Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PENDAHULUAN

POST PARTUM

DISUSUN OLEH :

Yulika Disti Hapsari 201440139

Mata Kuliah : Keperawatan Maternitas


NIM : 201440124
Dosen Pembimbing : Sammy Lazuardi, S.Kep

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN RI


PANGKAL PINANG
PRODI KEPERAWATAN PANGKALPINANG
TAHUN AJARAN 2021/2022
A. Definisi
Post partum adalah masa sesudah persalinan dapat juga disebut masa nifas
(puerperium) yaitu masa sesudah persalinan yang diperlukan untuk pemulihan kembali
alat kandungan yang lamanya 6 minggu. Post partum adalah masa 6 minggu sejak bayi
lahir sampai organ-organ reproduksi sampai kembali keadaan normal sebelum hamil
(Bobak, 2010). Post partum adalah masa setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat-
alat kandungan kembali pada keadaan sebelum hamil, masa post partum berlangsung
selama 6 minggu (Wahyuningsih, 2019).Cedera kepala adalah suatu kerusakan pada
kepala, bukan bersifat congenital ataupun degeneratif, tetapi disebabkan oleh serangan
atau benturan fisik dari luar, yang dapat mengurangi atau mengubah kesadaran yang
mana menimbulkan kerusakan kemampuan kognitif dan fungsi fisik (Brain Injury
Assosiation of America, 2009).

B. Etiologi
Menurut Dewi Vivian, Sunarsih (2013), Etiologi post partum dibagi menjadi dua, yaitu :
1. Post partum dini
Post partum dini adalah atonia uteri, laserasi jalan lahir, robekan jalan lahir dan
hematoma.
2. Post partum lambat
Post partum lambat adalah tertinggalnya sebagian plasenta, ubinvolusi di daerah
insersi plasenta dari luka bekas secsio
C. Manifestasi Klinis
Periode post partum ialah masa enam minggu sejak bayi lahir sampai organ-
organ reproduksi kembali ke keadaan normal sebelum hamil. Periode ini kadang-kadang
disebut puerperium atau trimester keempat kehamilan.
1. Perubahan Fisiologis pada masa nifas: (Walyani, 2015)
A. Sistem reproduksi
2. Proses involusi Uteri : Proses kembalinya uterus ke keadaan sebelum hamil
setelah melahirkan, proses ini dimulai segera setelah plasenta keluar akibat
kontraksi otot-otot polos uterus.
3. Kontraksi :Kontraksi uterus meningkat secara bermakna segera setelah bayi
lahir, hormon oksigen yang dilepas dari kelenjar hipofisis memperkuat dan
mengatur kontraksi uterus, mengopresi pembuluh darah dan membantu
hemostasis.
4. Tempat plasenta : Segera setelah plasenta dan ketuban dikeluarkan, kontraksi
vaskular dan trombus menurunkan tempat plasenta ke suatu area yang meninggi
dan bernodul tidak teratur.
5. Lochea : Lochea rubra terutama mengandung darah dan debris trofoblastik.
Lochea serosa terdiri dari darah lama, serum, leukosit dan denrus jaringan.
Lochea alba mengandung leukosit, desidua, sel epitel, mukus, serum dan bakteri.
Lochea alba bisa bertahan 2-6 minggu setelah bayi lahir.
6. Serviks : Serviks setinggi segmen bawah uterus tetap edematosa, tipis, dan rapuh
selama beberapa hari setelah ibu melahirkan.
7. Vagina : Vagina yang semula sangat teregang akan kembali secara bertahap ke
ukuran sebelum hamil, 6-8 minggu setelah bayi lahir.
B. Sistem endokrin
1. Hormon plasenta : Penurunan hormon human plasental lactogen, esterogen dan
kortisol, serta placental enzyme insulinase membalik efek diabetagenik
kehamilan. Sehingga kadar gula darah menurun secara yang bermakna pada
masa puerperium.
2. Hormon hipofisis : Waktu dimulainya ovulasi dan menstruasi pada wanita
menyusui dan tidak menyusui berbeda. Kadar prolaktin serum yang tinggi pada
wanita menyusui tampaknya berperan dalam menekan ovulasi. Karena kadar
follikelstimulating hormone terbukti sama pada wanita menyusui dan tidak
menyusui di simpulkan ovarium tidak berespon terhadap stimulasi FSH ketika
kadar prolaktin meningkat
3. Abdomen : Apabila wanita berdiri di hari pertama setelah melahirkan,
abdomenya akan menonjol dan membuat wanita tersebut tampak seperti masih
hamil. Diperlukan sekitar 6 minggu untuk dinding abdomen kembali ke keadaan
sebelum hamil.
4. Sistem urinarius : Fungsi ginjal kembali normal dalam waktu satu bulan setelah
wanita melahirkan.
5. Sistem cerna : Nafsu makan, Mortilitas, Defekasi
6. Payudara : Konsentrasi hormon yang menstimulasai perkembangan payudara
selama wanita hamil (esterogen, progesteron, human chorionik gonadotropin,
prolaktin, krotison, dan insulin) menurun dengan cepat setelah bayi lahir.
7. Sistem kardiovaskuler
1. Volume darah : Perubahan volume darah tergantung pada beberapa faktor
misalnya Kehilangan darah merupakan akibat penurunan volume darah total
yang cepat tetapi terbatas.
2. Curah jantung : denyut jantung volume sekuncup dan curah jantung
meningkat sepanjang masa hamil.
3. Tanda-tanda vital : Beberapa perubahan tanda-tanda vital bisa terlihat, jika
wanita dalam keadaan normal
8. Sistem neurologi : Perubahan neurologis selama puerperium merupakan
kebalikan adaptasi neurologis yang terjadi saat 18 wanita hamil dan disebapkan
trauma yang dialami wanita saat bersalin dan melahirkan.
9. Sistem muskuluskeletal : Adaptasi sistem muskuluskeletal ibu yang terjadi
selama masa hamil Adaptasi ini mencakup hal-hal yang membantu relaksasi dan
hipermobilitas sendi dan perubahan pusat berat ibu akibat pembesaran rahim.
10. Sistem integument : Kloasma yang muncul pada masa hamil biasanya
menghilang saat kehamilan berakhir.
2. Perubahan Psikologis Nifas

Periode Postpartum menyebabkan stress emosional terhadap ibu baru, bahkan


lebih menyulitkan bila terjadi perubahan fisik yang hebat. Faktor-faktor yang
mempengaruhi suksenya masa transisi ke masa menjadi orang tua pada masa postpartum,
yaitu: (Bahiyatun, 2016).

 Respon dan dukungan dari keluarga dan teman.


 Hubungan antara pengalaman melahirkan dan harapan serta aspirasi
 Pengalaman melahirkan dan membesarkan anak yang lain
 Pengaruh budaya Dalam menjalani adaptasi psikososial menurut Rubin setelah
melahirkan, ibu akan melalui fase-fase sebagai berikut: (Nurjanah, 2013)
1) Masa Taking In (Fokus pada Diri Sendiri)
Masa ini terjadi 1-3 hari pasca-persalinan, ibu yang baru melahirkan akan bersikap pasif
dan sangat tergantung pada dirinya (trauma), segala energinya difokuskan pada
kekhawatiran tentang badannya. Dia akan bercerita tentang persalinannya secara
berulang-ulang.
2) Masa Taking On (Fokus pada Bayi)
Masa ini terjadi 3-10 hari pasca-persalinan, ibu menjadi khawatir tentang kemampuannya
merawat bayi dan menerima tanggung jawabnya sebagai ibu dalam merawat bayi
semakin besar. Perasaan yang sangat sensitive sehingga mudah tersinggung jika
komunikasinya kurang hati-hati.
3) Masa Letting Go (Mengambil Alih Tugas sebagai Ibu Tanpa Bantuan NAKES)
Fase ini merupakan fase menerima tanggung jawab akan peran barunya yang berlangsung
10 hari setelah melahirkan. Ibu mengambil langsung tanggung jawab dalam merawat
bayinya, dia harus menyesuaikan diri dengan tuntutan ketergantungan bayinya dan
terhadap interaksi social. Ibu sudah mulai menyesuaikan diri dengan ketergantungan.
Keinginan untuk merawat diri dan bayinya meningkat pada fase ini.
3. Komplikasi
A. Perdarahan
Perdarahan adalah penyebap kematian terbanyak pada wanita selama periode post
partum. Perdarahan post partum adalah: kehilangan darah lebih dari 500 cc setelah
kelahiran
B. Infeksi puerperalis Didefinisikan sebagai; inveksi saluran reproduksi selama masa
post partum.
C. Endometritis Adalah infeksi dalam uterus paling banyak disebapkan oleh infeksi
puerperalis. Bakteri vagina, pembedahan caesaria, ruptur membran memiliki resiko
tinggi terjadinya endometritis.
D. Mastitis Yaitu infeksi pada payudara. Bakteri masuk melalui fisura atau pecahnya
puting susu akibat kesalahan tehnik menyusui, di awali dengan pembengkakan,
mastitis umumnya di awali pada bulan pertama post partum
E. Infeksi saluran kemih Insiden mencapai 2-4 % wanita post partum, pembedahan
meningkatkan resiko infeksi saluran kemih.
F. Tromboplebitis dan thrombosis Semasa hamil dan masa awal post partum.
G. Emboli Yaitu : partikel berbahaya karena masuk ke pembuluh darah kecil.
H. Post partum depresi Ibu bingung dan merasa takut pada dirinya. Tandanya antara lain,
kurang konsentrasi, kesepian tidak aman, perasaan obsepsi cemas, kehilangan
kontrol, dan lainnya.
I. Tanda-Tanda Bahaya Post Partum Perdarahan dalam keadaan dimana plasenta telah
lahir lengkap dan kontraksi rahim baik, dapat dipastikan bahwa perdarahan tersebut
berasal dari perlukaan jalan lahir.
Tanda-tanda yang mengancam terjadinya robekan perineum antara lain :
1) Kulit perineum mulai melebar dan tegang.
2) Kulit perineum berwarna pucat dan mengkilap.
3) Ada perdarahan keluar dari lubang vulva, merupakan indikasi robekan pada
mukosa vagina.
4. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penujang yang dapat dilakukan pada pasien dengan post partum adalah :
 Pemeriksaan darah
Beberapa uji laboratorium biasa segera dilakukan pada periode pasca partum.
Nilai hemoglobin dan hematokrit seringkali dibutuhkan pada hari pertama pada
partum untuk mengkaji kehilangan darah pada melahirkan.
 Pemeriksaan urin
Pegambilan sampel urin dilakukan dengan menggunakan cateter atau dengan
tehnik pengambilan bersih (clean-cath) spisimen ini dikirim ke laboratorium
untuk dilakukan urinalisis rutin atau kultur dan sensitivitas terutama jika 26
cateter indwelling di pakai selama pasca inpartum. Selain itu catatan prenatal ibu
harus di kaji untuk menentukan status rubelle dan rhesus dan kebutuhan therapy
yang mungkin

5. Penatalaksanaan
Dalam menangani asuhan keperawatan pada ibu post partum spontan, dilakukan berbagai
macam penatalaksanaan, diantaranya :
1) Monitor TTV Tekanan darah meningkat lebih dari 140/90 mungkin menandakan
preeklamsi suhu tubuh meningkat menandakan terjadinya infeksi, stress, atau
dehidrasi.
2) Pemberian cairan intravena Untuk mencegah dehidrasi dan meningkatkan
kemampuan perdarahan darah dan menjaga agar jangan jatuh dalam keadaan
syok, maka cairan pengganti merupakan tindakan yang vital, seperti Dextrose atau
Ringer.
3) Pemberian oksitosin Segera setelah plasenta dilahirkan oksitosin (10 unit)
ditambahkan dengan cairan infuse atau diberikan secara intramuskuler untuk
membantu kontraksi uterus dan mengurangi perdarahan post partum.
4) Obat nyeri Obat-obatan yang mengontrol rasa sakit termasuk sedative, alaraktik,
narkotik dan antagonis narkotik. Anastesi hilangnya sensori, obat ini diberikan
secara regional/ umum
6. Phatway
B. KONSEP ASKEP

PENGKAJIAN DATA FISIK DAN PSIKOSOSIAL

1. Pengkajian Data Fisik


a. Melakukan pemeriksaan fisik, keadaan umum dan pengkajian psikososial terhadap ibu,
ayah dan anggota keluarga
b. Mendeteksi adanya penyimpangan dari kondisi yang normal
c. Dari masa prenatal, kaji masalah kesehatan selama kehamilan yang pernah timbul,
seperti: anemia, hipertensi dalam kehamilan dan diabetes.
d. Kaji proses persalinan, lama dan jenis persalinan, kondisi selaput dan cairan ketuban,
respon bayi terhadap persalinan, obat-obatan yang digunakan, respon keluarga khususnya
ayah pada persalinan dan kelahiran.
e. Dilakukan segera pada masa immediate postpartum, seperti: observasi tanda vital,
keseimbangan cairan, pencegahan kehilangan darah yang abnormal, eliminasi urin,
kontraksi uterus, Tinggi fundus uteri, perdarahan, produksi ASI, ambulasi dini dan
istirahat.
2. Pengkajian data psikososial Respons ibu dan suami terhadap kelahiran bayi, pola hubungan
ibu, suami dan keluarga Kehidupan spiritual dan ekonomi keluarga Kepercayaandan adat
istiadat.
 Adaptasi psikologi ibu setelah melahirkan, pengalaman tentang melahirkan,
apakah ibu pasif atau cerewet, atau sangat kalem. Pola koping (pertahanan diri),
hubungan dengan suami, hubungan dengan bayi, hubungan dengan anggota
keluarga lain, dukungan social dan pola komunikasi termasuk potensi keluarga
untuk memberikan perawatan kepada klien. Adakah masalah perkawinan, ketidak
mampuan merawat bayi baru lahir, krisis keluarga. Post partum blues : Perasaan
sedih, kelelahan, kecemasan, bingung dan mudah menangis.
 Depresi : Konsentrasi, minat, perasaan kesepian, ketidakamanan, berpikir obsesif,
rendahnya emosi yang positif, perasaan tidak berguna, kecemasan yang
berlebihan pada dirinya atau bayinya, sering cemas saat hamil, bayi rewel,
perkawinan yang tidak bahagia, suasana hati yang tidak bahagia, kehilangan
kontrol, perasaan bersalah, merenungkan tentang kematian, kesedihan yang
berlebihan, kehilangan nafsu makan, insomnia, sulit berkonsentrasi.
 Kultur yang dianut termasuk kegiatan ritual yang berhubungan dengan budaya
pada perawatan post partum, makanan atau minuman, menyendiri bila menyusui,
pola seksual, kepercayaan dan keyakinan, harapan dan cita-cita.
3. Riwayat Kesehatan Ibu
Setelah Anda mengkaji data fisik dan psikososial, maka sebelum melakukan pemeriksaan
fisik, kaji riwayat kesehatan ibu yang meliputi :
 Riwayat kesehatan yang lalu Kaji apakah ibu pernah atau sedang menderita penyakit
yang dianggap berpengaruh pada kondisi kesehatan saat ini. Misalnya penyakit-
penyakit degeneratif (jantung DM, dll), infeksi saluran kencing.
 Riwayat penyakit keturunan dalam keluarga Kaji apakah didalam silsilah keluarga
Ibu mempunyai penyakit keturunan. Misalnya penyakit ashma, Diabetes Melitus dan
penyakit keturunan lainnya.
 Riwayat penyakit menular dalam keluarga Kaji apakah keluarga ibu mempunyai
riwayat penyakit menular. Misalnya TBC, hepatitis dan HIV/AIDS.
 Riwayat KB dan Perencanaan Keluarga Kaji pengetahuan klien dan pasangannya
tentang kontrasepsi, jenis kontrasepsi yang pernah digunakan, kebutuhan kontrasepsi
yang akan datang atau rencana penambahan anggota keluarga dimasa mendatang.
4. Kebiasaan Sehari-Hari
 Pola nutrisi : pola menu makanan yang dikonsumsi, jumlah, jenis makanan (Kalori,
protein, vitamin, tinggi serat), frekuensi, konsumsi snack (makanan ringan), nafsu
makan, pola minum, jumlah, dan frekuensi.
 Pola istirahat dan tidur : Lamanya, kapan (malam, siang), rasa tidak nyaman yang
mengganggu istirahat, penggunaan selimut, lampu atau remang-remang atau gelap,
apakah mudah terganggu dengan suara-suara, posisi saat tidur (penekanan pada
perineum).
 Pola eliminasi : Apakah terjadi diuresis, setelah melahirkan, adakah inkontinensia
(hilangnya infolunter pengeluaran urin), hilangnya kontrol blas, terjadi over distensi
blass atau tidak atau retensi urine karena rasa talut luka episiotomi, apakah perlu
bantuan saat BAK. Pola BAB, freguensi, konsistensi, rasa takut BAB karena luka
perineum, kebiasaan penggunaan toilet.
 Personal Hygiene : Pola mandi, kebersihan mulut dan gigi, penggunaan pembalut dan
kebersihan genitalia, pola berpakaian, tatarias rambut dan wajah.
 Aktifitas : Kemampuan mobilisasi beberapa saat setelah melahirkan, kemampuan
merawat diri dan melakukan eliminasi, kemampuan bekerja dan menyusui.
 Rekreasi dan hiburan : Situasi atau tempat yang menyenangkan, kegiatan yang
membuat fresh dan relaks.
PEMERIKSAAN FISIK

1. Tanda-tanda vital
 Tekanan darah Segera setelah melahirkan, banyak wanita mengalami peningkatan
sementara tekanan darah sistolik dan diastolik, yang kembali secara spontan
kanan darah sebelum hamil selama beberapa hari bidan bertanggung jawab
mengkaji resiko preeklamsi pascapartum, komplikasi yang relatif jarang, tetapi
serius, jika peningkatan tekanan darah signifikan.
 Suhu Suhu maternal kembali dari suhu yang sedikit meningkat selama periode
intrapartum dan stabil dalam 24 jam pertama pascapartum. Perhatikan adanya
kenaikan suhu samapi 38 derajat pada hari kedua sampai hari kesepuluh yang
menunjukkan adanya morbiditas puerperalis.
 Nadi Denyut nadi yang meningkat selama persalinan akhir, kembali normal
selama beberapa jam pertama pascapartum. Hemoragi, demam selama persalinan,
dan nyeri akut atau persisten dapat mempengaruhi proses ini. Apabila denyut nadi
diatas 100 selama puerperium, hal tersebut abnormal dan mungkin menunjukkan
adanya infeksi atau hemoragi pascapartum lambat.
 Pernapasan Fungsi pernafasan kembali pada rentang normal wanita selama jam
pertama pascapartum. Nafas pendek, cepat, atau perubahan lain memerlukan
evaluasi adanya kondisi – kondisi seperti kelebihan cairan, seperti eksaserbasi
asma, dan emboli paru.
2. Keadaan Umum : Tingkat energi, self esteem, tingkat kesadaran.
3. Kepala,wajah dan leher
Periksa ekspresi wajah, adaya oedema, sclera dan konjuctiva mata, mukosa mulut, adanya
pembesaran limfe, pembesaran kelenjar thiroid dan bendungan vena jugolaris.
4. Dada dan payudara
Auskultasi jantung dan paru-paru sesuai ondikasi keluhan ibu, atau perubahan nyata pada
penampilan atau tanda-tanda vital. Pengakajian payudara pada periode awal pascapartum
meliputi penampilan, Pem-besaran, simetris, pigmentasi, warna kulit, keadaan areola dan
integritasi puting, posisi bayi pada payudara, stimulation nepple erexi adanya kolostrum,
apakah payudara terisi susu, Kepenuhan atau pembengkakan, benjolan, nyeri, dan adanya
sumbatan ductus, kongesti, dan tanda – tanda mastitis potensial. Perabaan pembesaran
kelenjar getah bening diketiak.
5. Abdomen dan uterus
Evaluasi abdomen terhadap involusi uterus, teraba lembut , tekstur Doughy (kenyal),
musculus rectus abdominal utuh (intact) atau terdapat diastasis recti dan kandung kemih,
distensi, striae. Untuk involusi uterus periksa kontraksi uterus, konsistensi (keras, lunak,
boggy), perabaan distensi kandung kemih, posisi dan tinggi fundus uteri. : Tinggi fundus
uterus, lokasi, kontraksi uterus, dan nyeri.
6. Genitalia
Pengkajian perineum terhadap memar, oedema, hematoma, penyembuhan setiap jahitan,
inflamasi. Pemeriksaan type, kuantitas dan bau lokea. Pemeriksaan anus terhadap adanya
hemoroid.
7. Ekstremitas
Pemeriksaan ekstremitas terhadap adanya oedema, nyeri tekan atau panas pada betis
adanya tanda homan, refleks. Tanda Homan didapatkan dengan meletakkan satu tangan
pada lutut ibu, dan lakukan tekanan ringan untuk menjaga tungkai tetap lurus. Dorsifleksi
kaki tersebut jika terdapat nyeri pada betis maka tanda homan positif.
8. Perubahan psikologis
Setelah proses persalinan, terjadi perubahan yang dramatis bagi seorang ibu dimana ia
kini mempunyai bayi yang harus dilindungi dan dipenuhi kebutuhannya. Dalam
perubahan psikologis terdapat beberapa periode yaitu periode Taking In, Periode Taking
Hold dan Periode Letting Go
9. Data pengetahuan/perilaku ibu
Kaji pengetahuan ibu yang berhubungan dengan perawatan bayi, perawatan nifas, asi
ekslusif cara menyusui, KB, hubungan seks serta halhal lain yang penting diketahui ibu
dalam masa nifas dan menyusui.
10. Pemenuhan kebutuhan dasar manusia : nutrisi, eliminasi, oksigenasi, aktivitas dan
istirahat.
11. Dukungan sosial : dukungan emosi, dukungan informasi, dukungan fisik,
dukungan penghargaan.
12. Formal
1. Riwayat persalinan saat ini
2. Bonding attachment dengan skoring gray
3. Pengkajian bayi
4. Aspek psikososial ibu
5. Peran ayah selama dan sesudah kelahiran
13. Informal
1. Orang yang terlibat dalam perawatan bayi.
2. Peran dalam perawatan bayi.
3. Pengalaman dalam perawatan bayi.
4. Harapan untuk perawatan bayi yang akan datang.
14. Personal
1. Pandangan ibu terhadap perannya.
2. Pengalaman masa lalu yang mempengaruhi peran ibu.
3. Percaya diri dalam menjalankan peran.
4. Pencapaian peran.

5. Diagnosa Keperawatan
(Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2017) diagnosa keperawatan pada Ibu Post Partum adalah:
1. Nyeri Akut Berhubungan Dengan Agen Pencedera Fisik.
2. Menyusui Tidak Efektif Berhubungan Dengan Ketidakadekuatan Suplai ASI.
3. Defisit Pengetahuan Berhubungan Dengan Kurang Terpapar Informasi.
4. Resiko Infeksi Ditandai Dengan Ketidakadekuatan Pertahanan Tubuh Primer.

1. Intervensi Keperawatan
No Diagnosa Tujuan/hasil Intervensi
1. Nyeri Akut Setelah dilakukan Manajemen Nyeri (I.08238)
berhubungan intervensi keperawatan Observasi
dengan agen selama 3X24 jam  Identifikasi lokasi,
pencedera fisik diharapkan tingkat nyeri karakteristik, durasi,
(D.0077) menurun dengan kriteria frekuensi, kualitas,
hasil : intensitas nyeri
- Pasien melaporkan  Identifikasi skala nyeri
keluhan nyeri berkurang  Identifikasi respon nyeri
- Keluhan nyeri meringis non verbal
menurun Terapeutik
-Pasien menunjukkan  Berikan teknik
sikap protektif menurun. nonfarmakologis untuk
-Pasien tidak tampak mengurangi rasa nyeri)
gelisah.  Kontrol lingkungan
yang memperberat rasa
nyeri
Edukasi
 Ajarkan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyer
Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian
analgetik
2. Menyusui Tidak Setelah dilakukan Konseling Laktasi ( I.03093 )
Efektif (D.0029) intervensi keperawatan Observasi
selama 3x24 jam  Identifikasi
diharapkan status permasalahan yang ibu
menyusui membaik alami selama proses
dengan kriteria hasil : menyusui.
- Perlekatan bayi pada  Identifikasi keinginan
payudara ibu meningkat. dan tujuan menyusui.
- Kemampuan ibu  Identifikasi keadaan
memposisikan bayi dengan emosional ibu saat akan
benar meningkat. dilakukan konseling
- Pancaran ASI meningkat menyusui.
- Suplai ASI adekuat Terapeutik
meningkat.  Gunakan tehnik
- Pasien melaporkan mendengar aktif.
payudara tidak bengkak  Berikan pujian terhadap
perilaku ibu yang benar.
Edukasi
 Ajarkan tehnik
menyusui yang tepat
sesuai kebutuhan ibu.
4 Defisit Setelah dilakukan Edukasi Kesehatan (I.12383)
Pengetahuan intervensi keperawatan Observasi
( D.0111 ) selama 3 X 24 Jam tingkat  Identifikasi kesiapan
pengetahuan membaik dan kemampuan
dengan kriteria hasil : menerima informasi
- perilaku sesuai anjuran  Identifikasi faktor-faktor
meningkat yang dapat
- verbalisasi minat dalam meningkatkan dan
belajar meningkat menurunkan motivasi
- kemampuan menjelaskan perilaku hidup bersih
pengetahuan tentang suatu dan sehat
topik meningkat Terapeutik
- kemampuan  Sediakan materi dan
menggambarkan medla pendidikan
pengalaman sebelumnya kesehatan
yang sesuai dengan topik  Jadwalkan pendidikan
meningkat kesehatan sosial
- perilaku sesuai dengan kesepakatan
pengetahuan meningkat  Berikan kesempatan
- pertanyaan tentang untuk bertanya
masalah yang dihadapi Edukasi
menurun  Jekaskan faktor risiko
- persepsi yang keliru yang dapat
terhadap masalah menurun mempengaruhi
- menjalani pemeriksaan kesehatan
yang tidak tepat menurun
 Ajarkan perilaku hidup
- perilaku membaik
bersih dan sehat
 Ajarkan strategi yang
dapat digunakan untuk
meningkatkan perilaku
hidup bersih dan sehat
4. Resiko Infeksi Setelah dilakukan Pencegahan Infeksi ( I.14539 )
(D.0142) intervensi keperawatan Observasi
selama 3 X 24 Jam tingkat  Monitor tanda dan
infeksi menurun dengan gejalan infeksi lokal dan
kriteria hasil : sistemik.
-Tidak ada tandan –tanda Terapeutik
infeksi ( Demam, Nyeri,  Cuci tangan sebelum
Kemerahan dan Bengkak). dan sesudah kontak
- Kadar sel darah putih dengan pasien dan
membaik. lingkungan pasien.
 Pertahankan tehnik
aseptik pada psien
beresiko tinggi.
Edukasi
 Jelaskan tanda dan
gejala infeksi
 Ajarkan cara mencuci
tangan dengan benar.
 Ajarkan cara memeriksa
kondisi luka.
 Anjurkan meningkatkan
asupan nutrisi.

DAFTAR PUSTAKA
Bobak. (2010). Konsep Post Partum.
Wahyuningsih, S. (2019). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Post Partum.
https://books.google.co.id/books?hl=id&lr=&id=cBKfDwAAQBAJ&oi=fnd
Arma, N. (2015). Bahan Ajar Obstetri Fisiologi. https://books.google.co.id/books?
id=Gwo2DwAAQBAJ&lpg=PR1&dq
Walyani, E. S., dan E. Purwoastuti. 2015a. Asuhan Kebidanan Kehamilan.
Yogyakarta: Pustaka Baru Press.
PPNI (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan Indikator
Diagnostik, Edisi 1. Jakarta:DPP PPNI.
PPNI (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Tujuan Tindakan
Keprawatan, Edisi 1. Jakarta:DPP PPNI.
PPNI (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan Rencana
Tindakan Keprawatan, Edisi 1. Jakarta:DPP PPNI.

Anda mungkin juga menyukai