Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PENDAHULUAN

POST NATAL CARE (PNC)

Diajukan untuk memenuhi tugas

Mata Kuliah:

Keperawatan Maternitas II

Dosen Pengampu:

Erika,SKp.,Mkep.,Sp.Mat.,PhD

Disusun oleh:

Sri Agustin Purwanti

1911124848

A 2019 2/Kelompok 4

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS RIAU

2021
LAPORAN PENDAHULUAN POST NATAL CARE (PNC)

A. Definisi

Post partum adalah masa sesudah persalinan dapat juga disebut masa nifas (puerperium) yaitu
masa sesudah persalinan yang diperlukan untuk pulihnya kembali alat kandungan yang
lamanya 6 minggu. Post partum adalah masa 6 minggu sejak bayi lahir sampai organ-organ
reproduksi sampai kembali ke keadaan normal sebelum hamil (Bobak, 2010).

Masa nifas (puerperium) dimulai setelah kelahiran plasenta dan berahir ketika alat–alat
kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas atau puerpenium dimulai 2
jam setelah melahirkan plasenta sampai dengan 6 minggu (42 hari) setelah itu, dalam bahasa
latin, waktu mulai tertentu setelah melahirkan anak ini dsebut puerperium yaitu dari kata puer
yang artinya bayi dan parous melahirkan. Jadi puerperium berarti masa setelah melahirkan
bayi. Puerperium adalah masa pulih kembali, mulai dari persalinan selesai sampai alat–alat
kandungan kembali seperti sebelum hamil, sekitar 50% kematian ibu terjadi dalam 24 jam
pertama postpartum sehingga pertolongan pasca persalinan yang berkualitas harus
terselenggara pada masa itu untuk memenuhi kebutuhan ibu dan bayi (Dewi, 2011).

B. Etiologi

Penyebab timbulnya persalinan sampai sekarang belum diketahui secara pasti atau jelas
terdapat beberapa teori antara lain (Rustma Muchtar, 2010) :

1. Penurunan kadar progesterone Progesteron menimbulkan relaksasi otot-otot rahim,


sebaliknya estrogen meninggikan ketentraman otot rahim.

2. Peningkatan kadar oksitosin Pada akhir kehamilan kadar oxytocin bertambah, oleh karena
itu timbul kontraksi otot rahim.

3. Keregangan otot-otot Dengan majunya kehamilan makin regang otot-otot dan otot-otot
rahim makin rentan.

4. Pengaruh janin Hypofisis dan kelenjar suprarenal janin rupa-rupanya juga memegang
peranan oleh karena itu pada enencephalus kehamilan sering lebih lama dan biasa.

5. Teori prostaglandin Teori prostaglandin yang dihasilkan dan decidua, disangka menjadi
salah satu sebab permulaan persalinan.
C. Patofisiologi

Dalam masa post partum atau masa nifas, alat-alat genetalia interna maupun eksterna akan
berangsur-angsur pulih kembali seperti keadaan sebelum hamil. Perubahan-perubahan alat
genetal ini dalam keseluruhannya disebut “involusi”. Disamping involusi terjadi perubahan-
perubahan penting lain yakni memokonsentrasi dan timbulnya laktasi yang terakhir ini karena
pengaruh lactogenik hormon dari kelenjar hipofisis terhadap kelenjar-kelenjar mama.

Otot-otot uterus berkontraksi segera post psrtum, pembuluh-pembuluh darah yang ada antara
nyaman otot-otot uretus akan terjepit. Proses ini akan menghentikan pendarahan setelah
plasenta lahir. Perubahan-perubahan yang terdapat pada serviks ialah segera post partum
bentuk serviks agak menganga seperticorong, bentuk ini disebabkan oleh korpus uteri
terbentuk semacam cincin. Peruabahan-perubahan yang terdapat pada endometrium ialah
timbulnya trombosis, degenerasi dan nekrosis ditempat implantasi plasenta pada hari pertama
endometrium yang kira-kira setebal 2-5 mm itu mempunyai permukaan yang kasar akibat
pelepasan desidua dan selaput janin regenerasi endometrium terjadi dari sisa-sisa sel desidua
basalis yang memakai waktu 2 sampai 3 minggu. Ligamen-ligamen dan diafragma palvis
serta fasia yang merenggang sewaktu kehamilan dan pertu setelah janin lahir berangsur-
angsur kembali seperti sedia kala.

D. Manifestasi

Klinis Periode post partumialah masa enam minggu sejak bayi lahirsampai organ-organ
reproduksi kembali ke keadaan normal sebelumhamil. Periode ini kadang-kadang disebut
puerperium atau trimesterkeempat kehamilan :

1. Sistem reproduksi

a. Proses involusi

Proses kembalinya uterus ke keadaan sebelum hamil setelah melahirkan, proses ini dimulai
segera setelah plasenta keluar akibat kontraksi otot-otot polos uterus. Uterus, pada waktu
hamil penuh baratnya 11 kali berat sebelum hamil, berinvolusi menjadi kira-kira 500 gr 1
minggu setelah melahirkan dan 350 gr dua minggu setelah lahir. Seminggu setelah
melahirkan uterus berada di dalam panggul. Pada minggu keenam, beratnya menjadi 50-60gr.
Pada masa pasca partum penurunan kadar hormone menyebapkan terjadinya autolisis,
perusakan secara langsung jaringan hipertrofi yang berlebihan. Sel-sel tambahan yang
terbentuk selama masa hamil menetap. Inilah penyebap ukuran uterus sedikit lebih besar
setelah hamil.

b. Kontraksi

Intensitas kontraksi uterus meningkat secara bermakna segera setelah bayi lahir, hormon
oksigen yang dilepas dari kelenjar hipofisis memperkuat dan mengatur kontraksi uterus,
mengopres pembuluh darah dan membantu hemostasis. Salama 1-2 jam pertama pasca
partum intensitas kontraksi uterus bisa berkurang dan menjadi tidak teratur. Untuk
mempertahankan kontraksi uterus, suntikan oksitosin secara intravena atau intramuskuler
diberikan segera setelah plasenta lahir.

c. Tempat plasenta

Segera setelah plasenta dan ketuban dikeluarkan, kontraksi vaskular dan trombus
menurunkan tempat plasenta ke suatu area yang meninggi dan bernodul tidak teratur.
Pertumbuhan endometrium ke atas menyebapkan pelepasan jaringan nekrotik dan mencegah
pembentukan jaringan parut yang menjadi karakteristik penyembuha luka. Regenerasi
endometrum, selesai pada akhir minggu ketiga masa pasca partum, kecuali pada bekas tempat
plasenta.

d. Lochea

Rabas uterus yang keluar setelah bayi lahir, mula-mula berwarna merah, kemudian menjadi
merah tua atau merah coklat. Lochea rubra terutama mengandung darah dan debris desi dua
dan debristrofoblastik. Aliran menyembur menjadi merah setelah 2-4 hari. Lochea serosa
terdiri dari darah lama, serum, leukosit dan denrus jaringan. Sekitar 10 hari setelah bayi lahir,
cairan berwarna kuning atau putih. Lochea alba mengandung leukosit, desidua, selepitel,
mukus, serum dan bakteri. Lochea alba bisa bertahan 2-6 minggu setelah bayi lahir.

e. Serviks

Serviks menjadi lunak segera setelah ibu melahirkan. 18 jam pasca partum, serviks
memendek dan konsistensinya menjadi lebih padat dan kembali ke bentuk semula. Serviks
setinggi segmen bawah uterus tetap edematosa, tipis, dan rapuh selama beberapa hari setelah
ibu melahirkan.

f. Vagina dan perineum


Vagina yang semula sangat teregang akan kembali secara bertahap ke ukuran sebelum hami,
6-8 minggu setelah bayi lahir. Rugae akan kembali terlihat pada sekitar minggu keempat,
walaupun tidak akan semenonjol pada wanita nulipara.

2. Sistem endokrin

a. Hormon plasenta

Penurunan hormon human plasental lactogen, esterogen dan kortisol, serta placental enzyme
insulinase membalik efek diabetagenik kehamilan. Sehingga kadar gula darah menurun
secara yang bermakna pada masa puerperium. Kadar esterogendan progesteron menurun
secara mencolok setelah plasenta keluar, penurunan kadar esterogen berkaitan dengan
pembengkakan payudara dan diuresis cairan ekstra seluler berlebih yang terakumulasi selama
masa hamil.

b. Hormon hipofisis

Waktu dimulainya ovulasi dan menstruasi pada wanita menyusui dan tidak menyusui
berbeda. Kadar prolaktin serum yang tinggi pada wanita menyusui tampaknya berperan
dalam menekan ovulasi. Karena kadar follikel-stimulating hormone terbukti sama pada
wanita menyusui dan tidak menyusui di simpulkan ovarium tidak berespon terhadap stimulasi
FSH ketika kadar prolactin meningkat.

3. Abdomen

Apabila wanita berdiri di hari pertama setelah melahirkan, abdomenya akan menonjol dan
membuat wanita tersebut tampak seperti masih hamil. Diperlukan sekitar 6 minggu untuk
dinding abdomen kembali ke keadaan sebelum hamil.

4. Sistem urinarius

Fungsi ginjal kembali normal dalam waktu satu bulan setelah wanita melahirkan. Diperlukan
kira-kira dua smpai 8 minggu supay hipotonia pada kehamilan dan dilatasi ureter serta
pelCvis ginjal kembali ke keadaan sebelum hamil.

5. Sistem pencernaan

a. Nafsu makan
Setelah benar-benar pulih dari efek analgesia, anesthesia, keletihan, dan, ibu merasa sangat
lapar.

b. Mortilitas

Secara khas, penurunan tonus dan motilitas otot traktus cerna menetap selam waktu yang
singkat setelah bayi lahir.

c. Defekasi

Buang air besar secara spontan bias tertunda selama dua sampai tiga hari setelah ibu
melahirkan.

6. Payudara

Konsentrasi hormon yang menstimulasai perkembangan payudara selama wanita hamil


(esterogen, progesteron, human chorionic gonadotropin, prolaktin, krotison, dan insulin)
menurun dengan cepat setelah bayi lahir.

a. Ibu tidak menyusui

Kadar prolaktin akan menurun dengan cepat pada wanita yang tidak menyusui. Pada jaringan
payudara beberapa wanita, saat palpasi dilakukan pada hari kedua dan ketiga. Pada hari
ketigaatau keempat pasca partum bisa terjadi pembengkakan. Payudara teregang keras, nyeri
bila ditekan, dan hangat jika di raba.

b. Ibu yang menyusui

Sebelum laktasi dimulai, payudara teraba lunak dan suatu cairan kekuningan, yakni
kolostrum. Setelah laktasi dimula, payudara teraba hangat dan keras ketika disentuh. Rasa
nyeri akan menetap selama sekitar 48 jam. Susu putih kebiruan dapat dikeluarkan dari puting
susu.

7. Sistem kardiovaskuler

a. Volume darah

Perubahan volume darah tergantung pada beberapa faktor misalnya kehilangan darah selama
melahirkan dan mobilisasi serta pengeluaran cairan ekstravaskuler. Kehilangan darah
merupakan akibat penurunan volume darah total yang cepat tetapi terbatas. Setelah itu terjadi
perpindahan normal cairan tubuh yang menyebapkan volume darah menurun dengan lambat.
Pada minggu ketiga dan keempat setelah bayi lahir, volume darah biasanya menurun sampai
mencapai volume sebelum lahir.

b. Curah jantung

Denyut jantung volume sekuncup dan curah jantung meningkat sepanjang masa hamil.
Segera setelah wanita melahirkan, keadaan ini akan meningkat bahkan lebih tinggi selama 30
sampai 60 menit karena darah yang biasanya melintasi sirkuit utero plasenta tiba-tiba kembali
ke sirkulasi umum (Salehah, 2012).

c. Tanda-tanda vital

Beberapa perubahan tanda-tanda vital bisa terlihat, jika wanita dalam keadaan normal.
Peningkatan kecil sementara, baik peningkatan tekanan darah sistol maupun diastol dapat
timbul dan berlangsung selama sekitar empat hari setelah wanita melahirkan

8. Sistem neurologi

Perubahan neurologis selama puerperium merupakan kebalikan adaptasi neurologis yang


terjadi saat wanita hamil dan disebabkan trauma yang dialami wanita saat bersalin dan
melahirkan.

9. Sistem muskuluskeletal

Adaptasi sistem muskuluskeletal ibu yang terjadi selama masa hamil berlangsung secara
terbalik pada masa pasca partum. Adaptasi ini mencakup hal-hal yang membantu relaksasi
dan hipermobilitas sendi dan perubahan pusat berat ibu akibat pemsaran rahim.

10. Sistem integumen

Kloasma yang muncul pada masa hamil biasanya menghilang saat kehamilan berakhir. Pada
beberapa wanita, pigmentasi pada daerah tersebut akan menutap. Kulit kulit yang meregang
pada payudara, abdomen, paha, dan panggul mungkin memudar, tapi tidak hilangseluruhnya
(Prawirohardjo, 2011).

E. Perubahan Fisiologis Masa Nifa

s 1. Perubahan fisik
a. Uterus

Secara berangsur–angsur menjadi kecil (involusi) sehingga akhirnya kembali seperti sebelum
hamil, setelah plasenta lahir uterus merupakan alat yang keras, karena kontraksi dan retraksi
otot-ototnya. Fundus uteri ± 3 jari dibawah pusat. Selama 2 hari berikutnya, besarnya tidak
seberapa berkurang tetapi sesudah 2 hari ini uterus mengecil dengan cepat sehingga pada hari
ke-10 tidak teraba dari luar. Setelah 6 minggu tercapainya lagi ukurannya yang normal.

b. Serviks

Setelah persalinan, bentuk serviks agak mengganggu seperti corong berwarna merah
kehitaman. Konsistensinya lunak, kadang-kadang terdapat perlukaan-perlukaan kecil setelah
bayi lahir, tangan masih bisa masuk rongga rahim, setelah 2 jam dapat dilalui oleh 2-3 jari
dan setelah 7 hari hanya dapat dilalui 1 jari.

c. Endometrium

Timbul trombosis, degenerasi dan nekrosis, di tempat implantasi plasenta. Pada hari-hari
pertama, endometrium setebal 12,5 mm akibat pelepasan desidua dan selaput janin (Sarwono,
2011).

d. Lochea

Lochea adalah cairan sekret yang berasal dari kavum uteri dan vagina dalam masa nifas.
Pada hari pertama dan kedua lochea rubra atau lochea cruenta, terdiri atas darah segar
bercampur sisa-sisa selaput ketuban, (Rustam, 2010).

e. Pembuluh darah rahim

Dalam kehamilan, uterus mempunyai banyak pembuluh-pembuluh darah yang besar, karena
setelah persalinan tidak diperlukan lagi peredaran darah yang banyak.

f. Dinding perut dan peritoneum

Setelah persalinan dinding perut longgar karena disebabkan lama, tetapi biasanya akan pulih
kembali dalam 6 minggu..

g. Bekas implantasi placenta


Placental bed mengecil karena kontraksi dan menonjol ke kavum uteri dengan diameter 7.5
cm. Sesudah 2 minggu menjadi 3,5 cm, pada minggu ke enam 2,4 cm dan akhirnya pulih
( Hellen, 2011). 2. Perubahan psikologis

Adaptasi psikologis post partum menurut teori rubin dibagi dalam 3 periode yaitu sebagai
berikut : a. Periode Taking In

1) Berlangsung 1-2 hari setelah melahirkan

2) Ibu pasif terhadap lingkungan. Oleh karena itu, perlu menjaga komunikasi yang baik.

3) Ibu menjadi sangat tergantung pada orang lain, mengharapkan segala sesuatru kebutuhan
dapat dipenuhi orang lain.

4) Perhatiannya tertuju pada kekhawatiran akan perubahan tubuhnya

5) Ibu mungkin akan bercerita tentang pengalamannya ketika melahirkan secara berulang-
ulang.

6) Diperlukan lingkungan yang kondusif agar ibu dapat tidur dengan tenang untuk
memulihkan keadaan tubuhnya seperti sediakala.

7) Nafsu makan bertambah sehingga dibutuhkan peningkatan nutrisi, dan kurangnya nafsu
makan menandakan ketidaknormalan proses pemulihan.

b. Periode Taking Hold

1) Berlangsung 3-10 hari setelah melahirkan.

2) Pada fase ini ibu merasa khawatir akan ketidakmampuannya dalam merawat bayi.

3) Ibu menjadi sangat sensitive, sehingga mudah tersinggung.

4) Saat ini merupakan saat yang baik bagi ibu untuk menerima berbagai penyuluhan dalam
merawat diri dan bayinya. Dengan begitu ibu dapat menumbuhkan rasa percaya dirinya.

5) Pada periode ini ibu berkonsentrasi pada pengontrolan fungsi tubuhnya, misalkan buang
air kecil atau buang air besar, mulai belajar untuk mengubah posisi seperti duduk atau jalan,
serta belajar tentang perawatan bagi diri dan bayinya.

c. Periode Letting Go
1) Berlangsung 10 hari setelah melahirkan.

2) Secara umum fase ini terjadi ketika ibu kembali ke rumah

3) Ibu menerima tanggung jawab sebagai ibu dan mulai menyesuaikan diri dengan
ketergantungan bayinya

4) Keinginan untuk merawat bayi meningkat

5) Ada kalanya ibu mengalami perasaan sedih yang berkaitan dengan bayinya, keadaan ini
disebut baby blues (Mansur, 2012).

F. Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan post partum menurut Siswosudarmo, 2012:

1. Pemerikasaan umum: tensi,nadi,keluhan dan sebagainya

2. Keadaan umum: TTV, selera makan dll

3. Payudara: air susu, putting

4. Dinding perut, perineum, kandung kemih, rectum

5. Sekres yang keluar atau lochea

6. Keadaan alat kandungan

G. Komplikasi

1. Pembengkakan payudara

2. Mastitis (peradangan pada payudara)

3. Endometritis (peradangan pada endometrium)

4. Post partum blues


DAFTAR PUSTAKA

Bobak. 2010. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Edisi 4. Jakarta: EGC.

Dewi V.N, 2011. Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas. Jakarta: Salemba Medika.

Mansur, Herawati. 2012. Psikologi Ibu dan Anak untuk Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika.
Mitayani. 2015. Asuhan Keperawatan Maternitas. Jakarta: EGC

Mochtar, Rustam. 2010. Sinopsis Obstetri. Jilid I. EGC: Jakarta.

Prawirohardjo, Sarwono.2011. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka.

Saleha S, 2012. Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba Medika.

Varney, Hellen. 2011. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Edisi 4 Volume1. Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai