
mengevaluasi
nilai prognostik
dari
indikator yang
dipilih dalam
risiko mastitis
akut.
19 Judul : High-Risk Untuk Menyusui, Inflamasi, Sebanyak 262 Insiden SM pada pasien
Factors for mengidentifikasi Mastitis pasien non-SM dengan waktu masuk lebih
Suppurative faktor risiko tinggi dan 63 pasien dari 72 jam setelah
Mastitis in untuk mastitis SM yang terjadinya mastitis akut
Lactating Women supuratif (SM) pada dirawat di adalah
(Faktor Risiko wanita yang sedang Departemen secara signifikan lebih

20
Tinggi untuk menyusui. Bedah Payudara tinggi dibandingkan pada
Mastitis Supuratif di dan Tiroid pasien yang waktu
Wanita menyusui) Rumah Sakit masuknya kurang dari 72
Penulis : Zhonghua Rakyat jam (p<0,0001). Pasien
Yu , Shanping Sun, Liaocheng dengan
Yang Zhang secara galaktostasis lebih rentan
Tahun : 2018 retrospektif untuk mengembangkan
terdaftar dalam SM dibandingkan dengan
penelitian ini. pasien tanpa galaktostasis
Faktor risiko (p<0,0001), dan
tinggi untuk SM kejadian SM pada pasien
selama primipara secara signifikan
laktasi lebih tinggi dibandingkan
ditentukan pada pasien pluripara
dengan menilai (p=0,003).
waktu masuk Tingkat kejadian SM
setelah mastitis secara signifikan lebih
akut, tinggi pada pasien dengan
galaktostasis, diabetes dibandingkan

21
primipara atau pada pasien tanpa diabetes
pluripara, cedera (p=0,002). Pasien dengan
puting susu, cedera puting lebih rentan
kursus menderita SM
pengobatan dibandingkan pasien tanpa
antibiotik, dan cedera puting (p<0,0001).
diabetes. Namun, tidak ada
perbedaan yang signifikan
dalam kejadian SM
menurut kursus
pengobatan antibiotik (p =
0,134).
20 Judul : Antibiotics Untuk menguji Antibiotik, Mastitis Metode Dua percobaan memenuhi
for mastitis in efektivitas terapi pencarian: Kami kriteria inklusi. Satu
breastfeeding antibiotik dalam mencari percobaan kecil
women meredakan gejala Kehamilan dan (n = 25) membandingkan
(Antibiotik untuk pada wanita Melahirkan amoksisilin dengan
mastitis di menyusui dengan: Cochrane cephradine dan tidak
wanita menyusui) mastitis dengan atau Daftar menemukan perbedaan
penulis: Shayesteh tanpa pemeriksaan Percobaan Grup yang signifikan antara

22
Jahanfar, Chirk Jenn laboratorium. (30 September kedua antibiotik dalam hal
Ng, Cheong Lieng 2012), pengurangan gejala
Teng menghubungi dan pembentukan abses.
Tahun : 2013 penyelidik Penelitian lain yang lebih
dan pakar tua membandingkan
konten lainnya pengosongan payudara
yang kami kenal saja sebagai 'terapi
untuk uji coba suportif' versus terapi
yang tidak antibiotik plus terapi
dipublikasikan suportif, dan tanpa terapi.
dan Temuan dari studi terakhir
memindai daftar menyarankan
referensi artikel pembersihan gejala yang
yang diambil. lebih cepat untuk wanita
Kriteria seleksi: yang menggunakan
Kami memilih antibiotik, meskipun
uji coba desain penelitiannya
terkontrol secara bermasalah.
acak (RCT) dan

23
kuasi-RCT
membandingkan
efektivitas
berbagai jenis
antibiotik
terapi atau terapi
antibiotik versus
terapi alternatif
untuk
pengobatan
mastitis.
Pengumpulan
dan analisis
data: Dua
penulis ulasan
secara
independen
menilai kualitas
percobaan dan

24
data yang
diekstraksi.
.
21 Judul :Pengaruh Penelitian ini Nyeri payudara, Jenis penelitian Ada pengaruh kompres
Kompres Hangat bertujuan untuk Kompres hangat ini adalah hangat terhadap nyeri
terhadap Penurunan mengetahui penelitian pre- payudarapada ibu nifas di
Nyeri Payudarapada Pengaruh kompres eksperiman RSUD Waled Kabupaten
Ibu Nifas hangat terhadap dengan Cirebon tahun 2018dengan
nyeri payudara pada rancangan one- p-value 0,000
Penulis : Rica arief ibu nifas di RSUD group pre test-
shintami, Annesya Waled Kabupaten pos test design.
Atma battya, Hanny Cirebon tahun 2018
nur Roehani

Tahun : 2018
(Jurnal dalam
negeri)
22 Judul : Korelasi Tujuan dari Bakteri kokus gram Metode Berdasarkan hasil uji
correlation-Spearman’s
Bakteri Kokus Gram penelitian ini adalah positif pada swab penelitian
range terhadap bakteri
Positif Pada Swab untuk mengetahui payudara . merupakan kokus Gram positif dengan

25
Payudara dengan adanya korelasi Pengetahuan Mastitis metode analitik tingkat pengetahuan mastitis
diperoleh nilai signifikan
Tingkat bakteri kokus Gram pada ibu post partum korelasi dengan
0,178 sehingga tidak ada
Pengetahuan positif pada swab pendekatan korelasi antara bakteri kokus
Gram positif dengan tingkat
Mastitis pada Ibu payudara dengan cross sectional
pengetahuan mastitis pada
Post Partum di tingkat pengetahuan menggunakan ibu post partum.
Kediri mastitis pada ibu swab steril pada
Penulis : Triffit post partum di kediri payudara dan
Imasari, Erawati dilakukan
pewarnaan
Tahun : 2019 Gram serta
(Jurnal dalam dilakukan
negeri) kuisioner untuk
mengetahui
tingkat
pengetahuan
mastitis pada
ibu post partum
23 Judul : Efektivitas Penelitian ini Aloevera, ibu Analisis data Hasil penelitian dapat
Kompres Aloevera bertujuan untuk menyusui menggunakan disimpulkan bahwa
Terhadap Nyeri mengetahui adakah analisis mayoritas responden

26
Pembengkakan hubungan kompres univariat dan berusia 20-35 tahun
Payudara Pada Ibu aloevera terhadap bivariat. dengan paritas multipara,
Menyusui penurunan nyeri Analisis memiliki latar belakang
pembengkakan statitistik pendidikan SMA dan
Penulis : Ratih payudara pada ibu menggunkan uji jenis persalinan normaL.
Indah Sari, Yulia menyusui di wilayah beda dua mean Hasil analisa statistik
Irvani Dewi, Ganis kerja Puskesmas dependent didapatkan bahwa kompres
Indriati harapan raya pecan sample T test aloe vera efektif terhadap
baru dan independent nyeri pembengkakan
Tahun : 2019 T test payudara pada ibu
(Jurnal dalam menyusui dengan p value
negeri) (0,000) < α (0,05).
24 Judul : Faktor bertujuan untuk Pengetahuan Ibu Post Jenis penelitian Hasil penelitian
Penyebab mengetahui faktor Partum, Perawatan ini adalah didapatkanada hubungan
Terjadinya yang berhubungan Payudara Ibu Post kuantitatif antara pengetahuan dengan
Bendungan Asi dengan Kejadian Partum, posisi ibu menggunakan kejadian bendungan ASI
Pada Ibu Postpartum Bendungan ASI menyusui ibu post analisis korelasi pada ibu post partum di
pada ibu Postpartum partum, bendungan dengan Ci- Wilayah Kerja Puskesmas
Penulis : Nelfi di wilayah kerja ASI square. Payung Sekaki. hasil
Sarlis Wilayah kerja Penelitian ini di dengan p- value = 0,016,

27
Puskesmas Payung laksanakan di ada hubungan hubungan
Tahun 2018 (Jurnal Sekaki wilayah kerja antara perawatan payudara
dalam negeri) puskesmas dengan kejadian bendungan
Payung Sekaki ASI di Wilayah Kerja
Pekanbaru Puskesmas Payung Sekaki.
dengan populasi hasil dengan p-value =
103.Teknik 0,001 dan ada hubungan
penarikan posisi menyusui dengan
sampel kejadian bendungan ASI di
Stratified Wilayah Kerja Puskesmas
Random Payung Sekaki. hasil dengan
Sampling p-value = 0,02. Dari
diproleh 82 penelitian dilakukan maka
Responden dapat disimpulkan bahwa
terhapat hubungan antara
pengetahuan ibu, perawatan
payudara dan posisi ibu saat
menyusui dengan kejadian
bendungan ASI payudara

28
pada ibu
25 Judul : Hubungan Menganalisa Teknik menyusui ibu, Penelitian ini Berdasarkan hasil studi
Teknik menyusui hubungan teknik risiko terjadinya menggunakan literature review pada 6
dengan resiko menyusui dengan mastitis pada ibu jenis penelitian jurnal internasional dan 4
terjadinya mastitis resiko mastitis pada menyusui Riset jurnal nasional terkait
ibu menyusui, kepustakaan teknik menyusui dengan
Penulis Mardiana .Mengidentifikasi (library terjadinya mastitis dapat
Ovie Anggara tentang teknik research) disimpulkan bahwa:
menyusui pada ibu 1. Sebagian besar
Tahun : 2020 menyusui, responden memiliki
(Jurnal dalam Mengidentifikasi teknik meyusui yang tidak
negeri) tentang risiko tepat
terjadinya mastitis 2. Sebagian besar
pada ibu menyusui, responden berisiko tinggi
Menganalisis terjadi mastitis
hubungan teknik 3. Ada hubungan antara
menyusui dengan teknik menyusui dengan
risiko terjadinya risiko terjadinya mastitis
mastitis pada ibu pada ibu menyusui. Ibu
menyusui menyusui yang memiliki

29
teknik menyusui cukup
26 Judul : Interventions Untuk menilai Ibu menyusui Mencari daftar Ada beberapa bukti bahwa
for preventing keefektifitasan percobaan pijat acupoint mungkin
mastitis childbirth strategi pencegahan kehamilan dan lebih baik dari pada
(misalnya, persalinan perawatan rutin, probiotik
Penulis : Maree A pendidikan Cochrane, dan mungkin lebih baik dari
Crepinsek ae al menyusui, clinicaltrials.gov pada placebo, dan pijat
pengobatan , platform payudara serta perawatan
Tahun 2020 (Jurnal farmakologis, dan pendaftaran nadi frekwensi rendah
luar negeri) terapi alternatif) percobaan klinis mungkin lebih baik dari
Terhadap kejadian internasional pada perawatan rutin untuk
atau kekambuhan WHO (ICTRP) mencegah mastitis
mastitis non infeksi (3 oktober 2019)
atau infeksi pada ibu dan daftar
menyusui paska referensi study
melahirkan yang di ambil
27 Judul : Treatments Untuk menentukan Ibu menyusui Dua penulis Meskipun bebrapa
For Breast efektivitas dan peninjau secara intervensi mungkin
engorgement during keamanan perawatan independent menjanjikan untuk
lactation yang berbeda untuk menilai uji pengobatan pembengkakan

30
pembengkakan pada kelayakan, payudara, seperti daun
Penulis : Irena wanita Menyusui mengekstrak kubis, paket gel dingin,
zakarija-Grkovic et data, melakukan Kompres herbal, dan pijat
al. penilaian resiko kepastian buktinya rendah
bias dan menilai dan kami tidak dapat
Tahun 2020 kepastian bukti menarik kesimpulan kuat
(jurnal luar negeri) menggunakan tentang efek sebenarnya.
GRADE Percobaan di masa depan
harus bertujuan untuk
memasukkan ukuran
sampel yang lebih besar,
menggunakan wanita
bukan payudara individu
sebagai unit analisis
28 Judul : Nippel pain Untuk menentukan Ibu menyusui, Nyeri Semua Nyeri putting susu adalah
in breatfeeding frekwensi nyeri putting. konsultasi di salah satu alasan untuk
mothers incidence, putting susu sebagai Breast feeding konsultasi pada 36%
causes and treatment alasan untuk centre of kasus. Penyebab paling
konsultasi, penyebab western umum dari nyeri putting
Penulis : Jacqueline paling umum yang Australia di susu adalah posisi dan

31
C. Kent, Elizabeth dikaitkan, dan audit selama dua perlekatan yang salah, di
Ashton, Dona T. efektivitas saran dan periode enam ikuti oleh ikatan lidah,
Geddes pengobatan yang di bulan pada infeksi, anomalipalatan,
berikan tahun 2011 putting datar atau terbalik,
Tahun 2020 (Jurnal (n=469) dan mastitis dan vasospasme
Luar negeri) 2014 (n=708).
29 Judul : Apakah wanita Ibu menyusui yang Produksi ASI 24 Produksi asi yang lebih
Breastfeeding dengan nyeri puting mengalami nyeri jam dan rendah dikaitkan dengan
frequency, milk susu persisten putting dan ibu karakteristik durasi makn yang lebih
volume and duration memiliki suplai ASI menyusui yang tidak menyusui ibu lama untuk ibu dengan
in mother-infant yang rendah mengalami nyeri dengan nyeri nyeri. Tidak ada perbedaan
dyads with puting putting persisten yang signifikan dalam rata-
persistent nipple (n=21) rata produksi susu 24 jam
paint dibandingkan atau karakteristik
dengan ibu pemberian makan antar
Penulis : Holly L tanpa nyeri kelompok. Namun 4
McClellen et al putting (n=21). wanita dengan nyeri
Produksi susu di putting persisten memiliki
Tahun 2012 (Jurnal ukur dengan tingkat produksi ASI di
luar negeri) menimbang bayi bawah 500 Ml/hari.

32
sebelum dan
sesudah setiap
menyusui dari
setiap payudara
selama periode
24-26 jam.
Perbandingan
dilakukan
dengan
menggunakan
uji t student dan
model campuran
linier yang
sesuai
30 Judul : Sublinical Untuk memriksa ASI ibu menyusui, Metode sampel Untuk pertama kalinya
Mastitis in European efek SCM pada Human Milk (HM) HM diperoleh dalam studi standard an
Multicenter cohort : komposisi ASI, dari 305 ibu longitudinal besar eropa,
Prevalent, Inpact On pertumbuhan bayi pada prevalensi tinggi SCM
Human Milk (HM) , dan asupan HM 2,17,30,60,90, pada awal laktasi dan
Compositiont with dalam kohort ibu- dan 120 hari menunjukkan bahwa SCM

33
infact HM Intake bayi dari tujuh post partum. dikaitkan dengan
And Growth Negara eropa Status SCM perubahan signifikan
dinilai dalam komposisi makro
Penulis : Tinu Mary menggunakan dan mikronutrien HM.
Samuel et al rasio HM
sodium (Na) :
Tahun 2019 (Jurnal Kalium (k) >0,6
Luar negeri) tingkat makro
dan mikro yang
berbeda di
analisa di HM

B. Pembahasan

C.

34
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Masa nifas adalah masa dimulai beberapa jam sesudah lahirnya plasenta
sampai 6 minggu setelah melahirkan. Masa nifas dimulai setelah kelahiran
plasenta dan berakhir ketika alat alat kandungan kembali seperti keadaan
sebelum hamil yang berlangsung kira kira 6 minggu. Pada masa nifas bendungan
ASI dapat menjadi awal terjadinya mastitis. Bendungan ASI disebabkan karena
pengosongan payudara yang tidak sempurna, karena teknik menyusui yang tidak
benar, pemakaian bra yang terlalu ketat, dan pengisapan bayi yang kurang kuat.
Mastitis dapat terjadi akibat kuman, dimana kuman penyebab tersering mastitis
yaitu bakteri Staphylococcus aureus
B. Saran
Sebagai petugas kesehatan kita harus melakukan asuhan kebidanan secara
cermat agar masalah kebidanan yang timbul dapat diatasi sesuai dengan hak dan
kewenangan masing-masing petugas kesehatan.

37
DAFTAR PUSTAKA
Ambarwati, E. R., Wulandari, D. 2010. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta :
Mitra Cendikia Press.

Nugroho T, Nurrezki, Warnaliza D, Wilis. 2014. Buku Ajar Asuhan Kebidanan


Nifas (Askeb 3). Yogyakarta: Nuha Medika.

Prawirohardjo, Sarwono. 2016. Ilmu Kebidanan. Edisi 4 Cetakan 5. Jakarta: PT


Bina Pustaka Sarwono Parawirohardjo.

Proverawati, A., & Rahmawati, E. 2010. Kapita Selekta ASI dan Menyusui.
Yogyakarta : Nuha Medika.

Saleha, S. 2009. Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba Medika.

Sutanto Vita. 2018. Asuhan Kebidanan Nifas dan Menyusui Teori dalam Praktik
Kebidanan Professional. Yogyakarta : Pustaka Baru Press.

Varney, Helen. 2009. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Edisi 4. Jakarta : EGC.

38

Anda mungkin juga menyukai