Oleh :
YOSUA ADIPATI PARASO
NIM : 1814201268
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN INDONESIA
MANADO
2021
BAB I
PENDAHULUAN
A LATAR BELAKANG
Masa nifas atau post partum adalah masa setelah persalinan selesai sampai 6
minggu atau 42 hari. Setelah masa nifas, organ reproduksi secara berlahan akan
mengalami perubahan seperti sebelum hamil. Selama masa nifas perlu mendapat
perhatian lebih dikarenakan angka kematian ibu 60% terjadi pada masa nifas. Dalam
angka kematian ibu (AKI) adalah penyebab banyaknya wanita meninggal dari suatu
kritis bagi ibu yang sehabis melahirkan. Dirpekirakan bahwa 60% kematian ibu
terjadi setelah persalinan dan 50% diantaranya terjadi dalam selang waktu 24 jam
komlpeks yang sulit diatasi. AKI merupakan sebagai pengukuran untuk menilai
keadaan pelayanan obstretri disuatu negara. Bila AKI masih tinggi berarti pelayanan
Indonesia merupakan salah satu angka kematian ibu tergolong tinggi yaitu 420 per
per 100.000 kelahiran hidup. Dari data tersebut didapatkan penurunan angka kematian
KONSEP TEORI
A. Devinisi
Masa nifas atau puerperium adalah dimulai sejak 1 jam setelah lahirnya
plasenta sampai dengan 6 minggu (42 hari) setelah itu (Hadijono,2008:356). Periode
pascapartum (puerperium) ialah masa enam minggu sejak bayi lahir sampai organ-
Periode postpartum adalah waktu penyembuhan dan perubahan, waktu kembali pada
keadaan tidak hamil, serta penyesuaian terhadap hadirnya anggota keluarga baru
(Mitayani, 2009) Puerperium / nifas adalah masa sesudah persalinan dimulai setelah
B. Tanda da Gejala
4. Peningkatan suhu
6. Perluasan hematoma
1. involusi rahim
terjadi karena masing2 sel menjadi lebih kecil,yang disebabkan karena adanya
rata kira2 sebesar telapak tangan,dengan cepat luka ini mengecil pada akhir
6. saluran kencing
2minggu.
7. Laktasi
keadaan buah dada pada dua hari pertama nifas sama dengan keadaan dalam
kehamilan pada waktu ini .buah dada belum mengandung susu melainkan
dan garam.
1. Periode Taking In
Periode ini terjadi setelah 1-2 hari dari persalinan.Dalam masa ini terjadi
interaksi dan kontak yang lama antara ayah, ibu dan bayi. Hal ini dapat
dikatakan sebagai psikis honey moon yang tidak memerlukan hal-hal yang
pengontrolan fungsi tubuhnya, misalnya buang air kecil atau buang air besar.
3. Periode Letting Go
Terjadi setelah ibu pulang ke rumah. Pada masa ini ibu mengambil tanggung
jawab terhadap bayi.( Persis Mary H, 1995: ) Sedangkan stres emosional pada
mudah tersinggung dan terluka sehingga nafsu makan dan pola tidur
Dalam masa post partum atau masa nifas, alat-alat genetalia interna maupun eksterna
timbulnya laktasi yang terakhir ini karena pengaruh lactogenik hormon dari kelenjar
psrtum, pembuluh-pembuluh darah yang ada antara nyaman otot-otot uretus akan
Perubahan-perubahan yang terdapat pada serviks ialah segera post partum bentuk
serviks agak menganga seperticorong, bentuk ini disebabkan oleh korpus uteri
ialah timbulnya trombosis, degenerasi dan nekrosis ditempat implantasi plasenta pada
hari pertama endometrium yang kira-kira setebal 2-5 mm itu mempunyai permukaan
yang kasar akibat pelepasan desidua dan selaput janin regenerasi endometrium terjadi
dari sisa-sisa sel desidua basalis yang memakai waktu 2 sampai 3 minggu. Ligamen-
ligamen dan diafragma palvis serta fasia yang merenggang sewaktu kehamilan dan
jalan. Dalam agama Isalam dianggap telah bersih dan boleh bekerja setelah 40 hari.
2. Post partum intermedial yaitu keputihan menyeluruh alat-alat genetalia yang lamanya
6-8 minggu.
3. Post partum terlambat yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna
terutama bila selama hamil atau waktu persalinan mempunyai komplikasi untuk sehat
E. Penatalaksanaan
2. 6-8 jam pasca persalinan : istirahat dan tidur tenang, usahakan miring kanan kiri
3. Hari ke- 1-2 : memberikan KIE kebersihan diri, cara menyusui yang benar dan
F. Komplikasi
1. Pembengkakan payudara
jaringan terinfeksi atau pengeluran cairan berbau dari jalan lahir selam persalinan
b. Tanda-tanda Vital
h. Aktivitas sehari-hari.
Pengkajian Psikologis
2. Diagnose keperawatan
a. Nyeri akut b/d agen injuri fisik (trauma jalan lahir, epiostomi)
3. Analisa Data
Pasien mengatakan nyeri pada luka jalan lahir Nyeri Akut agen injuri fisik (trauma jalan
Q: tertusuk-tusuk
R: Luka pereneum
S: 5
T: Hilang timbul
DO :
4. Intervensi keperwatan
No Diagnosa Kriteria hasil Intervensi
keperawatan
1 Nyeri akut b/d agen Setelah dilakukan askep selama Manajemen nyeri
injuri fisik (trauma …x 24 jam, diharapkan nyeri (tindakan)
jalan lahir, epiostomi) berkurang Kriteria Hasil :
Mampu mengontrol
1. observasi
Identifikasi lokasi karakteristik, durasi, frekuensi,
nyeri (tahu penyebab
kuaitas, intensistas nyeri
nyeri, mampu
Identifikasi skla nyeri
menggunakan tehnik
nonfarmakologi untuk Identivikasi respon nyeri non verbal
mengurangi nyeri, Identivikasi faktor yang memperbera dan memperingan
mencari bantuan) skla nyeri
Identifikasi pengaruh nyeri terhadap kualitas hidup
Melaporkan bahwa nyeri Monitor efeksamping penggunaan analgetik
berkurang dengan 2. terapeutik
menggunakan Berikan teknik non farmakologis untuk mengurangi rasa
manajemen nyeri nyeri
Mampu mengenali nyeri Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri
(skala, intensitas, Fasilitasi istirahat dan tidur
frekuensi dan tanda Pertimangkan jenis dan sumber yeri dalam pemlihan
nyeri) strategi meredakan nyeri
3. edukasi
Menyatakan rasa nyaman Jelaskan penyebab periode dan pemicu nyeri
setelah nyeri berkurang Jelaskan strategi meredakan nyeri
Tanda vital dalam Anjurkan memeonitor nyeri secara mandiri
rentang normal Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat
TD : 120-140 /80 – 90 Ajarkan teknik non farmakologis
mmHg 4. kolaborasi
RR : 16 – 24 x/mnt Kolaborasi pemberian analgetik
N : 80- 100 x mnt
S : 36,5o C – 37,5 o C
5. Implentasi dan Evauasi
No Diagnosa Keperawatan Implementasi Evaluasi
1 Nyeri akut b/d agen injuri fisik lakukan pemeriksaan untuk megetahui S. klien mengatakan nyeri pada bekas
(trauma jalan lahir, epiostomi) lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, operasi sudah mulai mengurang
kualitas, dan intensitas nyeri.
lakukakan teknik non farmakologis contoh. O. klien sudah tampak lebih leluasa dalam
Hipnosis, akuresur, terpi musik. Untk bergerak. Skla nyeri menurun
meredakan nyeri td. 120/80 mmHg
berikan waktu istrahat terhadap pasien N. 36 C
RR. 18x/menit
Hacker Moore. 1999. Esensial Obstetri dan Ginekologi Edisi 2. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC
Hanifa Wikyasastro. 1997. Ilmu Kebidanan, Perawatan Pasien Edisi 3. Jakarta: Penerbit
Pedoman untuk Perencanaan dan Dokumentasi Perawatan Klien, Edisi II, EGC,
Jakarta
2002,Philadelphia,USA.