FAKULTAS VOKASI
TAHUN 2022
Oleh:
NAMA : Teti Suryati
NPM : 19210200229
Mengetahui,
Dosen Pembimbing
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan segala rahmat
kemudahan, kemurahan, ketenangan dan ampunan-Nya yang telah diberikan, sehingga
penulis dapat menyelesaian Laporan Praktik Magang yang berjudul “Laporan Individu
Ny. L Umur 25 Tahun Post Partum Hari Ke 7 Dengan Bendungan Asi Di UPT
Puskesmas Cimanggu “. Dalam penyusunan laporan individu ini penulis mendapatkan
bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, baik institusi, tempat penelitian, keluarga
dan yang lainnya. Oleh karena itu, melalui kesempatan ini penulis mengucapkan terima
kasih kepada:
1. Drs. H. Jakub Chatib sebagai ketua yayasan Universitas Indonesia Maju Jakarta
2. Prof. Dr. Dr. dr H. M. Hafizurrachman, M PH sebagai Pembina Yayasan
universitas indonesia Indonesia Maju.
3. Dr. Astrid Novita, SKM.,M,KM selaku Rektor Universitas Indonesia Maju.
4. Susaldi, S.ST, M.Biomed selaku Wakil Rektor I Bidang Non Akademik Universitas
Indonesia Maju
5. Dr. Rindu, SKM, M. Kes selaku Wakil Rektor II Bidang Non Akademik
Universitas Indonesia Maju
6. Hidayani AM.Keb, SKM, M.KM selaku Dekan Fakultas Vokasi Universitas
Indonesia Maju.
7. Hedy Hardiana, S. Kep., M.Kes selaku Wakil Dekan Fakultas Vokasi Universitas
Indonesia Maju
8. Fanni Hanifa, S.ST, M.Keb selaku Kordinator Program Stud Pendidikan Profesi
Bidan Universitas Indonesia Maju.
9. Retno Sugesti, S.ST, M.Kes sebagai dosen pembimbing pada Stase 1 Universitas
Indonesia Maju.
10. Meinasari Kurnia Dewi, S.ST, M.Kes selaku penguji pada Stase 1 Universitas
Indonesia Maju
11. Bidan Komalasari, S.Tr.Keb selaku pembimbing CI dalam kelompok yang
senantiasa mendampingi penulis dan tim, serta berkenan untuk memberikan
pengarahan serta dukungan dalam membimbing penyusunan laporan ini.
jauh dari kata kesempurnaan. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari
pembaca demi perbaikan selanjutnya dan mudah-mudahan dapat bermanfaat bagi kita
semua
penulis
COVER.............................................................................................................i
LEMBAR PERSETUJUAN...........................................................................ii
KATA PENGANTAR....................................................................................iii
DAFTAR ISI....................................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang......................................................................................1
B. Tujuan...................................................................................................4
C. Manfaat ................................................................................................5
BAB II TINJAUAN TEORI
A. Masa Nifas............................................................................................7
B. Teori Laktasi.......................................................................................12
C. Bendungan ASI...................................................................................17
BAB III TINJAUAN KASUS
A. Data Subjektif .....................................................................................26
B. Objektif ...............................................................................................27
C. Analisa Data........................................................................................28
D. Penatalaksanaan..................................................................................28
E. Evaluasi...............................................................................................29
BAB IV PEMBAHASAN
Pembahasan ..............................................................................................31
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan.........................................................................................34
B. Saran....................................................................................................35
DAFTAR PUSTAKA
A. Latar Belakang
Pada masa nifas, ibu akan melewati fase menyusui yaitu salah satu cara yang
dalam memberikan makanan yang ideal bagi pertumbuhan dan perkembangan bayi
yang sehat. Akan tetapi, menyusui tidak selamanya dapat berjalan dengan normal,
penumpukan ASI, karena pengeluaran ASI yang tidak lancar atau pengisapan
yang kurang baik oleh bayi. Masalah pada masa nifas masih banyak terjadi pada
ibu postpartum, salah satu masalah yang sering terjadi adalah bendungan ASI,
bendungan ASI akan menggangu proses pemberian ASI kepada bayi (1).
mengalami bendungan ASI rata-rata sebanyak 8242 dari 12.765 ibu nifas,
pada tahun 2015 ibu yang mengalami bendungan ASI sebanyak 7198 dari
10.764 ibu nifas dan pada tahun 2016 terdapat ibu yang mengalami bendungan
2014 disimpulkan bahwa presentase cakupan kasus bendungan ASI pada ibu
Brunei Darussalam, Vietnam, Laos, Myanmar dan Kamboja tercatat 107.654 ibu
nifas, pada tahun 2015 terdapat ibu nifas yang mengalami bendungan ASI
sebanyak 95.698 ibu nifas, serta pada tahun 2016 ibu yang mengalami
(37, 12 %) (3).
tahun 2018 kejadian bendungan ASI di Indonesia terbanyak terjadi pada ibu-ibu
Sebanyak 79,74% wanita post parturn rnengalarni bendungan ASI pada tahun
2013, sebanyak 84,7% ibu nifas yang rnengalarni bendungan ASI di wilayah
Provinsi Banten di tahun 2020 rnengalarni kenaikan jurnlah ibu yang mengalami
bendungan ASI (5). Kejadian bendungan ASI pada bulan Oktober 2021 ada 147
atau 67,6 %, dan terdapat hubungan antara kejadian bendungan ASI dengan
Puskemas Cimanggu adalah puskesmas non rawat inap yang merupakan salah
satu dari 36 Puskesmas yang ada di Kabupaten Pandeglang. Jarak dari Ibukota
dari Kecamatan Cimanggu ke Ibukota Provinsi Banten adalah 100 km, tepatnya di
mempunyai wilayah kerja seluas 259,73 km2, yang meliputi 12 Desa, dengan 57
kesehatan yang diberikan bagi ibu dan bayi baru lahir dalam kurun Waktu 6 jam
sampai 42 hari setelah melahirkan. Tujuan pelayanan ini untuk menjaga kesehatan
ibu dan bayinya baik secara fisik maupun psikologis, mendeteksi dini masalah atau
nasional masa nifas paling sedikit empat kali kunjungan yang dilakukan. Dalam
asuhan pada ibu nifas dan menyusui yang bermutu tinggi pada proses laktasi atau
menyusui dan teknik menyusui yang benar serta penyimpangan yang lazim terjadi
Mengingat pentingnya pemberian ASI, maka perlu adanya perhatian dalam proses
laktasi agar terlaksana dengan benar. Sehubungan dengan hal tersebut telah
payudara meningkat, akibatnya payudara sering terasa penuh, tegang, dan nyeri,
walaupun tidak disertai dengan demam (7). Selain itu dampak pada bayi yaitu,
mendapatkan ASI secara eksklusif akibatnya kebutuhan nutrisi bayi akan kurang
kematian (9).
kebidanan. Pada pelaksanaan poli KIA ditemukan kasus ibu post partum yang
mengalami bengkak pada payudara sebelah kiri terasa nyeri dan mengalami demam.
Berdasarkan hal tersebut, penulis tertarik untuk mengangkat kasus kejadian pada
Ny “L” usia 25 tahun P1A0 post partum hari ke-7 dengan bendungan ASI di UPT
Puskesmas Cimanggu.
B. Tujuan
1. Tujuan umum
2. Tujuan khusus
d. Melakukan analisa data pada Ny “L" Umur 25 Tahun post partum dengan
C. Manfaat Penulisan
Sebagai bahan informasi bagi tenaga kesehatan dan bidan dalam menangani
melakukan deteksi dini terhadap ibu post partum dengan bendungan ASI serta
TINJAUAN TEORI
A. Masa Nifas
Masa nifas atau masa puerperium atau masa post partum adalah
mulai setelah partus selesai, dan berakhir setelah kira-kira 6 minggu. Akan
tetapi, seluruh otot genitalia baru pulih kembali seperti sebelum ada kehamilan
selesai sampai 6 minggu atau 42 hari. Selama masa nifas, organ reproduksi
Masa nifas adalah masa setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat-
b. Sebagai promoter hubungan yang erat antara ibu dan bayi secara fisik dan
psikologis.
Masa segera setelah plasenta lahir sampai dengan 24 jam. Masa segera
minggu. Peran bidan pada masa ini bidan memastikan involusi uteri
busuk, tidak demam, ibu cukup mendapatkan makanan dan cairan serta
Menurut Sari dan Rimandini (14) bidan memiliki peranan yang sangat
bayi.
nyaman.
a. Perubahan uterus
hamil. Uterus biasanya berada di organ pelvik pada hari ke-10 setelah
Tabel 2.1
b. Pengeluaran lokia
Lokia adalah cairan atau sekret yang berasal dari cavum uteri dan
c. Serviks
hari pertama sesudah proses tersebut, kedua organ ini tetap berada
hamil.
e. Perineum
(10).
f. Payudara/Laktasi
trimester ketiga.
tetapi ASI belum keluar karena pengaruh hormon estrogen yang masih
kedua atau ketiga pasca persalinan, sehingga terjadi sekresi ASI. Pada
agak berwama kuning dan sedikit lebih kental dari ASI yang disekresi
B. Teori Laktasi
1. Pengertian Laktasi
sampai proses bayi menghisap dan menelan ASI Laktasi merupakan bagian
pemberian ASI sampai anak umur 2 tahun secara baik dan benar serta anak
embrio berumur 18-19 minggu, dan baru selesai ketika mulai menstruasi,
berfungsi untuk produksi ASI selain hormon lain seperti insulin, tiroksin dan
sebagainya (13).
Apabila bayi sudah kenyang dan selesai menyusu, & payudara tidak
tetapi ASI biasanya belum keluar karena masih dihambat oleh kadar
estrogen yang tinggi. Pada hari kedua atau ketiga pasca persalinan,
prolaktin lebih dominan dan saat itu sekresi ASI semakin lancar.
Terdapat dua refleks pada ibu yang sangat penting dalam proses
laktasi, yaitu reflek prolaktin dan refleks aliran yang timbul akibat
air susu yang telah terbuat, keluar dari alveoli dan masuk ke sistem
mulut bayi.
Sumber : (18).
involusi, rahim semakin cepat dan baik. Tidak jarang, perut ibu terasa
semula (19).
2) Refleks menghisap
areola akan tertekan antara gusi, lidah dan palate, sehingga ASI
terperas keluar.
3) Refleks menelan
Bila mulut bayi terisi ASI, maka ASI yang keluar setelah diisap,
C. Bendungan ASI
Bendungan ASI adalah peningkatan aliran vena dan limfe pada payudara
kandungan yang baik yang tidak terdapat dalam susu formula. Komposisi ASI
selalu berubah sesuai dengan kebutuhan bayi prematur maupun bayi yang
cukup bulan sehingga bayi yang diberi ASI akan memiliki status gizi yang
lebih baik jika dibandingkan dengan yang diberi susu formula maupun
makanan tambahan lain. ASI memberikan gizi yang paling baik sesuai
bendungan ASI dan rasa nyeri di sertai kenaikan suhu badan (13).
menyusukan bayi segera setelah lahir. Jika payudara masih terasa berat,
maka keluarkan ASI dengan cara manual atau menggunakan pompa. Perlunya
2. Etiologi
sehingga sisa ASI terkumpul pada daerah duktus. Hal ini dapat terjadi pada
hari ke tiga setelah melahirkan. Selain itu, penggunaan bra yang ketat serta
keadaan puting susu yang tidak bersih dapat menyebabkan sumbatan pada
duktus (23).
produksi ASI banyak, jika diraba terasa keras dan terkadang menimbulkan
nyeri serta seringkali disertai peningkatan suhu badan ibu, tetapi tidak
tidak dikosongkan, maka masih terdapat sisa ASI didalam payudara. Sisa
b. Faktor hisapan bayi yang tidak aktif (pada rnasa laktasi, bila ibu
tidak menyusukan bayinya sesering mungkin atau jika bayi tidak aktif
c. Faktor posisi menyusui bayi yang tidak benar (teknik yang salah
dalam menyusu. Karena bayi tidak dapat menghisap puting dan areola,
kesulitan pada saat bayi menyusu karena bayi tidak dapat menghisap
3. Patofisiologi
oleh bayi karena kalang payudara lebih menonjol, puting lebih datar dan
sukar di hisap oleh bayi. Bila keadaan sudah demkian, kulit pada payudara
nampak lebih mengkilat, ibu merasa demam dan payudara ibu terasa
nyeri.Oleh karena itu sebelum disusukan pada bayi, ASI harus diperas
mengkilat walau tidak merah, dan ASI tidak keluar kemudian badan
payudara terasa berat, panas dan keras. Bila ASI dikeluarkan tidak ada
demam (23).
Menurut Maryunani, cara menyusui yang baik dan benar adalah sebagai
berikut:
membungkuk, kalau perlu sangga tubuh bayi dengan bantal. Ibu yang
baru saja menjalani persalinan dengan operasi sesar tak perlu khawatir
di siku lengan kiri ibu. Lengan kiri bayi bebas ke arah payudara.
puting dengan air atau waslap basah yang lembut setiap kali
menyusui.
b. Perawatan Payudara
suatu cara yang dilakukan untuk merawat payudara agar air susu
pokok bayi yang baru lahir sehingga harus dilakukan sedini mungkin.
dari infeksi.
a) Persiapan Alat
(5) Bengkok.
(7) Bra yang bersih dan terbuat dari katun untuk menyokong
payudara.
b) Persiapan ibu
dengan handuk.
minyak tadi.
(2) Pengenyalan yaitu puting susu dipegang dengan ibu jari, dan
diratakan.
lebih 30 kali.
secara bergantian.
Sumber: (24)
(24).
(4).
TINJAUAN KASUS
B. OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
1. Keadaan umum : Baik
2. Keadaan emosional : Stabil
3. Tanda – tanda vital :
Tekanan darah : 120/80 mmHg
Nadi : 80 x/i
Suhu tubuh : 38 oC
Pernapasan : 20 x/i
2. Pemeriksaan Fisik
a. Payudara
Dada : Bentuk tidak simetris pada mamae ada pembesaran payudara
pada bagian kiri, ada hyperpigmentasi areola,putting susu
menojol teraba keras,payudara kemerahan,dangan bendungan
ASI
C. ANALISIS DATA
NY. L Usia 25 tahun P1A0 Post partum hari ke 7 dengan Bendungan ASI
D. PENATALAKSANAAN :
1) Menganjurkan kepada ibu untuk tetap menerapkan protokol 3M yakni
Mencuci Tangan, Memakai Masker dan Menjaga Jarak Minimal 1
Meter
2) Petugas mencuci tangan dan menggunakan APD level 1 yaitu
memakai masker bedah, sarung tangan non steril, dan pelindung
wajah (face shield)
3) Melakukan persetujuan pemeriksaan (informed consent) Ibu bersedia
dilakukan pemeriksaan
4) Melakukan pemeriksaan payudara ibu dan memberitahukan hasil pemeriksaan
Kepada ibu bahwa keadaan umum ibu baik. Dan saat ini ibu mengalami
bendungan ASI.
Tekanan darah : 120/80 mmHg Nadi : 80 x/I Suhu tubuh : 38 oC Pernapasan : 20
x/I Tfu : Pertengahan pusat simfisis lochea : sanguilenta
5) Melakukan perawatan luka perineum post episiotomi dengan teknik aseptik pada
daerah genetalia dan sekitarnya dengan cara membersihkan terlebih dahulu
daerah luka kemudian menggunkan air hangat atau air bersih dan kassa steril
E. EVALUASI
1. Ibu dan bidan telah menerapkan protokol 3M yakni Mencuci Tangan, Memakai
Masker dan Menjaga Jarak Minimal 1 Meter
2. Bidan telah mencuci tangan dan menggunakan APD level 1 yaitu
memakai masker bedah, sarung tangan non steril, dan pelindung
wajah (face shield)
3. Bidan telah melakukan persetujuan pemeriksaan (informed consent) Ibu
bersedia dilakukan pemeriksaan
Teti Suryati
PEMBAHASAN
7. Bidan juga menganjurkan Ny. L untuk melakukan kunjungan ulang apa bila
masih ada keluhan
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah Penulis melakukan asuhan kebidanan pada Ny. L usia 25 tahun post
1. Mampu melakukan pengkajian data subjektif pada Ny. L usia 25 tahun post
2. Mampu melakukan data objektif pada Ny. L usia 25 tahun post partum
3. Mampu melakukan Interpretasi data pada Ny. L usia 25 tahun post partum
4. Mampu melakukan analisa data Ny. L usia 25 tahun post partum dengan
6. Mampu melakukan evaluasi pada Ny. L usia 25 tahun post partum dengan
1. Bagi Puskesmas
dan bidan melalui program Puskesmas yaitu sosialisasi ilmu terkini untuk
Diharapkan tenaga kesehatan mampu melakukan deteksi dini terhadap ibu post
1) Yanti Penti Dora. Hubungan Pengetahuan, Sikap Ibu Dengan Bendungan Asi Di
Puskesmas Sidomulyo Pekanbaru. Akademi Kebidanan Helvetia Pekanbaru.
http://ejournal.kopertis10.or.id/index.php/endurance/article/view/1675(diakses
tanggal 02 mei 2017). 2017
2) WHO (Word Health Organization). Word Health Statistics. 2015. (diakses tanggal
02 mei 2017)
4) Kemenkes RI. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar
dan Rujukan. Edisi pertama. 2019.
10) Astutik, R. Y. Asuhan Kebidanan Masa Nifas dan Menyusui. Jakarta: CV. Trans
Info Media. 2015.
11) Maritalia, Dewi. Asuhan Kebidanan Nifas dan Menyusui. Yogyakarta : Pustaka
Pelajar. 2014.
12) Saleha, S. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta : Salemba Medika. 2013.
13) Anik Maryunani. Inisiasi Menyusu Dini, Asi Eksklusif dan Manajemen Laktasi.
2015.
15) Heryani, Reni. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Ibu Nifas dan Menyusui. Jakarta :
Trans Info Media. 2014.
16) Mulyani S.N, dan Rinawati M. Keluarga Berencana dan Alat Kontrasepsi.
Yogyakarta: Nuha Medika. 2013.
17) Mochtar Rustam. obstentri Fisiologi dan Obstentri Patofisiologi. Edisi 3 Jilid I.
Jakarta: EGC. 2015.
18) Yanti, Sundawati. Asuhan Kebidanan Masa Nifas. Bandung: PT Refika Aditama.
2014.
19) Roito H, dkk. Asuhan Kebidanan Ibu Nifas & Deteksi Dini Komplikasi. Jakarta.
2013.
20) Walyani, dkk. Asuhan Kebidanan Persalinan Dan Bayi Baru Lahir. Yogyakarta:
PUSTAKA BARU PRESS. 2016.
21) Rukiyah. Asuhan Kebidanan Kehamilan. Jakarta: Trans Info Media. 2014.
23) Marmi.,dan Rahardjo, K. Asuhan Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Prasekolah.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2015.
24) Wahyuni, E.S dan Purwoastuti, T. E. Asuhan Kebidanan Masa Nifas dan
Menyusui. Yogyakarta: Pustakabarupess. 2015