Oleh
Dosen Pembimbing
Dr.dr.Hudilla Rifa karmia, Sp.OG
Bd.Meilinda Agus,M.keb
Laporan ini telah disetujui dosen pembimbing Praktik Klinik Program Studi
27 Nofember 2020.
Menyetujui
Mengetahui,
Ketua Program Sudi S2 Ilmu Kebidanan
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
Prof.Dr.Arni Amir Ms
NIP : 19570717 198603 2 002
LEMBAR PENGESAHAN
Judul Laporan : Kajian Manajemen Asuhan Kebidanan Pada Ibu
Nifas dengan Bendungan ASI di Puskesmas
Pembantu Nagari Tanjung Bonei Aur Kecamatan
Sumpur Kudus Kabupaten Sijunjung.
Nama Mahasiswa : Fitri Suryani Hadi
NIM : 1820332017
Ruang Praktik Klinik : Puskesmas Pembantu Nagari Tanjung Bonei Aur
Program Studi : S2 Ilmu Kebidanan Universitas Andalas Padang
Menyetujui
Mengetahui,
Ketua Program Sudi S2 Ilmu Kebidanan
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
Prof.Dr.Arni Amir Ms
NIP : 19570717 198603 2 002
KATA PENGANTAR
Puji Syukur panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas limpahan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Kasus Kajian Asuhan
Kebidanan Pada neonatus dengan judul “Kajian Manajemen Asuhan Kebidanan
Pada Ibu Nifas dengan Bendungan ASI di Puskesmas Pembantu Nagari Tanjung
Bonei Aur Kecamatan Sumpur Kudus Kabupaten Sijunjung.”Laporan Kasus ini
disusun untuk memenuhi tugas pada Residensi Praktek dengan mengambil data
sekunder karena masih dalam keadaan pandemic covid 19. Kegiatan Residensi ini
merupakan salah satu kopetensi yang harus di capai pada program pasca sarjana
ilmu kebidanan Universitas Andalas Padang.
Ucapan terima kasih penulis ucapkan kepada dosen Pembimbing I Ibu
Dr.dr.Hudilla Rifa Karmia,SpOG dan kepada Pembimbing II ibu Bd.Meilinda
Agus,M.keb, juga kepada semua teman teman yang secara langsung atau tidak
langsung telah membantu penulis dalam menyelesaikan makalah ini, semoga
Allah senantiasa melimpahkan karunia-Nya kepada kita semua
Penulis meyakini di dalam penulisan laporan kasus ini masih banyak
kekurangan sehinggga kritik dan saran sangat penulis harapkan untuk perbaikan
isi dan kualitas laporan kasus ini.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas atau
peurperium dimulai sejak 2 jam setelah lahirnya plasenta sampai dengan 6 minggu (42
hari) setelah itu. Dalam bahasa latin, waktu mulai tertentu setelah melahirkan anak ini
disebut peurperium yaitu kata puer yang artinya bayi dan parous yang berarti
melahirkan. Jadi pueperium berarti masa setelah melahirkan bayi. Sekitar 50% kematian
ibu terjadi dalam 24 jam pertama postpartum sehingga pelayanan pasca persalinan yang
berkualitas harus terselenggara pada masa itu untuk memenuhi kebutuhan ibu dan bayi
(Pitriani,2013:1).
komponen perawatan diri ibu nifas. Resiko sering terjadi ketika satu minggu pertama
perubahan secara drastis, sehingga pada masa early postpartum pemulihan kesehatan
merupakan hal yang sangat penting bagi ibu. Di negara berkembang sekitar 70 % ibu
nifas tidak mendapatkan perawatan nifas. Kebanyakan perawatan nifas diterima ketika
ada resiko kematian pada ibu dan banyak dari kematian ibu terjadi pada wanita yang
berada di rumah dengan perawatan minimal selama periode postpartum yaitu antara
11% - 17% dari kematian tersebut terjadi saat melahirkan dan 50% - 71% pada periode
bahwa ASI melindungi bayi dan anak dari infeksi misalnya diare dan infeksi saluran
pernafasan akut bagian bawah (Pusat Data dan Informasi Kesehatan Kementerin
Menurut data Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) pada tahun 2013
disimpulkan bahwa presentase cakupan kasus bendungan ASI pada ibu nifas tercatat
107.654 ibu nifas, pada tahun 2014 terdapat ibu nifas yang mengalami bendungan ASI
sebanyak 95.698 (66,87%) ibu nifas, serta pada tahun 2015 ibu yang mengalami
Menyusui merupakan standar emas untuk sebagai makanan bagi bayi dan
anak. Meningkatnya tingkat menyusui dapat mengurangi morbiditas dan mortalitas baik
untuk anak dan ibu. Selain itu, anak-anak yang mendapatkan ASI mampu lebih baik
dkk, 2016).
Menyusui merupakan salah satu yang terbaik untuk bayi karena dengan
menyusui, kebutuhan gizi bayi akan terpenuhi. Menyusui merupakan suatu cara yang
tidak ada duanya dalam memberikan makanan yang ideal bagi pertumbuhan dan
perkembangan bayi yang sehat. Selain itu, mempunyai pengaruh biologis serta kejiwaan
Air Susu Ibu (ASI) adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, laktosa
dan garam-garam anorganik yang disekresi oleh kelenjar mammae ibu, yang berguna
sebagai makanan bayinya. ASI dalam jumlah cukup merupakan makanan terbaik pada
bayi dan dapat memenuhi kebutuhan gizi bayi selama 6 bulan pertama. ASI merupakan
makanan alamiah yang pertama dan utama bagi bayi sehingga dapat mencapai tumbuh
peningkatan aliran vena dan limfe sehingga menyebabkan bendungan ASI dan rasa nyeri
Tanda gejala bendungan ASI berupa payudara bengkak, keras, terasa panas
sampai suhu badan naik sehingga menyebabkan air susu tidak lancar atau keluar sedikit.
Pada kasus bendungan ASI bahaya yang terjadi jika tidak tertangani akan terjadi
peradangan pada payudara yang biasa disebut mastitis (Suryani, dkk, 2016).
Bendungan air susu dapat terjadi pada hari ke-2 atau ke-3 ketika
payudara telah memproduksi air susu. Bendungan disebabkan oleh pengeluaran air
susu yang tidak lancar, karena bayi tidak cukup sering menyusui, produksi meningkat,
terlambat menyusukan, hubungan dengan bayi yang kurang baik, dan dapat pula terjadi
Mastitis sebagai salah satu infeksi masa nifas yang sering terjadi sebagai
dari ibu nifas yang tidak menyusui (Achyar dan Rofiqoh, 2016).
Dampak yang akan ditimbulkan jika bendungan ASI tidak teratasi yaitu akan
terjadi mastitis dan abses payudara. Mastitis merupakan inflamasi atau infeksi payudara
dimana gejalanya yaitu payudara keras, memerah, dan nyeri, dapat disertai demam
mastitis dimana terjadi penimbunan nanah didalam payudara (Rukiyah, 2012: 27).
Selain berdampak pada ibu, bendungan ASI juga berdampak pada bayi
dimana kebutuhan nutrisi bayi akan kurang terpenuhi karena kurangnya asupan yang
didapatkan oleh bayi.Bidan memiliki peranan yang sangat penting dalam pemberian
asuhan postpartum. Asuhan kebidanan pada masa nifas merupakan hal yang sangat
penting, karena periode ini merupakan masa kritis bagi ibu maupun bayinya. Adapun
peran dan tanggung jawab bidan dalam masa nifas yaitu, mendorong ibu untuk
menyusui bayinya secara on demand selama kurang lebih dua tahun agar meningkatkan
rasa nyaman serta tali kasih dan mencegah terjadinya bendungan asi yang bisa
Dari uraian di atas, bendungan ASI pada masa nifas merupakan masalah yang
penting karena dapat berlanjut menjadi mastitis yang dapat meningkatkan angka
kesakitan ibu dan bayi. Sehingga mendorong peneliti untuk melakukukan penelitian
studi kasus dengan judul “Kajian Manajemen Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas dengan
Bendungan ASI di Puskesmas Pembantu Nagari Tanjung Bonei Aur Kecamatan Sumpur
Tujuan
Bendungan Asi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Masa nifas atau masa puerperium mulai setelah partus selesai dan berakhir
dari kata “puer”yang artinya bayi dan” parious” yang berarti melahirkan.
tidak hamil sebagai akibat dari adannya perubahan fisiologis dan fsikologi
plasenta sampai alat-alat reproduksi pulih seperti sebelum hamil dan secara
1) Uterus
dari merah menjadi merah kuning berisi darah dan lendir, yaitu
2) Vulva danVagina
3) Perineum
4) Perubahan Payudara
Ibu menjadi lapar dan siap untuk makan pada 1-2 jam setelah
1) Hormon Plasenta
2) Hormon Pituitary
4) Hormon Oksitosin
uteri.
5. Perubahan Tanda-tandaVital
Nadi dalam keadaan normal kecuali partus lama dan persalinan sulit(
Febi sukma,2017).
pascapersalinan
Abandonment
Disappointment (kekecewaan)
hamil.
Postpartum Blues
psikologisnya.
5) Memberikan pelayanan KB
3. Remote puerperium adalah waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat
kembali dalam keadaan sempurna terutama ibu bila selama hamil atau
itu, tiap tenaga kesehatan, ibu hamil, keluarga dan masyarakat perlu
terus menerus disertai bau tak sedap dan demam, juga merupakan tanda
bahaya.
infeksi. Hal ini bisa disebabkan karena metritis, abses pelvis, infeksi
2) Bengkak di wajah, tangan dan kaki, atau sakit kepala dan kejang-
kejang. Bengkak pada wajah, tangan dan kaki bila disertai tekanan
Demam lebih dari 2 hari pada ibu nifas bisa disebabkan oleh infeksi.
dengan:
1. Merasa sedih
2. Merasa lelah
3. Insomnia
4. Mudah tersinggung
5. Sulit konsentrasi
untuk ibu dan bayi berumur lebih dari 28 hari.(Kemenkes RI, 2019).
4) Psikososial.
Periode ini diuraikan oleh rubin dalam 3 tahap, yaitu taking on,
Periode Taking on
berlangsung normal.
tubuhnya.
Periode Letting go
ini umumnya dimulai setelah bayi lahir, yaitu pada tiga bulan sampai
4. Stres sosial
5. Dukungan sosial
6. Konsep diri
7. Sifat pribadi
sosial ekonomi)
Sementara itu Mercer juga menguraikan 4 faktor dalam masa
adaptasi ibu :
Hal-hal yang dapat membantu ibu dalam beradaptasi pada masa nifas
BAK/ BAB
stidaknya dua kali sehari. Kain dapat digunakan ulang jika telah
dicuci dengan baik dan keringkan di bawah sinar matahari dn
disetrika
Sarankan ibu untuk mencuci tangan dengan sabun dan air sebelum
2) Istirahat
berlebihan
bayi tidur
perdarahan
dan
dirinya sendiri.
3) Gizi
Pil zat besi harus diminum untuk menambah zat gizi setidaknya
4) Perawatan Payudara
Apabila putting susu lecet oleskan kolostrum atau ASI yang keluar
6 jam
masa nifas.
bayi baru lahir. Pelayanan kesehatan bagi ibu sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf a paling sedikit 3 (tiga) kali selama masa nifas. Pelayanan
kesehatan bagi ibu sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan dengan
huruf a meliputi:
8) Konseling
Bidan memiliki peranan yang sangat penting dalam pemberian asuhan post
nyaman.
terhadap kebutuhan dan harapan setiap ibu dan keluarga. Bidan harus
dapat merencanakan asuhan yang akan diberikan pada ibu sesuai
asuhan fisik lebih mudah diberikan karena dapat dilihat dan dinilai
1. Definisi
dan memuncak pada hari ke tiga sampai kelima dan menyerang dalam
Post partum blues umumnya terjadi 50% pada ibu baru dan
fisik yang hebat. Angka kejadian post partum blues di Asia cukup
Gejala depresi yang ditunjukkan seperti susah tidur dan tidak nafsu
Faktor hormonal
3)
Ketidaknyamanan fisik
31).
dalam ulasanya bahwa Usia terlalu muda dan terlalu tua berarti ibu
yang melahirkan dengan usia <20 tahun dan>35 tahun dan dari
lebih banyak dialami oleh wanita yang berusia kurang dari 20 tahun
bagi sang ibu apalagi pada saat proses persalinan dan dampingan
yang dilakukan oleh suami dan keluarga pada saat ibu melahirkan
merupakan hal yang penting karena ibu merasa aman dan juga
apa yang terjadi pada dirinya, baik dukungan saat hamil, saat
yang dijalin, sikap dan perilaku suami dalam membantu ibu baik
hamil dan melahirkan, rasa nyeri pada awal masa nifas, kelelahan
anak (Rahayu,2017).
Kondisi ekonomi
2.000.000 perbulan(Susanti,2015).
Keadaan bayi saat lahir juga berpengaruh pada ibu yang terkena
post partum blues.Keadaan bayi yang cacat atau jenis kelamin yang
Tingkat pendidikan
b. Gejala medis
Gejala post partum blues sampai saat ini belum ada tes
(Pitriani,2014 : 93 ).
Pendekatan spiritual
Islam memandang anak adalah titipan yang harus dijaga
oleh orang tua sebaik mungkin. Terkadang ada orang tua yang
Pendekatan medis
1. Komunikasi terapeutik
keluarga pasien
diantaranya:
menyiapkan susu
dihadapi istrinya
mengurus anaknya
pada diri klien itu sendiri yaitu dengan cara anjurkan ibu
2017: 57).
BAB III
LAPORAN KASUS
MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS
I. PENGUMPULAN DATA
A. Identitas / Biodata
Umur : 23 Tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : IRT
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Wiaraswasta
ingin pergi dan ingin mati saja juga merencanakan tidak mau
lagi menyusui bayinya dengan alasan ASI nya tidak ada dan
1. Riwayat kesehatan
c. Riwayat alergi
f. Riwayat haid
Teratur/tidak : Teratur
Sifat : Encer
Lama : 7 hari
a. Riwayat penyakit
b. Riwayat kehamilan
c. Psikologis : Baik
3. Riwayat perkawinan
b. Kawin ke :1
1 20 -10- aterm SC RSU Tidak Tidak SpOG 50/270 Baik Normal Asi
2020
ada 0 gram
Laki
laki
c. Tanggal : 20 - 10 - 2020
f. Plasenta :
- Ukuran :
- Berat :
- Kelainan :
h. Perineum :
i. Perdarahan
- Kala III :
- Kala IV :
j. Tindakan lain :
k. Catatan waktu
- Kala I :
- Kala II :
- Kala III :
l. Keadaan bayi
7. Pola kebiasaan
a. Nutrisi
- Makan
- Minum
b. Eliminasi
- BAB
- BAK
c. Istirahat / tidur
Hubungan dengan suami ada baik baik saja tapi suami jauh
Ibu kandung dari Ny.Y ini baru saja meninggal dunia sebulan
kandungnya.
9. Data ekonomi
C. DATA OBJEKTIF
1. Status Generalis
b. Kesadaran : baik
c. Tanda vital
Pernafasan : 20 x/ menit
d. TB : 150 cm
e. BB sebelum hamil : 58 kg
f. BB saat hamil : 66 kg
g. Lila : 25 cm
2. Pemeriksaan Sistematis
a. Kepala
Mata
Hidung : Bersih
Telinga : Bersih
gigi
b. Leher
Mammae
- Pembesaran : ada
Axilla
d. Ekstremitas
Atas
Bawah
3. Pemeriksaan Obstetrik
a. Abdomen
- Ada bekas operasi SC yang belum sembuh dan tidak ada tanda
tanda infeksi
b. Anogenital
- Lochea :Sanguinolenta
Anus
Inspekulo
4. Pemeriksaan penunjang
a. Pemeriksaan laboratorium
Hasil
kesepakatan
1.Bidan
kunjungan
rumah 1 kali
dalam 2 hari
kerumah ibu
2.Harus ada
yang
menemani ibu
di rumah
untuk
membantu dan
minimal
keluarga dari
orang tua ibu
ada menemani
dalam sehari
minimal 1 jam
di siang hari
dan 1 jam di
waktu akan
malam.
5.Ibu mengerti
dan
memahami
tentang
mamfaat asi
dan kerugian
ttg susu
formula
terhadap bayi
Tanggal 06 -11- Status emosional 1.imformasikan hasil dan ibu
2020. Sudah baik pemeriksaan kepada berjanji akan
Ibu post aprtum menyusui
Pukul 10.00 wib Tampak wajah hari ke 17 normal ibu bahwa tanda tanda
Mengimformasikan hasil anak nya lagi.
Ibu senang dan sudah ceria Masalah vital ibu dalam batas
pemeriksaan kesehatan kepada ibu
tersenyum karena Kesadaran baik Tidak ada normal
di datangi TD 120/80 mmHg Kebutuhan 2. memberitahukan Bahwa tanda tanda vital dalam
petugas dan N.80x/1 1.Anjurkan pergi jadwal kegiatan 1.Ibu
batas normal dan ibu dalam
bidan R.20x/1 ke posyandu untuk posyandu minggu ke mengetahui
keadaan sehat
imunisasi bayi tentang hasil
Ibu merasa S.37.0c tiga bulan November
2. KB pasca salin pemeriksaan
senang dengan Lokea alba hari jumat Memberitahukan jadwal posyandu
3. jelaskan tanda kesehatanya
peran baru nya TFU tidak teraba tanda bahaya nifas 3. menganjurkan untuk
sebagai ibu. lagi memakai KB setelah 40 Menganjurkan untuk memakai Kb
yang harus di 2.ibu
setelah 40 hari post partum
Dan mengatakan Bekas luka operasi beritahukan ke hari ke pustu atau ke mengetahui
suaminya akan sudah sembuh dan petugas kesehatan puskesmas jadwal
Menjelaskan tanda tanda bahaya
pindah usaha foto tdk ada tanda tanda 4. jelaskan tanda tanda nifas posyandu dan
Diagnosa potensial berjanji akan
copy dari pekan infeksi bahaya nifas
Tidak ada pergi ke
baru ke tanjung Tindakan segera posyandu
ampalu yg dekat Belum di perlukan
dari daerah ini . 3.ibu mau ber
Ibu mengatakan KB setelah 40
sangat berterima hari masa
ksih atas bantuan nifas
yang selama ini
4. Ibu
di berikan oleh
mengerti
petugas . tenatng tanda
tanda bahaya
nifas .
BAB IV
Pengkajian adalah tahap awal yang diperlukan untuk mengevaluasi keadaan klien secara lengkap. Pada langkap ini bidan
mengumpulkan semua informasi akurat dan lengkap dari beberapa sumber yang berkaitan dengan kondisi klien dengan cara wawancara
dengan klien, suami, keluarga dan dari catatan atau dokumentasi pasien untuk memperoleh data subjektif.(Varney, 2008).
Tetapi dalam kasus ini peneliti tidak bisa melakukan pengambilan data secara langsung tapi hanya melalui imformasi dari
bidan yang menangani masalah ini via telpon dan watshap untuk pengiriman data dokumentasi yang di perlukan karena kegiatan praktek
klinik residensi ini kami kerjakan pada saat Pandemi Covid -19.
Pada tanggal 27 Oktober 2020 sekitar jam 10.00 wib Ibu untuk pertama kalinya memeriksakan diri ke Pustu Tanjung bonei
Aur dan di dapat kan data subjektif adalah Ibu mengatakan susah untuk tidur di malam hari,nafsu makan menurun,ibu berkeinginan untuk
pergi dan mau bunuh diri dan Ibu rencana tidak mau lagi menyusukan bayinya karena bayinya sering rewel dan merasa asi nya kurang dan
ingin di beri susu formula sedangkan data objektif di dapatkan kesadaran ibu baik TTV TD:110/70 mmHg,Nadi :80x /menit,Respirasi :20 x
/menit,Suhu :37 °C
Pada pemeriksaan perut ditemukan ada bekas luka operasi SC yang belum sembuh tapi tidak ada tanda tanda infeksi,TFU
Menurut imformasi dari Bidan Ny Y sering kirim pesan lewat Watshap dengan keluhan yang beragam ( sesak nafas, batuk
terus,terasa tercekik)dan sering posting status sedih dan jika menelepon sering tiba tiba menangis.
Menurut jurnal Yunita Sari tahun 2020 tentang post partum blues sebuah tinjauan literature partum Dalam ulasanya
menyatakan bahwa tanda dan gejala post partum blues diantaranya adalah perubahan pola makan, gangguan pola tidur,menangis,merasa
tidak berharga dan merasa putus asa Dan hasil penelitianya didapatkan post partum berusia 1-10 hari paling banyak adalah primi para serta
yang berpendidikan rendah.Dengan pencapaian gejala sedih 48 % ,23 %menangis ,41 % mudah tersinggung ,41 % cemas ,26% labilitas
Dan juga hampir seluruh ibu post partum memiliki kualitas tidur yang buruk dan hanya sebagian kecil yang menunjukan
gejala post partum blues sehingga tidak ada hubungan antara kualitas tidur dgn post aprtum blues Secara kesimpulanya faktor terbesar yang
mempengaruhi post partum blues adalah faktor psikologis yang meliputi dukungan keluaraga kususnya dari suami.
Dari data psikososial didapatkan imformasi
Hubungan dengan suami ada baik baik saja tapi suami jauh dari istri untuk pergi bekerja ke Pekan baru.
Ibu kandung dari Ny.Y ini baru saja meninggal dunia sebulan sebelum melahirkan dan selama ini Ny.Y tinggal bersama ibu
kandungnya.
Ny.Y bersaudara hanya 1 orang itupun pergi merantau untuk bekerja ke Pekan Baru.
Keluarga dari pihak orang tua kandung jarang melihat Ny.Y karena kesibukan dan tidak ada yang menemani di rumah.
Menurut Jurnal dari Halimahtus sadiah tahun 2018 tentang hubungan antara timgkat kecemasan emosional ibu post partum
denagn kejadian post partum blues.Post partum blues dapat diatasi dengan banyak istirahat dan dukungan lingkungan terutama
suami,keluarga juga teman dekat si ibu yang memberikan dukungan penuh pada ibu sehingga ibu akan tenang dan tidak merasa terbebani
sehingga ibu akan merasa nyaman dan rileks yang sejalan juga dengan penelitian Yunita sari tahun 2020 bahwa faktor terbesar yang
mempengaruhi post partum blues adalah faktor psikologis yang meliputi dukungan keluarga kususnya dari suami. Sejalan juga penelitian
oleh Ratih tahun 2020 yang menyatakan selain memberikan dukungan sewaktu masa psot partum hal ini juga di lakukan semasa kehamilan
Pendapatan suami terkadang cukup dan terkadang tidak cukup untuk kebutuhan rumah tangga.
Menurut penelitian dari rati et al tahun 2020 tentang analaisis faktor resiko kejadian post partum blues.
Selain faktor faktor penyebab post partum diantaranya disebabkan oleh faktor ekonomi yang kurang walaupun suami mendukung
namun masih mempengaruhi pikiran ibu dalam perawatan bayinya yang berhubungan dengan kesehatan psikologi ibu .
Masih terdapat 3 orang responden yang mengalami post partum blues berat meskipun mendapat dukungan dari suami hal ini
disebabkan adanya faktor lain yang mempengaruhi diantaranya adalah faktor ekonomi ini .
Sejalan juga dgn penelitian oleh Susanti,2016 dgn hasil didapatkan dari 34 responden yang menderita post partum blues
Menurut Azizah tahun 2016 penelitianya tentang analisis faktor resiko kejadian post partum blues Faktor penyebab dari post
partum blues diantaranya karena ketidaknyamanan fisik yang dialami sehingga menimbulkan perasaan emosi pada wanita pasca
melahirkan seperti riwayat operasi caesar karena proses penyembuhanya lebih lama sehingga membuat ibu tidak nyaman .Hasil
penelitianya didapatkan dari 39 ibu bersalin post SC di dapatkan 55% ibu mengalami post partum blues.
Dalam teori disebutkan bahwa diagnosa kebidanan adalah diagnosa yang ditegakkan bidan dalam lingkup praktek kebidanan
dan memenuhi standart nomenklatur diagnosa kebidanan. Diagnose kebidanan ditulis secara lengkap berdasarkan anamnesa, data subjektif,
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang dalam kasus Ny.Y.diagnosa kebidanan ditegakkan adalah Ny.Y usia 23 tahun P1A0 nifas hari
Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan dilakukan pencegahan, di samping mengamati klien bidan
diharapkan dapat bersiap-siap bila diagnosa masalah potensial ini benar-benar terjadi (Varney, 2010).
Diagnosa potensi Pada Ny.Y dengan postpartum blues adalah Depresi postpartum apabila tidak cepat ditanggulangi.
Depresi post partum didefinisikan sbg depresi non spikotik yang berupa gangguan mood pada pasca melahirkan yang berlangsung hingga
fase letting GO di kelurahan wonokromo Suarabaya Hasil penelitianya di dapatkan dari 45 % ibu post partum pada level ringan dan sedang
dgn mempergunakan koisinier EDPS ( Edinburgh Depresio post partum ) menjalani terapi dan efektif untuk menurunkan tingkat depresi
Pada kasus Ny.Y Tindakan segera adalah dengan melapor dengan dokter puskesmas dan kalaborasi dengan penanggung
jawab program Jiwa puskesmas Kumanis Karena kalau tidak cepat di tangani akan bisa berakibat fatal baik bagi ibu dan juga bagi bayi nya
karena Ibu sudah berniat untuk pergi meninggalkan bayi atau ingin bunuh diri dan Berniat untuk tidak menyusui bayinya lagi
Bidan dalam berkalaborasi jika terdapat adanya indikasi dalam situasi darurat dimana bidan harus segera bertindak dalam
rangka menyelamatkan jiwa pasienTindakan Kalaborasi merupakan tugas yang di lakukan oleh bidan sebagai anggota team yang
kegiatanya di lakukan secara bersama sama atau sebagai salah satu urutan dari proses kegiatan pelayanan kesehatan.
5.Perencanaan
Rencana tindakan merupakan proses manajemen kebidanan yang memberikan arah pada kegiatan asuhan kebidanan, tahap
ini meliputi proritas masalah dan menetukan tujuan yang akan tercapai dalam merencanakan tindakan sesuai prioritas
masalah(Salmah,2006).
Dalam kasus Ny.Y ini rencana asuhan disusun adalah
Lakukan pendekatan kepada ibu dan keluarga dengan baik yang bertujuan untuk berdiskusi untuk mencari penyebab
masalah yang dialami oleh ibu yang menyebabkan terjadinya gejala post partum blues.
Berikan pengetahuan serta pemahaman tentang manajemen laktasi terutama mengenai mamfaat asi dan kerugian susu
Menurut jurnal saidah,2018 tentang Hubungan antara tingkat kecemasan emosional ibu post partum dengan kejadian post
partum blues.Post partum blues dapat diatasi dengan banyak istirahat dan dukungan lingkungan terutama suami,keluarga juga teman dekat
si ibu yang memberikan dukungan penuh pada ibu sehingga ibu akan tenang dan tidak merasa terbebani sehingga ibu akan merasa nyaman
dan rileks.
Yang sejalan juga dengan penelitian Yunita sari tahun 2020 bahwa faktor terbesar yang mempengaruhi post partum blues
adalah faktor psikologis yang meliputi dukungan keluarga kususnya dari suami.
Sejalan juga penelitian oleh Ratih,2020 yang menyatakan selain memberikan dukungan sewaktu masa psot partum hal ini
Menurut jurnal Azizah,2016Azizah, Nur. 2016. Terapi Mendengarkan Al-Qur'an Terhadap Pencegahan Blues Postpartum pada Ibu Nifas Di
Rs Tk Dr. Soetarto Yogyakarta. Post partum blues dapat diatasi dengan pendekatan spiritual
Hasil penelitianya terdapat perbedaan antara kelompok ibu yang di berikan terapi alquran dengan kelompok yaang tidak di
berikan terapi mendengar alquran hasil yang di dapat oleh kelompok kontrol terdapat 1 orang ( 6,7%) tdk post partum blues dan 9 0rang
5. Implementasi
Langkah ini merupakan pelaksanaan asuhan secara menyeluruh seperti yang di uraikan pada langkah kelima secara efisien
Menurut Saifuddin (2008) penanganan yang di lakukan adalah : Dengan cara pendekatan komunikasi terapeutik adalah
menciptakan hubungan baik antara bidan dengan pasien untuk kesembuhannya dengan mendorong pasien mampu meredakan segala
ketegangan emosi, dukungan keluarga dan orang lain diperlukan jangan takut untuk berbicara dan mengekspresikan perasaan yang ibu
alami Pada kasus ini implementasi dilakukan sesuai dengan rencana yang telah dibuat.
Mengimformasikan kan pada ibu dan tentang hasil pemeriksaan yaitu :
Tanda tanda vital dalam batas normal :
TD : 110/70 mmHg
N : 80x/menit
R : 20x/menit
S : 37 °C
Melakukan pendekatan kepada ibu dan keluarga dgn baik untuk mengetahui masalah yang sedang di hadapi oleh ibu
Melakukan kunjungan rumah dengan ketua team pemegang program jiwa dari puskesmas Kumanis.
Memberikan pengetahuan serta pemahaman dengan ibu dan keluarga tentang manajemen laktasi terutama mamfaat asi dan
7. Evaluasi
Evaluasi merupakan tahap akhir dari proses manajemen kebidanan yang berguna untuk memeriksa apakah rencana
perawatan yang dilakukan benar-benar telah mencapai tujuan yaitu memenuhi kebutuhan ibu dan mengetahui sejauh mana efektifitas
pelaksanaan yang telah diberikan dalam mengatasi permasalahan yang timbul pada ibu nifas dengan postpartum blues (Varney,2008).
penyakit post partum blues kepada Ny.Y tapi bicara pada pihak keluarga nya.
Hasil dari kunjungan rumah dengan cara berdiskusi antara bidan, penanggung jawab program jiwa puskesmas serta para kerabat
1. Diketahuinya bahwa orang tua kandung ( Ibu ) dari Ny.Y baru saja meninggal dunia sekitar satu bulan yang lalu.
2.Suami Ny.Y bekerja di Pekan baru daerah Riau ( usaha Fotocopy disana)
3. Ny.Y baru sekitar 7 hari yang lalu habis operasi melahirkan di rumah sakit Ali Hanafiah Batu sangkar
4. Keluarga tidak ada yang menemani di rumah untuk membantu karena saudara satu satunya juga kerja merantau ke Pekan baru.
Bidan beserta penanggung jawab program Jiwa melakukan kunjungan rumah sebanyak 1 kali dalam 2 hari kerumah Ny.Y.
Harus ada salah seorang yang menemani ibu di rumah untuk membantu dan minimal ada keluarga dari ke dua orang tua suami / istri
untuk menemani dalam sehari minimal 1 jam disiang hari dan 1 jam di waktu akan malam hari.
Bagi Ny.Y sendiri dalam 1 kali dalam 3 hari pergi pergi konsultasi ke pustu atau ke puskesmas.
5. Ibu mengerti dan memahami tentang mamfaat asi dan kerugian pemberian susu formula terhadap bayi dan berjanji akan
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Pengkajian Awal pada kasus ibu nifas pada Ny.Y umur 23 tahun Pada tanggal 27 Oktober 2020 sekitar jam 10.00 wib Ibu
untuk pertama kalinya memeriksakan diri ke Pustu Tanjung bonei Aur dan di dapat kan data subjektif adalah Ibu mengatakan susah untuk
tidur di malam hari ,kurang nafsu makan dan Ibu berkeinginan mau pergi meninggalkan anak ( mau mati saja ) dan rencana tidak mau lagi
menyusukan bayinya karena bayinya sering rewel dan merasa asi nya kurang dan ingin di beri susu formula sedangkan data objektif di
dapatkan kesadaran ibu baik TTV TD:110/70 mmHg,Nadi :80x /menit,Respirasi :20 x /menit,Suhu :37 °C.
2. Interpretasi data / Daignosa kebidanan pada kasus ini adalah Ny.Y umur 32 tahun P1 A0 hari ke 7 dengan Post Partum
Blues
3. Diagnosa masalah potensial pada kasus pada Ny.Y.P1A0 Nifas hari ke-7 dengan postpartum blues akan terjadi depresi postpartum
apabila tidak segera di tangani namun tidak terjadi karena pasien cepat mendapatkan penanganan yang cepat dan tepat dari bidan yang di
5. Tindakan segera pada Ny.Y umur 23 tahun P1A0 Nifas hari ke-7dengan postpartum blues adalah dengan melapor kepada Pimpinan
puskesmas Kumanis serta kalaborasi dengan penanggung jawab program jiwa puskesmas untuk dengan cepat karena ada ditemukan tanda
5. Rencana tindakan pada Ny.S umur 23 tahun P1 A0 Nifas hari ke-7 dengan postpartum blues adalah sesuai dengan kebutuhan pasien
6. Pelaksanaan pada ibu nifas Ny.Y umur 23 tahun P1 A0 Nifas hari ke-7 dengan postpartum blues adalah dilaksanakan sesuai dengan
rencana tindakan.
7. Evaluasi Akhir pada ibu nifas Ny.Y umur 23 tahun Pada tanggal 06 -11-2020 dengan postpartum blues didapatkan hasil ,keadaan umum
baik tanda tanda vital dalam batas normal, ibu tidak lagi mengalami gangguan tidur dan makan serta sudah mau menyusukan
bayinya.setelah selama 10 hari perawatan dan penanganan asuhan kepada Ny.Y masalah post partum blues dapat teratasi dan diatandai
Ny.Y sudah bisa datang untuk mengikuti jadwal posyandu tanggal 20 November 2020 ke puskesmas pembantu dengan membawa bayinya
3.2 Saran
Disarankan untuk tenaga kesehatan kususnya bidan harus dapat mendeteksi dengan cepat tentang tanda bahaya kususnya
pada masa ibu Nifas sehingga tidak terjadi masalah potensial yang lebih serius dan sangat membahayakan bagi si ibu maupun bayi
si bayi.
Serta perlunya kerja sama antar program yang ada di puskesmas sehingga pencapaian hasil dari kegiatan bisa berjalan
Demikian makalah ini disusun diharapkan menjadi sumber informasi bagi mahasiswa maupun semua kalangan masyarakat.
Saya menyadari bahwa penyusunan makalah ini kurang sempurna karena disamping penagambilan data tidak secra langsung hanya
melalui data sekunder serta allo anmnesa terhadap bidan melalui telpon dan via watshap.sehingga masih terdapat banyak
kekurangan, sehingga kritik dan saran membangun dari pembaca sangat saya harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Azizah, Nur. 2016. Terapi Mendengarkan Al-Qur'an Terhadap Pencegahan Blues Postpartum pada Ibu Nifas Di Rs Dr. Soetarto
Yogyakarta.
Chasanah, Nur. 2016. Postpartum Blues pada Persalinan di Bawah Usia Dua Puluh Tahun. Jurnal Akademi Kebidanan Yogyakarta
Vol.14 No. 2.
Desfanita dkk. 2015. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Postpartum Blues. Jurnal Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas
Riau.
Donsu, Tine. Psikologi Keperawatan. Yogyakarta : Pustaka Baru Pres. 2017. Fitriana, Lisa dkk. 2015. Gambaran Kejadian
Postpartum Blues pada Ibu Nifas
Berdasarkan Karakteristik di Rumah Sakit Umum Tingkat IV Sariningsih Kota Bandung. Jurnal DIII Keperawatan Fakultas
Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Universitas Pendidikan Indonesia.
Firdayanti. Unmeet Need For Family Planning (Kebutuhan Keluarga Berencana yang Tidak terpenuhi). Makassar: Alauddin
University Press.2012
Hidayah, Noor dkk. 2016. Support Sistem, Pengalaman Persalinan dengan Resiko Post Partum Blues di Bpm Yayuk Kalbariyanto
Kudus Tahun 2016.Jurnal Dosen Stikes Muhammadiyah Kudus Vol. 8 No.2.
Majapahit. 2014.
Klein, Susan, dkk. Buku Bidan, Asuhan pada Kehamilan, dan Kesehatan Wanita.
Jakarta : EGC. 2015.
Mansur. Psikologi ibu dan anak untuk kebidanan. Jakarta : Selemba Medika. 2014. Marmi. Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas
“Puerperium Care”. Yogyakarta :
Nadyah. Asuhan Neonatal, Anak dan Maternal, Makassar: Alauddin University Press. 2013.
Nugroho, Taufan. dkk. Buku Ajar Asuhan Kebidanan 3 Nifas. Yogyakarta : Nuha Medika. 2014.
Nurafifah, Dian. Ayah Asi ( Breastfeeding Father) Terhadap Kejadian Postpartum Blues. Jurnal Program Studi DIII Kebidanan
STIKES Muhammadiyah Lamongan.
Oktarina, Mika. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru Lahir.
Pitriani, Risa dkk. Panduan Lengkap Asuhan Kebidanan Ibu Nifas III.Yogyakarta: Deepublish. 2014.
Pratama, Kristin. Asuhan Kebidanan Ibu Nifas pada Ny. A umur 22 tahun P1A0 dengan Postpartum Blues di RSUD Surakarta.
2015.
Pulungan, Fitriyani. Hubungan Pengetahuan Ibu Postpartum engan Sindrom Baby Blues Pada Hari 1-7 Postpartum di Klinik
Romauli Kec. Medan Marelan Tahun 2015. Jurnal Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Medan. 2017.
Rini, Susilo dkk. Panduan Asuhan Nifas dan Evidence Based Practise. Yogyakarta : Deepublish. 2016.
Rukiyah, Aiyeyeh dkk. Asuhan Kebidanan III. Jakarta : Trans Info Media. 2014.
Susanti, Wahyu dkk. 2017. Analisis Faktor - Faktor Penyebab Terjadinya Baby Blues Syndrom Pada Ibu Nifas. Jurnal Akademi
Kebidanan Citra Medika Surakarta Vol. 7 No. 2.
Varney, Helen dkk. Buku Saku Bidan. 2001. Varney’s pocket midwife, ed. Alfriana Hany. Jakarta : EGC, 2002.
Varney, Helen dkk. Varney’s midwifery. America : Jones and Barlet publisher. 2003. Walyani, Dewi dkk. Asuhan Kebidanan Masa
Nifas dan Menyusui. Yogyakarta
Yodatama, Charla dkk. 2015. Hubungan Bounding Attachment dengan Resiko Terjadinya Postpartum Blues pada Ibu Postpartum
dengan Sectio Caesaria di Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Srikandi IBI Kabupaten Jember. Jurnal Program Studi Ilmu
Keperawatan Universitas Jember Vol. 3 No.2.