BAB I
IKHTISAR KASUS
II. ANAMNESIS
Autoanamnesis pada tanggal 28 Agustus 2010 jam 14.15
A. Keluhan Utama
Keluar darah banyak dari vagina ± 2 minggu SMRS
1
Penanganan Myoma Uteri Pada Anemia Defisiensi Fe
Rachmawati Ayu Azhariya
E. Riwayat Menstruasi
Menarche : 12 tahun
Lamanya : 4-6 hari
Siklus : teratur, 1x/bulan
Banyaknya : 4 pembalut/hari
Dismenore : (-)
F. Riwayat Pernikahan
Pasien menikah 1 x dengan suami sekarang
Usia menikah : 22 tahun, dengan suami umur : 26 tahun
G. Riwayat Persalinan
1. ♂, spontan, 3000 gr, bidan, sehat (20 th)
2. Abortus
3. ♂, spontan, 2300 gr, bidan, sehat (18 th)
4. ♂, spontan, 3100 gr, bidan, sehat (6 th)
I. Riwayat Operasi
Pasien tidak pernah dioperasi sebelumnya
2
Penanganan Myoma Uteri Pada Anemia Defisiensi Fe
Rachmawati Ayu Azhariya
• Thoraks :
Cor : S1-S2 normal reguler, murmur tidak ada, gallop
tidak ada
Pulmo : Suara nafas vesikuler, ronchi tidak ada, wheezing
tidak ada
Mamae : Simetris, besar normal, retraksi papil -/-
B. Status Ginekologis
1. Pemeriksaan Luar
• Abdomen : I : perut tampak bucit
P : teraba massa di kuadran umbilicalis,
konsistensi padat, batas tidak tegas, tepi rata,
permukaan tidak licin, tidak dapat digerakkan
dari dasar, ukuran kurang lebih 9x10 cm
P : pekak pada abdomen bawah
A : bising usus + 5x/menit
2. Pemeriksaan Dalam
a. Inspekulo : tidak dilakukan
b. Vagina toucher :
Vulvovagina tidak ada kelainan, liang vagina tak ada kelainan, pada
sarung tangan terdapat darah +, lendir -
3
Penanganan Myoma Uteri Pada Anemia Defisiensi Fe
Rachmawati Ayu Azhariya
C. Pemeriksaan Penunjang
1. Laboratorium
• Hematologi Lengkap
KIMIA DARAH
DIABETES
Glukosa puasa 101 60-110 mg/dl
Glukosa 2 jam PP 117 60-140 mg/dl
FUNGSI HATI
SGOT/AST 23 <37 U/l
SGPT/ALT 39 <41 U/l
FUNGSI GINJAL
Ureum 20 20-40 mg/dl
Creatinin 0,4 0,5-1,5 mg/dl
HEMOSTATIS
Masa perdarahan 2’00” 1’00”-6’00” menit
Masa pembekuan 11’00” 5’00”-15’00” menit
4
Penanganan Myoma Uteri Pada Anemia Defisiensi Fe
Rachmawati Ayu Azhariya
• Urine lengkap
Warna Kuning
Kejernihan Jernih
PH 6,5 5-8
Berat Jenis 1015 1005-1030
Albumin Negatif
Glukosa Negatif
Keton Negatif
Urobilinogen 0,2 EU 0,1-1
Bilirubin Negatif
Darah Samar Negatif
Leukosit esterse Negatif
Nitrit Negatif
SEDIMEN
Eritrosit 0-2 /LPB <2
Leukosit 0-5 /LPB <5
Silinder Negatif
Epitel Gepeng +1
Kristal Negatif
Bakteri Negatif
Lain-lain Negatif
2. Ultrasonografi (USG)
Tgl 20/08/10 (per abdominal)
Uterus membesar, cavum uteri terisi massa heterogen
Dinding kesan berbenjol, ukuran 10x11 cm
Kesan : Myoma uteri
5
Penanganan Myoma Uteri Pada Anemia Defisiensi Fe
Rachmawati Ayu Azhariya
III. ASSESMENT
A. DIAGNOSA KERJA
P3A1 dengan menometrorrhagia ec myoma uteri dan anemia gravis
B. PROGNOSA
• Vitam : Dubia ad bonam
• Functionam : Bonam
• Sanationam : Bonam
• Kosmetikum : Bonam
C. DAFTAR MASALAH
• Bagaimana penanganan myoma uteri yang disertai dengan anemia gravis?
• Pada pasien ini, langkah penanganan apa yang akan diambil?
• Apakah penatalaksanaan yang dipilih?
• Kapan waktu yang tepat dilaksanakan tindakan operatif?
• Apakah komplikasi tindakan operatif?
• Bagaimana prognosis myoma uteri terhadap pasien ini?
IV. PLANNING
1. Rencana Diagnosis
Periksa Laboratorium darah lengkap dan urine lengkap
2. Rencana Penatalaksaan
• Pro rawat inap
• Cek laboratorium darah rutin setiap hari
• Observasi tanda vital
• Koreksi anemia
• Medikamentosa : - RL kolf
6
Penanganan Myoma Uteri Pada Anemia Defisiensi Fe
Rachmawati Ayu Azhariya
FOLLOW UP
Tgl S O A P
St. ginekologi :
Abdomen :
I : perut tampak bucit
P : teraba massa di kuadran
umbilicalis, tepi rata,
konsistensi padat, batas
tidak tegas, permukaan
tidak licin, tidak dapat
digerakkan dari dasar,
ukuran kurang lebih 9x10
cm
P : pekak pada abdomen
bawah
A : bising usus + 5x/menit
Genitalia :
VT : Vulvovagina tidak
ada kelainan, liang vagina
tak ada kelainan, pada
sarung tangan terdapat
darah +, lendir -
7
Penanganan Myoma Uteri Pada Anemia Defisiensi Fe
Rachmawati Ayu Azhariya
Tgl S O A P
St. ginekologi :
Abdomen :
I : perut tampak bucit
P : teraba massa di kuadran
umbilicalis, tepi rata,
konsistensi padat, batas
tidak tegas, permukaan
tidak licin, tidak dapat
digerakkan dari dasar,
ukuran kurang lebih 9x10
cm
P : pekak pada abdomen
bawah
A : bising usus + 5x/menit
Genitalia :
VT : Vulvovagina tidak
ada kelainan, liang vagina
tak ada kelainan, pada
sarung tangan terdapat
darah +, lendir -
8
Penanganan Myoma Uteri Pada Anemia Defisiensi Fe
Rachmawati Ayu Azhariya
Tgl S O A P
St. ginekologi :
Abdomen :
I : perut tampak bucit
P : teraba massa di kuadran
umbilicalis, tepi rata,
konsistensi padat, batas
tidak tegas, permukaan
tidak licin, tidak dapat
digerakkan dari dasar,
ukuran kurang lebih 9x10
cm
P : pekak pada abdomen
bawah
A : bising usus + 5x/menit
Genitalia :
VT : Vulvovagina tidak
ada kelainan, liang vagina
tak ada kelainan, pada
sarung tangan terdapat
darah +, lendir -
9
Penanganan Myoma Uteri Pada Anemia Defisiensi Fe
Rachmawati Ayu Azhariya
Tgl S O A P
St. generalis :
Mata : conjunctiva
anemis -/-, sclera tidak
ikterik
St. ginekologi :
Abdomen :
I : perut tampak bucit
P : teraba massa di kuadran
umbilicalis, tepi rata,
konsistensi padat, batas
tidak tegas, permukaan
tidak licin, tidak dapat
digerakkan dari dasar,
ukuran kurang lebih 9x10
cm
P : pekak pada abdomen
bawah
A : bising usus + 5x/menit
Genitalia :
VT : Vulvovagina tidak
ada kelainan, liang vagina
tak ada kelainan, pada
sarung tangan terdapat
darah +, lendir -
10
Penanganan Myoma Uteri Pada Anemia Defisiensi Fe
Rachmawati Ayu Azhariya
Tgl S O A P
St. ginekologi :
Abdomen :
I : perut tampak bucit
P : teraba massa di kuadran
umbilicalis, tepi rata,
konsistensi padat, batas
tidak tegas, permukaan
tidak licin, tidak dapat
digerakkan dari dasar,
ukuran kurang lebih 9x10
cm
P : pekak pada abdomen
bawah
A : bising usus + 5x/menit
Genitalia :
VT : tidak dilakukan
pemeriksaan
11
Penanganan Myoma Uteri Pada Anemia Defisiensi Fe
Rachmawati Ayu Azhariya
BAB II
MYOMA UTERI
II.1 PENDAHULUAN
Myoma uteri merupakan jenis tumor uterus yang paling umum ditemukan pada
1,2
wanita. Terlihat pada 20 % diantara wanita berumur 20-35 tahun. Insidensnya
meningkat seiring umur hingga hampir 40 % pada umur diatas 45 tahun. Beberapa
penelitian USG menyatakan adanya sedikitnya satu myoma kecil pada 51 % wanita
(Day Baird, 2003). 3,4
12
Penanganan Myoma Uteri Pada Anemia Defisiensi Fe
Rachmawati Ayu Azhariya
bertambah besar pada masa post menopause, harus dipikirkan degenerasi maligna
(Sarcoma). 1
Jika myoma tumbuh secara mikroskopik dan terisolasi, myoma biasanya
multiple dan biasanya berukuran kurang dari 15 cm tapi bisa mencapai ukuran yang
sangat besar dengan berat lebih dari 45 kg (100 pon). 3
Myoma uteri berasal dari otot polos uterus dan jaringan ikat yang
menompangnya sehingga dalam kepustakaan dikenal juga sebagai fibromyoma, fibroid,
leiomyoma. 1,2
Walaupun biasanya asimptomatik, myoma dapat menyebabkan banyak
problema termasuk metrorrhagia dan menorrhagia, rasa sakit bahkan infertilitas.
Memang, perdarahan uteri yang sangat banyak merupakan indikasi yang paling banyak
untuk dilakukan histerektomi di Amerika Serikat. 3,5
II.2 DEFINISI
Myoma uteri adalah neoplasma jinak yang tersusun dari otot polos uteri dan
jaringan ikat yang menompangnya dan sering juga disebut sebagai fibromyoma,
leiomyoma, fibroid. Dapat bersifat tunggal atau multipel dan mencapai ukuran besar
(100 pon). Konsistensinya keras, dengan batas kapsel yang jelas sehingga dapat
dilepaskan dari sekitarnya. Penampangnya berbentuk “whorled like trabeculation” yang
khas seperti konde. 1,3
II.3 INSIDENS
Myoma uteri merupakan jenis tumor uterus yang paling umum ditemukan pada
1,2
wanita. Terlihat pada 20 % diantara wanita berumur 20-35 tahun. Insidensnya
meningkat seiring umur hingga hampir 40 % pada umur diatas 45 tahun, jarang sekali
ditemukan pada wanita berumur < 20 tahun. Beberapa penelitian USG menyatakan
adanya sedikitnya satu myoma kecil pada 51 % wanita (Day Baird, 2003). 3,4
Penelitian lain menyatakan bahwa sebanyak 3 dari 4 wanita memiliki myoma,
tetapi kebanyakan tidak sadar karena tidak menimbulkan tanda dan keluhan. Myoma
yang menyebabkan masalah hanya satu dari empat wanita yang memiliki myoma, tidak
13
Penanganan Myoma Uteri Pada Anemia Defisiensi Fe
Rachmawati Ayu Azhariya
jarang dokter menemukan secara tidak sengaja selama pemeriksaan dalam dan USG
prenatal. 5
Di Indonesia myoma uteri ditemukan 2,39 – 11,7% pada semua penderita
ginekologi yang dirawat. Berdasarkan otopsi, Novak menemukan 27% wanita berumur
25 tahun mempunyai sarang-sarang myoma. Myoma uteri lebih sering didapati pada
wanita nullipara atau yang kurang subur dan pada wanita berkulit hitam. Faktor
keturunan juga memegang peran. Setelah menopause hanya kira-kira 10% yang masih
tumbuh. 2
II.4 KLASIFIKASI
1) Menurut lokalisasi, myoma uteri terdapat di : 1,2,6
a) Cervical (1-3%)
b) Corporal
Cervical lebih jarang tetapi bila mencapai ukuran besar dapat menekan kandung
vesica urinaria dan menyebabkan gangguan miksi serta teknik operasinya lebih sukar. 1
2) Menurut posisi myoma terhadap lapisan-lapisan uterus, dapat dibagi
dalam 3 jenis : 1,2
a. myoma submukosa
b. myoma intramural/interstitial
c. myoma subserosa/subperitonal
Myoma Submukosa
Tumbuh tepat di bawah endometrium dan menonjol ke dalam cavum uteri.
Sering juga tumbuh bertangkai yang panjang dan menonjol melalui serviks menuju ke
vagina sehingga dapat terlihat secara inspekulo dan disebut sebagai myoma geburt.
Myoma pada serviks dapat menonjol ke dalam saluran serviks sehingga OUE berbentuk
bulat sabit.
Karena tumbuh di bawah endometrium dan di endometriumlah pendarahan
uterus yang paling banyak, sehingga myoma submukosa ini paling sering menyebabkan
14
Penanganan Myoma Uteri Pada Anemia Defisiensi Fe
Rachmawati Ayu Azhariya
15
Penanganan Myoma Uteri Pada Anemia Defisiensi Fe
Rachmawati Ayu Azhariya
16
Penanganan Myoma Uteri Pada Anemia Defisiensi Fe
Rachmawati Ayu Azhariya
II.5 PATOGENESIS
Penyebab myoma uteri tidak diketahui. Ada bukti bahwa setiap sel myoma
adalah uniselular yang berasal (monoclonal) dari penelitian glukosa-6-fosfat
dehidrogenase. Hal ini sesuai dengan teori dari Meyer dan De Snoo bahwa asal sel
myoma adalah sel imatur, bukan dari sel otot yang matur (teori cell nest atau teori
genitoblast). 2,3
Walau tidak ada bukti bahwa estrogen menyebabkan myoma uteri, tetapi
estrogen jelas berpengaruh terhadap pertumbuhan myoma (menjadi lebih besar). Hal ini
juga sesuai dengan percobaan Lipschutz yang memberikan estrogen pada kelinci
percobaan yang ternyata dapat menimbulkan tumor fibromatosa baik pada permukaan
maupun pada tempat lain dalam abdomen. Efek fibromatosa ini dapat dicegah dengan
pemberian preparat progesteron atau testosteron. 2
Sel-sel myoma mempunyai reseptor estrogen yang lebih banyak daripada sel-sel
myometrium yang normal dan hal ini sesuai yang ditemukan oleh penelitian Puukka
dan kawan-kawan, tapi sel-sel myoma yang tumbuh di endometrium mempunyai
reseptor estrogen yang rendah. Sel-sel myoma tidak mempunyai reseptor progesteron.
Estrogen mungkin memperbesar ukuran myoma dengan peningkatan produksi matriks
ekstraseluler. Leiomyoma mungkin bertambah besar dengan terapi estrogen dan selama
kehamilan, tetapi hal tersebut tidak selalu terjadi. 2,3
Hipotesis yang menyatakan HGH (Human Growth Hormon) berhubungan
dengan pertumbuhan myoma telah secara luas dibuktikan tidak berhubungan dengan
penelitian radioimunoassay dari HGH pada wanita hamil dan wanita yang
menggunakan estrogen tapi terdapat spekulasi bahwa pertumbuhan myoma pada
kehamilan berhubungan sinergis dengan aktivitas estradiol dan HPL (Human Placental
Lactogen). 3
17
Penanganan Myoma Uteri Pada Anemia Defisiensi Fe
Rachmawati Ayu Azhariya
Ada beberapa faktor resiko untuk myoma, selain wanita usia reproduktif.
Herediter mungkin berperan. Jika ibu atau saudara perempuan memiliki myoma, maka
itu meningkatkan kemungkinan berkembangnya myoma.
18
Penanganan Myoma Uteri Pada Anemia Defisiensi Fe
Rachmawati Ayu Azhariya
b. Degenerasi Hialin
Perubahan ini sering terjadi terutama pada penderita usia lanjut karena
myoma telah menjadi matang. Tumor kehilangan struktur aslinya menjadi
homogen dimana tumor ini tetap berwarna putih tapi di dalamnya berwarna
kuning, lembut bahkan seperti gel/agar-agar (bergelatin). Tumor ini biasanya
asimtomatik.
c. Degenerasi Kistik (Likuifikasi)
Merupakan kelanjutan dari degenerasi hialin yang ekstrim sehingga seluruh
tumor menjadi mencair seolah-olah menyerupai uterus yang gravid atau kista
ovarium.
Stress fisik dapat menyebabkan pecahnya tumor ini sehingga menyebabkan
evakuasi secara mendadak isi cairan tersebut ke dalam uterus, rongga peritoneum
dan ruang retroperitoneal. Dapat juga terjadi pembengkakan yang luas dan
bendungan limfe sehingga menyerupai limfangioma.
d. Kalsifikasi (Degenerasi membatu)
Myoma jenis subserosa yang tersering mengalami kalsifikasi ini karena
sirkulasi darah yang terganggu dan terutama pada wanita berusia lanjut. Hal ini
terjadi karena presipitasi CaCO3 (calcium carbonate) dan fosfat sebagai
kelanjutan dari sirkulasi darah yang terganggu itu. Dengan rontgen, dapat terlihat
dengan jelas (opak) dan dikenal sebagai “ Womb Stone”.
e. Septik atau infeksi dan supurasi
Sirkulasi yang tidak adekuat menyebabkan nekrosis sentralis dari tumor yang
kemudian terinfeksi terutama terjadi pada jenis submukosa akibat adanya ulserasi.
Hal ini menyebabkan nyeri perut bawah yang akut disertai demam.
f. Degenerasi merah (Red or Carneous)
19
Penanganan Myoma Uteri Pada Anemia Defisiensi Fe
Rachmawati Ayu Azhariya
Terutama terjadi pada kehamilan dan nifas dikarenakan trombosis vena dan
kongesti dengan perdarahan interstitial (nekrosis sub akut) sehingga pada irisan
melintang tampak seperti daging mentah dan merah yang diakibatkan
penumpukan pigmen hemosiderin dan hemofusin. Selama kehamilan, ketika
degenerasi merah ini terjadi juga diikuti edema dan hipertrofi myomaetrium.
Degenerasi merah ini merupakan degenerasi dan infark yang aseptik.
Biasanya pada degenerasi merah juga menimbulkan rasa sakit yang biasanya akan
sembuh sendiri dan tampak khas apabila terjadi pada kehamilan muda disertai
emesis, haus, sedikit demam, kesakitan, tumor pada uterus membesar dan nyeri
pada perabaan. Tanda dan gejala ini mirip dengan torsi tumor ovarium dan torsi
myoma yang bertangkai.
Komplikasi potensial dari degenerasi dalam kehamilan meliputi kelahiran
preterm dan sangat jarang mencetuskan DIC (Disseminated Intravascular
coagulation).
g. Degenerasi Lemak (myxomatous or fatty)
Merupakan degenerasi asimtomatik yang jarang terjadi dan merupakan
kelanjutan dari degenerasi hialin dan kistik.
II.9 PATOFISIOLOGI 3
Meskipun myoma umum terjadi, hanya beberapa yang menimbulkan keluhan,
yang tergantung pada ukuran, jumlah dan lokasi myoma. Umumnya myoma timbul
karena rangsangan estrogen yang ada sampai terjadinya menopause. Seiring waktu,
myoma asimptomatik sebelumnya tumbuh dan menjadi simptomatik. Sebaliknya,
banyak myoma mengecil pada menopause.
20
Penanganan Myoma Uteri Pada Anemia Defisiensi Fe
Rachmawati Ayu Azhariya
Tekanan pelvis dan keluhan nyeri disebabkan efek massa. Ini dapat terjadi pada
myoma tunggal besar atau dari kombinasi myoma kecil multipel. Myoma dapat tumbuh
sebesar uterus kehamilan aterm. Yang menarik, mungkin karena pertumbuhan yang
lambat dan akomodasi oleh pasien, beberapa uterus yang sangat besar dapat ditoleransi
dengan baik oleh pasien dan tidak membutuhkan intervensi. Beberapa myoma yang
menganggu ureter dapat menyebabkan hidronefrosis dan yang lebih jarang obstruksi
ureter.
Kelainan perdarahan dikarenakan distorsi kavitas endometrial oleh myoma.
Tidak seperti nyeri yang disebabkan myoma yang besar atau multiple, beberapa pasien
mengalami perdarahan intermenstrual atau menorrhagia dari satu myoma, kecil dan
letaknya strategis.
Nyeri akut jarang terjadi dan terjadi karena perpaduan 1 dari 2 kemungkinan.
Beberapa myoma pedunculated dapat mengalami torsi yang menyebabkan nyeri seperti
pada torsi ovarium. Myoma besar juga dapat terganggu pasokan darahnya,
menyebabkan infark (myoma degeneratif) yang menyebabkan nyeri.
21
Penanganan Myoma Uteri Pada Anemia Defisiensi Fe
Rachmawati Ayu Azhariya
b. Besarnya myoma
c. Lokalisasi myoma
d. Perubahan (degenerasi) dan komplikasi yang terjadi
Gejala-gejala myoma uteri sebagai berikut:
a. Perdarahan yang abnormal (menometrorrhagia, dismenorrhae)
b. Nyeri
c. Akibat tekanan (pressure effect)
d. Tumor/massa di perut bawah
e. Gejala-gejala sekunder
f. Infertilitas
g. Abortus spontan
Nyeri 1,2,3
Gejala ini tidak khas untuk myoma. Nyeri timbul karena gangguan sirkulasi
darah pada myoma, infeksi, nekrosis, torsi myoma yang bertangkai atau karena
kontraksi myoma subserosa dari cavum uteri. Rasa nyeri yang diakibatkan infark dari
22
Penanganan Myoma Uteri Pada Anemia Defisiensi Fe
Rachmawati Ayu Azhariya
torsi atau degenerasi merah dapat menyerupai Akut Abdomen (disertai enek dan
muntah-muntah).
Myoma yang sangat besar dapat menyebabkan “sensasi berat (penuh)” pada
daerah panggul, sensasi massa dalam pelvis, atau sensasi massa yang dapat diraba
melalui dinding perut. Punggung yang pegal atau sakit adalah gejala yang umum karena
penekanan terhadap urat saraf yang menjalar ke punggung, pinggang dan tungkai
bawah. Pada myoma Geburt menyebabkan kanalis servikalis sempit sehingga timbul
dysmenorrhae.
Gejala Sekunder 2
Akibat perdarahan yang hebat:
- Anemia
- Lemah
- Pusing-pusing
- Erythrocytosis pada myoma yang besar
Infertilitas 3
23
Penanganan Myoma Uteri Pada Anemia Defisiensi Fe
Rachmawati Ayu Azhariya
Myoma yang menyebabkan infertilitas primer hanya 2-10% dari pasien. Jenis
myoma yang berhubungan dengan infertilitas adalah myoma submukosa yang
bertangkai dan myoma yang terletak di dekat cornu. Infertilitas sekunder yang
disebabkan myoma dikarenakan perdarahan uteri abnormal, motilitas uterine atau tuba
yang berpengaruh dengan transportasi sperma.
Abortus Spontan 3
Insidens abortus spontan yang secara sekunder berhubungan dengan myoma
tidak diketahui tapi insidens ini 2 x lebih banyak daripada wanita hamil normal.
Contohnya, kejadian abortus spontan sebelum myomaektomi kira-kira 40% dan sesudah
myomaektomi kira-kira 20%.
24
Penanganan Myoma Uteri Pada Anemia Defisiensi Fe
Rachmawati Ayu Azhariya
Dengan sondase, cavum uteri menjadi luas dan tidak rata yang terutama terdapat
pada myoma intramural.
Retroflexi uterus dan retroversi mungkin menyulitkan pemeriksaan diagnosis
(3)
fisis walaupun tumor itu merupakan suatu myoma yang berukuran sedang . Apabila
servix ditarik ke atas dan ke belakang simfisis, biasanya ditemukan suatu jaringan
fibroid yang besar.
25
Penanganan Myoma Uteri Pada Anemia Defisiensi Fe
Rachmawati Ayu Azhariya
Laboratorium 3
Anemia merupakan tanda umum dari myoma uteri. Anemia ini terjadi karena
perdarahan uteri yang banyak dan penurunan kadar zat besi. Kadang-kadang didapatkan
eritrositosis pada pasien. Hematokrit akan menjadi normal setelah rahim diangkat dan
terjadi peningkatan erithropoetin.
Selain itu, polisitemia dan kelainan ginjal mengarah pada spekulasi bahwa
leiomyoma mungkin menekan ureter menyebabkan tekanan balik ureter dan kemudian
merangsang produksi eritropoeitin ginjal.
Leukositosis, panas dan kenaikan sedimentasi mungkin timbul bila terdapat
degenerasi atau infeksi akut pada myoma.
Juga pemeriksaan darah untuk menyingkirkan kelainan perdarahan dan untuk
menentukan tingkat hormon reproduktif yang dihasilkan ovarium.
1,3,5,9
Pemeriksaan Khusus
Histeroskopi mungkin dapat membantu dalam identifikasi dan juga untuk
mengangkat myoma submukosa. Laparaskopi lebih jelas dalam menentukan asal dari
leiomyoma dan lebih banyak digunakan untuk myomaektomi.
26
Penanganan Myoma Uteri Pada Anemia Defisiensi Fe
Rachmawati Ayu Azhariya
27
Penanganan Myoma Uteri Pada Anemia Defisiensi Fe
Rachmawati Ayu Azhariya
Adenomyosis. Pada kondisi ini, kelenjar normal yang terletak pada lapisan uterus
menembus dinding otot uterus. Nyeri terjadi ketika jaringan kelenjar yang berpindah
tempat berkembang selama siklus menstruasi dan mengelupas selama menstruasi.
Perdarahan abnormal terjadi ketika jaringan membesar dan darah merembes dari otot.
Penanganan berupa pembedahan atau terapi hormonal.
28
Penanganan Myoma Uteri Pada Anemia Defisiensi Fe
Rachmawati Ayu Azhariya
II.14 PENATALAKSANAAN
Pilihan pengobatan myoma tergantung umur pasien, paritas, status kehamilan,
keinginan untuk mendapatkan keturunan lagi, keadaan umum dan gejala serta ukuran
lokasi serta jenis myoma uteri itu sendiri. 3
Disini akan dibahas penatalaksanaan myoma uteri pada wanita yang tidak hamil.
Penatalaksanaan myoma uteri pada wanita hamil akan dibahas tersendiri.
Hal ini didasarkan atas pemikiran myoma terdiri atas sel-sel otot yang
diperkirakan dipengaruhi oleh estrogen. Pemberian GnRHa dapat selama 16 minggu
pada myoma uteri menghasilkan degenerasi hialin hingga uterus menjadi mengecil.
29
Penanganan Myoma Uteri Pada Anemia Defisiensi Fe
Rachmawati Ayu Azhariya
Obat yang disebut Gn-RH agonists (Lupron, Synarel) beraksi seperti GnRH.
Tetapi ketika dipakai sebagai terapi, agonis GnRH memberikan efek yang berlawanan
terhadap hormon alami yang ada. Estrogen dan progesteron rendah, menstruasi
berhenti, myoma mengecil dan anemia membaik.
GnRH dapat diberikan dengan suntikan setiap bulan, nasal spray, atau ditanam
dibawah kulit yang akan mengurangi kadar estrogen dan progesteron dalam tubuh
sehingga myoma dapat mengecil. Namun, keamanan jangka panjang dan
keefektifannya belum ditentukan, tingkat hipoestrogenik dalam waktu lama
meningkatkan resiko osteoporosis.
30
Penanganan Myoma Uteri Pada Anemia Defisiensi Fe
Rachmawati Ayu Azhariya
hormonal, efektif terhadap perdarahan vaginal berat yang tidak berkaitan dengan
myoma, mereka tidak mengurangi perdarahan yang disebabkan oleh myoma.
Leiomyoma merupakan hasil proliferasi sel otot halus dan proliferasi sel
tersebut dihambat oleh heparin. Pengertian ini memberikan harapan bahwa heparin
dapat digunakan sebagai terapi myoma.
Terapi dengan AINS, pil kontrasepsi oral, progestins, androgens, dan analog
GnRH dicoba (Davis, 1995).
C. Pengobatan Operatif
1. Myomektomi 1,6,7,9
Definisi
Indikasi
31
Penanganan Myoma Uteri Pada Anemia Defisiensi Fe
Rachmawati Ayu Azhariya
Kontraindikasi
Myomektomi tidak beralasan dilakukan pada myoma simptomatik pada pasien
yang tidak lagi menginginkan kesuburan atau mempertahankan uterus lagi.
Sebaiknya tidak dilakukan pada pasien yang ada kemungkinan kanker endometrial
atau sarkoma uterina. Dihindarkan pada pasien yang sedang hamil, sebaiknya tidak
dikerjakan pada pasien asimptomatik. Tidak ada bukti yang mendukung bahwa
myomektomi profilaktik dari myoma asimptomatik menurunkan resiko di masa
mendatang. Kontraindikasi relatif termasuk kemungkinan besar bahwa uterus
fungsional tidak dapat direkonstruksi setelah eksisi myoma.
Myoma yang terletak pada daerah pembuluh darah atau ligamen terkadang sulit
untuk mengangkat tanpa melakukan histerektomi. Jika pasien memiliki beberapa
myoma kecil, angkat dan rekonstruksi uterus untuk mendukung kehamilan di masa
mendatang.
Komplikasi
Jangka pendek termasuk pendarahan, infeksi, kerusakan visceral dan
tromboemboli. Pada 1996, Iverson dkk, hampir 13% pasien memiliki temperatur
lebih dari atau 38.5°C (101.3°F) 48 jam postoperatif dan diberikan antibiotik.
Pasien yang menjalani myomektomi biasanya demam terjadi dalam 48 jam
postoperasi, fenomena ini unik pada prosedur ini. Hal ini juga dipelajari Iverson dkk
(1999) mencatat 33 % demam terjadi dalam 48 jam pertama. “Demam myomektomi”
ini diduga disebabkan keluarnya faktor pirogenik selama diseksi myoma atau dari
hematoma pada defek yang ditinggalkan karena penangkatan myoma.
32
Penanganan Myoma Uteri Pada Anemia Defisiensi Fe
Rachmawati Ayu Azhariya
pengangkatan myoma kecil multipel atau myoma luas tunggal. Kedua, histerektomi
diperlukan intraoperatif untuk mengontrol perdarahan.
Gambar 5. Myomektomi
2. Histeroskopi
Gambar 6. Histereskopi
33
Penanganan Myoma Uteri Pada Anemia Defisiensi Fe
Rachmawati Ayu Azhariya
3. Miolisis 9
4. Histerektomi 9
- Perdarahan berat
- Anemia
34
Penanganan Myoma Uteri Pada Anemia Defisiensi Fe
Rachmawati Ayu Azhariya
1. perdarahan uterina abnormal dengan anemia dan tidak berespon dengan terapi
hormonal.
D. Radioterapi 1,2
35
Penanganan Myoma Uteri Pada Anemia Defisiensi Fe
Rachmawati Ayu Azhariya
Tindakan ini bertujuan untuk agar ovarium tidak berfungsi lagi sehingga
penderita mengalami menopause dan diharapkan akan menghentikan perdarahan
nantinya.
Syarat-syarat dilakukan radioterapi adalah :
- hanya dilakukan pada wanita yang tidak dapat dioperasi (bad risk patient)
- uterus harus lebih kecil dari kehamilan 3 bulan
- bukan jenis submukosa
- tidak disertai radang pelvis atau penekanan pada rektum
- tidak dilakukan pada wanita muda sebab dapat menyebabkan menopause
- tidak ada keganasan uterus
Darah akan membawa partikel tersebut sampai menyumbat cabang arteri dan
menghambat peredaran darah ke myoma secara permanen. Akibat adanya emboli dari
partikel tersebut, myoma akan menyusut dan kemudian mengecil.
Teknik ini memiliki beberapa keuntungan antara lain, tidak ada insisi, waktu
penyembuhan lebih singkat dan resiko perdarahan lebih kecil. Syarat melakukan
Embolisasi arteri uterina adalah penderita yang mengalami perdarahan hebat, myoma
uteri yang menekan rektum dan kandung kemih, pasien yang menolak histerektomi dan
tidak ingin punya anak lagi.
36
Penanganan Myoma Uteri Pada Anemia Defisiensi Fe
Rachmawati Ayu Azhariya
Embolisasi arteri uterina mempunyai resiko untuk infeksi parah dari leiomyoma
yang mengalami infark setelah prosedur ini.
37
Penanganan Myoma Uteri Pada Anemia Defisiensi Fe
Rachmawati Ayu Azhariya
38
Penanganan Myoma Uteri Pada Anemia Defisiensi Fe
Rachmawati Ayu Azhariya
kehamilan sangat berbahaya disebabkan kemungkinan perdarahan hebat dan dapat juga
menimbulkan gejala akut atau karena myoma sangat besar. Jika myoma menghalangi
jalan lahir, dilakukan SC (Sectio Caesarea) disusul histerektomi tapi kalau akan
dilakukan enukleasi (myomaektomi) lebih baik ditunda sampai sesudah masa nifas (12
3
II.16 PROGNOSIS MYOMA UTERI
Histerektomi dengan mengangkat seluruh myoma adalah kuratif. Myomaektomi
Myoma yang kambuh kembali (rekurens) setelah myomaektomi terjadi pada 15-40%
39
Penanganan Myoma Uteri Pada Anemia Defisiensi Fe
Rachmawati Ayu Azhariya
BAB III
ANEMIA DEFISIENSI FE
III. 1 PENDAHULUAN
Hingga saat ini di Indonesia masih terdapat 4 masalah gizi utama yaitu KKP
(Kurang Kalori Protein), Kurang vitamin A, Gangguan Akibat Kurang Iodium (GAKI)
Anemia defisiensi ialah anemia yang disebabkan oleh kekurangan satu atau
beberapa bahan yang diperlukan untuk pematangan eritrosit. Defisiensi besi terjadi
karena penurunan kadar besi total tubuh. Anemia defisiensi besi merupakan masalah
berkembang. Anemia defisiensi besi banyak terdapat pada golongan rawan gizi yaitu
ibu hamil, ibu menyusui, anak balita, anak sekolah, anak pekerja atau buruh yang
berpenghasilan rendah.
Prevalensi anemia defisiensi besi yang tinggi pada anak sekolah dan wanita
40
Penanganan Myoma Uteri Pada Anemia Defisiensi Fe
Rachmawati Ayu Azhariya
defisiensi besi menyebabkan menurunnya kualitas sumber daya manusia. Khusus pada
anak balita, keadaan anemia defisiensi besi secara perlahan – lahan akan menghambat
pertumbuhan dan perkembangan kecerdasan dan anak – anak akan lebih mudah
Penyebab utama anemia defisiensi besi adalah konsumsi zat besi yang tidak
cukup dan absorbsi zat besi yang rendah dan pola makan yang sebagian besar terdiri
dari nasi dan menu yang kurang beraneka ragam. Selain itu perdarahan yang terjadi
kronis, serta manifestasi cacing tambang yang juga memperberat keadaan anemia yang
menyatakan bahwa anemia defisiensi besi juga dipengaruhi oleh faktor–faktor lain
seperti sosial ekonomi, pendidikan, status gizi dan pola makan, fasilitas kesehatan,
pertumbuhan, daya tahan tubuh dan infeksi. Faktor- faktor tersebut saling berkaitan.
Selama ini upaya penanggulangan anemia defisiensi besi masih difokuskan pada
sasaran ibu hamil, sedangkan kelompok lainnya seperti bayi, anak balita, anak sekolah
dan buruh berpenghasilan rendah belum ditangani. Padahal dampak negatif yang
ditimbulkan anemia gizi pada anak balita sangatlah serius, karena mereka sedang dalam
Mengingat anak-anak adalah penentu dari tinggi rendahnya kualitas pemuda dan bangsa
Zat besi merupakan unsur kelumit (trace element) terpenting bagi manusia.
Jumlah besi dalam tubuh orang dewasa ± 4-5 gram, pada bayi ± 400 mg dengan
41
Penanganan Myoma Uteri Pada Anemia Defisiensi Fe
Rachmawati Ayu Azhariya
konsentrasi tertinggi sebanyak 60% terdapat dalam eritrosit, sebagai bagian dari
hemenzim 1% dan besi plasma 0,1%. Hemoglobin akan mengangkut oksigen ke sel–sel
yang membutuhkan untuk metabolisme glukosa, lemak dan protein menjadi energi
(ATP).
Besi juga merupakan bagian dari sistem enzim dan mioglobin, yaitu molekul
yang mirip hemoglobin yang terdapat di dalam sel–sel otot. Mioglobin akan berkaitan
Zat besi dalam tubuh terdiri dari dua bagian, yaitu bagian fungsional dan reserve
(simpanan). Zat besi fungsional sebagian besar dalam bentuk Hemoglobin (Hb),
sebagian kecil dalam bentuk myoglobin, dan jumlah yang sangat kecil tetapi vital
Zat besi yang ada dalam bentuk reserve tidak mempunyai fungsi fisiologi selain
daripada sebagai buffer yaitu menyediakan zat besi jika dibutuhkan untuk kompartemen
fungsional. Apabila zat besi cukup dalam bentuk simpanan, maka kebutuhan akan
eritropoiesis dalam sumsum tulang akan selalu terpenuhi. Dalam keadaan normal,
jumlah zat besi dalam bentuk reserve ini adalah kurang lebih seperempat dari total zat
besi yang ada dalam tubuh. Zat besi yang disimpan sebagai reserve ini, berbentuk
feritin dan hemosiderin, terdapat dalam hati, limpa, dan sumsum tulang. Pada keadaan
tubuh memerlukan zat besi dalam jumlah banyak,misalnya pada anak yang sedang
tumbuh (balita), wanita menstruasi dan wanita hamil, jumlah reserve biasanya rendah.
Dalam memenuhi kebutuhan akan zat gizi, dikenal dua istilah yaitu kecukupan
42
Penanganan Myoma Uteri Pada Anemia Defisiensi Fe
Rachmawati Ayu Azhariya
rata – rata zat gizi setiap hari bagi hampir semua orang menurut golongan umur, jenis
kelamin, ukuran tubuh dan aktifitas untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal.
diperlukan masing – masing individu untuk hidup sehat. Kebutuhan zat besi relatif lebih
tinggi pada bayi dan anak daripada orang dewasa apabila dihitung berdasarkan per kg
berat badan.
Dalam makanan terdapat 2 macam zat besi yaitu besi heme dan besi non heme.
Besi non heme merupakan sumber utama zat besi dalam makanan. Terdapat dalam
semua jenis sayuran misalnya sayuran hijau, kacang – kacangan, kentang dan sebagian
dalam makanan hewani. Sedangkan besi heme hampir semua terdapat dalam makanan
hewani antara lain daging, ikan, ayam, hati dan organ – organ lain.
Supaya tidak terjadi anemia, maka keseimbangan zat besi di dalam tubuh
dipertahankan. Keseimbangan adalah jumlah zat besi yang dikeluarkan sama dengan
jumlah besi yang diperoleh dari makanan. Proses metabolisme zat besi untuk
mempertahankan keseimbangan zat besi dapat dilihat pada skema di bawah ini :
sumsum tulang
seluruh jaringan
43
Penanganan Myoma Uteri Pada Anemia Defisiensi Fe
Rachmawati Ayu Azhariya
setiap hari turn over zat besi ini berjumlah 35 mg, tetapi tidak semuanya harus
penghancuran sel – sel darah merah tua, yang kemudian disaring oleh tubuh untuk dapat
dipergunakan lagi oleh sumsum tulang untuk pembentukan sel – sel darah merah baru.
Hanya 1 mg zat besi dari penghancuran sel – sel darah merah tua yang dikeluarkan oleh
tubuh melalui kulit, saluran pencernaan dan air kencing. Jumlah zat besi yang hilang
lewat jalur ini disebut sebagai kehilangan basal (iron basal losses).
- Kebutuhan tubuh akan besi, tubuh akan menyerap sebanyak yang dibutuhkan, bila
- Adanya vitamin C gugus SH (sulfidril) dan asam amino sulfur dapat meningkatkan
absorbsi karena dapat mereduksi besi dalam bentuk ferri menjadi ferro. Vitamin C
ferro askorbat. Kombinasi 200 mg asam askorbat dengan garam besi dapat
44
Penanganan Myoma Uteri Pada Anemia Defisiensi Fe
Rachmawati Ayu Azhariya
penyerapan Asam klorida akan mereduksi Fe3+ menjadi Fe2+ yang lebih mudah
Zat besi diserap di dalam duodenum dan jejunum bagian atas melalui proses yang
o Besi yang terdapat di dalam bahan pangan, baik dalam bentuk Fe3+ atau
o Di dalam lambung Fe3+ larut dalam asam lambung, kemudian diikat oleh
45
Penanganan Myoma Uteri Pada Anemia Defisiensi Fe
Rachmawati Ayu Azhariya
cukup banyak mengandung zat besi sehingga tidak dapat memenuhi kebutuhannya,
makanan pokok. Faktor budaya juga berperanan penting, bapak mendapat prioritas
pertama mengkonsumsi bahan makanan hewani, sedangkan anak dan ibu mendapat
darah lebih rendah dari nilai normal. Zat besi diperlukan untuk hemopoesis
(pembentukan darah) dan juga diperlukan oleh berbagai enzim sebagai faktor penggiat.
Zat besi yang terdapat dalam enzim juga diperlukan untuk mengangkut (sitokrom),
untuk mengaktifkan oksigen (oksidase dan oksigenase). Defisiensi zat besi tidak
menunjukkan gejala yang khas (asimptomatik) sehingga anemia pada balita sukar untuk
dideteksi.
zat besi (feritin) dan bertambahnya absorbsi zat besi yang digambarkan dengan
meningkatnya kapasitas pengikatan besi. Pada tahap yang lebih lanjut berupa habisnya
protoporfirin yang diubah menjadi heme, dan akan diikuti dengan menurunya kadar
feritin serum. Akhirnya terjadi anemia dengan cirinya yang khas yaitu rendahnya kadar
Hb.
46
Penanganan Myoma Uteri Pada Anemia Defisiensi Fe
Rachmawati Ayu Azhariya
konsentrasi feritin serum rendah. Kadar feritin serum dapat menggambarkan keadaan
simpanan zat besi dalam jaringan. Dengan demikian kadar feritin serum yang rendah
akan menunjukkan orang tersebut dalam keadaan anemia bila kadar feritin serum <12
mg/ml. Hal yang perlu diperhatikan adalah bila kadar feritin serum normal tidak selalu
menunjukkan status besi dalam keadaan normal. Karena status besi yang berkurang
III.7 ETIOLOGI 18
1. Intake kurang : malnutrisi energi protein, defisiensi diet relatif yang disertai
1. Bayi di bawah usia 1 tahun : a. kekurangan deposit besi, misalnya pada bayi
yg anemia.
47
Penanganan Myoma Uteri Pada Anemia Defisiensi Fe
Rachmawati Ayu Azhariya
2. Anak umur 1-2 tahun : Intake yang tidak adekuat, kebutuhan yang meningkat
3. Anak umur 2-5 tahun : Intake yang tidak adekuat, kebutuhan yang meningkat
4. Anak umur 5 tahun-remaja : perdarahan kronis antara lain krn infeksi parasit
dan polip.
5. Usia remaja-dewasa : pada wanita antara lain krn menstruasi yang berlebihan.
Anamnesa
daya tahan tubuh terhadap infeksi serta adanya faktor predisposisi dan faktor penyebab.
Pemeriksaan Fisik
Tampak pucat terutama pada conjunctiva, mukosa bibir dan faring, telapak
tangan dan dasar kuku, conjunctiva ocular berwarna kebiruan atau putih mutiara. Papil
lidah tampak atrofi. Jantung agak membesar dengan terdengar murmur fungsional.
Tidak ada pembesaran hati dan limpa, dan tidak ada diatesis hemoragik. Dapat
48
Penanganan Myoma Uteri Pada Anemia Defisiensi Fe
Rachmawati Ayu Azhariya
Pada pemeriksaan darah lengkap didapatkan kadar Hb yang lebih rendah dari
normal dengan penurunan nilai MCV, MCH dan MCHC. Pada sediaan hapus darah tepi
gambaran eritrosit mikrositik hipokrom. Kadar besi serum dan kadar feritin rendah serta
peningkatan TIBC (Total Iron Binding Capacity) serum. Pemeriksaan lain untuk
sesuai dengan prioritas, antara lain pemeriksaan darah samar faeces untuk melihat
manifestasi parasit.
III. 10 DIAGNOSIS 17
pemeriksaan penunjang. Diagnosis pasti ditegakkan melalui kadar besi serum & kadar
feritin yang rendah atau dengan pewarnaan besi jaringan sum-sum tulang.
III. 11 PENATALAKSANAAN 18
- Pemberian zat besi dapat diberikan secara oral atau parenteral berupa besi elemental
dengan dosis 3-5 mg, dibagi dalam 2 dosis, segera sesudah makan.
- Pemberian oral dengan sulfas ferrosus merupakan cara yang mudah dan murah dengan
- Pemberian parenteral dilakukan bila dengan pemberian oral gagal, akibat malabsorbsi.
- Evaluasi hasil pengobatan dilakukan dengan pemeriksaan Hb, MCV, MCH dan
49
Penanganan Myoma Uteri Pada Anemia Defisiensi Fe
Rachmawati Ayu Azhariya
- Terapi harus diteruskan sampai 2 bulan setelah Hb normal tanpa pemeriksaan SI dan
ferritin.
3. Transfusi darah : hanya dilakukan bila kadar Hb kurang dari 6 gr/dl atau kadar
Hb ≥ 6 gr/dl disertai lemah, gagal jantung, infeksi berat atau akan menjalani operasi.
4. Pendidikan gizi : - Merupakan hal yang penting dalam mencegah anemia defisiensi
oleh vitamin C, HCl, asam amino dan fruktosa. Besi yang berasal
50
Penanganan Myoma Uteri Pada Anemia Defisiensi Fe
Rachmawati Ayu Azhariya
BAB IV
ANALISA KASUS
Pada kasus ini diagnosa myoma uteri pada seorang wanita 43 th dengan P3A1
ditegakkan berdasarkan anamnesa, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang.
Pada anamnesa pasien mengeluh jika haid menjadi lebih lama dan lebih banyak,
kadang juga terjadi perdarahan dari vagina di luar siklus haid. Pasien juga merasakan
adanya benjolan yang tidak nyeri di perut bagian bawah yang semakin lama semakin
terasa membesar dan mengganjal. Keluhan mual, nyeri, sering kencing, konstipasi tidak
dialami pasien. Pada sumber kepustakaan didapatkan bahwa gejala subjektif pada
myoma uteri hanya dirasakan oleh 35-50% penderita, dan sebagian besar umumnya
asimptomatik serta ditemukan secara kebetulan pada saat USG. Nyeri perut, mual,
konstipasi dan miksi merupakan salah satu dari gejala mioma meskipun tidak khas.
Biasanya gejala nyeri perut disebabkan infark akibat gangguan sirkulasi darah yang
menyerupai gejala acute abdomen (termasuk mual dan muntah). Terkadang dapat
menyebabkan penekanan kandung kemih, sehingga timbul bladder irritability,
polakisuria dan disuria. Pasien juga mengeluh lemas, sering pusing, mata berkunag-
kunang dan mudah lelah. Hal ini merupakan gejala subjektif anemia karena perdarahan
yang lama dan banyak.
Pada pemeriksaan fisik status generalis pasien ini didapatkan kedua conjuctiva
mata pasien anemis. Pasien juga pucat dan terlihat lemah dan lesu. Pada pemeriksaan
abdomen didapatkan teraba massa teraba massa di kuadran umbilicalis, konsistensi
padat, batas tidak tegas, tepi rata, permukaan tidak licin, tidak dapat digerakkan dari
dasar, ukuran kurang lebih 9x10 cm. Pada perkusi abdomen didapatkan pekak pada
51
Penanganan Myoma Uteri Pada Anemia Defisiensi Fe
Rachmawati Ayu Azhariya
abdomen bawah. Pada pemeriksaan dalam vulvovagina tidak ada kelainan, liang
vagina tak ada kelainan, pada sarung tangan terdapat darah +, lendir -
Pada pemeriksaan penunjang, didapatkan kadar hemoglobin yang rendah, yaitu
4 gr/dl. Kadar MCV, MCH dan MCHC di bawah normal, yang berarti anemia yang
terjadi adalah anemia mikrositik hipokrom, karena defisiensi Fe akibat perdarahan yang
lama. Pada pemeriksaan ultrasonografi perabdominal didapatkan uterus membesar,
cavum uteri terisi massa heterogen, dinding kesan berbenjol, ukuran 10x11 cm. Pada
ultrasonografi trans vaginal didapatkan uterus anteflexi, tampak benjolan berukuran
142x141 mm.
Penatalaksanaan pada myoma uteri diberikan berdasarkan beberapa
pertimbangan yaitu berat keluhan, faktor usia, keinginan untuk memiliki anak, keadaan
umum pasien dan karakteristik myoma serta ada atau tidaknya keganasan pada massa
myoma. Dikarenakan usia pasien masih 43 tahun dengan masa kesuburannya yang
masih lama, serta efek samping hipertensi pada histerektomi, maka dipertimbangkan
untuk dilakukan myomektomi pada pasien jika keadaan memungkinkan. Untuk itu
harus dipastikan bahwa tidak ada keganasan endometrium, maka dilakukan curettage
terlebih dahulu guna biopsi endometrial. Karena pasien mengalami anemia berat,
keadaan umum pasien diperbaiki terlebih dahulu, dilakukan transfusi PRC hingga kadar
hemoglobin mencapai batas normal dan keadaan pasien stabil. Curettage biopsy
endometrial dilakukan pada tanggal 1 september 2010, dan hasil pemeriksaan belum
ada. Setelah hasil biopsi sudah ada, pasien kembali ke RS untuk direncanakan tindakan
selanjutnya yang akan ditempuh. Sementara itu pasien dipulangkan agar dapat
beristirahat di rumah dan mencegah infeksi nosokomial pada pasien.
52
Penanganan Myoma Uteri Pada Anemia Defisiensi Fe
Rachmawati Ayu Azhariya
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
53
Penanganan Myoma Uteri Pada Anemia Defisiensi Fe
Rachmawati Ayu Azhariya
DAFTAR PUSTAKA
10. http://www.netterimages.com/publication/9780914168751/IX-167.htm
11. http://members.aol.com/fertilmd/surgery.html
12. Andrews NC, Bridges KR. Disorders iron metabolism. In : Hematology of infancy
and childhood. 5th Edition. Philadelphia : WB Saunders Company,1998. Page 423-
461
13. Jand JH, The hypochromic anemias and other disorders of iron metabolism. In :
Blood,textbook of hematology. 1st Edition. Boston : Little,Brown and
Company,1987. Page 181-235
14. Dallman PR. Iron deficiency and related nutritional anemias. In : Hematology of
infancy and childhood. 3rd Edition. Philadelphia : WB Saunders Company,1987.
Page 274-314
15. Depkes RI (1996) Direktur Jenderal Pembinaan Kesehatan masyarakat, Pedoman
Operasional Penangguklangan Anemia Gizi di Indonesia, Jakarta
54
Penanganan Myoma Uteri Pada Anemia Defisiensi Fe
Rachmawati Ayu Azhariya
16. Joko Suharno, Ny. Yoyoh K. Husaini, Uhum. L. Siagian (1988), Suatu Studi
Kompilasi Informasi dalam Menunjang kesejahteraan Nasional, dan
Pengembangan Program, Puslitbang Gizi, Bogor.
17. Robert E. Olson, dkk (1988), Mineral, pengetahuan Gizi Mutakhir, PT Gramedia,
Jakarta
18. Solihin pudjiadi (1993), Ilmu Gizi Klinis, FK UI, Jakarta
55