Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH MATERNITAS

KONSEP POSTPARTUM

Dosen Pembimbing : Wardatul Washilah, S,Kep,. N,s. M.Kep

Disusun oleh :

Kelompok 4

1. M. dio alfandi (14201.12.20026)


2. Fran asiska dwi maulinda (14201.12.20012)
3. Qudsiyatul umniyah (14201.12.20034)
4. Indriwati (14201.12.20017)
5. Dwi rifanika (14201.12.20009)

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HAFSHAWATY
PESANTREN ZAINUL HASAN
PROBOLINGGO
TAHUN 2022

KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karuniaNya sehingga
Makalah ini dapat diselesaikan tepat waktu. Semoga shalawat serta salam selalu
terlimpahkan kepada nabi kita Muhammad SAW, atas segenap keluarga, parasahabat dan
mereka yang setia kepadanya.
Harapan penulis dengan diselesaikanya makalah ini, semoga memberi manfaat baik
untuk diri sendiri agar dapat mengetahui lebih dalam mengenai “Konsep Post Partum” dalam
keperawatan ataupun untuk pembaca yang bisa menjadikan makalah ini sebagai referensi.
Penulisan makalah ini dapat terlaksana dengan baik dan lancar antara lain tidak lepas
dari dukungan dan masukan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima
kasih kepada:
1. KH. Muhammad Hasan Mutawakkil Alallah, SH, MM. selaku Pembina Yayasan pondok
pesantren stikes Hafshawaty Zainul Hasan Genggong.
2. Dr. Nur Hamim, S.Kep., M.Kes. selaku Direktur Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Hafshawaty Zainul Hasan Genggong.
3. Ns. Shinta Wahyusari. S.Kep,. M. Kep. Sp. Kep Mat selaku kepala prodi 1 keperawatan.
Dan dosen pembimbing mata ajar .
4. Wardatul Washilah, S,Kep,. N,s. M.Kep selaku wali kelas sarjana keperawatan semester
4 Dan dosen pembimbing mata ajar
5. Orang tua selaku pemberi dukungan moral dan material
6. Rekan-rekan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Zainul Hasan Genggong Tingkat 2.
Teriring doa semoga semua kebaikan yang telah diberikan kepada saya mendapatkan
balasan yang berlipat ganda dari Allah SWT. Amiin.
Dalam penulisan makalah ini, saya telah berusaha semaksimal mungkin untuk
menyajikan yang terbaik, namun saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan dikarenakan keterbatasan ruang dan waktu. Oleh sebab itu, saya sangat
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca untuk kesempurnaan
makalah ini

Genggong, 16 maret 2022

Penulis

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Post partum adalah suatu periode dalam minggu-minggu pertama setelah
kelahiran . lamanya “periode” ini tidak pasti , Sebagian besar menganggapnyaantara 4
sampai 6 minggu .walaupun merupakan masa yang relative tidak komplek
dibandingkan dengan kehamilan ,nifas ditandai oleh nanyaknya perubahan fisiologi.
Beberapa perubahan tersebut mungkin hanya sedikit mengganggu ibu baru , walaupun
komplikasi serius juga sering terjadi (Cunningham,F,et al, 2013)
Postpartum adalah periode setelah bayi lahir sampai organ organ reproduksi
kembali keadaan normal dengan waktu 6 minggu (Lowdermik Perry Bobak,2005)
Post partum periode setelah kelahiran, mencakup 6 minggu berikutnya saat
terjadinya involusi uteri (Cunningham,2006)
1.2 Rumusan masalah
1. Apa pengertian dari postpartum ?
2. Apa saja klasifikasi postpartum ?
3. Bagaimana adaptasi fisiologi pada masa post partum ?
4. Bagaimana adaptasi psikologis pada masa post partum ?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa pengertian dari pospartum
2. Untuk mengetahui klsifikasi dari pospartum
3. Mengetahui adaptasi fisiologi pada masa post partum
4. Mengetahui adaptasi psikologis pada masa post partum
1.4 Manfaat
1. Bagi mahasiswa
Manfaat makalah ini bagi mahasiswa baik penyusun maupun pembaca adalah
untik menambah wawasan mahasiswa mengenai pospartum.
2. Bagi institusi
Manfaat makalah bagi institusi pendidikan kesehatan adalah untuk mengetahui
tingkat kemampuan mahasiswa sebagai pesereta didik dalam mengetahui prinsip
pospartum.
3. Bagi masyarakat
Manfaat bagi masyarakat untuk menamabah wawasan mengenai pospatum
sehingga maasyarakat mengrti
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian
Persalinan merupakan proses pergerakan keluarnya janin, plasenta, dan
membran dari dalam rahim melalui jalan lahir. Proses ini berawal dari pembukaan
dan dilatasi serviks sebagai akibat kontraksi uterus dengan frekuensi, durasi, dan
kekuatan yang teratur. ( Silangit, A. D. 2021 ).
Periode intranatal atau sering disebut sebagai persalinan, adalah suatu proses
dimana fetus dan plasenta keluar dari uterus, ditandai dengan peningkatan aktivitas
otot rahim (frekuensi dan intensitas kontraksi) yang menyebabkan penipisan dan
pembukaan serviks serta keluarnya lendir darah (bloody show) dari vagina. (Silangit,
A. D. 2021 ).
Persalinan adalah proses pergerakan janin, plasenta, dan membrane dari dalam
uterus (rahim) melalui jalan lahir. Saat persalinan terjadi dan janin turun ke dalam
jalan lahir. Persalinan yang normal terjadi pada umur kehamilan cukup bulan (37-42
minggu). ( Silangit, A. D. 2021 ).
Post partum atau masa nifas disebut juga Puerperium yang berasal dari bahasa latin
yaitu dari kata Puer yang berarti bayi dan Parous yang berarti melahirkan.
Masa nifas didefinisikan sebagai periode selama dan tepat setelah kelahiran.
Namun secara populer, diketahui istilah tersebut mencakup 6 minggu berikutnya saat
terjadi involusi kehamilan normal (Hughes, 1972 dalam Chunnigham, 2006). Masa
nifas (puerperium) dimulai setelah placenta lahir dan berakhir ketika alat-alat
kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil (Anggraini, Y, 2010). Selama 6
minggu atau 42 hari merupakan waktu yang diperlukan untuk pulihnya alat
kandungan pada keadaan yang normal. (Ambarwati E,R,Diah,W, 2010).
Batasan waktu nifas yang paling singkat (minimumm) tidak ada batasan
waktunya, bahkan bisa jadi dalam waktu yang relatif pendek darah sudah keluar,
sedangkan batasan maksimumnya adalah 40 hari (Ambarwati E,R,Diah,W, 2010).
Jadi, masa nifas adalah masa setelah keluarnya placenta sampai pada alat-alat
reproduksi menjadi pulih kembali seperti sebelum hamil dan secara normal masa nifas
itu berlangsung selama 6 minggu atau selama 40 hari.
Menurut Saleha (2009) periode masa postpartum (puerperium) adalah periode
waktu selama 6-8 minggu setelah persalinan. Menurut Departemen Kesehatan RI
dalam Padila (2014), Postpartum atau masa postpartum adalah masa sesudahnya
persalinan terhitung dari saat selesai persalinan sampai pulihnya kembali alat
kandungan ke keadaan sebelum hamil dan lamanya mas postpartum kurang lebih 6
minggu.

2.2 Klasifikasi postpartum


Periode postpartum (puerperium) dibagi menjadi 3 periode yaitu
1. Puerperium dini yaitu periode dimana ibu sudah diperbolehkan berdiri dan
berjalan-jalan.
2. Puerperium intermedial yaitu waktu yang dibutuhkan untuk kepulihan seluruh
alat genetalia dengan waktu 6-8 minggu.
3. Remote puerperium yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna
(mochtar,2002, manuaba 2007)

2.3 Adaptasi fisiologis pada masa post partum


1. Perubahan sistem reproduksi
Selama nifas, alat-alat reproduksi internal maupun eksternal berangsur-angsur
kembali ke keadaan sebelum hamil. Perubahan keseluruhan alat genetalia ini
disebut involusi. Pada masa ini terjadi juga perubahan penting lainnya,
perubahan-perubahan yang terjadi antara lain sebagai berikut.
A. Uterus
Setelah plasenta dan selaput ketuban keluar dari uterus maka dimulailah masa
nifas. Oksitosin yang dilepaskan dari kelenjar hipofisis posterior menginduksi
kontraksi myometrium yang saling berkaitan dan kuat. Rongga uterus telah
kosong, maka uterus secara keseluruhan berkontraksi ke arah bawah kembali
meyatu satu sama lain, dan ukuran uterus secara bertahap kembali seperti
sebelum hamil (coad dan Dunstall, 2006.). proses involusi uterus adalah
sebagai berikut
a. iskemia miometrium
b. atrofi jaringan
c. autolysis
d. efek oksitosin
B. Lokia
Pengeluaran lokia dimaknai sebagai peluruhan jaringan desidua yang
menyebabkan keluarnya secret vagina dalam jumlah bervariasi. Lokia
mempunyai bau yang amis (anyir) meskipun tidak terlalu nyengat dan
volumenya berbeda-beda pada setiap wanita. Secara mikroskopis, lokia
terdiri atas eritrosit, serpihan desidua, sel-sel epitel dan bakteri. Lokia
mengalami perubahan karena proses involusi. Pengeluaran lokia dapat dibagi
menjadi lokia lubra, sanguinolenta, serosa, dan alba. Perbedaan masing-
masing lokia dapat dilihat sebagai berikut
a. lokia lubra
b. lokia sanguilenta
c. lokia serosa
d. lokia alba
C. Genetalia eksternal, vagina, dan perineum
Selama proses persalinan vulva dan vagina mengalami penekanan serta
peregangan. Beberapa setelah dari persalinan, kedua organ ini tetep dalam
keadaan kendur. Rugae dalam vagina secara berangsur-angsur mulai tampak
pada minggu ke 3. Himen muncul Kembali sebagai jaringan sikatriks (scar)
atau penonjolan kulit dan setelah mengalami sikatrisasi berubah menjadi
karunkula mirtiformis yang khas bagi wanita multipara. Ukuran vagina akan
selalu lebih besar dibandingkan keadaan saat sebelum persalinan pertama.
Perubahan pada perineum pasca melahirkan terjadi pada saat perineum
mengalami perobekan. Robekan jalan lahir dapat terjadi secara spontan
ataupun dilakukan episiotomis atas indikasi tertentu. Robekan perineum
umumnya terjadi pada garis tengah dan bisa menjadi luas apabila kepala
janin lahir terlalu cepat, sudut arpus pubis lebih kecil dari biasa, kepala janin
melewati pintu panggul bahwa dengan ukuran yang lebih besar daripada
sirkumferensial suboksipito berg matika. Apabila ada laselasi jalan lahir atau
luka bekas episiotomy lakukan penjahitan dan perawatan dengan baik.
2. Perubahan sistem pencernaan
Sistem gastrointestinal selama kehamilan dipengaruhi oleh beberapa
hal, diantaranya tingginya kadar progesterone yang dapat mengganggu
keseimbangan cairan tubuh, meningkatkan kolesterol darah, dab melambatkan
kontraksi otot-otot polos. Pasca melahirkan, kadar progesterone mulai
menurun. Namun faal usus memerlukan waktu 3 sampai 4 hari untuk Kembali
normal.
Beberapa hal yang berkaitan dengan perubahan pada sistem pencernaan atara
lain sebagai berikut.
a) Nafsu makan
Rasa lelah yang amat berat setelah proses persalinan dapat memengaruhi
nafsu makan ibu. Sebagian ibu tidak merasakan lapar sampai rasa lelah itu
hilang ada juga yang merasakan lapar segera setelah persalinan. Sebaiknya
setelah persalinan segera mungkin berikan ibu minuman hangat dan manis
untuk mengembalikan tenaga yang hilang. Secara bertahap berikan
makanan yang sifatnya ringan karena alat pencernaan juga perlu untuk
memulihkan keadaannya.
b) Motilitas
Secara has penurunan tonus dan motilitas otot tractus cerna menetap
selama waktu yang singkat setelah bayi lahir. Pada persalinan bedah sesar
kelebihan analgesic dan anestesi bisa memperlambat pengembalian tonus
dan motilitas ke keadaan normal.
c) Pengosongan usus
Pasca melahirkan ibu sering mengalami konstipasi. Hal ini disebabkan
tonus otot usus penurunan selama proses persalinan dan awal masa nifas,
diare sebelum persalinan, anema sebelum melahirkan, kurang makan,
dehidrasi, hemoroit, ataupun laserasi jalan lahir. Sistem pencernaan pada
masa nifas membutuhkan waktu untuk kembali normal.
3. Perubahan sistem perkemihan
Saluran kemih kembali normal dalam waktu 2 sampai 8 minggu hal tersebut
dipengaruhi oleh keadaan atau status sebelum persalinan, lamanya partus kala
II dilalui, besarnya tekanan kepala yang menekan pada saat persalinan
kandung kemih pada masa nifas sangat kurang sensitive dan kapasitasnya
bertambah. Sehingga kandung kemih penuh atau sesudah buang air kecil
masih tertinggal urine residual (normal + 15 cc). sisa urine dan trauma pada
kandung kemih waktu persalinan memudahkan terjadinya infeksi. Urine
biasanya berlebihan (polyuria) antara hari kedua dam kelima. Hal ini
disebabkan karena kelebihan cairan sebagai akibat retensi air dalam kehamilan
dan sekarang dikeluarkan kadang-kadang hematuria akibat proses katalitik
infolusi. Asetonuria terutama setelah partus yang sulit dan lama yang
disebabkan pemecahan karbohidrat yang banyak, karena kegiatan otot-otot
rahim, dan karena kelaparan. Proteinuria akibat dari autolisis sel-sel otot.
4. Perubahan sistem muskolo skeletal
Otot-otot uterus berkontraksi segera setelah persalinan . pembuluh-pembuluh
darah yang berada diantara nyaman otot-otot uterus akan terjepit. Proses ini
akan menghentikan pendarahan setelah plasenta dilahirkan.
Ligament , diafragma pelfis,serta fasia yang meregang pada waktu
persalian,secara berangsur-angsur menjadi ciut dan pulih Kembali sehingga
tak jarang uterus jatuh kebelakang dan menjadi retrofleksi karena liga mentum
protundum menjadi kendur . tidak jarang pula wanita mengeluh kandungannya
turun setelah melahirkan karena ligamen ,fasia,jaringan menunjang alat
genetalia menjadi kendur. Stabilitas terjadi pada 6-8 minggu setelahpersalinan
5. Perubahan tanda tanda fital
a. Suhu tubuh
Setelah persalianan, dalam 24 jam pertama ibu mengalami sedikit
peningkatan suhu tubuh(38 c) sebagi respon tubuh terhadap proses
persalianan terutama dehidrasi akibat pengeluaran darah dan cairan saat
persalinan. peningkatan suhu ini umumnya terjadi hanya sesaat jika
peningkatan suhu menetap mungkin menandakan infeksi(coat dan
dunstal,2006)
b. Nadi
Denyut nadi normal pada orang dewasa 60-80 kali permenit . pada saat
proses persalinan denyut nadi akan mengalami peningkatan.denyut nadi
yang melebihi 100 kali permenit, harus waspada kemungkinan infeksi atau
pendarahan postpartum.
c. Tekanan darah
Tekanan dara normal untuk sistol berkisar 110-140 mmhg dan untuk
diastole 60-80 mmhg. Setelah persaliann tekan darah dapat sedikit lebih
rendah dibandingkan pada saat hamil karena terjadinya pendarahan pada
proses persalinan bila tekanan darah mengalami peningkatan lebih dari
30mmhg pada sistol atau lebih dari 15mmhg pada diastole perlu di curigai
timbulnya hipertensi atau treeklamsia postpartum
d. Pernafasan
Pada ibu postpartum pada umumnya penafasan menjadi lambat aytau
Kembali normal seperti saat sebelum hamil pada bulan ke 6 setelah
persalinan .hal ini karena ibu dalam kondisi pemulihan atau dalam kondisi
istirhat( maryunani,2009) . Bila nadi, suhu tidak normal, pernafasan juga
akan mengikutinya kecuali apabila ada gangguan khusus pada saluran
pernafasan. Bila pada masa nifas pernafasan menjadi lebih cepat,
kemungkinan ada tanda-tanda shok.
6. Perubahan sistem kardiovaskuler
Semana kehamilan volume darah normal digunakan untuk menampung aliran
daraah yang meningkat, yang diperlukan oleh plasenta dan pembuluh darah
uterus. Penarikan Kembali esterogen menyebabkan diuresis yang terjadi secara
cepat sehingga mengurangi volume plasma Kembali pada proporsi normal.
Aliran ini terjadi dalam 2-4 jam pertama setelah kelahiran bayi. Selama masa
ini, ibu mengeluarkan banyak sekali jumlah urin. Hilangnya progesterone
membantu mengurangi retensi cairan yang melekat dengan meningkatnya
vascular pada jaringan tersebut selama kehamilan Bersama-sama dengan
trauma masa persalinan. Pada persalinan vagina kehilangan darah sekitar 200-
500 mL, sedangkan pada persalinan Sc pengeluaran 2 kali lipatnya. Perubahan
terdiri atas volume daraah dan kadar Ht (Hematokrit).
Setelah persalinan shunt akan hilang dengan tiba-tiba. Volume darah ibu relatif
akan bertambah. Keadaan ini akan menyebabkan beban pada jantung dan akan
menimbulkan dekompensatio cordis pada pasien dengan vitum cardio.
Keadaan ini dapat diatasi dengan mekanisme kompensasi dengan tumbuhnya
hemokonsentrasi sehingga volume darah Kembali seperti sedia kala. Ini akan
terjadi 3-5 hari postpartum.
7. Perubahan sistem hematologi
Pada minggu-minggu terakhir kehamilan kadar vibrogen dalam plasma serta
faktor-faktor pembekuan darah meningkat. Pada hari pertama postpartum,
kadar vibrogen dan plasma akan sedikit menurun tetapi darah lebih mengental
dengan peningkatan viskositas sehingga meningkatkan faktor pembekuan
darah.
Leukosit adalah meningkatnya sel-sel darah putih sebanyak 15000 selama
persalinan. Jumlah leukosit akan tetap tinggi salama beberapa hari pertama
masa postpartum. Jumlah sel darah putih ini bisa naik tanpa adanya kondisi
patologis jika wanita mengalami persalinan lama.
Jika hematokrit pada hari pertama atau kedua lebih rendah dari titik 2% atau
lebih tinggi dari saat memasuki persalinan awal, maka pasien dianggap telah
kehilangan darah yang cukup banyak.
8. perubahan endokrin
a. Hormon plasenta
Hormone plasenta HCG (Human Chorionic Gonadotropin) menurun
dengan cepat setelah persalinan menetap sampai 10% dalam 3 jam hingga
hari ke 7 potspartum dan sebagai onset pemenuhan mamae pada hari ke 3
postpartum.
b. Hormon pituitari
menurunnya kadar esterogen merangsang kelenjar pituitari sebagai
belakang untuk mengeluarkan prolactin yang berperan dalam ASI.
c. Hormon hipofisis dan fungsi ovarium
kadar prolaktin meningkat secara progresif sepanjang masa hamil.
Yang dipengaruhi oleh kekerapan menyusui, lama tiap kali menyusui, dan
banyak makanan tambahan yang diberikan. Lama tiaknya menyusui
mempengaruhi lamanya y yibu mendapatkan menstruasi kembali.
d. Hormon esterogen dan progesterone
setelah prsalinan kadar esterogen menurun 10% dalam kurun waktu 3
jam. Progesterone turun pada hari ke 3 postpartum dan digantikan dengan
peningkatan hormon prolaktin dan prostakglandin yang berfungsi dalam
pembentukan ASI sehingga mencegah terjadinya pendarahan.

2.4 Adaptasi psikologis pada masa nifas


A. Perubahan psikologis pada nifas
Setelah proses persalinan fisik ibu nifas secara bertahap mengalami pemulihan,
secara emosional ibu nifas belum pulih minggu pertama merupakan masa rentan
masih terdapat rasa gembira berganti depresi atau berubah-ubah diantara
keduanya. Persasaaan tidak mampu menjadi ibu, merawat bayi, terutama jika
ibu menyusui dan bertambah atau menurunnya minat terhadap seks. Timbulnya
gejala-gejala tersebut dipengaruhi oleh :
a. jenis persalinan yang ibu alami
b. dukungan dari lingkungan sekitar
c. bertambahnya tugas dan tanggung jawab ibu dengan adanya kehadiran bayi
Teori refarubin (1963) menjelaskan bahwa “seorang ibu yang baru melahirkan
mengalami adaptasi psikologis pada masa nifas dengan melalui tiga fase
penyesuaian ibu (perilaku ibu) terhadap perannya sebagai ibu “tiga fase adaptasi
psikologis ibu nifas dapat dipaparkan sebagai berikut” :
a. Fase taking in
b. Fase taking hold
c. Fase letting go
Faktor-faktor yang memengaruhi suksesnya masa transisi ke masa menjadi
orang tua pada masa nifas, antara lain sebagai berikut :
1. Respon serta dukungan keluarga dan teman
2. Hubungan dari pengalaman melahirkan terhadap harapan dan aspirasi
3. Pengalaman melahirkan dan membesarkan anak sebelumnya
4. Pengaruh budaya dan istiadat
B. Postpartum blues
Seringkali ibu postpartum mengalami perasaan sedih yang berkaitan dengan bayinya
atau dirinya sendiri. Keadaan ini disebut dengan postpartum blues atau baby blues.
Perubahan perasaan ini merupakan respon alami terhadap rasa lelah yang dirasakan.
Selain itu, perubahan fisik dan emosional selama beberapa bulan kehamilan. Disini
hormon memainkan peranan utama dalam hal bagaimana ibu beraksi terhadap situasi
yang berbeda. Gejala yang sering muncul, antara lain sebagai berikut
1. Menangis, cemas
2. Mengalami perubahan perasaan
3. Tidak mau makan
4. Merasa lebih sensitive dan mudah tersinggung
5. Khawatir yang berlebihan mengenai bayi nya
6. Penurunan gairah seks dan kurang percaya diri terhadap kemampuan menjadi
seorang ibu.
Faktor pencetus postpartum blues antara lain sebagai berikut
1. Sensitifitas ibu terhadap perubahan hormon
2. Keluhan secara fisik
3. Faktor individu ibu sendiri
4. Kematangan dan kesiapan mental ibu dalam menghadapi perubahan fisik dan
perubahan baru nya
5. Riwayat kehamilan dan proses persalinan
6. Kurangnya dukungan suami dan keluarga
7. Problem keluarga dan lingkungan sekitar
Postpartum blues sebenarnya hanya bersifat semantara waktu, sejak hari pertama
postpartum dan berlangsung kurang lebih 2 minggu. Belum ada analisis pasti
terjadinya postpartum blues, beberapa faktor yang diduga sebagai pencetus
postpartum blues antara lain sebagai berikut
1. menyiapkan mental ibu
2. menjaga komunikasi positif antara ibu, suami, dan keluarga
3. menyadari bahwa bayi baru lahir sangat bergantung pada ibunya
4. belajar bersikap tenang dan fleksibel terhadap berbagai masalah yang dihadapi
5. mengatur waktu sebaik mungkin
6. bicarakan dengan suami dan keluarga untuk membantu ibu dalam mengarjakan
pekerjaan rumah
7. luangkan waktu beberapa menit untuk berolahraga ringan agar peredaran darah
lancer sehingga ibu lebih sehat
Jika postpartum tidak berhasil tertangani kondisi ini dapat meningkat menjadi depresi
postpartum. Berikut ini gejala-gejala depresi postpartum antra lain sebagi berikut:
a. sulit tidur bahkan Ketika bayi sudah tidur
b. nafsu makan berkurang
c. perasaan tidak berdaya
d. terlalu cemas
e. tidak memyukai atau takut menyentuh bayi
f. pikiran yang menakutkan mengenai bayi
g. sedikit atau tidak ada perhatian terhadap penampilan pribadi
h. gejala fisik seperti banyak wanita sulit bernafas atau perasaan berdebar-debar
C. Kesedihan dan dukacita
Perasaan sedih dan berduka dapat dialami siapapun ketika seseorang merasa kehilangan
atau berpisah dengan sesuatu yang sebelumnya ada, atau dapat dimaknai sebagai
perubahan dalam hidup. Kesedihan dan berduka pada ibu nifas sering kita jumpai
sebagai hal berikut :
a) Kemurungan masa nifas
Tanda dan gejalanya yaitu sangat emosional, sedih, khawatir, mudah
tersinggung, cemas, merasa kehilangan semangat, menangis berulang kali.
Etiologi berbagai perubahan yang terjadi dalam tubuh wanita selama kehamilan
dan perubahan dalam pola hidupnya sesudah mempunyai bayi.
Penatalaksaan secara tradisional dan secara kebidanan:
Anjurkan ibu untuk berdiskusi dengan keluarga atau bidan apa yang
dirasakannya. Apabila lebih parah pastikan ada yang menemani ibu dan bayinya
selama beberapa hari atau minggu. Gunakan obat-obatan jika keluhan sangat
mengganggu.
b) Tanda-tanda dan gejala ibu yang mengalami atau mempunyai reaksi psikologis
yang lebih parah daripada kemurungan masa nifas.
Tidak bisa tidur, tidak nafsu makan, merasa bahwa ia tidak dapat merawat
dirinya sendiri atau bayinya, berpikir untuk mencederai dirinya sendiri atau
bayinya, seolah mendengar suara-suara atau tidak dapat berpikir secara jernih,
perilakunya aneh, kehilangan sentuhan atau hubungan dengan kenyataan,
adanya halusinasi atau hayalan, menyangkal bahwa bayi yang dilahirkan adalah
anaknya.
c) Berduka dan kehilangan pada ibu nifas dapat berupa sudden invant death
syndrome (SIDS), yaitu kematian bayi saat bayi berumur 1 bulan sampai 1
tahun yang disebabkan oleh penyakit jantung, kelainan metabolism, infeksi, dan
lain-lain.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Masa nifas (puerperium) dimaknai sebagai periode pemulihan segera setelah
lahirnya bayi dan plasenta serta mencerminkan keadaan fisiologi ibu terutama sistem
reproduksi Kembali mendekati keadaan sebelum hamil. Periode ini berlangsung 6
minggu atau berakhir saat kembalinya kesuburan, yang berpengaruh pada sistem
psikologis dan fisiologis. Sehingga pada sistem fisiologis sendiri mempengaruhi
sistem reproduksi, sistem pencernaan, perkemihan, perubahan sistem
muskoskuloskeletal, perubahan tanda vital kardiovaskuler hemotologi dan endokrin.
Sehingga terjadi perubahan tertentu. Berbeda dengan sistem fisiologis, namun pada
sistem psikologis mempengaruhi perubahan pada nifas dan pospartum.
3.2 Saran
Setelah kelompok melakukan tindakan secara langsung pada ibu nifas patologi
dengan perdarahan post partum , maka kelompok dapat memberikan saran-saran
guna meningkatkan mutu pelayanan pada ibu nifas adapun saran-saran yang diberikan
adalah sebagai berikut :
1. Bagi Tenaga Kesehatan
Dapat meningkatkan pelayanan khususnya dalam kasus ibu nifas patologi
dengan Perdarahan Postpartum .
2. Bagi Mahasiswa
Dapat memgatasi dan lebih mengerti apabila ibu terjadi hal serupa
3. Bagi Institut Pendidikan
Dapat memberikan pengetahuan tentang perdarahan Postpartum dan
pembelajaran selanjutnya .
4. Bagi Pasien Diharapkan
Dapat menambah pengetahuan mengena perdarahan Postpartum , dengan
tujuan apabila pasien suatu saat menemukan kejadian yang serupa dapat
melakukan tindakan antisipasi agar melakukan pertolongan awal.
DAFTAR PUSTAKA
Marliandiani, yefi. 2015. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas Dan
Menyusui. Jakarta; Salemba Medika, 2015.
Sri wahyuningsih. 2019. Buku ajar Asuhan Keperawatan Pospartum dilengkapi dengan
panduan persiapan praktikum mahasiswa keperawatan. Yogyakarta;
DEEPUBLISH, 2019.
Rini, Susilo. 2016. Panduan Asuhan Nifas Dan Efidence Baset Pracetice. Yogyakarta;
DEEPUBLISH, 2016.

Anda mungkin juga menyukai