“POST PARTUM”
MATA KULIAH: PROFESI KEPERAWATAN MATERNITAS
Pembimbing Akademik : Ns. Muladefi Choiriyah, S Kep., M.Kep
Pembimbing Lahan: Khotik, Str. Keb
Oleh :
Ziza Imas Veyah
210070300111043
Kelompok 3A
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah
memberi rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat meyelesaikan makalah
Laporan Pendahuluan dan Aasuhan Keperawatan yang berjudul “Post Partum”.
Adapun laporan ini dibuat oleh penulis untuk memenuhi tugas mata kuliah Profesi
dalam Departemen Keperawatan Maternitas.
Dengan selesainya laporan pendahuluan dan asuhan keperawatan ini,
penulis mengucapkan terimakasih yang tak terhingga kepada :
1. Ns. Muladefi Choiriyah, S Kep., M.Kep selaku pembimbing akademik
Profesi Keperawatan Maternitas.
2. Khotik, Str. Keb selaku pembimbing klinik di Puskesmas Pakisaji.
Penulis menyadari bahwa penulisan ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu penulis membuka diri untuk segala saran dan kritik yang membangun.
Akhirnya, semoga makalah laporan pendahuluan dan asuhan keperawatan ini dapat
menambah wawasan dan bermanfaat bagi yang membutuhkan.
Penulis
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Periode setelah melahirkan juga disebut dengan periode postpartum,
merupakan masa enam minggu sejak bayi lahir sampai saat organ-organ
reproduksi kembali seperti semula (Bobak, 2005). Pada priode ini
merupakan masa transisi bagi ibu karena banyak terjadi perubahan, baik
secara fisik, psikologis, emosional dan sosial (Baston & Hall, 2013).
Menurut World Health Organitation (WHO) menyatakan setiap menit
seorang ibu melahirkan meninggal karena beberapa komplikasi saat
melahirkan. Dengan kata lain 1.400 perempuan yang meninggal lebih dari
satu tahun karena kehamilan berkisar 50.000 perempuan yang meninggal
pada saat persalinan dan nifas. Angka Kematian Ibu (AKI) di indonesia
masih sangat tinggi salah satunya di jawa tengah untuk tahun 2009,
berdasarkan data yang diperoleh dari kabupaten dan kota terdapat angka
kasus kematian ibu sebesar 117,02. Kematian maternal paling banyak
adalah setelah masa melahirkan sebesar 49,125, selanjutnya pada waktu
melahirkan sebesar 23,89%.
Di dalam persalinan, tindakan episiotomi sering dilakukan untuk
mengendalikan robekan pada jalan lahir sehingga memudahkan
penyembuhan luka karena lebih mudah dijahit dan menyatu
kembali(Manuaba, 20011), penyembuhan luka episiotomi dapat
membutuhkan waktu bermingguminggu, bulanan atau tahunan tergantung
pada kondisi kesehatan dan perawatan perineum itu sendiri. Pada penelitian
Romi (2009) menyebutkan bahwa Luka post episiotomi jika tidak di rawat
akan menimbulkan komplikasi secara fisik maupun psikologis. Bukti
menyatakan bahwa ibu postpartum mengalami perubahan kualitas hidup
secara psikologis maupun fisik seperti keterbatasan fisik, kelelahan dan
nyeri. Penurunan kesehatan fisik dan psikologis dapat terjadi setelah ibu
post partum, sehingga ibu post partum perlu mendapatkan dukungan
terhadap penyesuaian ibu dalam menghadapi aktifitas dan peran barunya
sebagai seorang ibu. Berbagai perawatan pospartum meliputi perawatan diri
fisik, perawatan diri psikososial, dan perawatan bayi baru lahir. Perawatan
diri fisik merupakan suatu kebutuhan dasar manusia seperti: kebersihan diri
(mandi), perawatan perineum, perawatan payudara, istirahat dan tidur,
latihan (ambulasi dan kegel) (Reeder, 2011).
B. Tujuan
1. Untuk memahami konsep post partum
2. Melakukan tindakan profesional mandiri dan kolaborasi asuhan
keperawatan pada post partum secara profesional mandiri dan
kolaborasi.
BAB 2
ISI
A. Definisi
Postpartum adalah masa atau waktu sejak bayi dilahirkan dan plasenta
keluar lepas dari rahim, sampai enam minggu berikutnya, disertai dengan
pulihnya kembali organ-organ yang berkaitan dengan kandungan, yang
mengalami perubahan seperti perlukaan, keluarnya cairan berupa lochea
dan lain sebagainya berkaitan saat melahirkan. Periode post partum adalah
waktu penyembuhan dan perubahan, waktu kembali pada keadaan tidak
hamil, serta penyesuaian terhadap hadirnya anggota keluarga baru
(Mitayani, 2011). Periode postpartum merupakan situasi krisis bagi ibu,
pasangan, dan keluarga akibat berbagai perubahan yang terjadi baik secara
fisik, psikologis, maupun struktur keluarga yang memerlukan proses
adaptasi atau penyesuaian. kurun waktu 6 sampai 8 minggu (Murray &
McKinney, 2007).
B. Etiologi
a. Puerperium Dini (Immediate Postpartum) : 0 – 24 jam postpartum.
Yaitu masa segera setelah plasenta lahir sampai dengan 24 jam.
Perdarahan merupakan masalah terbanyak pada masa ini. Kepulihan
dimana ibu diperbolehkan berdiri dan berjalan, serta menjalankan
aktivitas layaknya wanita normal lainnya
b. Puerperium Intermediate (Early Postpartum) : 1 – 7 hari postpartum
Yaitu masa dimana involusi uterus harus dipastikan dalam keadaan
normal, tidak ada perdarahan, lochea tidak berbau busuk, tidak demam,
ibu cukup mendapat nutrisi dan cairan, ibu dapat menyusui dengan
baik. Kepulihan menyeluruh alat-alat genetalia yang lamanya sekitar 6-
8 minggu
c. Puerperium Remote (Late Postpartum) : 1 - 6 minggu postpartum.
Waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna terutama
apabila ibu selama hamil atau persalinan mempunyai komplikasi. Masa
dimana perawatan dan pemeriksaan kondisi sehari-hari, serta konseling
KB. Waktu untuk sehat sempurna bisa berminggu-minggu, bulanan,
tahunan.
C. Adaptasi Fisiologis
1. Infolusi uterus
Proses kembalinya uterus ke keadaan sebelum hamil setelah melahirkan,
proses ini dimulai segera setelah plasenta keluar akibat kontraksi otot-
otot polos uterus. Pada akhir tahap ketiga persalinan, uterus berada di
garis tengah, kira-kira 2 cm di bawah umbilikus dengan bagian fundus
bersandar pada promontorium sakralis. Dalam waktu 12 jam, tinggi
fundus mencapai kurang lebih 1 cm di atas umbilikus. Fundus turun
kira-kira 1 smpai 2 cm setiap 24 jam. Pada hari pasca partum keenam
fundus normal akan berada di pertengahan antara umbilikus dan
simpisis pubis.
2. Kontraksi
Intensitas kontraksi uterus meningkat secara bermakna segera setelah
bayi lahir, diduga terjadi sebagai respon terhadap penurunan volume
intrauterin yang sangat besar. homeostasis pasca partum dicapai
terutama akibat kompresi pembuluh darah intramiometrium, bukan oleh
agregasi trombosit dan pembentukan bekuan. Hormon oksigen yang
dilepas dari kelenjar hipofisis memperkuat dan mengatur kontraksi
uterus, mengopresi pembuluh darah dan membantu hemostasis. Salama
1-2 jam pertama pasca partum intensitas kontraksi uterus bisa berkurang
dan menjadi tidak teratur. Untuk mempertahankan kontraksi uterus,
suntikan oksitosin secara intravena atau intramuskuler diberikan segera
setelah plasenta lahir. Ibu yang merencanakan menyusui bayinya,
dianjurkan membiarkan bayinya di payudara segera setelah lahir karena
isapan bayi pada payudara merangsang pelepasan oksitosin.
3. Lochea
Lochea Rabas uterus yang keluar setelah bayi lahir, mula-mula
berwarna merah, kemudian menjadi merah tua atau merah coklat.
Lochea rubra terutama mengandung darah dan debris desidua dan debris
trofoblastik. Aliran menyembur menjadi merah setelah 2-4 hari. Lochea
serosa terdiri dari darah lama, serum, leukosit dan denrus jaringan.
Sekitar 10 hari setelah bayi lahir, cairan berwarna kuning atau putih.
Lochea alba mengandung leukosit, desidua, sel epitel, mukus, serum dan
bakteri. Lochea alba bisa bertahan 2-6 minggu setelah bayi lahir
4. Serviks
Serviks menjadi lunak segera setelah ibu melahirkan. 18 jam pasca
partum, serviks memendek dan konsistensinya menjadi lebih padat dan
kembali ke bentuk semula. Serviks setinggi segmen bawah uterus tetap
edematosa, tipis, dan rapuh selama beberapa hari setelah ibu melahirkan
D. Adaptasi Psikologis
Menurut Hamilton, 1995 adaptasi psikologis ibu post partum dibagi menjadi
3 fase yaitu :
1. Fase taking in / ketergantungan Fase ini dimuai hari pertama dan hari
kedua setelah melahirkan dimana ibu membutuhkan perlindungandan
pelayanan.
2. Fase taking hold / ketergantungan tidak ketergantungan Fase ini dimulai
pada hari ketiga setelah melahirkan dan berakhir pada minggu keempat
sampai kelima. Sampai hari ketiga ibu siap untuk menerima peran
barunya dan belajar tentang semua hal-hal baru. Selama fase ini sistem
pendukung menjadi sangat bernilai bagi ibu muda yang membutuhkan
sumber informasi dan penyembuhan fisik sehingga ia dapat istirahat
dengan baik
3. Fase letting go / saling ketergantungan Dimulai sekitar minggu kelima
sampai keenam setelah kelahiran. Sistem keluarga telah menyesuaiakan
diri dengan anggotanya yang baru. Tubuh pasian telah sembuh, perasan
rutinnya telah kembali dan kegiatan hubungan seksualnya telah
dilakukan kembali.
KELUHAN UTAMA :
Klien mengeluh masih sedikit lemas, lelah, dan nyeri sedikit pasca persalinan.
Riwayat Obstetric
1. Usia saat Menarche : 15 tahun.
2. Lama Menstruasi : 7 Hari
3. Siklus Menstruasi : 1 kali perbulan, teratur
4. Keluhan saat menstruasi : tidak ada
5. Kebiasaan ganti pembalut dalam sehari 2-3 kali.
Riwayat ginekologi
1. Riwayat keputihan sebelumnya : tidak ada
a. Warna (jernih, putih susu, kekuningan, kehijauan) : tidak ada
b. Bau (ya/tidak) : tidak ada
2. Gatal : tidak ada
3. Perdarahan diluar siklus haid : tidak ada
4. Penyakit ginekologi : tidak ada
5. Riwayat Kuretase : tidak ada
6. Riwayat KB (Jenis, lama pemakaian, efek samping) : tidak ada
Dada (Thoraks)
• Jantung : Suara jantung normal
• Paru : Suara napas normal (bersih), tidak ada suara napas tambahan
• Payudara : Teraba keras, puting susu kanan dan kiri menonjol, terdapat
pengeluaran kolostrum berwarna kuning keemasan dan teksturnya lebih kental,
pengeluaran ASI lancar
Masalah khusus dalam pemeriksaan thoraks ASI : tidak ada
Abdomen
• Pigmentasi : Terdapat linea nigra dan tidak terdapat striae gravidarum
• Involusi uterus, kontraksi keras, posisi tengah
• Fundus uterus : 2 jari dibawah pusat / 14 cm
• Distantia Recti Abdominis (DRA) : Tidak ada
• Kandung kemih : kosong, tidak keras
• Fungsi pencernaan : normal (BU 14x/menit), tidak mual, tidak muntah
• Eliminasi
BAK
Di rumah Di Pkm
Frekuensi 7-8x/hari 1x/hari
Jumlah urin Tidak terkaji Tidak terkaji
Warna Urin kuning jernih kuning jernih
BAB
Di rumah Di Pkm
Frekuensi 1x/hari Belum BAB
Konsistensi Lunak -
Konstipasi Tidak Tidak
ASUPAN CAIRAN
Di rumah Di RS
Jumlah minum (cc) 1500 cc 1000 cc
Jenis minuman Air putih, teh Air putih
Masalah khusus dalam pemeriksaan abdomen tidak ada
Ekstremitas
• Ekstremitas Atas : bentuk simetris antara kanan dan kiri, tidak edema
• Ekstremitas Bawah : Bentuk simetris, tidak ada edema
• Varises : tidak ada
• Refleks Patella : +1
• Tanda Homan :-
Masalah khusus dalam pemeriksaan ekstremitas : tidak ada
Emotion
• Perasaan ibu dengan kelahiran bayi saat ini : senang dengan kelahiran bayi
• Penerimaan keluarga terhadap kelahiran bayi saat ini : keluarga senang
• Harapan ibu dengan kelahiran bayi saat ini : menjadi anak yang sehat
• Rencana perawatan bayi : dirawat langsung oleh ibu
• Rencana menyusui : ASI eksklusif 6 bulan
• Bonding-attachment : baik
Kemampuan menyusui
Klien mampu memposisikan bayi dengan benar. Hari pertama postpartum terdapat
pengeluaran Kolostrum berwarna kuning keemasan bertekstur kental dan produksi
ASI sedikit. Bayi mampu melekat pada payudara ibu dengan benar dan teknik
menyusui ibu sudah benar.
Perencanaan Pulang
Klien bisa pulang dari puskesmas apabila kondisi ibu sudah stabil dan tidak lemas.
ANALISA DATA
Masalah
No Data Etiologi
Keperawatan
1. DS: Rangkaian proses Ketidaknyamanan
- Ibu mengatakan pengeluaran bayi, Pasca Partum
masih sedikit lemas plasenta dan selaput
- Ibu juga masih ketuban
merasakan ↓
kontraksi (involusi Pembukaan serviks
uterus) dan ketuban pecah
- Ibu merasa nyeri di ↓
area jahitan Trauma perineum
perineum dan selama persalinan
merasa sedikit tidak dan kelahiran
nyaman saat BAK ↓
- Hasil pengkajian Terdapat luka
nyeri perineum : jahitan di perineum
P : Nyeri di ↓
perineum Ibu merasa sedikit
Q : Nyeri nyeri
sengkring- ↓
sengkring Klien merasa tidak
R : Luka laserasi nyaman
perineum grade 1 ↓
S : Skala nyeri 2 MK:
T : Hilang timbul Ketidaknyamanan
DO: Pasca Partum
- Terlihat jahitan
akibat ruptur
perineum grade 1
- TFU 2 jari dibawah
umbilikus ada
kontraksi
- TTV:
TD :130/80 mmHg,
N : 80x/menit,
S : 36,6 oC
2 Ds : Pasca persalinan Kesiapan
- Ibu mengatakan ↓ peningkatan
bahwa ASInya Anak ke 2 (P2A0) pengetahuan
dapat keluar ↓
- Ibu mengatakan Ibu ingin memakai
ingin memakai KB KB
Do : ↓
- Status Obsetri : MK : Kesiapan
P2A0 peningkatan
- TTV: pengetahuan
TD :130/80 mmHg,
N : 80x/menit,
- S : 36,6 oC
DAFTAR DIAGNOSIS KEPERAWATAN (BERDASARKAN PRIORITAS)
No. Tanggal Diagnosa Keperawatan Tanggal Tanda
Dx Muncul Teratasi tangan
1 17/12/21 Keidaknayaman pasca partum bd
involusi uterus, trauma perineum dd
ibu mengatakan masih merasakan
kontraksi dan nyeri bekas jahitan
2 17/12/21 Kesiapan peningkatan pengetahuan
dd ibu ingin mengetahui tentang KB
dan memakai KB serta edukasi
tentang ASI
RENCANA INTERVENSI
No Diagnosa Keperawatan Luaran Intervensi
1 Ketidaknyaman pasca partum Tujuan: Setelah dilakukan tindakan SIKI: Perawatan Pasca Persalinan
keperawatan selama 1x7 jam Observasi
diharapan status kenyamanan pasca - Monitor tanda-tanda vital
partum meningkat dengan kriteria - Monitor lokea (warna jumlah bau)
hasil: - Periksa perineum dan robekan (REEDA)
SLKI : Status Kenyamanan Pasca - Monitor Nyeri
Partum Terapeutik
1. Keluhan tidak nyaman - Fasilitasi ibu berkemih secara normal
menurun - Massase fundus sampai kontraksi kuat
2. Kontraksi uterus menurun - Diskusikan kebutuhan aktivitas dan
3. Tekanan darah tetap stabil istirahat selama masa postpartum
4. Frekuensi nadi tetap stabil Edukasi
- Jelaskan tanda bahaya nifas pada ibu dan
keluarga
- Ajarkan cara perawatan parineum yang
tepat
- Ajarkan ibu mengatasi nyeri secara
nonfarmakologis
SIKI: Edukasi Perawatan Perineum
Observasi
- Identifikasi pengetahuan ibu tentang
perawatan perineal pascapersalinan
Terapeutik
- Berikan kesempatan untuk bertanya
- Edukasi
- Jelaskan prosedur perineal hygiene dengan
benar
- Jelaskan tanda-tanda infeksi pada perineum
- Anjurkan selalu menjaga area genital agar
tidak lembab
- Anjurkan menghindari menggunakan
bahan apapun ketika membersihkan area
genitalia (kecuali air bersih)
- Anjurkan sesering mungkin mengganti
celana dalam (setiap 4 jam)
- Ajarkan menilai perdarahan post partum
abnormal
2 Kesiapan peningkatan Tujuan: Setelah dilakukan tindakan SIKI : Edukasi Keluarga Berenca
pengetahuan keperawatan selama 1x10 menit Observasi
tindakan diharapkan tingkat 1. Identifikasi kesiapan dankemampuan
pengetahuan membaik, dengan kriteria menerima informasi
hasil: 2. Identifikasi pengetahuan tentang alat
kontrasepsi
SLKI : Tingkat Pengetahuan
Terapeutik
(L.12111)
1. Berikan kesempatan untuk bertanya
- Perilaku sesuai anjuran meningkat
2. Fasilitasi ibu dan pasangan dalam
- Verbalisasi minat dalam belajar
mengambil keputusan menggunakan alat
meningkat
kontrasepsi
- Kemampuan menjelaskan
3. Diskusikan pertimbangan agama,budaya,
pengetahuan tentang suatu topik
perkembangan,social ekonomi terhadap
meningkat
pemilihan alat kontrasepsi
- Pertanyaan tentang masalah yang di
Edukasi
hadapi menurun
1. Jelaskan tentang system reproduksi
2. Jelaskan metode-metode alat kontrasepsi
3. Jelaskan aktivitas seksualitas setelah
mengikuti program KB
No
Tanggal Implementasi Evaluasi
Dx
1 17/12/21 - Observasi keluhan dan TTV S:
- Px mengatakan nyeri sisa persalinan dan lemas berkurang setelah
- Memfasilitasi istirahat selama masa
istirahat
postpartum - Px mengatakan sudah tidak ada keluhan
- Menjelaskan tanda bahaya nifas pada ibu O:
dan keluarga - TD :128/89 mmHg
- N : 82x/menit
- Mengajarkan ibu mengatasi nyeri secara
- RR : 20x/menit
nonfarmakologis - SPO2 : 98%
- Menganjurkan selalu menjaga area genital - TFU : 2 jari dibawah pusat
- Kontraksi kuat
agar tidak lembab
- ASI +/+
- Menganjurkan menghindari menggunakan
bahan apapun ketika membersihkan area Indikator Awal Target Akhir
Keluhan tidak Cukup Menurun Menurun
genitalia (kecuali air bersih)
nyaman meningkat
- Anjurkan sesering mungkin mengganti Kontraksi uterus Cukup Menurun Sedang
celana dalam (setiap 4 jam) meningkat
Tekanan darah Sedang Menurun Menurun
- Mengajarkan menilai perdarahan post
Nadi Sedang Menurun Menurun
partum abnormal A:
Masalah keperawatan ketidaknyamanan pasca partum teratasi
sebagian
P:
- Menganjurkan px untuk melakukan kontrol atau ketika ada keluhan
- Menganjurkan px tentang ASI eksklusif dan nutrisi
BAB IV
RESUME
Nama Pasien : Ny. A Tanggal : 29 Desember 2021
DX Medis : Post SC (PNC) Ruang : Poli KIA
DX. Keperawatan : Nyeri Akut
S O A P I E
Px 1. K/U : Cukup Nyeri akut bd Setelah dilakukan - Rawat luka S:
mengeluh 2. Kes : agen tindakan keperawatan Px mengatakan masih nyeri tapi sudah
- Ganti perban
nyeri bekas Compos pencedera selama 1 x 15 menit bekrurang
Mentis fisiologis dd nyeri dapat berkurang - KIE makan TKTP P:
OP
3. GCS : 456 mengeluh sesuai dengan keriteria Indikator Awal Target Akhir
4. TD : 120/80 nyeri hasil pada SLKI Keluhan Sedang Menurun Cukup
mmHg nyeri menurun
Meringis Sedang Menurun Cukup
5. N : Pathway: SLKI: Tingkat Nyeri menurun
80x/menit Luka post SC 1. Keluhan nyeri Sikap Sedang Menurun Cukup
6. RR: ↓ menurun protektif menurun
20x/menit Reaksi 2. Meringis Gelisah Cukup Menurun Menurun
7. S : 36.6oC inflamasi meningkat
menurun
8. BB : 49 kg ↓ A:
3. Sikap protektif Masalah keperawatan nyeri akut teratasi
9. TB : 163 cm Pelepasan menurun sebagaian
mediator
4. Gelisah P:
kimia
menurun Kontrol minggudepan atau jika ada keluhan
↓
Mengiritasi
ujung saraf SIKI : Manajemen
bebas Nyeri
↓ Observasi
Nyeri 1. Identifikasi lokasi,
↓ karakteristik,
Nyeri Akut durasi, frekuensi,
kualitas dan
intensitas nyeri
2. Identifikasi skala
nyeri
3. Identifikasi respons
nyeri non verbal
4. Identifikasi faktor
yang memperberat
dan memperingan
nyeri
5. Identifikasi
pengaruh nyeri
pada kualitas hidup
6. Monitor
keberhasilan terapi
komplementer yang
sudah diberikan
Teraupetik
1. Kontrol lingkungan
yang memperberat
rasa nyeri
2. Fasilitas istirahat
dan tidur
3. Pertimbangkan
jenis dan sumber
nyeri dalam
pemilihan strategi
meredakan nyeri
Edukasi
1. Jelaskan penyebab ,
periode, dan pemicu
nyeri
2. Jelaskan strategi
meredakan nyeri
3. Anjurkan memonitor
nyeri secara mandiri
4. Anjurkan
menggunakan
analgesik secara
tepat
5. Ajarkan teknik non-
farmakologis untuk
mengurangi rasa
nyeri
BAB V
PENUTUP
Kesimpulan
Postpartum adalah masa atau waktu sejak bayi dilahirkan dan plasenta keluar lepas
dari rahim, sampai enam minggu berikutnya, disertai dengan pulihnya kembali
organ-organ yang berkaitan dengan kandungan, yang mengalami perubahan seperti
perlukaan, keluarnya cairan berupa lochea dan lain sebagainya berkaitan saat
melahirkan. Pada kasus ini Ny I telah melahirkan bayi dengan jenis kelamin
perempuan pada tanggal 16 Desember 2021 Pukul 21.50. Bayi lahir spontan,
menangis kuat,gerak aktif. Setelah persalinan Ny I akan diobservasi post partum
selama 7 jam. Plasenta lahir lengkap, terdapat laserasi derajat 1 di perineum dan
dilakukan penjahitan dengan anastesi. Klien mengeluh masih sedikit lemas, lelah,
dan nyeri sedikit pasca persalinan.
Saran
Ibu post partum harus diberhatikan serta dipantau hingga pulih. Edukasi dapat
diberikan pada ibu post partum untuk mengatasi masalah-masalah yang dirasakan
pasca melahirkan. Peran keluarga dan tenaga kesehatan sangat diperlukan untuk
memantau kedaan ibu yang sedang menjalani masa nifas.
Daftar Pustaka
10.12816/0013114.