Anda di halaman 1dari 12

TUGAS KELOMPOK KEPERAWATAN MATERNITAS

“ DEFINISI MASA NIFAS ”

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Maternitas

Disusun Oleh :

Kelompok 7

1. Riyas Shobirin (P1337420120001)


2. Firma Chikita (P1337420120018)
3. Reni Titis Antika Sari (P1337420120032)
4. Ivania Ayu Paninggar (P1337420120060)
5. Febi Indriyani (P1337420120075)
6. Winarni Sandra Martuti (P1337420120080)
7. Kholisul Himam (P1337420120087)

PRODI D III KEPERAWATAN SEMARANG

JURUSAN KEPERAWATAN

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN SEMARANG


TAHUN AJARAN 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha kuasa karena telah memberikan kesempatan
pada penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “ Definisi Masa Nifas ” dengan tepat waktu.

Makalah “Defini Masa Nifas” disusun guna memenuhi tugas dari Ibu Dra.Desak Parwati,
S.Kep.,Ns.,M.Kes. Pada mata kuliah Keperawatan Maternitas di Poltekkes Kemenkes Semarang.
Selain itu, penulis juga berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca.

Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Ibu Dra.Desak Parwati,


S.Kep.,Ns.,M.Kes. Selaku dosen mata kuliah Keperawatan Maternitas. Tugas yang telah
diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan terkait bidang yang ditekuni penulis.
Penulis juga mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah membantu proses
penyusunan makalah ini.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan makalah ini.

Semarang, 9 September 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................................................2


DAFTAR ISI ........................................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG............................................................................................................................. 4
1.2 RUMUSAN MASALAH........................................................................................................................ 4
1.3 TUJUAN.......................................................................................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN
2.1.

BAB III PENUTUP


3.1 KESIMPULAN................................................................................................................................. 10
3.2 SARAN......................................................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................................... 11
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Masa nifas adalah masa pulihnya alat-alat vital setelah melahirkan, yang
pada umumnya berlangsung selama ± 6-8 minggu. Masa nifas terdiri dari
involusi dan laktasi. Ibu nifas sangat rentan terhadap infeksi, biasanya ditandai
dengan demam > 38°C, yang pada yang pada umumnya disebabk nya disebabkan oleh an
oleh engorgement ( demam susu ) atau oleh infeksi traktus genitourin oleh infeksi traktus
genitourinarius.
Untuk itu diperlukan pemeriksaan yang meliputi beberapa aspek klinis
terhadap ibu nifas, seperti contohnya pemeriksaan jalan lahir. Yang tidak kalah
pentingnya dengan pemeriksaan adalah perawatan masa nifas. Hal-hal
tersebut san gat pe rlu unt rlu untuk kit a keta hui mengingat tingg t tingginya AKI (ang a
AKI (angka Kematian Ibu) di Indonesia.
Berdasarkan keterangan diatas, maka penulis tertarik untuk mengangkat
masalah masa nifas sebagai judul dari makalah ini yang akan dibahas lebih
lanjut pada bab selanjutnya.
B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan definisi masa nifas?
2. Bagaimana gambaran lama pengeluaran lochea dan pola menyusui pada ibu post
partum?
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui gambaran lama pengeluaran lochea serosa pada ibu post partum
yang menyusui.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui gambaran pola menyusui pada ibu post partum.
b. Untuk mengetahui gambaran frekuensi menyusui (dalam sehari) pada ibu post
partum.
c. Untuk mengetahui gambaran durasi menyusui (dalam sekali menyusui) pada ibu
post partum.
d. Untuk mengetahui gambaran lama pengeluaran lochea pada ibu post partum.
e. Mengidentifikasi tabulasi silang antara lama pengeluaran lochea dan pola
menyusui pada ibu post partum.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Masa Nifas


Masa nifas atau post partum disebut juga puerpurium yang berasal dari bahasa
latin yaitu dari kata “Puer” yang artinya bayi dan “Parous” berarti melahirkan. Nifas yaitu
darah yang keluar dari rahim karena sebab melahirkan atau setelah melahirkan
(Anggraeni, 2010).
Masa nifas (puerpurium) dimulai sejak plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat
kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung kira-kira 6
minggu. Puerperium (nifas) berlangsung selama 6 minggu atau 42 hari, merupakan waktu
yang diperlukan untuk pulihnya alat kandungan pada keadaan yang normal (Ambarwati
dan Wulandari, 2010).
Masa nifas adalah masa setelah plasenta lahir dan berakhir  ketika alat-alat
kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung selama kira-
kira 6 minggu. Periode masa nifas ( puerperium) adalah periode waktu selama 6-8
minggu setelah  persalinan. Periode pasca partum adalah masa dari kelahiran plasenta dan
selaput janin (menandakan akhir periode intrapartum) hingga kembalinya traktus
reproduksi wanita pada kondisi tidak hamil. Periode ini juga disebut periode puerperium,
dan wanita yang mengalami puerperium disebut  puerpera. Proses ini dimulai setelah
selesainya persalinan dan berakhir setelah alat-alat reproduksi kembali seperti keadaan
sebelum hamil / tidak hamil sebagai akibat adanya perubahan fisiologi dan psikologi
karena proses persalinan ( Saleha, 2009, Varney, 2008 )
B. Tahap Masa Nifas
Tahapan masa nifas adalah sebagai berikut:
a. Puerperium Dini
Kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalan-jalan. Dalam agama
Islam dianggap bersih dan boleh bekerja setelah 40 hari.
b. Puerperium Intermedial
Kepulihan menyeluruh alat-alat genetalia yang lamanya 6-8 minggu.
c. Remote Puerperium
Waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna terutama bila selama hamil
atau waktu persalinan mempunyai komplikasi. Waktu untuk sehat sempurna bisa
berminggu-minggu, bulanan, tahunan (Anggraeni, 2010)
C. Perubahan Fisiologi Masa Nifas
Sistem tubuh ibu akan kembali beradaptasi untuk menyesuaikan dengan kondisi
post partum. Organ-organ tubuh ibu yang mengalami perubahan setelah melahirkan
antara lain (Anggraeni, 2010) :
a. Perubahan Sistem Reproduksi
1) Uterus
Involusi merupakan suatu proses kembalinya uterus pada kondisi sebelum hamil.
Perubahan ini dapat diketahui dengan melakukan pemeriksaan palpasi untuk meraba
dimana Tinggi Fundus Uterinya (TFU).
2) Lokhea
Lokhea adalah ekskresi cairan rahim selama masa nifas. Lokhea berbau amis atau
anyir dengan volume yang berbeda-beda pada setiap wanita. Lokhea yang berbau tidak
sedap menandakan adanya infeksi. Lokhea mempunyai perubahan warna dan volume
karena adanya proses involusi. Lokhea dibedakan menjadi 4 jenis berdasarkan warna dan
waktu keluarnya :
a) Lokhea rubra
Lokhea ini keluar pada hari pertama sampai hari ke-4 masa post partum.
Cairan yang keluar berwarna merah karena terisi darah segar, jaringan sisa-sisa
plasenta, dinding rahim, lemak bayi, lanugo (rambut bayi), dan mekonium.
b) Lokhea sanguinolenta
Lokhea ini berwarna merah kecokelatan dan berlendir, serta berlangsung dari
hari ke-4 sampai hari ke-7 post partum.
c) Lokhea serosa
Lokhea ini berwarna kuning kecokelatan karena mengandung serum, leukosit,
dan robekan atau laserasi plasenta. Keluar pada hari ke-7 sampai hari ke14.
d) Lokhea alba
Lokhea ini mengandung leukosit, sel desidua, sel epitel, selaput lendir
serviks, dan serabut jaringan yang mati. Lokhea alba ini dapat berlangsung selama
2-6 minggu post partum.
Lokhea yang menetap pada awal periode post partum menunjukkan adanya
tanda-tanda perdarahan sekunder yang mungkin disebabkan oleh tertinggalnya sisa
atau selaput plasenta. Lokhea alba atau serosa yang berlanjut dapat menandakan
adanya endometritis, terutama bila disertai dengan nyeri pada abdomen dan demam.
Bila terjadi infeksi, akan keluar cairan nanah berbau busuk yang disebut dengan
“lokhea purulenta”. Pengeluaran lokhea yang tidak lancar disebut “lokhea statis”
3) Perubahan Vagina
Vulva dan vagina mengalami penekanan, serta peregangan yang sangat besar selama
proses melahirkan bayi. Dalam beberapa hari pertama sesudah proses tersebut, kedua
organ ini tetap dalam keadaan kendur. Setelah 3 minggu, vulva dan vagina kembali
kepada keadaan tidak hamil dan rugae dalam vagina secara berangsur-angsur akan
muncul kembali, sementara labia menjadi lebih menonjol.
4) Perubahan Perineum
Segera setelah melahirkan, perineum menjadi kendur karena sebelumnya teregang
oleh tekanan bayi yang bergerak maju. Pada post partum hari ke-5, perinium sudah
mendapatkan kembali sebagian tonusnya, sekalipun tetap lebih kendur daripada keadaan
sebelum hamil.
a. Perubahan Sistem Pencernaan
Biasanya ibu mengalami konstipasi setelah persalinan. Hal ini disebabkan
karena pada waktu melahirkan alat pencernaan mendapat tekanan yang
menyebabkan kolon menjadi kosong, pengeluaran cairan yang berlebihan pada
waktu persalinan, kurangnya asupan makan, hemoroid dan kurangnya aktivitas
tubuh.
b. Perubahan Sistem Perkemihan
Setelah proses persalinan berlangsung, biasanya ibu akan sulit untuk buang
air kecil dalam 24 jam pertama. Penyebab dari keadaan ini adalah terdapat spasme
sfinkter dan edema leher kandung kemih setelah mengalami kompresi (tekanan)
antara kepala janin dan tulang pubis selama persalinan berlangsung. Kadar hormon
estrogen yang besifat menahan air akan mengalami penurunan yang mencolok.
Keadaan tersebut disebut “diuresis”.
c. Perubahan Sistem Muskuloskeletal
Otot-otot uterus berkontraksi segera setelah partus, pembuluh darah yang
berada di antara anyaman otot-otot uterus akan terjepit, sehingga akan
menghentikan perdarahan. Ligamen-ligamen, diafragma pelvis, serta fasia yang
meregang pada waktu persalinan, secara berangsur-angsur menjadi ciut dan pulih
kembali. Stabilisasi secara sempurna terjadi pada 6-8 minggu setelah persalinan.
d. Perubahan Sistem Kardiovaskuler
Setelah persalinan, shunt akan hilang tiba-tiba. Volume darah bertambah,
sehingga akan menimbulkan dekompensasi kordis pada penderita vitum cordia.
Hal ini dapat diatasi dengan mekanisme kompensasi dengan timbulnya
hemokonsentrasi sehingga volume darah kembali seperti sediakala. Pada
umumnya, hal ini terjadi pada hari ketiga sampai kelima postpartum.
e. Perubahan Tanda-tanda Vital
Pada masa nifas, tanda – tanda vital yang harus dikaji antara lain :
1) Suhu badan
Dalam 1 hari (24 jam) post partum, suhu badan akan naik sedikit (37,50 – 38◦
C) akibat dari kerja keras waktu melahirkan, kehilangan cairan dan kelelahan.
Apabila dalam keadaan normal, suhu badan akan menjadi biasa. Biasanya
pada hari ketiga suhu badan naik lagi karena ada pembentukan Air Susu Ibu
(ASI). Bila suhu tidak turun, kemungkinan adanya infeksi pada endometrium.
2) Nadi
Denyut nadi normal pada orang dewasa 60-80 kali per menit. Denyut nadi
sehabis melahirkan biasanya akan lebih cepat. Denyut nadi yang melebihi
100x/ menit, harus waspada kemungkinan dehidrasi, infeksi atau perdarahan
post partum.
3) Tekanan darah
Tekanan darah biasanya tidak berubah. Kemungkinan tekanan darah akan
lebih rendah setelah ibu melahirkan karena ada perdarahan. Tekanan darah
tinggi pada saat post partum menandakan terjadinya preeklampsi post partum.
4) Pernafasan
Keadaan pernafasan selalu berhubungan dengan keadaan suhu dan denyut
nadi. Bila suhu nadi tidak normal, pernafasan juga akan mengikutinya, kecuali
apabila ada gangguan khusus pada saluran nafas. Bila pernafasan pada masa
post partum menjadi lebih cepat, kemungkinan ada tanda-tanda syok.
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Asuhan masa nifas diperlukan dalam periode ini karena merupakan masa kritis baik ibu maupun
bayinya. Diperkirakan bahwa 60% kematian ibu akibat kehamilan terjadi setelah persalinan, dan
50% kematian masa nifas terjadi dalam 24 jam pertama .

Masa neonatus merupakan masa kritis dari kehidupan bayi, 2/3 kematian bayi terjadi dalam 4
minggu setelah persalinan dan 60% kematian bayi baru lahir terjadi dalam 7 hari setelah lahir
dengan pemantauan melekat dan asuhan pada ibu dan bayi masa nifas dapat mencegah kematian
ini.

Selama masa nifas, saluran reproduktif anatominya kembali ke keadaan tak hamil normal, yang
meliputi perubahan struktur permanen serviks, vagina dan perineum sebagai akibat persalinan
dan kelahiran. Selain itu, 6 minggu setelah kelahiran, atau tidak lama sesudahnya, pada sebagian
besar ibu yang tidak menyusui bayinya, sinkroni hipofisis ovarium akan dikembalikan lagi untuk
mendukung terjadinya ovulasi.

Saran

1. Bagi masyarakat

Keluarga dari ibu hamil diharapkan dapat membantu memenuhi kebutuhan ibu, memberikan
dukungan psikologis, menjalankan peran dan fungsi keluarga untuk tetap mempertahankan
kesehatan ibu dan anak.

2. Bagi petugas kesehatan

Petugas kesehatan diharapkan dapat memberikan asuhan keperawatan sesuai dengan standar
asuhan keperawatan dan standar pelayanan keperawatan serta mengikuti program pemerintah
sebagai upaya untuk memantau dan mendeteksi secara dini penyulit dan komplikasi pada proses
kehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru lahir.

3. Bagi penulis
Penulis diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan dan keterampilan dalam menerapkan
asuhan keperawatan dalam menangani masalah nifas secara komprehensif sesuai dengan standar
pelayanan keperawatan.

4. Bagi institusi pendidikan

Intitusi pendidikan diharapkan untuk menyediakan lebih banyak literatur yang lengkap dan
terbaru khususnya 10 tahun terakhir serta beberapa jurnal penelitian.

DAFTAR PUSTAKA

https://www.scribd.com/doc/140740679/Definisi-Masa-Nifas

Anda mungkin juga menyukai