Anda di halaman 1dari 51

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL USIA 28 TAHUN G2P00001

UK 24-25 MINGGU
IBU HAMIL DENGAN KELUHAN MENGALAMI KEPUTIHAN TIDAK
GATAL DAN TIDAK BERBAU SEJAK 3 HARI
DI PBS SANTI MURDIMULYO

DISUSUN OLEH :
Evi Agustina
NIM 191403015

PROGRAM STUDI D3 KEBIDANAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PEMKAB JOMBANG 2020


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia serta
taufik dan hidayat-Nya penulis mampu menyelesaikan makalah yang berjudul “Asuhan
Kebidanan Pada Ibu Hamil Usia 28 tahun G2P00001 Uk 24-25 Minggu”.
Penulis mengucapkan terimakaasih kepada kedua orang tua yang telah memberikan
doa restunya, serta semua pihak yang terlibat atas bimbingan serta saran kritik yang
membangun untuk membuat makalah ini.
Semoga dukungan dan bantuan dari semua pihak yang terlibat kepada penulis untuk
menyelesaikan makalah ini di balas kebaikannya oleh Allah SWT dikemudian hari.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan perlu
pendalaman lebih lanjut. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik dari
pembaca yang bersifat konstruktif demi kesempurnaan makalah ini. Penulis berharap semoga
gagasan dalam makalah ini dapat bermanfaat bagi dunia kesehatan maupun dunia sosial serta
pembaca pada umumnya.

Jombang, 27 Juni 2020

Evi Agustina

i
JUNI 2020

LEMBAR PENGESAHAN

Asuhan Kebidanan dengan Diagnosa Keputihan pada Ibu hamil

Oleh :

Evi Agustina

TELAH DISETUJUI

PADA HARI/ TANGGAL, SABTU, 27 JUNI 2020

Mengetahui,

Dosen Pengampu Mata Kuliah

Rini Hayu Lestari, SST.,M.Kes


031982180720061215

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar..............................................................................................................i
Lembar Pengesahan......................................................................................................ii
Daftar Isi.......................................................................................................................iii
1. BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................2
1.3 Tujuan.....................................................................................................................2
1.4 Manfaat Penulisan...................................................................................................3
2. BAB II KAJIAN TEORI............................................................................................4
2.1 Konsep Dasar Kehamilan.......................................................................................4
2.2 Tinjauan Antenatal Care (ANC) Pada Ibu Hamil...................................................8
2.3 Tinjauan Tentang Keputihan..................................................................................11
3. BAB III KONSEP ASUHAN KEHAMILAN
7 LANGKAH HELEN
VARNEY.............................................................................18
3.1 Tinjauan Teori Klinik Kebidanan...........................................................................18
3.2 Penerapan Asuhan Kebidanan................................................................................20
4. BAB IV TINJAUAN
KASUS.....................................................................................33
5. BAB V
PEMBAHASAN.............................................................................................42
6. BAB VI
PENUTUP.....................................................................................................43
6.1 Kesimpulan.............................................................................................................43
6.2 Saran.......................................................................................................................44
Penutup.........................................................................................................................45

iii
iv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kehamilan adalah proses alamiah yang dialami oleh setiap wanita dalam siklus
reproduksi. Kehamilan dimulai dari konsepsi dan berakhir dengan permulaan persalinan.
Selama kehamilan ini terjadi perubahan-perubahan, baik perut, fisik maupun fsikologi
ibu. (Varney, 2007)
Dalam menjalani proses kehamilan tersebut, ibu hamil mengalami perubahan-
perubahan anatomi fisiologis pada tubunya sesuai dengan usia kehamilannya. Selain
perubahan- perubahan anatomi, pada masa kehamilan juga sering ditemukan tanda
bahaya pada ibu hamil. Tanda bahaya kehamilan adalah suatu kehamilan yang memiliki
suatu tanda bahaya atau risiko lebih besar dari biasanya (baik bagi ibu maupun bayinya),
akan terjadinya penyakit atau kematian sebelum maupun sesudah persalinan (Tiran,
2007). Salah satu tanda bahaya kehamilan yang sering terjadi pada kehamilan yakni
keluarnya keputihan, karena hal tersebut membuat keadaan merasa tidak nyaman.
Keputihan atau yang disebut juga dengan istilah white discharge atau vaginal
discharge, atau leukore atau flour albus. Keputihan yang terjadi pada wanita dapat
bersifat normal dan abnormal. Gejala keputihan yang normal adalah tidak berbau, jernih,
tidak gatal, dan tidak perih. Keputihan abnormal terjadi akibat infeksi dari berbagai
mikro- organisme, antara lain bakteri, jamur, dan parasit. Keputihan yang tidak normal
ditandai dengan jumlah yang keluar banyak, berwarna putih seperti susu basi, kuning atau
kehijauan, gatal, perih, dan disertai bau amis atau busuk. Warna pengeluaran dari vagina
akan berbeda sesuai dengan penyebab dari keputihan. Wanita yang mengalami keputihan
tidak normal merupakan indikasi dari berbagai penyakit seperti vaginitis, kandidiasis, dan
trikomoniasis yang merupakan salah satu dari gejala Penyakit Menular Seksual (PMS).
Keputihan dalam kehamilan sering dianggap sebagai hal yang biasa terjadi dan sering
luput dari perhatian ibu maupun petugas kesehatan yang sering melakukan pemeriksaan
kehamilan. Meskipun tidak semua keputihan dapat disebabkan oleh infeksi, beberapa
keputihan dalam kehamilan yang dapat berbahaya karena dapat menyebabkan persalinan
kurang bulan (prematuritas), ketuban pecah sebelum waktunya atau bayi dengan berat
badan lahir rendah (kurang dari 2500 gram) (B,Pribakti,2010:90).

1
Menurut survey demografi kasus keputihan 200 kasus, tetapi hanya sekitar 95 kasus
yang mengalami gejala keputihan dengan rasa gatal. Masalah keputihan ini sering kali
tidak diperhatikan oleh wanita yang menderita penyakit ini, akan tetapi masalah
keputihan ini jika tidak segera ditangani akan menyebabkan masalah yang serius
(DEPKES RI, 2010).
Antenatal care (ANC) adalah pengawasan sebelum persalinan terutama ditentukan
pada pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim. Menurut studi Badan
Kesehatan Dunia (WHO) masalah kesehatan reproduksi perempuan yang buruk telah
mencapai 33% dari jumlah total beban penyakit yang diderita para perempuan di dunia
salah satunya adalah keputihan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana ibu hamil dengan mengeluhkan keputihan normal atau abnormal?
2. Bagaimana mengatasi keputihan pada ibu hamil?

1.3 Tujuan
1. Tujuan Umum
Dapat melakukan Asuhan Kehamilan Kebidanan dengan memberikan
perawatan asuhan kehamilan pada ibu hamil trimester II sesuai dengan Asuhan
kebidanan menggunakan 7 langkah managemen Helen Varney dan melakukan
pendokumentasian menggunakan SOAP secara komprehensif, agar ibu merasa
nyaman saat kehamilan sehingga tidak mengalami masalah komplikasi pada
kehamilan.
2. Tujuan Khusus
1. Mampu melakukan pengkajian data secara lengkap dan akurat pada ibu hamil usia
28 tahun G2P00001 Uk 24-25 minggu baik secara subjektif maupun objektif
2. Mampu menginterpretasikan data pengkajian data dasar secara lengkap dan akurat
pada ibu hamil usia 28 tahun G2P00001 Uk 24-25 minggu
3. Mampu mengidentifikasi diagnosa atau masalah potensial pada ibu hamil usia 28
tahun G2P00001 Uk 24-25 minggu
4. Mampu menentukan tindakan segera yang tepat pada ibu hamil usia 28 tahun
G2P00001 Uk 24-25 minggu
5. Mampu membuat perencanaan asuhan kebidanan kehamilan yang menyeluruh
pada ibu hamil usia 28 tahun G2P00001 Uk 24-25 minggu

2
6. Mampu melaksanakan rencana asuhan kebidanan kehamilan pada ibu hamil usia
28 tahun G2P00001 Uk 24-25 minggu
7. Mampu mengevaluasi keefektifan asuhan kebidanan kehamilan yang telah
direncanakan pada ibu hamil usia 28 tahun G2P00001 Uk 24-25 minggu

1.4 Manfaat Penulisan


1. Bagi Instansi Pendidikan
Sebagai salah satu bahan kepustakaan pada asuhan kebidanan pada kehamilan
fisiologis
2. Bagi Penulis
Diharapkan penulis mampu melaksanakan dan menjadikan sebagai media
pengkajian tentang asuhan kebidanan fisiologis sesuai dengan kriteria dan teori
yang didapat dan mampu mendokumentasikan dalam bentuk tulisan

3
BAB II
KAJIAN TEORI

2.1 Konsep Dasar Kehamilan


1. Pengertian Kehamilan
1) Kehamilan merupakan proses yang alamiah. Perubahan-perubahan yang
terjadi pada wanita selama kehamilan normal adalah bersifat fisiologis, buka
patologis. (Nugroho 2014: 1)
2) Periode antepartum adalah periode kehamilan yang dihitung sejak hari
pertama haid terakhir (HPHT) hingga dimulainya persalinan sejati, yang
menandai awal periode antepartum. Sebaliknya periode prenatal adalah kurun
waktu terhitung sejak hari pertama haid terakhir hingga kelahiran bayi yang
menandai awal periode pascanatal. (Varney, Kriebs, dan Gegor, 2007)
3) Kehamilan adalah masa yang dimulai dari ovulasi sampai partus. Lamanya
kira-kira 280 hari (40 minggu) dan tidak lebih dari 300 hari (43 minggu).
Kehamilan 40 minggu ini disebut dengan kehamilan mature (cukup bulan),
bila kehamilan lebih dari 43 minggu disebut postmature dan kehamilan antara
28 dan 36 minggu disebut kehamilan premature. (Prawirohardjo, 2010)
4) Kehamilan dan persalinan merupakan proses alaamiah bukan proses patologi
tetapi kondisi normal dapat menjadi patologi/ abnormal (Jannah 2012: 1).
Setiap kehamilan merupakan proses yang alamiah, bila tidak dikelola dengan
baik akan memebrikan komplikasi pada ibu dan janin dalam keadaan sehat
dan aman.

2. Kebutuhan Dasar Pada Ibu Hamil


1) Oksigen
Ibu hamil sering mengeluh tentang rasa sesak dan pendek napas, hal ini
disebabkan karena diafragma tertekan akibat membesarnya Rahim.
(Nugroho,dkk, 2014). Pada Trimester II ibu hamil lebih merasa sesak napas.
Pasalnya pada trimester ini, aliran darah meningkat dan memacu jantung
bekerja lebih keras agar darah menuju plasenta dan seluruh tubuh. Beban kerja

4
jantung berlebih ini yang menyebabkan sesak napas pada trimester kedua,
selain ukuran uterus yang semakin membesar.
Kebutuhan oksigen adalah yang utama pada manusia termasuk ibu
hamil. Berbagai gangguan pernafasan bisa terjadi saat hamil hingga akan
mengganggu pemenuhan kebutuhan oksigen pada ibu yang akan berpengaruh
pada bayi yang dikandung.Untuk mencegah hal tersebut dan untuk memenuhi
kebutuhan oksigen maka ibu hamil perlu :
1) Latihan nafas melalui senam hamil.
2) Tidur dengan bantal yang lebih tinggi.
3) Makan tidak terlalu banyak.
4) Kurangi atau hentikan merokok.
5) Konsul dokter bila ada kelainan atau gangguan pernapasan seperti
asma dan lain-lain.

2) Nutrisi
Kebutuhan nutrisi ibu meningkat hingga 300 kalori/hari dari menu
seibang. Contoh: nasi tim dari empat sendok makan beras, ½ hati ayam, satu
potong tahu, wortel parut, bayam, satu sendok teh minyak goreng dan 400 ml
air. (Nugroho,dkk, 2014)
a. Kalori
Untuk proses pertumbuhan, janin memerlukan tenaga. Oleh karena itu,
saat hamil ibu memerlukan tambahan jumlah kalori. Sumber kalori utama
adalah hidrat arang dan lemak. Bahan makanan yang banyak banyak
mengandung hidrat arang adalah golongan padi-padian (misalnya beras
dan jagung), golongan umbi-umbian (misalnya ubi dan singkong), dan
sagu. Selain sebagai sumber tenaga, bahan makanan yang tergolong padi-
padian merupakan sumber protein, zat besi, fosfor dan vitamin.
b. Protein
Protein adalah zat utama untuk membangun jaringan bagian tubuh.
Kekurangan protein dalam makanan ibu hamil mengakibatkan bayi akan
lahir lebih kecil dari normal. Sumber zat protein yang berkualitas tinggi
adalah susu. Susu merupakan minuman yang berkualitas tinggi untuk
memenuhi kebutuhan wanita hamil terhadap zat gizi karena mengandung
protein, kalsium, fosfat, vitamin A, serta vitamin B1 dan B2. Sumber lain

5
meliputi sumber protein hewani (misalnya daging, ikan, unggas, telur dan
kacang) dan sumber 25 protein nabati (misalnya kacang-kacangan seperti
kedelai, kacang tanah, kacang tolo, dan tahu tempe).
c. Mineral
Semua mineral dapat terpenuhi dengan makan-makanan seharihari
yaitu buah-buahan, sayur-sayuran dan susu. Hanya zat besi yang tidak bisa
terpenuhi dengan makanan sehari-hari. Kebutuhan akan besi pada
pertengahan kedua kehamilan kira-kira 17 mg/ hari. Untuk memenuhi
kebutuhan ini dibutuhkan suplemen besi 30 mg sebagai ferosus,
forofumarat atau feroglukonat perhari dan pada kehamilan kembar atau
pada wanita yang sedikit anemia dibutuhkan 60-100 mg/hari. Kebutuhan
kalsium umumnya terpenuhi dengan minum susu. Satu liter susu sapi
mengandung kira-kira 0,9 gram kalsium.
d. Vitamin
Vitamin sebenarnya telah terpenuhi dengan makanan sayur dan buah-
buahan, tetapi dapat pula diberikan ekstra vitamin. Pemberian asam folat
terbukti mencegah kecacatan pada bayi.
Tabel 2.2
Jenis Vitamin yang dapat Dikonsumsi Selama Hamil Serta Kegunaannya
Bagi Kesehatan Ibu dan Janin

6
Sumber: Romauli,2011. Buku Ajar Asuhan Kebidanan 1, yogyakarta, halaman 136

3) Personal hygiene
Kebersihan diri selama kehamilan penting untuk dijaga oleh setiap ibu
hamil. Kebersihan diri yang buruk dapat berdampak pada kesehatan ibu dan
janin. Sebaiknya ibu hamil mandi, gosok gigi dan ganti pakaian dua kali
sehari. (Nugroho,dkk, 2014). Pada usia kehamilan trimester II ini biasanya

7
merupakan saat terjadinya perubahan hormonal dan faktor lokal ( plak ) dapat
menimbulkan berbagai kelainan dalam rongga mulut.

4) Pakaian
Ibu hamil sebaiknya menggunakan pakaian yang longgar, mudah
dikenakan dan nyaman. Gunakan kutang dengan ukuran sesuai ukuran
payudara dan mampu menyangga seluruh payudara, tidak menggunakan
sepatu tumit tinggi. (Nugroho,dkk, 2014)

5) Eliminasi
Ibu hamil sering buang air kecil terutama pada kehamilan trimester III
dengan frekuensi buang air besar menurun akibat adanya konstipasi. Ibu hamil
akan sering ke kamar mandi terutama saat malam sehingga menganggu tidur,
sebaiknya intake cairan sebelum tidur dikurangi. (Nugroho,dkk, 2014)
Tindakan pencegahan yang dapat dilakukan adalah dengan
mengkonsumsi makanan tinggi serat dan banyak minum air putih, terutama
ketika lambung dalam keadaan kosong. Meminum air putih hangat ketika
dalam keadaan kosong dapat merangsang gerak peristaltik usus. Jika ibu sudah
mengalami dorongan, maka segeralah untuk buang air besar agar tidak terjadi
konstipasi.

6) Seksual
Selama TM II ini wanita umumnya merasa baik dan terbebas dari
ketidaknyamanan kehamilan. TM II dibagi menjadi fase prequickening dan
postquickening. Quickening (pergerakan janin) sebagai fakta kehidupan,
menambah daya dorong psikologi wanita. Kebanyakan wanita merasa lebih
erotis selama TM II, hampir 80% wanita hamil mengalami peningkatan dalam
hubungan seks.

7) Senam hamil
Suatu program latihan fisik yang sangat penting bagi calon ibu untuk
mempersiapkan persalinan baik secara fisik atau mental. (Nugroho,dkk, 2014)

8) Mobilisasi

8
Ibu hamil boleh melakukan kegiatan/ aktifitas fisik biasa selama tidak
terlalu melelahkan. Ibu hamil dapat dianjurkan untuk melakukan pekerjaan
rumah dengan dan secara berirama dengan menghindari gerakan menyentak,
sehingga mengurangi ketegangan pada tubuh dan menghindari kelelahan.

9) Istirahat atau tidur


Ibu hamil sebaiknya memiliki jam istirahat atau tidur yang cukup.
Kurang istirahat atau tidur dapat menyebabkan ibu hamil terlihat pucat, lesu
dan kurang gairah. Usahakan tidur malam kurang lebih 8 jam dan tidur siang
kurang lebih 1 jam. (Nugroho,dkk, 2014)

2.2 Tinjauan Antenatal Care (ANC) Pada Ibu Hamil


1. Definisi Pelayanan Antenatal Care (ANC)
Pelayanan antenatal merupakan pelayanan kesehatan yang dilakukan pada ibu
hamil sejak awal kehamilan sampai akhir kehamilan dengan menerapkan standar
pelayanan kebidanan (SPK) yang meliputi anamnesis, pemeriksaan dari ujung
kepala sampai ujung kaki, pemeriksaan darah dan urin atau pemeriksaan
laboratorium lainnya sesuai dengan gejala, penatalaksanaan umum maupun secara
khusus bila menemukan risiko dalam pemeriksaan (Depkes RI, 2011).
Implementasi pelayanan ANC terpadu telah diperkuat dengan dikeluarkannya
kebijakan Menteri Kesehatan yang tertuang dalam pasal 6 ayat 1 huruf b
Permenkes No. 25 tahun 2014 tentang upaya kesehatan anak, dimana salah
satunya dinyatakan bahwa pelayanan kesehatan janin dalam kandungan
dilaksanakan melalui pemeriksaan antenatal pada ibu hamil dan pelayanan
terhadap ibu hamil tersebut dilakukan secara berkala sesuai standar yaitu paling
sedikit 4 (empat) kali selama masa kehamilan (K1-K4).
2. Tujuan Antenatal Care (ANC)
Tujuan dari pemeriksaan antenatal menurut (Depkes RI, 2009) sebagai berikut
1) Memonitor perkembangan kesehatan ibu dan tumbuh kembang janin di dalam
rahim,
2) Meningkatkan kondisi ibu secara fisik dan psikososial untuk kesehatan janin
yang optimal,
3) Deteksi dini adanya penyulit atau komplikasi yang terjadi dimasa kehamilan,

9
4) Mempersiapkan ibu hamil agar kehamilannya cukup bulan atau aterm serta
persalinan yang aman,
5) Mempersiapkan ibu agar kondisi fisik dan psikologisnya berjalan normal serta
merencanakan ASI eksklusif pada masa nifas,
6) Menyiapkan tumbuh kembang yang optimal untuk janin dengan membantu
ibu dan keluarga agar mempersiakan persalinan yang aman dan sehat,
7) Mengurangi bayi lahir kurang bulan, kematian janin dalam rahim dan
kematian bayi usia 0-28 hari.
Selain itu, terdapat beberapa fokus pencapaian yang diungkapkan oleh
World Health Organization (WHO) mengenai fokus pencapaian dari
pelayanan antenatal secara menyeluruh. Diantaranya adalah:
1) Mengidentifikasi dan melakukan pengawasan pada wanita hamil serta janin
yang dikandungnya;
2) Mendeteksi dan mengatasi komplikasi dalam kehamilan, terutama pre-
eklampsi;
3) Mendeteksi dan mengobati penyakit yang mendasari kemungkinan terjadinya
komplikasi pada ibu hamil;
4) Mendeteksi adanya ganguan anemia, infeksi HIV, masalah kesehatan mental,
dan atau gejala stres serta kekerasan dalam rumah tangga;
5) Melakukan upaya pencegahan, meliputi imunisasi tetanus toxoid (TT),
pemberian obat cacing, pemberian tablet besi dan asam folat, pencegahan
terhadap malaria dalam kehamilan dengan menggunakan profilaksis atau
dengan kelambu;
6) Menyarankan dan mendukung setiap wanita dan keluarganya untuk
membangun kebiasaan sehat dalam rumah tangga

3. Jadwal Kunjungan Pemeriksaan Antenatal Care (ANC)


Program pelayanan kesehatan ibu di Indonesia menganjurkan agar ibu hamil
melakukan pemeriksaan kehamilan minimal empat kali selama masa kehamilan.
Pemeriksaan kehamilan sesuai dengan frekuensi minimal di tiap trimester, yaitu
minimal satu kali pada trimester pertama (usia kehamilan 0-12 minggu), minimal satu
kali pada trimester kedua (usia kehamilan 12-24 minggu), dan minimal dua kali pada

10
trimester ketiga (usia kehamilan 24 minggu sampai persalinan) (Kemenkes RI, 2018).
Ibu hamil melakukan kunjungan antenatal care minimal empat kali yaitu :
1) Kunjungan pertama/K1 (Trimester I)
Pemeriksaan pertama kehamilan diharapkan dapat menetapkan data dasar
yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim dan
kesehatan ibu sampai persalinan. Kegiatan yang dilakukan sebagai berikut:
anamnesa, pemeriksaan fisik umum, pemeriksaan khusus obstetri, penilaian risiko
kehamilan, menentukan taksiran berat badan janin, pemberian imunisasi TT1, KIE
pada ibu hamil, penilaian status gizi, dan pemeriksaan laboratorium (Wagiyo &
Putrono, 2016).
2) Kunjungan kedua/K2 (Trimester II)
Pada masa ini ibu dianjurkan untuk melakukan kujungan antenatal care
minimal satu kali. Pemeriksaan terutama untuk menilai risiko kehamilan, laju
pertumbuhan janin, atau cacat bawaan. Kegiatan yang dilakukan pada masa ini
adalah anamnesis keluhan dan perkembangan yang dirasakan ibu, pemeriksaan
fisik, pemeriksaan USG, penilaian risiko kehamilan, KIE pada ibu, dan pemberian
vitamin (Wagiyo & Putrono, 2016).
3) Kunjungan ketiga dan ke-empat/K3 dan K4 (Trimester III)
Pada masa ini sebaiknya ibu melakukan kunjungan antenatal care setiap dua
minggu sampai adanya tanda kelahiran. Pada masa ini dilakukan pemeriksaan:
anamnesis keluhan dan gerak janin, pemberian imunisasi TT2, pengamatan gerak
janin, pemeriksaan fisik dan obstetri, nasihat senam hamil, penilaian risiko
kehamilan, KIE ibu hamil, pemeriksaan USG, pemeriksaan laboratorium ulang
(Wagiyo & Putrono, 2016).

4. Standar Pelayanan Antenatal Care (ANC)


Standar pelayanan antenatal care meliputi minimal empat kali (anamnesis, dan
pemantauan ibu dan janin dengan seksama), mengenali kehamilan risiko tinggi/
kelainan, khususnya anemia, kurang gizi, hipertensi, IMS/ infeksi HIV, memberikan
pelayanan imunisasi, nasihat dan penyuluhan kesehatan, serta tugas terkait lainnya
yang diberikan oleh Puskesmas, data tercatat dengan tepat pada setiap kunjungan, bila
di temukan kelainan mampu mengambil tindakan yang diperlukan dan merujuknya
untuk tindakan selanjutnya (Runjati, 2011). Pelayanan kesehatan ibu hamil yang

11
diberikan harus sesuai dengan standar dan memenuhi elemen pelayanan sebagai
berikut (Kemenkes RI, 2018):
1) Penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan.
2) Pengukuran tekanan darah.
3) Pengukuran Lingkar Lengan Atas (LiLA).
4) Pengukuran tinggi puncak rahim (fundus uteri).
5) Penentuan status imunisasi tetanus dan pemberian imunisasi tetanus toksoid
sesuai status imunisasi.
6) Pemberian tablet tambah darah minimal 90 tablet selama kehamilan.
7) Penentuan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ).
8) Pelaksanaan temu wicara (pemberian komunikasi interpersonal dan konseling,
termasuk keluarga berencana).
9) Pelayanan tes laboratorium sederhana, minimal tes hemoglobin darah (Hb),
pemeriksaan protein urin dan pemeriksaan golongan darah (bila belum pernah
dilakukan sebelumnya).
10) Tatalaksana kasus.

2.3 Tinjauan Tentang Keputihan


1. Definisi Keputihan (Flour Albus)
Flour albus/Keputihan adalah merupakan tanda dan gejala yang ditandai
dengan keluarnya cairan dari alat kelamin wanita yang tidak berupa darah di luar
kebiasaan, baik berbau ataupun tidak, serta disertai rasa gatal setempat. Penyebab
keputihan dapat secara normal (fisiologis) maupun (patologis) yang dipengaruhi
oleh hormone tertentu. Cairanyya berwarna putih, tidak berbau, dan jika dilakukan
pemeriksaan laboratorium tidak menunjukkan ada kelainan. Hal ini dapat tampak
pada perempuan yang terangsang pada waktu senggama atau saat masa subur
(ovulasi).
Sedangkan Keputihan/Flour albus yang tidak normal (patologis) biasa
disebabkan oleh infeksi/peradangan yang terjadi karena mencuci vagina dengan
air kotor, pemeriksaan dalam yang tidak benar, pemakaian pembilas vagina yang
berlebihan, pemeriksaan yang tidak higienis, dan adanya benda asing dalam
vagina.Selain karena infeksi, keputihan dapat juga disebabkan oleh masalah
hormonal, celana yang tidak menyerap keringat, dan penyakit menular seksual.
Cairanyya berwarna putih/hijau/kuning, berbau, sangat gatal dan disertai nyeri

12
perut bagian bawah. Jika seseorang mengalami hal seperti itu, maka orang
tersebut harus segera berobat ke dokter. Pengobatan akan disesuaikan dengan
penyebabnya. (Kusmiran,E,2011:21)

2. Patogenesis Keputihan (Flour Albus)


Leokorea atau flour albus merupakan gejala dimana terjadinya pengeluaran
cairan dari alat kelamin wanita yang tidak berupa darah.Dalam perkembangan,
alat kelamin wanita mengalami perubahan mulai dari bayi hingga menupause.
Flour albus merupakan keadaan yang dapat terjadi fisiologis dan dapat menjadi
flour albus yang patologis karena terinfeksi kuman penyakit. Bila vagina
terinfeksi kuman penyakit seperti jamur, parasit, bakteri dan virus maka
keseimbangan ekosistem vagina akan terganggu, yang tadinya bakteri doderlein
atau lactobasillus memakan glikogen yang dihasilkan oleh estrogen pada dinding
vagina untuk pertumbuhanyya dan menjadikan pH vagina menjadi asam, hal ini
tidak dapat terjadi bila pH vagina basa. Keadaan pH vagina membuat kuman
penyakit berkembang dan hidup subur di dalam vagina. (Sibagariang,EE.
2010:62)
Lendir vagina umumnya semakin banyak selama kehamilan yang disebabkan
oleh peningkatan suplai darah dan perubahan homonal, yang kemudian
menyebabkan peningkatan produksi lendir dari serviks dan perubahan
keseimbangan pH pada lapisan vagina. Jika lendir vagina menyebababkan rasa
gatal baik didalam atau diluar vagina, berwarna krem, abu-abu, kehijauan atau
bernoda darah atau jika mengeluarkan bau tidak lazim, mungkin karena terkena
infeksi yang harus dirawat sebelum memasuki proses persalinan. Sebagian besar
infeksi vagina dapat disembukan, namun jika tidak dirawat dapat ditularkan
kejanin saat dia melewati jalan kelahiran dan ini dapat menyerang mata, mulut
atau saluran pencernaan janin. (Onggo,T,2012:193)

3. Jenis Keputihan (Flour Albus)


Menurut Manuaba (2009), keputihan dapat dibedakan menjadi dua jenis,
yaitu:
1) Keputihan normal (fisiologis)

13
Cairan yang mengandung banyak epitel dan sedikit leukosit, dalam
keadaan normal berfungsi untuk mempertahankan kelembaban vagina. Cairan
berwarna jernih, tidak terlalu kental, tidak disertai dengan rasa nyeri atau
gatal, dan jumlah keluar tidak berlebih. Keputihan normal dapat terjadi pada
masa menjelang dan sesudah menstruasi, pada sekitar fase sekresi antara hari
ke 10 – 16 menstruasi.
2) Keputihan abnormal (patologis)
Cairan yang keluar mengandung banyak leukosit, ditandai dengan
cairan berwarna kuning kehijauan, abu atau menyerupai susu, teksturnya
kental, adanya keluhan nyeri atau gatal, dan jumlahnya berlebihan. Keputihan
abnormal dapat terjadi pada semua infeksi alat kelamin (infeksi bibir
kemaluan, liang senggama, mulut rahim, jaringan penyangga, dan pada infeksi
karena penyakit menular seksual).

4. Faktor Penyebab Keputihan (Flour Albus)


a. Infeksi pada vagina
Infeksi dapat disebkan oleh jamur (Candida Albicans), parasit
(Tricomonas vaginalis), bakteri (Gonorrhea/Chlamydia), dan virus (Human
papilloma virus). Jenis infeksi yang terjadi pada vagina yakni, bacterial
vaginosis, trikomonas, dan kandidiasis.
Bakterial vaginosis merupakan gangguan vaginayang sering terjadi
ditandai dengan keputihan dan bau tak sedap.Hal ini disebabkan oleh
lactobacillus menurun, bakteri pathogen (penyebab infeksi) meningkat, dan
pH vagina meningkat.
b. Faktor hygiene yang jelek
Kebersihan daerah vagina yang jelek dapat menyebabkan timbulnya
keputihan.Hal ini terjadi karena kelembaban vagina yang meningkat sehingga
bakteri pathogen penyebab infeksi mudah menyebar.

c. Pemakaian obat-obatan (antibiotic, kortikostiroid, dan pil KB) Dalam waktu


lama.
Karena pemakaian obat-obatan khususnya antibiotic yang terlalu lama
dapat menimbulkan system imunitas dalam tubuh.Sedangkan penggunaan KB

14
mempengaruhi keseimbangan hormonal wanita.Biasanya pada wanita yang
mengkomsumsi antibiotic timbul keputihan.
d. Stress
Otak mempengaruhi kerja semua organ tubuh, jadi jika reseptor otak
mengalami stress maka hormonal didalam tubuh mengalami perubahan
keseimbangan dan dapat menyebabkan timbulnya keputihan.
e. Alergi
Penyebab lain keputihan adalah alergi akibat benda-benda yang
dimasukkan secara sengaja atau tidak sengaja ke dalam vagina, seperti
tampon, obat atau alat kontrasepsi, rambut kemaluan, benang yang berasal dari
selimut, celana,dan lainnya. Biasanya karna luka seperti tusukan, benturan,
tekanan atau iritasi yang berlangsung lama. Karena keputihan, seorang ibu
bahkan bias kehilangan bayinya.akibat keputihan pada kehamilan.
f. Infeksi
1) Keputihan akibat infeksi yang terjadi pada masa kehamilan akan
meningkatkan risiko persalinan premature dan janinyya juga beresiko
mengalami infeksi.
2) Namun jika keputihan disertai gatal-gatal dan berbau segera periksa ke
dokter anda. Karena dengan kondisi ini kemungkinan terjadi adanya
infeksi,jika tidak segera mendapatkan pengobatan dapat menyebabkan
perlunakan dalam leher rahim dan akan timbul kontraksi sebelum
waktunya.
3) Dari beberapa penelitian, Menyatakan bahwa persalina premature banyak
disebabkan oleh ketuban pecah sebelum waktunya yang diakibatkan oleh
infeksi keputihan yang tidak diobati.
4) Misalnya, pada infeksi clamidia dapat terjadi keguguran hingga persalinan
sebelum waktunya (persalian premature). Infeksi virus herpes simpleks
dapat menyebabkan radang pada otak bayi (ensefalitis). Infeksi jamur
candida sp dapat meningkatkan resiko terjadinya ayan (epilepsy). Inveksi
Virus HPV dapat menyebabkan terjadinya papiloma laring pada bayi yang
menyebabkan gangguan pernafasan dan gannguan pencernaan bayi hingga
kematian. Infeksi bakteri neisserea gonorrhoeae dapat menyebabkan
infeksi pada mata bayi hingga terjadi kebutaan. ( Setiawati,D, 2013: 247-
248)

15
5. Dampak Keputihan (Flour Albus)
Keputihan normal dan abnormal mempunyai dampak pada wanita. Keputihan
normal menyebabkan rasa tidak nyaman pada wanita sehingga dapat
mempengaruhi rasa percaya dirinya. Keputihan patologis yang berlangsung terus
menerus akan mengganggu fungsi organ reproduksi wanita khususnya pada
bagian saluran indung telur yang dapat menyebabkan infertilitas. Pada ibu hamil
dapat menyebabkan keguguran, Kematian Janin dalam Kandungan (KJDK),
kelainan kongenital, lahir premature. (Kasdu, 2008)
Selain itu infeksi oleh kuman atau bakteri yang masuk ke vagina sehingga
terjadi keputihan yang berlanjut ke tahap yang lebih parah dan berisiko untuk
terjadinya kasus Infeksi Menular 12 Seksual (IMS), hal ini begitu buruk bagi
remaja putri yang kelak akan menikah dan sebagai penular kepada suaminya
sebagai pasangan seksual. (BKKBN, 2012)

6. Tindakan Pencegahan Keputihan (Flour Albus)


Menurut D. Wijayanti (2009) tindakan yang dapat dilakukan untuk mencegah
keputihan yaitu :
1) Membersihkan daerah kewanitaan dengan air bersih setelah buang air, dan
dengan cara cebok yang benar yaitu dari arah depan (vagina) kea rah belakang
(anus), agar kotoran dari anus tidak masuk ke vagina.
2) Membersihkan daerah kewanitaan dengan pembersih yang tidak mengganggu
kestabilan pH di sekitar vagina, salah satunya yang terbuat dari bahan dasar
susu karena mampu menjaga keseimbangan pH dan meningkatkan
pertumbuhan flora normal serta menekan pertumbuhan bakteri yang tak
bersahabat.
3) Menjaga daerah kewanitaan tetap kering, agar tidak memicu tumbuhnya
bakteri dan jamur
4) Hindari pemakaian bedak pada organ intim agar vagina harum dan kering
sepanjang hari, karena partikel – partikel halus pada bedak bisa mudah terselip
pada vagina dan mengundang jamur dan bakteri bersarang ditempat itu.
5) Gunakan celana dalam yang kering dan bahannya menyerap keringat, seperti
katun dan keringkan bagian vagina sebelum memakai celana dalam dan

16
gunakanlah rok atau celana bahan non jeans agar sirkulasi udara di sekitar
organ intim bergerak leluasa.
6) Sering – seringlah berganti pembalut ketika haid.
7) Jangan sering menggunakan panty liner dan tidak terlalu lama memakainya
karena dapat menimbulkan kelembapan.
8) Tidak meminjam atau bertukar celana dalam dan handuk dengan orang lain
untuk mencegah enularan penyakit.
9) Mencukur bulu di daerah kemaluan secara berkala, karena bulu di daerah
kemaluan bisa menjadi sarang kuman bila dibiarkan terlalu panjang.

7. Cara Mengatasi Keputihan (Flour Albus) Dalam Kehamilan


a. Tanpa Obat
1) Menjaga agar daerah genitalia senantiasa bersih serta memperhatikan
sabun yang digunakan sebaiknya sabun yang tidak berparfum.
2) Hindari mandi dengan merendam di tempat umum
3) Menggunakan celana dalam dari bahan katun, tidak menggunakan celana
dalam yang ketat.
4) Menghindari beraktivitas yang terlalu lelah, panas dan keringat yang
berlebih
5) Liburan untuk mengurangi stres kaena stress merupakan suatu factor
timbulnya keputihan.
b. Dengan obat
1) Konsultasi dengan dokter karena dokter akan memberikan obat-obatan
sesuai dengan jenis keputihan yang dialami.
2) Keputihan sangat tidak mengenangkann, terlebih bagi wanita hamil.
3) Untuk keputihan normal tidak perlu dilakukan terapi khusus. Yang
penting, bagaimana membersihkan organ intim secara benar dan teratur.
Umumnya, cukup dengan sabun khusus vagina dan air bersih serta
menjaga agar pakaian dalam tetap kering dan bersih.
4) Sedangkan keputihan yang tidak normal harus segera mendapatkan
pengobatan media terapi.
5) Keputihan yang terjadi selama kehamilan, misalnya disebabkan oleh
infeksi jamur Candida Sp, Pengobatan yang paling aman adalah

17
menggunakan obat local yang berbahan krim atau sejenis kapsul yang
dimasukkan kedalam vagina.
6) Keputihann yang dialami wanita hamil aibat infeksi bakteri diberikan obat
dalam bentuk kapsul atau tablet yang aman untuk dikomsumsi. Pada
infeksi niceriagonorrhoeae, ada obat dalam bentuk kapsul yang dpat
diminum. Sebaiknya, segera periksakan kandungan jika terjadi keputihan.
7) Pemeriksaan dilakukan dengan menggunakan alat khusus untuk
mendaptkan gambaran alat kelamin secara lebih baik, sperti melakukan
kolpokopi yang berupa optic untuk memperbesar gambaran leher
rahim,liang senggama, dan bibir kemaluan.
8) Selain pengobatan medis, biasanya orang akan menggunakan daun sirih
untuk mengurangi keputihan. Caaranya, dengan meminum air daun sirih
yang telah direbus terlebih dahulu. Cara ini cukup aman bagi ibu hamil
dan bayinya. Hanya saja karena belum ada penelitian mengenei dosis
takaran yang aman bagi wanita hamil, sehingga hal ini kurang dapat
dilakukan. Dan yang terpenting bila suatu keputihan yang tidak sembuh
dengan pengobatan biasa (antibiotika dan anti jamur) harus dipikirkan
keputihan tersebut yang disebbabkan oleh suatu penyakit keganasan
seperti kanker leher rahim. Ini biasanya ditandai dengan cairan banyak,
bau busuk, sering disertai darah tak segar. perlu dilakukan pemeriksaan
khusus untuk mendeteksi apakah merupakan gejala-gejala kanker atau
bukan. (Setiawati, D, 2013:250)

18
BAB III

KONSEP ASUHAN KEHAMILAN 7 LANGKAH HELEN VARNEY

3.1 Tinjauan Teori Klinik Kebidanan

1. Manajemen Asuhan Kebidanan

Menurut Helen Varney (1997), manajemen asuhan kebidanan merupakan proses


pemecahan masalah yang di gunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran
dan tindakan dan urutan logis dan perilaku yang di harapkan dari pemberi asuhan yang
berdasarkan ilmiah,penemuan,dan keterampilan dalam tahapan yang logis untuk
pengambilan keputusan yang berfokus pada klien.

2. Proses Manajemen Asuhan Kebidanan


Menurut Helen Varney, proses manajemen kebidanan terdiri dari 7 (tujuh )
langkah yaitu sebagai berikut:
1) Langkah I Identifikasi Data Dasar
Pengumpulan data dasar, melakukan pengkajian dengan pengumpulan
semua data yang diperlukan untuk mengevaluasi keadaan klien meliputi,
riwayat kesehatan, pemeriksaan fisik, meninjau catata terbaru/catatan
sebelumnya, meninjau data laboratorium dan membandingkan dengan
hasil studi
2) Langkah II Implementasi Data Dasar
Implementasi data dasar, menetapkan diagnosis atau masalah
berdasarkan penafsiran data dasar yang telah dikumpulkan
3) Langkah III Mengidentifikasi Diagnosis/Masalah Potensial
Mengidentifikasi diagnosis/masalah potensial, berdasarkan diagnosa
mengantisipasi penanganannya atau masalah yang telah ditetapkan
4) Langkah IV Identifikasi Kebutuhan Akan Tindakan Segera
Identifikasi kebutuhan akan tindakan segera, untuk melakukan
konsultasi kolaborasi dengan kesehatan lain berdasarkan kondisi lain

19
5) Langkah V Perencanaan Tindakan Yang Dilakukan
Perencanaan tindakan yang dilakukan, merupakan lanjutan
penatalaksanaan terhadap masalah atau diagnosa yang telah diidentifikasi
dan diantisipasi
6) Langkah VI : Pelaksanaan, Melaksanakan Rencana Asuhan Komprehensif
Pelaksanaan, melaksanakan rencana asuhan komprehensif.
Pelaksanaan yang efisien akan berhubungan dengan waktu dan biaya dapat
meningkatkan mutu dan asuhan klien
7) Langkah VII Evaluasi
Evaluasi, keefektivan dan asuhan yang sudah diberika meliputi
pemenuhan kebutuhan. (Muslihatun W, 2009; H. 122-125).

3. Pendokumentasian Asuhan Kebidanan


Metode dalam pendokumentasiaan pelayanan kebidanan yang digunakan antara
lain SOAPIER, SOAPIE, SOAPIED, dan SOAP. Dalam metode Soap, S adalah data
subjektif, O adalah data objektif, A adalah analisis atau assessment, dan P adalah
planning merupakan catatan yang bersifat sederhana, jelas, logis, dan singkat. Prinsip
dari metode SOAP ini merupakan proses pemikiran penatalaksanaan manajemen
kebidanan.
1) S (Data Subjektif)
Merupakan pendokumentasiaan manajemen kebidanan menurut Helen
Varney langkah pertama (pengkajiaan data), terutama data yang diperoleh dari
anamnesis. Data subjektif ini berhubungan dengan masalah dari sudut pandang
pasien. Ekspresi pasien mengenai kekhawatiran dan keluhannya yang dicatat
sebagai kutipan langsung atau ringkasan yang akan berhubungan langsung
dengan diagnosis. Data subjektif ini nantinya akan menguatkan diagnosis yang
akan disusun.
2) O (Data Objektif)
Merupakan pendokumentasiaan manajemen kebidanan menurut Helen
Varney langkah pertama (pengkajiaan data), terutama data yang diperoleh dari
melalui hasil observasi yang jujur dari pemeriksaan fisik pasien, pemeriksaan
laboratorium/pemeriksaan diagnostik lain, catatan medik dan informasi dari
keluarga atau oranglain dapat dimasukkan dalam data objektif ini. Data ini

20
akan memberikan bukti gejala klinis pasien dan fakta yang berhubungan
dengan diagnosis.
3) A (Analisis/Assessment)
Merupakan pendokumentasiaan hasil analisis dan interpretasi
(kesimpulan) dari data subjektif dan objektif. Analisis/assessment merupakan
pendokumentasiaan manajemen kebidanan menurut Helen Varney langkah
kedua, ketiga, dan keempat sehingga mencakup hal-hal berikut ini : diagnosis
atau masalah kebidanan, diagnosis atau masalah potensial serta perlunya
mengidentifikasi kebutuhan tindakan segera untuk antisipasi diagnosis atau
masalah potensial dan kebutuhan tindakan segera harus diidentifikasi menurut
kewenangan bidan, meliputi tindakan mandiri, tindakan kolaborasi, dan
tindakan merujuk klien.
4) P (Planning)
Planning atau perencanaan adalah membuat rencana asuhan saat ini
dan yang akan datang. Rencana asuhan disusun berdasarkan hasil analisi dan
interpretasi data. Planning dalam metode SOAP ini juga merupakan gambaran
pendokumentasiaan implementasi dan evaluasi. Sehingga P dalam SOAP
meliputi pendokumentasiaan manajemen kebidanan menurut Helen Varney
langkah kelima, keenam, dan ketujuh. (Muslihatun W, 2009; H. 122-125).

3.2 Penerapan Asuhan Kebidanan


1. Data Subjektif
a. Biodata
1) Nama
Identitas dimulai dengan nama pasien, yang harus lengkap : nama depan,
nama tengah (bila ada), nama keluarga, dan nama panggilan akrab.
(Matondang, 2009; h.4)
2) Umur
Penting dikaji karena salah satu hal yang dapat mempengaruhi kondisi ibu.
Usia ibu kurang dari 19 tahun dan usia ibu lebih dari 35 tahun termasuk
risiko tinggi dalam kehamilan. (Manuaba, 2010; h.243)

21
3) Pendidikan
Perlu dikaji untuk mengetahui tingkat pendidikan pasien dan memudahkan
dalam pemberian informasi dan pendekatan selanjutnya yang berhubungan
dengan kehamilan.
4) Pekerjaan
Perlu dikaji karena ibu yang bekerja cenderung lelah fisik atau stress,
sehingga berpotensi mengalami persalinan preterm. (Cuningham GF, et al
2006 h.771)
5) Suku Bangsa
Perlu dikaji karena perilaku seseorang tentang kesehatan dan penyakit
sering berhubungan dengan agama dan suku bangsa. (Matondang, 2009;
h.6)
6) Agama
Kepercayaan dan tradisi dapat menghambat perilaku hidup sehat.
(Matondang, 2009; h.6)
7) Alamat
Perlu dikaji untuk mengetahui tentang keadaan dan kondisi tempat
tinggalnya. (Varney, 2006; h.11)
8) Penghasilan
Mengetahui keadaan ekonomi ibu, berpengaruh apabila sewaktu-waktu ibu
dirujuk. Juga sangat bepengaruh terhadap kondisi kesehatan fisik dan
psikologis ibu hamil. (Sulistyawati, 2009)
b. Alasan Datang
Ditanyakan apakah alasan datang ini karena ada keluhan atau hanya untuk
memeriksa kehamilannya. Dengan begitu bidan tahu apa tujuan pasien datang
ke klinik. (Romauli, 2011)
c. Keluhan Utama
Pada Trimester II ibu hamil keluhan utama yang sering dialami menurut
(Kurnia 2009, p. 190-194) adalah sakit perut dibagian bawah, pusing, hidung
dan gusi berdarah, oedeme pada wajah dan terutama terlihat pada kaki bagian
bawah dan pergelangan kaki, puting susu menonjol dan sudah keluar
kolostrum, terlihat strecth mark dan linea nigra.

22
d. Riwayat Haid
Perlu dikaji untuk mengetahui tentang usia saat menarche, frekuensi,
lamanya, sifat darah yang keluar, dismenorhe, HPHT dan HPL. (Varney,
2006; h.33).
Dari data ini dapat diperoleh gambaran tentang kesehatan dasar dari
organ reproduksinya.
 Menarche : Usia pertama kali mengalami menstruasi. Wanita
indonesia pada umumnya mengalami menarche pada usia 12
sampai 16 tahun. (Sulistyawati, 2014)
 Siklus : Jarak antara mentruasi yang dialami denganmentruasi
berikutnya, dalam hitungan hari. Biasanya sekitar 23-32 hari.
(Sulistyawati, 2014)
 Volume : Seberapa banyak darah menstruasi yang dikeluarkan.
Sebagai acuan biasanya digunakan kriteria banyak, sedang dan
sedikit. Untuk mendapatkan data yang valid dapat dikaji dengan
menanyakan berapa kali mengganti pembalut dalam satu hari.
(Sulistyawati, 2014)
 Keluhan : Beberapa wanita merasakan keluhan saat mengalami
menstruasi misalnya nyeri hebat dan sakit kepala sampai pingsan
(Sulistyawai, 2014).
Menurut Romauli (2011), riwayat menstruasi biasanya dapat
membantu menentukan tanggal perkiraan persalinan dan menentukan usia
kehamilan. Perhitungan dilihat dari hari pertama haid terakhir (HPHT).

a) Menghitung tafsiran persalinan menurut rumus Neagle :


(1) Untuk bulan Januari, Februari, dan Maret
Tanggal HPHT = hari +7, bulan +9 (2)
(2) Untuk bulan April -Desember
Tanggal HPHT = hari +7, bulan -3, tahun +1
b) Menghitung usia kehamilan dari HPHT
Tanggal periksa – HPHT (hari pertama haid terakhir)

23
e. Riwayat Perkawinan
Data ini penting dikaji karena akan didapatkan gambaran tentang suasana
rumah tangga keluarga yang dapat mempengaruhi psikologis ibu.
Ditanyakan status pernikahan (sah/tidak), usia pertama kali menikah, lama
pernikahan, dan berapa kali menikah. (Sulistyawati, 2014)
f. Riwayat Kesehatan
1) Riwayat Kesehatan Dahulu
Data yang perlu dikaji adalah penyakit yang pernah di derita baik itu pada
masa kanak- kanak dan masa dewasa, penyakit spesifik seperti diabetes
mellitus, penyakit jantung dan penyakit menular HIV/AIDS, tuberkulosis.
Yang dapat berakibat terjadinya risiko tinggi pada kehamilan. (Varney, et
al 2006; h.32)
2) Riwayat Kesehatan Sekarang
Data- data ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan adanya penyakit
yang diderita pada saat ini yang ada hubungannya dengan masa kehamilan,
persalinan dan nifas.
3) Riwayat Kesehatan Keluarga
Data ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan adanya pengaruh
penyakit keluarga terhadap gangguan kesehatan pasien dan bayinya,
apabila ada penyakit keluarga yang menyertainya.
g. Riwayat Obsetri
1) Riwayat Kehamilan Sekarang
Perlu dikaji untuk mendeteksi komplikasi, beberapa ketidaknyamanan dan
keluhan yang dialami pasien. (Varney, 2006; h.525)
2) Riwayat Kehamilan, Persalinan, Nifas Yang Lalu
Perlu dikaji untuk mengetahui keadaan kesehatan ibu selama hamil, ada
atau tidaknya penyakit, upaya mengatasi penyakit tersebut. Pada
persalinan penyulit dalam persalinan, cara melahirkan, siapa yang
menolong dalam persalinan. Dan penyulit- penyulit dalam nifas.
(Matondang, 2009; h.13)
3) Riwayat KB
Apakah selama ini pernah menggunakan KB, jika iya ibu menggunakan
KB jenis apa, sudah berhenti berapa lama, keluhan selama ikut KB dan

24
rencana penggunaan KB setelah melahirkan. Hal ini untuk mengetahui
apakah kehamilan ini karena faktor gagal KB atau tidak. (Romauli, 2011)

4) Riwayat Psikologi
Bagaimana persepsi ibu tentang kehamilan, apakah kehamilannya
direncanakan atau tidak, dukungan keluarga, adanya respon positif dari
keluarga terhadap kehamilannya akan mempercepat proses adaptasi ibu
dalam menerima perannya. (Sulistyawati, 2009)
5) Riwayat Budaya
Faktor-faktor situasi, latar belakang budaya, status ekonomi social.
(Sulistyawati, 2009)
h. Pola Kebutuhan Sehari- hari
1. Nutrisi
Pada Trimester II beberapa asupan makanan yang penting untuk
dipenuhi selama kehamilan adalah makanan yang mengandung tinggi serat
seperti yang ditemukan pada buah atau sayuran, protein, dan rendah
lemak. Selain makanan berserat, ibu perlu memenuhi asupan cairan untuk
menghindari risiko sembelit.
Pada dasarnya dianjurkan makan empat sehat lima sempurna. Nilai gizi
dapat ditentukan dengan bertambahnya berat badan 6,5 kg sampai 15 kg
selama hamil. Karena bertambahnya berat badan terlalu besar dan kurang
akan berakibat terjadinya penyulit pada kehamilan (Manuaba, 2010;
h.117). Energi 2300 kkal, protein 65 gram, kalsium 1,5 gram/hari
(trimester akhir membutuhkan 30-40 gram), zat besi rat-rata 3,5 mg/hari
fosfor 2 gram/ hari dan vitaminA 50 gram. Dapat diperoleh dari 3x makan
dengan kompisisi 1entong nasi, satu potong daging/telur/tahu/tempe, satu
mangkuk sayuran dan satu gelas susu dan buah (Sulistyawati, 2009).
2. Eliminasi
Untuk mengetahui kebiasaan buang air kecil maupun buang air besar.
Pada ibu hamil TM I dan TM III akan sering terjadi kencing (nekturia),
karena semakin membesarnya uterus sehingga menekan kandung kemih
(Varney, 2006; h.538). Ibu hamil pada TM III mulai terganggu, relaksi
umum otot polos dan kompresi usus bawah oleh uterus yang membesar.

25
Sedangkan untuk BAK ibu trimester III mengalami ketidaknyamanan yaitu
sering kencing. (Sulistyawati, 2009)

3. Istirahat
Perlu dikaji jadwal tidur dan istirahat, karena istirahat dan tidur teratur
dapat meningkatkan kesehatan jasmani dan rohani untuk kepentingan
perkembangan dan pertumbuhan janin (Manuaba, 2010; h.122). Ibu hamil
mebutuhkan istirahat yang cukup baik siang maupun malam untuk
menjaga kondisi kesehatan ibu dan bayinya, kebutuhan istirahat ibu
hamil : malam : ± 8-10 jam/hari, siang ± 1-2 jam/hari. (Sulistyawati, 2009)
4. Pola Aktivitas
Ibu hamil dapat melaksanakan aktifitas sehari-hari namun tidak terlalu
lelah dan berat karena dikhawatirkan mengganggu kehamilannya.
Kelelahan dalam beraktifitas akan banyak menyebabkan komplikasi pada
setiap ibu hamil misalnya perdarahan dan abortus. (Sulistyawati, 2009)
5. Personal Hygiene
Perlu dikaji untuk mengetahui apakah ibu menjaga personal hygiene
atau tidak, sehingga dapat memepengaruhi kesehatan ibu. (Varney 2006;
h.646). perlu pengawasan gigi saat hamil, karena sering terjadi karies gigi
yang berkaitan dengan emesis- hiperemesis gravidarum, hipersaliva dapat
menimbulkan timbunan kalsium di sekitar gigi (Manuaba 2010; h.122).
Pada usia kehamilan trimester II ini biasanya merupakan saat terjadinya
perubahan hormonal dan faktor lokal ( plak ) dapat menimbulkan berbagai
kelainan dalam rongga mulut
6. Hubungan Seksual
Menurut Sulistyawati (2009), pola seksual pada ibu hamil :
 Trimester I : Tidak boleh terlalu sering karena dapat
menyebabkan abortus
 Trimester II : Boleh melakukan tetapi harus hati – hati karena
perut ibu sudah mulai membesar
 Trimester III : Tidak boleh terlalu sering dan hati-hati karena
dapat menyebabkan ketuban pecah dini dan persalinan prematur.

26
2. Data Objektif
1. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan Umum
Keadaan umum pasien dapat diketahui dengan cara kesan keadaan sakit,
posisi pasien, kesadaran dan kesan status gizi. (Matondang, 2009; h.22)
2) Tingkat Kesadaran
Menilai kesadaran ibu yaitu dengan Inspeksi
- Composmentris : Sadar Penuh
- Apatis : Acuh tak acuh
- Somnolen : Selalu ingin tidur, mengantuk tetapi dapat
mengikuti perintah sederhana ketika dirangsang
- Delirium : Kesadaran menurum sert kacau motoric,
berontak, teriak
- Sopor : Sangat sulit untuk dibangunkan, tidak
konsisten
- Semikomatosa : Reaksi terhadap nyeri saja, tidak mengikuti
perintah atau tidak berbicara koheren
- Koma : Kesadaran hilang dan tidak berespon pada
setiap stimulus. (Matondang 2009; h.33)
3) Tanda- tanda Vital
a) Nadi
Pemeriksaan nadi sebaiknya dilakukan pada keempat ekstremitas.
Pemeriksaan yang dilakukan mencakup frekuensi atau laju nadi, irama,
isi atau kualitas dan ekualitas nadi.
b) Tekanan Darah
Ideal pengukuran tekanan darah pada pasien yaitu pada keempat
ekstremitas. Pengukuran pada satu ekstremitas dibenarkan apabila pada
palpaso teraba denyut nadi yang normal. Keadaan pasien pada waktu
pengukuran tekanan darah dapat mempengaruhi hasil dan
penilaiannya.
c) Pernafasan

27
Untuk mengetahui fungsi sitem pernapasan normalnya 16- 24x/menit.
(Romauli, 2011:173)
d) Suhu Suhu tubuh yang normal adalah 36- 37,5°C. Suhu tubuh lebih
dari 37° perlu diwaspadai adanya infeksi. (Romauli, 2011:173)

4) Berat Badan
Untuk mengetahui penambahan berat badan ibu. Pada wanita hamil
normalnya 6,5 kg sampai 15 kg. (Manuaba, 2010; h.177)
5) Tinggi Badan
Untuk mengetahui tinggi badan pasien normal atau tidak, normalnya lebih
dari 145 cm. Apabila ibu mempunyai tinggi badan kurang dari 145 cm
dapat dicurigai ibu memiliki panggul sempit. (Manuaba, 2008; h.30)
6) LILA
Ukuran normalnya adalah 23,5 cm atau lebih, perlu ditanyakan untuk
mengetahui status gizi ibu. Apabila ibu mempunyai LILA kurang dari 23,5
cm, maka dapat dicurigai bahwa ibu mengalami kekurangan energi kronik.
(Matondang, 2009; h.33)
7) Status Present
a. Inspeksi
- Rambut : Bersih / kotor, warna hitam / merah jagung,
mudah rontok / tidak. Rambut yang mudah dicabut menandakan
kurang gizi atau kelainan tertentu. (Romauli, 2011:174)
- Wajah : Bengkak / oedem tanda eklamsi, terdapat
cloasma gravidarum sebagai tanda kehamilan. Muka pucat tanda
anemia, perhatikan ekspresi ibu, kesakitan atau meringis. (Romauli,
2011:174)
- Mata : Konjungtiva pucat menandakan anemia pada
ibu yang akan mempengaruhi kehamilan dan persalinan yaitu
perdarahan. Sclera ikterus perlu dicurigai ibu mengidap hepatitis.
(Romauli, 2011:174)
- Hidung : Simetris, adakah secret, polip, ada kelainan
lain. (Romauli, 2011:174)

28
- Mulut : Bibir pucat tanda ibu anemia, bibir kering
tanda ibu dehidrasi, sariawan tanda ibu kekurangan vitamin C.
(Romauli, 2011:174)
- Gigi : Caries gigi menandakan ibu kekurangan
kalsium. Saat hamil terjadi caries yang berkaitan emesis, hiperemesis
gravidarum. Adanya kerusakan gigi dapat menjadi sumber infeksi.
(Romauli, 2011:174)
- Leher : Adanya pembesaran kelenjar tiroid
menandakan ibu kekurangan iodium, sehingga dapat menyebabkabkan
terjadinya kretinisme pada bayi dan bendungan vena jugularis/tidak.
(Romauli, 2011)
- Dada :Bagaimana kebersihannya terlihat
hiperpigmentasi pada aerola mammae tanda kehamilan, puting susu
datar atau tenggelam membutuhkan perawatan payudara untuk
persiapan menyusui. Adakah striae gravidarum. (Romauli, 2011)
- Abdomen : Bentuk, bekas luka operasi, terdapat linea
nigra, striae livida dan terdapat pembesaran abdomen. (Romauli, 2011)
- Genetalia : Bersih / tidak, varises/tidak, ada condiloma
akuminata dan condiloma talata / tidak, keputihan / tidak. (Romauli,
2011)
- Ekstermitas : Adanya oedem pada ekstermitas atas atau
bawah dapat dicurigai adanya hipertensi hingga preeklamsi dan
diabetes melitus, varises/tidak, kaki sama 70 panjang atau tidak karena
akan mempengaruhi persalinan. (Romauli, 2011)

b. Palpasi
- Leher : Untuk mengetahui ada tidaknya pembesaran kelenjar
tiroid, pembesaran kelenjar limfe, dan ada tidaknya bendungan pada
vena jugularis. (Romauli, 2011)
- Dada : Mengetahui ada tidaknya benjolan atau masa pada
payudara. (Romauli, 2011)
- Abdomen :
(1) Untuk mengetahui umur kehamilan
(2) Untuk mengetahui bagian-bagian janin

29
(3) Untuk mengetahui letak janin
(4) Janin tunggal atau tidak
(5) Sampai dimana bagian terdepan janin masuk kedalam ongga
panggul
(6) Unuk mengetahui kelainan abnormal ditubuh

c. Auskultasi
- Dada : Adanya ronkhi atau wheezing perlu dicurigai
adanya asma atau TBC yang dapat memperberat kehamilan (Romauli,
2011).
- Abdomen : DJJ (+) Normal 120-160 x/menit, teratur dan
regular (Romauli, 2011)

d. Perkusi
Pemeriksaan reflek patela normal jika tungkai bawah bergerak sedikit
ketika tendon diketuk. Bila gerakannya berlebihan dan cepat, maka hal
ini mungkin merupakan tanda preeklampsia. Bila reflek patela negatif
kemungkinan pasien mengalami kekurangan B1. (Romauli, 2011)
8) Status Obsetri
Proses observasi untuk mengetahui bagian tubuh untuk mendeteksi
karakteristik normal atau tanda fisik yang signifikan dan palpasi untuk
menyeluruh bagian tubuh untuk membuat suatu pengukuran. (Mutaqin,
2011, h;12-14). Observasi atau palpaso untuk merasakan gerakam janin,
mengukur TFU dan menentukan letak, presentasi, posisi. (Varney, 2006;
h.527)
1) Palpasi
Leopold I : Untuk menentukan tinggi fundus uteri, bagian janin dalam
fundus, letak kepala atau bokong dengan satu tangan difundus dan
tangan lain diatas simfisis
Leopold II : Untuk menentukan bagian apa yang berada disamping,
punggung teraba rata seperti papan, ekstremitas teraba kecil- kecil
Leopold III : Untuk menetukan bagian terbawah janin apakah sudah
masuk atau masih bisa digoyang

30
Leopold IV : Untuk menentukan bagian terbawah janin dan berapa
jauh janin sudah masuk pintu atas panggul
(Manuaba, 2010; h.116-117)
2) Auskultasi
Untuk mendengarkan denyut jantung janin, normalnya 120- 160 detak
permenit. (Prawirohardjo, 2009; h.95)

2. Pemeriksaan Panggul Luar


1) Taksiran Berat Janin
Janin aterm saat usia kehamilan 38 minggu sampai 42 minggu dan
memiliki berat janin normal sekitar 2500 gram sampai 3000 gram.
(Manuaba, 2010; h.100). Jika berat janin kurang dari 2500 termasuk berat
badan lahir rendah/premature. (Varney, 2006; h.523)
2) Umur Kehamilan
Untuk menentukan usia kehamilan dapat dilakukan dengan menghitung
hari pertama haid terakhir dengan rumus neagle, menghitung dengan TFU,
menghitung gerakan janin pertama kali dirasakan, mendengarkan denyut
jantung janin, memperhitungkan masuknya kepala ke pintu atas panggul
dan menggunakan USG. (Manuaba, 2010; h.128)

3. Pemeriksaan Penunjang
a) Darah Hb
Pemeriksaan darah dilakukan minimal dua kali selama kehamilan, yaitu
trimester I dan trimester III.
b) Pemeriksaan Urine
Untuk mengetahui kandungan protein dan glukosa didalamnya. (Varney,
2006; h.531). pada pemeriksaan urin menggunakan reagen dipstick, jika
ditemukan hasil positif makan itu menandakan terjadi pre eklamsia
sedangkan pemeriksaan glukosa dilakukan untuk mendiagnosa adanya
diabetes pada kehamilan. (Walsh et al, 2007; h.133)

3. Analisis Data/ Assesment

31
Diagnosa kebidanan dari data dasar hasil analisis dan interpretasi dari data
subjektif dan objektif yang akan diproses menjadi masalah atau diagnosis.
(Varney, 2006; h.27)
NY_G_P_A umur_tahun, hamil_minggu janin tunggal hidup intrauterine letak
memanjang dalam kehamilan cukup bulan
a) Diagnosa Potensial
Untuk mengetahui komplikasi yang dapat diambil dari seorang wanita
hamil TM II yaitu terjadi persalinan preterm, kehamilan ganda, perdarahan
pervaginam, perdarahan solutis plasenta, kehamilan dengan ketuban pecah
dini, kehamilan dengan preeklamsia- eklamsia. (Manuaba, 2009; h.93-108)
b) Indentifikasi Kebutuhan Akan Tindakan Segera atau Kolaborasi dan
Konsultasi
Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan untuk
dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan dokter sesuai dengan kondisi
klien. (Varney, 2006; h.127). Dukungan emosional berupa motivasi agar ibu
tidak stress terhadap keluhannya di Trimester II dan tetap tenang serta sabar.

4. Intervensi
Tahap ini merupakan tahap penyusunan rencana asuhan kebidanan secara
menyeluruh dengan tepat dan rasional berdasarkana identifikasi data.

5. Planning
Menurut Varney (2006; h.531) pengembangan rencana asuhan yang
komprehensif pada ibu hamil mencakup komponen berikut :
a) Penentuan kebutuhan untuk melakukan tes laboratorium atau tes penunjang
lain untuk menyingkirkan, atau membedakan antara berbagai komplikasi yang
mungkin timbul
b) Penentuan kebutuhan untuk melakukan konsultasi dengan dokter
c) Menentukan tindakan intruksional untuk memenuhi kebutuhan pembelajaran
d) Penentuan kebutuhan untuk mengatasi ketidaknyamanan atau upaya terapi lain
e) Penentuan kebutuhan pengobatan
f) Penentuan untuk melakukan konseling
g) Penjadwalan kunjungan ulang berikutnya

32
6. Implementasi
Menurut Varney (2006; h.513) langkah- langkah penatalaksanaan bergantung
pada data dasar yang diperoleh dari assessment. Pada proses penatalksanaan
mencakup hal- hal berikut :
a) Menentukan normal tidaknya kondisi kehamilan dari data yang diperoleh
b) Membedakan antara ketidaknyamanan yang umum dialami pada saat hamil
dan komplikasi yang mungkin terjadi
c) Mengidentifikasi tanda dan gejala penyimpangan yang mungkin dari kondisi
normal atau komplikasi

7. Evaluasi
Evaluasi merupakan proses yahap akhir dari rangkaian proses asuhan
kebidanan menurut Vraney. Pada langkah ini untuk memeriksa apakah rencana
asuhan yang dilakukan benar- benar mecapai tujuan. Yaitu memenuhi kebutuhan
ibu, seperti yang diidentifikasi pada diagnosa. (Varney, 2006; h.27)
Catatan perkembangan ini dituliskan dengan bentuk SOAP :
- S (Subyek) merupakan informasi yang diperoleh dari keluhan klien
(anamnese)
- O (objek) merupakan data yang diperoleh dari pemeriksaan oleh
perawat atau tenaga kesehatan lainnya
- A (Assessment) merupakan penilaian yang disimpulkan dari informasi
subjektif dan objektif
- P (Planning) merupakan rencana tindakan yang dibuat sesuai dengan
masalah klien berpedoman pada tingkat keberhasilan yang telah
dicapai

33
BAB IV

TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL


No. Register : 111.453
Periksa tanggal, jam : 20 Juli 2015 pukul 09.00
BPS SANTI

Pengumpulan Data
Identitas/ Biodata
Nama Ibu                               :  Ny. S                      Nama Suami:   Tn. C
Umur                                      :  28 tahun                                       :  32 tahun
Pendidikan                             :  SMP                                             :  SMA
Pekerjaan/ Penghasilan          :  IRT                                              :  Swasta
Suku/ Bangsa                         :  Jawa/ Indonesia                           :  Jawa / Indonesia
Agama                                   :  Islam                                            :  Islam
Penghasilan : Rp 1.000.000/ bulan : Rp 2.000.000/ bulan
No Telepon/ HP : 081336112787 : 081249173678
Alamat                                   :  Ds. Margimulyo RT 01 RW 4 Pati

A. Data Subjektif
1. Alasan Kunjungan : Ibu ingin memeriksakan kehamilannya

34
2. Keluhan Utama : Ibu mengatakan mengalami keputihan tidak gatal dan
tidak berbau sejak 3 hari yang lalu
3. Riwayat menstruasi :
a) Menarche           :  12 tahun           Siklus      :  28 hari
b) Lama                  :   7 hari               Jumlah     :  3x ganti pembalut/hari
c) Warna                :   merah segar     Keluhan   : tidak ada
4. Riwayat Perkawinan :
a) Umur waktu nikah      : 24 tahun
b) Lama                           :   4 tahun
c) Perkawinan ke            :   pertama
d) Jumlah anak :  1
5. Riwayat Kesehatan :
a) Riwayat Kesehatan Sekarang : 
 Penyakit jantung : √ Tidak ada Ada
 Penyakit ginjal : √ Tidak ada Ada
 Penyakit asma,TBC/paru : √ Tidak ada Ada
 Penyakit hepatitis : √ Tidak ada Ada
 Penyakit DM : √ Tidak ada Ada
 Penyakit hipertensi : √ Tidak ada Ada
 Penyakit epilepsi : √ Tidak ada Ada
Lain – lain : Ibu mengalami keputihan tidak gatal dan tidak
berbau sejak 3 hari yang lalu

b) Riwayat Kesehatan Yang Lalu :


 Penyakit jantung : √ Tidak ada Ada
 Penyakit ginjal : √ Tidak ada Ada
 Penyakit asma,TBC/paru : √ Tidak ada Ada
 Penyakit hepatitis : √ Tidak ada Ada
 Penyakit DM : √ Tidak ada Ada
 Penyakit hipertensi : √ Tidak ada Ada
 Penyakit epilepsi : √ Tidak ada Ada
Lain – lain : ..............................

35
c) Riwayat Kesehatan Keluarga :
 Penyakit jantung : √ Tidak ada Ada
 Penyakit ginjal : √ Tidak ada Ada
 Penyakit asma,TBC/paru : √ Tidak ada Ada
 Penyakit hepatitis : √ Tidak ada Ada
 Penyakit DM : √ Tidak ada Ada
 Penyakit hipertensi : √ Tidak ada Ada
 Penyakit epilepsi : √ Tidak ada Ada
Lain – lain : ..............................

6. Riwayat Kehamilan Sekarang :


a) HPHT                  :  01 Februari 2015
b) HPL                     :  8 November 2015
c) Haid Bulan Sebelumnya :  Januari   lamanya : 7 hari
d) Siklus                   :  28  hari
e) ANC                    :  frekuensi 2 kali
f) Imunisasi TT        :  2 kali, di Puskesmas
g) Keluhan Selama Hamil :

TRIMESTER I TRIMESTER II TRIMESTER III


Mual dan Muntah Keputihan -

h) Rencana Persalinan :  Di bidan  


i) Obat Yang Di Rekomendasikan Oleh Tenaga Kesehatan : Tablet Fe
j) Obat / Jamu Yang Pernah Di Konsumsi : Ibu tidak mengkonsumsi obat-
obatan selain dari tenaga kesehatan
k) Pergerakan Janin  Pertama Kali : 20 minggu, frekuensinya: >
10 kali dalam 24 jam
l) Pergerakan janin terakhir  :  5 menit yang lalu

7. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas yang lalu :

No Hamil Ke- Penyulit/ Umur Jenis Jenis Penyulit/ Penolong Bb Keadaan Nifas
Komplikasi Anak Kelamin Persalinan Komplikasi Lahir Anak
Anak
1 Pertama Tidak Ada 3 thn Laki-laki Spontan Tidak Ada Bidan 2900 Sehat Normal

36
gram
2 Hamil - - - - - - - - -
Sekarang

8. Riwayat Ginekologi : Ibu tidak pernah mengalami kista atau mioma


9. Riwayat KB : Ibu belum pernah KB

Jenis Lama Penggunaan Keluhan Alasan Berhenti


KB Suntik 2 Tahun - -

10. Data Psikologis : Ibu sangat senang dengan kehamilan yang kedua ini
dan keluarga juga bahagia terlebih suami dan anaknya
11. Pengambilan Keputusan Dalam Keluarga : Dalam pengambilan keputusan dalam
keluarga secara musyawarah tapi yang paling dominan suami, pemecahan masalah
diselesaikan secara kekeluargaan.
12. Data Sosial Budaya :
a) Hewan peliharaan                           : Ibu tidak mempunyai hewan peliharaan
b) Lingkungan                                     : Bersih, nyaman, bebas dari polusi udara
c) Hubungan suami dengan keluarga : Harmonis
d) Adat istiadat                                   : Mitoni
e) Kebiasaan Merokok : √ Tidak Ada
f) Minuman Keras : √ Tidak ada Ada
g) Mengonsumsi Obat Terlarang : √ Tidak ada Ada
13. Data Spiritual : Ibu rajin beribadah (sholat 5 waktu dan berdo’a untuk
kemudahan proses kehamilan, persalinan dan nifasnya).
14. Pengetahuan Ibu :
a) Ibu sudah tahu tentang tanda-tanda persalinan yaitu kenceng-kenceng dan keluar
lendir darah
b) Ibu sudah tahu tentang persiapan persalinan
15. Pola Pemenuhan Kebutuhan Sehari-hari :

Kebutuhan Sebelum Hamil Selama Hamil Keluhan


Nutrisi :
 Makanan 3 kali sehari, menu : 3 kali sehari, menu : nasi, Tidak ada
nasi, lauk dengan porsi lauk pauk dan ibu kurang
sedang suka sayur- sayuran

37
 Minum 8 gelas air putih/ hari, susu
1 gelas/ hari
7 gelas/ hari air putih
Eliminasi :
 BAK 3 kali/ hari warna kuning 4-7 kali/ hari, warna Tidak ada
jernih, bau khas kuning jernih, bau khas

 BAB

1 kali/ hari, konsistensi 1 kali/ hari, konsistensi


lembek, warna kuning, lembek, warna kuning, bau
bau khas khas

Istirahat 6-8 jam/ hari 6-7 jam/ hari Tidak ada

Aktifitas Mengerjakan pekerjaan Mengerjakan pekerjaan Tidak ada


rumah (masak, mencuci rumah (masak, mencuci
baju, menyapu, baju, menyapu, mengepel)
mengepel) dan ibu suka dan ibu suka jalan- jalan
jalan- jalan
Personal Mandi 2 kali/ hari, gosok Mandi 2 kali/ hari, Tidak ada
Hygiene gigi 2 kali/ hari, ganti keramas 2 kali sekali,
baju 2 kali/ hari gosok gigi 2 kali/ hari,
ganti baju 2 kali/ hari
Rekreasi Tidak pernah Tidak pernah Tidak ada
Pola seksual 4 kali/ minggu 1-2 kali/ minggu Tidak ada

B. Data Objektif
1) Pemeriksaan Umum
a) Keadaan Umum     :  Baik
b) Kesadaran              :  Komposmentis
c) Status Emosional    :  Stabil
d) Tanda Vital          
Tensi :  120/80 mmHg      
Nadi  : 80 kali/  menit
RR    : 24 kali/ menit
Suhu  : 37ºC      
e) LILA : 24 cm
f) TB                         : 155 cm
g) BB Sekarang          :  56 kg
h) Status Present
a. Inspeksi (Melihat)
38
1. Kepala
- Rambut : Tidak terlihat ada ketombe, warna hitam, tidak
terlihat rontok dan distribusi merata
- Wajah : Tidak terlihat oedeme, dan tidak terlihat pucat
- Mata : Tidak terlihat conjungtiva annemis, tidak
terlihat adanya icterus tidak terlihat adanya starbimus
- Hidung : Tidak terlihat adanya secret, tidak terlihat
adanya polip
- Mulut dan Gigi : Tidak terlihat ada perdarahan pada gusi, tidak
terlihat adanya caries dan stomatitis
- Telinga : Tidak terlihat adanya serumen

2. Leher : Tidak terlihat ada pembesaran kelenjar getah


bening, tidak terlihat ada struma/kelenjar gondok, dan tidak terlihat
ada pembesaran vena jugularis
3. Dada : Tidak ada retraksi dinding dada.
4. Abdomen : Tidak terlihat ada luka bekas operasi, terlihat
strie gravidarum, tidak terlihat ada pembesaran hepar
5. Aksila : Tidak terlihat ada benjolan
6. Payudara : Terlihat bentuk payudara simetris, terlihat
puting susu menonjol dan sudah keluar kolostrum, terlihat
hiperpigmentasi pada areola
7. Tulang Punggung  : Tidak terlihat lordosis, kifosis , dan skeliosis
8. Genetalia  : Tidak terlihat oedem, tidak terlihat varises,
tidak terlihat ada kondiloma
9. Ekstremitas
a) Atas                  : Tidak terlihat ada gangguan/ kelainan bentuk.
b) Bawah              :  Tidak terlihat ada kelainan bentuk, tidak
terlihat oedema, tidak terlihat terdapat varises
10. Kulit            : Warna sawo matang dan tidak terlihat ada
parut bekas luka

b. Palpasi (Meraba)
1. Kepala : Tidak teraba benjolan

39
2. Leher : Tidak teraba adanya pembesaran kelenjar getah
bening, tidak teraba ada strauma/ kelejar gondok, tidak teraba ada
bendungan pada vena jugularis
3. Dada : Tidak teraba benjolan patologis
4. Aksila : Tidak teraba benjolan
5. Payudara : Teraba puting susu menonjol (membesar) dan
sudah keluar kolostrum
6. Abdomen : Membesar sesuai usia kehamilan
7. Genetalia : Tidak teraba varises, tidak teraba ada
kondiloma
8. Kulit : Teraba turgor kulit normal

i) Pemeriksaan Obstetri
a. Wajah/ muka     
- Inspeksi : Tidak terlihat ada cloasma gravidarum
b. Mammae                
- Inspeksi : Putting terlihat menonjol (membesar) dan terlihat
sudah keluar kolostrum, terlihat hiperpigmentasi pada areola.
c. Abdomen              : Membesar sesuai usia kehamilan
- Inspeksi : Terlihat ada linea nigra, terlihat ada strie gravidarum,
tidak terlihat ada luka bekas operasi.
- Palpasi :
 Leopold I : Perut ibu bagian atas teraba lunak, tinggi
fundus uteri setinggi pusat
 Leopold II : Perut ibu bagian kanan teraba tahanan keras
memanjang, perut ibu bagian kiri teraba bagian kecil janin
 Leopold III : Bagian terbawah janin teraba keras
 Leopold IV : Konvergen
- Auskultasi :
 DJJ : Frekuensi 136 x/menit
  :  Iramanya teratur

40
: Punctum maximum 1/3 bawah kanan pusat
SIAS
d. TBJ :  (TFU: 24 cm)           : (24-12) x 155 = 1860 gram

2) Pemeriksaan Panggul Luar   : Tidak dilakukan


Perkusi (Reflek Patela )        : +/+
Periksa Dalam ( Jika Ada Indikasi ) 

3) Pemeriksaan Penunjang/ Laboratorium


Protein urine             :  Tidak dilakukan
Urin reduksi              :  (-)
HB                            :  11,2 gr%
Terapi                       : Mendapatkan tablet Fe 60 mg 1x1

C. Diagnosa
Seorang ibu hamil umur 28 tahun G2P00001 usia kehamilan 24 minggu,
kehamilan normal, trimester II dengan keluhan keputihan tidak gatal dan tidak
berbau sejak 3 hari yang lalu.

D. Penatalaksanaan

Tanggal 20 Juli 2015


pukul 10.00 WIB

1. Menyampaikan hasil pemeriksaan, bahwa ibu dan janinnya dalam keadaan


normal dan sehat
2. Menyampaikan informasi kepada ibu hamil tentang perubahan fisiologis TM
II, karena ibu hamil tersebut sudah memasuki trimester II
3. Menyampaikan informasi kepada Ibu hamil tentang tanda bahaya pada ibu
hamil
4. Menyampaikan informasi kepada ibu hamil tentang cara mengatasi keputihan
yang dialami

41
5. Mengingatkan kembali kepada ibu untuk menjaga kebersihan daerah
genitalianya, usahakan agar tidak lembab (tetap kering), mengganti pakaian
dalam bila perlu 3x sehari dan memakai celana dalam yang mudah menyerap
keringat
6. Menganjurkan ibu tidak terlalu sering menggunakan cairan pembersih vagina
karena dapat mematikan flora normal vagina
7. Menganjurkan ibu untuk mengkomsumsi makanan yang bergizi agar
kebutuhan gizi ibu terpenuhi sesuai dengan usia kehamilan saat ini
8. Menganjurkan ibu untuk melakukan kunjungan pemeriksaan 1 minggu lagi
yaitu pada tanggal 27 Juli 2015 atau jika ibu ada keluhan untuk segera datang
memeriksakan diri.

42
BAB V

PEMBAHASAN

Kehamilan adalah proses alamiah yang dialami oleh setiap wanita dalam
siklus reproduksi. Kehamilan dimulai dari konsepsi dan berakhir dengan permulaan
persalinan. Selama kehamilan ini terjadi perubahan-perubahan, baik perut, fisik
maupun fsikologi ibu. Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin.
Menurut standar WHO, seorang ibu hamil yang mendapatkan pelayanan
antenatal dengan minimal 4 kali selama kehamilannya, yaitu 1 kali pada trimester
pertama, 1 kali pada trimester ke dua, dan 2 kali pada trimester ke tiga untuk
memantau keadaan ibu dan janin secara seksama sehingga dapat mendeteksi secara
dini dan dapat memberikan intervensi secara tepat.
Dalam asuhan kehamilan ibu hamil usia 28 tahun G2 P00001 Uk 24 minggu
telah memasuki usia kehamilan trimester II. Pada Trimester II ibu hamil keluhan
utama yang sering dialami adalah sakit perut dibagian bawah, pusing, hidung dan gusi
berdarah, oedeme pada wajah dan terutama terlihat pada kaki bagian bawah dan
pergelangan kaki, puting susu menonjol dan sudah keluar kolostrum, terlihat strecth
mark dan linea nigra. Namun ibu hamil ini mengeluhkan keputihan, berdasarkan
pengkajian data observasi keputihan yang dialami ibu hamil ini tergolong normal
karena tidak terdapat indikasi keputihan abnormal yang ditandai dengan cairan
berwarna kuning kehijauan, abu atau menyerupai susu, teksturnya kental, adanya
keluhan nyeri atau gatal, dan jumlahnya berlebihan.
Keputihan yang dialami ibu hamil G2 P00001 ini dikarenakan meningkatnya
hormon esterogen. Pada dasarnya, leher rahim dan dinding vagina menjadi lembut
dari biasanya selama hamil. Kondisi inilah yang menyebabkan produksi lendir vagina
jadi lebih banyak. Cara untuk mengurangi keputihan saat hamil agar merasa nyaman,

43
maka membiasakan mencuci tangan terlebih dulu sebelum menyentuh area vagina,
membiasakan cebok dengan benar, membilas vagina dengan air bersih, ), mengganti
pakaian dalam bila perlu 3x sehari dan menggunakan pakaian dalam yang mudah
menyerap keringat. Namun juga perlu diperhatikan ibu hamil harus bisa membedakan
mana keputihan yang normal dan abnromal. Karena keputihan abnormal dapat
mengindikasikan tanda bahaya kehamilan serta risiko tinggi dalam kehamilan.

BAB VI

PENUTUP

6.1 Kesimpulan
Asuhan kehamilan untuk ibu hamil ini sangatlah penting, karena hal ini
merupakan komponen pelayanan terpenting untuk menekan angka
kematian ibu dan bayi yang meningkat. Dengan antenatal dapat
mendeteksi lebih dini tanda bahaya kehamilan serta risiko tinggi dalam
kehamilan. Dengan adanya asuhan kehamilan bisa melakukan preventif
dan represif dalam kehamilannya. Sehingga kehamilan bisa berjalan
dengan lancar tanpa adanya komplikasi yang menyebabkan kematian pada
ibu dan bayi. Dalam asuhan kebidanan, bidan bertugas melakukan
penatalaksanaan asuhan kehamilan secara komprehensif. Asuhan
kehamilan dalam kebidanan menggunakan managemen asuhan kehamilan
menurut Helen Varney dengan 7 langkahnya serta melakukan
pendokumentasian dengan menggunakan SOAP.
Dalam asuhan kehamilan pada ibu hamil dengan usia 28 tahun G2
P00001 UK 24 minggu yang mengeluhkan keputihan yang menyebabkan
ketidaknyamanan. Ibu mengatakan HPHT 01 Februari 2015 dan HPL
8 November 2015. Asuhan kehamilan yang telah dilakukan sesuai dengan
diagnosa masalah dan kebutuhan pasien, yangmana diagnosa pasien ini
dapat diketahui dari hasil pengumpulan data dasar (data subjektif dan
objektif) dari pasien.
Hal ini sesuai dengan data observasi bahwa kehamilan ibu G2 P00001
ini fisiologis yangmana asuhan kehamilan dimulai dari langkah I-VII
dengan managemen asuhan kehamilan yang sesuai dengan 7 langkah

44
Helen Varney serta telah dilakukan pendokumentasian dengan
menggunakan SOAP.

6.2 Saran
1. Penulis
Diharapkan penulis agar dapat lebih teliti dan cermat dalam
melakukan penulisan laporan asuhan kehamilan agar tidak terdapat
kesalahan dalam penyusunan laporan asuhan kehamilan.
2. Mahasiswa Kebidanan
Diharapkan kepada mahasiswa kebidanan lebih meningkatkan
pengetahuan dan wawasan dalam ilmu kebidanan. Serta mengamalkan
dan menjalankan ilmu kebidanan yang sudah di dapatkan sesuai
dengan kodrat dan kewenangan dalam kebidanan.
3. Pasien dan Keluarga
Diharapkan kepada pasien dan keluarga untuk lebih
memerhatikan kehamilan dan dapat mengetahui pentingnya Antenatal
Care yang harus dilakukan minimal 4 kali selama kehamilan sesuai
dengan program pelayanan kebidanan.

45
DAFTAR PUSTAKA

1. http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/2017/08/Asuhan-
Kebidanan-Kehamilan-Komprehensif.pdf
2. Soepardan, Suryani, Hajjah.Konsep Kebidanan; editor, Nur Meity S.A., Eka Anisa
Mardella.-Jakarta: EGC, 2007
3. Purwanti, Hubertin Sri. (2003). Manajemen Kebidanan Metode SOAP. Jakarta: PD
IBI DKI
4. Soepardan, Suryani. (2003). Dasar- dasar dan Standart Asuhan Kebidanan bagi
Bidan di RS dan Puskesmas. Bandung: PD IBI Jabar
5. https://ejournal.poltekkes-denpasar.ac.id/index.php/JSH/article/download/67/33
6. http://repositori.uin-alauddin.ac.id/13298/1/MEGAWATI%2070400114009.pdf
7. http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/1774/1/LTA%20MARYETHA%20RUMSARWIR%20PDF
%202018.pdf
8. http://perpustakaan.poltekkes-malang.ac.id/assets/file/kti/1502100029/13._BAB_2_.pdf
9. http://eprints.undip.ac.id/76781/3/BAB_II_2019.pdf

46

Anda mungkin juga menyukai