Oleh :
Ni Luh Putu Saptya Widyatmi
135070201111010
Kelompok 2A
b. Adaptasi Psikologis
Periode postpartum menyebabkan stress emosional terhadap ibu
baru, bahkan lebih menyulitkan bila terjadi perubahan fisik yang hebat.
Faktor-faktor yang mempengaruhi suksesnya masa transisi ke masa
menjadi orang tua pada masa postpartum, yaitu :
Respons dan dukungan dari keluarga dan teman
Hubungan antara pengalaman melahirkan dan harapan serta aspirasi
Pengalaman melahirkan dan membesarkan anak yang lain
Pengaruh budaya
Satu atau dua hari postpartum, ibu cenderung pasif dan tergantung. Ia
hanya menuruti nasihat, ragu-ragu dalam membuat keputusan, masih
berfokus untuk memenuhi kebutuhannya sendiri, masih menggebu
membicarakan pengalaman persalinan. Periode ini diuraikan oleh Rubin
terjadi dalam tiga tahap :
Taking in
Periode ini terjadi 1-2 hari sesudah melahirkan. Ibu pada
umumnya pasif dan tergantung, perhatiannya tertuju pada
kekhawatiran akan tubuhnya.
Ibu akan mengulang-ulang pengalamannya waktu bersalin dan
melahirkan.
Tidur tanpa gangguan sangat penting untuk mencegah gangguan
tidur.
Peningkatan nutrisi mungkin dibutuhkan karena selera makan ibu
biasanya bertambah. Nafsu makan yang kurang menandakan
proses pengembalian kondisi ibu tidak berlangsung normal.
Taking hold
Berlangsung 2-4 hari postpartum. Ibu menjadi perhatian pada
kemampuannya menjadi orang tua yang sukses dan
meningkatkan tanggung jawab terhadap janin.
Perhatian terhadap fungsi-fungsi tubuh (mis, eliminasi)
Ibu berusaha keras untuk menguasai keterampilan untuk merawat
bayi, misalnya menggendong dan menyusui. Ibu agak sensitive
dan merasa tidak mahir dalam melakukan hal tersebut, sehingga
cenderung menerima nasihat dari bidan karena ia terbuka untuk
menerima pengetahuan dan kritikan yang bersifat pribadi.
Letting go
Terjadi setelah ibu pulang ke rumah dan sangat berpengaruh
terhadap waktu dan perhatian yang diberikan oleh keluarga
Ibu mengambil tanggung jawab terhadap perawatan bayi. Ia harus
beradaptasi dengan kebutuhan bayi yang sangat tergantung, yang
menyebabkan berkurangnya hak ibu dalam kebebasan dan
berhubungan sosial.
Pada periode ini umumnya terjadi depresi postpartum.
4. Perawatan pada Masa Nifas
Setelah persalinan, ibu membutuhkan perawatan yang intensif untuk
pemulihan kondisinya setelah proses persalinan yang melelahkan.
Perawatan post partum atau masa nifas meliputi :
a. Nutrisi dan cairan
Tidak ada kontraindikasi dalam pemberian nutrisi setelah persalinan.
Ibu harus mendapat nutrisi yang lengkap dengan tambaha kalori sejak
sebelum hamil (200-500 kal) yang akan mempercepat pemulihan
kesehatan dan kekuatan, meningkatkan kualitas dan kuantitas ASI, serta
mencegah terjadinya infeksi.
Ibu nifas memerlukan diet untuk mempertahankan tubuh terhadap
infeksi, mencegah konstipasi dan untuk memulai proses pemberian ASI
eksklusif. Asupan kalori per hari dtingkatkan sampai 2700 kalori. Asupan
cairan per har ditingkatkan sampai 3000 ml (susu 1000 ml). suplemen zat
besi dapat diberikan kepada ibu nifas selama 4 minggu pertama setelah
kelahiran. Kebutuhan gizi yang perlu diperhatikan yaitu :
Makanan dianjurkan seimbang antara jumlah dan mutunya
Banyak minum, setiap hari harus minum lebih dari 6 gelas
Makan makanan yang tidak merangsang, baik secara termis,
mekanis, atau kimia untuk menjaga kelancaran pencernaan
Batasi makanan uang berbau keras
Gunakan bahan makanan yang dapat merangsang produksi ASI,
misalnya sayuran hijau.
b. Ambulasi
Ambulasi sedini mungkin sangat dianjurkan, kecuali ada
kontraindikasi. Ambulasi ini akan meningkatkan sirkulasi dan mencegah
risiko tromboflebitis, meningkatkan fungsi kerja peristaltic dan kandung
kemih, sehingga mencegah distensi abdominal dan konstipasi. Bidan
harus menjelaskan kepada ibu tentang tujuan dan manfaat ambulasi dini.
Ambulasi ini dilakukan secara bertahap sesuai kekuatan ibu. Terkadang
ibu nifas enggan untuk banyak bergerak karena merasa letih dan sakit.
Jika keadaan tersebut tidak segera diatasi, ibu akan terancam mengalami
thrombosis vena. Untuk mencegah terjadinya thrombosis vena, perlu
dilakukan ambulasi dini oleh ibu nifas.
Pada persalinan normal dan keadaan ibu normal, biasanya ibu
diperbolehkan untuk mandi dan ke WC dengan bantuan orang lain, yaitu
pada 1 atau 2 jam setelah persalinan. Sebelum waktu ini, ibu harus
diminta untuk melakukan latihan menarik napas dalam serta latihan
tungkai yang sederhana dan harus duduk serta mengayunkan tungkainya
di tepi tempat tidur. Sebaiknya ibu nifas turun dari tempat tidur sedini
mungkin setelah persalinan. Ambulasi dini dapat mengurangi kejadian
komplikasi kandung kemih, konstipasi, thrombosis vena puerperalis, dan
emboli pulmonal.
c. Eliminasi
Observasi adanya distensi abdomen dengan mempalpasi dan
mengauskultasi abdomen. Berkemih harus terjadi dalam 4-8 jam pertama
dan minimal sebanyak 200 cc. Anjurkan ibu untuk minum banyak cairan
dan ambulasi. Rangsangan untuk berkemih dapat diberikan dengan
rendam duduk untuk mengurangi edema dan relaksasi sfingter, lalu
kompres hangat/dingin. Bila perlu pasang kateter sewaktu.
d. Higiene
Sering membersihkan area perineum akan meningkatkan
kenyamanan dan mencegah infeksi. Tindakan ini paling sering
menggunakan air hangat yang dialirkan (dapat ditambah larutan
antiseptik) ke atas vulva perineum setelah berkemih atau defekasi,
hindari penyemprotan langsung. Ajarkan ibu untuk membersihkan sendiri.
Penggantian pembalut hendaknya sering dilakukan, setidaknya
setelah membersihkan perineum atau setelah berkemih atau defekasi.
Perawatan perineum 10 hari meliputi :
Ganti pembalut wanita yang bersih setiap 4-6 jam. Posisikan
pembalut dengan baik sehingga tidak bergeser
Lepaskan pembalut dari arah depan ke belakang untuk menghindari
penyebaran bakteri dari anus ke vagina
Alirkan atau bilas dengan air hangat setelah defekasi pada area
perineum, keringkan dengan kain pembalut atau handuk dengan cara
ditepuk-tepuk, dan dari arah depan ke belakang.
Rasa gatal pada area sekitar jahitan adalah normal dan merupakan
tanda penyembuhan. Namun, untuk meredakan rasa tidak enak, atasi
dengan mandi berendam air hangat atau kompres dingin dengan kain
pembalut yang telah didinginkan.
Berbaring miring, hindari berdiri atau duduk lama untuk mengurangi
tekanan pada daerah tersebut.
Lakukan latihan kegel sesering mungkin guna merangsang peredaran
darah di sekitar perineum. Dengan demikian, akan mempercepat
penyembuhan dan memperbaiki fungsi otot-otot. Tidak perlu terkejut
bila tidak merasakan apapun saat pertama kali berlatih karena area
tersebut akan kebal setelah persalinan dan pulih secara bertahap
dalam beberapa minggu.
e. Pakaian
Pakaian agak longgar terutama didaerah dada sehingga payudara
tidak tertekan. Daerah perut tidak perlu diikat terlalu kencang karena tidak
akan mempengaruhi involusi. Pakaian dalam sebaiknya yang menyerap,
sehingga lochia tidak menimbulkan iritasi pada daerah sekitarnya. Kasa
pembalut sebaiknya dibuang setiap saat terasa penuh dengan lochia,saat
buang air kecil ataupun setiap buang air besar.
f. Perawatan payudara
Perawatan payudara telah mulai sejak wanita hamil supaya puting
susu lemas, tidak keras dan kering, sebagai persiapan untuk menyusui
bayinya. Dianjurkan sekali supaya ibu mau menyusui bayinya karena
sangat berguna untuk kesehatan bayi.Dan segera setelah lahir ibu
sebaiknya menyusui bayinya karena dapat membantu proses involusi
serta colostrum yang berguna untuk kekebalan tubuh bayi.
g. Kembalinya datang bulan atau menstruasi
Dengan memberi ASI kembalinya menstruasi sulit diperhitungkan dan
bersifat individu. Sebagian besar kembalinya menstruasi setelah 4-6
bulan.
5. Pathway
(Terlampir)
6. Asuhan Keperawatan
A. Pengkajian
Pengkajian pada ibu post partum menurut Doenges, 2001 adalah
sebagai berikut :
Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan
Bagaimana keadaan ibu saat ini ?
Bagaimana perasaa ibu setelah melahirkan ?
Pola nutrisi dan metabolik
Apakah klien merasa kehausan setelah melahirkan ?
Apakah klien merasa lapar setelah melahirkan ?
Apakah klien kehilangan nafsu makan atau merasa mual ?
Apakah ibu mengalami penurunan BB setelah melahirkan ?
Pola aktivitas setelah melahirkan
Apakah ibu tampak kelelahan atau keletihan ?
Apakah ibu toleransi terhadap aktivitas sedang atau ringan ?
Apakah ibu tampak mengantuk ?
Pola eliminasi
Apakah ada diuresis setelah persalinan ?
Adakan nyeri dalam BAB pasca persalinan ?
Neuro sensori
Apakah ibu merasa tidak nyaman ?
Apakah ibu merasa nyeri di bagian tubuh tertentunya ?
Bagaimana nyeri yang ibu raskan ?
Kaji melalui pengkajian P, Q, R, S, T ?
Apakah nyerinya menggangu aktivitas dan istirahatnya ?
Pola persepsi dan konsep diri
Bagaimana pandangan ibu terhadap dirinya saat ini
Adakah permasalahan yang berhubungan dengan perubahan
penampilan tubuhnya saat ini ?
Pemeriksaan fisik
Keadaan umum
- Pemeriksaan TTV
- Pengkajian tanda-tanda anemia
- Pengkajian tanda-tanda edema atau tromboflebitis
- Pemeriksaan reflek
- Kaji adanya varises
- Kaji CVAT ( cortical vertebra area tenderness )
Payudara
- Pengkajian daerah areola ( pecah, pendek, rata )
- Kaji adanya abses
- Kaji adanya nyeri tekan
- Observasi adanya pembengkakanatau ASI terhenti
- Kaji pengeluaran ASI
Abdomen atau uterus
- Observasi posisi uterus atau tiggi fundus uteri
- Kaji adnanya kontraksi uterus
- Observasi ukuran kandung kemih
Vulva atau perineum
- Observasi pengeluaran lokhea
- Observasi penjahitan lacerasi atau luka episiotomi
- Kaji adanya pembengkakan
- Kaji adnya luka
- Kaji adanya hemoroid
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan darah
Beberapa uji laboratorium biasa segera dilakukan pada
periodepasca partum. Nilai hemoglobin dan hematokrit seringkali
dibutuhkan pada hari pertama pada partumuntuk mengkaji
kehilangan darah pada melahirkan.
Pemeriksaan urin
Pegambilan sampel urin dilakukan dengan menggunakan cateter
atau dengan tehnik pengambilan bersih (clean-cath) spisimen ini
dikirim ke laboratorium untuk dilakukan urinalisis rutin atau kultur
dan sensitivitas terutama jika cateter indwelling di pakai selama
pasca inpartum. Selain itu catatan prenatal ibu harus di kaji untuk
menentukan status rubelle dan rhesus dan kebutuhan therapy
yang mungkin (Bobak, 2004).
B. Analisa Data
DATA ETIOLOGI MASALAH
DS : Proses persalinan Kekurangan volume
Klien mengatakan ↓ cairan
badan terasa lemah Penggunaan energy dan
dan lelah kekuatan mengedan yang
DO : berlebihan
Klien tampak lelah, ↓
bibir klien kering, Perdarahan
terjadi perdarahan ↓
post partum Kekurangan volume cairan
DS : Proses involusi dan luka Nyeri Akut
Klien mengatakan epiostomy
merasa tidak nyaman ↓
di daerah perut dan Uterus berkontraksi, luka jahitan
genetalia ↓
DO : Nyeri tajam saat bergerak
TFU 1 jari di bawah ↓
pusat, ekspresi Nyeri Akut
wajah meringis,
lochia warna merah
tua
DS : Kehamilan trimester ketiga Resiko Infeksi
Ibu mengatakan ↓
terdapat luka di Mendekati persalinan
kemaluannya dan ↓
rasanya sakit Cemas menghadapi proses
DO : persalinan
Terdapat jahitan luka ↓
epiostomy, luka Ansietas
tampak basah
C. Rencana Keperawatan
N Diagnosa
Implementasi Evaluasi
O Keperawatan
1 Kekurangan - Mengajarkan ibu agar S:
Volume Cairan memasase sendiri fundus uteri - Klien mengatakan
- Memonitor pemberian cairan, memahami anjuran
menganjurkan ibu untuk banyak perawat
minum - Klien mengatakan mampu
- Mengobservasi TTV, apakah melakukan masase fundus
ada perubahan uteri
- Memeriksakan ulang kadar O:
Hb/Ht - Klien mampu minum air
putih
- Klien mampu melakukan
masase fundus uteri
- Intake dan output cairan
seimbang
- TTV klien dalam rentang
normal, kelembaban
membrane mukosa baik
A:
Masalah teratasi sebagian
P:
Pertahankan intervensi
2 Nyeri Akut - Mengkaji ulang skala nyeri S:
- Menganjurkan dan mengajarkan - Klien mampu menyebutkan
ibu agar menggunakan teknik skala nyeri yang dirasakan
relaksasi dan distraksi rasa nyeri - Klien mengatakan
- Memotivasi : untuk mobilisasi memahami dan mau
sesuai indikasi melakukan instruksi
- Memberikan kompres hangat perawat
- Kolaborasi pemberian analgetik - Klien mengatakan mampu
mobilisasi
- Klien mengatakan nyaman
setelah diberikan kompres
hangat
O:
- Skala nyeri klien berkurang
atau tidak bertambah
- Klien mampu melakukan
teknik relaksasi dan
distraksi
- Klien mampu melakukan
mobilisasi
A:
Masalah teratasi sebagian
P:
Lanjutkan intervensi
3 Resiko infeksi - Kaji lochea (warna, bau, jumlah) S:
kontraksi uterus dan kondisi - Klien mampu menyebutkan
jahitan episiotomi. ketidanyamanan yang
- Kaji ketidaknyamanan klien dirasakan
- Sarankan pada ibu agar - Klien mengatakan
mengganti pembalut tiap 4 jam. memahami penggantian
- Pantau tanda-tanda vital. pembalut
- Lakukan rendam bokong. - Klien mengatakan nyaman
saat dilakukan rendam
bokong
O:
- Klien mampu melakuakan
penggantian pembalut
dengan dibantu
- Lochea : warna, bau dan
jumlah sesuai
- TTV dalam batas normal
A:
Masalah teratasi sebagian
P:
Pertahankan intervensi
Daftar Pustaka